Anda di halaman 1dari 120

Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN

Eratosthenes (bahasa Yunani Ἐρατοσθένης) (276 SM - 194 SM) adalah


seorang matematikawan, ahli geografi dan astronom zaman Helenistik. Ia tercatat sebagai
orang yang pertama kali memikirkan sistem koordinat geografi, dan yang pertama diketahui
menghitung keliling Bumi.
Eratosthenes mengetahui bahwa pada saat titik musim panas pada siang lokal di
kota Syene yang terletak di Tropic of Cancer, Matahari akan tampak di zenit, tepat di atas
kepala. Ia juga mengetahui dari pengukuran bahwa di kampung halamannya, Alexandria,
sudut kemiringan Matahari pada saat yang sama adalah 7,2° di selatan zenit. Dengan
asumsi bahwa Alexandria berada di utara Syene ia menyimpulkan bahwa jarak dari
Alexandria ke Syene adalah 7,2/360 dari total keliling Bumi. Jarak antara kedua kota
tersebut diketahui dari para pedagang/pengelana sekitar 5000 stadia: sekitar 800 km. Dia
mendapatkan angka akhir 700 stadia per derajat, yang berarti keliling Bumi adalah 252.000
stadia. Ukuran pasti dari stadion yang dia gunakan saat ini tidak lagi diketahui dengan pasti
(ukuran stadion Attic sekitar 185 m), tetapi umumnya dipercaya bahwa keliling Bumi yang dihitung Eratosthenes adalah sekitar 39.690 km.
Meskipun metode Eratosthenes cukup baik, akurasi perhitungannya masih terbatas. Akurasi pengukuran Eratosthenes terkurangi oleh
fakta bahwa Syene tidaklah tepat berada di Tropic of Cancer, tidak juga tepat berada di selatan Alexandria, dan Matahari sebetulnya
adalah sebuah piringan yang berada pada suatu jarak tertentu dari Bumi dan bukan sebuah "sumber titik" pada jarak yang tak hingga.
Sumber lain dari galat pengukurannya adalah: ketelitian tertinggi pengukuran sudut pada zaman itu hanyalah seperempat derajat, dan
pengukuran jarak melalui perjalanan darat masih diragukan. Maka akurasi dari perhitungan Eratosthenes adalah mengejutkan, sebab
keliling Bumi yang diukur melewati kutub-kutubnya saat ini diketahui berharga 40.008 km.
Percobaan Eratosthenes pada saat itu sangat dipandang, dan perkiraannya tentang ukuran Bumi diterima hingga ratusan tahun
sesudahnya. Metodenya digunakan oleh Posidonius sekitar 150 tahun kemudian.

A. PENDAHULUAN

Fsika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-
ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari
materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti
gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron
mengelilingi inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Fisika menjadi dasar berbagai
pengembangan ilmu dan teknologi.

Dalam belajar fisika kalian akan selalu berhubungan dengan pengukuran, besaran dan satuan. Sudah
tahukah kalian dengan apa yang dinamakan pengukuran, besaran dan satuan itu? Pengukuran merupakan
proses mengukur. Sedangkan mengukur didefinisikan sebagai kegiatan untuk membandingkan suatu besaran
dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Dari pengertian ini dapat diturunkan
pengertian berikutnya yaitu besaran dan satuan. Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didapat
dari hasil pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka dan satuannya. Dari penjelasan di atas dapat
terlihat bahwa pengukuran, besaran dan satuan memiliki hubungan yang erat. Ketiganya selalu berkaitan.
Pengukuran merupakan kegiatan atau aktivitasnya, besaran merupakan pokok permasalahan yang diukur
sedangkan satuan merupakan pembanding (pengukurnya).

1
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

B. BESARAN POKOK DAN TURUNAN

Besaran-besaran dalam fisika dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan terlebih
dahulu, yang berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada besaran lain. Para ahli merumuskan tujuh macam
besaran pokok,

a. Satuan Standar (SI)

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Sebuah
besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang menggunakan satuan inci, kaki,
mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya
berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan
tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar
Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI). Satuan Internasional adalah satuan yang
diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang
digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS).
Selanjutnya pada Konferensi Berat dan
Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI.
Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter,
kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandel Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu
sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter
kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).

Tabel 1.1. Satuan Standar (SI)


No Besaran Lambang Satuan
1 Panjang L meter (m)
2 massa m kilogram (kg)
3 waktu t secon (s)
4 suhu T kelvin (K)
5 kuat arus I ampere (A)
6 intensitas Ln candela (cd)
7 jumlah zat N mol
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak
baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah
ditetapkan sama di setiap tempat.

Tabel 1.2 Turunan Satuan Internasional


Kuantitas Satuan Singkatan Dimensi
Gaya Newton N Kgm/sec2
Tekanan Pascal Pa.N/M2 Kg/m sec2
Energi Joule J.Nm Kgm2/ sec2
Tenaga Watt W.J/sec Kgm2/sec3
Torque Meter Newton r.Mn Kgm2/ sec2

2
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Electric charge Coulomb C A sec.


Potensial listrik Volt V,J/c Kgm2/sec3A2
Tahanan listrik Ohm V/A Kgm2/sec3A2
Kapasitas Farad F,C/V,C2/J Sec.4A2 Kgm2
Induktan Henry H,J/A2.sec Kgm2/ sec2 A2
Frekwensi Hertz Hz Sec-1
Dll
Dalam bidang kedokteran dan juga keprawatan sistem SI, maupun turunannya tidak semua digunakan,
masih banyak mempergunakan sistem nol SI. Berikut ini adalah besaran dan satuan yang sering digunakan
dalam bidang kedokteran:

Tabel 1.3 Sistem non SI yang digunakan dalam bidang kedokteran dan keprawatan
Kuantitas Satuan Singkatan
Massa Gram G
Panjang Foot,centimetre Ft,cm
Volume Liter -
Waktu Menit Min
Gaya Dyne, -
Pound force Lbt
Energi Kalori Cal
kilokalori Kcal
Tenaga Kilokalori/menit Kcal/min
Tekanan Pound/inch 2 Psi
Milimeter merkuri Mm Hg
atmosfir Atm
Temperature Fahrenheit F
Celcius C

b. Mengkonversi Satuan

Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, kecepatan maupun arus listrik, harus terdiri dari
suatu bilangan dan suatu satuan. Jika besaran-besaran tersebut dijumlahkan, dikurangi, dikalikan atau
dibagikan dalam suatu persamaan aljabar, maka satuannya juga harus diperlakukan sama seperti bilangan
lainnya. Sering kita di beri besaran dalam satuan set satuan, tetapi kita ingin menyatakan dalam set satuan
yang lain. Sebagai contoh, kita mengukur bahwa tinggi badan seorang pasien 21,5 inci, dan kita ingin
menyatakan dalam centimeter. Kita harus menggunakan factor konversi (semua faktor konfersi bernilai 1)
yang dalam hal ini adalah:

1 in = 2,54 cm

Jika kita bagi ruas kanan dengan ruas kiri, kita peroleh:

= 1 atau =1 atau di sebut factor konversi.

Jadi factor konversi memiliki nilai 1

3
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Karena setiap besaran dapat dikalikan 1 dengan tanpa mengubah nilainya, sekarang kita dapat
mengubah 1 in ke dalam cm dengan mengalikannya dengan factor konfersi :
21,5 in = (21,5 in)x = 54,6 cm
Jika kita mengalikannya dengan factor konversi :

21,5 in = (21,5 in)x


Kita tidak dapat mencoret satuan in karena keduanya terdapat pada pembilang. Ini menyatakan bahwa
factor konversi harus dibalik.

Dengan mencoret satuan inci (in), seperti yang biasa dilakukandengan bilangan biasa untuk
memperoleh satuan cm yang benar. Cara memperlakukan satuan semacam ini memudahkan kita untuk
melakukan konversi dari satu satuan ke satuan yang lainnya.

Contoh:

Sebuah membran yang bundar memiliki luas 1,25 inci persegi. Nyatakanlah luas membran sel tersebut
dalamcentrimeter!

Jawab:

Karena 1 in = 2,45 cm, maka


1 in2 = (2,54 cm)2 = 6,45 cm2
Faktor konfersinya adalah = = 1 atau =1
sehingga
1,25 in = (1,25 in2) x ( )2 = (1,25 in2) x ( ) = 8,06 cm2
C. PENGUKURAN

a. Pengertian pengukuran

Pengukuran merupakan proses mengukur.


Sedangkan mengukur didefinisikan sebagai
kegiatan untuk membandingkan suatu besaran
dengan besaran standart yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu. Dari pengertian ini dapat diturunkan
pengertian berikutnya yaitu besaran dan satuan.
Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
didapat dari hasil pengukuran yang\ dinyatakan
dalam bentuk angka dan satuannya. Dari
penjelasan di atas dapat terlihat bahwa pengukuran,
besaran dan satuan memiliki hubungan yang erat.
Ketiganya selalu berkaitan. Pengukuran merupakan
Gambar 1.2. Kegiatan Pengkukuran kegiatan atau aktivitasnya, besaran merupakan
pokok permasalahan yang diukur sedangkansatuan merupakan pembanding (pengukurnya). Sebagai contoh
Anita mengukur panjang celana. Besaran yang diukur adalah panjang dan satuan yang digunakan misalnya
meter. telah dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan pengukuran. Dalam belajar fisika tidak bisa lepas

4
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

dari pengukuran. Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan pengukuran, yaitu: pengambilan data,
pengolahan data dan penggunaan alat ukur. Ketiga hal ini dapat kalian cermati pada penjelasan berikut.

b. Pengertian Alat Ukur

Alat ukur merupakan Alat yang sudah diakui


sebagai acuan suatu ukuran berdasarkan standard
Internasional, yang digunakan untuk mengukur
benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat
pengukur terkena error peralatan yang bervariasi.
Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran dinamakan metrologi.

Fisikawan menggunakan banyak alat untuk


melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari
alat yang sederhana seperti penggaris dan
Gambar 1.3.
stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan
pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan
luas dalam pengembangan alat pengukur modern.

skala atas dan skala bawah.

Dalam melakukan pengukuran dan perhitungan, hasil peaporan dilakukan dalam satuan tertentu
dengan menggunaka awalan metric. Beberapa awalan metric didalam pengukuran sebagai berikut:
Tabel 1.4. Awalan-awalan Metrik (SI)
Awalan Singkatan Nilai
Exa E 1018
Peta P 1015
Tera T 1012
Giga G 109
Mega M 106
Kilo K 103
Hecto H 102
Deka Da 101
Deci D 10-1
Centi C 10-2
Milli M 10-3
Micro μ 10-6
Nano N 10-9
Pico P 10-12
Femto F 10-15
Atto A 10-18

Contoh hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang berbeda-beda seperti pada gambar dibawah
ini:

5
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

c. Jenis dan Faktor Penyebab Timbulnya Kesalahan atau Ralat.

a. Ralat sistematik, ralat kelompok ini bersifat tetap adanya, penyebabnya:


1) kalibrasi, harga skala, kondisi alat yang berubah, pengaruh alat terhadap besaran yang diukur, dan
sebagainya.
2) Pengamat, misal karena ketidakcermatan pengamat dalam membaca.
3) Kondisi fisis pengamatan, misal karena kondisi pada saat peneraan alat.
4) Metode pengamatan, ketidaktepatan dalam pemilihan metode akan berpengaruh terhadap hasil
pengamatan. Misalnya sering terjadi kebocoran pada besaran fisis seperti panas, cahaya dan
sebagainya.
b. Ralat Kebetulan, kesalahan yang terjadi pada pengamatan yang dilakukan secara berulang-berulang
terhadap besaran fisis yang
1) Salah menaksir, missal kesalahan penaksiran terhadap nilai skala terkecil.
2) Kondisi fisis yang berubah (berfluktuasi) ; missal karena perubahan temperatur atau perubahan listrik
ruang yang tidak stabil.
3) Gangguan,missal adanya medan magnet yang kuat, dapat mempengaruhi penunjukan jarum
penunjuk alat ukur listrik.
4) Definisi; missal karena penampang pipa tidak bulat betul maka penentuan diameternya pun akan
menimbulkan kesalahan.

c. Ralat kekeliruan tindakan, bagi pengamat dapat terjadi dalam 2 bentuk :

1) Salah berbuat, misalnya salah membaca, pengaturan situasi/kondisi.


2) Salah anggapan; misal terjadi pada pembulatan angka perhitungan.

Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diperkecil dengan cara lebih banyak berlatih, pemilihan
metode yang tepat serta menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dan memiliki tingkat ketepatan
(akurasi) dan kebenaran (presisi) yang tinggi.

6
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Perhitungan Ralat

Kesalahan dalam pengukuran tidak dapat dihindari sehingga nilai sebenarnya tidak akan pernah dapat
ditentukan. Usaha yang dapat dilakukan hanyalah dengan memperkecil kesalahan tersebut sampai sekecil-
kecilnya. Ralat berdasarkan bagaimana data diperoleh, dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Ralat dari hasil pengamatan (pengukuran secara langsung)


1) Untuk satu kali pengukuran, nilai ralatnya adalah 0,5 skala terkecil dari alat ukur yang digunakan.
2) Untuk pengukuran berulang, nilai terbaik besaran terukur adalah nilai rata-ratanya. Misalnya suatu
besaran x diukur sebanyak n kali dengan nilai terukur : x1,x2,x3,….,xn. Nilai terbaik untuk besaran
tersebut adalah :

Selisih atau penyimpangan dari nilai terukur terhadap nilai terbaiknya disebut deviasi, dilambangkan
dengan Jadi

Informasi selisih kumulatif seluruh data harus ditampilkan secara efisien & ringkas dalam bentuk
standar deviasi (ukuran penyimpangan nilai pendekatan terbaik terhadap nilai sebenarnya yang
tetap misterius, yaitu :


Nilai hasil pengukuran dituliskan dalam bentuk :

Sedangkan deviasi standart nilai rata-rata relatifnya dapat ditulis :

Dengan keseksamaan atau kecermatan (akurasi) yaitu :

100 % - ( )

Contoh :

Suatu panjang logam diukur 10 kali dengan hasil sebagai berikut :

Deviasi (cm),
N Nilai terukur xi (cm) Kuadrat deviasi
̅
1 47,51 +0,02 0,0004
2 47,49 0,00 0,0000
3 47,48 -0,01 0,0001
4 47,50 +0,01 0,0001
5 47,47 -0,02 0,0004
6 47,49 0,00 0,0000

7
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

7 47,48 -0,01 0,0001


8 47,46 -0,03 0,0009
9 47,53 +0,04 0,0016
10 47,49 0,00 0,0000


N=10 ̅ = 474,90 ∑ ∑


Jadi nilai terbaiknya, ̅ =474,90 cm

Sedangkan deviasi standarnya,


̅ √ √

Kemudian nilai x di informasikan dalm format :

̅ ̅

b. Ralat dari hasil perhitungan (pengukuran tidak langsung atau ralat tambahan)

Adalah ralat yang timbul sebagai hasil perhitungan, berlaku pada besaran besaran yang tidak dapat
diukur secara langsung. Misal pada penentuan luas suatu meja melalui pengukuran panjang dan lebar (tak
ditentukan pengukuran masing-masing satu kali atau lebih). Pengukuran panjang akan menghasilkan
ketidakpastian yang sebanding dengan kesalahan pengukuran, demikian pula dengan penentuan lebar
meja. Ketidak pastian panjang dan lebar meja pasti akan memberi kontribusi pada

Panjang meja ̅

Lebar meja (̅ )

Luas meja ̅ ̅ dan hasilnya dinyatakan dalam :

Ketidakpastian serta proses akan berkontribusi dalam penentuan

√( ) ( )

Marilah kita interpretasikan secara sederhana arti persamaan (1.7).lambang adalah lambing
operasi diferensial (turunan) parsial, yaitu turunan L terhadap salah satu variabelnya, p. kita tentu tahu
bahwa operasi diferensial tersebut menyatakan bagaimana perubahan terhadap pada p akan
memengaruhi L; anggap sajaseperti pengaruh p dalam penentuan L. jelas bahwa persamaan (1.7) adalah
cara menetukan ketidakpastian L dari ketidak pastian masing-masing variable dan dari proses interaksinya.

8
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

3. Accuracy, Precision, Error dan Uncertainty


Penting sekali untuk membedakan beberapaistilah yang sering dijumpai dari hasil pengukuran.
Accuracy (akurasi - ketepatan), adalah suatu ukuran seberapa dekat hasil pengukuran dengan hasil
sebenarnya. Jadi nilai ini sebanding dengan ketepatan hasil.
Presition (presisi – ketelitian), adalah ukuran seberapa baik hasinl pengukuran telah ditentukan tanpa
mengacu pada nilai sebenarnya. Ketelitian lebih mengarah pada pengertian seperti kekonsistenan hasil.
Alat yang menghasilkan data seperti angka sebelumnya dikatakan alat yang teliti, tidak peduli apakah hasil
tersebut tepat atau tidak dengan hasil yang sebenarnya.

D. Latihan
1. Tentukan nilai hasil pelaporan dari data pengukuran diameter batang tanaman manga sebagai berikut
210,102 cm; 210,105 cm; 210,99 cm; 210,101 cm:
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Sistem Internasional, besaran pokok, besaran turunan dan
pengukuran
3. Jelaskan defenisi 1 kg, 1 m dan 1 s.
4. Jika ingin mengukur ketebalan 1 lembar kertas, maka alat ukur yang paling tepat adalah? Berikan alas
an.
5. Konversi nilai berikut dalam system kgs.
a. 45 liter
b. 120 cm/s
c. 220 kg/mm3

9
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

10
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 2 BIOMEKANIKA

Sir Isaac Newton FRS (lahir di Woolsthorpe Colsterworth, Lincolnshire, 4


Januari 1643 – meninggal 31 Maret 1727 pada umur 84 tahun; KJ: 25 Desember
1642 – 20 Maret 1726/7) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi,
filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut
aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah,
bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[7]
Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada
tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains.
Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton
menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan
sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil menunjukkan
bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh
sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia membuktikannya dengan
menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler dengan teori
gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan
akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, ia
berhasil membangun teleskop refleksi yang pertama[8] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca
prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan
suara.
Dalam bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara terpisah, Newton
mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode
Newton" untuk melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian deret pangkat.
Sampai sekarang pun Newton masih sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai para ilmuwan
dan masyarakat umum di Royal Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi lebih besar dalam sains, apakah Newton
atau Albert Einstein, menunjukkan bahwa Newton dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar

A. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK


Hukum gerak newton menghubungkan konsep gaya dan konsep gerak. Gaya didefinisikan sebagai
tarikan atau dorongan pada suatu benda sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan gerk atau
perubahan bentuk. Gaya adalah besaran yang memiliki arah, misalnya gaya berat yang arahnya ke bawah.
Gaya untuk menggeserkan meja arahnya mendatar. Jadi gaya termauk besaran vektor (mempunyai nilai dan
arah). Untuk menjumlahkan dan mengurangkan suatu gaya dengan gaya lain, berlaku aturan-aturan
berhitung vektor. Demikian pula halnya dengan penguraian gaya menjadi komponen-komponennya. Jumlah
gaya disebut resultan gaya-gaya yang dijumlahkan.

a. Hukum I Newton

Hukum I Newton menyatakan: ―Sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan, akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan konstan, kecuali ada gaya-gaya
eksternal yang bekerja pada benda itu”.

11
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Kecenderungan ini digambarkan dengan


mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Sehubungan dengan itu,
hukum I newton disebut juga hukum
kelembaman. Secara matematis hukum I
newton dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∑F=0
Gambar 2.1. Gaya-gaya yang mungkin terjadi pada benda Berdasarkan hukum I newton tersebut,
berarti untuk benda yang semula diam
maka benda benda tersebut selamanya
akan tetap diam. Sedangkan untuk benda yang bergerak, akan bergerak terus, kecuali ada gaya yang
menghentikannya. Contohnya pada waktu berada di atas kendaraan yang bergerak, kemudian tiba-tiba
kendaraan direm, maka penumpang akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa penumpang
yang sedang bergerak bersama kendaraan cenderung ingin bergerak.

b. Hukum II Newton

Hukum II Newton menyatakan: “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya”:
∑ F = m.a
F = gaya (dalam satuan newton, disingkat N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)

Hukum II Newton menghubungkan antara deskripsi


gerak dengan penyebabnya, yaitu gaya. Hukum ini
merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika.

c. Hukum III Newton


Gambar 2.2.
Hukum III Newton menyatakan:
―Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua akan memberikan gaya yang
sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”:

Faksi = - Freksi

Hukum ini terkadang dinyatakan juga dengan kalimat: ―Untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan
berlawanan arah”. Maka hukum III newton sering dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum
ini menggambarkan sifat penting dari gaya yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Untuk
menghindari kesalahpahaman perlu diketahui bahwa gaya aksi reaksi yang berpasangan bekerja pada benda
yang berbeda. Sebagai contoh, seseorang yang mendorong mobil yang terpasang rem tangannya, selama itu
pula ia merasakan adanya dorongan ke belakang. Hal ini terjadi karena orang tersebut mendapat gaya gaya
reaksi dari mobil yang menurut hukum III newton, sama besar namun berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan pada mobil tersebut.

12
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Sebuah balok ditarik sebuah gaya 40 N ke kanan yang membetuk sudut 30 0 terhadap horisontal.
Apabila massa balok tersebut adalah4 kg. Tentukanlah:
a. Gaya tekan normal pada balok !
b. Gaya gesekan apabila 𝜇0 2
c. Percepatan balok
Jawab :
a. Σfy = m.a
N+F.sin600-m.g=4.0
N = m.g – F.sin 300
N= 4.10-40.1/2
N = 20
b. fgas = 𝜇𝑠 𝑁
fgas = 0.2 . 20
=4N
c. Σfx = m.a
F cos α - fgas = m.a
40. cos 600 – 4 = 4.a
20 – 4 = 4.a
A = 4 m/s2

B. GAYA GRAVITASI
Menurut Galileo bahwa benda-benda yang dijatuhkan didekat permukaan bumi akan jatuh dengan
percepatan yang sama jika hambatan udara dapat di abaikan. Gaya yang dapat menyebabkan percepatan g
disebut gaya gravitasi. Jika diterapkan hokum II Newton untuk gaya gravitasi, maka untuk percepatan a
digunakan percepatan ke bawah atau g yang disebabkan oleh gravitasi. Berat badan kita merupakan gaya
gravitasi bumi terhadap tubuh kita , terjadi varises pada vena hal itu merupakan gaya tarik gravitasi bumi
terhadap aliran darah yang mengalir secara berlawanan. Dengan demikian , gaya gravitasi FG pada sebuah
benda, yang biasa disebut berat benda (diberi lambing W dari kata weight)dapat ditulis sebagai :

FG = m.g , atau W = m.g

dengan F = W = berat benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2

Berat adalah gaya gravitasi bumi (sering disebut gaya tarik bumi), karena itu vector berat selalu
berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan demikian vector berat suatu
benda di bumi selalu digambarkan berarah tegak lurus ke bawah dimanapun posisi benda diletakkan ,

apakah pada bidang horizontal, pada bidang miring maupun bidang tegak.

13
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Gambar 2.3 Arah vector berat selalu tegak lurus ke bawah bagaimanapun posisi benda diletakkan

Istilah massa dan berat sering dikacaukan antara stu dengan yang lainnya. Massa tidak sama dengan
berat. Massa adlah sifat dari benda itu sendiri (yaitu ukuran inersia benda tersebut, atau menyebabkan
percepatan g disebut gaya gravitasi. Jika diterapkan hokum I Newton untuk gaya gravitasi, maka untuk
percepatan a digunakan percepatan ke bawah atau g yang disebabkan oleh gravitasi. Berat badan kita
merupakan gaya gravitasi bumi terhadap tubuh kita , terjadi varises pada vena hal itu merupakan gaya tarik
gravitasi bumi terhadap aliran darah yang mengalir secara berlawanan.

C. GAYA PADA TUBUH DAN DI DALAM TUBUH


Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu benda sehingga menyebabkan benda
mengalami perubahan gerak atau perubahan bentuk. Demikian juga pada tubuh manusia, setiap gerak pada
tubuh pasti ada suatu gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan ada gaya yang bekerja di
dalam tubuh kita. Gaya pada tubuh dapat diketahui apa bila kita menabrak suatu objek. Sedangkan gaya di
dalam tubuh, sering kali tidak kita sadari, misal gaya otot paru-paru saat inspirasi dan ekspirasi.

Sistem otot dan tulang pada manusia bekerja sebagai sistem pengumpil. Ada tiga macam sistem
pengumpil yang bekerja pada tubuh manusia, yaitu :

a. Klas pertama sistem pengumpil

Titik tumpuan terletak di antara gaya berat dan gaya otot.


(Gambar 2.4)

Gambar 2.4.

b. Klas kedua sistem pengumpil

Gaya berat di antara titik tumpuan dan gaya otot.


(Gambar 2.5)

Gambar 2.5.

14
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

c. Klas ketiga sistem pengumpil


Gaya otot terletak di antara titik tumpuan dan
gaya berat. (Gambar 2.6)

Gambar 2.6.

Keuntungan Mekanik
Keuntungan mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya otot (M) dan gaya berat (W).

Keuntungan mekanik

Gambar 2.6.

D. ANALISIS GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK


Gaya adalah konsep pokok dalam ilmu fisika. Jika kita mendorong atau
menarik suatu benda dengan kata lain kita memberi gaya pada benda tersebut.
Gaya merupakan besaran vector yang memiliki arah dan nilai. Untuk
menyelesaikan suatu permasalahan pada benda yang mengalami beberap
gaya, kita harus dapat membedakan jumah gaya yang bekerja secara vertical,
horizontal maupun gaya yang membentuk sudut tertentu

1. Gaya Vertikal

Jika seseorang berdiri diatas suatu benda, maka orang tersebut memberi
gaya berat terhadap benda tersebut yang disebut gaya aksi, sedangkan

Gambar 2.7.

15
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

benda juga memberi gaya normal yang arahnya ke atas yang disebut sebgai gaya reaksi.

2. Gaya Horizontal

Benda di Atas Lantai Kasar ditarik dengan Gaya Horizontal

Karna pada kedua sumbu lebih dari satu gaya, maka


balok tidak mengalami pergerakan pada sumbu Y
sehingga N = W, sedangkan pada sumbu X jika
benda mengalami pergerakan.

Dimana N
Gambar 2.8.

Benda di Atas Lantai Kasar Ditarik Membentuk Sudut

Dimana N

Benda di Atas Lantai Licin Ditarik Melalui Katrol oleh Benda


Lain

Jika benda kedua bergera turun kebawa, maka berlaku

∑ ∑

Contoh

1) Seorang pasien duduk diatas kursi roda dimana massa pasien


dan kursi roda adalah 40 kg, kemudian ditarik dengan gaya Gambar 2.10.
konstan 100 N arah mendatar ke kanan. Jika koefisien
gesekan kinetic antara roda dan antai adalah 0,05, hitunglah
percepatan kursi roda.

16
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2) Hitunglah gaya yang diberikan pada kaki oleh peralatan mesin traksi yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini!

Gambar 2.11.

Jawab:
Ada tegangan sebesar 20 kg. 9,8 ms-2 = 200 N sepanjang tali ( Gambar a). Dengan demikian ada
dua gaya 200 N yang bekerja dengan sudut 37 pada katrol yang di tengah dan pada kaki, Gambar b.
Jadi gaya resultan pada kaki adalah:
F = 2 (200 N) cos 37 = 400 N . 0,8 = 320 N, yang bekerja ke kanan (kaki dalam keadaan setimbang,
sehingga pasti ada gaya 320 N lain yang bekerja pada kaki agar tetap diam, yaitu gaya lawan/ reaksi
dari otot kaki).
3) Seorang pasien anak sedang menjalani traksi kulit
dimana ujung-ujung tali yang tergantung pada katrol
saling diikatkan pada kulit betis kaki pasien dan
pemberat. Kulit pada kaki di atas papan mesin traksi
ditarik melalui katrol oleh pemberat dengan arah
vertikal ke bawah. Massa betis kaki pasien (mA) 2 kg
dan massa pemberat (mB) 3 kg (g= 10 m/s2). Bila
koefisien gesekan kinetik badan pasien dengan papan
0,5 dan gesekan katrol serta massa tali diabaikan,
hitunglah:
a) percepatan sistem
b) tegangan tali
Jawab
Gambar 2.12.
a) Diketahui: mA = 2 kg

mB = 3 kg

= 0,5

Ditanyakan: a) a = ...?
b) T = ...?
Jawab:
a) Wb – fk = (mA + mB)a
mB . g – . MA.g = (mA + mB)
3 . 10 – 0,5 . 2 . 10 = (3+2)a

17
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

a = 4 ms-2
Jadi percepatan benda adalah 4 ms-2
b. Perhatikan benda B (pemberat)
WB –T = mB. A
30 – T = 3 . 4
T = 30 – 12 = 18 N
Jadi tegangan tali adalah 18 N.

Gambar 2.13. (a) traksi leher; (b) traksi tulang; (c) traksi kepala

Aplikasi gaya-gaya tersebut di atas dalam praktik klinik adalah pada mesin traksi, yaitu:

E. TITIK BERAT
Titik berat dari suatu benda tegar adalah titik tunggal yang dilewati oleh resultan dari semua gaya berat
dari partikel penyusun benda tegar tersebut. Titik berat disebut juga dengan pusat gravitasi. Letak titik berat
dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut. Tinjau benda tegar
tak beraturan terletak pada bidang XY seperti Gambar 3.5. Benda tersusun oleh sejumlah besar partikel
dengan berat masing-masing w1, w2, w3, berada pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3). Tiap partikel
menyumbang torsi terhadap titik O sebagai poros yaitu w1x1, w2x2,w3x3. Torsi dari berat total benda W
dengan absis XG adalah WXG, dimana torsi ini sama dengan jumlah torsi dari masing-masing partikel
penyusun benda tegar. Dengan demikian kita dapat rumusan absis titik berat sebagai berikut:


dengan cara yang sama diperoleh ordinat titik berat sebagai berikut:


Gaya berat suatu benda tegar


merupakan hasil kali antara massa benda
dengan percepatan gravitasi (w = mg).
Untuk itu apabila gaya berat benda w = mg
disubstitusikan ke persamaan 3.12 dan
3.13 akandiperoleh titik pusat massa
(XG,YG) yang identik dengan titik berat.

Gambar 2.14. Titik Berat Sejumlah Partikel dari Benda Tegar

18
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan



Contoh:
Tentukan posisi pusat massa (PM) satu kaki
(sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.19) jika:
(a) kaki diluruskan
(b) kaki ditekuk 90o,
Anggap tinggi orang tersebut 1,70 m.
Jawab:
(a) Tabel 2.1 menggunakan satuan persentase,
yang berarti orang tersebut mempunyai
massa 100 satuan dan tinggi seratus satuan.
Pada akhirnya kita dapat mengalikan dengan (a)
(1,70 m/100). Kita ukur jarak dari sendi
pinnggul dengan menggunakan tabel 2.1 dan
didapat angka-angka yang ditunjukkan pada
gambar 3,15a. Dengan menggunakan
persamaan 2,12a. Kita dapatkan:
0
xPM = =
20,4 satuan
Dengan demikian, pusat massa kaki dan
telapaknya adalah 20,4 satuan dari sendi
pinggul, atau 52,1-20,4 = 31,7 satuan dari
dasar telapak kaki. Karena tinggi orang
(b)
tersebut 1,70 m, angka ini berarti (1,70 Gambar 2.15
m)(31,7/100) = 0,54 m.
(b) Pada bagian ini kita menghadapi masalah dua dimensi. Kita gunakan sistem koordinat xy, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 2.20b. pertama kita hitung seberapa jauh ke arah kanan dari sendi pinggul,
PM tersebut berada:
xPM = = 14,9 satuan
Untuk orang dengan tinggi 1,70 m, ini berarti (1,70 m) (14,9/100) = 0,25 m.
Berikutnya kita hitung jarak y PM dari PM di atas lantai:
yPM = = 23,1 satuan
atau (1,70 m) (23,1/100) = 0,39 m. Dengan demikian, PM terletak 39 cm di atas tanah dan 25
cm ke kanan sendi pinggul.
Pusat massa juga bisa berada di luar tubuh. Satu contoh sederhana dari atletik ditunjukkan pada
gambar 2.16. jika para atlit peloncat tinggi dapat mencapai posisi pada gamba, PM mereka sebenarnya
dapat melewati bagian bawah palang, sementara tubuh mereka lewat diatasnya, yang berarti bahwa
untuk suatu laju loncatan tertentu, mereka dapat melewati palang yang lebih tinggi. Inilah yang
sebenarnya mereka coba lakukan. Contoh lain adalah donat yang PM nya berada di pusat lingkaran.

