Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM 1
REGULASI SUHU TUBUH DAN KADAR CO2 DAN O2 DALAM DARAH

DISUSUN OLEH :
Nama : Dinda Alfi Febrillian
NIM : 22312241022
Jurusan/Kelas : Pendidikan IPA/C
Kelompok :1
Tanggal Praktikum : 9 November 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
A. JUDUL ................................................................................................................................. 3
B. TUJUAN .............................................................................................................................. 3
C. DASAR TEORI ................................................................................................................... 3
D. METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................................................ 11
1. Waktu dan Tempat Praktikum ..................................................................................... 11
2. Alat dan Bahan ............................................................................................................. 11
3. Langkah Kerja .............................................................................................................. 12
E. DATA HASIL .................................................................................................................... 13
F. ANALISIS DATA ............................................................................................................. 32
G. PEMBAHASAN ................................................................................................................ 47
H. KESIMPULAN .................................................................................................................. 50
I. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 51
J. LAMPIRAN ....................................................................................................................... 53
A. Judul
Regulasi Suhu Tubuh dan Kadar CO2 dan O2 dalam Darah

B. Tujuan
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia.
2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia.

C. Dasar Teori
1. Penjelasan Homeostasis
Homeostasis merupakan proses yang terjadi secara terus menerus untuk
menjaga stabilitas dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Homeostasis adalah
mekanisme tubuh untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi
yang dihadapinya. Proses homeostatis ini terjadi secara alami saat tubuh sedang stres
(Musrifatul dan Aziz). Menurut Subahar (2009 : 57) Homeostasis diperlukan agar sel
dan jaringan dalam tubuh berhasil mengatasi stresor yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan eksternal. Ada beberapa mekanisme homeostatis yang penting, antara lain
termoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit, dan regulasi glukosa.

2. Mekanisme Homeostasis
a. Suhu Dingin
Untuk orang yang tidak berpakaian, suhu ruangan yang ideal adalah 28-
30 °C. Dalam kondisi ini, suhu kulit sekitar 33°C dan suhu inti sekitar 37°C,
dan gradien antara suhu inti dan kulit cukup untuk menghilangkan kelebihan
panas metabolik dari jaringan aktif. Saat suhu kamar menurun, gradien antara
suhu kulit dan suhu kamar meningkat, meningkatkan kehilangan panas
konvektif dan radiasi dan menurunkan suhu kulit. Oleh karena itu, darah vena
yang kembali dari permukaan menjadi lebih dingin dan sebagian panas dari
darah arteri dipindahkan ke darah vena. Dengan menciptakan sistem aliran balik
antara arteri yang lebih dalam dan vena yang lebih dangkal, ini mencegah tubuh
inti dari pendinginan. Selain itu, ada vasokonstriksi, terutama di daerah ujung,
yang mengurangi ekstraksi panas tubuh ke lingkungan. Vasokonstriksi perifer
meningkatkan kapasitas isolasi kulit dan jaringan subkutan hingga 6 kali lipat.
Vasokonstriksi ini terjadi terutama pada ujung jari tangan dan kaki (Kukus
2009:113).

b. Suhu Panas
Orang yang beristirahat tanpa mengenakan baju, terpapar panas (suhu
ruangan di atas 28 °C) atau selama kerja otot, cenderung meningkatkan suhu
tubuh pembuluh darah kulit membesar, darah kembali melalui pembuluh darah
superfisial dan konduktivitas jaringan meningkatkan sirkulasi zona nyaman.
Kulit volume kurang lebih 5% volume jantung per menit. Dalam mode intensif,
panas dapat meningkat hingga 20 persen atau lebih dan menaikkan suhu kulit.
Jika suhu sekitar lebih rendah dari suhu kulit, kehilangan panas akibat konveksi
dan radiasi meningkat. Jika panas cukup tinggi, kelenjar keringat menjadi aktif
dan keringat yang keluar menguap, sehingga suhu kulit menurun (Kukus,
2009:141)
Panas tubuh diperoleh dari lingkungan dan dihasilkan dari
metabolisme. panas harus dikeluarkan untuk mempertahankan suhu inti tubuh
sekitar 37°C, sehingga proses ini disebut termoregulasi. Refleks terintegrasi dan
respons termoregulasi semi-refleks otak meliputi perubahan otonom, endokrin,
dan perilaku, peningkatan suhu darah di bawah 10 °C, dan aktivasi
termoreseptor di hipotalamus dan pensinyalan perifer dari pusat termoregulasi
hipotalamus. Hipotalamus sendiri sering dianggap sebagai penyeimbang dan
pengatur suhu tubuh dan juga memicu respon gemetar dan vasokonstriksi dan
pelebaran (Kukus 2009:114)
Ahlman dan Karvonen (1961) melaporkan bahwa kerja fisik dapat
kembali merangsang. keringat dan keringat berhenti Selama stimulasi termal
berulang dari sauna, keringat ini bergabung dengan kulit lembab.
Mengeringkan dengan handuk atau meningkatkan pergerakan udara sekitar
meningkatkan keringat. Keringat yang menguap meninggalkan zat terlarut pada
kulit dan meningkatkan tekanan osmotik kulit. Situasi ini tampaknya
meningkatkan keringat, tetapi ingat bahwa keringat mengandung garam yang
berbeda dan keringat yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya garam
dalam jumlah besar (Kukus, 2009:115).

3. Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Homeostasis


Faktor Internal yang mempengaruhi homeostasis, sumber internal atau intrinsik
yang berarti “dalam” merupakan kontrol internal atau bawaan dari suatu organ.
Misalnya, otot yang bekerja cepat membutuhkan 02 dan menghasilkan CO2 dan energi
untuk mendukung aktivitas kontraktil. Aktivitas otot cenderung menurunkan
konsentrasi 02 dan meningkatkan konsentrasi CO2 di otot. Kondisi ini secara langsung
mempengaruhi otot polos pembuluh darah yang mensuplai otot dengan oksigen.
Faktor eksternal yang mempengaruhi homeostasis, sarana eksentrik atau
eksternal "di luar" adalah mekanisme pengaturan di luar organ, yang mengatur fungsi
organ itu. Kontrol eksternal dari berbagai organ dan sistem dilakukan dengan benar
oleh sistem saraf dan endokrin, yang merupakan dua sistem kontrol tubuh yang paling
penting. Kontrol eksternal secara kondisional memungkinkan beberapa organ untuk
diatur menuju tujuan utama, tidak seperti kontrol internal, yang melayani satu organ itu
sendiri jika terjadi gangguan, mekanisme pengaturan terkoordinasi diperlukan untuk
mempertahankan keadaan dinamis yang berkesinambungan di lingkungan internal
secara keseluruhan (Basoeki, 1999).
Faktor eksternal yang harus dijaga secara homeostatis :
1) Kondisi molekul makanan
2) Konsentrasi CO2 dan O2
3) PH
4) Konsentrasi garam dan elektrolit lain
5) Suhu
(Sowolo, 2003)

