"GENETIKA SEKS”
Di susun oleh :
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin/ sex dari suatu makhluk hidup tentu perhatian
kita akan tertuju pada adanya makhluk berjenis kelamin jantan dan betina. Perbedaan jenis
kelamin pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor :
Penyelidikan pertama tentang adanya hubungan antara kromosom dengan perbedaan jenis
kelamin telah dilakukan oleh seorang biologi berkebangsaan Jerman bernama H.Henking
pada tahun 1891. Ia dapat menemukan adanya struktur tertentu dalam nukleus beberapa
serangga melalui spermatogenesis. Dikatakan bahwa separuh dari jumlah spermatozoa pada
serangga itu memiliki struktur tersebut. Sedangkan yang lainnya tidak. Henking tidak
mengatakan tentang pentingnya struktur tersebut melainkan hanya menamakannya "badan X"
yang membedakan spermatozoa atas yang memiliki dan tidak memiliki badan X.
2
B. Pertanyaan
1. Apa itu penentuan jenis kelamin dan system yang digunakan?
2. Apa saja gen-gen yang terpaut kromosom?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu penentuan jenis kelamin dan system yang digunakan dalam
penentuannya
2. Mengetahui apa saja yang termasuk gen-gen yang tepaut kromosom
D. Metodologi
Metodologi yang kami gunakan yaitu diskusi bersama dan studi literatur
3
BAB II
ISI
1. Penentuan jenis kelamin
Mekanisme penentuan jenis kelamin sangat bervariasi sehingga tidak dapat diterapkan
untuk semua spesies secara umum. Pada organisme yang melakukan
perkembangbiakan secara seksual memiliki faktor yang berperan dalam penentuan
jenis kelamin yaitu,adanya kromosom seks dan interaksi antar gen dengan faktor
lingkungan (faktor lingkungan eksternal dan internal) (Suratsih,2003:53).
Pada manusia dan hewan mamalia lainnya, jenis kelamin ditentukan oleh sepasang
kromosom kelamin: XY pada pria dan XX pada wanita. Kromosom adalah sebuah
struktur di dalam nukleus yang berupa deret panjang molekul DNA dan informasi
genetik suatu organisme. Pada manusia, kebanyakan kromosom kita berpasangan
secara homolog. Dua kromosom dari pasangan homolog mengandung informasi dasar
yang sama (gen yang sama dalam urutan yang sama), tetapi mungkin membawa versi
berbeda dari gen-gen tersebut. Manusia laki-laki memiliki dua kromosom kelamin, X
dan Y. Tidak seperti 44 autosom (kromosom non kelamin), kromosom X dan Y tidak
membawa gene yang sama dan tidak termasuk homolog. Berbeda dengan manusia
wanita, wanita mempunyai dua kromosom X (XX). Kromosom X ini membentuk
pasangan homolog.
(Sumber : Susan,2007:95)
Tipe XX-XO
Tipe ini biasanya berlaku pada belalang, jangkrik dan beberapa jenis serangga
lainnya. Penentuan jenis kelamin dapat dilihat dari perbedaan jumlah
kromosom X. Individu betina memiliki 2 kromosom kelamin XX, sedangkan
individu jantan hanya mempunyai 1 kromosom kelamin yaitu XO. Jenis
kelamin anak ditentukan oleh sel sperma yang mengandung kromosom X atau
tidak mengandung kromosom seks(Suratsih,2003:54).
(Susan,2007:92)
5
Tipe ZZ-ZO
Tipe ini berlaku untuk unggas (ayam,itik,dll). Pada
tipe ini betina dikatakan heterogametik karena
hanya mempunyai sebuah kromosom kelamin saja.
Sedangkan pada ayam jantan adalah ZZ dan ayam
betina adalah ZO (Suryo,1996:126).