19
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Pengetahuan mengenai pusat massa tubuh dengan


berbagai posisi sangat membantu dalam
mempelajari mekanika tubuh.
Bila anda akan memutar sebuah gasing,
anda memuntirnya. Dalam gambar 2.22a, sebuah
cakram yang diam mendatar pada permukaan
horizontal dibuat berputar oleh gaya F1 dan F2
Gambar 2.16. PM atlit loncat tinggi sebenarnya berada
bekerja pada tepi cakram.
dibawah palang
Ingat bahwa lokasi titik tangkap gaya-gaya ini adalah penting. Kedua gaya yang sama itu bila dikerjakan
sedemikian rupa hingga garis kerjanya melalui pusat cakram, seperti
pada gambar 2.17b, tidak akan menyebabkan cakram berputar.
(garis kerja sebuah gaya adalah garis seberapa panjang gaya itu
bekerja). Jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dan
sumbu rotasi dinamakan lengan gaya tersebut atau lengan torsi.
Hasil kali sebuah gaya dengan lengannya disebut torsi (huruf kecil
dari abjad Yunani tau). Torsi yang diberikan pada sebuah benda oleh
sebuah gaya adalah besaran yang mempengaruhi kecepatan
anguler benda tersebut. Percepatan sudut dari sebuah benda
berbanding lurus dengan torsi total yang diberikan.

Gambar 2.18a menunjukkan bahwa gaya F1 yang bekerja pada


partikel l dari sebuah cakram. Lengan gaya ini adalah : l = ri
dengan adalah sudut antara gaya F1 dan vektor posisi ri ke titik Gambar 2.17.
tangkap gaya. Jadi besar torsi yang diberikan oleh gaya ini adalah :

i = Fi I = Fi ri = sin

Karena torsi merupakan jarak dikalikan gaya, maka diukur


dalam satuan N.m pada satuan SI, atau dyne cm pada sistem cgs,
dan lb.ft dalam sistem Inggris.

Gambar 3.18.

20
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Contoh:

Otot bisep memberikan gaya keatas. Pada lengan bawah


sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.24a dan 2.24b. untuk
masing-masing kasus hitunglah torsi sekitar sumbu rotasi
melalui sendi siku, dengan menganggap bahwa otot melekar
5,0 dari siku sebagaimana digambarkan.

Jawab:(a). F = 700 N dan r = 0,05 m, sehingga :

= F.r = (700 N)( 0,05 m) = 35 Nm

Lengan dapat memberikan torsi yang lebih kecil pada


sudut. Mesin pada gym-nasium sering dirancang dengan
memperhitungkan variasi sudut ini.

F. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI


Suatu sistem dikatakan mempunyai energi jika sistem
tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan usaha. Dari
ketentuan diatas maka ada hubungan yang erat antara energi dan Gambar 2.19.
usaha, yaitu energi adalah usaha yang akan timbul. Dengan kata
lain besarnya energi suatu sistem sama dengan besarnya usaha yang mampu ditimbulkan sistem tersebut.
Dengan demikian satuan energi sama dengan satuan usaha. Energi pun juga

Pada gambar 2.24 menggambarkan benda yang digantung. Jika tiba-tiba penggantung putus, benda
akan jatugh, maka benda melakukan usaha karena gaya beratnya menempuh jarak selama jatuh. Ini berarti
sebelum benda jatuh, benda tersebut memiliki tenaga (energi). Pada sistem ini benda memiliki kesanggupan
untuk melakukan usaha oleh karena keadaan tempatnya. Jenis tenaga yang demikian disebut tenaga tempat
atau energy potensial (Ep).

Jika massa benda m dan letaknya di atas tanah setinggi h maka besarnya energi potensial benda sama
dengan usaha yang dilakukan gaya beratnya selama jatuh, atau dapat dituliskan dengan persamaan :
Ep =
Ep =
Ep =
di mana :
Ep = energi potensial dalam joule (Ј)
m = massa benda dalam kilogram (kg)
g = percepatan gravitasi dalam m.s-2
h = tinggi benda di atas tanah dalam meter (m)
G. ENERGI KINETIK
Setiap benda yang berada dalam keadaan bergerak selalu memiliki kemampuan untuk melakukan
usaha. Suatu contoh misalnya sebuah mobil yang bergerak, tiba-tiba menumbuk beban didepannya, maka
benda tersebut akan didororng oleh gaya tekan mobil hingga menggeser, maka mobil tersebut telah
melakukan usaha. Jadi mobil yang berada dalam memiliki tenaga atau energi. Tenaga yang dimiliki oleh
benda yang bergerak disebut tenaga gerak atau energi kinetic (Ek).
Jika massa benda m, kecepatan gerak v, menurut hasil eksperimen besarnya energy kinetikdirumuskan
sebagai berikut.

21
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Ek = m . v2
Dengan :
Ek = energi kinetik dalam joule (J)
M = massa benda (kg)
V = kecepatan benda (m.s-2)

H. PEMAHAMAN KONSEP

1. Sebuah gaya F menyebabkan percepatan 2 m/s2 pada benda yang bermassa 4 kg. Jika gaya itu bekerja
pada benda yang bermassa 16 kg. Maka gaya itu akan memberikan percepatan sebesar.....
2. Sebuah balok bermassa 5,2 kg terletak pada bidang mendatar yang kasar dengan koefisien gesekan
statis dan kinetis masing-masing 0,4 dan 0,2. Balok itu ditarik dengan gaya F bersudut α terhadap meja
dimana tan α= ¾
a. Berapakah besarnya gaya F agar balok tepat akan bergerak?
b. Berapakah percepatan benda, jika benda gaya F=25 N?
3. Buah kelapa jauh bebas dari ketinggian 20 m. jika massa kelapa adalah 560 gram. Tentukan kecepatan
kelapa sesaat sebelum menyentuh tanah?
4. Agar cairan inpus dapat masuk kedalam tubuh seorang pasien, besaran apa yang harus diperhatikan?
Jelaskan jawaban anda?
5. Dua benda A dan B disusun seperti gambar disamping jika mA= 4 kg, mB = 10 kg, g = 10 ms-1, dan
=0,6, tentukan:
a. Percepatan benda A
b. Tegangan Tali

I. PRAKTIKUM
UNIT 1 GAYA OTOT

I. Tujuan Percobaan

Mengukur gaya benda elastik yang identik dengan gaya otot.

II. Alat dan Bahan

1. Statip + Klem (1)


2. Karet / elastic
3. Klem + penjepit
4. Neraca 3 lengan
5. Mistar
6. Beban 50 g dan 100 g
7. Kayu dan penumpu

III. Persiapan Percobaan

1. Susunlah alat seperti gambar

22
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2. Ukur panjang lengan dari titik penumpu P ke titik tangkap gaya elastic O dan dari titik O ke gaya beban
B.
3. Gunakan beban 50 gram dan 100 gram, gunakan nilai percepatan gravitasi bumi g= 10 m/s2.
4. Atur lengan agar posisinya mendatar setelah diberi beban.

IV. Langkah-Langkah Percobaan


1. Ukur panjang sebuah karet mula-mula dan pasang salah satu ujung karet pada statip dan ujung lainnya
pada lengan.
2. Ukur pertambahan panjang karet.
3. Tentukan nilai tetapan elastisitas untuk satu karet.
4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk berbagai kombinasi massa beban, jumlah karet.
5. Buat table dsts untuk kegiatan ini.
V. Tuliskan hasil pengamatan anda

VI. Tugas

1. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini


2. Jelaskan hubungan antara beban, panjang lengan dan gaya otot
3. Apa alas an penggunaan hokum Hooke

23
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

UNIT 2 KESETIMBANGAN
I. Tujuan Percobaan
Menentukan titik berat (pusat massa) benda dua dimensi

II. Alat dan Bahan yang dipergunakan :


1. Papan beralas (1) 6. Mistar (1)
2. Karton (1) 7. Beban/ring (1)
3. Jarum pentul (1) 8. Pensil (1)
4. Benang (1) 9. Millimeter Block (1)
5. Gunting/cutter (1) 10. Kertas HVS (1)

III. Persiapan Percobaan


a. Susunlah alat seperti gambar
jarum
papan
benang
benang
karton
beban

b. Buat pola gambar anggota tubuh (minimal 2 buah) dalam dua dimensi dengan ukuran lebih kecil dari
ukuran kertas millimeter block
c. Siapkan table data untuk kegiatan ini.
IV. Langkah-Langkah Percobaan
a. Setelah gambar dibuat pada karton kemudian pasang pada papan.
b. ambil sembarang titik untuk meletakan jarum pentul pada katrol buat dua titik
c. cari titik temu kedua garis yang telah dibuat
d. ulangi langka-langka di atas untuk berbagai pola gaambar anggota tubuh.

V. Tuliskan hasil pengamatan anda

IV. Tugas

a. Atuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini


b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik berat
c. Apa nama metode ini

VII. Kesimpulan

24
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 3 SUHU DAN KALOR

Joseph Black (lahir 16 April 1728 – meninggal 6 Desember 1799 pada umur 71
tahun[1]) adalah ahli fisika dan pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang
menyatakan prinsip Asas Black yaitu prinsip mengenai perbedaan
antara suhu dan kalor.
Ketika Joseph Black, ahli kimia-fisika dari Skotlandia, menjabat profesor di
Universitas Edinburgurh, kelasnya selalu dipenuhi murid-murid dari seluruh Eropa
yang ingin mendengarkan kuliahnya yang sering disertai demonstrasi percobaan
yang menarik.
Beberapa percobaan yang Black lakukan ketika mengajar masih sering dilakukan
oleh guru kimia sekolah saat ini, misalnya menambahkan karbon dioksida ke lilin
yang menyala di dalam stoples, dan mengeluarkannya melalui selang ke larutan
kalsium.
Black menghabiskan banyak waktunya untuk mengamati perpindahan kalor. Karena
sering berkutat di laboratorium, ia berhasil mendapatkan penemuan yang sangat
penting di tahun 1761, yaitu kalor laten. Kalor laten adalah kalor yang diserap oleh
suatu zat, bukan untuk menaikkan suhu zat tersebut, tetapi digunakan untuk
mengubah wujudnya. Kita dapat mengamati kalor laten dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, ketika air (zat cair) yang dipanaskan
berubah menjadi uap air (zat gas).
Black juga membuktikan bahwa setiap benda menyerap kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebanyak satu derajat. Inilah yang
sebenarnya kita ukur ketika menggunakan kalorimeter, alat yang diciptakan oleh Balck. Black jugalah orang yang dianggap sebagai
penemu gas karbon dioksida.
Joseph Black adalah guru dari James Watt, penemu mesin uap yang justru lebih terkenal daripada Black sendiri. temuan-tenuan black
terbukti bermanfaat bagi Watt untuk semakin meningkatkan kinerja mesin uapnya.

A. TEMPERATUR
Konsep temperature dapat dikenal dengan adanya perasaan dngin atau panas dengan secara langsung
menyentuh sebuah benda atau merasakan. Meskipun demikian kita tidak dapat menyatakan dengan tepat
kuantitas temperature tersebut. John Locke di tahun 1969 melakukan percobaan dengan mencelupkan tangan
kiri pada ember yang berisi air dingin dan tangan kanan pada ember yang berisi air hangat selama kira-kira 30
detik. Kemudian dengan cepat memindahkan kedua tangannya kedalam ember berisi air dengan suhunya
diantara air dingin dan hangat. Air terasa lebih sejuk untuk tangan kanan dan lebih hangat untuk tangan kiri.
Hasil percobaan diatas menunjukkan persamaan kita keliru menilai suhu. Oleh karena itu diperlukan suatu
alat untuk mengukur suhu dan dinyatakan dengan suatu angka. Alat tersebut adalah thermometer.
Beberapa sifat fisis suatu zat berubah jika dipanaskan. Perubahan sifat fisis zat jika dipanaskan disebut
termometrik zat, diantaranya adalah volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas logam, tekanan
gas volume tetap, volume sejumlah gas pada tekanan tetap, volume sejumlah gas pada tekanan tetap, dan
warna pada sebuah kawat pijar (filamen) lampu. Sifat termometrik zat dapat dimanfaatkan untuk mengukur suhu
pada thermometer
Thermometer yang sering digunakan dalam kegitan laboratorium maupun praktik klinik dasar
pembuatannya dengan perubahan volume zat cair ketika terjadi perubahan suhu. Sedangkan zat cair yang
digunakan adalah air raksa maupun alcohol yang diberi warna. Air raksa memilki titik beku -390C sedangkan titik
didihnya 3570C ( dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi), sedangkan alcohol memiliki titik beku -1150C dan

25
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

titk didih 780C dapat digunakanuntuk mengukur suhu yang sangat rendah); tidak membasahi dinding kaca, dan
untuk air raksa sebagai konduktor panas yang baik.

a. Suhu dan Energi Termal

Di dalam suatu zat, molekul satu dengan molekul yang lain dikendalikan oleh gaya elastis yang
analog dengan pegas. Molekul ini bergerak maju mundur dari titk setimbangnya. Maka pada molekul ini ada
energy kinetic dan energy potensial. Karena energi internal ini terkait dengan keadaan panas dan keadaan
dingin benda maka dikenal dengan energi termal. Energi termal adalah energy total benda yaitu jumlah
energy kinetic dan energy potensial molekuler benda.

Jika dua buah benda disinggungkan satu sama lain maka energi termal akan ditransfer dari benda
yang satu menuju ke benda yang lain. Misal besi panas dimasukkan ke air. Energi panas termal akan
dipindahkan dari besi ke air sampai dicapai keadaan setimbang yang disebut kesetimbangan termal.
Dengan kata lain besi dan air telah mencapai keadaan yang sama dan tidak ada transfer energi termal. Dua
buah benda dikatakan dalam kesetimbangan termal jika dan hanyaa jika suhu kedua benda tersebut sama.
Transfer energy hanya mungkin jika suhu kedua benda berbeda. Untuk kepentingan pengukuran suhu sangat
penting diperhatikan bahwa thermometer pada akhirnya memiliki suhu dengan benda yang diukur.

b. Pengukuran Suhu

Suhu dapat diukur pada besaran mekanik, optik


maupun elektrik yang bervariasi terhadap suhu. Jika
pertambahan ukuran benda dapat diketahui kaitannya dengan
perubahan suhu maka dalam keadaan sebaliknya variasi
panjang yang dikehendaki dapat dikalibrasi dengan
menentukan suhunya. Alat yang dikalibrasi untuk keperluan
ini disebut thermometer, yaitu alat berskala yang dapat
digunakan untuk menunjukkan suhu. Cara menggunakan
thermometer adalah dengan memasang thermometer
Gambar 3.1.
tersebut dengan kontak benda lain sampai antara benda dan
thermometer terjadi kesetimbangan termal.
Thermometer dibuat berdasarkan sifat termometrik yaitu terjadinya perubahan volume akibat adanya
perubahan suhu. Thermometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di tengahnya diisi air
raksa atau alkohol yang diberi warna merah. Jika thermometer disentuhkan pada benda panas maka air
raksa atau alkohol dan tabung kaca akan memuai. Karena pemuaian zat cair lebih besar dari tabung kaca,
maka ketinggian zat cair akan akan naik dalam tabung. Zat cair yang banyak digunakan untuk mengisi
thermometer yaitu air raksa. Karena air raksa mempunyai kelebihan antara lain:
a. Mudah dilihat
b. Pemuaiannya teratur
c. Tidak membasai dinding
d. Peka terhadap perubahan suhu karena kalor jenisnya kecil
e. Jangkauan pengukurannya luas, karena mempunyai titik beku -39o C dan titik didih 357oC.
Termometer dibuat dengan menyesuaikan thermometer standard dengan titik bawah (Tb) merupakan
suhu dimana es melebur, sedangkan untuk titik atas (Ta) merupakan suhu air mendidih pada kondisi 7c cmHg
(1 atm).

26
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Secara umum, hubungan antara dua thermometer dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:
Ta : Termometer A
TBa : Titik bawah A
TAa : Titik atas A
TBb : Titik bawah b
Tb : Termometer B
TAb : Titik atas b
Saat ini terdapat 4 jenis skala thermometer yang digunakan. Berikut adalah perbandingan 4 jenis
thermometer.

Gambar 3.2 Perbandingan Skala termometer

c. Pengaturan Suhu Tubuh

Burung dan mamalia secara fisiologis digolongkan dalam worm booed atau homotermal.
Organisme homotermal ini secara umum dapat dikatakan suhu tubuhnya senangtiasa tetap atau konstan
walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini disebabkn karenaadanya interaksi secara berantai antara
pembentukan panas dan kehilangan panas pada tubuh. Kedua proses tersebut dalam aktivitasnya diatur
oleh susunanan syaraf pusat yang mengatur metabolism, sirjulasi darah, perspirasi, dan pekerjaan otot-otot
skeletal.
Tubuh manusia selalu mempertahankan temperature tubuh tetap konstan walaupun terjadi
perubahan emperatur lingkungan. Pengaturan fisik panas secara implicit adalah sejumlah total dari proses
fisiologis dimana terjadi peningkatan dan penurunan panas dari tubuh manusia.
Pengaturan temeratur aau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas (heat product) dan kehilangan panas
(heat lost) sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Panas dapat hilang dan masuk ke lingkungan denagn cara konveksi, radiasi dan evaporasi
sedangkan konduksi tidak pernah terjadi. Kehilangan panas melalui radiasi dapat terjadi apabnila
temperature sekeliling objek sangat rendah. Kehilangan panas secara konveksi terjadi apabila temperature
sekeliling objek lebih rendah daripada suhu tubuh. Kehilangan panas secara evaporasi adalah hubungan
antara output dari evaporasi kulit dan pernapasan dari paru-paru. Peristiwa konveksi, radiasi dan evaporasi
di kontrololeh susunan syaraf agar mencapai keseimbangan.

27
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Di kulit terdapat Krauses’s and bulb dan Meismer’s corpuscle yang mengatur temperature panas
dan dingin. Melalui syaraf motor sematic dan syaraf visero motoris via hifopise interior dan kalenjer
endoktrin, maka produksi panas dan pelepasan panas dapat diatur. Di kulit terdapat counter current dimana
terjadi pembesaran pembuluh darah pada satu bagian sedangkan pada bagian lain terjadi konstruksi
pengucupan yang hal ini diatur oleh susunan syaraf pusat. Pada keadaan kritis misalnya dingin atau panas
yang menyengat, keadaan ini langsung mempengaruhi fisiologis thermostat yairu hipotalamus preoptik.
Hipotalamus posterior mengatur suhu dingin ang kritis.

d. Topografi Temperatur Badan dan Kulit

Temperature 37 C diterima sebagai


temperature normal tubuh anusia. Untuk mengukur
temperature badan dan kulit terdapat banyak
kesukaran. Di klinik sering pakai lokasi pengukuran
temparatur pada ketiak (aksila), dibawah lidah (sub
lingual) dan dubur (rectal). Temperature liang rectal
0,3 C- 0,5 c lebih tinggi disbanding aksila.

Daerah tubuh maupun kepala mempunyai


temperature lebih tinggi daripada anggota badan.
Salah satu metode untuk mengetahui rata-rata
temperature kulit (mean skin temperature) yang lazim
digunaka adalah:

Gambar 3.2. Topografi temperature pada kulit manusia 0,07 Tkepala + 0,14 Tlengan+ 0,05 Ttangan +
0,07 Tkaki + 0,13 Tbetis + 0,09 Tpaha + 0,35
Tbatang tubuh

Dengan mengetahui temperature kulit rata-rata tersebut dapat menghitung temperature tubuh rata-
rata dengan persamaan:

Mean body temperature= (0`96 x temp.rektal) + (0,33 x temp. rata – rata)

Kwantitad ini berkaitan dengan panas yang bertampung di dalam tubuh manusia (Heat storage).
Untuk menghitung banyaknya panas yang terapung di dalam tubuh harus menghitung perubahan
temperatur tubuh rata – rata dikalikan dengan panas spesifik dan massa badan. Secara matematis dapat
dirumuskan dengan persamaan:

Heat stronge = temp.change x spesifik heat x massa

Nilai panas spesifik tubuh manusia diperoleh dari hasil eksperimen sebesar 0,83 gram kalori/gram/.
Dengan mengetahui persamaan kulit rata-rata maka dapat dihitung besarnya konduksi panas (heat
conductance). Heat conduntance adalah ratio antara rata rata transfer panas (rate of heat transfer)/rata-rata
alih panas dengan perbedaan temperature antara teperatur internal/rectal dengan temperature kulit rata-
rata. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

28
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

B. KALOR JENIS
Jika kalor diberikan suatu benda, maka temperature benda akan naik. Dari nhasil eksperimen diperoleh
hasil bahwa besar kalor q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat sebanding dengan massa m
dan perubahan zat tersebut. Hal ini ndapat dinyatakan dengan persamaan

Di mana c adalah kalor jenis yang merupakan besaran karakteristik dari zat tersebut. Kalor jenis adalah
nilai yang menyatakan jumlah atau banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhunya
sebesar 1 tiap satu satuan massa. Dapat dinyatakan dalam persamaan:

maka satuan kalor jenis adalah J/kg (dalam SI) atau cal/g(dalam cgs).

C, kkal/kg K atau
zat C,kJ/kg K, Cm, Jml.K
Btu/Ib
Aluminium 0,900 0,215 24,3
Bismuth 0,123 0,0294 25,7
Tembaga 0,386 0, 0923 24,5
Emas 0,126 0,0301 25,6
Es (- 10 C) 2,05 0,49 36,9
Timah Hitam 0,128 0,0305 26,4
Perak 0,233 0,0558 24,9
Tungsten 0,134 0,0321 24,8
Seng 0, 387 0.0925 25,2
Alcohol 2,4 0,58 111
Raksa 0, 140 0,033 28,3
Air 4, 18 1,00 75,2
Contoh soal

1. Berapakah kalor yang diperlukan umtuk memanaskan air 250 cm3 dari suhu 20 Menjadi 35?
2. Berapa kalor dilepas air kalau air kembali mandingin sampai 20
Penyelesain:
Karena 250 cm3 air massanya 250 g, dan karena cair= 1,00 J/kg, maka
1. Q = mcT=(250 g) (1 cal /g)(15) = 3750 cal.
2. Q = mcT= (250 g) (1 cal / g) (-15) = - 3750 cal.

C. KALORIMETER
Ketika bagian-bagian yang berada dari system yangterisolasi berada pada temperature yang berbeda, kalor
akan mengalir dari bagian benda bertemperatur tinggi menuju bagian benda yang bertemperatur lebih rendah
hingga terapai suatu keadaan Diana temperature semua bagian bend asana. Hal ini dikatakan benda pada
keadaan kesetimbngan termal. Keilangan kalor sebanyak satu bagian system sama dengan kalor yang diapat
oleh bagian yang lain. Hukum kekekalan energy berpera dalam keadaan ini dimana:

29
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Tehnik pertukaran energy panas tersebut dikenal dengan nama kalorimetri. Sedangkan peralatan yang
digunakan untuk mengukur panas yang hilang maupun panas yang diterima adalah kalorimeter. Satu kegunaan
yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis zat

Kalorimeter terdiri dari dari cairan yang akan diberi kalor yang berasal dari listrik melalui peanasan air.
Panas air di dalam kalorimeter berasal dari listrik yang membangkitkan energy.

W=VIt

Dengan V tegangan listrik (volt), I arus yang mengalir


(ampere) dan t waktu lamanya pengaliran (sekon).
Energy listrik ini dipakai oleh cairan di dalam kalorimeter
untuk menaikkan suhunya sebesar T.

Benda yang akan ditentukan kalor jenisnya


ditimbang terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke
dalam kalorimeter. Jika turunnya suhu cairan akibat
dimasukkan benda tersebut maka besarnya kalor yang
dilepaskan cairan sama dengan

Q=mcccT

Sedangkan kalor yang diterima oleh benda:

Q= mbcbT
Gambar 3.3.
Karena dan telah diketahui maka
dapat diketahui, yaitu:

Contoh:

Kalorimeter tembaga dengan massa 200 g berisi minyak 150 g pada suhu 20 Dalam minyak
dicelupkan sepotong aluminium 80 g bersuhu 300 Setelah keadaan kesetimbangan termal tercapai,
berapakah suhu sistem?

Penyelesaian:

= 0,093 kal/g = 0,021 kal/g , = 0,37 kal/g

Kalor yang dilepas aluminium = kalor yang diserap minyak dan kalorimeter

(0,21 cal/g ) (200 g) (t-20 ) + (0,37 cal/g ) (150 g) (17 )

t = 72

30
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

D. PERPINDAHAN PANAS
Panas adalah bentuk energi yang bergerak. Jika dua benda memiliki suhu yang berbeda atau dua
bagian dari suatu benda memiliki suhu yang berbeda, maka panas akan mengalir dari benda (bagian benda)
yang bersuhu tinggi ke benda (bagian benda) yang bersuhu rendah. Ada beberapa prinsip perpindahan
panas, yaitu: konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Energi panas hilang atau masuk ke dalam tubuh
manusia melalui kulit dapat secara keempat prinsip tersebut.

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas oleh tumbukan antar molekul yang bertetangga. Atau dapat
juga diartikan proses perpindahan panas dari suatu obyek yang bersuhu tinggi menuju obyek yang besuhu
lebih rendah dengan jalan kontak langsung. Misalnya, jika kita memegang batang besi yang bagian
ujungnya dipanaskan di api, maka panas akan segera terasa oleh tangan kita melalui konduksi. Proses
perpndahan panas akan terus berlanjut selagi masih ada beda suhu antar bagian batang besi tersebut.

Untuk berbagai bahan, panas yang diterima atau dilepaskan melalui konduksi berbeda-beda.
Logam akan terasa lebih dingin dibandingkan kayu meskipun jika diukur kedua bahan bersuhu sama. Hal ini
dikarenakan karena logam lebih cepat menghantarkan panas yang baik. Non logam seperti gelas, asbes
dan fiberglass merupakan konduktor yang buruk atau insulator yang baik.

Misal selembar pelat memiliki luas penampang A dan tebal x, kedua permukaan dipertahankan
pada suhu yang berbeda. Akan diukur panas Q yang mengalir tegak lurus terhadap permukaan selama
waktu t. Eksperimen menunjukkan bahwa untuk beda suhu antara kedua permukaan tersebut Q
(Joule) sebanding dengan waktu t (sekon) dan luas penampang A, dan jika t dan A kecil maka Q sebanding
dengan T/x (gradient suhu) untuk t dan A yang diberikan.

Maka :

Jika tebal dx (cm) tipis sekali, beda suhu antara kedua permukaan adalah dT, maka dapat
diperoleh rumus konduksi:

Dalam hal ini dQ/dt adalah laju perpindahan panas


terhadap waktu, dT/dx gradient suhu dan k adalah konstanta
kesebandingan yang disebut konduktivitas termal (W/mk).
Arah aliran panas dipilih ke pertambahan nilai x. Karena jika x
semakin bertambah maka suhu T semakin berkurang,
sehingga di ruas kanan persamaan (5.14) diberi tanda minus
(jadi dQ/dt bertanda plus jika dT/dx minus.

Menurut para ahli faal, perpindahan panas dari kulit


ke udara secara geometris ditunjukkan dengan gambar 3.5
sebagai berikut:

31
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Pada jarak X (dari dalam sampai permukaan kulit) mempunyai temperatur sebesar dan pada
jarak yang sama di udara temperaturnya di antara kedua permukaan temperatur . Aliran panas melalui
kulit harus sama dengan udara sekitarnya, maka asumsi kita:

Di permukaan kulit Q ( )

Di udara Q ( )

Jadi Q= ( )- ( )

Q=

Q = kalor yang berpindah secara konduksi antara kulit dan udara (J)
= koefisien konduktivitas kulit (J/
= koefisien konduktivitas udara (J/ )
= perbedaan suhu antara badan dan kulit (

2. Konveksi

Konveksi adalah aliran panas melalui fluida dari tempat yang bersuhu tinngi menuju benda yang
bersuhu rendah dengan gerakan atau aliran partikel-partikel fluida itu sendiri. Pada konveksi, kalor
berpindah bersama-sama dengan perpindahan partikel zat. Beberapa contoh peristiwa konveksi adalah
terjadinya angin laut dan angin darat. Pada siang hari suhu udara di darat lebih tinggi dari pada suhu
permukaan laut sehingga terjadi aliran udara dari laut ke darat (angin laut). Sedangkan pada malam hari
udara di darat suhunya lebih rendah dari pada suhu udara di permukaan laut, maka terjadi aliran udara dari
darat ke laut (angin darat). Contoh lain adalah sistem permanas air dan ventilasi rumah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor secara konveksi antara lain adalah: bentuk
permukaan (datar atau lengkung), posisi permukaan (horisontal atau vertikal), jenis fluida (cair atau gas),
kerapatan, kekentalan, kalor jenis, konduktivitas fluida, kecepatan aliran fluida dan keadaan fluida dalam hal
perubahan fase (penguapan atau pengembunan). Untuk perhitungan secara praktis digunakan persamaan:

Q = hA

Q = jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi (J)


A = luas permukaan
T = perbedaan suhu antara permukaan fluida ( atau K)
t = lama waktu proses konveksi tersebut berlangsung (s)
h = koefisien konveksi (J/ s )

Konveksi secara alam dapat terjadi oleh karena pemanasan yang asimatris. Gaya konveksi dapat
terjadi apabila angin secukupnya mengalir melewati tubuh. Pertukaran panas dan gaya konveksi adalah
berbanding lurus dengan beda temperatur antara kulit dan udara serta kecepatan udara. Aliran panas
secara konveksi yang terjadi antara kulit dan lingkungan dapat dituliskan dengan persamaan:
Q = 8,3 ( )

Q = kalor yang berpindah secara konveksi antara kulit dan lingkungan (J)

32
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

V = kecepatan angina (m/s)


8,3 = konstanta di mana seseorang berdiri berhadapan denga tiupan udara
Tα = temperature udara (C)
Ts = temperature kulit (C)
Persamaan tersebut diproleh secara empiris dan dikenal sebagai hukum Newton mengenai konveksi.

Tubuh manusia menghasilkan energy termal yang besar energy diubah dari makanan di dalam tubuh,
maksimak 20% digunakan untuk kerja, sehingga lebih dari 80% muncul sebagai energy termal. Kalor yang
dihasilkan oleh tubuh harus ditransfer ke luar. Jika energy termal ini tidak dikelurkan, dlm aktivitas ringan,
maka temperature tubuh akan naik sekitar 3C per jam.

Kalor dalam tubuh akan dibawa kepermukaan tubuh oleh darah. Sebagai tambahan lagi peranannya
yang penting, darah berfungsi sebagai fluida konvektif untuk mentransfer kalor sampai sama persis di bawah
permukaan kulit. Kalor kemudian dihantarkan (melalui jarak yang sangat kecil) ke permukaan dan kemudian
ditransfer ke lingkungan dengan konveksi, penguapan dan radiasi.

3. Radiasi

Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik. Gelombang


elektromagnetik tersebut bergerak dengan kecepatan 186mil/s atau 300 juta m/, dan untuk bergerak tidak
memerlukan medium perantara. Jika kita meletakkan tangan disamping api maka tangan akan terasa
panas. Panas merambat melalui radiasi. Sumber energy radiasi yang utama adalah matahari. Pada lampu
listrik, energi dipancarkan dari filament yang di panaskan melewati tabung gas walaupun di dalam tabung
tidak ada gas. Hal ini membuktikan perambatan panas melalui radiasi tidak membutuhkan zat perantara.

Semua benda secara kontinyu memancarkan energi radiasi. Pada suhu rendah maka laju emisinya
kecil, sedangkan pada suhu tinggi maka laju emisinya akan besar. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
laju radiasi berbanding lurus dengan luas benda dan pangkat 4 suhu mutlak benda. Hasil ini ditemukan
secara teoritis oleh Ludwig Boltzmann kira-kira lima tahun kemudian, sehinggi dinamakan Hukum Stefan
Bolztmann. Menurut Stefan Boltzmann, laju emisi radiasi (energi yang dipancarkan) oleh benda yang
memiliki luas A pada suhu T adalah:

W/m2

Dengan A adalah luas, T adalah konstanta emisi (disebut juga konstanta Stefan-Boltzmann) yang besarnya
5,67 x 10 W/mK , emivitas yang bergantung pada permukaan bahan yang meradiasikan. Nilai memiliki
jangkauan mulai dari O yang untuk reflector sempurna (atau radiator sempurna yaitu benda hitam) sampai
dengan 1 yaitu untuk benda hitam sempurna.