4. Mekanisme Respon Tubuh dan Bagannya


a. Umpan balik negatif. Ini merupakan proses yang terjadi saat sistem tubuh melambat
atau harus menghentikan proses sama sekali. terjadi. Misalnya, ketika tekanan darah
naik, reseptor di arteri karotis merasakan ini dan mengirim sinyal ke otak. Otak
kemudian mengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat detak jantungnya,
memompa lebih sedikit darah, dan menurunkan tekanan darah.

b. Umpan balik positif, yang merupakan respons untuk menginduksi atau meningkatkan
proses fisiologis dan atau tindakan sistem. Respons ini biasanya merupakan proses
siklis yang selanjutnya dapat memperkuat tindakan atau proses hingga respons umpan
balik negatif mengambil alih.Regulasi adalah bagaimana semua organ dan sistem tubuh
bekerja sama secara efisien. Sistem ini dibagi menjadi tiga bagian: sistem saraf,
hormon, dan organ sensorik. Pengaturan sistem saraf diatur oleh saraf dan pengaturan
sistem endokrin diatur oleh darah (Safitri, 2004).
5. Regulasi Pernafasan dan Faktor Yang Memperngaruhi
Respirasi merupakan suatu proses mengambil oksigen dan melepaskan
karbohidrat untuk digunakan tubuh sebagai energi. Pernapasan, seperti halnya detak
jantung, harus terjadi secara bersiklus dan berpola berkesinambungan agar proses
kehidupan dapat berlangsung terus (Sugeng, 2011:30). Dalam fisiologi, respirasi
memiliki arti yang lebih luas. Respirasi internal atau seluler mengacu pada metabolisme
intraseluler yang terjadi di mitokondria, sedangkan respirasi eksternal adalah udara,
ketika napas masuk ke paru-paru melalui lubang hidung, dari sana saluran pernapasan
masuk ke alveolus, pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi di alveolus.
Jumlah udara yang masuk ke paru-paru setiap kali bernafas disebut sebagai laju
pernapasan atau frekuensi pernafasan. Secara umum, laju pernapasan seseorang adalah
15-18 kali per menit (Femandez 2017:11).. Laju pernapasan pada orang dewasa normal
dan sehat adalah 15-20 per menit, pada laki-laki laju pernapasan ini lebih rendah dari
pada perempuan, sehingga perempuan bernapas lebih cepat daripada laki-laki.
Semakin tua seseorang, frekuensi pernafasan semakin lambat dan berkurang.. Semakin
tinggi tubuh, semakin tinggi frekuensi pernapasan. Orang yang berbaring memiliki
frekuensi pernafasan yang lebih rendah daripada orang yang duduk atau berdiri. Selain
itu, orang yang tidak bekerja (saat istirahat) memiliki laju pernapasan yang lebih rendah
daripada orang yang bekerja Kekurangan O2, yang menyebabkan laju pernanafasan
meningkat, sedangkan ketika konsentrasi karbondioksida meningkat, laju pernapasan
juga meningkat (Prasetyo, 2003: 6). -7)
Pernafasan diatur oleh sistem saraf pusat di inti (articular core), yang terdiri
dari pusat inspirasi dan ekspirasi. Kedua pusat ini bekerja secara bergantian sedemikian
rupa sehingga pernapasan adalah ritme. Saraf pusat juga dapat memengaruhi kedalaman
pernapasan. meskipun terbatas. Misalnya, ketika pikiran menahan atau berhenti
bernapas untuk batas waktu tertentu, frekuensi impuls paru-paru adalah jantung
(Prasetyo 2003: 6-7).
Menurut Iraningtyas dalam Aggraeni, PD. (2017 : 26-27) ada faktor yang
mempengaruhi pernapasan manusia.
a. Jenis Kelamin
Wanita memiliki tingkat pernapasan yang lebih tinggi daripada pria, hal ini
disebabkan paru-paru pria dewasa yang sehat rata-rata menampung sekitar 5,7 liter
udara, sedangkan wanita hanya menampung sekitar 7 liter.

b. Usia
Bayi dan anak kecil memiliki tingkat pernapasan yang lebih
tinggi daripada orang dewasa. Ini karena volume paru-paru yang relatif
kecil dan fakta bahwa sel-sel tubuh sedang berkembang, sehingga
mereka membutuhkan banyak oksigen. Orang yang lebih tua juga
memiliki tingkat pernapasan yang lebih tinggi karena kontraksi otot
dada dan diafragma tidak sebaik ketika mereka masih muda. sehingga
udara yang bernafas lebih sedikit

c. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin tinggi frekuensi
penghancuran. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh.

d. Posisi dan aktivitas fisik


Laju pernapasan saat berdiri lebih besar atau lebih tinggi
daripada saat duduk. Posisi tubuh berdiri menyebabkan otot kaki
berkontraksi untuk menjaga tubuh tetap tegak. membutuhkan oksigen,
yang mempengaruhi peningkatan laju pernapasan.

e. Emosi, rasa sakit, ketakutan


Menciptakan impuls yang merangsang pusat pernapasan, sehingga
penghirupan udara meningkat

f. Lokasi Ketinggian
Pada dataran tinggi, konsentrasi oksigen rendah, sehingga jumlah
oksigen yang dapat Anda hirup lebih sedikit.

6. Regulasi suhu Tubuh dan Faktor yang Mempengaruhi


Suhu yang relevan adalah panas atau dinginnya zat. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara panas yang dihasilkan selama proses tubuh dan panas yang hilang
ke lingkungan eksternal. Bahkan di bawah kondisi tubuh yang ekstrem selama aktivitas
fisik, mekanisme termoregulasi manusia mempertahankan suhu inti atau jaringan
dalam yang relatif konstan. Suhu permukaan bervariasi tergantung pada aliran darah
dari kulit dan kehilangan panas ke lingkungan eksternal. Karena variasi suhu
permukaan, suhu yang dapat diterima adalah antara 36 °C dan 38 °C. Jaringan dan sel
tubuh berfungsi paling baik dalam kisaran suhu yang relatif sempit (Perry, 2005).
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi sepanjang waktu. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia yang konstan, perlu untuk mengatur suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur
oleh mekanisme umpan balik yang diulang oleh pusat kendali suhu hipotalamus.
Ketika pusat suhu hipotalamus mendeteksi bahwa suhu tubuh terlalu panas, tubuh
menerapkan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi ketika suhu
inti tubuh telah melampaui batas toleransi untuk mempertahankan suhu tubuh yang
dikenal dengan set point (Harold, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
menurut (Arif, 2009):
1) Metabolisme basal
Metabolisme basal setiap individu berbeda. Ini mempengaruhi
jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh secara berbeda. Seperti yang
telah disebutkan pada uraian sebelumnya, hal ini berkaitan erat dengan
metabolisme.

2) Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat meningkatkan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh pun
meningkat.

3) Hormon seks
Hormon seks pria dapat meningkatkan metabolisme basal
sekitar 10-15% dari normal, yang meningkatkan produksi panas. Pada
wanita, perubahan suhu lebih bervariasi daripada pria, karena
progesteron yang dilepaskan selama ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3-0,6 °C di atas suhu basal.
4) Demam (Inflamasi)
Proses inflamasi dan demam dapat meningkatkan metabolisme sebesar
120% untuk setiap kenaikan suhu 10°C.

5) Status gizi
Kekurangan gizi yang berkepanjangan dapat memperlambat
metabolisme hingga 20-30%. Ini terjadi karena sel tidak memiliki
nutrisi yang dibutuhkan untuk melakukan metabolisme. Akibatnya,
penderita gizi buruk mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, orang dengan lapisan lemak yang tebal
umumnya kurang rentan terhadap hipotermia karena lemak adalah
insulator yang cukup baik dalam arti lemak mentransfer panas lebih dari
sepertiga kecepatan jaringan lain.

6) Aktivitas
Selain meningkatkan laju metabolisme, aktivitas menyebabkan
gesekan antar otot/organ, yang menghasilkan energi panas. Latihan
(aktivitas) dapat menaikkan suhu tubuh hingga 38,3°C - 40,0°C.

7. Denyut Nadi dan yang Mempengaruhi


Denyut nadi merupakan suatu gelombang teraba di arteri saat darah dipompa
dari jantung. Denyut nadi ini mudah dirasakan di setiap persimpangan arteri. Pada
sistol, darah yang didorong ke aorta tidak bergerak maju hanya di vena. tetapi juga
menciptakan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri. Gelombang tekanan
meluas di sepanjang dinding arteri sepanjang jalurnya, dan regangan dirasakan sebagai
denyut nadi. Denyut nadi yang terdeteksi bukanlah darah yang dipompa jantung ke
dalam aorta, melainkan gelombang tekanan yang keluar dari aorta, yang bergerak lebih
cepat dari darah itu sendiri (Kasenda, 201:1).
Pada jantung manusia normal, setiap denyut dimulai pada nodus SA (irama
sinus normal). Semakin tinggi metabolisme dalam tubuh, semakin besar sirkulasinya.
Hal ini menyebabkan jantung melakukan kompensasi dengan meningkatkan detak
jantungnya dan meningkatkan jumlah darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh
tubuh (Herru dan Priatna, 2015). Namun menurut Hermawani, Subiyono dan Rahayu
(2012) kerja jantung dapat dilihat dari detak jantung, yaitu perkembangan detak
jantung, detak jantung dihitung dengan jumlah pengulangan setiap menit (dalam
waktu/menit) atau denyut jantung maksimum dikurangi usia.
Detak jantung anak-anak lebih tinggi daripada orang dewasa, dan detak jantung
istirahat, detak jantung latihan atau kerja, dan detak jantung maksimal. Selain itu, ada
adaptasi yang lebih baik terhadap pengaturan aliran darah perifer selama berolahraga.
Perbedaan ini meningkatkan konsentrasi O2 dalam darah arteri dan vena. Hal ini
menunjukkan bahwa pelepasan O2 pada jaringan tubuh lebih efektif pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa (Sandi, 2016:3).
Detak jantung dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain jenis kelamin, usia,
posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Anak laki-laki memiliki detak jantung istirahat yang
lebih rendah daripada anak perempuan seusia mereka. Rata-rata detak jantung istirahat
anak laki-laki usia 2-7 tahun adalah 97 kali per menit, sedangkan anak perempuan
adalah 98 kali per menit (Sandi, 2016: 2).
Pengaruh usia terhadap denyut jantung istirahat dapat dilihat pada denyut
jantung istirahat bayi baru lahir yaitu sekitar 10 denyut per menit, pada tahun pertama
menjadi 120 denyut per menit. setelah tahun kedua denyut nadi 110 kali per menit, pada
usia lima tahun denyut nadi 96-100 kali per menit, pada usia 10 tahun denyut nadi 80-
90 kali per menit, sedangkan pada orang dewasa denyut nadi pada . beristirahat 60-80
denyut per menit (Pearce. EC., 2012).
8. Tingkatan Aktivitas (Aktivitas Fisik Sedentary, Aktivitas Fisik Rendah/Ringan,
Aktivitas Fisik Sedang, Aktivitas Fisik Berat)
“Physical activity is any bodily movement caused by skeletal muscle movement
that results in the release of energy. Physical activity is broadly defined as daily
exercise, work, leisure activities and active movement “. Aktivitas fisik merupakan
setiap gerakan tubuh yang disebabkan oleh gerakan otot rangka yang menghasilkan
pelepasan energi. Aktivitas fisik secara luas didefinisikan sebagai olahraga sehari-hari,
pekerjaan, aktivitas santai dan gerakan aktif (Garber et al., 2011)
Menurut Norton et al. (2010) kategori aktivitas fisik adalah:
1) Aktivitas Fisik Sedentary
Kata sedentary berasal dari bahasa latin “sedere” yang berarti “duduk”. Aktivitas
menetap adalah aktivitas yang tidak bergerak sama sekali (diam) atau tetap diam dalam
waktu yang lama, aktivitas ini seringkali hanya melibatkan duduk, membaca, bermain
dan beberapa aktivitas berbaring atau tidur yang bergerak, termasuk duduk dan bekerja
di kantor. Istilah aktivitas menetap digunakan di beberapa jurnal untuk merujuk pada
kategori aktivitas fisik dengan intensitas sangat rendah.
2) Aktivitas fisik rendah/ringan
Aktivitas fisik ringan atau rendah sebanding dengan aktivitas aerobik yang tidak
menyebabkan perubahan signifikan pada laju pernapasan. Kegiatan tersebut misalnya
berdiri, berjalan pelan atau diam, mengerjakan pekerjaan rumah, bermain sebentar.
Durasi latihan kurang dari 60 menit
3) Aktivitas fisik sedang
Aktivitas ini melibatkan aktivitas aerobik tetapi masih berbicara atau sesak napas.
Kegiatan ini termasuk berjalan 3,5 hingga 4,0 mil per jam, berenang, bermain golf,
berkebun, bersepeda dengan kecepatan sedang. Durasi kegiatan ini adalah 30-60 menit
1-2 kali 7 hari/minggu
4) Aktivitas fisik berat
Aktivitas yang sering atau rutin berlangsung sekitar 75 menit 5 sampai 6 kali
seminggu, termasuk aktivitas aerobik dan aktivitas lain seperti jalan cepat, naik turun
tangga, memanjat, aktivitas olahraga berat seperti joging, sepak bola, bola voli, dan
bola basket, kompetisi tenis.

