Disusun Oleh :
Yang dimaksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang ditemukan oleh
gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada yang resesif. Oleh karena laki-laki
dan perempuan memiliki autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh
gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki dan perempuan (Suryo, 1986: 102).
Interaksi antara alel-alel IA, IB, dan I menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan
darah, yaitu A, B, AB, dan O. Banyak ahli yang lebih suka menggunakan huruf L dan l
sebagai simbol untuk alel ganda ini karena huruf L berasal dari Landsteiner. Dengan
demikian, terdapat alel LA, LB, dan l. Keadaan dominasinya adalah (IA = IB) > I (Suryo,
1986: 349-350).
Cara Kerja
Menentukan ciri yang ada pada diri masing-masing mahasiswa sesuai dengan keenam
ciri yang sudah disebutkan diatas.
Menggunakan Cakram Genetika, dimulai dari bagian tengah dengan ciri pertama, dan
menentukan apakah berada di sisi kiri atau sisi kanan dari garis vertikal
Pindah pada garis lingkaran kedua, kemudian menentukan pada bagian mana sifat kita
terdapat. Demikian selanjutnya sampai lingkaran terluar, yaitu tipe golongan darah.
Membaca angka yang tertulis untuk kombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah
diamati.
Skor Cakram
No. Nama Mahasiswa Keterangan
Genetika
1 Havid Aprilliano 120
2 Dian Novita 80
3 Cicillia Retno K 117
4 Danny Pradoko 36
5 Aniq Kumala Dewi 108
6 Anisa Maulidiya 80
7 Inuoi Widhi H 38
8 Resa Pahlawan 109
9 Nadhilla DSBA 93
10 Shianita 78
11 Devi Wulandari 64
12 Nurul Husna 96
13 Ngakan Yoga N 103
14 Rida A 109
15 Emma M 111
16 Yuli Ana D 61
17 Fadholi Yudha 126
18 Riska Wahyu K 112
19 Ein Dwi S M 110
20 Isnani Deyana 118
21 Isdini G 74
22 M. Luqmanul 60
23 Norma F 79
24 Wicak Aji P 16
25 Aulia Devi P 109
26 Aji 77
V. PEMBAHASAN
serta sifat khusus yang dapat membedakan anatar individu satu dengan lainnya. Praktikum
ini dilakukan terhadap 26 mahasiswa kelas Biologi E 2015.
Pertama, indeks keragaman dengan angka 80 dimiliki oleh Dian dan Anisa.
Mereka memiliki enam ciri yang sama pada cakram genetika yaitu ujung daun telinga tidak
melekat, ibu jari bengkok, lidah melipat, tidak ada widows peak, alis menyatu dan golongan
darah O. Walaupun memiliki ciri-ciri yang sama namun ada ciri yang membedakan kedua
mahasiswa tersebut diantaranya yaitu Dian memiliki rambut bergelombang sedangkan
Anisa lurus. Bola mata yang dimiliki Anisa lebih besar daripada Dian. Anisa memiliki
bentuk wajah oval sedangkan Dian bulat.
Indeks keragaman dengan angka 79 yang dimiliki oleh Norma, 78 oleh Shianita,
dan 77 oleh Aji , hasil indeks keragaman tersebut menunjukkan adanya kemiripan antara
Aji, Shianita, Norma, Dian, dan Anisa. Yang membedakan Norma, Shianita, dan Aji
dengan Dian dan Anisa adalah golongan darah. Norma memiliki golongan darah AB,
Shianita memiliki golongan darah B, sedangkan Aji bergolongan darah A. Kemiripan yang
terlihat antara Norma, Shianita, dan Aji adalah sama sama berambut lurus, bentuk wajahnya
bulat.
