Disusun oleh :
NIM : 20312241038
Kelompok : 3
2021
A. Judul
Gempa Bumi
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Pengertian gempa
Gempa Bumi adalah suatu peristiwa alam dimana terjadi getaran pada permukaan bumi
akibat adanya pelepasan energy secara tiba-tiba dari pusat gempa. Energy yang dilepaskan
tersebut merambat melalui tanah dalam bentuk gelombang getaran. Gelomban getaran yang
sampai ke permukaan bumi disebut gempa bumi, (Mulia Hafidudin, Sunarya2015 :1277).
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan
begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat
dalam bentuk seismogram (Mulia Hafidudin, Sunarya2015 :1277).
Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam
yaitu: 1) seismograf horizontal; dan 2) seismograf vertikal.Seismogram adalah gambaran getaran
gempa bumi yang dicatat pada seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah.
Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan apabila semakin
lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin panjang pita seismograf yang
menggambarkan seismogram (Almufid, Lukiyono, 2015: 64).
Menurut Andrew Langley (2007: 67), menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari
luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik”.
Kekuatan gempa
Menurut Mustafa, B (2010: 46 ) Kekuatan sebuah gempa bumi disebut juga magnitudo,
adalah besarnya energi yang dilepaskan oleh sumber gempa, diukur dengan satuan skala
Richter. Skala magnitudo ini dihitung menggunakan angka arab dari 0 sampai 10, dan dapat
menggunakan koma. Berdasarkan magnitudo gempa, maka gempa dapat pula digolongkan ke
dalam 4 (empat) kelompok, yakni:
Gempa lemah : Magnitudo < 3,5 SR
Menurut Mustafa, B (2010: 46 ) Intensitas gempa adalah parameter yang bersifat relatif,
yakni berdasarkan apa yang dirasakan oleh manusia dan kerusakan yang terjadi. Skala intensitas
diukur melalui MMI (Modified Mercally Intensity) dengan skala I sampai XII menggunakan
angka Romawi (C.F. Richter 1958 dan Markus Bath1973).
Subardjo (2008) dalam Bulo, Djayus, dkk ,(2020 :3) Magnitude gempa adalah sebuah
besaran yang menyatakan besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa.
Besaran ini akan berharga sama, meskipun dihitung dari tempat yang berbeda. Skala yang kerap
digunakan untuk menyatakan magnitude gempa ini adalah Skala Richter (Richter Scale).
Kekuatan gempabumi dinyatakan dengan besaran magnitude dalam skala logaritma basis 10.
Sunarjo, dkk (2010) dalam Bulo, Djayus, dkk ( 2020 :3) Sumber gempabumi atau
epicenter adalah titik di permukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari hypocenter
atau fokus gempabumi. Lokasi epicenter dibuat dalam system koordinat kartesian bola bumi atau
sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam lintang dan bujur. Kedalaman sumber
gempabumi adalah jarak hypocenter dihitung tegak lurus dari permukaan bumi dalam satuan Km
Epicentrum
Sunarjo, dkk, (2010) dalam Bulo, Djayus, dkk ( 2020 :3) Sumber gempabumi atau
epicenteradalah titik di permukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari hypocenter
atau fokus gempabumi. Lokasi epicenter dibuat dalam system koordinat kartesian bola bumi atau
sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam lintang dan bujur. Kedalaman sumber
gempabumi adalah jarak hypocenter dihitung tegak lurus dari permukaan bumi dalam satuan Km
(Sunarjo, dkk, 2010).
Menurut Rasmid, Imam ( 2014 :4) Metoda Lingkaran. Lokasi gempa bumi didefinisikan oleh
tiga koordinat ruang (x, y, z). Hiposenter adalah titik didalam bumi tempat bermulanya
gempabumi. Untuk mendapatkan hiposenter secara garis besar ada dua metoda yang biasanya
digunakan yaitu metoda grafis dan metoda inversi. Metoda grafis salah satunya adalah metoda
garis berat tiga lingkaran. Dalam metoda garis berat tiga lingkaran, data yang digunakan adalah
data waktu tiba gelombang P dan S dari beberapa stasiun pencatat minimal tiga stasiun pencatat.
