Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HIDROLIKA

“TEORI BERNOULLI”

Dosen Pengampu:
RICKA APRILIA ST. MT

Disusun Oleh:
INDRI PONTIANI D1051151044
ALVIANDRO MANDALA D1051181036
IQBAL HALIM D1051181066
M. DICKY RENALDI D1051181040

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I

DASAR TEORI

1.1 Definisi
Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep besar, hasil penggabungan beberapa unit konsep
fisika seperti tekanan, massa jenis, laju zat alir, kekentalan zat alir, dan ketinggian potensial
gravitasi. Kapasitas konsep ini mampu mendeskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif prilaku
dinamis zat alir (cair dan gas) dalam ruang ataupun saluran berdinding padatan seperti pipa.
Banyak cara kerja peralatan teknik di dunia industri dilandasi oleh penerapan konsep ini seperti
sayap pesawat terbang, cerobong asap, penyemprot racun serangga, tabung pitot, tabung venturi,
karburator, kapal layar, tangki bocor, dan lain sebagainya ( Rasagama Gede, I, Dkk.2016).

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (P), energi kinetik per
satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik
sepanjang suatu garis arus (Asmawati ,E,Y.2014).

Ketika mencoba menutup lubang suatu selang di mana air sedang mengalir keluar maka akan
terasa adanya gaya dorong atau tekanan dari air tersebut. Hal yang serupa juga terjadi ketika
seseorang berdiri di tengah angin yang cukup besar. Pada fluida tak bergerak akan mempelajari
hubungan antara tekanan dan kedalaman. Sekarang, bagaimana hubungan antara tekanan dan
kecepatan di dalam fluida? Daniel Bernoulli telah membuktikan bahwa semakin besar kecepatan
fluida, semakin kecil tekanannya dan begitu juga sebaliknya semakin kecil kecepatan fluida,
semakin besar tekanannya. Pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan asas Bernoulli. Asas
Bernoulli menyatakan bahwa “Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar
adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil, dan tekanan yang paling kecil adalah
pada bagian kelajuan alirannya paling besar” (Kanginan, 2008).

1.2 Persamaan
Persamaan Bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan, dan ketinggian dari dua titik point
(titik 1 dan titik 2) aliran fluida yang bermassa jenis . Persamaan ini berasal dari keseimbangan
energi mekanik (energi kinetik dan energi potensial) dan tekanan.

Dimana :

p = tekanan air (Pa)

v = kecepatan air (m/s)

g = percepatan gravitasi

h = ketinggian air

Persamaan bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan, dan ketinggian dari dua titik
point (titik 1 dan titik 2) aliran fluida yang bermassa jenis. Persamaan ini berasal dari keseimbangan
energi mekanik (energi kinetik dan energi potensial) dan tekanan. Persamaan dinyatakan dalam
Hukum Bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni
kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha
tenaga pada zat cair.

Persamaan yang telah dihasilkan oleh bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai hukum
bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan
dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum tersebut diturunkan dari hukum
newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja tenaga aliran zat cair dengan beberapa
persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan aliran steady (mantap, tunak) tak berolak
(laminer, garis alir streamline), tidak kental dan tidak termampatkan.
Pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, bahwa laju aliran fluida juga dapat berubah-
ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas,
tekanan fluida juga bisa berubah-ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam
pembahasan mengenai Tekanan Pada Fluida (Fluida Statis), Hubungan penting antara tekanan, laju
aliran dan ketinggian aliran bisa diperoleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan bernoulli ini
sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat, pembangkit listrik
tenaga air, sistem perpipaan dan lain-lain. Agar persamaan Bernoulli yang akan diturunkan berlaku
secara umum maka dianggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak
sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, maka diterapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir.
Selanjutnya, akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk
memindahkan fluida tersebut.

Gambar. 1.1 Aliran fluida pada 2 penampang


Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan
warna putih menunjukkan tidak ada aliran fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri)
mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah
sejauh L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida pada
bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan
perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan penampang 1 (bagian kiri
tabung alir). Fluida yang berada di sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida
di sebelah kanannya dan melakukan usaha sebesar :

Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah

W1 = – p2 A2 L2
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh L2, di
mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2 (A2L2).
Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah:
W3 = – mg (h2 – h1)
W3 = – mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 – mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi.
Persamaan Bernoulli untuk aliran stedi satu dimensi adalah:

p V2
z   kons tan
g 2 g
dimana:
z = elevasi
p
= tinggi tekanan
g

V2
= tinggi kecepatan
2g

Ketiga suku tersebut mempunyai satuan panjang. Jumlah dari elevasi, tinggi tekan dan
tinggi kecepatan disebut sebagai tinggi enersi total. Persamaan enersi dalam aliran zat cair
diturunkan berdasarkan persamaan Euler. Dapat dilihat pada gambar di bawah yang
menunjukkan elemen silinder dari tabung arus yang bergerak sepanjang garis arus. Gaya yang
bekerja adalah gaya akibat tekanan (pressure force) di ujung silinder dan gaya berat. Dengan
menggunakan Hukum Newton kedua untuk gerak partikel di sepanjang garis arus (gaya =
massa x percepatan).