(Susan,2007:95)
Tipe Ploidi
Pada lebah dan hymenoptera lainnya penentuan jenis kelamin ditentukan oleh
pasangan kromosom terutama pada sel telurnya jika sel telur (haploid) dibuahi
oleh spermatozoa (haploid) terjadilah lebah betina (lebah pekerja) yang
mengandung kromosom diploid (2n). Tetapi jika sel telur (haploid)
berkembang secara partenogenesis maka terjadilah lebah jantan
(haploid)(Suryo,1996:126)
Pada tumbuhan
7
1. Pautan seks pada hewan
Gen pautan seks pada lalat buah adalah gen penentu warna mata. Lalat buah normal akan
memiliki warna mata berwarna merah yang dipengaruhi oleh gen dominan W yang terpaut
pada kromosom X. Sementara itu, alelnya yaitu gen w akan mempengaruhi warna mata
putih dan bersifat resesif. Adanya peristiwa terpaut seks mula-mula ditemukan oleh T.H.
Morgan. Pada suatu hari, ia menemukan lalat Drosophila jantan berwarna putih, sedangkan
yang normal bermata merah. Oleh karena yang bermata putih itu menyimpang dari yang
normal maka lalat itu dinamakan mutan.Warna mata pada Drosophila melanogaster, A.
Betina bermata merah (normal); B. Jantan berwarna putih (mutan).
Morgan segera mengawinkan lalat jantan bermata putih itu dengan lalat betina normal
(bermata merah) dan mendapatkan lalat-lalat keturunan F1 yang semuanya normal (bermata
merah), baik yang betina maupun yang jantan. Ketika lalat-lalat F1 dikawinkan didapatkan
keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan ¾ bermata merah, ¼ bermata putih. Kecuali
itu, lalat F2 betina semuanya bermata merah, tetapi separuh dari jumlah lalat jantan bermata
merah sedang separuh yang lainnya bermata putih.
Perkawinan resiproknya memberi keturunan yang berlainan, yaitu semua lalat betina dalam
F1 bermata merah sedangkan semua lalat jantan bermata putih. Dalam keturunan F2 baik
yang betina maupun yang jantan memisah 50% bermata merah dan 50% bermata
putih.Berdasarkan hasil beberapa percobaan perkawinan yang dilakukannya itu, Morgan
mengambil kesimpulan bahwa gen penyebab mata berwarna putih itu adalah resesif dan
terdapat pada kromosom-X.
8
Genotip Lalat Warna mata
Merah nyata
col col
w w
Satsuma
sat sat
w w
Koral (karang)
co co
w w
Anggur
w w
w w
Eosin
e e
ww
Darah
wblwbl
Aprikot
wawa
Ww Putih
Pautan seks pada kucing terdapat pada gen yang menentukan warna bulu kucing. Gen
ini terpaut pada kromosom X dan menimbulkan warna hitam atau coklat. Kucing jantan dapat
9
memiliki bulu berwarna hitam atau coklat dengan kombinasi warna putih. Hal ini karena
kucing jantan hanya memiliki satu kromosom X yang berisi gen warna hitam atau coklat saja.
Sementara itu, kucing betina dapat memiliki bulu dengan kombinasi warna hitam, coklat, dan
putih. Hal ini karena kucing betina memiliki dua buah kromosom X dengan kemungkinan
masing-masing kromosom berisi gen yang berbeda, yaitu hitam dan coklat.
Buta warna
Orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, buta
warna merah hijau, tidak mampu membedakan warna merah dan hijau. Buta warna ini
dikendalikan oleh gen resesif. Gen ini terpaut dalam kromosom X.
1. XC XC : wanita normal
2. Xc Xc : wanita buta warna
3. XC Xc : wanita pembawa buta warna/karier
4. XC Y : pria normal
5. Xc Y : pria buta warna
Wanita karier atau pembawa artinya wanita yang secara fenotipe normal tetapi secara
genotipe dia membawa alel sifat resesif untuk buta warna.
Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dimana seseorang darahnya tidak dapat/sulit membeku bila
luka. Luka kecil pun dapat menyebabkan penderita meninggal karena terjadi pendarahan yang
terus-menerus. Gen yang mengendalikan sifat ini adalah gen resesif dan terpaut dalam
kromosom X. Dalam keadaan homozigot resesif gen ini bersifat letal (menimbulkan
kematian).