D. Metode Praktikum
1. Lokasi dan Waktu Praktikum
Lokasi : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022
Waktu : 11.10 – 12.50 WIB
2. Alat dan Bahan
Alat :
a. Termometer badan
b. Stopwatch
c. Counter
d. Alat dokumentasi
Bahan :
1. Objek berupa 8 orang naracoba (4 orang putra dan 4 orang putri/ kelompok)
3. Langkah Kerja
E. Data Hasil

Tabel 1. Keadaan naracoba kelompok 1 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Detail Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi Pernafasan Keringat Tubuh denyut Pernafasa Keringat
/ menit / menit (°C) nadi / n / menit
menit

1. Nama : Alifia Zahra


Herdiana
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 85 15 - 36,6 101 25 +
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 154 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Alfita
Marhaeningtyas
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,5 88 18 - 36,6 97 29 +
Perempuan
BB : 50 kg
TB : 161 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Muhammad
Nur Mustajib
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 36,8 87 32 - 37 105 32 -
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,4 91 17 -
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

6. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

7. Nama : Yoga Ari


Pratama
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki- 35,9 92 26 - 36,3 108 28 ++
laki
BB : 109 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Rizko
Marcellino Zenda
Setyadi
Umur : 19 tahun 35 72 15 - 36 200 40 ++
Jenis Kelamin : laki-
laki
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 36,15 83,88 19,13 - 36,4 112,75 26,63 -

Tabel 2. Keadaan naracoba kelompok 4 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Afia
Safangatun I
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35,2 110 25 + 35,7 115 31 ++
Perempuan
BB : 62 kg
TB : 164 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

2. Nama : Tasya Dwi F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 36,4 105 20 - 36,4 108 28 +
BB : 40,7 kg
TB : 148 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki
BB : 62,5 kg 35,5 98 16 + 36 100 17 +
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Luthfiya
Laili
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,6 42 11 - 36,9 84 38 -
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 157 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

6. Nama :Iftitah Alya


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 35,3 52 14 - 36,6 96 35 +
BB : 50,5 kg
TB : 141 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Naufal
Wildan
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki- 34,8 75 36 - 34,4 80 35 ++
laki
BB : 102 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Iqbal Baihaqi


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki-
laki 36,5 77 22 - 36,9 84 32 -
BB : 57 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35,72 81,13 19,5 - 36,14 97,75 29,5 +

Tabel 3. Keadaan naracoba kelompok 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit
1. Nama : Balya Abil F.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki
laki 35,5 98 16 + 36 100 17 +
BB : 62,5 kg
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Hamzah
Abdurrahman
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki 34,3 60 22 + 34,6 91 29 ++
laki
BB : 66,5 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

3. Nama : Rizko
Marcellino Z.
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 35 72 15 - 36 200 40 ++
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
4. Nama : Mogas
Syahfitra
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Nabila Nurul


Hidayah
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 34 69 17 - 36 170 34 +
Perempuan
BB : 53 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

6. Nama : Vina Ismitra


Suci R.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35 90 14 - 35,6 135 30 -
Perempuan
BB : 51 kg
TB : 167 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
7. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,4 191 17 -
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35 74 18 - 35,7 138 27 +

Tabel 4. Keadaan naracoba kelompok 1 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik turun Tangga)
Informasinya
Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Alifia Zahra


Herdiana
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,6 85 15 - 36,7 125 34 ++
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 154 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Alfita
Marhaeningtyas
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,5 88 18 - 36,7 102 52 ++
Perempuan
BB : 50 kg
TB : 161 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Muhammad
Nur Mustajib
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki- 36,7 87 32 - 37 136 39 +
laki
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,4 160 32 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

6. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

7. Nama : Yoga Ari


Pratama
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki- 35,9 92 26 - 37,4 149 41 ++
laki
BB : 109 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Rizko
Marcellino Zenda
Setyadi
Umur : 19 tahun 34 69 17 - 37 224 72 ++
Jenis Kelamin : laki-
laki
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 36,05 83,5 19,38 - 36,76 138,13 40,88 -

Tabel 5. Keadaan naracoba kelompok 4 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)
No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (naik turun tangga) Sesudah Aktivitas Berat (naik turun tangga)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Afia
Safangatun I
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35,2 110 25 + 35,5 129 26 ++
Perempuan
BB : 62 kg
TB : 164 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

2. Nama : Tasya Dwi F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 36,4 105 20 - 36,8 127 30 ++
BB : 40,7 kg
TB : 148 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +
3. Nama : Balya Abil F.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki
BB : 62,5 kg 35,5 98 16 + 36,2 115 21 ++
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,4 160 32 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Luthfiya
Laili
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,6 42 11 - 35,9 52 24 -
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 157 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -
6. Nama :Iftitah Alya
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 35,3 52 14 - 36,7 62 23 +
BB : 50,5 kg
TB : 141 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Naufal
Wildan
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki- 34,8 75 36 - 35,4 87 48 ++
laki
BB : 102 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Iqbal Baihaqi


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki-
laki 36,5 77 22 - 36,8 84 31 -
BB : 57 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35,72 81,13 19,5 - 36,21 102 29,38 ++


Tabel 6. Keadaan naracoba kelompok 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (naik turun tangga) Sesudah Aktivitas Berat (naik turun tangga)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki
laki 35,5 98 16 + 35,7 115 31 ++
BB : 62,5 kg
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Hamzah
Abdurrahman
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki 34,3 60 22 + 36,1 120 38 ++
laki
BB : 66,5 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
3. Nama : Rizko
Marcellino Z.
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 35 72 15 - 37 224 72 ++
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

4. Nama : Mogas
Syahfitra
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 34,6 58 26 - 35,2 152 38 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Nabila Nurul


Hidayah
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 34 69 17 - 36,2 200 36 ++
Perempuan
BB : 53 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
6. Nama : Vina Ismitra
Suci R.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35 90 14 - 36 197 60 +
Perempuan
BB : 51 kg
TB : 167 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,5 92 25 +
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
Rata-rata 35 74 18 - 36 152 42 +

Keterangan :
● Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
● Frekuensi olahraga/minggu
- = Tidak pernah
+ = Jarang
++ = Sering
● BB = Berat Badan
● TB = Tinggi Badan
F. Analisis Data
1. Pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh sebelum dan sesudah melakukan aktivitas

Gambar 1. Grafik pengaruh aktivitas Terhadap Rerata Suhu kelompok 1,4,5 Sebelum dan Sesudah Melakukan
Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi

Gambar 2. Grafik Pengaruh Aktivitas Terhadap Rerata Denyut Nadi Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernapasan

Gambar 3. Grafik Pengaruh Aktivitas Terhadap Rerata Frekuensi Pernafasan Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Pengaruh aktivitas terhadap jumlah keringat

Gambar 4. Grafik Pengaruh Aktivitas Terhadap Jumlah Keringat Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
5. Pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi pernapasan

Gambar 5. Grafik Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Rerata Frekuensi Pernapasan Naracoba Laki Laki dan Perempuan Kelompok 1, 4, 5
Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
6. Pengaruh frekuensi olahraga terhadap frekuensi pernapasan

Gambar 6. Grafik Pengaruh Frekuensi Olahraga Terhadap Rerata Frekuensi Pernapasan Naracoba Laki Laki dan Perempuan Kelompok 1, 4, 5
Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
7. Pengaruh umur terhadap denyut nadi

Gambar 7. Grafik Pengaruh Umur Terhadap Rerata Denyut Nadi Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
8. Pengaruh berat badan terhadap frekuensi pernapasan

Pengaruh Berat Badan Terhadap Rerata Frekuensi


Pernapasan Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dna Sesudah
Melakukan Aktivitas
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Sebelum Ringan Berat

Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 5

Gambar 8. Grafik Pengaruh Berat Badan Terhadap Rerata Frekuensi Pernapasan Kelompok 1, 4, 5 Sebelum dan Sesudah Melakukan Aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
9. Pengaruh besarnya suhu terhadap besarnya frekuensi pernapasan sebelum dan setelah melakukan aktivitas

Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frek


Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas
Kelompok 1
45
40
35 40,88
Rerata suhu 30
25
20 26,63
15 19,13
10
5
0
36,15 36,4 36,76
Sebelum Ringan Berat

Gambar 9. Grafik Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frek Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas Kelompok 1
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frek
Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas
Kelompok 4
45
40
35

Rerata suhu
30
25 29,5 29,38
20 26,63
15
10
5
0
35,72 36,14 36,21
Sebelum Ringan Berat

Gambar 10. Grafik Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frekuensi Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas Kelompok 4
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frek
Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas
Kelompok 5
45
40
42
35

Rerata suhu
30
25
27
20
15
18
10
5
0
35 25,7 36
Sebelum Ringan Berat

Gambar 11. Grafik Pengaruh Rerata Suhu Terhadap Rerata Frekuensi Pernapasan Sebelum dan Sesudah Aktivitas Kelompok 5
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
10. Pengaruh jenis aktivitas terhadap terhadap rerata perubahan suhu

Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap


Rerata Perubahan Suhu Kelompok 1
36,9
36,8
36,7
36,6 36,76
36,5
36,4

Suhu
36,3 36,4
36,2
36,1
36 36,15
35,9
35,8
Sebelum Aktivitas Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

Suhu

Gambar 12. Grafik Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap Rerata Perubahan Suhu Kelompok 1
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap
Rerata Perubahan Suhu Kelompok
4
36,4

36,2
36,21
36 36,14

Suhu
35,8

35,6 35,72
35,4
Sebelum Aktivitas Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

Suhu

Gambar 13. Grafik Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap Rerata Perubahan Suhu Kelompok 4
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap
Rerata Perubahan Suhu Kelompok
5
36,5