Benda hitam merupakan penyerap t=radiasi yang baik sehingga disebut radiator. Di bidang ilmu faal
dikatakan bahwa panas tubuh yang melakukan radiasi ke dalam udara di mana sebelumnya telah
memperoleh panas dari lingkungan. Dengan demikian maka persamaan kecepatan total aliran kalor radiasi
dituliskan:

Qradiasi = jumlah kalor yang dipindahkan secara radiasi (J)

33
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

E = emisivitas dari manusia


Σ = konstanta Stefan-Boltzmann
A = luas permukaan tubuh
ᶹ = perbandingan permukaan radiasi efektif oleh Du Bois 0,78 untuk seseorang yang berdiri tegak 0,85
untuk orang yang bergerak.
Tὠ = tempertur dinding dalam derajat absolute (K)
Ts = temperature kulit dalam derajat absolute (K)

Contoh: kehilangan kalor tubuh karena radiasi

Seorang atlit duduk tanpa pakaian di kamar ganti yang dindingnya gelap pada temperature 15ᴼC.
Perkirakan kecepatan kehilangan kalor dengan radiasi dengan menganggap temperature kulit sebesar 34ᴼC
dan e= 0,70. Anggap permukaan tubuh yang tidak bersentuhan dengan kursi sebesar 1,5 m2

Jawab:
Qradiasi = eσAr (Ts4 – Tw4)
= (0,70)(5,6 x 108 W/m2K4)(1,5m2)Ӏ(307 K)4(288 K4) Ӏ
= 120 Joule.

Hal lain yang memengaruhi laju emisi radiasi atau absobsri radiaa adalah permukaan baha dan
jaraknya. Benda yang memiliki permukaan berwarna hitam akan memancarkan atau menyerap radiasi lebih
cepat dibandingkan dengan benda yang berwarna terag atau berpermukaan halus. Misal bola berwarna
hitam dengan bola berwarna perak dipanaskan pada suhu yang sama, maka bola berwarna hitam akan lebih
cepat dingin setelah dipanaskan.

Radiasi yang di pancarkan oleh sebuah benda pada temperature dibawah sekitar 600ᴼ C tidak tampak.
Kebanyakan dari padanya dipusatka pada panjang gelombang cahaya tampak. Bila kita pelajari cahaya,
akan kita lihat bahwa cahaya tampak adalah radiasia elektromagnetik dengan panjang gelombang antara
sekitar 400 dan 700nm, bila sebuah benda dipanaskan, laju pancaran energi naik dan energi yang
diradiasikan meluas ke panjang gelombang yang semakin pendek. Antar 600ᴼC dan 700ᴼC, cukup banyak
energi yang diradiasikan berada dalam spectrum yang menyebabkan benda berpijar merah pudar. Pada
temperature yang lebih tinggi, benda menjadi merah cerah atau bahkan putih panas.

Panjang gelombang pada saat daya maksimum berbah secara teralik dengan temperature, hal ini
dikenal dengan hokum prgeseran Wien:

λmaks =

Hukum ini digunakan untuk menetukan temperature bintang dari analisis radiasinya. Hokum ini juga
dapat digunakan untuk memetakan variasi temperature meliputi daerah-daerah yang berbeda dari
permukaan sebuah benda. Peta semacam ini disebut termograf.

Termografi

Termograf merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah radiasi infra merah yang hasilnya
berupa perbedaan warna pada termogram. Berdasrkan bahwa setiap benda perbedaan warna pada
termogram. Berdasarkan bahwa setiap benda memancarkan radiasi, maka pada tahun 1950 telah ada
usaha untuk membuat termogram dan infra merah radiasi permukaan tubuh manusia. Dan teknik ini

34
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

banyak dipergunakana dalam bidang klinik


untuk keperluan diagnosis. Tormogram
dapat digunakan untuk mendeteksi kanker
karena bahan yang mengandung kaker
mempunyai temperature yang sedkit lbih
tinggi dibandingkan daerah sekitarnyaa.
Jaringan yang dipenuhi kanker lebih panas
karena lebih banyak dialiri darah atau lebih
banyak terjadi mettabolisme disbanding
dengan tempat yang lain. Selain itu juga dapat digunakan untuk ,ediagnosis penyakit pembukuh darah
(vascular disease) dan lain-lain.

Radiasi yang dating dari penderita akan diterima oleh cermin A, kemudian direfleksikan ke cermin B.
dari cermin B ini gelombang radiasinakan diterima oleh detector dan diteruskan ke amplifier sebagai
penguat gelombang radiasi. Sebagai display digunakan CRT (Cathode Ray TubeTabung Sinar Katda)

Unit termografi yang khas digunakan diklinik dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini. Radiasi dari
suatu daerah yang kecil (=5 mm) melewati susuanan cermin kemudian melewati chopper yang dilengkapi
dengan pendingin untuk memperoleh sensitivitas.

Fungsi chopper adalah mengubah radiasi yang kontiniu menjadi sinyal AC sehingga mudah diperkuat
oleh amplifier. Penggunaan filter transparan infrared untuk menghilangkan sinar tampak dan detector
mengubah infrared radiasi dari panas tubuh menjadi sinyallistrik dan disesuaikan dengan proporsi
temperature tubuh yang memancarkan radiasi. Agar dapat memberikan gambaran dari sluruh permukaan
tubuh, maka cermin tersebut dapat diatur secara mekanis. Posisi dan perbesaran radiasi dari tiap-tiap
bagian tubuh pasien akan tampak pada displayCRTosiloskop.

Terangnya bayangan ditentukan oleh temperature dan posisi dari screen disesuaikan dengan areal
tubuh yang akan diskanning. Pada CRT daerah panas akan ditunukan sebagai bayangan hitam putih.
Untuk memperoleh gambaran termografi yang jelas, tidak cukup dengan hanya menggunakan
termografimonokromatis, sebaiknya menggunakan termografi berwarna. Syarat yang perlu diperhatikan
pada waktu akan melakukan termograf adalah

1. Pakaian pasien harus dilepaskan sebelum melakukan termografi


2. Penderita sebelumnya harus ditempatkan dalam ruangan yang suhunya 21 C selama 20 menit,
dengan tujuan agar penderita beradaptasi terlebih dahulu sehingga pada saat melakukan
termografi akan tampak kontras yang jelas.

35
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

3. Evaporasi

Evaporasi adalah peralihan panas dari


bentuk cairan menjadi uap. Manusia
kehilangan sekitar 9.10 kalori/gram melalui
penguapan par-paru. Dengan aktivitas berat
atau lingkungan panas, seseorang akan
minum liter/jam, hal ini merupakan suatu
proses pertukaran termal. Kehilangan panas
secara evaporasi dapat terjadi apabila

1. Perbedaan tekanan uap air antara


keringat pada kulit dengan udara
ambien/
2. Temperature lingkungan rendah
darinormal sehingga evaporasi dari
keringat dapat terjadi dan dapat Gambar 3.4.
menghilangkan panas dari tubuh, hal ini
dapat terjadi apabila temperature basah kering dibawah temperature kulit.
3. Adanya gerakan angin.
4. Adanya kelembaman.

Dengan demikian kehilangan panas secara evakorasi melewati kulit dapat dituliskan dengan
persamaan:
Qmaksimum = 13,7 – V0,5(Pkulit – Pudara)
Qmaksimum = panas yang hilang secara evakorasi melalui kulit (J)
V = kecepatan angin (m/s)
Pkulit = tekanan uap air pada kulit (millibar)
Pudara = tekanan uap air pada udara (millibar)

E. KALOR DAN USAHA

a. Definisi Kalor dan Tenaga

Kalor adalah tenaga yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena perbedaan suhu. Sedangkan
kerja adalah tenaga yang dipindahkan dari suatu benda ke benda lain namun perbedaan suhu tidak terlibat
secara langsung. Pada dasarnya, perubahan suatu benda dari suatu keadaan ke keadaan lain adalah
perubahan dari satu kesetimbangan ke kesetimbangan lain. Proses yang demikian disebut proses
termodinamika. Proses termodinamika terjadi karena suatu system berinteraksi dengan lingkungannya,
sehingga dalam proses ini baru dapat didefinisikan sebagai kalor dan kerja. Dalam termodinamika kalor yang
dipindahkan diberi lambing Q dan kerja yang dilakukan diberi symbol W.

36
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Gambar 3.5 Proses menuju ke kesetimbangan yang lain

Pada (a) system berada pada kesetimbangan awal yaitu setimbang dengan lingkungan luarnya.
Pada (b) berinteraksi dengan lingkungan melalui proses termodinamika khusus. Pada keadaan ini tenaga
dalam bentuk kalor atau kerja dapat dilakukan masuk atau keluar system. Panah menyatakan bahwa aliran
panas Q atau kerja W harus menembus permukaan yang melingkupi system tersebut. Pada (c) system
telah mencapai keadaan akhir yang setimbang dengan lingkungannya.

Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses
isothermal, isobaric, isokhorik, dan adiabatik.

b. Proses Isotermal

Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem


pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah:
( )
Grafik P-V pada proses isothermal ditunjukkan oleh gambar 3.6.

c. Proses isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada Gambar 3.6. Grafik Proses isothermal
tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:

d. Proses isokhorik

Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem


pada volume konstan. Pada
proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume,
sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
Gambar 3.7. Grafik Proses isobarik
Grafik P-V proses isobarik ditunjukkan pada gambar (5).

37
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Gambar 3.8. Grafik proses isokhorik.

e. Proses Adiabatik

Proses adibatik adalah proses perubahan keadaan sistem


tanpa adanya pertukaran kalor antara sistem dengan
lingkungan. Proses adibatik terjadi jika sistem terisolasi
dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat
sehingga kalor yang mengalir masuk atau keluar sistem.
Hubungan antara tekanan dan volume pada proses
proses adibatik dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:

Dengan , yang besarnya:


Gambar 3.9. Grafik proses adiabatik.

Dengan :
Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan
Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan
Pada gas ideal berlaku , sehingga persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk:

Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah:

Grafik pada proses adibatik mengalami penurunan agak curam dibandingkan isothermal, seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 3.9.

F. PENERAPAN HUKUM I TERMODINAMIKA


Hukum pertama termodinamika adalah pernyataan kekekalan energy. Hukum ini menggambarkan hasil
banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada system, panas yang ditambahkan
pada atau atau dikurangkan dari system, dan energy internal system. Dari definisi mula-mula kalori, kita tahu
bahwa dibutuhkan 1 kalori panas untuk kenaikan temperatur air atau system lain apapun dengan melakukan
usaha pada tanpa menambahkan sedikitpun panas.
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang
melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja
(usaha). Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke
dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan
bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi.

38
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi


molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada sistem
atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi
dalam pada sistem akan naik.

Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila system


Gambar 3.10. Sistem melakukan melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor
pertukaran energi dengan pada lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam
lingkungan.
pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang
diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.

dengan:
= perubahan energi dalam (J)
= kalor yang diterima (J)
= usaha (J)
Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negative jika usaha dilakukan pada sistem. Kalor Q
positif jika sistem menerima kalor dan negative jika sistem melepas kalor. Persamaan (9) dikenal dengan
Hukum I Termodinamika.

Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I Termodinamika pada beberapa proses termodinamika,
yaitu proses isobaric, isokhorik, isothermal, dan adiabatik. Konsep tentang energi dalam untuk gas
monoatomik sesuai dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

Gambar 3.11. Kereta api menggunakan Prinsip Termodinamika.

a. Proses Isotermal

Proses isothermal terjadi pada suhu konstan ( ) sehingga . Berdasarkan Hukum I


Termordinamika, maka:

( )

39
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b. Proses Isobarik

Proses isobaric terjadi pada tekanan konstan . Sesuai Hukum I Termodinamika, maka:

2 2

c. Proses Isokhorik

Proses isokhorik terjadi pada volume tetap sehingga . Berdasarkan


Hukum I Termodinamika maka:

2 2

d. Proses Adiabatik

Dalam proses adibatik tidak ada pertukaran energi antara sistem dengan lingkungan
Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:

….
G. HUKUM II TERMODINAMIKA
Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi
kalor atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energi yang terjadi di ala mini prosesnya dapat
dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga
menumbuk lantai. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kinetic menjadi energi kalor atau panas dan
sebagian kecil menjadi energi bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi energi kinetik
dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini akan terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-
menerus.

Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin


terjadi dengan beberapa perumusan.

a) Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,


menerima kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya
menjadi energi atau usaha luas (Kelvin Planck).
b) Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus
mengambil kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada
reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar(Clausius).
c) Pada proses reversible, total entropi semesta tidak berubah dan akan
bertambah ketika terjadi proses irreversible (Clausius).
Untuk menjelaskan tidak hanya reversibelitas para ilmuwan
merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan
pernyataan: “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke
benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari

40
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

benda dingin ke benda panas”.

a. Pengertian Entropi

Termodinamika menyatakan bahwa prose salami cenderung bergerak menuju ke dalam ketidakteraturan
yang lebih besar. ukuran ketidakteraturan dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran
termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir sistem.
semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem semakin tidak teratur. entropi sama seperti halnya
tekanan dan temperature, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah
sistem. apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversible pada suhu konstan,
maka besarnya perubahan entropi sistem adalah:

dengan:
perubahan entropi(J/K)
kalor (K)
suhu (T)

H. Mesin Pendingin

Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin kalor. pada
mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan
melakukan usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).

koefisien daya guna


usaha yang diperlukan (J)
kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
kalor yang diberikan pada reservoir suhu rendah (J)
suhu pada reservoir suhu tinggi (K)
suhu pada reservoir suhu rendah (K)

41
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

SOAL LATIHAN

1. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000 J. Berapakah perubahan
energi dalam pada gas?(1 kalori=4,18 joule).

2. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0oC menjadi 100 oC pada tekanan tetap. Jika konstanta
gas umum R = 8,314 J/mol.K, tentukan:

a. perubahan energi dalam?


b. usaha yang dilakukan gas?
c. kalor yang diperlukan?
3. Suatu mesin Carnot dengan reservoir panasnya bersuhu 400 K mempunyai efesiensi 40%. Jika mesin
tersebut reservoir panasnya bersuhu 640 K, tentukan efesiensinya!

I. METABOLISME SEBAGAI KONVERSI ENERGI


Manusia dan hewan melakukan kerja. Kerja dilakukan ketika seseorang berjalan atau berlari,
mengangkat benda yang berat dan berbagai aktivitas fisik lainnya. Kerja membutuhkan energi. Energi juga
diperlukan untuk pertumbuhan, membuat sel-sel baru dan untuk menggantikan sel-sel lama yang telah mati.
Banyak proses perubahan energi yang terjadi dalam satu organisme, dan proses ini disebut metabolisme

Metabolisme berarti change ialah kata yang dipakai untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi
dalam kehidupan organisme yang bernyawa. Dalam arti luas metabolisme adalah jumlah total reaksi kimia atau
fisika yang diperlukan untuk kehidupan. Metabolisme juga dipakai dalam batasan untuk menunjukkan
serangkaian reaksi dari tipe-tipe makanan (food stuff) atau derivatnya. Turunannya metabolisme karbohidrat
misalnya metabolisme karbohidrat atau beberapa kompound partikel seperti metabolisme glukosa. Kadang-
kadang menyatakan suatu objek seperti water metabolism dimana substansi masuk kedalam badan, bergerak
keberbagai bagian tubuh dan meninggalkan ginjal, kulit atau melalui rute yang lain.

Kita dapat menerapkan hukum termodinamika pertama dalam proses metabolisme pada semua
organisme misalnya manusia.

Kerja W dilakukan oleh tubuh dalam berbagai kegiatan, dan jika hasilnya tidak berupa penurunan energi
dalam dan temperatur tubuh, energi dengan suatu cara harus ditambahkan untuk mengimbangi,. Bagaimanapun
juga, energi dalam tubuh tidak dipertahankan oleh aliran kalor Q ke dalam tubuh. Biasanya temperatur tubuh
lebih tinggi dari lingkungannya, sehingga tubuh akan melepas kalor karena kalor mengalir keluar tubuh. Bahkan
pada hari yang sangat panas ketika kalor diserap, tubuh tidak menggunakan kalor ini untuk menunjang proses
vitalnya. Dalam hal ini yang menjadi sumber energi adalah energi dalam (energi potensial kimia) yang tersimpan
dimakanan. Pada sistem tertutup, energi dalam berubah hanya sebagai hasil aliran kalor atau keerja yang
dilakukan. Pada sistem terbuka seperti hewan, energi dalam itu sendiri dapat mengalir ke dalam atau keluar
sistem.

Ketika kita menyantap makanan, kita membawa energi dalam langsung ke dalam tubuh kita, yang
kemudian menaikkan energi dalam total U pada tubuh. Energi ini akhirnya dipakai untuk kerja dan aliran kalor
dari tubuh menurut hukum pertama termodinamika.

Kecepatan metabolisme adalah kecepatan dimana energi dalam diubah didalam ubuh. Kecepatan ini
biasanya dinyatakan dalam Kcal/jam atau dalam watt. Kecepatan metabolisme untuk berbagai kegiatan manusia
diberikan pada tabel 5.2 untuk orang dewasa dengan massa rata-rata 65 Kg.

42
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Tabel 5.2 Kecepatan Metabolismen (Manusia 65 kg)


Kegiatan Kecepatan Metabolisme
(pendekatan)
Kkl/jam Watt
Tidur 60 70
Duduk Tegak 100 115
Kegiatan ringan ( makan, berpakaian, pekerjaan 200 230
rumah tangga)
Kegiatan sedang ( tennis, berjalan) 400 460
Berlari (15 km/jam) 1000 1150
Bersepeda balap 1100 1270

Contoh soal perubahan energi dalam tubuh

Berapa besar energi yang diubah dalam 24 jam oleh orang 65 Kg yang menghabiskan waktu 8,0 jam
untuk tidur, 1,0 jam melakukan pekerjaan fisik yang sedang, 4,0 jam untuk kegiatan ringan, dan 11,0 jam untuk
bekerja di meja atau bersantai?

Jawab:

Karena 4,19 x 10³J = 1 Kcal, nilai ini ekuivalen dengan 2800 Kcal, sehingga pemasukan makanan
sebesar 2800 Kalori akan mengimbangi keluaran energi ini. Orang yang ingin menurunkan berat badannya harus
makan kurang dari 2800 Kalori per hari, atau menaikkan tingkat kegiatannya.

Ada dua kata yang terkandung dalam metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
digunakan untuk menunjukkan reaksi sintesis menjurus kepenyimpanan energi didalam tubuh. Katabolisme
menggambarkan kerusakan jaringan dan penggunaan dari sumber energi. Kedua kata ini luas dalam pemakaian
rtetapi sering sulit diartikan dan sering pula tercampur dalam pengertian. Suatu contoh sintesis dan penyimpanan
lemak tubuh. Ketika lemak dibentuk dari karbohidrat dan disimpan dalam jaringan lemak tampak dalam proses ini
pengertian anabolisme, katabolisme dapat terjadi pada saat yang sama dalam proses reaksi metabolismeakan
tampak pans. Tubuh membakar makanan, namun energi yang dihasilkan merupakan suatu substansi yang
dioksidasi didalam badan serupa dengan material yang dibakar diluar tubuh, berdasarkan hal ini para ahli telah
mengkronstruksi bo, kalorimeter (oleh Richard dan Barry) untuk mencari beberapa kalori, apabila suatu bahan
dibakar.

Hasil pembakaram dengan kalorimeter pada bahan-bahan hewan

a. Untuk karbofidrat:
 Sukrosa menghasilkan 3,94 Kcal/gram
 Glukosa menghasilkan 3,74 Kcal/gram
 Glikogen menghasilkan 4,18 Kcal/gram
b. Untuk lemak
 Rata-rata menghasilkan 9,3 Kcal/gram
c. Untuk protein:
 Rata-rata menghasilkan 5,6 Kcal/gram
Untuk manusia diperoleh:
a. Protein dan karbohidrat masing-masing 4,1 Kcal/gram

43
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b. Lemak: 9,3 Kcal/gram


Berdasarkan hukum pertama termodinamika, total energi dalam suatu sistem berhubugan erat
dengan pertukaran energi:
Food intake = head loss + work output + energi storage

J. KELEMBABAN UDARA
Udara adalah 78% nitrogen dan 21% oksigen ditambah sejumlah kecil gas-gas lain seperti argon,
karbondioksida dan uap air. Tekanan yang diberikan oleh udara adalah jumlah tekanan parsial yag diberikan
oleh masing-masing gas yang membentuknya. Dalam udara dengan volume tertentu, tekanan parsial
masing-masing gas tertentu: nitrogen, oksigen, uap air, atau apapun, sama seperti jika gas itu menempati
volue itu sendiri. Artinya, kehadiran gas-gas lain tidak mengubah tekanan parsiel suatu gs. Hasil ini dikenal
sebagai hukum Dalton. Tumbukan salah satu jenis molekul gas dengan dinding-dinding tbung tidak
dipengaruhi oleh kehadiran jenis molekul lainnya.
Jika lebih banyak uap air ditambahkan pada udara dengan volum tertentu pada suatu temperature,
maka tekanan parsiel uap air bertambah. Bila tekanan porsiel ini sama dengan tekanan uap untuk
temperature itu, mka udara dikatakan jenuh selanjutnya uap air mulai mengembug menjadi cairan air. Jika
temperature berada diatas titik leleh atau menjadi Kristal es (salju atau bunga es) jika temperature berada
dibawah titik leleh. Rasio tekanan parsial uap air terhadap tekana uap untuk teperatur dinamakan
kelembaban relative, yang biasanya dinyatakan dalam persen.
Kelembapan relatif = x100%
Kelembapan relatif dapat ditambah, baik dengan menambah jumlah uap air di udara pada temperatur
tertentu ataupun dengan menurunkan temperatur dan dengan demikian menurunkan tekanan uap.
Temperatur pada saat udara menjadi jenuh dengan uap air, artinya, temperatur ketika kelembapan relatif
sama dengan 100%, dinamakan titik embun. Bila permukaan menjadi dingin di bawah titik embun di malam
hari karena radiasi, maka embun terbentuk jika titik embun di atas 0°C.

K. ENERGI PANAS DALAM PRAKTIK KLINIK

a. Efek Panas

Apabila energi panas mengenai salah satu tubuh akan mempengaruhi temperatur daerah
tersebut. Efek panas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Fisik, panas menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian segala arah.
b. Kimia, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan temperatur. Reaksi
oksidasi akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur, pernyataan ini sesuai
dengan hukum vant hoff. Permeabilitas membra sel akan meningkat seiring dengan
peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan
peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh.
c. Biologis, merupakan sumasi dari efek panas terhadap fisik dan kimia. Adanya peningkatan
sel darah putih secara totral dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi
(pelebaran) pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah dan tekanan
kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat sedangkan pH darah akan
mengalami penurunan.

44
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan

Transfer energi termis ke tubuh daoat melalui konduksi, konversi, radiasi, dan evaporasi.
Energi panas mula-mula akan penetrasi ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya
secara konduksi atau radiasi. Kemudian akan menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam
berupa panas. Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi oleh
cairan tubuh ke seluruh jaringan tubuh. Metode-metode yang dipakai dalam pengobatan adalah :
a. Metode konduksi
Metode ini berdasar pada sifat fisik kedua benda yang apabila terdapat perbedaan temperatur
antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara konduksi dari benda bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Beberapa penggunaan metode konduksi dalam pengobatan
adalah :
1. Kantong air panas atau botol berisi air panas, cara ini sangat efisien dalam pengobatan
nyeri daerah abdomen.
2. Handuk panas, cara ini sangat berhasil dalam pengobatan otot yang sakit. Misal spasme
(kejang) otot dan fase akut poliomy elitis ( radang akut sum sum tulang belakang yang
disebabkan oleh vitus ).
3. Turkis bath ( mandi uap ), memberi efek relaksasi otot.
4. Mud packs (lumpur panas), dapat mengkonduksi panas ke dalam jaringan serta dapat
pula mencegah kehilangan panas tubuh.
5. Wax bath (parafin bath), sangat efisien untuk transfer panas pada tungkai bawah.
6. Elektric pads, dengan cara melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastik dan dilengkapi thermostat.

b. Metode Radiasi
Metode ini digunakan untuk pemanasan permukaa tubuh serupa dengan pemanasan
dengan sinar matahari atau nyala api. Sumber radiasi berasal dari elektrik fire dan infra
merah.

45
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

DESTILASI

I. Tujuan Percobaan
Pemurnian Air dengan Metode Destilasi
II. Alat dan Bahan yang dipergunakan:
a. 2 Statif + batang dan klem
b. 1 Pembakar Spiritus
c. 2 Labu
d. 2 Klem Universal
e. 2 Gelas ukur 100 ml
f. 1 Sumbat karet
g. 1 Aquadestilata
h. 1 Pewarna
i. I Selang Silikon
III. Persiapan Percobaan:
a. Susunlah alat seperti gambar
b. Tuangkan aquadestilata 2/3 dari labu dan
taburkan zat pewarna secukupnya.
c. Perhatikan klem universal penjepit labu dan
gelas ukur.

IV. Langkah-Langkah Percobaan

a. Panaskan aquadestilata berwarna pada labu


dengan pembakar spiritus (bunsen).
b. Tunggu sampai mendidih dan perhatikan
peristiwa pada selang silicon.
c. Setelah tetesan air pada gelas ukur mencapai kira-kira 10 mL, matikan pembakar spiritus.
d. Amati aquadestilata yang berada di dalam labu yang ada di gelas ukur.

V. Tuliskan hasil pengamatan anda

VI. Tugas :

a. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini.


b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan destilasi.

VII. Kesimpulan :

46
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

KALOR JENIS
I. Tujuan Percobaan :
Mengukur Kalor Jenis Zat Cair
II. Alat dan Bahan yang dipergunakan :
a. 4 gelas kimia / beaker 250 ml
b. 2 kabel-kabel
c. 1 catu daya ( PSA ) 5 A
d. 1 buah jam meja
e. 1 minyak goreng
f. 2 multimeter
g. 1 aquadestilata
h. 2 termometer
i. 1 kalorimeter
j. 1 neraca tiga lengan
III. Persiapan Percobaan
a. Susunlah alat seperti gambar

Amperemeter Termom
Pengadu
Catu A
daya V

Voltmeter

Stopwatch Kalorim

b. Set tegangan catudaya pada posisi 6 volt AC


c. Perhatikan sambungan kabel dan hindari hubungan pendek.
d. Buat rancangan table data yang diperlukan
IV. Langkah-Langkah Percobaan
a. Ukur massa calorimeter dan massa thermometer
b. Tuangkan air kedalam calorimeter dan ukur massa karorimeter dan massa air
c. Siapkan jam meja kemudian pasang thermometer dan kabel-kabel pada calorimeter, ukur suhu
minyak mula-mula
d. Nyalakan catudaya dan mulai menghitung waktunya, amati dan catat tegangan, arus dan suhunya
setelah lima menit dan lanjutkan hinggah 15 menit
e. Ulangi langkah-langkah diatas untuk aquadestilana
f. Buat table data untuk kegiatan ini
V. Tuliskan hasil pengamatan anda
VI. Tugas
a. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalor jenis
c. Tuliskan hubunganm antara tegangan listrik, arus, massazat cair, waktu dan perubahan suhu
d. Buta grafik hubungan antara suhu dan waktu pada percobaan ini
VII. Kesimpulan

47
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

48
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 4 BUNYI

Christian Doppler (1803-1853) adalah seorang fisikawan dan matematikawan


asal Austria. Doppler terkenal atas kontribusinya dalam menyusun prinsip tentang sebuah
fenomena yang dinamakan Efek Doppler.
Christian Doppler dilahirkan di Salzburg, Austria. Karena kondisi fisiknya yang lemah, ia
tidak mampu meneruskan usaha pandai batu milik ayahnya. Doppler
mempelajari filsafat di Salzburg, serta matematika-fisika di Universitas Teknologi Vienna
(Vienna University of Technology) dan Universitas Vienna (University of Vienna).
Pada tahun 1835, Doppler mendapatkan posisi akademis di sebuah perguruan tinggi
yang sekarang bernama Universitas Teknik Ceko (Czech Technical University). Selama
bekerja, ia banyak mempublikasikan makalah ilmiah, namun kurang populer dihadapan
murid-muridnya karena metode belajarnya yang dinilah keras. Ia menikah pada tahun
1836, dan dari pernikahannya,Doppler memperoleh 5 orang anak.
Pada tahun 1842, Doppler mempublikasikan makalah ilmiah yang berjudul
((Jerman)) Über das farbige Licht der Doppelsterne (Tentang Cahaya Bewarna yang
Dipancarkan oleh Dua Buah Bintang). Makalah tersebut dipublikasikan
kepada Perhimpuan Ilmu Pengetahuan Bohemia. Dalam makalah tersebut, dikemukakan sebuah teori bahwa terdapat
perbedaan frekuensi suara dari benda yang bergerak, ketika terdengar oleh pendengar yang bergerak dan diam. Teori ini juga dapat
menjelaskan tampilan warna pada bintang yang bergerak relatif terhadap Bumi.
Doppler meninggalkan Praha pada tahun 1847. Pada tahun 1850, Doppler ditunjuk sebagai ketua Istitut Fisika Eksperimental di
Universitas Vienna. Salah satu muridnya ketika ia mengajar disitu adalah Gregor Mendel, yang berkontribusi besar dalam ilmu genetika.

A. PENDAHULUAN
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang arah getarannya seaarah dengan arah
rambatannya. Gelombang ini terjadi karena perapatan dan perenggangan dalam medium gas, cair padat.
Gelombang bunyi dihasilkan dari getaran partikel-partikel benda yang saling beradu satusama lain sehingga
menghasilkan energy. Energy dipindahkan dari sumber dalam bentuk gelombang longitudinal dan kemudian
dapat dideteksi oleh telinga atau suatu alat tertentu.
B. LAJU GELOMBANG BUNYI
Laju gelombang bunyi bergantung pada sifat medium. Laju gelombang bunyi berbeda untuk materi yang
berbeda. Untuk gelombang bunyi dalam fuida seperti udara atau air, laju gelombang bunyi dinyatakan dalam
persamaan:

Dengan rho adalah adalah kerapatan materi dan B adalah modulus elastis. Pada udara di 0 C dan 1 atm,
bunyi merambat dengan laju 331 ms. Ada dua aspek dari setiap bunyi yang dirasakan oleh pendengaran
manusi, yaitu kenyaringan dan ketinggian. Masing-masing menyatakan sensasi dalam kesadaran pendengar.
Untuk masing-masing sensasi subjektif ini, ada besaran yang dapat diukur secara fisis.

Kenyaringan berhubungan dengan energy pada gelombang bunyi. Sedang Ketinggian bunyi
menyatakan apakah bunyi tersebut tinggi, seperti bunyi suling atau biola, atau rendah seperti bunyi bas dram

49
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

atau senar bass. Besaran fisika yang menyatakan ketinggian adalah frekuensi. Makin rendah frekuensi,
makin rendah pula ketinggian, demikian juga sebaliknya.

Telinga manusia dapat mendengar frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz (1 Hz adalah 1 siklus per
detik). Rentang nilai frekuensi ini disebut frekuensi pendengaran atau audio frekuensi yang nilainya
kadang berbeda antara manusia satu dengan yang lain.

Gelombang bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 Hz disebut infrasonik. Frekuensi ini tidak dapat
didengar telinga manusia tetapi dapat dirasakan getarannya. Infrasonik dapat ditimbulkan oleh getaran
tanah, gempa bumi, Guntur, gunung berapi,bangunan maaupun truk mobil yang apabila mengenai tubuh
kadang menimbulkan perasaan kurang nyaman (discomfort), kelesuan (fatique) dan perubahan pendengaran.
Gelombang frekuensi rendah ini bekerja secara resonansi, menyebabkan gerakan dan iritasi yang cukup
besar pada organ-organ didalam tubuh.

Gelombang bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Gelombang bunyi pada
frekuensi ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Gelombang ultrasonik mempunyai aplikasi klinik
dalam bidang kedokteran yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.

C. INTENSITAS BUNYI
Sebagaimana ketinggian, kenyaringan juga merupakan sensasi dalam kesadaran manusia. Ketinggian
juga berhubungan dengan intensitas gelombang. Intensitas gelombang didefinisikan sebagai energi yang
dibawa sebuah gelombang per satuan waktu melalui satuan luas.

I= = =

Dimana:
I = intesitas bunyi (Watt/m2)
P = daya (Watt)
A = luas (m2)
Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas antara 10-12 W/m2. Tingkat intesitas bunyi
biasanya dinyatakan dengan skala logaritmik. Satuan skala ini adalah bel, dari Alexander Graham Bell (1847-
1922), penemu telepon, atau lebih umum decibel (dB), yang merupakan 0
bwl ( 10 dB =- 1 bel). Intensitas
bunyi (β) di definisikan dalam intensitasnya :

Β = 10 log ( ) = 10 log 100 + 20 dB

D. TELINGA
Telinga manusia merupakan detector bunyi yang sangat sensitive. Fungsi telinga adalah untuk secara
efesien merubah energy getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui saraf. Hal
ini sama dengan mikrofon di mana gelombang bunyi yang mengenai diafragma mikrofon akan
menggetarkannya, dan getaran ini diubah menjadi sinyal listrik dengan frekuensi yang sama, kemudian
dikuatkan oleh amplifier dan dikirim ke pengeras suara.

Telinga dibagi menjadi tiga bagian utama: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

50
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Di telinga luar, gelombang


bunyi dari luar merambat
sepanjang saluran telinga ke
gendang telinga (timpani), yang
bergetar sebagai tanggapan
terhadap gelombang yang
menimpanya.

