Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


TOPIK 2
KEANEKARAGAMAN ORGANISME



KELOMPOK: 6
Disusun Oleh:
1. Fitarahmawati (13304241062)
2. Ruchyan Intani (13304241073)
3. Henky Becheta (13304241078)
4. Andri Nugroho (13304244001)


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Populasi adalah suatu kelompok individu yang digolongkan sebagai spesies
yang sama dan berada di tempat yang sama. Spesies atau jenis adalah satu atau
beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi
satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat
dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika
saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil tanpa
hambatan reproduktif. Individu yang berada dekat dengan pusat populasinya,
secara rata-rata, lebih erat hubungan kekerabatannya satu sama lain dibandingkan
dengan anggota populasi lainnya.
Kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup di lingkungan sekitar. Dari
berbagai jenis hewan seperti ayam, kucing, sapi, kambing, serangga, dan berbagai
jenis tumbuhan seperti rambutan, mangga, rerumputan, kedondong, pisang
danmasih banyak lagi. Masing-masing makhluk hidup ini memiliki ciri tersendiri
sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan
keanekaragaman organisme.

B. TUJUAN
1. Dapat menginventarisasi karakter-karakter yang dapat diamati pada individu-
individu anggota suatu populasi makhluk hidup
2. Mampu melakukan pengamatan / pengukuran atas parameter-parameter
tersebut yang terinventarisasi
3. Dapat membandingkan ciri/ karakter suatu individu dengan individu lainnya
dalam suatu subspecies yang sama, antar subspecies (dalam spesies yang
sama), dan antarspesies.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman hayati atau Biodiversity adalah kata yang belum lama
diperkenalkan oleh pakar yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup. Kata ini
kemudian menjadi lebih bermakna setelah diperkenalkan oleh E.O.Wilson pada tahun 1989
dalam buku dan tulisan ilmiahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini kemudian
menjadi sangat popular dan dipakai bukan saja oleh ahli lingkungan, tetapi juga oleh
peneliti, pemerhati lingkungan, penyandang dana, pendidik, ahli sosial, ekonomi, para
pengambil kebijakan, dan banyak lagi orang yang mengenal kata tersebut tetapi tidak
mengetahui artinya. (Enger, 2000:51).
Definisi keanekaragaman hayati cukup banyak, tetapi salah satu definisi yang lebih
mudah dipahami yaitu kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikro
organisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi
lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati berkembang dari (1) keanekaragaman
tingkat gen, (2) keanekaragaman tingkat jenis dan (3) keanekaragaman tingkat
ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena di dalamnya terdapat sejumlah
spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. (Prawirohartono,
2003: 11)
Keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang menunjuk kepada variasi
sifat dan ciri gen, spesies, serta ekosistem. Keanekaragamanmerupakan dasar ciri-ciri dari
benda hidup. Keanekaragaman organisme dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu
keanekaragaman intra spesies (dalam spesies yang sama) dan keanekaragaman inter spesies
(dalam spesies yang berbeda). (Paidi, 2012). Perbedaan-perbedaan yang ada pada spesies ini
dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai
organisme tingkat tinggi. Secara garis besar , keanekaragaman organisme ini terbagi lagi
menjadi tiga bagian utama yaitu keanekaragaman tingkat ekosistem (ditunjukan dengan
adanya variasi dari ekosistem di biosfer misalnya ekosistem lumut, hutantropis, gurun,
masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas), keanekaragaman tingkat jenis
(ditunjukkan dengan adanya beranekaragaman jenis makhluk hidup) dan keanekaragaman
tingkat gen. (Ajitheory.webs.com)
Keanekaragaman adalah watak kehidupan, terutama dalam bidang biologi. Ahli
biologi sejauh ini telah mengidentifikasi dan menamai sekitar 1,8 juta spesies. Setiap tahun
para peneliti mengidentifikasi ribuan spesies baru. Taksonomi, cabang biologi yang menamai
dan mengklasifikasikan spesie, memformalisasi penataan spesies ini ke dalam kelompok-
kelompok yang semakin luas. Pengelompokkan makhluk hidup telah berlangsung sejak
adanya peradaban Yunani dan terus berkembang hingga sekarang dengan skema sebagai
berikut: (Prawirohartono, 2003: 2012)
Kingdom Penemu Dasar Pengelompokkan Keterangan
2
Aristoteles
(Yunani)
Habitat, perilaku, ukuran,
dan struktur
Animalia dan plantae
3
Ernest Haeckel
(Jerman)
morfologi Protista, plantae, animalia
4
Herbert Copeland
(Amerika )
Membran inti
Monera, protista, plantae,
animalia
5
R. H. Whittaker
(Amerika)
Tingkatan organisme,
susunan sel, cara
pemenuhan makanan
Monera, protista, plantae,
animalia, fungi
6 Carl Woese
Evolusi genetik dan
evolusi molekuler
kladistik (filogeni)
Archaebacteria, Eubacteria,
Monera, protista, plantae,
animalia, fungi