36
36

Suhu
35,5 35,7

35
35
34,5
Sebelum Aktivitas Aktivitas Ringan Aktivitas Berat

Suhu

Gambar 14. Grafik Pengaruh Jenis Aktivitas Terhadap Rerata Perubahan Suhu Kelompok 4
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
G. Pembahasan
Pada Praktikum Regulasi Suhu Tubuh dan Kadar CO2 dan O2 dalam Darah didapatkan 14 grafik yang meliputi pengaruh aktivitas terhadap
suhu tubuh, pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi, pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernapasan, pengaruh aktivitas terhadap jumlah
keringat, pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi pernapasan, pengaruh frekuensi olahraga terhadap frekuensi pernapasan, pengaruh
umur terhadap denyut nadi, pengaruh berat badan terhadap frekuensi pernapasan, pengaruh besarnya suhu terhadap besarnya frekuensi
pernapasan sebelum dan setelah melakukan aktivitas, pengaruh jenis aktivitas terhadap terhadap rerata perubahan suhu.
Berdasarkan tabel kelompok 1, dengan naracoba yang terdiri dari laki laki yaitu Mustajib, Danang,Yoga, Marcell dan 4 orang
naracoba perempuan diantaranya Alifia, Alfita, Renza, Farlin.. Aktivitas ringan yang mereka lakukan yaitu jalan ditempat selama kurang
lebih 2 menit. Sedangkan untuk aktivitas berat yang dilakukan yaitu naik turun tangga selama 2 menit. Sebelum melakukan aktivitas jalan
di tempat suhu kedelapan naracoba berkisar antara 35°C sam[pai 36 °C, yang mempunyai rata rata 36,15 °C. Frekuensi denyut nadi tercepat
yaitu terjadi pada naracoba Yoga sebesar 92/menit dan frekunsi denyut nadi terlambat yaitu Farlin sebesar 71/menit. Frekunsi napas pada
delapan naracoba herbeda-beda berkisar antara 12/menit hingga 32/menit. Frekuensi napas terlambat yaitu pada Danang sekitar 12/menit
sedangkan frekuensi napas tercepat Mustajib sekitar 32/menit. Jumlah keringat sebelum melakukan aktivitas jalan di tempat hanya
ditemukan sedikit pada semua naracoba. Setelah melakukan aktivitas jalan di tempat selama 2 menit terjadi perubahan pada indikator suhu,
frekuensi denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan jumlah keringat kedelapan naracoba. Peningkatan suhu yang signifikan terjadi para setiap
naracoba berkisar antara 36°C hingga 37°C, dengan rata rata 36,4°C. Dari data tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Perry
(2005) Suhu permukaan bervariasi tergantung pada aliran darah dari kulit dan kehilangan panas ke lingkungan eksternal. Karena variasi
suhu permukaan, suhu yang dapat diterima adalah antara 36 °C dan 38 °C. Jaringan dan sel tubuh berfungsi paling baik dalam kisaran suhu
yang relatif sempit . Frekuensi denyut nadi tercepat setelah aktivitas jalan ditempat yaitu Marcell sekitar 200/menit. Sedangkan untuk
frekuensi denyut nadi terlambat pada naracoba Farlin yaitu 85/menit. Frekuensi nafas tercepat setelah melakukan aktivitas jalan di tempat
terjadi pada naracoba Marcell yaitu 40/menit. Sedangkan frekuensi nafas terlambat pada naracoba Renza, yaitu 17/menit. Jumlah keringat
setelah aktivitaa jalan ditempat juga mengalami peningkatan,akan tetapi terdapat naracoba yang jumlah keringatnya tidak berubah, yaitu
Mustajib, Renza, Farlin. Setelah melakukan aktivitas naik turun tangga selama 2 menit terjadi perubahan pada indikator suhu, frekuensi
denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan jumlah keringat kedelapan naracoba. Peningkatan suhu yang signifikan terjadi para setiap naracoba
berkisar antara 36°C hingga 37°C, dengan rata rata 36,76°C. Frekuensi denyut nadi tercepat setelah aktivitas jalan ditempat yaitu pada
Marcell yaitu 224/menit. Sedangkan untuk frekuensi denyut nadi terlambat Farlin yaitu 92/menit. Frekuensi nafas tercepat setelah
melakukan aktivitas jalan di tempat, yaitu pada naracoba Marcell yaitu 73/menit. Sedangkan frekuensi nafas terlambat pada naracoba
Farlin, yaitu 25/menit. Jumlah keringat setelah aktivitas jalan ditempat juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan jumlah
cukup banyak pada naracoba Alifia, Alfita, Danang, Renza,Yoga, Marcell.
Dalam grafik pertama yaitu berupa pengaruh aktivitas tehadap rerata suhu, sebelum dan sesudah aktivitas dari kelompok 1, 4, dan
5 cenderung mengalami kenaikan, walaupun hanya mengalami kenaikan yang sedikit namun, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Perry (2005) Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrim selama melakukan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu manusia tetap
menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relative konstan. Suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Pada grafik kedua, yang merupakan pengaruh aktivitas terhadap rerata denyut nadi sebelum dan
sesudah aktivitas dari kelompok 1, 4, dan 5 cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan denyut cukup signifikan saat setelah melakukan
aktivitas berat. Pada grafik ini diketahui bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah jenis
kelamin, umur, posisi tubuh,dan aktivitas fisik (Sandi 2016 :2)
Pada grafik ketiga, yang memuat pengaruh aktivitas terhadap rerata frekuensi pernapasan kelompok 1, 4, 5 sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas, grafik cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan frekuensi pernapasan cukup signifikan disaat setelah melakukan
aktivitas berat. Kenaikan frekuensi pernapasan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan suhu tubuh. Suhu tubuh yang tinggi
meningkatkan frekuensi respirasi. Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi akan semakin cepat. Di lingkungan yang panas
tubuh mengalami peningkatan metabolisme untuk mempertahankan suhu agar tetap stabil. Untuk itu tubuh harus lebih banyak
mengeluarkan keringat agar menurunkan suhu tubuh (Alvyanto,2009). Pada grafik ke empat pengaruh aktivitas terhadap jumlah keringat
diketahui bahwa saat sebelum melakukan aktivitas rata rata naracoba tidak berkeringat (-). Sementara itu setelah melakukan aktivitas ringan
rata rata naracoba berkeringat sedikit (+). .Sedangkan setelah melakukan aktivitas berat rata rata naracoba berkeringat cukup banyak (++).
Pada grafik kelima, mengenai pengaruh jenis kelamin terhadap rerata frekuensi pernapasan naracoba laki laki dan perempuan kelompok 1,
4, 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas cenderung mengalami kenaikan. Jika dilihat dari grafik rata rata frekuensi naracoba laki laki
lebih tinggi daripada perempuan, dari sebelum aktivitas maupun setelah aktivitas.
Pada grafik ketujuh, tentang pengaruh umur terhadap rerata denyut nadi kelompok 1,4, 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas,
cenderung mengalami kenaikan. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya denyut nadi berdetak (Sandi,
2016 :2). Grafik kedelapan yang mengenai pengaruh berat badan terhadap rerata frekuensi pernapasan kelompok 1, 4, 5 sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas. Apabila dilihat berdasarkan data hasil dan grafik. Orang yang lebih kurus cenderung lebih bertenaga/tidak
cepat lelah daripada orang yang gemuk. Saat lelah frekuensi pernapasan orang akan lebih cepat. Jadi cenderung batas frekuensi pernapasan
orang gemuk lebih pendek.Pada grafik pertama yaitu pengaruh aktivitas tehadap rerata suhu, sebelum dan sesudah aktivitas dari kelompok
1, 4, dan 5 cenderung mengalami kenaikan namun, hanya mengalami kenaikan sedikit saja. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Perry (2005) Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrim selama melakukan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu manusia tetap
menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relatif konstan. Suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Grafik kedua, berupa pengaruh aktivitas terhadap rerata denyut nadi sebelum dan sesudah aktivitas
dari kelompok 1, 4, dan 5 cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan denyut cukup signifikan saat setelah melakukan aktivitas berat. Ada
banyak hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik (Sandi,
2016 :2).
Pada grafik kedelapan, yaitu pengaruh berat badan terhadap rerata frekuensi pernapasan kelompok 1, 4, 5 sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas. Berdasarkan grafik dan data hasil, orang yang lebih kurus cenderung lebih bertenaga/tidak cepat lelah daripada orang
yang gemuk. Ketika lelah frekuensi pernapasan orang akan lebih cepat. Jadi cenderung batas frekuensi pernapasan orang gemuk me jadi
lebih pendek. Pada grafik kesembilan, yaitu pengaruh berat badan terhadap frekuensi pernapasan kelompok 1, 4, 5 sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas, kelompok 1 dan kelompok lima cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan kelompok 4 mengalami kenaikan lalu
penurunan grafik. Pada grafik kesepuluh, yaitu pengaruh rerata suhu tubuh terhadap rerata frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah
aktivitas kelompok 4, grafik cenderung mengalami sedikit kenaikan dan sedikit penurunan. Pada grafik kesepuluh, yaitu pengaruh rerata
suhu tubuh terhadap rerata frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas kelompok 5, grafik mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Dan pada grafik kesepuluh, yaitu pengaruh rerata suhu tubuh terhadap rerata frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas kelompok
1, grafik juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Anggraini, P.D., (2017:26-27)
faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia yaitu Jenis kelamin (kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi
daripada laki-laki),umur (bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa), suhu tubuh (semakin tinggi
suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya). ketinggian tempat (tempat yang tinggi memiliki kadar oksigen yang rendah, sehingga
jumlah oksigen yang dihirup lebih sedikit), posisi dan aktivitas tubuh (frekuensi pernapasan pada saat posisi tubuh berdiri lebih banyak
atau lebih tinggi dibandingkan posisi tubuh duduk). emosi, rasa sakit ketakutan (impuls yang merangsang pusat pernapasan, sehingga
penghirupan udara semakin kuat).

H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
1. Regulasi yang terjadi dalam tubuh manusia diantaranya :
a. Osmoregulasi, misalnya pembuangan urine
b. Glukoregulasi, misalnya perubahan glukosa menjadi insulin dan insulin menjadi glukosa
c. Termoregulasi, misalnya kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) dalam memproduksi panas
2. Mekanisme termoregulasi yang ada dalam tubuh manusia antara lain :
a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit
sedangkan menurunnya suhu tubuh direspon dengan penahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu
rambut karena relaksasi otot-otot kulit.
b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk meningkatkan
hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh
sudah kembali normal.
c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar tubuh
(vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk
meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali,

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Safitri. (2004). Biologi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.