Gambar 1.2 Elemen silinder bergerak sepanjang garis arus.

dV
p.dA  ( p  dp)dA  g.dA.ds. cos   .dA.ds
dt
dV
atau  p  g.ds. cos   .ds
dt
dV dV dz
percepatan untuk aliran stedi sepanjang garis arus adalah V dan cos   ,
dt ds ds
jadi  dp  g.dz  .V .dV

atau

dp d (V ) 2
 dz   0
g 2g

disebut persamaan Euler untuk aliran stedi zat cair ideal dan tak mampu mampat.
Integrasi sepanjang garis arus dari persamaan Euler akan menghasilkan:
p V2
z   kons tan
g 2 g
dimana:
z = elevasi
p
= tinggi tekanan
g

V2
= tinggi kecepatan
2g

Persamaan ini dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran stedi satu dimensi.
Persamaan enersi sepanjang garis arus diantara penampang 1 dan 2 adalah
2
p1 V1 p V2
z1    z2  2  2
g 2 g g 2 g

Sedangkan persamaan enersi untuk zat cair riil (viskos) harus memperhitungkan
kehilangan enersi.
2
p1 V1 p V2
z1    z2  2  2   h f
g 2 g g 2 g

1.3 Contoh Penerepan Hukum Bernoulli


1. Penerapan Hukum Bernoulli Pada Penyemprot.

Alat penyemprot yang menggunakan prinsip Bernoulli yang sering kita gunakan
adalah alat penyemprot racun serangga. Perhatikan gambar berikut.

Ketika kita menekan batang pengisap, udara dipaksa keluar dari tabung pompa melalui tabung
sempit pada ujungnya. Semburan udara yang bergerak dengan cepat mampu menurunkan
tekanan pada bagian atas tabung tandon yang berisi cairan racun. Hal ini menyebabkan
tekanan atmosfer pada permukaan cairan turun dan memaksa cairan naik ke atas tabung.
Semburan udara berkelajuan tinggi meniup cairan, sehingga cairan dikeluarkan sebagai
semburan kabut halus.

2. Penerapan Hukum Bernoulli Pada Karburator.

Karburator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar
dengan udara, campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan pembakaran. untuk
memahami cara kerja karburator pada kendaran bermotor, perhatikan gambar berikut.

Penampang pada bagian atas jet menyempit, sehingga udara yang mengalir pada
bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai asas Bernoulli, tekanan pada bagian
ini rendah. Tekanan di dalam tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksa bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.

3. Penerapan Hukum Bernoulli Pada Pesawat Terbang.

Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui sayap
pesawat. Pesawat terbang tidak seperti roket yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi antara
gas yang disemburkan roket itu sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang, dan sebagai
reaksinya gas mendorong roket maju. Jadi, roket dapat terangkat ke atas walaupun tidak ada
udara, tetapi pesawat terbang tidak dapat terangkat jika tidak ada udara. Sesuai dengan asas
Bornoulli, tekanan pada sisi bagian atas p2 lebih kecil daripada sisi bagian bawah p1 karena
kelajuan udaranya lebih besar.

Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada berat
pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan
pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara.
Hal ini berarti gaya angkat sayap pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran
sayap makin besar pula gaya angkatnya.

Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang
sedang mengangkasa.

1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.


2. Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat.
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh gesekan udara.
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gesekan udara

Gaya angkat pada sayap pesawat terbang dirumuskan sebagai berikut:

Dengan :

F1 – F2 = gaya angkat pesawat terbang (N),

A= luas penampang sayap pesawat (m2),

v1 = kecepatan udara di bagian bawah sayap (m/s),

v2 = kecepatan udara di bagian atas sayap (m/s), dan

ρ = massa jenis fluida (udara).

Gambar 1.6 Gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang


1.4 Alat Ukur Kelajuan Fluida
1. Venturimeter

Alat ukur venturi (venturimeter) dipasang dalam suatu pipa aliran untuk
mengukur laju aliran suatu zat cair. Suatu zat cair dengan massa jenis ρ mengalir
melalui sebuah pipa dengan luas penampang A1 pada daerah (1). Pada daerah (2), luas
penampang mengecil menjadi A2. Suatu tabung manometer (pipa U) berisi zat cair lain
(raksa) dengan massa jenis ρ’ dipasang pada pipa. Penampang pipa menyempit di 2
sehingga tekanan di bagian pipa sempit lebih kecil dan fluida bergerak lebih lambat.