Menurut Lukiyono, Muhfid ( 2015 :64) Episentrum gempa, yaitu titik atau garis di permukaan
bumi atua permukaan laut tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan, atau tempat
gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi atau laut. Gelombang
gempa bumi, dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan
dari hiposentrum melalui lapisan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per
detik, mempunyai periode antara 5-7 detik. Gelombang ini adalah gelombang yang pertama kali
dicatat oleh seismograf (Lukiyono., Muhfid,2015 :64).
2. Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang gempa yang bersama-
sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan
litosfer dengan kecepatan antara 4-7 km per detik dan mempunyai periode 11-13 detik. Karena
kecepatan gelombang transversal lebih kecil daripada gelombang longitudinal, maka gelombang
transversal dicatat di seismograf setelah gelombang primer (Lukiyono., Muhfid,2015 :64).
3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang dirambatkan
mulai dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan dengan kecepatan rambat antara
3,5 – 3,9 km per detik dan mempunyai periode yang besar. Gelombang gempa panjang inilah
yang mengiringi gelombang primer dan gelombang sekunder dan merupakan gelombang perusak
bumi (Lukiyono., Muhfid,2015 :64).
1. Jangka
2. Penggaris
3. Kertas putih beberapa lembar
4. Statif
5. Klem
6. Tali
7. Bandul/Beban
8. Pensil/Spidol
9. Gulungan Kertas
E. Prosedur Kerja
Kegiatan 1
Memasang klem pada statif kemudian memasang sebuah tali pada klem tersebut.
Memasang beban yang sudah disediakan pada bagian ujung bawah tali.
Meletakkan gulungan kertas pada klem lain di bagian bawah sehingga bersentuhan
dengan pensil/spidol.
Kegiatan 2
Membuat simulasi gempa dengan menggetarkan meja, maka beban/bandul akan
bergerak
Menarik ujung gulungan kertas agar kertas berputar, sehingga pensil/spidol akan
menggambarkan fasa gelombang gempa pada kertas yang berputar tersebut.
Menghitung kekuatan gempa bumi dengan rumus analisis BMKG Mata Ie, yaitu :
M = 3,4062 log ΔT + 1,1354 log A –2,7512.
Hitunglah kekuatan gempa bumi dengan rumus analisis BMKG Mata Ie, yaitu :
Kegiatan 3
Menetapkan titik a pada salah satu bagian kertas, setelah kertas dibagi menjadi 4
bagian.
Menandai stasiun A, B, dan C pada kertas. memulai dengan menandai sebuah titik 2,5
cm di atas titik tengah kertas. Inilah stasiun A. Gambar B dan C menggunakan gambar
a sebagai petunjuk, Anda telah membuka peta untuk menemukan episentrum.
F. Data Hasil
Kegiatan 1
1 Lemah
2 Sedang
3 Kuat
Kegiatan 2
Keterangan :
G. Analisis Data
Kegiatan 2
Data 1 Data 3
Diketahui : 24 Juli 2010
1 Juli 2010 P = 02:11:17,0
P =10:21:17,0 S = 02:12:24,0
S =10:22:07,0 A max = 109,0
A max =107,0 ΔT(S-P) = 67,0
ΔT(S-P) =50,0
Panjang gelombang = 490,0
Panjang gelombang =216,0 M = 3,4062 log 67,0 + 1,1354 log 109,0 –2,7512
M = 6,21997599 +2,31329405 – 2,7512
M = 3,4062 log 50,0 + 1,1354 log 107,0 – M = 5,78207004
2,7512. M = 5,78
M = 5,78703163 +2,30416234 –2,7512 M = 5,8
M = 5,33999397
M = 5,4
Data 2
13 Juli 2010
P =23:53:50,0
S =23:54:39,0
A max =9,0
ΔT(S-P) =49,0
Kegiatan 3
Keterangan :
X adalah titik epicentrum gempa bumi yang terjadi pada station A, B dan C
H. Pembahasan
Kegiatan praktikum berjudul gempa bumi telah dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2021
pada pukul 09.20 sampai dengan selesai. Praktikum gempa bumi memiliki tujuan untuk
mengetahui prinsip kerja seismograf sederhana melalui paktikum kegiatan 1, menganalisis
kekuatan gempa bumi dengan perhitungan rumus mata EI pada kegiatan 2, dan menentukan letak
episentrum suatu gempa bumi dengan metode lingkaran di kegiatan 3. Dalam kegiatan praktikum
gempa bumi merlukan alat dan bahan berupa tali, Gulungan Kertas,bandul/beban, pensil, serta
untuk pengganti statif dan klem terbuat dari kardus untuk kegiatan 1. Untuk kegiatan 3,
pensil/spidol, penggaris , kertas putih beberapa lemba, jangka. Untuk kegiatan 3 berupa
perhitungan.