Telinga tengah terdiri


dari tiga tulang kecil yang
dikenal dengan nama martil
landasan dan sanggurdi, yang
memindahkan getaran gendang
telinga dalam jendela oval. Gambar 4.1. Sistem melakukan pertukaran energi dengan lingkungan.
Yang cukup besar, tetapi energy
yang tersisa dibuang melalui jendela bundar di ujung luar saluran timpani. Antara dua saluran ini ada saluran ke
tiga, yang disebut sebagai pembuluh rumah siput. Pada membran yang memisahkan pembuluh rumah siput
dengan saluran timpani, (membrane basilar) terdapat organ Corti yang berisis sekitar 30.000 ujung saraf.
Sementara gelombang tekanan melewati saluran timpani, gelombang ini menyebabkan riak riak di membrane
basilar dan organ Corti yang melekat pada saluran ini. Pada
saluran inilah energi diubah menjadi impuls listrik dan dikirimke
otak melalui saraf pendengaran. Membrane basilar mengalami
tegangan yang kemudian berkurang dan membrane menjadi
lebih tebal dari telinga tengah menuju rumah siput. Hasil
percobaan dapat diketahui bahwa ujung yang lebih tebal dan
tidak terlalu tegang akan lebih sensitive terhadap frekuensi
rendah, sedang ujung yang lebih tenang dan tipis lebih
sensitive terhadap frekuensi tinggi, fakta ini penting dalam
perasaan kita terhadap tinggi bunyi.

Tingkat kepekaan telinga tiap manusia tidak sama


Gambar 4.2. Diagram rumah siput. sensitifnya untuk semua frekuensi. Untuk mendengar
kenyaringan yang sama dari bunyi yang frekuemsi berbeda,
dibutuhkan intensitas yang berbeda. Pada grafik 3.1, setiap kurva mempresentasikan tingkat kenyaringan
(satuannya dicebel phon) yang secara numerik sama dengan tingkat intensitas dalam dB pada 1000 Hz.

51
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Grafik 4.1

Sebagai contoh, kurva yang diberi label 40 mempersentasekan bunyi yang terdengar memiliki
kenyaringan yang sama dengan bunyi 1000 Hz dengan tingkat intensitas 40 dB. Dari kurva 40-phon dapat dilihat
bahwa nada 100 Hz harus memiliki intensitas sekitar 62 dB agar terdengarsekeras ( untuk orang rata-rata) nada
1000 Hz dengan hanya 40 dB.

Kurva yang paling rendah (diberi label 0) menggambarkan tingkat intensitas sebagai fungsi frekuensi
untuk bunyi yang paling lembut yang hampir tidak terdengar oleh telinga yang sangat baik. Dari grafik dapat
dilihat bahwa telinga paling sensitive tehadap bunyi dengan frekuensi 200 dan 4000 Hz, sementar bunyi 1000 Hz
terdengar pada tingkat 0 dB, bunyi pada 100 Hz paling tidak harus 40 dB agar terdengar.

Kurva paling atas yang diberi label 120, menggambarkan ambang rasa sakit. Bunyi di atas tingkat ini
bisa dirasakan dan dapat menyebabkan rasa sakit.

a. Hilang Pendengaran

Hilang Pendengaran atau tuli ada dua macam, yaitu tuli kondisi dan tuli presepsi (tuli saraf).

1. Tuli Konduks, tuli ini bersifat sementara, disebabkan vibrasi suara tidak bisa sampai ke telinga bagian
tengah oleh karena adanya mala/wax/serumen atau adanya cairan telinga di bagian tengah. Apabila tuli
konduksi tidak dapat pulih kembali, dapat dibantu dengan menggunakan alat bantu pendengaran
(hearing aid).
2. Tuli Persepsi, bisa terjadi hanya sebagian kecil frekuensi saja atau seluruh frekuensi yang tidak dapat
di dengar. Tuli persepsi sampai saat ini belum bisa disembuhkan.
3. Tuli Campuran, merupakan campuran antara tuli konduksi dengan tuli persepsi.

c. Tes Pendengaran

Untuk mengetahui tuli konduksi atau tuli saraf dapat dilakukan dengan tes pendengaran. Dalam
perkembangannya, seiring dengan kemajuan teknologi moderen, tes pendengararan semakin
disempurnakan.

52
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Tes pendengaran yang dapat dilakukan adalah:


Tes Berbisik
Dahulu tes pendengaran dilakukan dengan suara berbisik atau bicara pada jarak tertentu dan penderita
disuruh menirukannya (Voice test). Dengan cara ini dapat diketahui secara kasar apakah penderita yang
diperika tuli atau tidak. Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan tone atau nada rendah.
Misal suara konsonan, dan platal : b. p, t, m, n, pada jarak 5-10 meter. Sedang suara berbisik dengan nada
tinggi menggunakan nada suara desis atau sibiland: s, z, ch, sh, shel, pada arak 20 m.
Tes Garputala
Pada tahun 1855, Rinne, Weber, dan Schwabach mengadakan pemeriksaan dengan garputala dari
bermacam-macam frekuensi. Pemeriksaan ini didasarkan pada fisiologi pendengaran bahwa suara dapat
didengar melalui hantaran udara dan hantaran tulang. Dengan cara ini dapat diketahui ketulian secara
kualitatif yaitu tuli konduktif, tuli sensori neural (tuli saraf) dan tuli campuran. Frekuensi garputala yang
digunakan adalah C128, C1024, dan C2048.
 Tes Weber, dilakukan dengan menggetarkan garputala C128, kemudian diletakkan pada vertex
dahi/puncak dari vertex. Pada penderita tuli konduksi akan terdengar terang pada telinga yang sakit.
Sedang pada penderita tuli persepsi, getaran garputala terdengar terang pada telinga normal Misal
telinga kanan yang terdengar terang, maka hasil tes disebut Weber lateralisasi ke kanan.
 Tes Rinne, tes ini membandingkan antara konduksi bunyi melalui tulang dan udara. Garputala C128
digetarkan, kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus ( di belakang telinga). Setelah tidak
mendengar getaran lagi, garputala dipindahkan di depan liang telinga, kemudian penderita ditanya
pakah masih mendengar bunyi garputala. Pada telinga normal, konduksi melalui tulang 45 detik. Hasil
tes dinyatakan dengan Tes Rinne Positif (Rinne + ) apabila pendengaran penderita baik, begitu juga
pada penderita tuli persepsi. Sedangkan hasil tes dinyatakan Tes Rinne Negatif (Rinne -) pada
penderita tuli konduksi di mana jarak waktu konduksi tulang mungkin sama atau bahkan lebih panjang.
 Tes Schwabach, tes ini membandingkan antara jangka waktu konduksi tulang melalui verteks atau
prosesus mastoideus penderita terhadap konduksi tulang pemeriksa. Pada tuli konduksi, konduksi
tulang penderita lebih panjang dari pada konduksi tulang pemeriksa. Sedangkan pada tuli persepsi,
konduksi tulang penderita sangat pendek.

Garputala C2048 digunakan untuk memeriksa ketajaman pendengaran terhadap nada tinggi. Pada manusia
usia lanjut dan tuli persepsi akan kehilangan pendengaran terhadap nada tinggi.

d. Audiometer

Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang elektroakustik, maka tes pendengaran semakin
disempurnakan. Pada saat ini telah diciptakan bermacam-macam alat elektro-akustik yang disebut
audiometer. Seiring dengan perkembangan teknologi modern, saat ini juga telah dikembangkan audiometer
terkomputerisasi di mana hasil pemeriksaan dan analisis dapat langsung ditampilkan pada komputer.
Audiometer dapat menghasilkan nada-nada tunggal dengan frekuensi dan intensitas yang dapat diukur.
Komponen utama terdiri dari dua bagian, yaitu sumber getaran dan peredam intensitas (attenuator).
Sumber getaran untuk nada murni adalah sebuah alat yang disebut oscillator. Frekuensi yang
dikehendaki oleh pemeriksa dapat diatur dengan memutar tombol (dial). Kemudian dengan menekan
tombol penyaji, bunyi tersebut dapat diterima oleh probandus melalui head phones untuk hantaran udara
dan melalui vibrator untuk hantaran tulang. Audiometer yang banyak dipakai sekarang dapat menghasilkan
frekuensi-frekuensi 125, 250, 500, 750, 1000, 1500, 2000, 3000, 4000, 6000, dan 8000 Hz. Vibrator untuk
pemeriksaan hantaran tulang hanya dapat menghasilkan frekuensi antara 250-4000 Hz.

53
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Attenuator atau peredam intensitas adalah alat untuk mengatur intensitas bunyi sesuai dengan
kebutuhan pemeriksaan. Intensitas tertinggi 120 dB dan terendah -10 dB, dengan jenjang penurunan
biasanya 5 Db. Vibrator untuk pemeriksaan hantaran tulang biasanya hanya dapat menghasilkan intensitas
tertinggi 60 dB pada frekuensi tengah, dan 20 dB pada frekuensi rendah.
Kalibrasi atau penerapan angka 0 dB pada audiometer saat ini dipakai penetapan menurut standar
ISO 1964 (International Standardation Organisation). ISO 1964 dibuat berdasarkan telinga normal orang-
orang dewasa dari berbagai bangsa. Untuk vibrator kalibrasi digunakan dari ANSI 1969 (American National
Standards Intitute). Nilai 0 dB dari hantaran tulang ANSI 1969 diperoleh dari ambang rata-rata telinga orang
dewasa normal antara 18-30 tahun.
Pemeriksaan dengan audiometer bertujuan untuk menentukan nilai ambang pendengaran, yaitu
frekuensi yang dikaitkan dengan nineau bunyi (dB). Hasil pemeriksaan dengan menggunakan audiometer
digambarkan dalam bentuk tabel maupun grafik yang disebut audiogram. Ambang pendengaran untuk
setiap frekuensi hantaran udara telinga kanan digambarkan dengan tanda bulatan kecil (o), sedang untuk
telinga kiri digambarkan dengan tanda silang (x). Tiap tipe ketulian akan memberikan gambaran audiogram
yang khas, sedang derajat ketulian ditentukan dengan mengambil nilai rata-rata dari frekuensi percakapan
500, 1000 dan 2000 Hz.

Tabel 4.1 Scale of Hearing Impairment

Hearing Loss (dB) Descriptive Team


-10 – 26 Normal limite
27 – 40 Mild hearing loss
41 – 55 Moderate hearing loss
56 – 70 Moderate Severe hearing loss
71 – 90 Severe hearing loss
91 plus Profaund hearing loss
Pemeriksaan pendengaran dengan audiometer dapat diketahui keadaan fungsi pendengaran masing-
masing telinga baik secara kualitatif (pendengaran normal, tuli konduksi, tuli persepsi/neural dan tuli
campuran) maupun secara kuantitatif (normal, tuli ringan, tuli sendang dan tuli berat).

E. KEBISINGAN
Bunyi biasa seperti yang dihasilkan dengan memukulkan dua batu, merupakan bunyi yang mempunyai
kualiltas tertentu, tetapi ketinggian yang jelas tidak dapat dilihat. Bunyi seperti ini merupakan campuran dari
banyak frekuensi yang sedikit hubungannya satu sama lain. Bunyi seperti ini disebut kebisingan. Bising
disefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang berasal dari aktivitas alam seperti bicara manusia, dan
buatan manusia seperti bunyi mesin. Kebisingan mempengaruhi kita baik secara psikologis maupun fisiologi.
Kadang-kadang kebisingan hanya merupakan gangguan biasa, tetapi kebisingan yang keras dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran yang saat ini menjadi permasalahan di pabrik-pabrik dan tempat
industry. Kehilangan pendengaran Karena tingkat kebisingan yang berlebihan ditemukan oleh orang Romawi
kuno. Kebisingan menyebabkan kehilangan pendengaran yang serius pada frekuensi 2000-5000 Hz yang
merupakan daerah penting untuk percakapan dan music. Kebisingan dapat diukur dengan sound level meter
yang dapat mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan frekuensi 20-20.000 Hz.

a. Pembagian Kebisingan

Kebisingan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:


 Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi:

54
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

i. Audible Noise (bising pendengaran), disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 32,5-8000 Hz.
ii. Occupational Noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan), disebabkan oleh bunyi mesin
industri/pabrik mesin ketik dan sebagainya.
iii. Impuls Noise (Impact noise, bising impuls), terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, missal
pukulan palu, ledakan meriam.
 Berdasarkan waktu terjadinya:
- Bising kontinyu dengan spektrum luas (missal Karena mesin, kipas angain), sempit (missal bunyi
gergaji, penutup gas), bising terputus-putus atau intermitten (misal lalu lintas, bunyi pesawat terbang
di udara)
- Bising sehari penuh (full time noise) dan bising setengah hari (part time noise)
- Bising terus menerus (steady noise) dan Bising impulsife (impuls noise) atau pun bising sesaat
(letupan).

Tingkat kebisingan berdasarkan intensitas disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Skala intensitas kebisingan


Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Batas dengar tertinggi
Menulikan 100-120 Halilintar
Meriam
Mesin Uap
Sangat Hiruk Pikuk 80-100 Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit polisi
Kuat 60-80 Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan
Sedang 40-60 Rumah gaduh
Kantor umumnya
Percakapan kuat
Radio perlahan
Tenang 20-40 Rumah tenang
Kantor perorangan
Auditorium
Percakapan
Sangat tenang 0-20 Bunyi daun
Berbisik
atas dengan terendah

b. Pengaruh Kebisingan terhadap Kesehatan

Kebisingan dapat menyebabkan rusaknya indera pendengaran. Kerusakan atau gangguan sistem
pendengaran akibat kebisingan adalah:
 Hilang pendengaran sementara/temporer, dapat pulih kembali apa bila bising tersebut dapat dihindarkan
 Orang menjadi kebal terhadap bising
 Telinga berdengung

55
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

 Hilang pendengaran//tuli permanen dan tidak pulih kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz
kemudian semakin hebat dan meluas pada frekuensi sekitarnya hingga mengenai frekuensi percakapan.
Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.2.

Grafik 4.2 Grafik hilang daya dengar sementara dan pemulihannya.

Secara psikis, kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan meningkatnya kelelahan. Sedangkan
secara fisiologis, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jerman menunjukkan pekerja yang mengalami
kebisingan dapat menyebabkan gangguan hormonal, sstem saraf, dan merusak metabolisme. Para ahli Rusia
menemukan pekerja-pekerja industry mengalami perubahan saluran darah, dan pekerja-pekerja industri
mengalami perubahan saluran darah, dan timbul brady cardia (denyut jantung lemah), fisik lesu dan mudah
terangsang.

e. Pencegahan Ketulian dari Kebisingan

Prinsip pencegahan ketulian dari kebisingan adalah menjauhi dari sumber bising, hal ini dapat dilakukan
dengan car :

 Mesin atau alat-alat yang menghasilkan bising diberi pelumas.


 Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
 Para pekerja diharapkan memakai pelindung telinga seperti ear muff (penutup telinga), ear plug
(penyumbat telinga), wol katun atau wol sintetis.

F. EFEK DOPPLER
Apa bila sumber bunyi bergerak mendekati pengamat/pendenga, ketinggian nada lebih tinggi dari pada
ketika sumber tersebut dalam keadaan dia; dan ketika sumber bunyi menjauh dari pengamat ketinggian nada
lebih rendah. Fenomena ini dikenal sebagai efek Doppler. Perhatikan sirine mobilambulan ketika dalam keadaan
diam, yang memancarkan bunyi dengan frekuensi tertentu ke semuah arah. Kenyaringan sirine mobil ambulan
berubah ketika ambulan mendekat atau menjauhi pengamat.

Kecepatan gelombang hanya bergantung pada medium dimana ia merambat, dan tidak tergantung dari
kecepatan sumber ataupun pengamat. Perubahan frekuensi bunyi sedikit berbeda bergantung apakah sumber

56
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

atau penerima yang sedang bergerak relative terhadap medium. Apabila sumber bunyi yang, bergerak, panjang
gelombang akan berubah, dan frekuensi baru f akan ditemukan dengan pertama kali mencari panjang
gelombang baru ë dan kemudian menghitung f = υ/ë.

Bila sumber bergerak mendekati pengamat yang diam dengan frekuensi f dan kecepatan υs sedang
kecepatan bunyi di udara υ, maka frekuensi yang terdengaroleh pengamat adalah :

Karena penyebut lebih kecil dari 1, maka f > f.

Contoh: jika sumber memancarkan bunyi dengan frekuensi 4000 Hz saat dalam keadaan diam, maka
ketika sumber mendekati pengamat yang diam dengan laju 30 m/s, pengamat mendengar frekuensi sebesar:

Apa bila sumber bunyi menjauh dari pengamat yang diam, maka frekuensi yang terdengar oleh
pengamat adalah

Dalam hal ini, jika sumber bunyi yang bergetar pada 400 Hz menjauh dari pengamat yang diam dengan
laju 30 m/s, pengamat tersebut akan mendengar frekuensi sekitar 368 Hz.

Apabila pengamat bergerak mendekati sumber yang diam, laju gelombang relative terhadap pengamat
adalah v’= v + ○’ dimana v adalah kecepatan bunyi di udara, dan ○ adalah kecepatan pengamat. Dengan
demikian, frekuensi baru yang terdengar oleh pengamat adalah :

( )

Apa bila pengamat bergerak menjauhi sumber, maka frekuensi yang terdengar oleh pengamat adalah :

( )

Dalam bidang kedokteran, efek Doppler digunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair didalam tubuh
misalnya darah. Berkas ultrasonic yang mengenai darah yang bergerak menjauhi bunyi, darah akan
memantulkan bunyi echo dan di terima oleh detector. Apabila diketahui frekuensi mula-mula (f○), sudut ĉ dari
arah sumber bunyi, kecepatan darah (Vd), kecepatan suara (Vs) dan perubahan frekuensi f, maka:

G. APLIKASI ULTRASONIK DALAM BIDANG KLINIK


Gelombang ultrasonikadalah gelombang bunyi denganfrekuensi di atas 20.000 Hz yang di hasilkan oleh
getaran magnet listrik dan Kristal fiezo elektrik . Batang feromagnetik yang di letakkan pada medan magnet listrik
atau juga dengan melingkari dengan kumparan yang di aliri arus listrik dapat menimbulkan gelombang bunyi ultra

57
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

pada ujung batangnya. Demikian juga apabila Kristal piezo elektrik dialiri tegangan listrik maka lempengan Kristal
akan bervibrasi sehingga timbul frekuensi ultra. Berdasarkan sifat tersebut, Kristal piezo elektrik digunakan
sebagai tranduser pada ultrasonografi.

Ultrasonic digunakan oleh kapal-kapal laut untuk mendeteksi kapal-kapal selam dan benda-benda
dibawah laut lainnya dengan satu piranti yang disebut Sonar(sound navigation and ranging- navigasi dan
panjakan bunyi). Berdasarkan efek-efek yang ditimbulkan (mekanik: membentuk emulsi asap/awan dan
disentegrasi beberapa benda padat sehingga dapat digunakan untuk menentukan lokasi batu empedu, panas:
pada titik yang terkena mengalami perubahan panas, kimia: menyebabkan proses oksidasi dan hidrolisis pada
ikatan polyester, dan biologis: karena panas menimbulkan pelebaran pembuluh darah, peningkatan permeabilitas
membrane sel dan kapiler serta merangsang aktivitas sel, gelombang ultrasonic digunakandalam bidang
kedokteran untuk tujuan diagnostic dan pengobatan.

a. Aplikasi Ultrasonik Sebagai Diagnosis

Penggunaan ultrasonik sebagai diagnostic dalam praktik kedokteran merupakan aplikasi yang sangat
menarik dari konsep-konsep fisika. Pada bagian ini digunakan teknik pulsa-gema yang hamper sama dengan
sonar. Pulsa bunyi frekuensi tinggi diarahkan ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan antara organ-
organ dan struktur lainnya maupun luka dalam tubuh akan terdeteksi. Teknik ini disebut juga dengan USG
(Ultrasonography). Dengan menggunakan teknik ini, tumor dan pertumbuhan abnormal lainnya serta gumpalan
fluida (udema) dapat dilihat. Kerja katup jantung dan perkembangan janin dapat dilihat, serta informasi berbagai
organ tubuh (otak, jantung, hati, dan ginjal ) dapat diperoleh.
Walapun ultrasonic tidak bisa menggantikan sinar X, untuk diagnosis jenis tertentu, teknik ini lebih
membantu. Beberapa jenis jaringan atau fluida tidak terdeteksi di foto sinar X, tetapi bunyi ultra terpantul dari
perbatasan jaringan ini. Hasil citra bunyi ultra, anggota tubuh bagian dalam juga bisa dilihat juga secara real time
(pada saat itu juga) pada layar monitor. Pada tingkat intensitas rendah yang digunakan untuk diagnosis
⁄ , tidak ada laporan mengenai efek yang melawan, sehingga ultrasonic dianggap sebagai metode
yang tidak berbahaya untuk memeriksa tubuh.
Frekuensi gelombang ultrasonic yang digunakan dalam diagnose berkisar 1 sampai 10 MHz
. Laju gelombang bunyi pada jaringan tubuh manusia berkisar sekitar 1540 ⁄ (hamper sama
dengan air), sehingga panjang gelombang 1 MHz adalah sekitar:

0 ⁄
λ=
0

dan ini merupakan batas benda yang paling terkecil yang dapat terdeteksi. Frekuensi yang lebih tinggi berarti
panjang gelombangnya lebih pendek. Hal ini merupakan prinsip yang dipakai untuk visualisasi yang lebih rinci.
Semakin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang yang diserap oleh tubuh, dan pantulan yang lebih dalam dari
bagian yang lebih dalam dari tubuh akan hilang.
Teknik pulsa-gema untuk pencitraan medis bekerja sebagai berikut:
Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dpancarkan oleh sebuah transduser yang akan merubah pulsa listrik
menjadi pulsa gelombang bunyi. Bagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai pertemuan permukaan dalam
tubuh, dan sebagian bersar (biasanya) akan diteruskan. Pulsa yang dipantulkan terdeteksi oleh transduser yang
sama. Transduser tersebut akan merubah pulsa bunyi menjadi pulsa listrik yangkemudian ditampilkan pada layar
termina atau monitor. Sebagai contoh perhatikan pulsa bunyi yang melewati perut (Gambar 4.3).

58
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Gambar 4.3.Pulsa bunyi ultra melewati perut, dipantulkan dari permukaan lintasannya

Yang lebih umum digunakan pada saat ini adalah B-scan (Bright Scanning), yang dapat digunakan
membentuk citra dua dimensi dari penampang lintang tubuh. Pada scan mode B, setiap gema
dipresentasikan sebagai satu titik, yang posisinya dinyatakan dengan waktu tunda dan kecerahannya
bergantung pada kekuatan gema. Gambar 3.3.c menunjukkan titik-titik ini untuk gema yang dihasilkan dari
serangkaian B-scan. Transduser digerakkan, danm pada setiap posisi transduser mengirimkan pulsa dan
menerima gema, seperti ditunjukkan pada gambar 3.5. Hanya 10 baris ditunjukkan pada gambar 3.5,
sehingga citra tampak kasar. Lebih banyak garis memberikan citra yang lebih rinci. Foto citra bunyi ultra
ditunjukkan pada gambar 3.6.

Gambar 4.4 Transduser digerakkan dan pada setiap posisi transduser mengirimkan pulsa dan menerima gema

59
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Scan yang leb ih cepat bias didapat dengan menggunakan serangkaian transduser, atau dengan
merotasikamn satu transduser sekitar satu titik sehingga transduser melihat ke serangkaian arah yang
berbeda sepanjang tubuh.
M-skan atau modulation scanning merupakan dua
metode yang digunakan dalam kaitan untuk
memperoleh informasi gerakan alat-alat dengan
menggunakan ultrasonic. Misalnya dalam hal
mempelajari gerakan jantung dan gerakan vulva, atau
teknik Doppler yang digunakan untuk mengukur aliran
darah. Pada M-scan, amplitude (A) akan dalam
keadaan stasioner sedangkan echo gema yang terjadi
berupa dot/titik dari B-scan.
Pada ultrasonography, suatu gambaran yang
dikonstruksi dari gelombang-gelombang ultrasonik,
diambil dari seorang wanita hamil untuk mengukur
ukuran janin, memperkirakan jenis kelamin dan untuk mendeteksi ketidaknormalan. Ultrasonik dapat
digunakan dalam metode ini Karena selain tidak dapat didengar, untuk panjang gelombang yang lebih
pendek, difraksi lebih kecil sehingga berkas gelombang lebih tidak menyebar dan benda yang lebih kecil
dapat dideteksi.

Gambar 4.6 USG janin & Skema dasar Ultrasonik untuk memonitor gerakan jantung janin

b. Aplikasi Ultrasonik untuk Pengobatan

Berdasarkan efek-efek yang ditimbulkan (panas, kimia, dan biologis), maka ultrasonik dapat digunakan
dalam pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikan temperature dan peningkatan tekanan sehingga dapat
digunakan untuk terapi fisik, untuk memberikan pemanasan lokal pada otot yang cedera. Efek ini timbul karena
jaringan mengabsorbsi energi bunyi sehingga ultrasonik dapat digunakan sebagai diatermi. Intensitas ultrasonik
yang dipakai untuk diatermi sebesar 1 – 10 W/cm2 dengan frekuensi sebesdar 1 MHz.
Ultrasonik juga digunakan dalam pengobatan Parkinson, namun untuk memfokuskan gelombang bunyi ke
arah otak masih sangat sulit. Sedangkan pada penyakit maniere (maniere disease) di mana keadaan penderita

60
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

kehilangan pendengaran dan kesetimbangan, apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95% berhasil baik,
ultrasonic menghancurkan jaringan dekat telinga tengah.
Selain itu, ultrasonik juga digunakan untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker), Sel-sel ganas akan
hancur pada beberapa bagian, sedangkan pada daerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan
pertumbuhan, sehingga penggunaan untuk masalah ini masih diteliti lebih lanjut.

H. KEGIATAN PRAKTIKUM
RESONANSI

I. Tujuan percobaan :
Menentukan Panjang Gelombang dan Cepat Rambat Gelombang Bunyi di udara
II. Alat dan Bahan yang dipergunakan
1 tabung resonansi (FA 40)
1 Statip +Klem (FME 51)
1 AFG + Amplifier+ Spk(FAL 25)
1 Kabel hubung merah (FLS 20.38/075-2)
1 Kabel hubung hitam(FLS 20.38/075-3)
1 penghisap+ gagang
III. Persiapan Percobaan
1. Susun alat seperti gambar

2. Siapkan perangkat tabung resonansi yang terpasang pada statip dilengkapi klem penjepit
3. Rangkai Audio Frequency Generator (AFG)M dengan amplifier dan speaker
4. Periksa kembali susunan peralatannya

IV. Langkah-langkah Percobaan.

1. Atur frekuensi dari audio yang anda pilih (5 frekuensi dan paling rendah frekuensi 400 Hz) dari frekuensi
terendah hinggah tertinggi dari AFG, atur kekerasan bunyinya dari volume amplifier yang terdengar dari
speaker dan matikan.
2. Atur posisi penghisap dalam tabung resonansi pada titik terdekat ujung tabung yang dipasangkan
speaker.
3. Letakkan speaker sedikit di depan tabung resonansi kemudian nyalakan AFG dan amplifier, kemudian
geser gagang penghisap dalam tabung resonansi hingga terdengar suara keras pertama, hentikan dan
amati letak penghisap pada angka di dinding tabung resonansi sebagai panjang kolom pertama (L1).
Geser lagi gagang penghisap dalam tabung resonansi hingga terdengar bunyi keras kedua pada angka
skala dinding tabung resonansi sebagai panjang kolom kedua (L2).
4. Selisih antara panjang kolom pertama (L1) ke panjang kolom kedua (L2) adalah:DL= L2 - L1 = ½ l
5. Ulangi langkah-langkah di atas untuk berbagai kombinasi frekuensi (f1,2.....5)

V. HASIL PENGAMATAN

61
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Frekuensi f1=... Hz

Buat tabel yag sama untuk pengamatan frekuensi lainnya ( f1,f2,f3,f4 dan f5).

No. L1 (cm) L2 (cm) ( L2 – L1) cm = ½ λ(cm) λ(cm)

1.

2.

3.

4.

5.

VI. Tugas:

1. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini!


2. Tentukan panjang gelombang bunyi (I) yag terjadi dari tiap variasi frekuensi hasil dari analisa data anda
dengan teori larat.
3. Tentukan cepat rambat gelombang bunyi dari masing-masing variasi frekuensi (v1,v2,..vn)

VII. Kesimpulan

62
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 5 FLUIDA

Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM). Ia adalah ahli matematika dan penemu
dari Yunani yang terkenal. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada waktu itu yang menjadi
raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah
seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Ia
dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah
dari jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika
memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin
bersama-sama Newton dan Gauss.
Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota
emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-
sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum
penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula
ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan
telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia
membuat hukum Archimedes.
Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak. Tukang yang membuatnya dihukum mati.

A. PENDAHULUAN
Mengapung.Kerapatan air dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperature air maka massa jenis
air semakin kecil karena jarak antar partikelnya semakin besar sehingga untuk menampung sejumlah atom
diperlukan volume yang besar,demikian juga sebaliknya,semakin rendah suhu air maka kerapatannya semakin
besar karena jarak antar atomnya semakin kecil sehingga atom cukup menempati volume yang kecil. Persamaan
(4.1) menyatakan nilai maksimum dari perubahan massa jenis air dengan berubahnya temperature yang terjadi
pada temperature 4oC. Satuan yang biasa digunakan untuk volume air adalah liter (L).
1 liter = 103 cm3 = 10-3 m3
Dalam satuan ini,massa jenis air adalah 1,00 kg/L.
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis zat tersebut. Berat jenis adalah
bilangan tak terdimensi yang sama dengan besarnya kerapatan ini jika dinyatakan dalam gram per centimeter
kubik.

B. TEKANAN PADA FLUIDA


Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas,dimana gaya F dipahami bekerja tegak lurus terhadap
luas permukaan benda A,
Tekanan = P =
Satuan SI untuk tekanan adlah N/m2 atau Pascal (Pa). Satuan dalam cgs yang juga kadang digunakan adalah
dyne/cm2 ,lb/in2 (kadang disingkat ―psi‖).

a. Prinsip Paskal
Tekanan yang diberikan pada fluida dalam suau tempat akan menambah tekanan keseluruhan
dengan besar yang sama.

Gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida yang berada dalam keadaan diam selalu bekerja tegak
lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Maka sebagaimana dinyatakan oleh Hk

63
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Newton ketiga (aksi = -reaksi),permukaan akan memberikan gaya kembali pada fluida yang juga akan
memilki komponen sejajar dengan permukaan yang kemudian menyebabkan fluida mengalir.

b. Alat Ukur Tekanan Darah

Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah menometer tabung
terbuka,barometer aneroid (digunakan) untuk mengukur tekanan udara),pengukur tekanan ban.

(a) Manometer tabung; (b) pengukur aneroid (barometer aneroid); (c) pengukur tekanan ban terbuka

Yang paling sederhana adalah manometer tabung terbuka,yaitu tabung berbentuk U yang
sebagian diisi air atau air raksa. Tekanan P yang terukur dihubungkan dengan perbedaan tinggi h dari
dua ketinggian zat cair. Besarnya tekanan dinyatakan dengan persamaan:

P = P0 + gh
P = tekanan fluida (N/m3)
P0 = tekanan atmosfir (yang bekerja di atas fluida di tabung sebelah kiri) (N/m3)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = perbedaan tinggi zat cair antara tabung kiri dengan tabung kanan (m)

Perhatikan bahwa nilai gh adalah tekanan terukur ,suatu angka sehingga harga P lebih besar
daripada tekanan atmosfir. Biasanya bukan hasil kali gh yang dihitung ,melainkan hanya ketinggian h
Ditentukan. Pada kenyataannya, tekanan kadang dinyatakan dalam orde milimeter air raksa (mm-
Hg), dan kadang-kadang nilainya sekecil mm air (mm-H2O). Satuan mm-Hg ekivalen dengan tekanan
133N/m², karena 1,00 mm = 1,00 X 10¯³m dan massa jenis air raksa adalah 13,6 X 10³ kg/m³.

Untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam praktik klinik,


seringkali perlu diukur tekannan darah pasien.

Riva-Rocci telah membuat alat ukur tekanan arah manusia yang disebut
engan Sphygmomanometer atau tensimeter. Sphygmomanometer
yang sering digunaka ada dua macam, yaitu Sphygmomanometer logam
dan Sphygmomanometer air raksa. Tekanan darah yang biasa diukur
meliputi:

64
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

1. Sistolik, yaitu tekanan darah maksimum yang terapat pada aorta ketika jantung berada pada phase
sistolis atau berkontraksi di mana darah dipompakan dari ventrikel kiri ke aorta. Ini terjadi kira-kira 72
kali per menit dalam keadaan tenang dan jantung sehat.
2. Diastolik, yaitu tekanan darah minimum yang diperoleh pada aorta ketika jantung berada pada phase
diastolis (mengembang) di mana darah dari vena masuk ke atrium.