Kedua, indeks keragaman dengan angka 109 yang bercirikan daun telinga tidak
melekat, ibu jari lurus, lidah melipat, tidak ada widows peak, alis tidak menyatu dan
golongan darah A. Ciri tersebut dimilik oleh Resa, Rida, dan Aulia. Yang membedakan
ketiganya yaitu Aulia memiliki rambut keriting sedangkan Resa dan Rida berambut lurus.
Rida memiliki bentuk wajah agak lonjong sedangkan Resa dan Aulia bulat. Aulia memiliki
warna kulit paling terang dibandingkan dengan Rida dan Resa. Resa berjenis kelamin laki
laki sedangkan Rida dan Aulia perempuan.
Indeks keragaman dengan angka 110 yang dimiliki oleh Ein, 111 oleh Emma,
dan 112 oleh Riska, hasil indeks keragaman tersebut menunjukkan adanya kemiripan antara
Ein, Emma, Riska, Aulia, Rida dan Resa. Yang membedakan Ein, Emma, Riska dengan
Aulia, Rida dan Resa adalah golongan darah. Emma memiliki golongan darah AB, Ein
memiliki golongan darah B, sedangkan Riska bergolongan darah O. Kemiripan yang
terlihat antara Ein, Emma, Riska adalah sama sama bentuk wajahnya bulat, jika dijejerkan
bersama antara Ein, Emma, Riska, Aulia, Rida dan Resa mereka memiliki tingkat
ketinggian yang hampir sama.
Adapun mahasiswa lainya yaitu Havid dengan indeks keragaman 120, Cicillia
Retno (117), Danny Pradoko (36), Aniq Kumala (108), Inuoi Widhi (38), Nadhilla (93),
Devi (64), Nurul (96), Ngakan Yoga (103), Yuli (61), Fadholi (126), Isnani (118), Isdini
(74), Wicak (16) dan Luqman (60) memiliki indeks keragaman berbeda dengan indeks
keragaman diatas. Dari keenam ciri pada cakram genetika tersebut, telah mampu
membedakan mereka dengan mahasiswa lainnya.
Dari pengamatan fenotipe yang dilakukan, walaupun memiliki keenam ciri yang
sama pada cakram genetika akan tetapi tetap memiliki chiri khusus yang membedakan
antara individu satu dengan yang lainya. Hal ini karena, pada manusia terjadi
keanekaragaman pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui
fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011: 6-7). Keanekaragaman genetik
merupakan jumlah informasi genetik yang terkandung di dalam individu manusia serta
makhluk hidup lain seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mendiami bumi(F.
George & H. George, 2005).
Dalam sebuah keluarga juga tidak ada yang sama benar antara yang satu dengan
yang lainnya, meskipun terdapat beberapa orang yang kembar di dalam keluarga tersebut.
Jadi, dalam keluarga juga terjadi variasi. Jika antara individu dalam satu keluarga saja
terjadi banyak perbedaan ciri, maka tidak aneh jika individu dari lain keluarga, lain ras, dan
lain bangsa akan sangat banyak perbedaanya. Manusia memperlihatkan variasi pada
beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya.
Beberapa dari ciri-ciri yang tampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap
ada sampai sekarang dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara
(Slamet, 2003: 63).
Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu
individu di samping ditentukan ole faktor genetiknya (genotip). Genotip adalah seluruh gen
yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekspresikan menampakkan fenotip pada
suatu individu. (Starr & Mc Millan, 2010: 374). Sedangkan yang disebut dengan fenotip
adalah karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat nyata yang dimiliki oleh
organisme.
Ciri itu tampak oleh mata, seperti pada praktikum kali ini yaitu lepas atau
tidaknya ujung daun telinga, warna bola mata, ibu jari melengkung atau lurus, jenis rambut
serta jari tengah yang berambut atau tidak. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya,
seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan
hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen
memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip
(Stansfield, 1983: 19).
