Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

IPA DASAR 1

Menguji Kandungan Vitamin C pada Buah Mangga dalam Berbagai Kondisi

KELOMPOK 3

1.Sania Elfa Shofia (18312244013)

2. Rifqa Azizah (18312244015)

3. Dynar Palupi Rahmaningrum (18312244021)

4. Muhammad Arya Sumbogo (18312244023)

5. Akhadiyani Sipta Ulinuha (18312244024)

Kelas D

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
A. JUDUL

Menguji kandungan vitamin C pada buah mangga dalam berbagai kondisi

B. TUJUAN

1. Mengetahui kondisi buah mangga mana yang memiliki kandungan vitamin C paling
tinggi

2. Mengidentifikasi penyebab kadar vitamin C yang tinggi pada buah mangga dalam
berbagai kondisi

3. Mengetahui hubungan antara larutan iodine dengan kandungan vitamin C pada buah
mangga

C. RUMUSAN MASALAH

1. Pada kondisi manakah buah mangga mengandung vitamin C paling tinggi?

2. Apa yang menyebabkan kandungan vitamin C dalam buah mangga berbeda pada tiap
kondisi?

D. HIPOTESIS

1.Buah mangga mengandung vitamin C paling tinggi pada saat kondisi mangga sudah
matang, sebab pada kondisi ini buah mangga belum melampaui titik maksimal kadar
peningkatan vitamin C

2.Kandungan vitamin C dalam buah mangga berbeda pada tiap kondisi disebabkan oleh
perbedaan tingkat kematangan dan kemurnian buah mangga

E. VARIABEL

1. Variabel bebas : kondisi mangga (mangga mentah, mangga matang, produk buah
mangga berupa nutrisari)

2. Variabel terikat : kandungan vitamin C

3. Variabel kontrol : volume sari buah mangga


F. DASAR TEORI

1. Mangga
The mango fruit is a large, fleshy drupe, containing an edible mesocarp of varying
thickness. The mesocarp is resinous and highly variable with respect to shape, size, colour,
presence of fibre flavour. Fruit length can range from 2.5 to >30 cm, depending on the
cultivar. The endocarpis woody, thick and fibrous, the fibres in the mesocarp arise from
the endocarp (Richard E. Litz,2009:3).

Menurut Richard dalam kutipannya, Buah mangga adalah buah berbiji besar, berisi
mesocarp yang dapat dimakan dengan berbagai ketebalan. Panjang buah bisa berkisar 2,5
hingga> 30 cm, tergantung pada kultivar.
Mango fruit contain amino acids, carbohydrates, fatty acids, minerals, organic
acids, proteins, and vitamins. During the ripening process, the fruit are initially acidid,
astringent and rich in ascorbic acid (vitamin C). Ripe mangoes contain moderate levels of
vitamin C, but are fairly rich in provitamin A and vitamins B1 and B2. The pulp of mango
fruit contains as much vitamin A as butter, although vitamin D is not present in a significant
quantity. Fruit acidity is primarily due to the presence of malic and citric acids(Richard E.
Litz,2009:4).
Menurut Richard, buah mangga mengandung asam amino, karbohidrat, asam lemak,
mineral, asam organik, protein, dan vitamin. Selama proses pemasakan, buah awalnya
bersifat asam, astringen dan kaya akan asam askorbat (vitamin C). Keasaman buah
terutama disebabkan oleh keberadaan asam malat dan sitrat
Komponen daging buah mangga yang paling banyak adalah air dan
karbohidrat(termasuk di dalamnya serat). Selain itu, buah mangga juga mengandung
protein, lemak, vitamin, mineral, macam-macam asam, tanin, zat warna, dan zat volatil.
Zat volatil inilah yang memberikan aroma harum khas pada buah mangga(Made Astawan,
2008:230).
Vitamin yang banyak terkandung pada buah mangga adalah vitamin A,C, dan B
kompleks. Vitamin B dalam buah mangga terutama terdiri atas vitamin B1, B2, B3, dan
B6. Mangga juga mengandung beberapa mineral yang berguna bagi tubuh seperti Ca, Fe,
Mg, P, K, Na, Zn, Cu, Mn, dan Se (Made Astawan, 2008:230).
2. Vitamin C
Terdapat zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh kita tetapi kita perlukan
dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu vitamin. Vitamin adalah zat esensial yang
diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh.
Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan. Namun diperlukan
sebagai asupan harian dalam jumlah tertentu yang bisa diperoleh dari makanan (Yuliarti,
2009:59).
Menurut (Perricone, 2007:117) Vitamin C merupakan asam askorbat,yaitu
senyawa kimia yang larut dalam air. Ascorbyl palmitate adalah asam askorbat yang
berkaitan dengan asam lemak untuk membuat sistem pengantar yang larut di dalam lemak
untuk vitamin C. Adapun karakteristik dan manfaat vitamin C adalah:
 Larut di dalam air (asam askorbat-L) atau larut di dalam lemak (Vitamin C ester
seperti ascorbyl palmitate).
 Meningkatkan produksi kolagen.
 Penting untuk berfungsinya neurotransmitters, termasuk dopamine, serotonin, dan
acetylcholine.
 Berakumulasi di dalam sel darah putih untuk mempertahankan respons imunitas
yang kuat.