Beberapa kemungkinan susunan genotip adalah:
1. XH XH : wanita normal
10
2. Xh Xh : wanita hemofilia bersifat letal
3. XH Xh : wanita pembawa/karier
4. XH Y : pria normal
5. Xh Y : pria hemophilia
(Diunduh dari https://www.seppuloeppa.com pada tanngal 3 Februari 2019 pukul
23.49 WIB)
Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah gen autosomal yang membedakan antara
laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi factor lingkungan internal yakni perbedaan kadar
hormon kelamin antara laki-laki dan perempuan. Sifat yang diturunkan oleh gen dikenal
sebagai sifat (karakter) menurun yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Salah satu contoh sifat
11
menurun pada manusia yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah panjang jari telunjuk
(Agus dan Sjafaraenan, 2013:92).
Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini bisa diturunkan melalui gen
autosom maupun gen gonosom (Nio,1990:118). Apabila gen itu terletak pada autosom, maka
laki-laki dan perempuan dapat diharapkan akan menerima gen itu dengan frekuensi yang
sama., sehinga masing-masing seks mempunyai peluang yang sangat besar untuk
menunjukkan diwariskannya gen tertentu. Tetapi apabila gen itu terletak pada kromosom-X
maka gen itu akan diwariskan menurut pola bersilang. Artinya gen yang terletak pada
kromosom-X itu tidak mungkin diwariskan oleh seorang ayah langsung kepada anak laki-laki
(Suryo, 2010:141).
a. Telunjuk panjang
Apabila kita meletakkan tangan kita pada suatu alas dimana terdapat sebuah garis
mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka
dapat diketahui apakah jari telunjuk lebih panjang ataukah lebih pendek daripada jari
manis. Pada kebanyakan orang ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis tersebut.
Berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek
disebabkan oleh gen yang
dominan pada orang laki-laki,
tetapi resesif pada perempuan.
Ekspresi gen itu sebagai berikut
(Suryo,2010:227)
b. Kepala botak
Genotip adalah sifat dasar pada individu yang tidak tampak dan tidak berubah-ubah
karena lingkungan (misalnya gen kepala botak genotipnya adalah BB atau Bb).
Fenotip adalah sifat keturunan yang dapat dilihat warna, bentuk dan ukurannya
(misalnya seorang laki-laki dengan genotip Bb & BB memiliki fenotip kepala botak).
Alel adalah anggota dari sepasang gen yang membawa sifat berlawanan. Misalnya alel
B (huruf besar) memiliki pengaruh kepala botak, sedangkan alel b (huruf kecil)
membawa sifat kepala normal. Maka B dan b adalah sepasang alel (Suryo, 2008:145).
12
Jika kepala botak dipengaruhi gen di kromosom X maka tidak mungkin ayah dan anak
laki-laki mempunyai sifat yang sama. Namun jika ada pada kromosom Y juga tidak
mungkin karena ada perempuan yang tidak botak. Dapat disimpulkan bahwa kepala
botak disebabkan oleh gen yang dipengaruhi jenis kelamin "sex influenced genes".
Gen kepala botak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Seorang laki-laki yang memiliki
pasangan gen BB dan Bb akan berkepala botak. Namun seorang perempuan baru akan
botak bila memiliki pasangan gen BB. Jadi gen kepala botak (B) bersifat dominan
pada laki-laki, sedangkan pada perempuan bersifat resesif (kalah dominan daripada
gen b) (Suryo, 2008:146).
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Mekanisme penentuan jenis kelamin sangat bervariasi sehingga tidak dapat diterapkan
untuk semua spesies secara umum. Pada organisme yang melakukan
perkembangbiakan secara seksual memiliki faktor yang berperan dalam penentuan
jenis kelamin yaitu,adanya kromosom seks dan interaksi antar gen dengan faktor
lingkungan (faktor lingkungan eksternal dan internal) (Suratsih,2003:53).
2. Gen-gen yang terpaut kromosom yaitu gen-gen yang terdapat dalam kromosom X,
gen-gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin, dan gen yang dipengaruhi oleh
jenis kelamin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Wawang Armansyah.2018. Pewarisan Sifat yang Terpaut dalam Kromosom Seks. Diunduh
dari https://www.seppuloeppa.com pada tanngal 3 Februari 2019 pukul 23.49 WIB.
Nio, Tjan kwiauw, 1990.Genetika Dasar.Bandung:Institut Teknologi Bandung Press.
Susan.2007.Schaum's Genetika.Jakarta:Erlangga.
15