Tekanan nadi yaitu selisih tekanan sistolik dengan tekanan diastolik, misal tekanan sistolik normal = 120
mm-Hg, sedangkan tekanan diastolik normal = 80 mm-Hg. Maka tekanan nadi normal adalah 40-mmHg.

C. DINAMIKA FLUIDA
Dinamika fluida mempelajari mengenai fluida yang bergerak atau mengalir. Jika fluida tersebut adalah air
maka lebih dikenal dengan istilah hidrodinamika. Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida mengalir.
Jika kita memindahkan air dari ember ke bak mandi maka air tersebut tidak bisa dikatakan mengalir. Fluida
dikatakan mengalir jika fluida tersebut bergerak terus terhadap sekitarnya.

a. Aliran Laminar dan Aliran Tubular

Lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida mengalir dinamakan garis alir (flow line).
Ada dua jenis aliran luida, yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Pada aliran laminar, setiap partikel
fluida mengikuti lintasan yang mulus, dan lintasan ini tidak saling bersilangan.

Di atas suatu kelajuan tertentu, aliran fluida menjadi turbulen yang ditandai dengan lingkaran-
lingkaran tak menentu, kecil dan menyerupai pusaran yang disebut arus eddy. Arus eddy banyak
menyerap energi walaupun mengalami gesekan internal yang disebut viskositas. Bahkan daripada aliran
laminar, energi tersebut jauh lebih besar ketika aliran berupa turbulan. Untuk mengetahui apakah suatu
aliran fluida merupakan laminar atau turbulan dapat dilakukan dengan menjatuhkan sedikit tinta atau
pewarna kedalam fluida tersebut. Jika tinta menempuh lintasan yang lurus atau melengkung tetapi tidak
berputar-putar membentuk pusaran, maka aliran fluida tersebut berupa laminar. Akan tetapi bila tinta
tersebut kemudian mengalir secara berputar-putar dan akhirnya menyebar, aliran fluida termasuk
turbulan.

b. Debit fluida

Debit fluida didefinisikan sebagai besar volume V (m3) fluida yang mengalir persatuan waktu t (s)
melalui suatu penampang A (m2) tertentu dan dengan kecepatan v (m/s) seperti pada gambar

65
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

∆X

v
A

∆X

v
A

Gambar 3.1 debit fluida


Persamaannya dapat ditulis
Q= atau Q = A . v
Dimana
Q = debit fluida (m3/s)
V = volume fluida ( m3)
A = luas penampang tabung alir (m2)
v = kecepatan alir fluida (m/s)

f. Persamaan kontinuitas

Prinsip kontinuitas ―Bila luas penampang (permukaan) besar maka kecepatan aliran fluida
rendah dan sebaliknya bila luas penampang kecil maka kecepatan alirannya besar” atau “Debit fluida
yang masuk dalam pipa sama dengan debit fluida yang keluar dari pipa”. Perhatikan gambar berikut:

Debit fluida yang masuk ke tabung alir dalam waktu ∆t


sekon adalah ρ. A1.v1.∆t dan dalam waktu yang sama
sejumlah fluida meninggalkan tabung alir sebanyak ρ. A2.v2.∆t.
Jumlah ini sama dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung
alir, sehingga:
ρ. A1.v1.∆t = ρ. A2.v2.∆t
A1.v1 = A2.v2
Dimana
P1 dan P2 = tekanan yang dialami oleh fluida ((N/m2)
A1 dan A2 = luas penampang (m2)
v1 dan v2 = kecepatan alir fluida (m/s)
h1 dan h2 = tinggi tempat dalam satu garis lurus (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)

contoh soal
Air mengalir melalui sebuah pipa yang berjari-jari 2 cm dan keluar melalui sebuah keran yang
memiliki jari-jari ½ cm. Jika kecepatan air dalam pipa 1 cm/s, tentukan kecepatan air yang keluar
dari keran.
Dik: r1= 2 cm
r2= ½ cm
v1=1 cm/s

66
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Dit : v2 = ........?
Peny:

( ) ( ) .

g. Persamaan Asas Bernoulli

Perhatikan gambar di atas


Jika pada penampang a diberi tekanan sebesar
P1 maka usaha yang dilakukan terhadap a adalah: P1 A1
v1 Δt sedangkan jika pada penampang c tekanannya
sebesar P2 usaha yang dilakukan pada c sebesar: – P2
A2 v2 Δt.Usaha total yang dilakukan gaya-gaya tersebut
besarnya:

Wtot = (P1 A1 v1 – P2 A2 v2) Δt

Dengan membagi kedua ruas dengan m maka di dapat persamaan :


P1 + ½ .v12 +  g h1 = P2 + ½ .v22 +  g h2

Suku-suku persamaan di atas memperlihatkan dimensi tekanan.


Keterangan :
P1 dan P2 = tekanan yang dialami oleh fluida
v1 dan v2 = kecepatan alir fluida
h1 dan h2 = tinggi tempat dalam satu garis lurus
 = Massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi

h. Penerapan Asas Bernoulli

1. Tangki berlubang
Suatu penerapan sederhana persamaan Bernoulli adalah
pada tangki berlubang, terutama untuk menentukan kecepatan
semburan air dari lubang. Perhatikan Gambar 9.5. Tekanan di titik
sama dengan tekanan di titik 2, yaiftt tekanan udara luar po. Jadi
P1= P2= P0. Jika kita tentukan titik 2 sebagai acuan, maka h1 = h
dan h2 = 0 sehingga persamaan Bernoulli dapat ditulis sebagai
berikut.
P0 + ½ .v12 +  g h = P0 + ½ .v22 + 0
Gambar 4.4 tangki berlubang

67
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Untuk luas lubang yang sangat kecil dibandingkan dengan luas penampang tangki, maka kelajuan
turunnya air pada titik 1 dapat diabaikan terhadap gerak semburan air pada titik 2, sehingga v1 = 0. Oleh
karena itu, untuk kecepatan semburan v2 = v, maka persamaan di atas menjadi:

2
2
√2
2. Alat penyemprot
Contoh sederhana yang kita gunakan alat
penyemprot racun serangga seperti tampak pada Gambar
9.6. Ketika kita menekan batang pengisap, udara dipaksa
keluar dari tabung pompa melalui lubang sempit pada
ujungnya. Semburan udara yang bergerak dengan cepat
mampu menurunkan tekanan pada bagian atas tabung
yang berisi cairan racun dan menyebabkan tekanan Gambar 4.5 alat penyemprot
atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semburan udara berkelajuan
tinggi meniup cairan sehingga cairan dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

D. ALIRAN DARAH DI DALAM TUBUH


Persamaan (4.7) dapat dipakai untuk aliran darah
dalam tubuh. Mekanisme aliran darah dii dalam tubuh
manusia adalah sebagai berikut:

Darah mengalir dari jantung ke aorta dan kemudian


masuk ke arteri arteri utama. Dari arteri utama ini
bercabang lagi ke arteri kecil (arteriol), kemudian bercabang
lagi menjadi sejumlah pembuluh kapiler yang amat kecil.
Darah kemudian kembali lagi ke jantung melalui vena.

System sirkulasi manusia


V= katup
C= pembuluh darah kapiler.
Contoh soal aliran darah

1. Darah mengalir dari pembuluh darah yang besar


dengan jari-jari 0,3 cm , dimana kelajuannya 10 cm/s,
kedalam daerah dimana jari-jari berkurang menjadi 0,2
cm karena penebalan dinding (arteriosclerosis).
Berapakah kelajuan darah dibagian yang lebih kecil?
Penyelesaian: jika v1 dan v2 adalah kelajuan awal dan akhir, A1 dan A2 adalah luas awal dan akhir, maka
dengan menggunakan persamaan (4.7):
A1v1= A2V2
0
v2 = v1 = 0
(10 cm/s) = 22,5 cm/s

68
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2. Radius aorta kurang lebih 1,0 cm dan darah yang melewatinya memiliki laju sekitar 30 cm/s. pembuluh
kapiler biasanya memiliki radius sekitar 4 x 10-4 cm dan darah mengalir melaluinya dengan laju sekitar 5 x
10-4 m/s. Perkirakanlah berapa banyak pembuluh kapiler yang ada didalam tubuh!
Penyelesaian: tentukan A1 = luas aorta dan A2 luas semua pembuluh kapiler dimana darah mengalir. A2 =
N r2 kap dimana N adalah jumlah pembuluh kapiler dan rkap = 4 x 10-4 cm adalah perkiraan radius rata-
rata pembuluh kapiler. Dari persamaan (4.7) dapat ditentukan:
A1v1 = A2V2
v2N r2 kap = v1 r2aorta
0 0 0
N= =( 0
) ( 0
)= 1,5 x 10 12 pembuluh kapiler

E. VISKOSITAS
Kekentalan atau viskositas adalah tingkat kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gaya
gesek pada fluida. Dengan semakin kentalnya fluida atau zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar
gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya diperoleh tahan semakin besar yang tentunya
akan berpengaruh terhadap debit pada fluida.
Hk Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui sutu pipa akan berbanding langsung dengan
penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa. Maka dari persamaan (l) dapat dinyatakan
bahwa
V=

V=
Keterangan:
V = debit (ml/s)
T = waktu (sekon)
= 3,14
jari-jari
g= (percepatan grafitasi bumi) : 980 cm/s2
L = panjang pipa pembuluh (cm)
= viskositas atau kekentalan (N s/m2 = Pa.s dalam SI, atau dyne.s/ cm2 = poise dalam cgs)
Dengan demikian kentalnya zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar gesekan besar gesekan
terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya, diperoleh tahanan semakin besar. Kekentalan ini
penting untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah. Pada darah normal, kekentalan sebesar 3,5 kali air.
Apabila konsentrasi darah 1,5 dari darah normal , kekentalan menjadi 2 kali air dan apabila konsentrasi darah
meningkat 70 kali diatas normal maka kekentalan darah menjadi 20 kali air. Dengan alas an demikian , aliran
darah pada penderita anemia adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah. Sebaliknya
pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat aliran darah sangat lambat) aliran darah yang
sngat lambat.

F. POMPA JANTUNG DAN TEKANAN DARAH


Ada dua lintasan terpisah untuk aliran darah. Lintasan yang lebih panjang membawa darah ke bagian-
bagian tubuh, melalui arteri dengan membawa oksigen (O2) ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida
(CO2) yang dibawanya kembali ke jntung melalui pembuluh darah baik (vena) . darah ini kemudian di pompa ke
dalam paru-paru (lintasan ke dua) dimana karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambildarah yang dimuati
oksigen kembali ke jantung dimana darah tersebut kembali di pompa ke jaringan-jaringan tubuh.

69
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Tekanan darah diukur


dengan menggunakan
manometer yang berisi air raksa
dan biasanya dikalibrasi dalam
mmHg. Alat ukur dipasang ke
jaket berisi udara yang tertutup
yang diikatkan pada lengan atas
di ketinggian jantung.
Dua nilai tekanan darah
yang diukur, yaitu tekanan
maksimum ketika jantung
memompa (tekanan sistolik) dan
tekanan ketika jantung
beristirahat (tekanan diastolic) Pada awalnya tekanan udara pada jaket dinaikkan tinggi diatas tekanan sistoik
dengan pompa tangan, dan Tekanan ini memompa arteri utama (brachial) di lengan dan memotong aliran darah.
Tekanan udara kemudian diperkecil perlahan-lahan sampai titik dimana darah kembali mulai mengalir ke tangan,
hal ini dideteksi dengan mendengarkan karekteristik ketukan darah yang kembali ke lengan bawah dengan
stetoskop. Pada saat ini tekanan sistolik Sama dengan tekanan udara pada jaket yang bisa dibaca pada alat
ukur. Tekanan udara kemudian diperkecil lebih lanjut dan suara ketukan menghilang ketika darah dengan
tekanan rendah dapat memasuki arteri. Pada saat ini alat ukur menunjukkan tekanan diastolik. Tekanan sistolik
normal sekitar 120 mm-Hg, sementara tekanan diastolic normal sekitar 80 mm-Hg.

G. PERNAFASAN

a. Mekanisme Pernafasan

Mekanisme masuknya udara dari luar


ke dalam paru-paru disebut inspirasi, sedang
keluarnya udara dari dalam paru-paru disebut
ekspirasi. Keluar masuknya udara pernafasan
ini melibatkan rongga dada dan perut, sehingga
keluar masuknya udara dapat dibedakan
menjadi pernafasan dada dan pernafasan perut.

a. Pernafasan Dada
Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antar rusuk berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik
dan rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari pada
tekanan udara dari luar, sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antara tulang rusuk berelaksasi atau mengendor,
tulang rusuk akan turun dan rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di dalam rngga dada
mengecil. Akibatnya udara dalam rongga dada akan terdorong ke luar dari paru-paru menuju hidung
atau mulut.
b. Pernafasan Perut
Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berkontraksi, posisi diafragma
berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar. Akibatnya rongga dada membesar dan tekanan udara
lebih kecil, sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.

70
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Ekspirsi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma berelaksasi, rongga dada mengecil
dan tekanan udara menjadi lebih besar, sehingga udara keluar dari paru-paru.

Pernafasan dalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena system pernafasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru diprngaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam ronggan dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan udara di luar rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk ke paru-
paru, demikian juga sebaliknya jika tekanan di dalam rongga dada lebih besar maka udar akan keluar
dari paru-paru.

b. Aplikasi Konsep Fisik dalam Pernafasan


1. Hukum Dalton
Hukum ini menyatakan bahwa :
Tekanan parsial suatu komponen dalam campuran gas dalah tekanan dari komponen itu seandainya
sendirian mengisi seluruh volume gas yang tersedia.
Maka dari itu, jumlah tekanan suatu campuran gas yang tidak reaktif dan bersifat ideal, adalah
sama dengan jumlah tekanan parsial seluruh komponen gas. Misalnya dalam suatu ruangan terdapat
udara dengan tekanan 1 atmosfir (760 mm-Hg). Jika dipindahkan seluruh molekul kecuali O2, maka
O2 dalam udara tersebut 20%, berarti O2 memiliki tekanan 20% x 760 mm-Hg = 152 mm-Hg.
Demikian pula N2 = 610 mm Hg (80% dari 760 mm-Hg).
Tekanan parsial uap air dipengaruhi oleh kelembamam. Suatu contoh udara ruangan
mempunyai tekanan parsial 15-20 mm-Hg pada temperature 37oC dengan 100% kelembamam.
Dengan mempergukan tekanan parsian 15-20 mm-Hg. Dengan mempergunakan tekanan parsial dari
huum Dalton dapat dibuat daftar sebagai berikut:

% O2 PO2 (mm-Hg) % CO2 PCO2(mm-Hg)


Udara Inspirasi 20,9 150 0,04 0,3
Alveoli Paru-paru 14,0 100 5,6 40
Udara ekspirasi 16,3 116 4,5 32
Tabel 4.1 Tekanan Persial uap air pada pernafasan

Pada waktu ekspirasi terakhir di dalam paru-paru selalu terdapat 30% volume udara yang disebut
Fungsional Residual Capasity.

2. Hukum Boyle

Hukum ini menyatakan bahwa :

Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan berbanding terbalik terhadap
volumenya.

Sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan :

pV = tetap

( T konstan, dan jumlah massa gas m tetap )

71
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Apabila terjadi peningkatan


volume maka akan diikuti dengan
penurunan tekanan, demikian juga
sebaliknya. Untuk mengetahui hubungan
tekanan (P) terhadap volume (V) dapat
dilihat pada grafik 4.1

Pada saat inspirasi volume paru-


paru meningkat, sedangkan tekanan Grafik 4.1 Hubungan Tekanan (P) terhadap volume (V)

intrapleura mengalami penurunan.

Pada waktu inspirasi jumlah


volume udara dalam paru-paru meningkat
sedangkan pada waktu ekspirasi jumlah
volume udara paru-paru menurun.

Grafik 4.2 Volume paru-paru VS waktu pada saat Inspirasi dan


ekspirasi
2. Hukum Laplace

Hukum ini menyatakan bahwa tekanan pada gelombang alveoli berbanding terbalik terhadap
radius dan berbanding lurus terhadap tegangan permukaan y.

P = Tekanan (mm-Hg)
R = jari-jari (cm)
y = tegangan permukaan (dyne/cm)
H. SPIROMETER
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan keluar paru-paru dan dicatat
dalam grafik volume per waktu. Subjek yang diuji (dalam hal ini penderita/probandus) menarik nafas dari
lingkunag dan menghembuskan nafas kedalam spirumeter dengan keadaan hidung ditutup sehingga tidak ada
udara yang dikeluarkan melalui hidung. Dengan alat spirumeter maka dapat ditampilkan volume udara dalam
paru-paru pada setiap sebagaiman digambarkan berikut ini.

Pada waktu istirahat menunjukkan volume udara paru-paru 500 ml. Keadaan ini disebut tidal volume.
Pada permulaan dan akhir pernafasan terdapat keadaan reserve; akhir dari suatu inspirasi dengan suatu usaha
agar mengisi paru-paru dengan udara. Udara tambahan ini disebut inspiratory reserve volume, jumlahnya
sebanyak 3000 ml. Demikian pula akhir dari ekspirasi ,usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan udara dari
paru-paru. Udara ini disebut expiratory reserve volume yang jumlahnya kira-kira 1.100 ml. Udara yang
tertinggal setelah ekspirasi secara normal disebut fungtional residual capacity(FRC). Seorang yang bernafas
dalam keadaan baik inspirasi maupun ekspirasi,keadaan yang ekstrim ini disebut Vital Capacity.

72
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Dalam keadaan normal,vital


capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam
keadaan apapun paru-paru tetap
mengandung udara,maka udara ini
disebut residual volume atau udara
sisa (kira-kira 1.000 ml untuk orang
dewasa).
Untuk membuktikan adanya
residual paru-paru,penderita (subjek)
disuruh bernafas dengan mencampuri
udara dengan helium,kemudian
dilakukan pengukuran fraksi helium
pada waktu ekspirasi. Di klinik biasanya mempergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas dalam satu
menit yang disebut respiratory minute volume . Maksimum udara yang dapat dihirup selama 15 menit disebut
Maximum Voluntary Ventilation. Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk
mengetest penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan. Penderita normal dapat
mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital capacity dalam 0,5 detik;85% dalam satu detik;94% dalam 2
detik;97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.

Aliran diplot terhadap volume untuk mengetahui tingkat kontinuitas loop dari inspiratori ke ekspiratori. Bentuk
loop penting untuk memberikan interpretasi watak spirometriknya. Kurva volume terhadap waktu merupakan
alternative lain untuk menampilkan hasil spirometrik.
Untuk penderita asma terjadi penyempitan batang tenggorokan sehingga ujung kurva ekspiratori cenderung
lebih kekiri dari awal inspiratori. Namun untuk penderita batuk sebaliknya.

Gambar 4.11. (a) plot laju aliran udara terhadap volume (b) plot volume udara terhadap waktu

Pada gambar (4.11.a) ditampilkan grafik aliran terhadap volume untuk mengetahui tingkat kontinuitas loop dari
inspiratori ke ekspiratori. Bentuk loop penting untuk memberikan interpretasi watak spirometriknya. Berdasarkan
posisi ujung kanan kurva bagian bawah maka dapat diketahui kontinuitas nafas dari inspiratori ke ekspiratori ,

73
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

I. PRAKTIKUM
HUKUM ARCHIMEDES

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, diharapkan siswa dapat mengetahui prinsip dari hukum Archimedes.

Prinsip Archimedes menyatakan setiap benda yang tercelup sebahagian atau seluruhnya ke dalam
fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. Bila berat
benda itu di udara Wu (N atau kg.m.s-2), dan berat benda dalam zat cair Wa (N atau kg.m.s-2), maka gaya
ke atas (FA) yang dialami benda itu dalam zat cair dapat dinyatakan dengan:

FA = Wu – Wa

II. Alat dan Bahan


1. Dinamometer (neraca pegas) 1 buah
2. Neraca ohauss 311 gram 1 buah
3. Gelas kimia 1 buah
4. Benda padat homogen dan beraturan seperti balok, silinder dan sebagainya
5. Air
6. Tali / benang

III. Prosedur Kerja


1. Ukur massa masing-masing benda dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram.
2. Ikat benda yang tak beraturan dengan benang/tali kemudian gantung pada ujung dinamometer.
3. Baca nilai skala pada dinamometer sebagai berat benda di udara (W0), catat pada tabel
pengamatan.
4. Tanpa melepaskan gantungan benda pada dinamometer, masukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air hingga tercelup seluruhnya.
5. Baca nilai skala pada dinamometer sebagai berat benda di air (W1). Catat hasil pengamatan dalam
tabel pengamatan.
6. Ulangi kegiatan 1) samapai 4) dengan benda kedua sampai kelima.

IV. Hasil Pengamatan


Berat di
Berat di Massa
Benda Ke dalam air Fa = Wu – Wa (N)
udara (N) benda (kg)
(N)

................. ................. ................. .................

................. ................. ................. .................

................. ................. ................. .................

1. Apa yang menyebabkan berat dari benda diudara dan didalam air berbeda? Dan mengapa berat
benda di udara lebih besar dari pada berat di dalam air?
2. Jelaskan menurut pendapatmu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya ke atas oleh zat cair?

74
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

KEKENTALAN

I. Alat dan Bahan yang dipergunakan


1. Gelas kimia/beaker 250 ml 4 buah
2. Botol + kran 1 buah
3. Lemari es 1 buah
4. Jenis fluida cair 3 buah
5. Corong gelas 1 buah
6. Statif 1 buah
7. Klem 1 buah

II. Tujuan Percobaan


Mengamati hubungan antara debit dan kekentalan berbagai jenis fluida.

III. Prosedur Kerja


Susunlah alat seperti gambar
Botol + kran

Gelas kimia

Statif dan klem Stopwatch

a. Bersihkan botol dari kotoran yang ada.


b. Periksa fungsi kran.
c. Buat rancangan tabel data yang diperlukan.

IV. Langkah-Langkah Percobaan

a. Tuangkan minyak goreng merk pertama ke dalam gelas kimia/ beaker maksimal 500 ml.
b. Masukkan minyak goreng dalam gelas kimia / beaker ke dalam lemari es dan dinginkan pada suhu
tertentu tetapi jangan sampai membeku.
c. Tutup kran botol kemudian tuangkan cairan ke dalam botol yang di lengkapi kran.
d. Siapkan jam meja kemudian buka kran botol dan mulai menghitung waktunya
e. Tutup kran setelah mencapai 400 ml dan catat waktunya.
f. Ulangi langkah-langkah di atas untuk minyak goreng kedua dan ketiga.
g. Buat tabel data untuk kegiatan ini.

V. Tuliskan Hasil Pengamatan Anda

VI. Tugas

75
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

a. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini.


b. Jelaskan apa yang di maksud dengan viskositas.
c. Tuliskan hubungan antara viskositas dan debit.
d. Minyak goreng apa yang mempunyai kekentalan tertinggi dan apa komentar anda ?

1. LATIHAN

1. Tentukan tekanan hidrostatik air (ρ = 1000 kg/m3) pada kedalaman 5 meter!


2. Sebuah dongkrak hidrolik akan digunakan untuk mengangkat sebuah mobil seberat 11000 newton. Bila
diameter penghisap besarnya adalah 15 cm dan diameter penghisap kecilnya adalah 2 cm, berapakah
gaya minimal yang diperlukan untuk mengangkat mobil tersebut?
3. Berapakah volume sebuah batu yang massanya 20 kg bila diperlukan gaya 250 N untuk
mengangkatnya dari dasar kolam yang berisi air. Massa jenis air adalah 1000 kg/m3

76
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 6 STERILISASI

Joseph Lister, 1st Baron Lister (5 April 1827 — 10 Februari 1912) ialah dokter
bedah Inggris yang terkenal atas gagasannya mengenai sterilisasi yang dilaksanakan
sebelum operasi pembedahan, terilhami dari karya terdahulu dari Ignaz Semmelweis:
"Tanpa Semmelweis, pencapaian saya takkan berarti apa-apa."

A. TEKNIK STERILISASI
Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses pembunuhan segala bentuk kehidupan mikroorganisme
yang ada dalam sampel atau contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata
sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan
atau membunuh semua bentuk mikroorganisme.
Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara:
1. Secara fisis
2. Secara kimia atau cemical

1. Sterilisasi Secara Fisis


a. Metode radiasi
Dalam mikrobiologi, radiasi gelombang elektomagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi
sinar ultraviolet, sinar gamma atau sinar X, dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung
sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi. Sinar ultraviolet
dapat diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam katoda
bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa. Panjang gelombang yang dihsilkan dari proses ini
biasanya dalam orede 2500 sampai dengan 2600 angstrom. Lampu merkuri yang banyak dipasang
di jalan-jalan juga banyak mengandung sinar ultraviolet, namun sinar ultraviolet yang dihasilkan
banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya. Dalam proses sterilisasi hendaknya
memperhatikan dosis ultraviolet.
Sinar ultraviolet yang diserap oleh organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka
electron-elektron dari molekul sel hidup akan mendapatkan tambahan energy. Tambahan energy ini
terkadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, misalkan ikatan
atom hydrogen dalam DNA. perubahan intramolekuler ini menyebabkan kematian pada sel-sel
tersebut. beberapa plasma sangat peka terhadap sinar ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak.
Sinar gamma mempunyai tenaga lebih besar daripada sinar ultraviolet dan merupakan radiasi
pengion. Interaksi antara sinar gamma dan bakteri biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul
electron pada kulit atom dan menghasilkan pasangan ion. Cairan sel baik intraseluler maupun
ekstraseluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian padamikroorganise
tersebut.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma erdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang
tertutup plastic. Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk

77
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

sterilisasi karena akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur kimia pada makanan maupun
obat-obat tersebut.
b. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaaruh tekanan.
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan diatas lempengan saringan dan tidak langsung
mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu
100 C), pada tekanan 15 lb temperature mencapai 121 C. organisme berspora dapat dimatikan
dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora dapat mati dengan pemanasan 100 C selama 30
menit, tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada suhu in selama beberapa jam. Spora-
spora yang dapat bertahan 10 jam pada temperature 100 C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30
menit apabila air yang mendidih ditambahkan degan natrium carbonat.
c. Metode pemanasan secara kering.
Pemanasan kering kurang efektif apabila temperature kurang tinggi. Untuk mencapai efektivita
diperlukan pemanasan mencapai 160 C s/d 180 C. pada temperature ini akan menyebabkan
kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan. Hal ini disebaan karena terjadi autooksidasi sehingga
bakteri pathogen dapat terbakar. Pada system pemanasan kering terdapat udara, dimana udara
merupakan pengantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering dapat
memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diprlukan 45 menit. Pada temperature 160 C
memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada 180 memerlukan waktu 30 menit. Pada metode
pemanasan secara kering secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasi alat-alat pipet, tabung
reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik syringe. Oleh karena temperature tinggi sangat
mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting, amak hindarilah sterilisasi dengan metode panas
kering terhadap jarum dan gunting.
d. Metode pemanasan secara terputus-putus.
John Tyndall dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa temperature didih 100 C selama 1
jam tidak dapat membunuh semua organisme, tetapi bila air didihkan berulang-ulang sampai lima
kali dan setiap air mendidih istrahat selama 1 menit akan sangat berhasil membunuh kuman. Hal in
I dikarenakan bahwa dengan pemmnasan terputus-putus, lingkaran hidup pembentukan spora
dapat diputuskan.
e. Metode pembakaran langsung
Alat-alat platina, khorome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran langsung pada
nyala lampu bunzen hingga mecapai merah paam. Hanya saja dalam proses pembakaran
langsung ini, alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keuuntungannya, mikroorganisme
akan hancur dengan mudah.
f. Metode penyaringan
Metode penyaringan berbeda dengan pmanasan. Sterilisasid dengan metode penyaringan,
mikroorganisme akan tetap hidup hanya dipisahkan dari material. Bahkan penyaring yang
digunakan dalah sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik.
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau
sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzyme dan exotoxin dan untuk memisahkan
filterable virus dari bakteri dan organisme lain
2. Sterilisasi Secara Kimia
Sterilisasi secara kimia tidak dibahas secara khusus pada buku ini, namun secara umum yang
dighunakan adalah alcohol 96%, Aceton tab formalin, sulphur dioxide dan chlorine. Materi yang akan di
sterilkan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alcohol atau zat yang lannya selama 24
jam.

78
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 7 BIOLISTRIK

Thomas Alva Edison (11 Februari 1847 – 18 Oktober 1931)


adalah penemu dan pengusaha yang mengembangkan banyak peralatan penting. Si
Penyihir Menlo Park ini merupakan salah seorang penemu pertama yang menerapkan
prinsip produksi massal pada proses penemuan.

Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya,
memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Sebagian besar temuan ini tidaklah
seluruhnya orisinil, tetapi merupakan perbaikan paten-paten terdahulu, dan
sebenarnya diciptakan oleh karyawannya yang banyak — Edison sering dikritik karena
tidak mencantumkan nama karyawannya. Meskipun demikian, Edison
menerima paten di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Britania Raya,Prancis,
dan Jerman.

Edison mendirikan Motion Picture Patents Company, yang merupakan konglomerasi sembilan studio film utama (yang biasa dikenal
sebagai Edison Trust).Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara
lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo
dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. Ia lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Ia
meninggal pada usianya yang ke-84, pada hari ulang tahun penemuannya yang terkenal, bola lampu modern.

A. PENDAHULUAN
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak
terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Walaupun pemakaian praktis dari kelistrikan telah dikembangkan
khususnya pada abad kedua puluh, penelitian di bidang kelitrikan mempunyai sejarah yang panjang.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang Yunani
kuno telah mengamati bahwa setelah batu ambar digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami
atau bulu. Kata listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amber yaitu electron.
Selama periode hujan badai pada tahun 1786, Luigi Galvani menyentuh otot tungkai seekor katak dengan
menggunakan suatu metal, dan teramati bahwa ototkatak tersebut berkontraksi. Dari pengamatan tersebut, ia
menyimpulkan bahwa aliran listrik akibat bada tersebut merambat melalui saraf si katak sehingga otot-ototnya
berkontraksi. Sel saraf menghantarkan impuls dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Namun dengan
mekanisme yang jauh berbeda dengan hantaran aliran listrik pada suatu konduktor metal.dalam rentang waktu
yang cukup lama, kita mengetahui impuls dala system saraf terdiri dari ion-ion yang mengalir sepanjang sel-sel
saraf, analog dengan aliran electron dalam suatu konduktor. Namun demikian, sifat-sifat listrik dari sel-sel saraf
lebih lambat dan kekuatannya lebih rendah (konduksinya ada atau tidak sama sekali) dibandingkan konduksi
pada metal.
Kelitrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek kelistrikan dan magetis
dalam bidang kedokteran, yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik
dan magnetpada permukaan tubuh manusia.
B. HUKUM-HUKUM DALAM BIOLISTRIK
Hukum-hukum yang mendasari biolistrik antara lain adalah Hukum Ohm dan Hukum Joule.
Hukum ohm menyatakan bahwa:“Perbedaan potensial antar ujung konduktor berbandinglangsung dengan arus
yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tekana dari konduktor”.
Secara matematis dapat dirumuskandengan persamaan:

R =hambatan (ᾩ)

79
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

I =kuat arus (Ampere)


V =tegangan (Volt)
Hukum Joule menyatakan bahwa :―Arus listrik yang melewati konduktordengan beda potensial (V), dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas”.
Secara matematis dapat dinyatakan denganpersamaan:
Q=V I t
Q=energy panas yang ditimbukan (Joule)
V=Tegangan (Volt)
I =Arus(A)
T =waktu lamanya arus mengalir(second)
C. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN YANG TIMBUL DI DALAM TUBUH
a. Sistem Saraf dan Neutron
System saraf ibagi menjadi dua, yaitu:system saraf pusat dan system saraf otonom.
Sistem Saraf Pusat:
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim
informasi sensoris ke otak atau ke medulla spenalis, disebut saraf afferent. Sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spenalis ke otot dan kelenjar disebutsaraf efferent.
Sistem Saraf Otonom:
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Neuron
Struktur dasar dari system saraf disebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan
bagian terkecil dalam suatu skemasaraf dan berfungsi menerima, menginter-pretasikan (memaknai) dan
menghantarkan aliran listrik/informasi. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai rantai.
Serabutnya juga terdiri dari dua maca, yaitu dendrit dan akson.

Gambar 7.1 Diagram dari suatu

Dendrit, bersama dengan tubuh sel berfungsi menerima informasi berupa rangsangan dan sensor
penerima maupun dari sel saraf yang lainnya. Sedangkan akson berfungsi menghantarkan informasi ke
bagian sel saraf lain. Jika rangsangan yang diterima oleh dendrit atau tubuh sel pada setiap waktu,
intensitasnya berada pada ambang batas atau lebih, maka impuls saraf bereaksi serta menjalar
sepanjang akson. Impuls ini akan mengalir sepanjang akson dari tubuh sel menuju cabang terminal.

