TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Secara umum, air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O , satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan kovalen pada satu
atom oksigen. Air berbentuk tidak berwarna, tidak berasa serta tidak berbau pada
keadaan standar, yakni pada tekanan 100 kPa ( 1 bar ) and temperatur 273, 15 k ( 0 °c ).
Zat kimia ini adalah satu pelarut yang mutlak, yang mempunyai kekuatan untuk
melarutkan banyak zat kimia yang lain, layaknya garam-garam, gula, asam, lebih dari
satu type gas serta banyak jenis molekul organik.
Air kerap dimaksud untuk jadikan pelarut universal dikarenakan air melarutkan
banyak zat kimia. Air ada didalam kesetimbangan dinamis pada fase cair serta padat
dibawah tekanan serta temperatur standar. Didalam wujud ion, air bisa digambarkan
untuk jadikan sesuatu ion hidrogen (h+¿ ¿) yang berasosiasi (berikatan) dengan sesuatu
ion hidroksida (oh−¿¿).
Air adalah salah satu sumber kekuatan dan energi yang ada di bumi ini. Air
merupakan sebuah elemen dan partikel cair. Tanpa air, semua makhluk hidup tidak
dapat bertahan hidup dan akan mati. Manfaat Air Dalam kehidupan contohnya adalah
Air terjun. Air terjun mengandung tenaga gerak yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,
misalnya untuk pembangkit tenaga Listrik. Bendungan (dam) akan menahan aliran air
dan membentuk danau (waduk). Air yang berada di waduk disalurkan lewat terowongan
ke kincir air khusus (turbin). Selanjutnya, turbin menggerakan dinamo (generator) yang
menghasilkan aliran listrik sangat besar. Tenaga listrik tersebut dialirkan ke kota dan
desa, misalnya untuk menggerakan mesin di pabrik serta penerangan di rumah, sekolah,
dan pertokoan (Eka Yulisari, 2014).
2.2 Tekanan
Tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan volume yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah daripada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Tekanan fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama ke semua arah dan bekerja
tegak lurus pada suatu bidang. Adapun rumus tekanan adalah sebagai berikut : (Eri
Aksan R., 2016)
F
P = . . . pers
A
(2.1)
Keterangan :
P = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)
Tekanan (P), didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per satuan luas
permukaan. Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya pada
setiap permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Untuk suatu cairan dengan
sebuah permukaan bebas (free surface), maka h adalah selisih jarak dari permukaan
bebas tersebut sampai titik tertentu dibawahnya (kedalaman) dimana tekanan akan
diukur. Dengan tekanan total P, tekanan lingkungan (atmosfer bumi) Po , gravitasi g,
dan kedalaman h, maka persamaan tekanan adalah :
2.3 Kecepatan
Kecepatan adalah besaran vektor yang telah menunjukan seberapa jauh benda
berpindah. berpindah. Besar dari vektor ini disebut disebut dengan kelajuan kelajuan
dan dinyatakan dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s). kecepatan dirumuskan
sebagai berikut : (S. Poerboyo, 2018)
s
v= . . . pers (2.3)
t
Keterangan :
v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak (m)
t = Waktu (s)
2.4 Debit
Debit air adalah kecepatan aliran zat cair per satuan waktu. Misalnya debit air di
sungai adalah 30 m3/detik. Artinya setiap 1 detik air yang mengalir di sungai adalah 30
m3 . Untuk dapat menentukan debit air maka kita harus mengetahui satuan ukuran
volume dan satuan ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan
satuan volume dan satuan waktu. Debit dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
(Eri Aksan, 2016)
v
Q= . . . pers
t
(2.4)
Q
v=
1 . . . pers (2.7)
(π D2 )
4
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan (m/s)
V = volume (m3)
D = diameter pipa (m)
2.5 Prinsip Bernoulli
Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep besar, hasil penggabungan beberapa
unit konsep fisika seperti tekanan, massa jenis, laju zat alir, kekentalan zat alir, dan
ketinggian potensial gravitasi. Kapasitas konsep ini mampu mendeskripsikan secara
kualitatif dan kuantitatif prilaku dinamis zat alir (cair dan gas) dalam ruang ataupun
saluran berdinding padatan seperti pipa. Banyak cara kerja peralatan teknik di dunia
industri dilandasi oleh penerapan konsep ini seperti sayap pesawat terbang, cerobong
asap, penyemprot racun serangga, tabung pitot, tabung venturi, karburator, kapal layar,
tangki bocor, dan lain sebagainya. Disisi lain, analisis prilaku dinamis zat alir sangat
masif dijumpai dalam peralatan teknik untuk kegiatan produksi di industri seperti
prilaku bahan bakar mesin selama mengalami perubahan bentuk ke bentuk yang lain,
prilaku air untuk pertukaran kalor selama proses pendinginan mesin industri karena
kondisi overheat (kalor berlebihan) selama proses produksi, dan lain sebagainya (Gede
Rasagama dkk, 2016).