Gambar 1.3. Tabung Venturimter


Kecepatan aliran zat cair di dalam pipa dapat diukur dengan persamaan:

2. Tabung Pitot

Tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran suatu gas di dalam
sebuah pipa. Misalnya udara, mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v.

Gambar 1.4 Prinsip Kerja Pipa Pitot

Kelajuan udara v di dalam pipa dapat ditentukan dengan persamaan


BAB II

STUDI KASUS

Jurnal 1 : STUDI ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATANALIRAN AIR MELALUI


PIPA VENTURI DENGAN PERBEDAAN DIAMETER PIPA

Latar Belakang :

Penelitian ini dilakukan di permandian sungai latuppa Palopo. Dalam penelitian ini digunakan
pipa berdiameter 2, 1, ¾ dan ½ setiap 30 detik untuk setiap pipa secara berulang sebanyak 8
kali percobaan untuk masing-masing dimeter pipa. Data yang di peroleh dari penelitian ini
menunjukkan kecepatan rata-rata yang di hasilkan untuk masing-masing diameter pipa yaitu
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata besar kecepatan aliran air yang dihasilkan oleh pipa
venturi berdiameter 1 inci dan ¾ memiliki kecepatan rata-rata mencapai 09,271 m/s, dan
14,779 m/s, Untuk pipa venturi berdiameter ¾ inci dan ½ inci memiliki kecepatan rata-rata
mencapai 5,242 m/s dan 11,273 m/s. Untuk pipa venturi berdiameter 1 inci dan ½ inci
memiliki kecepatan rata-rata 3,080 m/s dan 11,843 m/s. Sedangkan untuk pipa venturi
berdiameter 2 inci dan 1 inci mamiliki kecepatan ratarata mencapai 3,57 m/s dan 14,279 m/s.

Permasalahan :

Pada daerah survey dilakukan pengukuran sebanyak satu lintasan, dimana lintasan
diterapkan pengukuran dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner-
Schlomberger dengan jumlah datun poin (titik pengukuran) 100 titik dan panjang lintasan 220
meter. Jarak spasi elektroda. (a) pada lintasan masing-masing 10 meter. Dimana data
lapangan berupa nilainilai kuat arus (I) dan beda potensial (V) yang diperoleh kemudian
diolah dengan menggunakan perangkat lunak excel yakni menghitung nilai resistansi (R)
setiap titik kemudian dikalikan dengan dengan masing-mising faktor geometrinya (k),
sehingga diperoleh nilai-nilai resistivitas semu ( s) untuk setiap titik pengukuran.

Solusi :

Hasil yang diperoleh dari inversi Res2dinv menunjukkan adanya variasi nilai
resistivitas mineral bawah permukan untuk setiap lapisan. Variasi nilai resistivitas ini
menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemudahan arus listrik untuk mengalir pada setiap
mineral penyusun batuan bawah permukaan sangat tergantung pada sifat fisik mineral yang
dilaluinya. Sifat fisik tersebut antara lain porositas, permeabilitas, rapat massa dan distribusi
ukuran butiran Dari model penampang resistivitas hasil inversi (gambar 11) di atas terlihat
bahwa lintasan yang adalah 220 m sedangkan kedalaman yang dapat terdeteksi adalah sekitar
39,6 meter. Diperoleh nilai resistivitas 0,387 m–798 m. Untuk menentukan mineral yang
terkandung perlu diperhatikan pula keadaan geologi setempat dan nilai resistivitas yang ada
dikonfirmasi kedalam daftar resistivitas berbagai jenis mineral. Resistivitas mineral dan citra
penampang di bawah permukaan daerah pengukuran yang diperoleh data dari hasil inversi ke
jenis mineral untuk menggambarkan struktur pelapisan mineral di bawah permukaan daerah
permukaan. Dari hasil inversi menunjukkan ada beberapa jenis mineral yang menyusun
bawah permukaan di daerah pengukuran yaitu: air payau, air dalam lapisan alluvial, serpih
mengandung selingan, Tupa gunung api, pasir dan kerikil. Air payau adalah campuran air
tawar dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah
antara 0,5-30 gram, maka disebut air payau. Namun jika lebih disebut air asin. Dataran
alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih
didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi,
suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan
oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati
daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. Daerah alluvial ini tertutup
oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih
tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan. Pasir dan
kerikil juga merupakan batuan sedimen yang terbentuk secara mekanik. Batuan ini
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, misalnya dipergunakan untuk bahan banguanan.