Akson, merupakan suatu salinan panjang yang tipis dan pada ujungnya terbungkus oleh suatu
membran yang berisi cairan dengan nama aksonplasma (gambar 7.2). sesampainya impuls saraf pada
terminal, suatu substansi saraf penghantar dilepaskan dan akan menyampaikan impuls ke penerima di sel
berikutnya.

80
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Penampang lintang yang kecil dari suatu


akon dengan tahanan yang tinggi [R = ñ L/A,
R : hambatan (), ñ : Konstanta
kesebandingan/resistivitas (.m), L : panjang
akson (cm) dan A luas penampang (cm2)],
aksoplasmanya membentuk suatu hambatan Gambar 7.2 Penampang bujur suatu akson
yang tinggi. Secarik akson dengan panjang 1
cm memiliki tahanan listrik sekitar 2,5x108 .
Untuk memahami bagaimana impuls saraf dapat dihantar melalui medium tersebut, perlu dipahami suatu
sel saraf sebelum memperoleh rangsangan, atau dengan kata lain berada dalam keadaan istirahat.

b. Sel saraf dalam Keadaan Istirahat

Dalam suatu sel saraf maupun sel-sel hidup


lainnya, membran sel mempertahankan kondisi
intraseluler yang berbeda dengan lingkungan ekstra
selulernya. Setiap sel saraf menghasilkan sedikit
ion negatif tepat di dalam sel dan juga ion positif
tepat di luar membran sel (Gambar 7.3) Gambar 7.3 Distribusi tegangan listrik sepanjang
membran sel sarafdalam kondisi istirahat
Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan
yang disebut membran sel, di dalam sel ini terdapat ion Na+,K+,Cl -, dan protein (A). Perbedaan sifat elektron
pada membran sel saraf adalah kunci dalam memahami hantaran impuls saraf. Konsentrasi ion Kalium (K+) di
dalam cairan pada bagian dalam membran sel 30 kali lebih banyak daripada yang di luar, sedangkan
konsentrasi ion Natrium (Na+) sepuluh kali lebih banyak dibagian luar membran sel dibandingkan dengan
bagian dalam. Perlu dicermati bahwa semua anion (terutama klorida, Cl) juga tidak terdistribusi sempurna.
Seperti pada sel hidup yang lain, sel saraf menggunakan difusi pasif dan transportasi aktif untuk
mempertahankan perbedaan ini melalui membran selnya. Ketidak sesuaian distribusi Na+ dan K+, yang
memindahkan ion Na+ keluar dari sel dan K+ ke dalam sel. Juga adanya suatu protein dalam membran sel
saraf sebagai suatu saluran potensial yang memudahkan Na+ dan K+ mengalir selama hantaran impuls saraf.

Suatu sel saraf berada dalam keadaan istirahat, saluran Na+ yang bergantung pada tegangan tertutup
sehingga menjadi ketidaksamaan distribusi Na+. Membran sel saraf yang berada dalamkeadaan istirahat
(tidak adanya proses konduksi impuls listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel dari pada di dalam
sel. Dalam keadaan istirahat, membran sel tidak permiabel terhadap anion yang besar (atau terhadap jenis
muatan negatif besar lainnya, seperti protein) dengan demikian kelebihan muatan negatif terbentuk tepat di
bagian dalam permukaan membran sel. Beda potensial (tabel 7.1) pada membran sel sekitar 70 mV; dan
potensial listrik di luar sel adalah nol. Dengan demikian beda potensial di dalam membran sel -70 mV.
Membran sel ini disebut dalam keadaan polarisasi. Ini adalah potensial sel saraf dalam keadaan istirahat.

81
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Tabel 7.1 Konsentrasi Ion di Dalam dan di Luar Sel Saraf Istirahat yang Umum

Konsentrasi (mmol/L)
Ion Di dalam Di luar
Na+ 15 145
K+ 150 5
Cl 9 120
Lainnya 156 30

Susunan muatan pada setiap permukaan membran sel saraf menyerupai kapasitor bermuatan. Medan
listrik di antara kapasitor pelat sejajar adalah seragam, sehingga kita dapat menghitung medan listrik pada
membran sel yang memiliki ketebalan 7nm:

E=

0 0
0 0

(ke arah kanan)

Dengan demikian gaya yang dihasilkan oleh medan ini terhadap ion positif menjadi :

Gaya ini beraksi melawan perbedaan konsentrasi K+, walaupun menambah efek dari perbedaan
konsentrasi Na+..

D. RANGSANGAN SEL SARAF


Potensial sel saraf dalam keadaan istirahat dapat
diganggu oleh rangsangan listrik, kimia maupun fisis
(mekanik), selanjutnya butir- butir membran akan berubah
dan beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel ke dalam sel.
Di dalam sel akan menjadi kurang negatif (lebih positif) dari
pada diluar sel dan potensial membran akan meningkat.
Keadaan membran ini disebut dalam keadaan depolarisasi.
Gangguan ini mungkin hanya sedikit mempengaruhi potensial
membran pada titik rangsangan. Pada kasus ini, potensial
membran dengan cepat kembali pada nilai istirahatnya yaitu -
70 mV. Efek dari nilai ambang rangsangan ini, dinyatakan s1
seperti diperlihatkan oleh gambar 7.4.

Jika rangsangan ini cukup kuat hingga menyebabkan depolarisasi dari potensial istirahat, -90 mV
menjadi sekitar -50 mV. Saluran membran karena adanya perubahan potensial akan terbuka. Karena ada

82
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

gradien konsentrasi dan gradien listrik, ion Na+ mengalir memasuki sel dalam waktu yang cepat dan jumlah yang
banyak serta menimbulkan arus listrik . Fluks Na+ pada bagian dalam membrane

Menghasilkan perubahan polaritas membran dan menyebabkan perubahan potensial listrik sebesar +40
mV. Efek dari rangsangann ambang yang dinyatakan s2, diperlihatkan pada gambar 7.4.

Jika efek dari konsentrasi Na+ (luar >


dalam) menjadi seimbang oleh karena gradien
listrik (potensial membrannya menjadi positif
dibagian dalam), depolarisasi berakhir pada
tempat rangsangan semula. Saluran Na+
kemudian menutup kembali. Saluran K+
merespon perubahan membran secepatnya
setelah pembukaan Na+ dengan mengirimkan
K+ keluar dan Na+ kedalam. Gerakan ion K+
keluar dan Na+ kedalam. Gerakan ion K+ dan
lambatnya pemompaan Na+ K+ segera
memperbaiki gradien konsentrasi dan gradien
listrik pada keadaan istirahat (lihat repolarisasi gambar 7.4).

Setelah depolarisasi, saluran Na+ tetap tertutup untuk waktu yang cukup singkat (beberapa milisekon)
sampai membran sel syaraf tidak dapat dirangsang lagi. Periode ini dinamakan dengan periode pemulihan.
Perubahan transien pada potensial listrik diantara membran dinyatakan sebagai potensial aksi. Potensial aksi
merupakan fenomena keseluruhan waktu dan amplitudo dari potensial aksi akan selalu sama, tidak peduli
apapun intensitas dari rangsangan. Segera setelah potensial aksi mencapai puncak mekanisme pengangkutan
didalam membran dengan cepat mengembalikan ion Na+ keluar sel sehingga mencapai potensial membran
istirahat.

Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda adalah
untuk memindahkan transmisi ion kepenyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan
tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga dan sebuah elektroda perak dicelupkan kedalam larutan elektrolit
seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara kedua elektroda itu. Perbedaan
potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial kontak kedua logam tersebut, dinamakan
potensial offside elektroda. Apabila sebuah elektroda tembaga dan elektroda pera ditempakkan dalam bak berisi
elektrolit.

Akan terdapat perbedaan sebesar 0,80 – 0,34 = 0,46 V. Perbedaan potensial sebesar 0,46 dapat
dijumpai bila kedua tangan penderita disambung melalui elektroda tembaga dan elektroda perak pada jalan
masuk instrumen yang dipakai untuk pengukuran. Namun dalam praktik perbedaan offset elektroda harus dibuat
sekecil mungkin/mendekati nol, akan tetapi tidak selalu mungkin dan akan terjadi penurunan tegangan secara
perlahan-lahan (drift). Untuk mendapatkan potensial offset elektroda sekecil mungkin, elektroda tidak disambung
dengan amplifier tegangan searah melainkan dilapisi pasta atau jeli. Dalam pemilihan bahan sebagai elektroda
sangat penting, diutamakan bahan elektroda yang dapat disterilkan (oleh karena pemakaian secara terus
menerus terhadap berbagai penderita) dan tidak mengandung racun. Untuk itu pilihan utama adalah perak atau
(Ag) dan ditutupi lappisan tipis perak (AgCl) beberapa jenis elektrodda adalah elektroda jarum berfungsi
mengukur aktivitas motor unit tunggaal, elektroda mikro pipet untuk mengukur potensial biolistrik dekat/didalam

83
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

sebuah sel,dan elektroda permukaan kulit untuk mengukur potensial listrik permukaan tubuh EKG,EEG,dan
EMG.

E. PERAMBATAN IMPULS SARAF


Paragraf-paragraf sebelumnya
mmenggambarkan suatu pulsa listrik tunggal
pada titik rangsangan. Pernyataan selanjutnya
adalah bagaimanakah impuls ini bergerak
melalui akson? Depolarisasi lokal pada titik mula
rangsangan menyebabkan gerakan difusi pasif
ion yang berada pada daerah rangsangan
(gambar 7.5).

Karena adanya potensial aksi, sebagian


kecil membran mengalami depolarisasi akibat
aliran ion dalam membran. Saat proses
depolarisasi ini mencapai batas ambang,
potensial aksi dihasilkan kembali pada bagian aksonn tersebut. Gambar 7.5 tidak menunjukkan aliran ion kearah
kiri, hal ini terjadi karena adanya periode pemulihan, serta tidak memicu terjadinya potensial aksi.

Potensial membran pada daerah tersebut mencapai wilayah ambang -50 mV. Dengan demikian
permeabilitasnya terhadap Na + menjadi meningkat secara tiba-tiba dan potensiall aksi +40 mV merambat
menyerupai gelombang sepanjang sel saraf(lihat gambar 7.5). karena adanya periode pemulihan yaitu selama
sebagian membran mengalami depolarisasi dan tidak dapat dirangsang lagi. Impuls saraf hanya dapat dirambat
pada satu arah tertentu saja,menjauhi tubuh sel saraf, impuls akan terus bergerak hingga tercapai terminal,dan
menyebabkan dilepaskannya neurontransmiter dari membran sel saraf, neurotransmiter yang dihasilkan men-
jemratani rentang antar sel saraf, sehingga seluruh proses dapat terulang.

Perlu diperhatikan bahwa


selama proses penghantaran impuls
saraf aliran listrik mengalir kedalam
dan keluar melalui membran serta
tegak lurus terhadap arah
perambatan. Lebih jauh lagi seberapa
jauuh pun akson,impuls tidak pernah
memerlukan penguatan , impuls akan
terus merambat dengan kekuatan
yang sama dari rangsangan awal.

Sebagian akson diselimuti


oleh sejumlah lapisan myelin. Lapisan ini terbentuk ketika sel-sel Schwann membungkuskan akson (gambar 7.6).
Ruang antara lapisan myelin sselebar 1µ m disebut ―ranvier node‖ dan terbentuk pada setiap interval 1 sampai 2
mm sepanjang akson. Perambatan impuls melalui akson yangh diselimuti lapisan myeli sedikit berbeda dengan
perambatan melalui akson tanpa myelin.

Lapisan myelinn merupakan insulator yang baik, sehingga ion tidak dapat mengalir menembus lapisan
tersebut. Aktivitas listri pada sel saraf yang dilapisi myelin hanya terbatas pada node, karena adanya konsentrasi
yang cukup besar dari saluran ion yang bergantung pada tegangan. Potensial aksi hanya dapat dihasilkan pada

84
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

node ranvier dan meloncat dengan cepat sepanjang akson (gambar 7.7) oleh karena itu difusi ion-ion melalui
aksoplasma dan cairan ekstra seluler. Kecepatan rambat pada akson saraf dengan lapisan myelin adalah 12 m/s.

Kecepatan rambat ini juga bergantung pada


hambatan dari aksoplasma dan kapasitas
membran. Karena hambatan berbanding
terbalik dengan penampang lintang suatu
kawat, sehhingga akson dengan diameter
yang lebih besar memiliki hambatan yang
lebih kecil serta cepat rambat yang tinggi.
Akson dengan lapisan myelin memiliki
kapasitansi yang lebih rendah dibandingkan
akson tanpa lapisan myelin. Semakin rendah
kapasitansi membran, semakin kecil
muatannya, dan waktu depolarisasi nya semakin singkat, kedua hal ini menjelaskan mengapa kecepatan rambat
pada aksson dengan lapisan tertentu.

Myelin begitu tinggi. Pengamatan mengenai cepat rambat pada berbagai macam variasi sel saraf telah
menunjunjukkan bahwa terdapat korelasi antara hambatan dan kapassitansinya.

Mekanisme perambatan implus listrik dalam suatu sel syaraf sangat berbeda dengan konduksi listrik
dalam logam, namun demikian konsep-konsep fisika dapat dijadikan dasar dalam memahami proses tersebut.

F. KELISTRIKAN OTOT JANTUNG


Sel membran otot jantung(miokardium) sangat berbeda dengan syaraf dan otot bergaris. Pada syaraf
maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan
masuk kedalam sel dan setelah tercapai wilayah ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot
jantung,ion Na+ mudah bocor sehingga setelah terjadi repolarisasi komplit, ion Na+ perlahan-lahan akan masuk
kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang
dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukan rasangan dari luar.

Dari keterangan diatas diketahui membran sel otot jantung tanpa ransangan dari luar akan mencapai
wilayah ambang dan menghasilkan potensial aksi pada suatu rate / kecepatan teratur. Rate/kecepatan teraratur
ini disebut natural rate/kecepatan dasar membran sel otot jantung.

Untuk menentukan natural rate dari berbagai sel otot jantung yaitu waktu antara terhitung mulai
depolarisasi spontan sampai mencapai nilai ambang setelah terjadinya repolarisasi. Interval waktu ini bisa
bervariasi oleh karena perubahan dalam hal:

1. Potensi membran istirahat


2. Tingkat dari nilai ambang

85
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

3. Slope dari dipolarisasi sponttan terhadap nilai ambang

Perubahan ketiga parameter ini sangat mempengaruhi mekanisme kontrol fisiologi terhadap frekuensi
jantung. Jika daerah sekitar miokardium belum mencapai nilai ambang sedangkan bagian lain telah
menghasilkan potensial aksi,bagian ini akan dengan segera menyebabkan bagian lain mencapai nilai ambang
dan menghasilkan potensial aksi,demikian seterusnya sehingga menghasilkan gelombang depolarisasi untuk
seluruh otot miokardium`

Pada mikrokardium ada sekumpulan sel utama yang secara spontan menghasilkan potensial aksi yang
merupakan sumber gelombang depolarisasi yang akan dengan cepat mendepolarisasi otot miokardium yang
sedang mengalami istrahat, sekalipun sekumpulan sel utama tersebut disebut Pacxe Maker/pertintis jantungh
dan natural rate yang sangat menentukan frekuensi jantung.

a. Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung

Sel membrane otot jantung serupa


dengan sel membrane otot
bergaris, yaitu mempunyai
kemampuan menuntun suatu
perambatan potensial
aksi/gelombang depolarisasi.
Depolarisasi sel membrane otot
jantung (kiokardium) oleh
perambatan potensial aksi dengan
menghasilkan kontraksi otot.

86
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi. Pada waktu repolarisasi tampak proses
epikardium ke endokardium ventrikiel, sedangkan pada proses depolarisasi tampak dari endokardium ke
epikardium.

Gambar 7.14 Repolarisasi Miokardium

Kalau diukur, potensial listrik miokardium maka akan terlihat pada gambar 7.15.

Gambar 7.15 Periode refraktur otot jantung

b. Fibrilasi

Aktivitas irama jantung terletak pada permukaan jantung dekat muara vena cava superior, yaitu
pada puncak atrium kanan. Kumpulan sel-sel ini di sebut NA node yang bertindak sebagai pace maker.
Melalui pace maker i8ni aktivitas otot jantung secara sinkron memompa darah ke sirkulasi paru oaru daqn
ke sirkulasi darahh sismetkik ( keseluruh tubuh). Suatu keadaan di mana terjadi kehilangan sinkronisasi8
dikenal sebagai fibrilasi. Fibrilasi daat terjadi pada atrium (fibrilasi atrium) maupun pada ventrikel (fibrilasi
ventrikel).

87
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Pada keadaan fibrilasi atrium, ventrikel masih berfungsi secara normal, tetapi jawaban dengan
suatu irama yang ireguler terhadap rangsangan listrik yang tidak sinkron darifibrilasi atrium. Banyak darah
akan masuk ke dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi attrium dan berlangsung selama kotraksi
ventrikel.

Pada fibrilasi ventrikel merupakan suatu keadaan yang sangat gawat, dimana ventrikel tidak
mampu memompa darah dan apabila tidak d lakukan koreksi, dalam beberapa menit saja akan diakhiri
dengan kematian.

G. ISYARAT MAGNETIK JANTUNG DAN OTAK


Mengalirnya aliranlistrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar jantung disebabkan
adanya arus listrik jantung yanng mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet
jantung di sebut magnetokardiogram. Besar medan magnet sekitar jantung adalah sekitar 5 x 10-11 Tesla atau
sekitar 10 x 108 medan magnet bumi. Hubungan tesla (T) dengan Gauss dapat dinyatakan: 1 T= 104 Gauss.

Untuk menghitung medan magnet dari suatu besaran benda di perlukan suatu ruang yang terlindung magnet
dan sangat peka terhadap detector medanmagnet (magnetometer). Detektor yang digunakan yaitu SQUID
(Superconducting Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 50 K, dan dapat mendeteksi medan
magnetyang disebabkan seorang berjalan dengan mempergunakan magnet sepatu kuda sejauh 400 meter
(0,25ml).

1. Magnetokardiografi

MKG adalah pencatatan medan magnet di sekekliling jantung dengan mempergunakan arus
searah (DC). Penderita ditempatkan dalam ruang octagonal yang terdiri dari 5 lapisan pelindung agnet.
Segala materi bermagnet di singkirkan dari subjek yang akan diperiksa. Kemudian magnetodetektor
probe didekatkan pada tubuh/jantung. Perekaman hanya berlangsung dalam waktu kurang dari 1 menit.

MKG memberikan informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang didekatkan/


ditempelkan pada badan. Pencatatan dilakukan didaerah badan dengan jarak 5 cm. Lokasi perekaman
diberi kode B, D, F, H, J, L (vertikal). Horisontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan
ditandai dengan angka ganjil b(2, 3, 5, 7, 9). Untuk jelasnya lihat gambar 7.16 berikut ini.

Perekaman MKG dapat memberi informasi yang bergunaa dalam diagnosis apabila dikerjakan
pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat in digunakan arus listrik.

2. Magnetoensefalogram (MBG)

MEG adalah pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus searah. Alat
yang digunakan adalah SQUID magnemeter. Pada rithme alpha, medan magnet otak berkisar 711 x 10 -
13 T.

H. PENGGUNAAN LISTRIK MAGNET PADA PERMUKAAN TUBUH


Seiring dengan perkembangan kelistrikan, telah diciptakan peralatan yang mempergunakan energi listrik
untuk terapi pengobatan. Pada tahun 1890 Jaques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekuensi
rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 telah menggunakan listrik frekuensi 30 MHz untuk
pemanasan yang disebut short wave diathermy. Pada tahun 1950 telah diperkenalkan penggunaan
gelombang mikro frekuensi 2.450 MHz untuk keperluan diatermi dan pemakaian radar.

88
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

a. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Rendah

Liatrik berfrekuensi rendah mempunyai batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 Hz.
Frekuensi rendah ini mempunyai efek meransang saraf dan otot sehingga terjadi kontaksi otot. Arus
listrik berfrekuensi rendah dapat dihasilkan oleh alat listrik yaitu : stimulator yang rangkainnya terdiri
multivibrator maupun astable multivibrator. Selain frekuensi, perlu juga diperhatikan pengulangan dalam
pemakaian gelombang arus faradik. sedangkan untuk pemakaian dalam jangka waktu lama dan
bertujuan meransang persarafan maka dipakai arus listrik yang interuptur/terputus putus ATAu arus DC
yang dimodifikasi.
Selain arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz yang memiliki
kemampuan meransang saraf sensoris saraf motoris dan berefek kontraksi otot.

b. Penggunaan arus listrik berfrekuensi tinggi

Arus listrik berfrekuensi tinggi mempunyai frekuensi diatas 500.000 Hz, dihasilkan oleh sirkuit
osilator yang mengandung rangkaian kondensor dan induktor, yaitu rangkaian L-C. Listrik berfrekuensi
tinggi tidak mempunyai sifat sensoris, kecuali dilakukan ransangan dengan pengulanagan yang lama.
Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat memanaskan sehingga dapat digunakan untuk diatermi yang dapat
dibagi menjadi dua tipe :
a. Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
Pada diatermi ini terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh gelombang
elektromagnetis agar masuk ke dalam badan, yaitu :
1). Metode capacitance (metode kondensor), dengan cara elektroda diletakkan pada masing
masing sisi yang akan diobati dan dipisahkan dari kulit dengan bahan isolator. Apabila kedua
elektroda dialiri arys listrik, maka akan tercipta medan listrik diantara kedua elektoda tersebut.
Substansi yang ada didalam medan magnet akan bervibrasi, elektrolit mengalami dipole dan timbul
panas sebesar Q = Vlt/ 0,24 kaloti (persamaan 7,2, Hk. Joule ). Yang perlu diperhatikan adaalah
bahwa ukuran elektroda harus lebih besar dari pada struktur yang diobati dan jarak penempatan
elektroda harus sama tterhadap kulit
2) metode induksi (metode kabel), pada metode ini dapat menimbulkan efek medan listrik dan
medan magnet secara bersamaan. Metode ini dilakukan dengan cara melilitkan kabe pada daerah
yang akan diobati, misal daerah abdomen (peru).

Lilitan bisa berupa heliks, tunggal(gambar 7.18 a), doble heliks heliks maupun gird.(gambar 7.18 b
dan 7.18 c)

Efek diatermi golongan pendek adalah:


 Menghasilkan panas dan meningkatkan efek fisiologis sebagai akibat dari peningkatan
temperature, yaitu:
1. Meningkatkan metabolism, perbahan struktur kimia yang disebabkan kenaikan
temperature (Hk . Vant Hoff).
2. Suplai darah meningkatkan, sebagai akibat dari meningkatnya metabolisme.
3. Efek pada saraf mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas
4. Dengan meningkatnya temperature mengurangi relaksasi otot dan meningkatkan
evisiensi usaha otot. Otot akan berkontraksi dan relaksasi semakin meningkat.
5. Oleh karena pemanasan maka terjadi koagulasi, sehingga terjadi destruksi jaringan.

89
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

6. Penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah.


7. Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
 Mempunyai efek terapeutik (pengobatan)
1. Terhadap daerah peradangan, dimana akanterjadi pelebaran pembuluh darah sehinga
dapat meningkatkan oksigen dan pengangkutan makanan untuk sel-seel
2. Efek terhadap infeksi bakteri, terjadi peningkatan konsentrasi sel darah putih dan
antibodipada daerah infeksi
3. Menghilangkan rasa sakit, panas meyebabkan saraf sensoris mengalami sedaktif.

b. Mikrowafe diathermy (diatermi gelombang mikro)


Gelombang mikro adalah gelombang dengan panjang gelombang satu sentimeter sampai satu
meter. Untuk diatermi sering digunakan panjang gelombang 12,25 cm dengan frekuensi 2.450 MHz
atau panjang gelombang 69 cm dengan frekuensi 433,92 MHz. efek yang ditimbulkan tergantung
jumlah energy radiasi yang diserap. Besra absorbsi dapat dinyatakan dalam rumus eksponensial :

I = Iₒ

I = intensitas radiasi yang diserap (I = 37 % dari Iₒ) (W/ )


x = kedalaman radiasi dalam jaringan (m)
Iₒ = intensitas radiasi pada permukaan kulit (W/ )
d = tebal jaringan (m)
e = koefisien absorbsi.

Efek yang ditimbulkan adalah efek fisiologis dan efek pengobatan. Efek fisiologi :
menimbulkan panas pada jaringan-jaringa yang banyak mengandung air dan banyak pula
mendeposit otot lebih banyak menyerap energy gelombang mikro daripada jaringan lemak. Efek
pengobatan,: dapat mengobati Penderita yang mengalami ruda paksa (trauma) dan peradangan
dan dapat pula mengobati penderita nyeri dan spasme otot, bisul dan rematik.
Meskipun penetrasi gelombang mikro lebih dalam daripada penetrasi sinar inframerah, tetapi
tidak dapat melewati jaringan yang padat sebagaimana dilakukan oleh diatermi gelombang
pendek. Gelombang mikro kurang berhasil mengobati struktur yang dalam dibandingkan dengan
diatermi gelombang pendek.
Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada penderita gangguan sirkulasi, karena dapat
menimbulkan perdarahan, trombosis dan flebitis. Pada penderita TBC dan tumor ganas tidak
diperkenankan pengobatan dengan gelombang mikro.

I. SYOK LISTRIK (KEJUTAN LISTRIK)


Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang diakibatkan aliran listrik
yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Permulaan tahun 1969 telah dilaporkan bahwa beberapa
penderita yang sedang menjalani kateterisasi atau pemasangan pace maker led dapat terbunuh dengan
aliran listrik dibawah normal. Pada tahun 1970 Carl Walter dan tahun 1971 Ralph Nader telah memperkiran
atau meninggalnya 1.200 orang Amerika setiap tahunnya yang diakibatkan arus listrik pada waktu melakukan
diagnostik dan pengobatan.

Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillation (fibrilasi
ventrikel) yang kemudian diikuti dengan kematian. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang
timbul akibat syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari.

90
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Dalam bidang kedokteran, syok listrik dbagi menjadi dua: syok dengan tujuan tertentu dan syok tanpa
tujuan. Syok dengan tujuan tertentu dilakukan atas indikasi medis. Dalam bidang psikiatri dikenal dengan
nama electric syok/ electro convultion therapy. Beberpa penderita psikosis (gangguan jiwa) sengaja dilakukan
syok dengan tujuan terapi tetapi dimana di antara temporalis kanan dan kiri penderita dialiri arus listrik dalam
orde 0,5 sampai 1,5 Amper dengan tegangan sebesar 80 sampai 110 volt dalam waktu 1/10 sampai 1,5 detik.

Syok tanpa tujuan tertentu timbul karena suatu kecelakaan, dikenal dengan Earth syok. Syok ini terjadi
apabila salah satu tubuh menyentuh kawat fasa sedangkan bagian tubuh lain menyentuh kawat netral.
Berdasarkan besar kecilnya tegangan, earth syok dapat dibagi menjadi dua : low tension shock dan high
tension shock.

1. Low tension shock (syok tegangan rendah), terjadi berkaitan dengan pemakaian generator yang
menghasilkan arus listrik dengan tegangan rendah atau berkaitan dengan pemakaian lampu panas
radient atau lampu sinar ultra violet.
2. High tension shock (shock tegangan tinggi), terjadi berkaitan dengan pemakaian generator tegangan
tinggi, generator gelombang pendek atau step up transformator. Penderita yang mengalami syok, kulit
badannya akan mengelupas seluruhnya.

Pada beberapa buku fisika membagi earth syok menjadi mikro syok dan makro syok.
1. Mikro syok, terjadi karena adanya aliran listrik langsung mengikuti arteri kejantung. Hal ini dapat terjadi
ketika penggunaan kateter untuk pencatatan EKG, liquid filled catteter untuk menyuntikkan pewarnaan
bagi radiografi atau mengukur tekanan darah jantung (internal blood pressure) dan pemasangan
elektroda-elektroda pada alat pacu jantung. Oleh karena beberapa kateter terbuat dari kawat dan cairan
bersifat konduktor listrik, sehingga arus listrik dalam orde mikro ampere saja telah dapat menyebabkan
mikro syok. Diduga arus listrik sekitar 20 mA dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel. Apabila ada
kebocoran arus pada alat yang sedang bekerja, arus tidak dapat mengalir secara langsung ke bumi tetapi
akan melewati alat pacu jantung yang dipasang pada tubuh penderita kemudian ke bumi. Pada mikro
syok akan terjadi dengan fibrilasi ventrikel yang kemudian diikuti dengan kematian.
2. Makro syok, terjadi apabila salah satu elektroda menyentuh tangan sedangkan elektroda lain menyentuh
kulit bagian lain sehingga terjadi aliran listrik melalui permukaan tubuh (kulit) dan timbullah makro syok.
Tahanan kulit berkisar 1 KU sampai dengan 1 MU tidak mampu membendung aliran listrik. Apabila di
tempat kontak elektroda diberikan pasta, pada waktu melakukan tes EKG dapat menurunkan tahanan dan
memudahkan arus listrik yang mengalir, sehingga dapat menimbulkan makro syok. Makro syok
kebanyakan mengenai petugas dari pada penderita sendiri oleh karena kecerobohan petugas.

J. PARAMETER–PARAMETER YANG MEMPENGARUHI SYOK LISTRIK


Syok semakin serius apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut hukum Ohm, intensitas
arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan yang ada, I = V / R. Parameter-parameter lain juga
berperan mempengaruhi tingkat syok yaitu :

Dari sudut arus :

1. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt daripada tegangan 80 Volt, oleh
karena kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar daripada tegangan 80 Volt dengan nilai R yang
sama.
2. Basah tidaknya kulit penderita, kulit penderita yang berkeringat/basah tahanannya lebih kecil sehingga
memudahkan arus listrik melewati kulit penderita.

91
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

3. Basah tidaknya lantai, lantai yang basah merupakan konduktor yang baik sehingga lebih besar arus
yang melewati tubuh ke ground.

Dari sudut parameter-parameter yang lain :

1. Jenis kelamin, pada tahun 1973 Dalziel melakukan penelitian tentang nilai ambang presepsi (arus
minimum yang dapat dideteksi) dan let go current (arus yang dapat menyebabkan tarikan tangan
kembali) yang ditunjukan dengan distribusi Gausian menyatakan :
a. Rata-rata threshold of perception untuk laki-laki : 1,1 mA. Untuk wanita 0,7 mA. Minimun nilai
ambang persepsi aadalah 500 mA.
b. Rata-rata Let go current untuk laki-laki : 16 mA, untuk wanita 10,5 mA. Minimum let go current untuk
laki-laki 9,5 mA, untuk wanita 6 mA.
2. Frekuensi AC, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dalziel ternyata frekuensi 50-60 Hz
merupakan minimum let go current. Di bawah 10 Hz let go curret akan meningkat dan otot-otot akan
mengalami relaksasi sebagian dan diatas beberapa ratus Hz, let go current akan meningkat pula, dan
otot-otot mengalami strength duration trade off serta refrakter jaringan yang telah mengalami eksitasi.
3. Duration, LA Gaddes dari institute of Elektrical dan Elektronic (1973) melakukan penelitian terhadap
binatang anjing, diketahui bahwa nilai ambang fibrilasi akan meningkat bila waktu semakin kecil.
4. Berat badan, dari hasil penelitian terhadap binatang oleh Ferris (1936), Kiselev (1963) menunjukkan
nilai ambang fibrilasi akan meningkat dengan meningkatnya berat badan. Hal ini diramalkan berlaku
pula bagi manusia.
5. Jalan yang ditempuh arus, apabila jalan yang ditempuh arus melewati jantung atau otak akan timbul
bahaya syok semakin serius.

K. PENGARUH SYOK LISTRIK TERHADAP TUBUH


Pada mikro syok tidak diperlukan arus yang besar, dalam skala mikro Amper saja dapat menyebabkan
fibrilasi ventrikel. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tahanan dalam tubuh sangat kecil. Di tambah pula
adanya kateter merupan konduktor yang baik bagi arus listrik, maka apabila ada arus listrik yang melewati
kulit kemudian masuk ke dalam jaringan tubuh akan terlihat jelas perubahan/pengaruh terhadap organ tubuh
(makro syok). Besar arus berhubungan dengan tegangan dan tahanan kulit serta perubahan yang diakibatkan
arus AC pada 60 H2. Pada arus 1 mA penderita hanya merasakan geli, ini merupakan nilai ambang persepsi
bagi pria dewasa (50%), untuk wanita kurang lebih l/ 1 dari 1 mA.