BAB III
MATERI DAN METODE

A. Tempat dan waktu
a. Tempat : Kebun Biologi
b. Waktu : Rabu, 18 September 2013
B. Objek Pengamatan/ Kajian
Makhluk hidup dengan struktur morfologisnya.
C. Alat dan Bahan
a. Alat : Kamera

D. Prosedur Kerja























Menentukan satu subspecies tumbuhan yang ada di kebun biologi
Menginventarisasi parameter-parameter pada individu tersebut
Mengamati/mengukur parameter-parameter dari anggota subspecies
dan antarspesies
Memasukkan hasil pengamatan dalam tabel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabulasi Data
Tabel 1. Karakter morfologis individu organisme tumbuhan dalam satu spesies
No
Parameter
/sasaran
pengamatan
Jenis tumbuhan
Jeruk Euphorbia milii
A B A B
1 Warna daun Hijau tua Hijau muda Hijau muda Hijau tua
2 Tepi daun Melengkung Halus bergigi Melengkung Agak kasar
3 Panjang daun 6,8 cm 5,7 cm 4,9 cm 10,5 cm
4 Lebar daun 3,2 cm 3,1 cm 1,8 cm 4,1 cm
5 Bentuk pangkal
daun
Runcing Runcing Pasak Pasak
6 Bentuk buah Bulat Bulat - -
7 Bentuk ujung
daun
Meruncing Runcing Berlekuk Berlekuk
8 Batang Berkayu Berkayu Berkayu,berduri Berkayu, berduri
9 Bentuk bunga Bertaji Bertaji Bintang Bintang


Tabel 1. Karakter morfologis individu organisme tumbuhan beda spesies
No
Parameter
/sasaran
pengamatan
Jenis tumbuhan
Pembanding I Pembanding II
Pepaya Cabe Jambu air Sawo
1 Warna daun Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua
2 Tepi daun Deeply lobed Undulates Rata Melengkung
3 Panjang daun 34,4 cm 10 cm 14 cm 9 cm
4 Lebar daun 48 cm 4,5 cm 6,5 cm 3,7 cm
5 Bentuk pangkal
daun
Tombak Miring Membulat Runcing
6 Bentuk buah Lonjong Silinder Lonceng Bulat
7 Bentuk ujung
daun
Berekor Meruncing Berduri Runcing
8 Batang Tidak berkayu Tidak berkayu Berkayu Berkayu
9 Bentuk bunga Bintang Bintang - -