Ciri-ciri yang nampak seperti Lekuk pipit, lekuk di dagu, tumbuhnya rambut
yang tebal di tangan, lengan, dan dada, serta berkemampuan untuk membengkokkan ibu
jari dengan sudut yang tajam merupakan sifat-sifat yang ditentukann oleh gen dominan
(Suryo, 1986: 113). Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat) dan bentuk
meruncing dari pangkal tumbuhnya rambut di dahi (Widows peak) hal ini juga ditentukan
oleh gen dominan pada autosom. Daun telinga bebas dan bentuk daun telinga meruncing
dari pertumbuhan rambut di dahi ditentukan oleh gen dominan, sedangkan daun telinga
yang tumbuh melekat ditentukan oleh gen resesif (Suryo, 1986: 114).
Dan dari pengamatan terhadap ciri-ciri genetik yang ada pada setiap individu
termasuk pengamatan terhadap ke-26 mahasiswa Prodi Biologi E 2015, dapat kita ketahui
bahwa setiap organisme memiliki susunan genetik yag bersifat unik. Keunikan susunan
genetik pada setiap indivdu mencerminkan sekumpulan ciri-ciri yang dianggap cocok
untuk individu yang bersangkutan dalam lingkungan dan kondisi tertentu tempat ia berada.
Susunan genetik semacam ini tentunya akan sangat beraneka ragam tergantung pada tingkat
organisme. Organisme sederhana suatu sel tentu saja memiliki susunan genetik lebih
sederhana dibanding organisme multisel. Semakin tinggi tingkat organisme, semakin
kompleks pula susunan genetiknya (Abdul Salam M. Sofro, 1994: 2).
Dalam tiap spesies terdapat anggota kelompok populasi dengan ciri-ciri yang
berbeda satu sama lain. Bahkan antara dua individu, meskipun merupakan anggota spesies
yang sama. Keduanya dapat berbeda karena variasi berbagai faktor. Termasuk faktor-faktor
ini antara lain genetik, umur, jenis kelamin, makanan, stadium daur hidup, bentuk tubuh,
dan lain-lain. Secara genetik tidak ada dua individu dalam satu spesies yang persis sama.
Apalagi faktor-faktor lingkungannya juga ikut berpengaruh dalam timbulnya ciri-ciri yang
muncul sebagai fenotip. Perbedaan ciri yang tampak pada anggota tiap spesies ini
menyebabkan adanya keanekaragaman dalam spesies (Abdul Salam M. Sofro, 1994: 9).
Maka dari pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa beberapa
anak yang memiliki nomor indeks yang sama dari cakram genetika menunjukan bahwa
antara anak-anak dalam kesamaan indeks cakram genetika tersebut memiliki kedekatan
kekerabatannya satu sama lain. Karena semakin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki,
semakin dekat kekerabatannya.Terjadinya kesamaan nomor indeks menunjukan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki oleh anak-anak tertentu dimana semua anak dalam pengamatan tidak
satupun memiliki riwayat satu keluarga. Namun demikian antara individu satu dengan
lainnya dalam kelas tersebut tetap dapat dibedakan satu sama lain setelah melakukan
pengamatan fenotip yang nampak lebih lagi yang artinya memang benar bahwa
keanekaragaman genetik pada manusia dapat kita ketahui melalui pengamatan fenotipe
yang ada pada masing-masing individu.
VI. KESIMPULAN
VI. DISKUSI
1. Apakah ada sesorang di kelas anda yang mempunyai kesamaan terhadap ke enam ciri-
ciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang sama dengan yang anda punyai?
(Jika ada, dapatkah anda dapat menentukan ciri-ciri ketujuh yang dapat membedakan
anda ?)
Jawab: Tidak ada, saya memiliki nilai 108 sedangkan pada kelas Biologi E 2015
tidak ditemukan adanya nilai 108 selain saya. Hal ini menunjukkan tidak ada teman
yang memiliki keenam ciri yang sama dengan saya.
2. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dapat berbeda dengan orang lainnya
yang mempunyai angka 56?