Menurut Siregar (2009:1), beberapa bentuk vitamin C adalah sebagai berikut:


1. Asam ascorbate ( L-ascorbic acid )
Jenis ini digunakan tubuh, meski bersifat asam namun kekuatan asamnya jauh lebih
rendah dibanding asam lambung. Jenis ini lebih murah dari jenis lainnya.
2. Garam ascorbat
Sifat asam jenis ini dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap
lebih aman bagi lambung.
3. Vitamin C dengan bioflavonoid
Bioflavonoid adalah zat warna tanaman seperti dalam sayur atau buah. Meski
bioflavonoid mempunyai anti-oksidan, masih sedikit penelitian yang menunjukkan
bahwa kombinasinya dengan vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin C.
4. Ascorbat dan metabolit vitamin C
Ascorbat dan metabolit vitamin C mengandung kalsium ascorbat ditambah sedikit
dehidroaskorbat (asamaskorbat yang teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya
untuk meningkatkan kinerja vitamin C, hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan
dengan asam.
5. Ascorbilpalmitat
Ascorbil palmitat merupakan vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat
(asam lemak). Jenis ini banyak dibentuk untuk suplemen seperti Ester C, namun
berbeda dengan ester-c dengan metabolit vitamin C.

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit,urat, tulang rawan, dan jaringan lainnya di
tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan(Made Astawan, 2008:236).

Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal
bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker
(Made Astawan, 2008:236).

3, Kandungan vitamin C pada buah mangga

Kadar vitamin C sangat dipengaruhi oleh varietas, lingkungan, tempat tumbuh,


pemakaian berbagai jenis pupuk, tingkat kematangan buah dan sebagainya. Buah-buahan
mentah mengandung kadar vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan
yang sudah tua. Kadar vitamin C pada buah akan meningkat sampai buah masak, dan akan
menurun pada saat tingkat kemasakan telah terlampaui. Hal ini disebabkan karena kadar
vitamin C pada buah yang sudah lewat masak akan berubah menjadi glukosa (Oktaviana, dkk,
2012).

Semakin masaknya buah atau hasil maka kandungan kadar air, total padatan terlarut,
warna, aroma, tekstur buah, zat tepung, dan gulanya semakin meningkat sedangkan
kandungan vitamin C pada umumnya menurun (Julianti, 2011).
G. METODOLOGI PERCOBAAN

1. Hari, tanggal : Jumat, 19Oktober 2018

2. Waktu : 09.20 – 11.00 WIB

3. Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY

4. Alat dan bahan :

a. Alat : b. Bahan :

- Tabung reaksi (3 buah) - Mangga mentah

- Corong (3 buah) - Mangga matang

- Lumpang dan alu (2 buah) - Mangga bubuk (Nurisari)

- Gelas beker (4 buah) - Larutan iodine

- Sendok + spatula (3 buah)

- Pipet tetes (1 buah)

- Saringan (1 buah)

- Kertas saring (3 buah)

5. Langkah kerja :

Mengupas dan memotong mangga matang dan mentah menjadi kecil-kecil


secukupnya.

Menghaluskan potongan mangga matang dan mangga mentah.

Melarutkan bubuk mangga (nutrisari) dengan air secukupnya.

Melarutkan iodine dengan komposisi 20 tetes iodine dicampur dengan air


sebanyak 3 sendok makan

Menetesi masing-masing tabung reaksi berisi sari buah mangga dengan tetesan
larutan iodine
Mencatat jumlah tetesan iodine pada masing-masing sari buahmangga.

Menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

H. DATA HASIL PERCOBAAN

No Kondisi Mangga Warna Awal Warna Akhir Jumlah Tingkat


tetesan kejernihan
1. Mentang Kuning Orange 55 ++
kecoklatan
2. Matang Hijau Coklat 80 ++
kehijauan
3. Bubuk (nutrisari) Orange Orange 48 +++

Keterangan : +++ sangatjernih

++ jernih

+ kurangjernih

I.PEMBAHASAN

Praktikum dengan judul menguji kandungan vitamin C pada buah mangga dalam
berbagai kondisi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk mengetahui kondisi buah mangga
mana yang memiliki kandungan vitamin C paling tinggi, mengidentifikasi penyebab tingginya
kandungan vitamin C pada buah mangga dalam berbagai kondisi, dan mengetahui hubungan
antara larutan iodine dengan vitamin C pada buah mangga.

Kegiatan praktikum ini dilakukan dengan menggunakan tiga variabel, yaitu variabel
bebas, terikat, dan kontrol. Variabel bebas pada praktikum ini berupa kondisi buah mangga
(mentah, matang, dan dalam bentuk produk/bubuk mangga/nutrisari). Variabel terikatnya
adalah kandungan vitamin C dan variabel kontrolnya adalah volume sari buah mangga.

Pengujian ini dilakukan dengan mengambil sari buah mangga pada tiap kondisi, yaitu
mangga mentah, matang, dan produk buah mangga (nutrisari). Volume sari buah mangga yang
digunakan harus sama, atau dengan kata lain, tiap tabung reaksi diisi sari buah setinggi kurang
lebih 1 cm. Iodine yang sudah dilarutkan dengan air kemudian diteteskan ke dalam tabung
reaksi berisi sari buah mangga, dengan jumlah tetesan yang disesuaikan dengan tingkat
kejernihan. Maksudnya, apabila sari buah yang ditetesi larutan iodine sudah berubah menjadi
jernih, penetesan dihentikan kemudian kami menghitung dan mencatat jumlah tetesan larutan
iodine untuk tiap sari buah mangga.

Iodine dapat digunakan untuk menganalisis kandungan vitamin C karena


terdapat reaksi sebagai berikut :

Reaksi tersebut dapat menunjukkan kadar vitamin C dari banyaknya tetesan iodine yang
dapat menjernihkan sari mangga dimana semakin banyak tetesan maka semakin sedikit kadar
vitamin C-nya. Data hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah tetesan iodine untuk
mejernihkan sari manga adalah berbeda-beda. Sari buah mangga mentah memberikan data
sejumlah 80 tetesan, mangga matang 55 tetesan, dan produk mangga (nutrisari) 55 tetesan.

Berikut adalah reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan iodine :

C6H8O6 + I2  C6H6O6 + 2I- + 2H+

Buah mangga dikenal sebagai buah yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Prawirokusumo (1994:45) menyatakan bahwa di samping sangat larut dalam air, vitamin C
mudah teroksidasi, dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta
oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan
asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengandung vitamin C.
Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya.

Pada data hasil percobaan menunjukan terjadinya peningkatan kadar vitamin C dari
buah mangga mentah ke matang yang disebabkan oleh buah yang masih dalam proses
perkembangan. Menurut Yan dkk. (2007:69), pada proses perkembangan ini, sintesis vitamin
C ikut meningkat karena adanya enzim L-gulonalactoneoksidase dalam buah. Vitamin C pada
tumbuhan merupakan metabolit sekunder karena terbentuk dari glukosa melalui jalur asam D-
glukaronat dan L-gulonat. Selama berlangsungnya pematangan buah terjadi kenaikan
kandungan gula yang menyebabkan rasa manis pada buah mangga yang sudah matang. Hal
tersebut didukung pula oleh Oktaviana, dkk ( 2012 : 62) menyatakan bahwa kadar vitamin C
pada buah akan meningkat sampai buah masak dan akan menurun pada saat tingkat kemasakan
telah terlampaui. Hal ini disebabkan karena kadar vitamin C pada buah yang sudah lewat masak
akan berubah menjadi glukosa.