Jurnal 2 : MENGUKUR LAJU AIR KELUAR DARI BOTOL PADA TIAP LUBANG
DENGAN KETINGGIAN TERTENTU

Latar Belakang :

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Kondisi air yang
berupa cair adalah satu kondisi yang tidak umum didalam keadaan normal, ditambah lagi
memperhatikan jalinan pada hidrida-hidrida lain yang serupa didalam kolom oksigen pada
tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air semestinya berupa gas, sebagaimana hidrogen
sulfida. Air kerap dimaksud untuk jadikan pelarut universal dikarenakan air melarutkan
banyak zat kimia. Air ada didalam kesetimbangan dinamis pada fase cair serta padat dibawah
tekanan serta temperatur standar. Didalam wujud ion, air bisa digambarkan untuk jadikan
sesuatu ion hidrogen ( h+ ) yang berasosiasi (berikatan) dengan sesuatu ion hidroksida ( oh- ).

Permasalahan :
Mencari laju air dan tekanan air melalui percobaan melubangi botol yang memiliki
tinggi berbeda beda.

Solusi :

No Tinggi lubang (h) Waktu (t) (s)


(cm)
1 3,6 27
2 7,2 48
3 10,8 58
4 14,4 61

Posisi paling bawah (lubang ke-4 dengan ketinggian 14,4 cm) memiliki tekanan
paling besar dibanding posisi diatasnya (Lubang ke-1, 2 dan 3), hal inilah yang menyebabkan
air yang keluar Selalui lubang paling bawah memiliki laju air yang besar dibanding lubang
lainnnya.Dari praktikum ini, didapati bahwa lubang keempat atau lubang yang posisinya
paling rendah memiliki laju air yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lain. Hal ini
dikarenakan pada posisi paling rendah, tekanan yang dialaminya lebih besar daripada posisi
paling atas. Sehingga, dengan tekanan yang besar membuat aliran fluida mengalir lebih cepat.
Perbedaan ketinggian berpengaruh terhadap volume air yang keluar dari lubang. Perbedaan
waktu berpengaruh terhadap banyaknya air yang keluar pada lubang tersebut. Semakin besar
debit air maka semakin besar kelajuan airnya. Debit berbanding terbalik dengan waktu dan
kelajuan fluida berbanding terbalik dengan luas penampangnya.
BAB III

SOAL DAN PENYELESAIAN

1.Sebuah pesawat terbang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga udara yang
melalui bagian atas dan bagian bawah sayap pesawat yang luas permukaannya 50 m 2
bergerak dengan kelajuan masing-masing 320 m/s dan 300 m/s. Berapakah besarnya gaya
angkat pada sayap pesawat terbang tersebut? (ρ udara = 1,3 kg/m3)
Jawab:
Diketahui:
A = 50 m2, v2 = 320 m/s, v1 = 300 m/s, dan ρ udara = 1,3 kg/m3.

= ½ (1,3 kg/m3)(50 m2)(320 m/s)2 – (300 m/s)2 = 403.000 N

2.Pipa venturi meter yang memiliki luas penampang masing-masing 8 × 10–2 m2 dan 5 ×
10–3 m2 digunakan untuk mengukur kelajuan air. Jika beda ketinggian air raksa di dalam
kedua manometer adalah 0,2 m dan g = 10 m/s2, tentukanlah kelajuan air tersebut ( ρ raksa
= 13.600 kg/m3).

Jawab:

Diketahui: A1 = 8 × 10–2 m2, A2 = 8 × 10–3 m2, h= 0,2 m, dan g= 10 m/s2.

v = 0,44 m/s
DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Kurniati,dkk.2013. Studi Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran Air Melalui Pipa
Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa. Jurnal Dinamika. Volume
04. Hal (62)-(78). Program Studi Fisika Fakultas MIPA Universitas
Cokroaminoto Palopo.

Asmawati.E,Y.2014. Mengukur Laju Air Keluar Dari Botol Pada Tiap Lubang Dengan
Ketinggian Tertentu. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro.

Kanginan. Marthen.1994. Seribu Pena Fisika SMA. Jakarta. Erlangga.

Kanginan. Marthen.2006. Fisika Kelas XI SMA. Jakarta. Erlangga.

Kurniati Abidin dan Sri Wagiani. 2013. Studi Analisis Perbandingan Kecepatanaliran Air
Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa. Universitas
Cokroaminoto Palopo.

Rasagma Gede I,dkk.2016. Keterpakaian Konsep Hukum Bernoulli Dan Desain


Eksperimennya Di Dalam Fisika Terapan Prodi Rekayasa Polban. Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Fisika.Volume V. Politeknik Negeri
Bandung. Bandung.

Supianto.2006. Fisika Kelas XI SMA. Bandung. Phibeta.

Anda mungkin juga menyukai