Jawab : Ciri-ciri seseorang yang memiliki indeks 73 meliputi golongan darahnya A,
alis menyatu, tidak ada widows peak, lidah melipat, ibu jari bengkok dan ujung telinga
tidak melekat . Ciri-ciri dari seseorang yang memiliki indeks 56 adalah golongan
darahnya O, alis tidak menyatu, ada widows peak, lidah tidak melipat, ibu jari lurus
dan ujung telinga melekat. Perbedaan individu yang memiliki indeks angka 73 dengan
indeks angka 56 dapat dilihat dari perbedaan ciri fenotip. Kedua orang ini memiliki
ciri fenotip yang berbeda maka keduanya memiliki genetik yang berbeda pula.
3. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang lainnya
yang mempunyai angka 80?
Jawab: Perbedaan ciri-ciri seseorang yang memiliki indeks angka 46 dengan 80 dapat
dilihat dari ciri-ciri yang terdapat di cakram genetika . Pada indeks angka 46 ciri-ciri
individu yang memiliki indeks angka tersebut adalah golongan darahnya B, alis tidak
menyatu, tidak ada widows peak, lidah melipat, ibu jari lurus dan ujung telinga
melekat. Berbeda dengan ciri ciri yang dimiliki indeks angka 80 yang memiliki ciri
meliputi golongan darahnya O, alis tidak menyatu, tidak ada widows peak, lidah
melipat, ibu jari bengkok dan ujung telinga tidak melekat. Perbedaan individu yang
memiliki indeks angka 46 dengan indeks angka 80 dapat dilihat dari perbedaan ciri
fenotip. Kedua orang ini memiliki ciri fenotip yang berbeda maka keduanya memiliki
genetik yang berbeda pula.
4. Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas anda sejumlah
ciri-ciri lainnya?
Jawab: Pada indeks keragaman 80 (Anisa dan Dian) ciri ciri pembeda adalah rambut
lurus dan keriting, bentuk wajah, cuping hidung mancung.selanjutnya untuk indeks
keragaman 109 ( Aulia, Rida, dan Resa) ciri pembedanya adalah jenis kelamin,
rambut lurus atau keriting, bentuk wajah.
5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan dua orang
perempuan, masing-masing berturut-turut mempunyai angka 36, 40, 44 dan 48 dapat
selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak berpenghuni, terpisah secara populasi
dengan lainnya. Ciri-ciri apa yang tidak anda dapatkan pada populasi di pulau ini,
yang ada di kelas anda ?
Jawab : Ciri-ciri yang terdapat pada populasi orang dengan angka 36, 40,44, dan 48
yaitu :
Orang dengan angka 36 memiliki ciri-ciri golongan darah O, alis menyatu, ada
widows peak, lidah melipat, ibu jari lurus dan ujung telinga melekat.
Orang dengan angka 40 memiliki ciri-ciri golongan darah O, alis tidak menyatu,
ada widows peak, lidah melipat, ibu jari lurus dan ujung telinga melekat.
Orang dengan angka 44 memiliki ciri-ciri golongan darah O, alis menyatu, tidak
ada widows peak, lidah melipat, ibu jari lurus dan ujung telinga melekat.
Orang dengan angka 48 memiliki ciri-ciri golongan darah O, alis tidak menyatu,
tidak ada widows peak, lidah melipat, ibu jari lurus dan ujung telinga melekat.
Dengan melihat ciri-ciri pada populasi diatas, maka dapat diketahui ciri-ciri yang tidak
terdapat pada populasi tersebut namun ada di kelas yaitu: golongan darah A,B,AB,
lidah tidak melipat, ibu jari bengkok, dan ujung telinga tidak melekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anna C. Pai. 1985. Dasar-dasar Genetika : Ilmu untuk Masyarakat. Terjemahan: Muchidin
Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9thed. New York:
George, F and H. George.2005. Schaums Outline of Biology. 2nd ed. Jakarta: Erlangga.
Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York: Brooks/Cole
Cengage Learning.