Apabila arus listrik sampai 8 mA akan terjadi sensasi syok, di mana kontraksi otot masih baik dan nyeri-
nyeri belum terjadi. Arus listrik diperbesar sekitar 8-15 mA terjadi rangsangan saraf dan otot sedemikian rupa
sehingga terjadi nyeri dan letih. Ini dikenal clengan syok tersika, penderita saat ini sukar/tidak dapat menarik
tangan kembali dan terjadi kontraksi otot tak sadar yang menetap. Dalziel (1973) melakukan observasi pada
penderita dengan arus 18.22 mA akan terjadi pernafasan tertahann apabila aliran arus tents berlangsung.

Arus antara 20-50 mA otot-otot mengalami kontraksi sangat kuat dan pernafasan sangat sulit.
Peningkatan arus mendekati 100 mA, bagian arus yang melewati jantung cukup untuk menyebabkan fibrilasi
ventrikrl (nilai ambang fibrilasi rata-rata 70-400 mA) dan akan mengalami kamatian apabila tidak dilakukan
koreksi. Arus listrik cukup tinggi 1-6 Ampere akan terjadi kontraksi miocard yang menetap dan menyebabkan
terjadinya paralyse/kelumpuhan pernafasan dan apabila arus listrik dihentikan secara tiba-tiba akan terjadi
defibrilasi ventrikel. Arus listrik 10 Ampere dengan shore duration/ waktu sekejap akan menyebahkan

92
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

kebakaran pada kulit, otak dan jaringan saraf akan kehilangan fungsi eksistansi/eksitasi/kejutan apabila ada
arus yang melewatinya.

L. PERTOLONGAN TERHADAP SYOK LISTRIK


Apa bila terjadi syok listrik, AC switching segera dimatikan dan semua elektroda harus dijauhkan dari
penderita. Penderita dipindahkan dengan menggunakan bahan-bahan isolator agar petugas terhindar dari
bahaya syok listrik. Pertolongan yang diberikan tergantung dari berat atao ringannya syok listrik.

Syok listrik ringan:

 Penderita diistirahatkan
 Diberi minum dengan air dingin dengan tujuan agar tidak menyebabkan vasodilatasi/pelebaran pembuluh
darah dan berkeringat banyak yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
Syok listrik berat:

 Penderita ditelentangkan agar mudah bernafas.


 Pakaian dilonggarkan agar mendapat udara yang cukup, hindari ruang yang panas/pengap karena dapat
menyebabkan vasodilatasi dan berkeringat banyak yang dapat menurunkan tekanan darah.
 Apabila kesadaran menurun dan kegagalan pernafasan, dapat dilakukan pernafasan buatan melalui
mulut, hidung atau memberi oksigen melalui kantong udara atau masker.
 Apabila terjadi jantung berhenti berdenyut, dilakukan masage jantung.
Oleh karena bahaya syok listrik sangat besar hingga dapat menyebabkan kematian, maka perlu adanya
tindakan pencegahan. Untuk menghindari bahaya syok listrik, yaitu: segala slat digroundkan, isolasi penderita
dari ground, hindari alat-alat yang berdekatan dengan penderita dan lakukan regular testing prosedur.

M. PRAKTIKUM
HUKUM OHM

I. Tujuan Percobaan :
Menentukan hubungan antara tegangan dan arus listrik dan grafiknya.

II. Alat dan Bahan yang Dipergunakan :


a. 1 Papan rangkaian
b. 3 Kabel hitam
c. 1 Catu daya (PSA) 5A
d. 1 Saklar satu kutub
e. 4 Jembatan penghubung
f. 2 Multimeter
g. 4 Jepit steker
h. 1 Hambatan tetap 100 W
i. 3 Kabel merah
j. 1 Potensiometer 50 kW

III. Persiapan Percobaan


1. Susunlah alat seperti gambar

93
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2. Atur tegangan catudaya pada posisi 9 volt DC


3. Perhatikan sambungan kabel-kabel dan hindari hubungan pendek
4. Buat rancangan table dta yang diperlukan
IV. Langkah-Langkah Percobaan
1. Setelah rangkaian terhubung secara benar, posisi saklar terbuka (off), nyalakan catudaya (PSA)
2. Putar potensiometer pada hambatan terbesar, tutup saklar dan putar potensiometer pelan-pelan dan
amati serta catat perubahan yang ditunjukan oleh ampremeter dan voltmeter
3. Buat table data untuk kegiatan ini
V. Tuliskan Hasil Pengamatan Anda
VI. Tugas
1. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini
2. Buatlah grafik hubungan antara tegangan listrik V pada sumbu vertical dngan arus I pada sumbu
horizontal
VII. Kesimpulan

a. LATIHAN
1. Dua alat pemanas listrik, apabila dipergunakan secara sendiri-sendiri akan membutuhkan waktu
masing masing 15 dan 10 menit untuk mendidihkan air satu panci. Apabila keduanya dihubungkan
secara seri, dengan sumber GGL yang tetap sama seperti semula, maka berapakah waktu yang
dibutuhkan untuk mendidihkan air satu panci tersebut?
2. Dua buah lampu masing – masing ertulis 200 watt 110 volt dan 50 watt 110 volt. Jika kedua lampu
tersebut dihubungkan seri pada tegangan 110 volt, maka berapakah jumlah daya pada kedua bola
lampu tersebut?
3. Sebuah rumah tangga menggunakan 4 buah lampu, masing-masing dayanya 18 watt selama rata-rata
12 jam/hari, sebuah pompa air yang dayanya 125 watt selama 6 jam/hari, 1 buah kulkas yang dayanya
100 watt selama 7 jam/hari. Jika tarif dasar listrik Rp 1000 / kWh, hitunglah tarif yang di bayar ke PLN
setiap bulannya.

94
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 8 BIOOPTIK

Biografi Zacharias Janssen dikenal sebagai Penemu Mikroskop. Zacharias


Janssen dilahirkan pada tahun 1580 di negara Kincir Angin, Belanda, dan meninggal
dunia pada usia 58 tahun atau tepatnya pada tahun 1638. merupakan seorang ilmuwan
yang berasal dari Belanda. Penemuannya yang paling terkenal yaitu mikroskop pertama
yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil ukurannya dan sulit
dijangkau bila menggunakan mata telanjang. Penemuan mikroskop ini memberikan
pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak sedikit penemuan-
penemuan besar yang sangat bermanfaat bagi peradaban dunia diteliti dengan
menggunakan mikroskop.

Beliau menyadari betul bahwa di dunia ini terdapat benda-benda dengan ukuran yang lebih
kecil dan sulit dijangkau dengan kasat mata. Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya,
beliau berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan menggunakan lensa cembung dan cekung untuk memperbesar tampilan benda-
benda yang sangat kecil ukurannya. Mekanisme penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut dibuat dan disempurnakan
oleh Campini, seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun 1668.

A. CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG


Cahaya sebagai gelombang memiliki beberapa sifat, diantaranya interferensi cahaya, difraksi cahaya,
polarisasi cahaya, dan dispersi cahaya. Ke empat sifat cahaya ini akan dibahas khusus pada bab berikutnya,
namun akan diberikan sedikit gambaran mengenai ke empat sifat cahaya sebagai berikut.
a. Interferensi cahaya adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.
b. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya saat melewati celah sempit atau kisi.
c. Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi satu arah getar.
d. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-
warni (monokromatik

a. Interferensi Cahaya

Anda telah ketahui bahwa dua gelombang dapat melalui satu titik yang sama tanpa saling
mempengaruhi. Kedua gelombang gelombang itu memiliki efek gabungan yang diperoleh dengan
menjumlahkan simpangannya. Peristiwa ini dikenal dengan interferensi cahaya. Interferensi cahaya adalah
paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu
sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan) sehinggga gelombang resultan memiliki
amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi
destruktif (saling melemahkan) dan gelombang resultan memiliki amplitudo nol.

Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah gabungan dari berbagai macam warna
dari spektrum kasat mata. Di lain fihak, warna pada gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burung
merak, dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan
destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling
menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih
berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka interferensinya sulit diamati.

Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan:

95
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

1) Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.


2) Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang (random)
sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat.
Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau gelombang bunyi.

Peristiwa interferensi cahaya terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada gambar berikut ini

Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya koheren sehingga dapat menghasilkan pola interferensi adalah :

1) Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah). Hal ini
dilakukan oleh Thomas Young.
2) Dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja. Hal ini
dilakukan oleh Fresnell. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan
tipis).
3) Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya koheren.

b. Difraksi cahaya

Pada pelajaran gerak gelombang, telah


diperkenalkan pula bahwa gelombang permukaan air
yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah
sempit akan mengalami lenturan (difraksi). Peristiwa
yang sama terjadi jika cahaya dilewatkan pada sebuah
celah yang sempit sehingga gelombang cahaya itu akan
mengalami difraksi. Selain disebabkan oleh celah
sempit, peristiwa difraksi juga dapat disebabkan oleh
kisi. Kisi adalah sebuah penghalang yang terdiri atas
banyak celah sempit. Jumlah celah dalam kisi dapat Gambar Cahaya yang melewati celah sempit
mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Kisi difraksi
adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis sumber-sumber cahaya. Perhatikan gambar berikut.

Kita dapat melihat gejala difraksi ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita
rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat

96
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

A b c
melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh. Jadi difraksi cahaya adalah peristiwa
pelenturan gelombang cahaya saat melewati celah sempit atau kisi.
Difraksi terbagi menjadi 3 macam, yaitu difraksi pada celah tunggal, difraksi pada kisi, daya urai alat
optik. Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan di belokan
/dilenturkan seperti gambar (a) dan bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna),
selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi menghasilkan
pola warna pelangi seperti gambar (b).
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, seperti pada gambar di bawah ini, akan dibelokan dengan
sudut belok θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila mengalami
peristiwa difraksi sekaligus interferensi
Rumus, hasil interferensi pada celah tunggal dapat dituliskan Sbb :
 Difraksi maksimum (terjadinya pola terang )
d sin θn = (2n – 1) ½ λ
atau
d.p/l= (2n – 1) ½ λ
dengan
n = 1, 2, 3, ……dst
d = lebar celah, θn= sudut belok, n = bilangan asli, λ = panjang gelombang,
l = jarak celah ke layar, p = jarak antara dua terang atau gelap
 Difraksi minimum (terjadi pola gelap)
d sin θn = (2n) ½ λ= nλ
atau
d p/l = (2n) ½ λ = n λ

c. Polarisasi

Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang tali (satu dimensi),
gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi).
Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang transversal,
sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya
dapat terjadi pada gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi
pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.
Gelombang yang hanya merambat pada satu bidang disebut gelombang terpolarisasi linier,
sedangkan gelombang yang merambat tidak pada satu bidang disebut gelombang takterpolarisasi.

97
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Keterangan :
(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertikal
(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal
(c) Gelombang takterpolarisasi
Adapun gelombang cahaya terpolarisasi adalah gelombang cahaya yang getarannya hanya dalam satu
bidang, proses untuk mengubah cahaya takterpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi dikenal sebagai
polarisasi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam
fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah
merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang
getaran vertikal diserap sebagian (lihat gambar berikut). Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di
sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu
arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.

Gambar Polarisasi cahaya pada polaroid

Polarisasi yang disebabkan oleh pemantulan


cahaya terjadi bila cahaya dipantulkan oleh dua cermin
datar dan sejajar dengan sudut datang. Sudut polarisasi
adalah besarnya sudut datang yang menyebabkan
terjadinya polarisasi.
Menurut Brewster, besarnya sudut polarisasi dirumuskan:

d. Dispersi Cahaya

Gejala Dispersi Cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya
berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri
atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih
akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki
panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin
kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena adanya
perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya. Perhatikan Gambar .berikut

98
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Gambar dispersi cahaya pada prisma

Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi
cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang
berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi. Besar sudut
dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:
Φ = δu - δm = (nu – nm) β
Keterangan:
Φ = sudut dispersi
nu = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
δu = deviasi sinar ungu
δm = deviasi sinar merah

B. PENGGUNAAN SINAR GELOMBANG CAHAYA DALAM BIDANG KEDOKTERAN


Sinar sangat berguna dalam bidang kedoktrran baik sebagai pembantu diagnosis maupun sebagai terapi.

a. Penggunaan Sinar Menurut Panjang Gelombangnya

1) Ungu Ultra
Ungu ultra mempunyai panjang gelombang antara 100-400 nm (1 nm = m). Sinar ungu ultra
mempunyai efek fisik, kimia dan Biologis, di samping itu sinar ungu ultra dipakai untuk sterilisasi oleh
karena mempunyai efek terhadap kulit yaitu dalam hal pembentukan vitamin D. Ungu ultra dapat
menyebabkan kulit kemerah-merahan (urithema), dengan mempergunakan sifat ini maka telah ada
usaha untuk mengobati penderita vitilogi (kulit putih). Selain itu menyebabkan edema kulit, pigmentasi
(melanin kulit) dan pembentukan vitamin D. Terhadap mata menyebabkan foto keratitis dan katarak
pada lensa mata dan cairan mata bisa mengalami fluoresin yang bersifat sementara tanpa perubahan
patologis. Ungu ultra juga dapat digunakan untuk mengatasi penderita arthritis (radang sendi).
2) Sinar tampak (visible light)
Mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nm. Termasuk dalam sinar tampak adalah : Ungu, nila,
biru, hijau, kuning, oranye/jigga dan merah. Sinar tampak digunakan untuk mengetahui secara langsung
apakah bagian-bagian tubuh baik luar maupundalam mengalami suatu kelainan, untuk itu dapat
diprerinci sebagai berikut :
a) Transillimunasi : adalah transmisi cahaya melalui jaringan tubuh untuk mengetahui apakah ada
gejala hidrosefalus (kepala mengandung cairan oleh Karena belum sempurna pembentukan tulang
tengkorak) atau ada kelaina di dalam tubuh. Cahay yang ditransmisikan akan dihamburkan
sedimikian rupa sehingga membentuk cahaya yang spesifik. Selain itu digunakan juga untuk
menentukan pneumatoraks, kelainan testas dan payudara.

99
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b) Endoskop : Adalah alat yang digunakan untuk melihat ruang didalam tubuh. Alat ini terdiri dari
fiberglas yang mudah dibengkokkan dan lampu. Sinar-sinar yang melalui fiberglas akan dipantulkan
secara sempurna sehingga gambaran didalam tubuh dapat terlihat dengan mudah.

3) Sinar Merah Infra (Infra Red)

Sinar inffra merah mempunyai panjang gelombang antara 700- nm. Kegunaan klinik sinar
infra erah adalah sebgai berikut :

a) Sebagai diatermi pada penderita arthritis.


b) Emisi infra merah fotografi dimana radiasi yang dipancarkan oleh tubuh kemudian
ditangkap/dideteksi sebagai termogram.
c) Reflective infra red photography, yaitu menggunakan panjang gelombang 700-900nm, digunakan
untuk menunjukkan aliran vena dalam kulit.
d) Digunakan untuk photoghraphy terhadap pupil mata tanpa suatu rangsangan.

b. laser

Singkatan dari kata Light Amplification by Stimulated Emision of Radiation (pengat cahaya oleh emisi
radiasi teragsang). Dasar teori laser mula-mula dicetuskan oleh Albert Einstein (1917). Hingga tahun 1960
T.H Maiman memproduksi sinar laser dari sebuah Kristal ruby. Pada tahun 1960 para ahli banyak membuat
laser dengan mempergunakn gas, zat cair dan solid sebagai material laser.

Sinar laser merupakan sumber cahaya yang diemisi sebagai berrkas cahaya yang monokhromatis yang
masing- masing gelombang dalam satu fase bersama-sama berkas cahaya lainnya yang berdekatan (cahaya
koheren) dan parallel. Sinar laser dapat difokuskan pada suatu titik yang berdiameter beberapa micron saja.
Apabila semua energy laser dikonsentrasikan pada suatu daerahkecil saja, dayanya akan menjadi besar,
yaitu :

1) Laser p-n junction, belum banyak diguakan, beroprasi pada daerah merah dengan kepadatan arus
atau lebih, serta pula 10-100ns (nano second).
2) Laser He-Ne, beroprasi pada daerah merah dengan spectrum 633 nm, bekerja pada suatu tekanan
yang rendah serupa dengan neon denga daya 100mw.
3) Laser argon, memberikan tingkat daya kontinyu yang tinggi (1-15w) dengan spectrum 515 nm.
Kegunaannya untuk foto coagulasi pembuluh darah di dalam mata penderita yang mengalami dibetes
retinopathy.
4) Lasser , member daya 50-500 w, dipakai untuk memotong plastik logam setebal 1 cm.

Penggunaan aser dalam praktik klinik adalah :

1) Pada beberapa penyakit mata, sinar laser digunakan secara rutin untuk koagulasi darah dan memblokir
pembuluh darah vena.
2) Untuk memperoleh bayanagn tiga dimensi yang dikenal sebgai holography.
3) Pengobatan pada beberapa tipe kanker.
Namun demikian, kerusakan jaringan dapat terjadi oleh karena penggunaan laser pada jaringan mencapai
0
temperature C.

100
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

C. OPTIK GEOMETRI

Penjang gelombang cahaya sangat kecil diandingkan dengan sebagian penghalang dan lubang oleh
karena itu, difraksi pembelokan gelombang disekitar sudut sering diabaikan, dan pendekatan sinar Dimana
gelombang dianggap merambat dalam garis luru, adalah sah. Optika Geometris adalah studi tentang fenomena-
fenomena dimana pendekatan sianar adala ssah. Dengan pendekatan optika geometris, dapat dipelajari sifat-
sifat lesa dan cermin dalam bentuk matematis. Pada bagian ini kita akan menerapkan hukum-hukum
pemantulan dan pembiasan untuk pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa.
1. Cermin Datar
Bayangan yang kita lihat jika kita letakkan telapak tangan di depan cermin datar, bayangan tersebut
sama ukurannya seperti objeknya. Namun bayangan tersebut tidak sama seperti apa yang terlihat jika seseorang
menghadap kita atau jika kita melihat telapak tangan kanan kita. Bayangan tangan kanan akan menjadi tangan
kiri di cermin. Pembalikan kanan ke kiri ini adalah akibat pembalikan kedalaman, yaitu tangan diubah dari kanan
ke kiri karena bagian depan dan belakang tangan dibalik oleh cermin. Untuk sebuah cermin datar, r (jari-jari
kelengkungan cermin) dan f (titik fokus) nya tak terhingga. Jarak bayangan = ~ jarak benda (s’= ~s). Bayangan
yang dihasilkan oleh cermin datar bersifat nyata, tegak, dan berukuran sama dengan objekya.

2. Cermin-cermin melengkung
Sebuah bayangan yang terbentuk dari sebuah cermin melengkung atau dari sebuah lensa berada pada
jarak s’. Bayangan tersebut dihubungkan dengan jarak objek s oleh persamaan :
+ =

Di mana f adalah panjang fokus, yang menjadi jarak bayangannya jika s = ∞. Untuk cermin, panjang fokusnya
sama dengan setengah jari-jari kelengkungannya:

f= r

Untuk sebuah lensa tipis di udara, panjang fokusnya dihubungkan dengan indeks bias n dan
jari-jari kelengkungan dua sisinya dan oleh persamaan:

= (n – 1) ( - )

Pada persamaan ini s, s’, r, , dan dianggap positif jika objeknya, bayangannya, atau pusat kelengkungan
terletak pada sisi nyata dari elemennya. Untuk cermin, sisi nyatanya adalah sisi datang. Untuk lensa, sisi nyata
adalah sisi datang dari objek dan sisi transmisi bagi bayangan dan pusat kelengkungan. Jika s’ positif,
bayangannya nyata, yang berarti bahwa berkas-berkas cahaya benar-benar menyebar dari titik bayangan.
Bayangan-bayangan nyata dapat dilihat pada sebuah layar pantau kaca kasar atau film fotografis yang diletakkan
pada titik bayangan. Jika s’ negatif, bayangan maya, yang berarti tidak ada cahaya yang benar-benar menyebar
dari titik bayangan. Sedangkan perbesaran lateral bayangan diberikan oleh rumus:

m= =

di mana y adalah ukuran objek dan y’ adalah ukuran bayangan. Perbesaran negatif berarti bahwa bayangannya
terbalik.

101
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Contoh:

Sebuah objek berada 12 cm dari cermin cekung dengan jari-jari kelengkungan 6 cm. Tentukan (a) panjang fokus
cermin tersebut, (b) jarak bayangan dan (c) perbesarannya.

Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan alat perimeter. Dengan alat
ini diperoleh medan penglihatan vertical 130ᵒ. Sedangkan medan penglihatan horizontal 155ᵒ.
D. TANGGAP CAHAYA
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod
(batang) dan Cone (kerucut). Rod dan Cone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis
dibelakang jaringan syaraf. Tiap mata memiliki 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari, disebut
penglihatan fotopik. Melalui cone kita dapat mengenal beberapa warna, tetapi cone tidak sensitif terhadap
semua warna, tetapi hanya sensitif terhadap warna kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Cone terdapat
terutama pada fovea sentralis.
Rod dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan skotopik, dan merupakan ketajaman
penglihatan dan dipergunakan untuk melihat kesamping. Setiap mata terdapat 120 juta rod. Distribusi pada retina
tidak merata, pada sudut 20ᵒ terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru
dan hijau (510 nm).
Tetapi rod dan cone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650-700 nm), tetapi penglihatan cone
lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan dengan rod.
E. PENYESUAIAN TERHADAP TERANG DAN GELAP
Dari ruang gelap masuk kedalam ruangan terang kurang mengalami kesulitan dalam penglihatan. Tetapi
apabila dari ruangan terang masuk kedalam ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan
diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian.
Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh obyek/benda akan merangsang rod secara maksimum
sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat
lemah, ketika masuk kedalam ruangan gelap tidak ada bayangan yang benderang yang merangsang rod dengan
akibat tidak ada suatu obyek pun yang terlihat. Perubahan sesitivitas retina secara automatis ini dikenal sebagai
fenomena penyesuaian terang dan gelap.

a. Mekanisme Penyesuaian Terang (cahaya)

Pada kerucut dan batang terjadi perubahan dibawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin akan pecah,
masuk kedalam retina dan skotopsine. Retina akan tereduksi menjadi vitamin A dibawah pengaruh enzim
alcohol dehydrogenase dan koenzym DPN.H + (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa verasa).
Rushton (1955) telah membuktikan adanya rhodopsin dalam retina mata manusia, ternyata
konsentrasi rhodopsin sesuai dengan distribusi rod. Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan
dilakukan secara terus menerus, konsentrasi rhodopsin didalam rod akan sangat menurun sehingga
kepekaan retina terhadap cahaya akan menurun.

b. Mekanisme Penyesuaian Gelap

Seseorang masuk kedalam ruangan gelap yang tadinya berada diruangan terang, jumlah rhodopsin
didalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang tersebut tidak dapat melihat obyek/benda di ruang gelap.
Selama berada diruangan gelap, pembentukan rhodopsin didalam rod sangatlah perlahan-lahan,

102
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup dalam beberapa menit berikutnya sehingga
akhirnya rod akan terangsang oleh cahaya dalam waktu singkat.
Selama penyesuaian gelap, kepekaan retina akan meningkat mencapai nilai 1.000 hanya dalam waktu
beberapa menit saja. Kepekaan retina mencapai nilai 100.000, waktu yang diperlukan 1 jam. Sedangkan
kepekaan retina akan menurun dari nilai 100.000 apabila seseorang dari ruangan gelap ke ruangan
terang. Proses penurunan kepekaan retina hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit. Penyesuaian
gelap ini ternyata cone lebih cepat dari pada rod. Dalam waktu kira;kira 5 menit fovea sentralis telah
mencapai tingkat kepekaan. Kemudian dilanjutkan penyesuaian gelap oleh rod sekitar 30 sampai 60
menit, rata-rata trjadi 15 menit pertama.
F. TANGGAP WARNA
Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun mekanisme tanggap warna tersebut belum
diketahui secara jelas. Tetapi dengan menggunakan pengamatan ftpik dapat melihat warna namun tidak dapat
membedakan warna pada obyek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan.

a. Teori Tanggap Warna

Kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal. Yaitu kone member jawaban selektif terhadap warna,
kurang sensitive terhadap cahaya dan mempunyai hubungan dengan otak dalam kaitan ketajaman
penglihatan dibandingkan dengan rod. Ahli faal Lamonov, Young Helmholtz berpendapat ada tiga tipe kone
yang tanggap terhadap tiga wara pokok yaitu biru, hijau dan merah.
1) Kone biru, mempunyai emampuan tanggap gelombang frekuensi cahaya antara 400-500 milimikron.
Berarti kone biru dapat menerima cahaya ungu, biru dan hijau.
2) Kone hijau, berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan frekuensi antara 450 dan 675
milimikron. Ini berarti kone hijaun dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning, orange dan merah.
3) Kone merah, dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi respon terhadap cahaya
orange kemerahan sangat kuat daripada warna-warni lainnya.
Ketiga warna pokok (biru, hijau, dan merah) disebut trikhromatik.

b. Buta Warna

Jika seorang tidak mempunyai kone merah, ia masih dapat melihat warna hijau, kuning orange dan
warna merah dengan menggunakan kone hijau, tetapi tidak dapat membedakan secara tepat antara masing-
masing warna tersebut oleh karena tidak mempunyai kone merah untuk kontras/ membandingkan dengan
kone hijau. Demikian pula jika seseorang kekurangan kone hijau, ia masih dapat melihat seluruh warna, tetapi
tidak dapat membedakan warna hijau, kuning, orange dan merah. Hal ini disebabkan kone hijau yang sedikit
tidak mampu mengkontraskan dengan kone merah. Jadi tidak adanya kone merah atau hijau akan timbul
kesukaran atau ketidakmampuan untuk membedakan warna merah dan hijau, keadaan ini disebut buta warna
merah-hijau. Kasus yang jarang sekali, tetapi bisa jadi seseorang kekurangan kone biru, maka orang tersebut
sukar membedakan warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut tritanopia.

G. DAYA AKOMODASI
Dalam hal memfokuskan obyek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea
mempunyai fungsi memfokuskan obyek secara tepat, demikian pula bola mata yang berdiameter 20-23 mm.
kemampuan lensa mata untuk memfokuskan obyek disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak
terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat, semakin kuat mata/ lensa berakomodasi. Daya akomodasi
semakin menurun, hal ini disebabkan kekenyalan/ elastisitas lensa semakin berkurang.

103
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Jika benda terlalu dekat ke mata, lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya pada retina dan
bayangannya menjadi kabur. Titik terdekat dimana lensa mata memfokuskan suatu bayangan pada retina disebut
titik dekat (punctum roksimum). Pada saat ini mataBerakomodasi sekuat-kuatnya (Berakomodasi maksimum).
Jarak dari mata ke titik dekat ini sangat beragam pada tiap orang dan berubah dengan meningkatnya usia. Pada
usia 10 tahun, titik dekat dapat sedekat 7 cm, sementara pada usia 60 tahun titik dekat ini telah menjauh ke 200
cm karena kehilangan keluwesan lensa akibat alstisitas lensa semakin berkurang, disebut mata presboyop atau
mata tua dan bukan merupkan cacat mata. Nilai standar yang diambil untuk titik dekat ini adalah 25 cm, dan
dianggap sebagai mata normal.

Jarak terjauh benda agar dapat dilihat dengan jelas, dikatakan benda terletak pada titik jauh (punchum
remotum). Pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi.

H. JENIS-JENIS MATA DAN TEKNIK KOREKSI

a. Mata Normal

Sering disebut juga


mata emetrop. Mata normal
memiliki titik dekat 25 cm dan
titik jauh tak terhingga.
Apabila mata memiliki titik
dekat sam dengan 25 cm dan
titik jauh sama dengan tak
terhingga, maka dikatakan
sebagai cacat mata. Hal ini Gambar 8.11a Mata Normal Benda di Titik Dekat Bayangan Jatuh Tepat di
mengakibatkan mata sulit Retina
melihat benda yang jauh
maupun dekat karena bayangan tidak jatuh tepat pada retina.

b. Rabun Jauh (miopi)

Disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (<25 cm) dan titik jauh pada jarak
tertentu. Orang yang menderita miopi dapat melihat dengan jelas benda pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat
melihat benda jauh dengan jelas. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh pada di depan retina, disebabkan karena mata dibiasakan melihat
benda dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm. Cacat mata ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata
berlensa cekung (minus).

c. Rabun Dekat (Hipermetropi)

Rabun dekat memiliki titik dekat lebih


dari 25 cm (> 25cm), dan titik jauhnya pada
jarak tak terhingga. Penderita rabun dekat
dapat melihat jelas benda-benda yang
sangat jauh tetapi tidak dapat melihat
benda-benda dekat dengan jelas. Hal ini
terjadi karena lensa mata tidak dapat Gambar 8.12 Mata Miopi Bayangan Jatuh di Depan Retina

104
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

menjadi cembung sebagai mana mestinya sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina,
disebabkan karena mata dibiaskan melihat benda yang jaraknya jauh. Cacat mata ini dapat diatasi
dengan kaca mata berlensa cembung (plus).

d. Mata Tua (Presbiopi)

Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya akomodasi yang berkurang
akibat bertambahnya usia. Letak titik dekat maupun titik jauh telah bergeser. Titik dekatnya lebih dari 25
cm dan titik jauhnya hanya berada pada jarak tertentu. Pada penderita presbiopi tidak dapat melihat
benda jauh dengan jelas serta tidak dapat membaca pada jarak baca normal. Jenis mata ini dapat
ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap (minus diatas dan plus di bawah) yang disebut kaca
mata bifocal.

e. Astigmatisma

Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis, tapi lebih melengkung
pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya sebuah titik akan difokuskan sebagai garis pendek.
Penderita astigmatisma, dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea
rah yang berlawanan. Penderita astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa
silindris.

Gambar 8.14 Mata astigmatisma, kornea mempunyai bentuk telur atau buah lemon yaitu
berbentuk elips.

f. Mata Campuran

Penderita yang mataya sekaligus mengalami presbiopi dan miopi, maka memilki titik dekat yang
letaknya terlalu jauh dan tidak terlalu jauh kecil,dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap
atau biofical (negative di atas dan positif di bawah).

I. MIKROSKOP
Sebuah mikroskop, yang terdiri dari sepasang lensa
cembung, memberikan perbesaran yang lebih besar dibandingkan
lup yang merupakan sebuah lensa cembung tunggal. Untuk
mendapatkan perbesaran yang lebih besar diperlukan susunan
alat optik yang lebih baik. Perbesaran yang lebih besar dapat
diperoleh dengan membuat susunan dua buah lensa cembung.
Susunan alat optik ini dinamakan mikroskop yang dapat
menghasilkan perbesaran sampai lebih dari 20 kali.Lensa

105
Gambar 8.15 Mikroskop cahaya
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

cembung pada mikroskop disebut lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objekif memiliki jarak fokus yang
panjang (beberapa cm). lensa objektif terletak di dekat benda yang diamati, sedangkan lensa okuler terletak
dekat dengan mata.

Objek yang ingin diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara titik Fob dan 2Fob. Bayangan yang
terbentuk oleh lensa objektif adalah I1 yang berada di belakang lensa objektif dan di depan lensa okuler.
Bayangan ini bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan I1 akan menjadi benda bagi lensa okuler dan
terletak di depan lensa okuler antara pusat optik O dan titik fokus okuler Fok. Di sini lensa okuler akan berfungsi
sebagai lup dan akan terbentuk bayangan akhir I2 di depan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk
bersifat maya, diperbesar, dan terbalik terhadap objek semula.

Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari perbesaran lensa objektif dan perbesaran
lensa okuler. Perbesaran lensa objektif mikroskop adalah

Dimana Mob adalah perbesaran lensa objektif, s’ob adalah jarak bayangan lensa objektif dan sob adalah
jarak objek di depan lensa objektif.

Adapun perbesaran lensa okuler mikroskop sama dengan perbesaran lup, yaitu sebagai berikut.

untuk mata berakomodasi maksimum

untuk mata tidak berakomodasi

Dimana Mok adalah perbesaran lensa okuler, sn adalah jarak titik dekat mata (untuk mata normal sn = 25
cm), dan fok adalah jarak fokus lensa okuler. Perbesaran total mikroskop adalah hasil kali perbesaran lensa
objektif dan perbesaran lensa okuler. Jadi,

Panjang mikroskop (d ) dapat ditentukan dengan rumus

J. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai fungsi dari alat optik mata, kamera, mikroskop, dan teleskop!
2. Seorang tukang arloji memiliki mata normal, memakai lup yang jarak titik apinya 12,5 cm. Berapa
perbesaran angularnya jika:
a. Mata berakomodasi maksimum;
b. Mata tidak berakomodasi;

106
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

3. Seorang penderita rabun jauh (miopi) memiliki titik jauh 100 cm. Ia ingin melihat benda-benda yang
sangat jauh. Tentukan berapakah jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan oleh penderita
miopi?
4. Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) dengan titik dekat 100 cm ingin membaca pada jarak
baca normal (25 cm). Tentukan berapakah jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan oleh
penderita hipermetropi?
5. Tentukan berapakah perbesaran yang terjadi jika sebuah benda diletakkan 8 cm didepan lup dengan
jarak fokus 10 cm?
6. Jarak fokus objektif dan okuler sebuah mikroskop masing-masing m dan 5 cm. Apabila mata
mengamati preparat dengan berakomodasi maksimum ternyata panjang tubus 14 cm. jika jarak titik
dekat mata 25 cm,
a. Hitunglah perbesaran angular;
b. Berapa panjang tubus jika mata tidak berakomodasi?