Adapun prosedur kerja masing-masing dari kegiatan. Pada kegiatan 1, langkah pertama
menyiapkan alat dan bahan kegiatan 1, kemudian measang klem pada statif kemudian pasang
sebuah tali pada klem tersebut, lalu memasang beban yang sudah disediakan pada bagian ujung
bawah tali, kemudian memasang pensil/spidol di dekat beban. Setelah itu, meletakkan gulungan
kertas pada klem lain di bagian bawah sehingga bersentuhan dengan pensil/spidol. Dan
mendesain Seismograf sederhana.
Pada kegiatan ke 2, memilihlah tiga (3) data dari tabel diatas, mencatatlah data yang telah
dipilih pada tabel hasil pengamatan, kemudian menghitunglah kekuatan gempa bumi dengan
rumus analisis BMKG Mata Ie, yaitu : M = 3,4062 log ΔT + 1,1354 log A –2,7512. Pada
kegiatan 3, menetapkan titik a pada salah satu bagian kertas, setelah kertas dibagi menjadi 4
bagian. Kemudian menandai stasiun A, B, dan C pada kertas. Mulailah dengan menandai sebuah
titik 2,5 cm di atas titik tengah kertas. Inilah stasiun A. Gambar B dan C menggunakan gambar a
sebagai petunjuk, Anda telah membuka peta untuk menemukan episentrum. Kemudian Ilmuwan
mengetahui seberapa cepat gelombang P dan S berjalan. Mereka dapat menghitung jarak
episentrum gempa dengan mengukur perbedaan waktu datangnya dua gelombang P dan S pada
stasiun mereka. Perbedaan waktu datangnya dua gelombang 120 s di stasiun A; 80 S pada stasiun
B; dan 80 s pada stasiun C. Kemudian menggunakan Tabel 2 berikut untuk mencatat jarak
episentrum dari setiap stasiun. Setelah mengkonversikan setiap jarak dengan cm, sehingga data
dapat digunakan pada peta anda. Gunakan skala 1 cm = 100 km. Data ini akan menjadi nilai
radius setiap lingkaran pada langkah 5. Lalu pada peta, membuat sebuah lingkaran sekeliling
stasiun A. kemudian menngulangi langkah 5 untuk stasiun B dan C. Setelah itu, lokasi
episentrum gempa bumi adalah titik dimana 3 lingkaran berpotongan. Lalu menandai titik itu
dengan X (titik episentrum).
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dihasilkan data sesuai dengan masing-
masing kegiatan. Pada kegiatan pertama dilakukan pembuatan alat seismograf sederhana.
Seismograf adalah alat untuk mengukur kekuatan gempa. Hal ini sesuai dengan (Mulia
Hafidudin, Sunarya, 2015 :1277 ) seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan
mencatat gempa bumi.
Pada percobaan seismograf sederhana, saat terjadi guncangan, maka spidol yang
digantungkan pada tali akan ikut bergetar dan membuat goresan berupa gelombang sebagai
bentuk mencatat dan merekam kekuatan gempa baik kekuata maupun arahnya. Hal tersebut
sesuai dengan Mulia Hafidudin, Sunarya (2015 :1277 ) Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari
gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan
dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismograf.
Selain itu prinsip kerja seismograf juga didukung dengan teori Andrew Langley (2007: 67),
menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana.
Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul
akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik”.
Pada kegiatan 1 juga dihasilkan gelombang dengan 3 perlakuan dengan menggoyangkan
kardus dengan kekuatan lemah, sedang, kuat. Pada saat diberi guncangan dengan kekuatan
lemah dihasilkan gelombang dengan simpangan yang kecil, pada saat diberi kekuatan sedang
gelombang yang dihasilkan lebih besar daripada sebelumnya atau dengan besar sedang. Pada
saat diberi kekuatan kuat dihasilkan gelombang dengan amplitude yang lebih besar. Maka,
semakin besar kekuatan gempa semakin besar amplitude dari getaran atau gelombang yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Erlita, Yerry, dkk, 2011 : 1) Kekuatan gempa juga
mempengaruhi amplitude maksium dari displaicement dan kecepatan (apabila nilai K dan M
sesuai dan sama). Semakin besar getaran gempa maka semakin tinggi amplitude displaicement
dan kecepatan pada respon peredam dinamik.