Anggraeni, D. P.(2017). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Konsep Sistem Pernafasan. Doctoral dissertation. FKIP UNPAS.
Basoeki, Soejono.(1999). Fisiologi Manusia. Malang: UNM.
Fernandez, Gregory James (2017). Sistem Pernapasan. Penelitian Dalam Rangka Menjalani Kepaniteraan Klinik Madya Penyakit Dalam. Bali:
Universitas Udayana.
Garber, C. E., Blissmer, B., Deschenes, M. R., Franklin, B. A., Lamonte, M. J., Lee, I. Met al,. (2011). Quantity and quality of exercise for
developing and maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fitness in apparently healthy adults: guidance for
prescribing exercise. Medicine & Science in Sports & Exercise, 43(7), 1334-1359.
Hermawan. L , Subiyono & Rahayu. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas
Aerobik. Journal of Sport Sciences and Fitness. 1 (2).
Herru & Priatna, H. (2015). Penambahan Resistance Exercise Pada Senam Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit
Setelah Latihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal fisioterapi. 15 (1).
Kukus, Yondri. Wenny Supit dan Fransiska Lintong. (2009). Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek Terhadap Kinerja Tubuh Manusia. Jumal
Biomedik. Volume 1. Nomor 2. Juli 2009, hlm. 107-118, Manado: Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi.
Koplewich Harold .(2005). Penyakit Anak Diagnose Dan Penanganannya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Norton, K., Norton, L., & Sadgrove, D. (2010). Position statement on physical activity and exercise intensity terminology. Journal of Science
and Medicine in Sport, 13(5), 496-502.
Pearce, EC. (2012). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2 . Jakarta: EGC.
Prasetyo, Yudik. (2003). Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sandi, I. N. (2016). Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi. Sport and Fitness Journal. 4(2).
Soewolo, (2003). Fisiologi Mamalia. Malang Universitas Negri Malang Press
Subahar, Syamsudin ST. (2009). Biologi 2. Jakarta: Quadra
Uliyah, Musrifatul dan Aziz Alimul H.( 2006). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
I. Lampiran
1. Laporan Sementara
a. Tabulasi Data Kelompok 4

Tabel 1. Keadaan naracoba kelompok 4 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Afia
Safangatun I
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35,2 110 25 + 35,7 115 31 ++
Perempuan
BB : 62 kg
TB : 164 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

2. Nama : Tasya Dwi F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 36,4 105 20 - 36,4 108 28 +
BB : 40,7 kg
TB : 148 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki
BB : 62,5 kg 35,5 98 16 + 36 100 17 +
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Luthfiya
Laili
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,6 42 11 - 36,9 84 38 -
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 157 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

6. Nama :Iftitah Alya


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 35,3 52 14 - 36,6 96 35 +
BB : 50,5 kg
TB : 141 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Naufal
Wildan
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki- 34,8 75 36 - 34,4 80 35 ++
laki
BB : 102 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Iqbal Baihaqi


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki-
laki 36,5 77 22 - 36,9 84 32 -
BB : 57 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35,72 81,13 19,5 - 36,14 97,75 29,5 +

Tabel 2. Keadaan naracoba kelompok 4 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (naik turun tangga) Sesudah Aktivitas Berat (naik turun tangga)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit
1. Nama : Afia
Safangatun I
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35,2 110 25 + 35,5 129 26 ++
Perempuan
BB : 62 kg
TB : 164 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

2. Nama : Tasya Dwi F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 36,4 105 20 - 36,8 127 30 ++
BB : 40,7 kg
TB : 148 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki
BB : 62,5 kg 35,5 98 16 + 36,2 115 21 ++
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +
4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,4 160 32 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Luthfiya
Laili
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,6 42 11 - 35,9 52 24 -
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 157 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

6. Nama :Iftitah Alya


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan 35,3 52 14 - 36,7 62 23 +
BB : 50,5 kg
TB : 141 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
7. Nama : Naufal
Wildan
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki- 34,8 75 36 - 35,4 87 48 ++
laki
BB : 102 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Iqbal Baihaqi


Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : laki-
laki 36,5 77 22 - 36,8 84 31 -
BB : 57 kg
TB : 165 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35,72 81,13 19,5 - 36,21 102 29,38 ++


b. Tabulasi Data Kelompok 5

Tabel 1. Keadaan naracoba kelompok 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki
laki 35,5 98 16 + 36 100 17 +
BB : 62,5 kg
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Hamzah
Abdurrahman
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki 34,3 60 22 + 34,6 91 29 ++
laki
BB : 66,5 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

3. Nama : Rizko
Marcellino Z.
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 35 72 15 - 36 200 40 ++
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

4. Nama : Mogas
Syahfitra
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Nabila Nurul


Hidayah
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 34 69 17 - 36 170 34 +
Perempuan
BB : 53 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

6. Nama : Vina Ismitra


Suci R.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35 90 14 - 35,6 135 30 -
Perempuan
BB : 51 kg
TB : 167 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,4 191 17 -
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35 74 18 - 35,7 138 27 +

Tabel 2. Keadaan naracoba kelompok 5 sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (naik turun tangga) Sesudah Aktivitas Berat (naik turun tangga)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Balya Abil F.


Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki
laki 35,5 98 16 + 35,7 115 31 ++
BB : 62,5 kg
TB : 163 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +
2. Nama : Hamzah
Abdurrahman
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki 34,3 60 22 + 36,1 120 38 ++
laki
BB : 66,5 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

3. Nama : Rizko
Marcellino Z.
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 35 72 15 - 37 224 72 ++
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

4. Nama : Mogas
Syahfitra
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 34,6 58 26 - 35,2 152 38 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++
5. Nama : Nabila Nurul
Hidayah
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 34 69 17 - 36,2 200 36 ++
Perempuan
BB : 53 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

6. Nama : Vina Ismitra


Suci R.
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 35 90 14 - 36 197 60 +
Perempuan
BB : 51 kg
TB : 167 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,5 92 25 +
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -
8. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 35 74 18 - 36 152 42 +
c. Laporan Sementara

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM 1

A. Judul

Regulasi Suhu Tubuh dan Kadar CO2 dan O2 dalam Darah

B. Tujuan

1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia.


2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia.