K. KEGIATAN PRAKTIKUM

CACAT MATA
I. Tujuan Percobaan:
Mengenal jenis cacat mata dan cara untuk menolong cacat mata.
II. Alat dan Bahan yang dipergunakan:
a. 2 Rel Presisi
b. 1 Lensa cembung f=200 mm
c. 1 Layar tembus cahaya
d. 1 Lensa cekung f=100 mm
e. 1 Lensa cembung f=100 mm
f. 3 Tumpukan jepitan
III. Persiapan Percobaan:
1. Susunlah alat seperti gambar

2. Pasang lensa f=100 mm dengan tumpakan berpenjepit pada rel presisi (posisi 25 cm).
3. Pasang layar tembus cahaya dengan tumpakan berpenjepit pada rel presisi (di sebelah kanan lensa).
4. Pasang satu tumpakan berpenjepit pada rel presisi di sebelah kiri lensa.

IV. Langkah-Langkah Percobaan

1. Arahkan ujung sebelah kiri rel presisi ke jendela yang terang dengan jarak 3-4 meter.

107
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2. Geser layar tembus cahaya, hingga pada layar terbentuk bayangan yang tajam. Ukur jarak lensa
dengan layar. Catat hasilnya pada tabel. Model ini mengumpamakan mata normal dengan titik api
lensa f = 100 mm = lensa mata
3. Geser layar pada posisi 31 cm (jarak lensa dengan layar= 6 cm). Cari posisi jatuhnya bayangan (di
depan/ dibelakang layar).
4. Pasang lensa penolong ( f=200 mm atau f = -100 mm) di depan lensa f + 100 (lensa mata),
kemudian geser hingga pada layar terbentuk bayangan tajam kembali.
5. Ukur jarak lensa penolong dengan lensa f= 100 mm (lensa mata), catat hasilnya pada tabel.
6. Geser layar pada posisi 45 (jarak lensa dengan layar= 20 cm), lepaskan lensa peolong. Dimana
letak jatuhnya bayangan?
7. Pasang lensa penolong ( f= 200 mm atau f=-100 mm) di depan lensa f=100 mm (lensa mata),
kemudian geser sehingga pada layar terbentuk bayangan tajam.
8. Ukur jarak lensa penolong dengan lensa f=100 mm (lensa mata), catat hasilnya pada tabel.

V. Tuliskan hasil pengamatan anda

No Posisi Jarak lensa Bayangan jatuh Lensa penolong Jarak lensa


f=100 mm penolong
dengan layar dengan f=100
mm

1. 25 cm .... cm - - -

2 25 cm 31 cm 6 cm Di depan retina f= 200 mm .... cm


di belakang
retina f= - 100 mm

3 25 cm 45 cm 20 cm Di depan retina f= 200 mm .... cm


di belakang
retina f= - 100 mm

VI. Tugas:

1. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini


2. Jelaskan yang dimaksud dengan catat mata miopi dan hipermetropi

VII. Kesimpulan:

108
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

BAB 9 ATOM DAN RADIASI

Albert Einstein (/ˈaɪnstaɪn/; bahasa Jerman: [ˈalb t ˈaɪnʃtaɪn] ( simak); lahir di Ulm, Kerajaan
Württemberg, Kekaisaran Jerman, 14 Maret 1879 – meninggal di Princeton, New Jersey, Amerika
Serikat, 18 April 1955 pada umur 76 tahun) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang
luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga
banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika,
dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk
penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".
Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian
yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Pada masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran
semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim
dengan kecerdasan atau bahkan genius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di
seluruh dunia.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini" oleh majalah Time.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan
sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc².

A. FISIKA ATOM DAN RADIASI


Atom merupakan bagian terkecil suatu elemen yang mengambil bagian dalam suatu reaksi kimia;
merupakan partikel netral dalam arti tidak mengandung kelebihan muatan positif maupun negatif. Jumlah muatan
positif maupun negatif dalam atom selalu seimbang.

a. Model-model Atom

Ada tiga model atom yang terkenal, yaitu: menurut J.J Thomson (1910), Ernest
Rutherford (1911), dan Niels Bohr (1913).
Model Atom Thomson
Thomson berpendapat bahwa atom bagaikan sebuah bola yang mengandung
muatan positif tersebar secara merata di seluruh volume bola. Elektron-elektron
yang bermuatan negatif berkeliaran di dalam bola yang bermuatan positif.

Model Atom Rutherforsd:

Ernest Rutherford melukiskan tentang struktur atom bahwa bagian


luar suatu atom dibatasi oleh electron, sedangkan bagian tengah
terdapat inti bermuatan positif. Oleh karena electron bermuatan negatif
sedangkan inti bermuatan positif, maka Terdapat gaya tarik columb
antara inti dan electron

109
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Model atom Niels Bohr:

Model atom Niels Bohr sama dengan yang dilukiskan Rutherford, hanya
saja berbeda dalam hal gerakan dan lintas electron.

Model ini menyatakan bahwa:

1) Eletron dalam gerakannya mengelilingi inti hanya mungkin apabila


memiliki momentum sudut sebesar:
L= n =nh
n : bilangan kuwantum dasar yaitu 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
h : konstant planck 6,626x10-34 JS
2) Elektron-elektron bergerak dalam lintasan stasioner tanpa memancarkan energy
3) Elektron dapat dipindahkan dari lintasan satu ke lintasan lain sambil memancarkan atau menyerap
energy berupa gelombang eletromagnetik sebesar:
ΔE = h.f

ΔE : perbedaan energy antara kedua lintasan


f : prekuensi gelombang elektromagnetis yang dipancarkan atau diserap

b. Initi Atom dan Radioaktivitas

Rutherford menunjukan bahwa muatan positif atom terkumpul pada pusat atau inti atom. Apabila inti
aotom dianggap terdiri dari proton (muatan positif) saja, terdapat ketidak cocokan dengan berat atom, oleh
karena berat atom akan menjadi kira-kira setengah dari berat atom yang diamati.

Chadwik (1932) menemukan neutron yaitu suatu partikel yang beratnya sama dengan berat proton
tetapi tidak bermuatan listrik. Dengan penemuan ini para ahli erpendapat bahwa inti atom terdiri dari sejumlah
proton dan neutron. Jumlah proton (Z) sama dengan jumlah electron yang mengelilingi inti. Jika jumlah
neutron dinyatakan dengan N, maka seluruh nucleon (pqrtikel inti) dapat dinyatakan sebagai berikut:

A=Z+N

Inti atom misalnya X, jumlah proton/elektronnya Z, dan jumlah nukleonnya A, maka inti atom X dapat
dinyatakan:

A atau

c. Bagian Atom dan Inti Atom

Jumlah proton dalam inti atom menentukan nomer atom atau letak atom dalam sistem berkala unsur-
unsur. Jumlah proton dan neutron dalam atom menentukan berat atom. Suatu jenis atom ditentukan oleh
jumlah proton atau elektron (Z). Ada kalanya suatu jenis atom memiliki jumlah neutron (N) yang berbeda. Inti
atom dengan proton/elektron (Z) yang sama tetapi N yang berbeda, disebut isotop dari atom yang .atom
karbon mempunyai isotop dan .
Atom-atom dengan jumlah nukleon yang sama disebut isobar, misalnya dengan . Sedangkan
atom-atom dengan jumlah neutron yang sama disebut isotone, misalnya dengan .

110
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

d. Muatan Listrik dan Massa Bagian-Bagian Atom

Muatan elektron = 4,8 x satuan elektron statis


Massa 1 elektron = 0,0005 satuan massa atom = gram
Muatan 1 proton = 1 satuan massa atom = gram
= 1.836 massa 1 elektron.
Muatan 1 neutron =0
Muatan 1 neutron = massa 1 proton

B. RADIOAKTIF
Becquerel, pada tahun 1896 menemukan senyawa Uraium yang memancarkan sinar tak tampak yang
dapat menembu bahan tidak tembus cahaya serta mempengaruhi emulsi fotografi. Pada tahun 1896 Marie
Curie menunjukkan bahwa inti uranium dan banyak unsur lain bersifat memancarkan salah satu partikel alfa,
beta atau gamma. Unsur inti tom yang mempunyai sifat memancarkan sinar-sinar alfa, beta atau gamma
disebut inti radioaktif.

a. Sinar Alfa

Merupakan partikel yang dipancarkan oleh sebuh inti yang terjadi dari 4 buah necleon, yaitu 2 proton
dan 2 neutron. Sinar alfa mempunyai daya tembus sangat kecil sehingga pemakaiannya sangat terbatas
dalam radioterapi. Daya tembus sinar alfa dalam udara sejauh 4 cm, terhadap materi yang lebih padat
daya tembusnya semakin kecil. Energi sinar alfa sebesar 5,3 MeV, apabila terjadi tumbukan dengan
elektron, partikel alfa akan kehilangan energi sebesar 100 MeV. Pada waktu energi tinggal 1 MeV,
partikel alfa menangkap 2 buah elektron sehingga menjadi atom Helium daan netral. Partikel alf tidak
mengalami pembelokan, hal ini disebabkan massa partikel alfa lebh besar dibandingkan dengan massa
elektron. Elektron-elektron akan terpental pada waktu terjadi tumbukan pada partikel alfa. Hubungan
antara energi dan jarak tembus dapat dinyatakan dengan rumus:
R = 0,543 E – 0,160
E = energi dalam MeV (mega elektron Volt)
R = Jarak tembus dalam cm

b. Sinar Beta

Sinar beta atau partikel beta merupakan partikel yang terlepasa atau terbentuk pada suatu nucleon inti.
Partikrl beta ini dpat berupa elektron bermuatan negatif (negatron), elektron bermuatan positif (positron)
atau elektron cuptur (penangkapan elektron). Besar energi partikel beta bekisar antara 0,01 MeV
sampai 3 MeV. Jarak tembus partikel alfa kurang lebih seratus kali lebih jauh daripada partikel beta.
Partikel beta 1 MeV dapat menembus air 0,4 cm. Sinar beta juga menyebabkan atom-atom yang
dilaluinya mengalami kenaikan tingkat energi (pengion). Partikel beta mudah dibedakan pada
pertumbukan dengan elektron-elektron atom oleh karena massa partikel beta sangat kecil. Jarak tembus
partikel beta psitron (positif) hampir sama dengan jarak tembus partikel beta negatron (negatif). Positron
dapat mendekati elektron atom sampai dekat sekali, bahakan bersatu dengan elektron itu dan berubah
menjadi sinar gamma. Proses ini disebut Anihilasi. Hubungan antara energi maksimum partikel beta dan
jarak tembusnya (secara empiris) dapat dinyatakan dengan rumus:
R = 0,543 E – 0,160

111
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

c. Neutron

Merupakan partikel tidak bermuatan listrik yang dihasilkan dalam reakor nuklir. Neutron tidak
menimbulkan ionisasi, namun mempunyai energi. Pengurangan energi neutron, terjadi melalui interaksi
dengan inti atom. Proses pengurangan energi melalui :

a. Peristiwa hamburan (scattering)


b. Reaksi inti (masuknya neutron ke dalam inti sehingga terbentuk inti yang berisotop)
c. Reaksi fisi (neutron diserap inti, akibatnya terbentuk dua inti menengah dan beberapa neutron serta
tenaga)
d. Peluruhan (inti yang telah terbentuk dengan masuknya neutron akan melepaskan salah satu partikel
alfa, proton, deuteron atau triton)
Kebanyakan kehilangan energi neutron melalui hamburan. Neutron dipakai untuk pengobatan tumor
otak. Apabila cairan boron disuntikkan pada penderita tumor otak, akan terjadi konsentrasi boron yang
tinggi dalam jaringan otak. Kemudian, bila tumor dibombardir dengan neutron dari hasil reaktor atom,
maka boron akan mengalami disintegrasi inti dan memancarkan sinar alfa yang dapat menghancurkan
jaringan tumor.

d. Proton

Ialah inti zat cair yang bermuatan positif. Dalam radioterapi proton dipakai untuk menghancurkan
kelenjar hipofisis.

e. Sinar Gamma

Terbentuknya sinar gamma merupakan hasil disintegrasi inti atom. Inti atom yang mengalami
disintegrasi dengan memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru dengan memiliki tingkat energi
yang agak tinggi. Kemudian terjadi proses transisi ke tingkat energi yang lebih rendah atau tingkat dasar
sambil memancarkan sinar gamma. Sinar gamma sama halnya dengan sinar-X, termasuk gelombang
elektromagnetis, jika sinar gamma menembus lapisan materi setebal x maka intensitas akan berkurang
menurut persamaan:

I = Intensitas sinar gamma setelah menembus materi setebal x


0 =. Intensitas mula-mula dari Sinar-X
= Koefisien penyerapan materi yang dilalui
Tebal materi yang dapat menyerap sinar gamma sehingga intensitasnya tinggal setengah intensitas
semula, dapat dinyatakan dengan rumus:

Dan disebut nilai lapisan menengah ―Half Value Layer‖ (HVL), dahulu digunakan istilah Half Value
Thickness.

112
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

f. Sinar-X

Merupakan sinar katoda dan termasuk gelombang elektromagnetis. Timbulnya sinar-X oleh karena ada
perbedaan potensial arus searah yang besar diantara kedua elektroda (katoda dan anoda) dalam sebuah
tabung hampa. Berkas elektron akan dipancarkan dari katoda menuju anoda, pancaran elektron-elektron ini
disebut sinar katoda atau sinar-X

Arus listrik yang digunakan untuk memanaskan filament sehingga filament dapat memanaskan elektron
dapat memberi elektron; elektron-elektron ini akan dipercepat dari katoda ke anoda. Perbedaan tegangan
antara katoda dan anoda dalam orde 20 KeV sampai 100 KeV. Dalam praktek klinik biasanya digunakan
80-90 KeV. Sinar-X dan sinar gamma mempunyai sifat yang sama oleh karena keduanya merupakan
gelombang elektromagnetis.

g. Rontgen

Sejak ditemukannya sinar X oleh W.C. Roentgen (sarjana fisika dari universitas Wurzburg Jerma)
banyak sarjana melakukan penelitian terhadap karakteristik sinar X. Dari hasil penelitian tersebut dapat
diketahui bakwa karaksteristik sinar X adalah:

a. Menghitamkan plat potret (film)


b. Mengionisasi gas
c. Menembus berbagi zat
d. Menimbulkan fluorosensi
e. Merusak jaringan.

C. ENERGI ABSORBSI
Pada penyinaran akan terjadi pemindahan atau penyetapan atau penyarapan energi radiasi ke dalam
meteri atau jaringan tubuh yang di sinari. Berdasarkan energi yang diserap maka dibagi dalam tiga proses
absorbs radiasi, yaitu: efek foto listrik, efek kompton dan pembentukan sepasang elektron (pair production).

a. Efek Foto Listrik

Pada penyinaran cahaya terhadap suatu zat, energi


radiasi akan diserap seluruhnyan. Energi yang diserap itu
dipergunakan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan inti
kalau beberapa syarat tertentu telah terpenuhi. Misalnyan
Wmin adalah usaha minimum yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari permukaan logam, ini dinamai fungsi
kerja logam. Misalnyan foton dengan energi hf bertumbukan
dengan elektron dan pada tumbuhan ini mengarahkan seluruh
energinya kepada elektron. Maka energi kinetic maksimum
yang diperoleh elektron yang terbatas dari ikatan logam
adalah:

2
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Einstein untuk efek fotolistrik. Peristiwa ini dialami
elektron-elektron pada kulit bagian dalam, misalnya kulit k. elektron yang dikeluarkan atau terpancar keluar

113
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

dinamakan foto elektron. Proses pengeluaran elektron ini terjadi pada penyinaran dengan energi foton yang
rendah kira-kira 50 KeV.
Cahaya mengenai katoda C dan melepaskan elektron. Jumlah elektron yang mencapai anoda A
diukur oleh arus dalam Ammeter. Anodanya dapat dibuat positif atau negative terhadap katoda untuk
menarik elektron.

b. Efek Compton

Energi radiasi hanya sebagian saja diserap


untuk mengeluarkan elektron dari atom(foto elektron),
sedangkan sisa energi akan terpancar sebagai
scattered radiation (hamburan radiasi) dengan energi
yang lebih rendah daripda energi semula. Efek
Compton terjadi pada elektron-elektron bebas atau
terikat secara lemah pada lapisan kulit terluar, pada
penyinaran dengan energi radiasi yang lebih tinggi yaitu
berkisar 200-1000 KeV.

c. Pembentukan Sepasang Elektron (Pair Production)


Adalah suatu proses pembentukan positron dan elektron melalui energi radiasi sinar gamma yang
melebihi 1,02 MeV, yaitu energi massa positron + elektron. Proses ini terjadi apabila radiasi dengan energi
yang sangat tinggi mendekati atau memasuki medan listrik atom/inti. Energi radiasi ini akan berubah menjadi
elektron dan positron. Ini sesuai denggan teori Einstein yang menyatakan bahwa energi ekivalen dengan
massa dan dapat dilukiskan dengan persamaan :

E = energi (erg)
M = massa (gram)
C = kecepatan gelombang elektromagnetis = 3 x 1010 cm/s
Proses terjadinya positron dan elektron ( menjadi 2 sinar gamma) masing-masing dengan energi 0,51
MeV, dinamakan proses annihilasi. Setelah kehilangan energi karena ionisasi sepanjang perjalanannya,
positron bias bergabung dengan sebuah elektron dan lenyap bersama-sama dalam bentuk energi yang lain.

D. IONISASI DAN JENIS RADIASI

a. Ionisasi

Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom, sisa atom ini menjadi muatan positif dan
disebut ion postif. Elektron yang dikeluarkan itu dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya dan
membentuk ion negative. Peristiwa pembentukan ion positif dan ion negative ini dinamakan ionisasi.
Ionisasi ini penting sekali diketahui oleh karena melalui proses ini jaringan tubuh akan mengalami kelainan
atau kerusakan pada sel-sel tubuh. Ionisasi di udara dapat digunakan sebagai dasar sistem pengukuran
dosis radiasi.

114
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b. Jenis Radiasi

Tidak semua radiasi dapat menimbulkan radiasi. Berdasarkan ada tidaknya ionisasi, maka radiasi
dibagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi,jenis gelombang atau sinar-sinarnya adalah :
1) Sinar ungu ultra
2) Sinar merah infra
3) Gelombang ultrasonic
Jenis gelombang atau sinar-sinar ini biasanya dipakai pada bagian/unit pusat rehabilitasi dan tidak
digunakan di bagian radioterapi, kecuali gelombang ultrasonic dipakai di unit rontgen untuk tujuan
diagnostik.
b. Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi, jenis gelombang atau sinar-sinarnya adalah :
1) Sinar alfa
2) Sinar beta
3) Sinar gamma
4) Sinar X
5) Proton

c. Energi Radiasi

Radiasi mempunyai energi. Menurut Max Planck (1900), pertukaran energi antara radiasi dan materi
tidak terjadi secara kontinyu, melainkan berlangsung melalui satuan energi yang disebut kwantum. Kwantum
energi radiasi (E) suatu gelombang elektromagnetis ( sinar gamma dan sinar X) sama dengan konstantan
dikalikan dengan frekuensi radiasi, dapat dinyatakan dalam persamaan (9.13) :

= Energi radiasi dalam erg


= Konstanta Planck = 6,6210-27 erg.s
= Frekuensi radiasi (Hz)
= Kecepatan gelombang elektromagnetis = 31010 cm/s
= Panjang gelombang (cm)

E. Radiasi Pengion Terhadap Sistem Biologik


Yang dimaksud dengan radiasi pengion adalah radiasi sinar – X atau sinar gamma. Untuk mengetahui
efek radiasi pengion ini perlu mengetahui beberapa satuan yang digunakan dalam radiasi.

a. Satuan Dosis dalam Radiasi Pengion

Mula-mula dosis yang digunakan dalam radiasi pengion adalah dosis erithema, yaitu banyaknya
radiasi sinar – X yang menyebabkan kulit kemerahan. Starting (1939) melakukan radiasi terhadap
penderita kemudian diukur dalam satuan roegen disingkat r, kurang lebih tahun 1960 r diganti dengan
roentgen (R).
Roentgen (R) adalah satuan dari pada banyaknya radiasi (unit of exposure). Definisi 1 Roentgen
adalah: banyaknya radiasi sinar – X atau sinar gamma yang menimbulkaan ionisasi di udara pad
0,001293 gram udara sebanyak satu-satuan muatan elektrostatis.

115
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Radiasi sinar – X maupun sinar gamma yang mengenai suatu areal tertentu dikenal dengan nam
satuan rap (roentgen area product), dimana rap sama dengan radiasi 100 R pada setiap cm2, 1 rap =
100 Rcm2
Satuan roantgen ini hanya berdasarkan ionisasi yang terjadi di udara dan hanya berlaku bagi sinar –
X dan sinar gamma saja serta tidak nenunjukkan jumlah banyaknya absorbsi bagi sembarang
radiasi.Satu rad didefinisikan sebagai dosis penyerapan energi radiasi sebanyak 100 erg bagi setiap
gram benda/jaringan.
1 rad = 100 erg/g = 0,01 Joule/Kg jaringan.
Untuk sinar – X dan sinar gamma, dosis sebesar 1 rad hampir sama dengan dosis 1 R per gram air
dan akan memberikan dosis rad yang lebih besar, misalnya 1 R sinar – X pada tulang = 4 rad. Untuk
energi radiasi yang tertinggi pada penggunaan radioterapi perbandingan antara rad dan Roentgen
mendekati 1 baik untuk tulang maupun untuk jaringan.
Pada tahun 1975, International Commission on Radiological Unit (ICRU) memakai Gray (Gy)
sebagai dosis satuan Internasional (SI). Pemakaian satuan Gy ini untuk menghormati tuan Harold Gray,
seorang ahli fisika kedokteran berkebangsaan Inggris yang menemukan efek Oksigen pada sel-sel yang
diiradiasikan. Satu Gy adalah dosis radiasi apa saja yang menyebabkan penyerapan energi 1 Joule
pada 1 Kg zat penyerap, maka :
1 Gy = 1 J/Kg = 107 erg/Kg = 100 rad
Hubungan antara rad dan roentgen adalah :
Rad = R0, 87F
F = faktor yang nilainya tergantung pada energi radiasi.
Selain satuan rad, Roentgen (R), rap dan Gy, ada pula satuan lain yang lebih menekankan pada
efek biologis dari pada radiasi pengion, taitu RBE (Relative Biological Effectiveness) dan Rem (rad
equivalent man) dan Reb (Relative Equivalent Bilogical).
a. RBE (Relative Biological Effectiveness)
Berbagai radiasi memberikan efek biologis yang tidak sama. Dengan perkataan lain sebagai radiasi
mempunyai RBE yang berlainan. Definisi RBE ialah perbandingan dosis sinar – X 250 KV dengan dosis
radiasi lain yang memberikan efek biologis yang sama, atau :
RBE = dosis sinar – X, 250 KV yang memberikan efek biologis tertentu/dosis suatau radiasi lain yang
memberikan efek biologis yang sama.

b. Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi adalah menimbulkan kerusakan pada jaringan tumor sebesar mungkin,
dengan kerusakan seminimal mungkin pada jaringan normal di sekitar tumor. Hal ini dapat dicapai dengan
penyinaran langsung pada tumor dari berbagai arah, sehingga diperoleh dosis maksimum pada tumor
tersebut. Dalam melakukan terapi radiasi perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. Jenis radiasi: sinar X voltage, uranium, radium, 60Co, dan sebagainya.
2. Jenis sel: sel-sel embrional atau bukan.
3. Lingkungan sel: apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel tersebut atau tidak.
4. RBE RBE sangat tinggi (lebih dari satu) mempunyai kemampuan mematikan sel lebih besar.

c. Perencanaan Terapi Radiasi


Sebelum dilakukan terapi radiasi perlu adanya perencanaan yang baik sehingga dalam pelaksanaan
terapi radiasi dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan terapi radiasi adalah:
a. Menetapkan letak dan luas tumor

116
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

b. Teknik penyinaran dan distribusi dosis


c. Toleransi jaringan

d. Menetapkan letak dan luas tumor


Tumor yang dangkal dapat diraba sehingga mudah menentukan luas tumor. Untuk tumor yang
letaknya di dalam tubuh perlu dibuat foto Roentgen agar dapat menentukan letak dan luas tumor sehingga
arah penyinaran dapat ditentukan. Penentuan letak tumor ini sangat menentukan jenis energi radiasi yang
akan digunakan. Tumor-tumor yang letaknya pada kulit dapat disinari dengan voltage rendah atau
menengah, sedangkan yang terletak di bawah kulit menggunakan voltage tinggi dan yang terletak jauh di
bawah kulit seperti ovarium, bronchus dan oesofogus perlu melakukan terapi super voltage. Klarisifikasi
radioterapi adalah sebagai berikut:
1) Terapi voltage rendah : 50 KV
2) Terapi voltage menegah : 100-140 KV
3) Terapi voltage tinggi : 200-400 KV
4) Terapi super voltage : >> 1000 KV
Energi radiasi berbandding langsung dengan voltage, makin tinggi energi suatu radiasi makin besar pula
daya tembusnya.

e. Teknik penyinaran dan distribusi dosis


Teknik penyinaran sangat penting oleh karena sangat berkaitan dengan distribusi dosis pada tumor.
Melalui teknik penyinaran yang baik, distribusi dosis pada tumor dapat merata ddan lebih tinggi dari pada
jaringan sekitarnya. Berdasarkan letak tumor maka teknik penyinaran dibagi dalam:
1) Menggunakan satu lapangan, digunakan untuk tumor yang tidak dalam, kira-kira 2-3 cm di bawah kulit.
2) Mnggunakan bebrapa lapangan atau terapi dengan teknik rotasi, biasanya dikerjakan pada tumor yang
letaknya dalam di bawah kulit. Berdasarkan distribusi dosis yang hendak dicapai maka teknik
penyinaran di bagian dalam dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu:
a) Teknik terapi lapangan tetap (Fixed Field Therapy), digunakan agar tumor mendapat dosis yang
merata dan lebih tinggi dari pada jaringan tumor. Yang tergolong dalam teknik terapi lapangan
tetap adalah:
 Satu lapangan, untuk tumor yang letaknya dangkal
 Dua lapangan dengan menggunakan:
(1) Cross fire technic, sinar difokuskan pada suatu titik di bawah tumor agar dosis maksimum
jatuh pada tumor karena dosis maksimum terletak di atas titik tersebut.
(2) Teknik tangensial, dipakai pada penyinaran suatu tumor dengan tujuan agar jaringan di
bawah tumordapat radiasi sedikit mungkin. Misalnya penyinaran karsinoma (kanker
mamma), jaringan paru-paru di bawahnya sedikit mendapatkan radiasi.
 Tiga lapangan berhadap-hadapan (opposing field), digunakan untuk mendapatkan dosis
maksimum pada tumor dengan mempergunakan tiga lapangan yang berhadap-hadapan.
Misalnya pada penyinaran karsinoma (kanker oesofagus).
b) Teknik rotasi, dapat dikerjakan pada sudut 120o, 180o, dan 360o. Untuk sudut kurang dari 360o
presentase dosis maksimumnya tidak lagi terdapat pada titik pusat rotasi melainkan akan
berpindah ke arah sinar datang dan terletak di sebelah atas titik pusat rotasi, sehingga tumor harus
berada di sebelah atas titik pusat rotasi.

117
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

Pekerja Radiasi MPD

● seluruh tubuh, sumusum tulang,kelenjar kelamin ● 0,5 rem dalam 1 tahun atau 0,3 rem
dalam 3 bulan

● 3 rem dalam 1 tahun, anak-anak dibawah


● Kulit, tulang, dan kelenjar thyroid umur 16 tahun :1,5
● Tangan lengan bagian bawah dan pangkal kaki ● 75 rem dalam 1 tahun
● Bagian lain dari tubuh ● 15 rem dalam 1 tahun

Tabel 9.2 Batas Dosis Maksimum yang Diperkenankan Bagi Masyarakat

Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan sumber poligon dibagi dalam
beberapa golongan, yaitu:
a. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan sehat sekitarnya perlu mendapat
perlindungan sebaik –baiknya. Pada penyinaran sekitar mata, mata harus mendapat perlindungan
dengan menggunakan timah hitam lead eye shield agar lensa mata terhindar dari kerusakan. Pada
penyinaran tunor yang tidak ganas dan terhadap anak-anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang
diberikan, tidak diperkenankan dilakukan berulang kali penyinaran oleh karena radiasi bersifat
karsinogen penyebab kanker.
b. Proteksi terhadap Pekerja Doagnostik Radiologi
Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar-X. Untuk menghindari
radiasidari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa menganggu informasi medis yang
diperlukan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam proteksi terhadap pekerja adalah:
1) Filter/filtration, penyaringan/filter sangat berguna untuk mengurangi intensitas sinar-X yang
dihasilkan oleh tabung sinar-X. Umumnya setiap unit sinar-X harus mempunyai filter Al setebal
3mm, jika tidak maka energi rendah sinar-X yang seharusnya dihilangkan oleh filter akan mencapai
pada tubuh, sehingga tubuh akan lebih banyak menerima radiasi yang tidak diperlukan.
2) Kollimator, merupakan suatu celah yang berfungsi mengatur luas (area) dari kelas sinar-X yang
diperlukan. Menurut NEXT (Nationwide Evaluation of X ray Trends), perbandingan antara luas
berkas sinar dengan luas lempeng film yang ideal adalah lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu untuk
proteksi radiasi, kollimator harus diatur agar berkas sinar-X yang diterima oleh tubuh secukupnya
saja.
3) Kualitas film, apabila digunakan kualitas filmyang kurang sensitif akan diperoleh gambaran yang
kurang jalas sehingga diperlukan sinar-X yang lebih keras agar diperoleh gambaran yang jelas, hal
ini dapat menimbulkan radiasi semakin besar.
4) Distribusi dari hasil luas penyinaran, ini dapat diperoleh dengan mengukur total radiasi pada
penderita. Hasil luas penyinaran berkaitan dengan perkalian penyinaran dalam Roentgen dan luas
penyinaran dalam cm2 (Rap). Selain apa yang disebut diatas, setiap pegawai yang berkecimpung
dengan sinar-X maupunoperator melalui led opron dan berdiri dibelakang dari arah sinar. Harus
memakai film bedge sehingga jumlah dosis yang diterima dapat diketahui apabila ada kesalahan
dan kelainan dalam proterksi dapat segera diselidiki. Petugas dilarang memegang tabung radium
atau jarum radium dengan tangan, melainkan harus menggunakan alat pemegang khusus yaitu
long handled forcep. Tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan berlapis timah hitam pada

118
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

waktu bekerja dengan radium oleh karena sinar gamma hasil pancaran radium dengan mudah
dapat menembusnya. Menurut hukum kuadrat terbalik invers Square law :
“dosis radiasi berbanding langsung dengan jumlah radium serta lamanya waktu bekerja dan
berbanding terbalik dengan jarak dari radium‖
F. Kegiatan Praktikum
PELURUHAN (RA-1)

I. Tujuan Percobaan
Simulasi Peluruhan zat radioaktif untuk membuat grafik hubungan antara jumlah zat dan waktu
peluruhan.

II. Alat dan Bahan yang dipergunakan


a. 1 Elco 220 mF/ 16 Volt
b. 1 Kertas millimeter
c. 1 Catu Daya (PSA) 3 A
d. 1 Jam Meja.

III. Persiapan Percobaan


1. Susunlah alat seperti gambar.

Jam Meja Catudaya

2. Atur Catudaya pada posisi A.


3. Perhatikan sambungan kabel-kabel dan hindari hubungan pendek.
4. Buat rancangan tabel data yang diperlukan.

IV. Langkah-Langkah Percobaan


1. Setelah rangkaian terhubung secara benar, nyalakan catudaya (PSA), kemudian matikan saklar pada
catudaya dan mulai amati nilai yang ditunjukkan oleh multimeter dan waktunya. Catat nilainya setiap
menit.
2. Atur Tegangan Catudaya pada posisi 9 volt DC.
3. Perhatikan sambungan kabel-kabel dan hindari hubungan pendek.
4. Buat rancangan table data yang diperlukan.

V. Tugas:
1. Tuliskan teori singkat yang mendukung percobaan ini.

119
Fisika untuk Jurusan Biologi dan Kesehatan

2. Buatlah grafik hubungan antara Jumlah Unsur dari multimeter (N) pada sumbu vertikal dengan waktu
(T) pada sumbu horizontal.
3. Apa yang dimaksud dengan peluruhan.
4. Apa yang dimaksud dengan waktu paro.

VII. Kesimpulan

120

Anda mungkin juga menyukai