Selain itu, berdasarkan kegiatan 1 dapat terlihat hasil gelombang memiliki perbedaan
kerapatan. Pada kekuatan lemah gelombang menjadi sangat rapat, pada kekuatan sedang
gelombang lebih renggang, begitu juga pada kekuatan kuat gelombang menjadi sangat renggang.
Berarti dapat diambil bahwa semakin besar kekuatan gempa semakin renggang kerapatan
gelombangnya
Pada kegiatan 2, dilakukan perhitunangan kekuatan gempa dengan rumus dari BMKQ Mata
Ie yakni M = 3,4062 log ΔT + 1,1354 log A –2,7512. Data yang digunakan adalah data 1 yakni
gempa pada tanggal 1 Juli 2010 dengan A max sebesar 107,0 dan ΔT(S-P) sebesar 50,0. Dengan
perhitungan dihasilkan kekuatan gempa sebesar 5,33999397 dengan melibatkan pembulatan dapat
dikatakan kekuatan gempa sebesar 5,4. Gempa dengan kekuatan 5,4 digolongkan gempa sedang
Data kedua yang diambil adalaha gempa pada tanggal 13 Juli 2010 dengan P sebesar
23:53:50,0 ; S sebesar 23:54:39,0; dan A max 9,0, ΔT(S-P) 49,0; dan Panjang gelombang 82,0.
Setelah dilakukan perhitungan dihasilkan kekuatan gempa sebesar 4,08939284 atau dapat dibulatkan
sebesar 4,09. Gempa ini digolongkan gempa sedang.
Untuk data 3, gempa yang terjadi pada tanggal 24 Juli 2010 dengan diketahui P 02:11:17,0 ;S
02:12:24,0 ; A max 109,0; ΔT(S-P) 67,0; Panjang gelombang 490,0. Setelah dilakukan perhitungan
dihasilkan kekuatan gempa sebesar 5,78207004 atau dapat dibulatkan menjadi 5,8 dan digolongkan
gempa kuat.
Penggolongan kekuatan gempa tersebut berdasarkan pernyataan Mustafa, B (2010: 46 )
Kekuatan sebuah gempa bumi disebut juga magnitudo, adalah besarnya energi yang dilepaskan
oleh sumber gempa, diukur dengan satuan skala Richter. Skala magnitudo ini dihitung
menggunakan angka arab dari 0 sampai 10, dan dapat menggunakan koma. Berdasarkan
magnitudo gempa, maka gempa dapat pula digolongkan ke dalam 4 (empat) kelompok, yakni:
Gempa lemah : Magnitudo < 3,5 SR
Pada kegiatan 3, menentukan letak episentrum pada gempa bumi. Dengan data yang
diberikan menghitung jarak episentrum gempa dengan mengukur perbedaan waktu datangnya dua
gelombang P dan S pada stasiun mereka. Perbedaan waktu datangnya dua gelombang 120 s di stasiun
A; 80 S pada stasiun B; dan 80 s pada stasiun C. Dengan data yang diketahui dengan S =120 s maka
jarak episenturmnya 600 km, pada S = 80 s jarak terhadap episentrumnya 400 km. dilakukan
perhitungan dengan metode lingkaran. Yakni dengan membuat lingkaran dengan radius yang
diwakilkan perbandingan 1 : 100 sehingga radius stasiun A 6 Cm , stasiun B 4 Cm, stasiun C 4cm.
dengan hasil titik tertemuan ketiga lingkaran yang dibentuk merupakan titik episentrum yang
diwakilkan dengan tanda x.
Menurut Rasmid, Imam ( 2014 :4) Metoda Lingkaran. Lokasi gempa bumi didefinisikan oleh
tiga koordinat ruang (x, y, z). Hiposenter adalah titik didalam bumi tempat bermulanya
gempabumi. Untuk mendapatkan hiposenter secara garis besar ada dua metoda yang biasanya
digunakan yaitu metoda grafis dan metoda inversi. Metoda grafis salah satunya adalah metoda
garis berat tiga lingkaran. Dalam metoda garis berat tiga lingkaran, data yang digunakan adalah
data waktu tiba gelombang P dan S dari beberapa stasiun pencatat minimal tiga stasiun pencatat.