B. Diskusi dan Pembahasan
Dari data pada tabel hasil pengamatan karakter morfologis individu tumbuhan
baik keanekaragaman intra spesies maupun keanekaragaman inter spesies, terlihat
bahwa dalam setiap individu yang diamati memiliki keanekaragaman masing-
masing. Data di atas menunjukkan adanya keanekaragaman tingkat jenis. Menurut
Maryati (2000), keanekaragaman tingkat jenis mudah diamati karena mencolok.
Keanekaragaman tingkat jenis menunjukkan adanya variasi bentuk, penampakkan
dan frekuensi gen.
Pada percobaan kali ini, karakter- karakter yang diamati dilihat dari struktur
morfologis makhluk hidup yaitu tumbuhan dengan parameter/ sasaran pengamatan
berupa warna daun, tepi daun, panjang daun, lebar daun, bentuk pangkal daun,
bentuk buah, bentuk ujung daun, batang dan bentuk bunga. Dari hasil
pengamatan diketahui keanekaragaman inter spesies lebih banyak ditemukan dari
pada keanekaragaman intra spesies. Keanekaragaman inter spesies ini dapat
menimbulkan adanya keanekaragaman tingkat jenis. Perbedaan antara tumbuhan
pepaya dan tumbuhan cabe (inter spesies) lebih banyak dibandingkan perbedaan
pada tumbuhan jeruk A dan jeruk B (intra spesies), serta perbedaan antara
tumbuhan jambu air dan tumbuhan sawo (inter spesies) lebih banyak
dibandingkan perbedaan antara tumbuhan Euphorbia milii A dengan tumbuhan
Euphorbia milii B.
a. Intra spesies
Perbedaan intra spesies terlihat pada perbandingan parameter pada
tanaman jeruk A dan jeruk B ada pada warna daun jeruk A hijau tua dan
jeruk B hijau muda, tepi daun jeruk A melengkung sedangkan jeruk B halus
bergigi, bentuk ujung daun jeruk A meruncing dan jeruk B runcing, serta
perbedaan panjang dan lebar daun. Sedangkan pada parameter bentuk
pangkal daun, batang dan bunga kedua tanaman jeruk memiliki kesamaan.
Selain itu perbedaan intra spesies terlihat pada perbandingan parameter pada
tanaman Euphorbia milii A dan Euphorbia milii B ada pada warna daun
Euphorbia milii A hijau muda dan Euphorbia milii B hijau tua, tepi daun
Euphorbia milii A melengkung sedangkan Euphorbia milii B agak kasar
serta perbedaan panjang dan lebar daun. Sedangkan pada parameter bentuk
pangkal daun, ujung daun, batang dan bunga kedua tanaman Euphorbia milii
memiliki kesamaan. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya tingkat kesuburan tanah, intensitas cahaya, umur tumbuhan, dan
frekuensi gen. Keanekaragaman intra spesies dapat menimbulkan
keanekaragaman tingkat gen ( Maryati, Sri dkk. 2000)
b. Inter spesies
Perbedaan inter spesies terlihat pada semua parameter (Warna daun, tepi daun,
panjang daun, lebar daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, bentuk buah,
batang dan bentuk bunga) baik pada perbandingan I (tumbuhan pepaya dan cabe) atau
pada pembanding II (tumbuhan jambu air dan sawo). Menurut Slamet
Prawirohartono (2003) perbedaan ini dapat terjadi karena adanya:
1.Pengaruh lingkungan
2.Evolusi dan adaptasi

















BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakter- karakter yang terdapat dalam individu- individu anggota populasi
suatu makhluk hidup memiliki perbedeaan, baik intar spesies maupun inter
spesies. Perbedaan tersebut diamati dengan parameter- parameter yang
ditentukan yaitu warna daun, tepi daun, panjang daun, lebar daun, bentuk pangkal
daun, bentuk ujung daun, bentuk buah, batang dan bentuk bunga. Di sini akan
nampak berbagai ciri yang berbeda antara individu satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini menimbulkan keanekaragaman organisme.
2. Perbedaan intra spesies dan inter spesies dapat diamati dari parameter/ sasaran
pengamatan yaitu warna daun, tepi daun, panjang daun, lebar daun, bentuk
pangkal daun, bentuk buah, bentuk ujung daun, batang, bentuk bunga. Namun
perbedaan yang terdapat pada inter spesies lebih banyak dari pada perbedaan
pada intra spesies


B. Saran
Dalam pengamatan yang kami lakukan, kami sadar masih banyak kekurangan
dalam laporan praktikum kedua ini. Agar hasil pengamatan dan kesimpulan yang
didadapat lebih baik lagi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Praktikan harus lebih peka dalam menentukan dan mengamati parameter.
2. Praktikan lebih teliti dalam mengamati karakter morfologis individu yang
diamati.
3. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses observasi (penelitian), serta
lebih rajin dalam mencari kajian pustaka mengenai keanekaragaman
organisme yang sedang diamati.








DAFTAR PUSTAKA

Enger, E.D., Ross, F.C., 2000. Concept in Biology. USA : McGraw Hill, Inc.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Paidi. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNY Press.
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara
http://ajitheory.webs.com/.../keanekaragaman%20hayati.pdf . Diunduh pada Senin, 23
September 2013 pukul 17.23 WIB.

























LAMPIRAN

Daun jeruk A dan daun jeruk B

Euphorbia millii A dan B

Daun pepaya

Daun cabai

Tumbuhan jambu Tumbuhan sawo

Anda mungkin juga menyukai