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi,
tekanan fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah,
tekanannya menjadi tinggi (Abidin dan Wagiani, 2013).
Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida
sedangkan warna putih menunjukkan tidak ada aliran fluida. Fluida pada luas
penampang 1 (bagian kiri) mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2
(bagian kanan) untuk berpindah sejauh L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan
lebih kecil, maka laju aliran fluida pada bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat
persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan antara penampang 2
(bagian kanan tabung alir) dan penampang 1 (bagian kiri tabung alir). Fluida yang
berada di sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah
kanannya dan melakukan usaha.
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida
adalah :
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di
atas, sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L 1 ke penampang 2
sejauh L2, di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada
penampang 2 (A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah:
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah
gaya gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan
gambar di atas adalah :
W = W1 + W2 + W3 . . . pers (2.12)
W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2 . . . pers (2.13)
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu
sistem sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa
menggantikan Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK 2 – EK1). Persamaan di
atas bisa kita tulis lagi menjadi :
1 1
P1+ ρv12+ ρℎ1 = P2+ ρv22+ ρℎ2 . . . pers (2.21)
2 2
Keterangan :
P = Tekanan
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Tinggi tabung alir (m)
P1 – P2 = ρg (ℎ2 − ℎ1)
P1 – P2 = ρgℎ . . . pers (2.23)
1 1 1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣22 − 𝜌𝑣12 = 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12) . . . pers
2 2 2
(2.24)
Berdasarkan persamaan yang ada dapat diketahui bahwa pada alat penyemprot
nyamuk, kecepatan fluida di dalam tendon lebih kecil dari pada kecepatan udara pada
ujung atas tabung karena luas penampang pada ujung atas tabung lebih kecil sehingga
kecepatannya akan bertambah dan tekanan udaranya akan menurun. Sedangkan tekanan
udara di dalam tandon akan lebih besar sehingga cairan obat nyamuk terdesak ke atas
dan kecepatan cairannya akan kecil (Aprita dkk, 2018).
Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bias
dirubah menjadi :
1 1
𝑃1 = 𝜌𝑣12 = 𝑃2 = 𝜌𝑣22 . . . pers
2 2
(2.25)
2
va
h=t . . . pers (2.26)
2g
L
k=f . . . pers
D
(2.27)
Persamaan Bernoulli untuk aliran menutup satu dimensi zat cair adalah ideal dan
tidak kompesibel. Persamaan ini merupakan bentuk matematis dari kekentalan energy di
dalam aliran zat cair. (Bambang triatmojo, 1998)
2
p v
z+ + =C . . . pers
γ 2g
(2.28)
Keterangan :
Z = elevan atau tinggi tempat (m)
p
= tinggi tekanan (Pa)
γ
2
v
= tinggi kecepatan (m/s)
2g
Konstanta integrasi C adalah tinggi energy total yang merupakan jumlah dari
tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus yang
satu ke garis arus yang lain. Oleh karena itu, persamaan tersebut hanya berlaku untuk
titik-titik pada suatu garis arus (Bambang triatmojo, 1998).
Persamaan Bernoulli dapat digunkakan untuk menetukan garis tekanan dari garis
tenaga. Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh seleksi muka air pada lubang pipa yang
bentuknya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli sedang garis tekanan dapat
ditujukan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertical yang disambung pada pipa.
Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tebal dan menunjukkan jumlah
dari tinggi, elevasi tinggi dan fungsi elevasi kecepatan. Aplikasi persamaan Bernoulli
untuk kedua titik di dalam medan aliran dapat dirumuskan sebagai berikut : (Bambang
triatmojo, 1998)
pA vA 2 pB vB 2
zA + + = zB + + . . . pers
γ 2g γ 2g
(2.29)
Keterangan :
v1 = Kecepatan Fluida Pertama (m/s)
g = Gaya gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian fluida dalam pipa (cm)
A1 = Luas penampang pipa besar (cm2)
A2 = Luas penampang pipa kecil (cm2)
Tampak dari persamaan diatas menunjukkan bahwa laju aliran fluida dalam pipa
dapat ditentukan hanya dengan mengukur beda tekanan di dua tempat yang memiliki
penampang yang berbeda (Sri Mulyani, 2020).
Pada alat penyemprot nyamuk, kecepatan fluida di dalam tandon lebih kecil dari
pada kecepatan udara pada ujung atas tabung karena luas penampang pada ujung atas
tabung lebih kecil sehingga kecepatannya akan bertambah dan tekanan udaranya akan
menurun. Sedangkan tekanan udara di dalam tandon akan lebih besar sehingga cairan
obat nyamuk terdesak ke atas dan kecepatan cairannya akan kecil. pB < pA sehingga
cairan obat nyamuk di B bisa memancar keluarJika pengisap dari pompa ditekan maka
udara yang melewati pipa sempit pada bagian A akan memiliki kelajuan besar dan
tekanan kecil. Hal tersebut menyebabkan cairan obat nyamuk yang ada pada bagian B
akan naik dan ikut terdorong keluar bersama udara yang tertekan oleh pengisap pompa
(Doughlas, 2001).
2.9.3 Kebocoran Pada Dinding Pipa
Jika air di dalam tangki mengalami kebocoran akibat adanya lubang di dinding
tangki seperti gambar di bawah ini, kelajuan air yang memencar keluar dari lubang
tersebut. Kebocoran tangki sesuai dengan Hukum Bernoulli, jika diameter lubang
kebocoran pada dinding tangki sangat kecil dibandingkan diameter tangki, kelajuan air
yang keluar dari lubang sama dengan kelajuan yang diperoleh jika air tersebut jatuh
bebas dari ketinggian h. Jarak permukaan air yang berada di dalam tangki ke lubang
kebocoran dinyatakan sebagai h1, sedangkan jarak lubang kebocoran ke dasar tangki
dinyatakan h2 (Raymond dan Jhon, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Andini, M. D., Suherman, A., & Antarnusa, G. (2019). Rancang Bangun Alat Praktikum
Hukum Bernoulli Pada Fluida Ideal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2(1), 379–382.
Abidin, Kurniati dan Sri Wagiani. 2013. Studi Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran
Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa. Jurnal Dinamika. Vol.
04, No. 1, Hal. 62-78
Arifin, Agus Samsul., Peter Sahupala dan Daniel Parenden. 2014. Analisis Instalasi
Pompa Pemdam Kebakaran Pada Kompleks Terminal Bahan Bakar Minyak
Merauke. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha. Vol. 3, No. 3, Hal. 267-279
Debit, P., Terhadap, A., Dan, T., Loncatan, P., Dihilir, H., Pada, G., & Terbuka, S.
(2018). Wiwik Mandasari, 2018 PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP
TINGGI DAN PANJANG LONCATAN HIDROLIK DIHILIR RADIAL GATE
PADA SALURAN TERBUKA Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. 1–3.
Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: PT. Setia Purna Inves
Khoiri, Hasan., Andika Kusuma Wijaya dan Intan Kusumawati. 2017. Identifikasi
Miskonsepsi Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Pada Pokok Bahasan Kinematika
Gerak Lurus. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 2, No. 2. Hal. 60-64
Sasongko, Endar Budi., Endang Widyastuti dan Rawuh Edy Priyono. 2014. Kajian
Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat Di Sekitar Sungai
Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu Lingkungan.Vol. 12, No. 2, Hal. 72-
82
Sultan, Ana Dhiqfaini., dkk. 2020. Analysis Of The Effects Of Cross-Sectional Area On
Water Flow Velocity By Using Venturimeter Tubes. Jurnal Pendidikan Fisika.
Vol. 8, No. 1, Hal 94-102
Susana, Tjutju. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana. Vol. 28, No. 3, Hal. 17-
25
Sutikno. 2016. Proyeksi Ketersediaan Air Tahun 2036 Terhadap Sumber Air Junrejo
Pada Hipam Kelurahan Dadapreja Kecamatan Junrejo Kota Batu. Jurnal Reka
Buana. Vol. 2, No. 1, Hal. 19-30