I. Kesimpulan
1. Pada guncangan dkekuatan lemah dihasilkan gelombang dengan simpangan yang kecil,
pada saat diberi kekuatan sedang gelombang yang dihasilkan lebih besar daripada
sebelumnya atau dengan besar sedang. Pada saat diberi kekuatan kuat dihasilkan
gelombang dengan amplitude yang lebih besar. Maka, semakin besar kekuatan gempa
semakin besar amplitude dari getaran atau gelombang yang dihasilkan. Sedangkan
prinsip dari kerja seismograf sederhana yakni pada percobaan seismograf sederhana, saat
terjadi guncangan, maka spidol yang digantungkan pada tali akan ikut bergetar dan
membuat goresan berupa gelombang sebagai bentuk mencatat dan merekam kekuatan
gempa baik kekuata maupun arahnya.
2. Menganalisis kekuatan gempa menggunakan rumus BMKG Mata Ie yakni M = 3,4062
log ΔT + 1,1354 log A –2,7512. Data yang digunakan adalah data 1 yakni gempa pada
tanggal 1 Juli 2010 5,4, Data kedua yang diambil adalaha gempa pada tanggal 13 Juli
2010 sebesar 4,09 dan data 3 gempa yang terjadi pada tanggal 24 Juli 2010 kekuatan
gempa sebesar 5,8.
3. Dalam menentukan episentrum dapat dilakukan dengan cara metode lingkaran dengan
menggambarkan lingkaran dan stasiun sebagai pusatnya serta radius merupakan konversi
perbandingan dari jarak antara stasiun dengan pusat gempa. Perpotongan dari ketiga
lingkaran tersebut adalah pusat dari gempa. Berikut hasil analisis data dari petunjuk yang
disajikan :
Keterangan :
X = pusat gempa
J. Daftar Pustaka
Bulo, D., Djayus, D., & Supriyanto, S. (2020). Penentuan Titik Epicenter Dan Hypocenter Serta
Parameter Magnitude Gempabumi Berdasarkan Data Seismogram. Jurnal Geosains
Kutai Basin, 3(1). Di unduh di
http://jurnal.fmipa.unmul.ac.id/index.php/geofis/article/view/597 pada tanggal 24
Februari 2021 pada pukul 12.41 WIB
Mulia, A., Hafidudin, H., & Sunarya, U. (2015). Monitoring Pengukuran Getaran Gempa
Menggunakan Mikrokontroller 8535. eProceedings of Applied Science,
1(2).https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/appliedscience/ar
ticle/view/4370 pada tanggal 24 Februari 2021 pada pukul 12..
Mustafa, B. (2010). Analisis Gempa Nias Dan Gempa Sumatera Barat Dan Kesamaannya Yang
Tidak Menimbulkan Tsunami. Jurnal Ilmu Fisika| Universitas Andalas, 2(1), 44-50. Di
unduh di http://jif.fmipa.unand.ac.id/index.php/jif/article/view/46 pada tanggal 24
Februari 2021 pada pukul 12.34 wib
K. Lampiran
https://drive.google.com/folderview?id=11q-a013ZoKIdpQhAXc0oFXPLVOsagTcK
LAMPIRAN
Tugas
Menurut Andrew Langley (2007: 67), menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari
luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik”.
3. Kapan ilmuwan perlu menggunakan metode ini untuk menemukan episentrum gempa?
Ilmuwa dapat menggunakan metode lingkaran untuk menemukan episentrum gempa ketika dalam
keadaann tidak ada alat seismograf. Dengan diketahui minimal 3 gempa distasiun yang berbeda dapat
4. Suatu hari terjadi gempa bumi dengan episentrum di dasar laut. Gempa ini memicu
terjadinya gelombang tsunami dengan kecepatan 400 mil/jam. Jika jarak pesisir pantai A
ke episentrum gempa tersebut adalah 1200 km, berapa lama gelombang tsunami akan tiba
di wilayah A?
V = 400 mil/jam
V=
V = 178,89 m/s
S = 1200 km = 1200000 m
T?
v=
178,89 m/s =
178,89 t= 1200000
T=
T = 6.708,03 s
T = 1,86 jam
Maka waktu gelombang tsunami akan tiba di wilayah A 1,86 jam atau 1 jam 51 menit
Laporan Sementara
Gempa Bumi
NIM : 20312241038
A. Judul
Gempa Bumi
B. Tujuan
C. Data Hasil
Kegiatan 1
1 Lemah
2 Sedang
3 Kuat
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Keterangan :
Sagita Lintang C
( )