Kadar vitamin C yang terjadi seperti pada pada data hasil percobaan menunjukkan
bahwa semakin tua umur buah mangga, maka kadar/kandungan vitamin C akan semakin
menurun. Kadar vitamin C menurun ketika titik maksimal peningkatannya telah terlampaui.
Hal ini dikarenakan biosintesis vitamin C dipengaruhi oleh adanya aktivitas asam
askorbatoksidase (Santosa&Hulopi, 2011:42). Titik tekan pernyataan tersebut adalah asam
askorbatoksidase berperan dalam perombakan vitamin C, dimana asam askorbat akan
teroksidasi menjadi asam dehiodroaskorbat, keduanya masih mempunyai keaktifan sebagai
vitamin C dan akan mengalami perubahan lebih lanjut oleh adanya reaksi hidrolisis sehingga
terbentuk asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C. Secara lengkap
reaksi perubahan vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.
Semakin tinggi tingkat kematangan buah maka kadar air, total padatan terlarut, warna,
serta kesukaan terhadap aroma dan tekstur buah akan semakin meningkat, tetapi kandungan
vitamin C, total asam dan nilai kekerasan akan semakin menurun. Mukerjee dalam Santosa dan
Hulopi (2011 : 43 ).

Berdaaarkan data hasil percobaan, perbedaan jumlah tetes larutan iodine pada mangga
matang dan mentah yaitu bahwa manga mentah memerlukan 80 tetesan iodine yang berarti
kandungan vitamin C pada mangga mentah lebih rendah dibandingkan manga matang yang
hanya memerlukan 55 tetesan iodine. Sedangkan larutan produk buah mangga (nutrisari) hanya
memerlukan 48 tetesan iodine yang berarti kandungan vitamin C pada larutan nutrisari adalah
paling tinggi. Hal ini dikarenakan adanya penambahan zat kimia berupa vitamin C buatan
sebesar 100% yang bertujuan agar vitamin C dapat terasa dan khususnya sebagai produk
perdagangan. Dalam pernyataan-pernyataan di atas harus digaris bawahi bahwa kenaikan kadar
vitamin C pada buah mangga dari mentah ke matang hanya maksimal pada buah mangga
dengan kematangan optimum. Mangga yang terlalu masak akan dominan kepada kenaikan
glukosa yang mana menyebabkan kandungan vitamin C akan berkurang.

J. KESIMPULAN

1. Kandungan vitamin C terendah ke tertinggi dimulai dari mangga mentah, mangga


matang, kemudian larutan produk buah mangga (nutrisari).
2. Terjadi kenaikan kadar vitamin C dari mangga mentah ke mangga matang, karena pada
buah mangga yang belum melampaui titik maksimal kematangannya, kandungan
vitamin C nya akan lebih tinggi daripada mangga mentah.
3. Semakin banyak jumlah tetesan iodine maka semakin sedikit kadar vitamin C yang
terkandung dalam pada sampel yang diuji.
DAFTAR PUSTAKA

Julianti. 2011. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu
Buah Terong Belanda. Jurnal Holtikultural Indonesia.2(1):14-20. Diakses dari
http://journal.ipb.ac.id. pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.46 WIB.
Litz, Richard E. 2009. The Mango Second Edition. USA: University of Florida.
Made Astawan. 2008. Khasiat Mangga Mentah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Oktaviana,dkk. 2012. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Konsentrasi Natrium Benzoat
Terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah. Jurnal Akadademika Kimia.1(4):193-
199. Diakses dari http://jurnal.untad.ac.id. pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul
17.03 WIB.
Perricone, N. 2007. The Perricone Prescription. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Siregar, H. J. 2009. Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sel Leydig. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Yuliarti, N. 2009. A To Z Food Supplement. Yogyakarta: Andi.
LAMPIRAN

Gambar 1. Mangga matang Gambar 2. Produk buah mangga


Sumber : Dokumentasi pribadi (Nutrisari)
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 3. Perasan mangga Gambar 4. Mangga matang yang


matang sudah dihaluskan
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 5. Larutan iodin Gambar 6. Sari mangga


Sumber : Dokumentasi matang, mangga mentah, dan
pribadi sari bubuk mangga
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 7. Sari mangga Gambar 8. Sari mangga
sebelum ditetesi iodine setelah ditetesi iodine
Sumber : Dokumentasi Sumber : Dokumentasi
pribadi pribadi

Anda mungkin juga menyukai