C. Metode Praktikum

1. Lokasi dan Waktu Praktikum


Lokasi : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022
Waktu : 11.10 – 12.50 WIB
2. Alat dan Bahan
Alat :
1. Termometer badan
2. Stopwatch
3. Counter
4. Alat dokumentasi
Bahan :
1. Objek berupa 8 orang naracoba (4 orang putra dan 4 orang putri/ kelompok)

3. Langkah Kerja
D. Data Hasil
Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di Tempat)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Alifia Zahra


Herdiana
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 85 15 - 36,6 101 25 +
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 154 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Alfita
Marhaeningtyas
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,5 88 18 - 36,6 97 29 +
Perempuan
BB : 50 kg
TB : 161 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Muhammad
Nur Mustajib
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-
laki 36,8 87 32 - 37 105 32 -
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,4 91 17 -
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

6. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

7. Nama : Yoga Ari


Pratama
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki- 35,9 92 26 - 36,3 108 28 ++
laki
BB : 109 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Rizko
Marcellino Zenda
Setyadi
Umur : 19 tahun 35 72 15 - 36 200 40 ++
Jenis Kelamin : laki-
laki
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 36,15 83,88 19,13 - 36,4 112,75 26,63 -

Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun tangga)

No Naracoba dan Detail Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik turun Tangga)
Informasinya

Suhu Tubuh Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


(°C) denyut nadi / Pernafasan / Keringat Tubuh (°C) denyut Pernafasan Keringat
menit menit nadi / / menit
menit

1. Nama : Alifia Zahra


Herdiana
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,6 85 15 - 36,7 125 34 ++
Perempuan
BB : 46 kg
TB : 154 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

2. Nama : Alfita
Marhaeningtyas
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : 36,5 88 18 - 36,7 102 52 ++
Perempuan
BB : 50 kg
TB : 161 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

3. Nama : Muhammad
Nur Mustajib
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki- 36,7 87 32 - 37 136 39 +
laki
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

4. Nama : Danang
Risfaldy
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin 36,5 90 12 - 36,4 160 32 ++
:Laki-laki
BB : 68 kg
TB : 168 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

5. Nama : Renza
Kusumaningtyas
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB : 158 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

6. Nama : Farlin
Olviana
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: +

7. Nama : Yoga Ari


Pratama
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki- 35,9 92 26 - 37,4 149 41 ++
laki
BB : 109 kg
TB : 173 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: -

8. Nama : Rizko
Marcellino Zenda
Setyadi
Umur : 19 tahun 34 69 17 - 37 224 72 ++
Jenis Kelamin : laki-
laki
BB : 61 kg
TB : 170 cm
Frekuensi olahraga/
minggu: ++

Rata-rata 36,05 83,5 19,38 - 36,76 138,13 40,88 -

Keterangan :
● Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
● Frekuensi olahraga/minggu
- = Tidak pernah
+ = Jarang
++ = Sering
● BB = Berat Badan
● TB = Tinggi Badan
Oleh:

Kelompok 1

Yogyakarta, 10 November 2022

Nama Praktikan NIM Tanda Tangan

Nadia Syarifa Syahida S 22312244037

Dinda Alfi Febrillian 22312241022

Yoga Ari Pratama 22312241049

Alifia Zahra Herdiana 22312244025

Alfita Marhaeningtyas 22312244036

Diserahkan pada Kamis, 10 November 2022 pukul 00.00 WIB


Menyetujui,
Asisten Praktikum,

(Bella Nur Utami)


a. Dokumentasi

Gambar 1. Menimbang berat badan Alifia Gambar 2. Mengukur tinggi badan Alifia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Aktivitas ringan jalan di tempat Gambar 4. Aktivitas lebih berat naik turun
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Mengukur suhu badan Alifia Gambar 6. Menghitung denyut nadi Alifia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 7. Menghitung frekuensi Gambar 8. Menimbang berat badan Alfita
pernafasan Alifia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9. Mengukur tinggi badan Alfita Gambar 10. Mengukur suhu badan Alfita
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 11. Menghitung denyut nadi Alfita Gambar 12. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Alfita
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 13. Mengukur berat badan Gambar 14. Mengukur tinggi badan
Mustajib Mustajib
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 15. Aktivitas ringan jalan di Gambar 16. Menimbang berat badan
tempat Danang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17. Aktivitas ringan jalan di Gambar 18. Aktivitas lebih berat naik turun
tempat tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 19. Mengukur suhu badan Danang Gambar 20. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Danang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 21. Menimbang berat badan Renza Gambar 22. Mengukur tinggi badan Renza
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 23. Aktivitas lebih berat naik turun Gambar 24. Pengukuran suhu badan Renza
tangga (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 25. Menghitung denyut nadi Renza Gambar 26. Menimbang berat badan Farlin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 27. Aktivitas ringan jalan di Gambar 28. Aktivitas lebih berat naik turun
tempat tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 29. Mengukur suhu badan Farlin Gambar 30. Menghitung denyut nadi Farlin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 31. Menimbang berat badan Yoga Gambar 32. Mengukur suhu badan Yoga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 33. Menghitung denyut nadi Yoga Gambar 34. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Yoga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 35. Aktivitas ringan jalan di Gambar 36. Menghitung denyut nadi
tempat Marcel
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Dokumentasi

Gambar 1. Menimbang berat badan Alifia Gambar 2. Mengukur tinggi badan Alifia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Aktivitas ringan jalan di tempat Gambar 4. Aktivitas lebih berat naik turun
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Mengukur suhu badan Alifia Gambar 6. Menghitung denyut nadi Alifia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 7. Menghitung frekuensi Gambar 8. Menimbang berat badan Alfita
pernafasan Alifia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9. Mengukur tinggi badan Alfita Gambar 10. Mengukur suhu badan Alfita
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 11. Menghitung denyut nadi Alfita Gambar 12. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Alfita
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 13. Mengukur berat badan Gambar 14. Mengukur tinggi badan
Mustajib Mustajib
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 15. Aktivitas ringan jalan di Gambar 16. Menimbang berat badan
tempat Danang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17. Aktivitas ringan jalan di Gambar 18. Aktivitas lebih berat naik turun
tempat tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 19. Mengukur suhu badan Danang Gambar 20. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Danang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 21. Menimbang berat badan Renza Gambar 22. Mengukur tinggi badan Renza
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 23. Aktivitas lebih berat naik turun Gambar 24. Pengukuran suhu badan Renza
tangga (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 25. Menghitung denyut nadi Renza Gambar 26. Menimbang berat badan Farlin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 27. Aktivitas ringan jalan di Gambar 28. Aktivitas lebih berat naik turun
tempat tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 29. Mengukur suhu badan Farlin Gambar 30. Menghitung denyut nadi Farlin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 31. Menimbang berat badan Yoga Gambar 32. Mengukur suhu badan Yoga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 33. Menghitung denyut nadi Yoga Gambar 34. Menghitung frekuensi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) pernafasan Yoga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 35. Aktivitas ringan jalan di Gambar 36. Menghitung denyut nadi
tempat Marcel
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai