Anda di halaman 1dari 27

BAB I

TEOREMA BERNOULLI
(BERNOULLI’S THEOREM DEMONSTRATION )

1.1. Pendahuluan
Asas Bernoulli ditemukan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700±1782).
Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal menyatakan bahwa semakin besar
kecepatan fluida, maka semakin kecil tekanannya. Sebaliknya, semakin kecil
kecepatan fluida, maka semakin besar tekanannya. Hukum ini diterapkan pada zat
cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam suatu pipa. Prinsip ini pada
dasarnya merupakan diferensiasi dari persamaan Bernoulli yang menyatakan
bahwa energi pada suatu titik di dalam suatu aliran jumlahnya sama besar dengan
jumlah energi di titik yang lain ada jalur aliran yang sama, sehingga pada suatu
aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan
tekanan pada aliran tersebut, dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada
kecepatan fluida maka akan menimbulkan peningkatan tekanan pada aliran fluida
itu sendiri.
Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai situasi
aliran, namun persamaan Bernoulli juga memiliki keterbatasan atau syarat yang
harus dipenuhi dalam pengaplikasiannya. Persamaan Bernoulli dapat digunakan
selama gerakan fluida tersebut inviscid dan tak mampat. Persamaan Bernoulli dapat
diterapkan hanya sepanjang garis arus berlaku (Munson, 2005).
1.1.1. Landasan Teori
Prinsip Bernoulli Dalam dinamika fluida, menyatakan bahwa
peningkatan kecepatan cairan terjadi bersamaan dengan penurunan tekanan
atau penurunan energi potensial fluida. Prinsip ini dinamai Daniel Bernoulli
yang diterbitkan dalam bukunya Hydrodynamica pada 1738. Prinsip
Bernoulli dapat diterapkan untuk berbagai jenis aliran fluida, menghasilkan
berbagai bentuk persamaan Bernoulli. Ada berbagai bentuk persamaan
Bernoulli untuk berbagai jenis aliran. Bentuk sederhana persamaan Bernoulli
berlaku untuk aliran mampat (misalnya aliran cairan dan gas yang bergerak
pada bilangan Mach rendah). Bentuk yang lebih maju dapat diterapkan pada

1
2

aliran kompresibel pada bilangan Mach yang lebih tinggi. Persamaan yang
telah dihasilkan oleh Bernoulli disebut dengan Hukum Bernoulli, yakni suatu
hukum yang digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan
gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa.
Persamaan yang dinyatakan dalam Hukum Bernoulli melibatkan
hubungan antara berbagai besaran fisis dalam fluida, yaitu kecepatan aliran
yang memiliki satu garis pada arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanan yang ditimbulkan. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui
besaran tersebut adalah besar usaha tenaga pada fluida. Secara umum terdapat
dua persamaan Bernoulli. Persamaan yang pertama berlaku untuk aliran yang
tak termampatkan (incompressible flow), dan yang kedua yaitu aliran yang
termampatkan (compressible flow). Aliran yang tak termampatkan adalah
aliran fluida yang memiliki ciri tidak berubahnya kerapatan massa (densitas)
dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya yaitu air, berbagai jenis
minyak, dan juga emulsi, serta masih banyak fluida-fluida yang tak
termampatkan lainnya.
a) Aliran Tak Termampatkan (Incompressible Flow)
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
rapat massa fluidanya (densitas) tidak berubah dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak- termampatkan adalah air, emulsi, semua jenis
minyak dan yang lainnya. Bentuk persamaan Bernoulli untuk aliran tak
termampatkan adalah sebagai berikut:
1
ρ +pgh + 2 pv2 = konstan ................................... (1.1)

Keterangan :
v = Kecepatan fluida (m/det)
p = Tekanan fluida (Pa)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
ρ = Densitas fluida (kg/m3)
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
3

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-


asumsi sebagai berikut :
1. Aliran bersifat tunak (steady state).
2. Tidak terdapat gesekan.
b) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan dimana
rapat massa fluidanya (densitas) berubah dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah udara, gas alam, dan lain-lain.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
(Prijono, 1985).
v2
+ ϴ +w=konstan ........................................................ (1.2)
2

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p) energi kinetik
per satuan volum ½ PV2 dan energi potensial per satuan volume (𝜌𝑔ℎ)
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus (Prijono,
1985).
1. Efek Venturi
Persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus lain yakni
ketika fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama
(perbedaan ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini, amati gambar
di bawah.

Gambar 1.1 Pipa Venturi


Gambar di atas menunjukkan ketinggian pipa, baik bagian pipa yang
penampangnya besar maupun pipa yang penampangnya kecil, hampir sama
sama sehingga dianggap ketinggian alias h sama. Jika diterapkan pada kasus
ini,maka persamaan Bernoulli berubah menjadi:
1 1
p1 + pv21 +pgh1 =p2 + pv22 +pgh2 →h1 =h2
2 2
1 1
p1 + pv21 =p2 + pv22
2 2
4

Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampang kecil (A2),maka laju
fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli,
jika kelajuan fluida bertambah,maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil.
jadi tekanan fluida dibagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran
fluida lebih besar. Ini dikenal dengan julukan efek venturi dan menunjungkan
secara kuantatif bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida
menjadi kecil. Jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi
besar.

2. Venturimeter

Gambar 1.2 Pipa Venturi


1 1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝑃𝑣22 − 2 𝑃𝑣12 .......................................................................... (1.3)

Menurut persaamaan hidrostatik :


𝑃1 = 𝑃0 + 𝑔ℎ1
𝑃2 = 𝑃0 + 𝑔ℎ2
Keterangan:
𝑝0 = Tekanan atmosfer
P = Tekanan hidrostatik (Pa)
h = Ketinggian Fluida (m)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
v = Kecepatan alir aliran fluida (m/s)

3. Venturimeter Tanpa Manometer


Prinsip kerja venturi meter tanpa manometer ini berdasarkan pada asas
bernoulli yang berbunyi: “Pada pipa yang mendatar (horizontal), tekanan
fluida yang paling besar adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan
tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan alirnya paling besar”.
Tabung venturi adalah alat untuk mengukur kelajuan zat cair.
5

Gambar 1.3 Pipa Venturi


Zat cair mengalir penampang A1 ke penampang A2 yang lebih kecil maka
sesuai persamaan kontinuitas v1 < v2 sehingga menurut hukum Bernoulli
P1>P2 akibatnya air pada pipa kecil sebelah kiri lebih tinggi dari pada pipa
sebelah kanan.
Persamaan kontiunitas:
A1 v1 = A2 v2 ............................................... (1.4)
Tekanan hidrostatis:
p1 -p2 = pgh ................................................. (1.5)
Persamaan Bernoulli pada pipa datar :
1
p1 -P2 = 2 P(v22 -v21 ) ...................................... (1.6)

2gh
√A1-1 =1 ...................................................... (1.7)
A2

Kecepatan aliran zat cair pada tabung venturi tanpa manometer adalah

2gh
v1 =√ A ................................................. (1.8)
( 1 )-1
A2

4. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur
kelajuan gas atau udara. Perhatikan gambar 3.2 lubang pada titik 1 sejajar
dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh dari ujung
tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju
dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara
yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri
manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
6

Gambar 1.4 Tabung Pitot dan Manometer


Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran
udara. laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang
dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada
kaki kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2). Ketinggian
titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga
bisa diabaikan.
Tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti
venturi meter, bedanya tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias
udara. Jadi, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi.
Berikut persamaannya:
1
p2 -p1 = 2 pv21 ................................................ (1.9)

Keterangan :
p = Tekanan fluida
𝜌 = Massa jenis fluida
Perubahan tekanan (P2 – P1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam manometer
(warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa misalnya)
7

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:


p2 -p1 =p'gh ............................................... (1.10)
Keterangan:
p = Tekanan fluida
ρ'= Massa jenis fluida
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
Perhatikan persamaan 2.9 dan 2.10, ruas kirinya sama, maka dapat kita
uraikan menjadi :
2p'gh
v =√ ............................................... (1.11)
ρ

Persamaan ini yang dicari. Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju
aliran gas alias udara menggunakan tabung pitot.
5. Prinsip Beda Tekanan
Perbedaan tekanan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, ketika daun pintu rumah yang menutup sendiri ketika angin bertiup
kencang di luar rumah, diakibatkan karena udara yang ada di luar rumah
bergerak lebih cepat daripada udara yang ada di dalam rumah. Akibatnya,
tekanan udara di luar rumah lebih kecil dari tekanan udara dalam rumah. Pintu
didorong keluar, karena ada perbedaan tekanan, dimana tekanan udara di dalam
rumah lebih besar. Daun pintu bergerak dari tempat yang tekanan udaranya
besar menuju tempat yang tekanan udaranya kecil.
Persamaan beda tekanan adalah sebagai berikut (Sunardi,2011) :
P V2 P V2
Z1 + ρg1 + 2g1 =Z2 + ρg2 + 2g2 ......................... (1.12)

Datum pada as pipa


Z1 =Z2
ϒ1 .∆H ∆H.ϒ2 V22 -V21
- =
ρg ρg 2g
(γ1 -γ2 ) V22 -V21
{∆H }= ....................................... (1.13)
γ1 2g
8

Jika A1=A2, maka kontinuitas akan menjadi :


V1 A1 =V2 A2
A
V1 = A2 .V2
1

(γ1 -γ2 ) V22 -V21


{∆H }=
γ1 2g

2
A
(γ1 -γ2 ) V22 -V21 ( 2 )
A1
{∆H }=
γ1 2g

∆H(γ1 -γ2 ) A22


2g { } =V22 (1- )
γ1 A21

Kecepatan Teoritis :
∆H(γ1 -γ2 )
A1 -A2 2g { } =V22 .1
γ1

γ1 -γ2
V=√2g.∆H ( )
γ1

γ -γ
Qtheoritis =A2 √2g.∆H ( 1γ 2 )
1

(γ1 -γ2 )
Qnyata =Cd .Qtheoritis =Cd .A2 √2g.∆H | |
γ1

1.1.2.Tujuan
Tujuan dari percobaan “Teorema Bernoulli” yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menyelidiki validitas Persamaan Bernoulli ketika diaplikasikan ke
aliran air yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya.
2. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd).
3. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa konvergen-divergen.
1.2. Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan untuk percobaan “Teorema Bernoulli” sebagai
berikut:
1.2.1.Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan untuk analisa “Teorema Bernoulli” yaitu sebagai
berikut:
9

1. Letakkan peralatan bernouli pada hydraulics bench.


2. Alirkan air ke dalam benda uji dengan menghubungkan selang pipa masuk
dari meja hidrolik.
3. Periksa bahwa benda uji dihubungkan melalui bagian konvergen menurut
arah aliran.
4. Isikan dengan hati-hati semua tabung manometer dengan air agar semua
kantung udara yang terdapat di dalam habis terbuang serta periksa juga
agar semua sambungan pipa bebas dari udara.
5. Atur keadaan kran keluaran untuk mengatur aliran, paras air didalam
tabung manometer dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan yang
diinginkan
6. Untuk menurunkan yang sangat kecil muka air yang ada pada manometer
dapat dilakukan dengan bantuan pipa tangan yang dipompakan pada yang
tertinggi sampai yang terendah dalam tabung manometer menurut paras
air yang terjadi.
7. Pada saat pembacaan manometer setiap penampang juga besaran
dilakukan pengukuran total heads dengan menggunakan pipa hipodermis
yang tersedia.
8. Pada saat pembacaan manometer setiap penampang juga besaran
dilakukan pengukuran total heads dengan menggunakan pipa hipodermis
yang tersedia.
9. Untuk mengukur debit gunakan gelas ukur dan stopwatch.
10. Ulangi hal tersebut untuk aliran cepat dan lambat dan masing-masing pada
tekanan statis rendah dan tinggi dari berbagai kombinasi bukaan katup
pengatur aliran. Lakukan percobaan ini untuk berbagai debit aliran mulai
dari kecepatan yang tinggi sampai kecepatan yang rendah atau sebaliknya.
11. Bila sudah selesai percobaan tutup suplai aliran masuk kemudian lakukan
lagi percobaan dan ulangi prosedur di atas.
10

1.2.2 Alat Percobaan


Adapun alat percobaan untuk analisa “Teorema Bernoulli” yaitu sebagai
berikut:

2
1

Gambar 1.5 Rangkaian Alat Bernoulli

Gambar 1.6 Stopwatch


Keterangan :
1. Gelas ukur
Mengambil larutan dan mengukur volume larutan pada berbagai skala /
ukuran dengan ketelitian tinggi.
2. Venturimeter
Untuk melihat tinggi permukaan air yang naik pada pipa vertical sehingga
besar kecepatan aliran air dapat dihitung.
3. Katup control
Mengendalikan aliran, tekanan, temperatur, dan level cairan dengan cara
membuka/menutup penuh atau membuka/menutup
4. Hydraulic bench
Hydraulic bench merupakan alat untuk menghitung debit actual.
5. Stopwatch
Menghitung satuan waktu, berdasarkan jarak yang ditempuh dengan
kecepatan tertentu.
11

1.2.3 Nomenklatur
Tabel 1.1 Nomenklatur untuk Teorema Bernoulli
Judul Satuan Lambang Tipe Deskripsi
kolom
Diambil dari data skala
pembacaan pada
hidraulik bench.
Volume Volume yang
M3 V Diukur
terkumpul terkumpul dalam liter.
Konversikan ke m3
untuk perhitungan
(dibagi dengan 1000).
Waktu untuk
Waktu mengumpulkan volume
S T Diukur
terkumpul air pada hidraulik
bench.
Debit m3/s Qv Dihitung Volume/Waktu
Lambang
hx Diberikan Label identifikasi label
manometer
Letak keran manometer
yang diberikan sebagai
Jarak ke
M Diberikan jarak dari data pada
pipa
keran h1. Lihat di bagian
dimensi.
Luasan Luasan pipa pada setiap
m2 A Diberikan
pipa keran.
Nilai terukur dari
manometer. Pembacaan
Tinggi manometer diambil
M H Diukur
statis dalam mm air.
Konversikan ke m air
untuk perhitungan.
Kecepatan aliran dalam
Kecepatan m2/s V Dihitung
pipa = Qv/A
Tinggi
dinamis
M Dihitung 𝑣 2 /2𝑔 lihat teori
v2
Tinggi total M H0 Dihitung h+ lihat teori
2g
Posisi alat pengukur
Jarak ke
M Diukur tinggi tekanan total dari
pipa
data pada keran h1.
Nilai terukur diambil
dari h8. Adalah tinggi
Baca alat
m Diukur yang tercatat dari alat
H8
pengukur tinggi tekanan
total.
12

1.2.4 Data Pengamatan


Tabel 1.2 Volume fluida waktu Pengisian dan Tinggi Fluida pada masing-
masing pada pipa sumbat.

Titik (m)
Volume Waktu
No.
(m2) (detik)
A B C D E F

1 0.000380 4 0.120 0.105 0.090 0.07 0.047 0.066

2 0.000390 4 0.130 0.11 0.090 0.07 0.042 0.066

3 0.000430 4 0.140 0.115 0.090 0.064 0.031 0.064

4 0.000490 4 0.150 0.12 0.090 0.06 0.021 0.060

5 0.000510 4 0.160 0.125 0.090 0.055 0.01 0.059


13

1.3 Menentukan Nilai Koefisiensi Debit (Cd)


Contoh perhitungan menggunakan data di titik A
1. Luas Penampang (A)
Diketahui :
d = 0,0250 m
𝜋 = 3,14
Ditanya :
A = ...........?
1
Jawab :A = 4 𝜋 𝑑2
1
A = 4 . 3,14 . 0,02502

A = 0,0004906 m2
2. Debit Aliran (Q)

Diketahui :
V = 380 ml = 0,000380 𝑚3

t =4s
Ditanyakan :
Q = ...........?
V
Jawab :Q = t

Q = 0,000095 m3/s
3. Kecepatan Aliran (v)
Diketahui :
Q = 0,000095 m3/s
A = 0,0004906 𝑚2
Ditanyakan :
v = ...........?
Q
Jawab :v =A
0,000095
v = 0,0004906

v = 0,193 m/s
14

4. Tinggi Kecepatan
Diketahui :
v = 0,193 m/s
g = 9,81 m/s2
Ditanyakan :
H = ...........?
v2
Jawab :H =2g

= 0,0098 𝑚
5. Energi (E)
Diketahui :
Y = 0,135 m
H = 0,0098 𝑚
Ditanyakan :
E = ...........?
Jawab :E =Y+H
E = 0,144 𝑚
6. QTeoritis (Qt)
Diketahui :
AA = 0,0004906 m2
g = 9,81 m/s2
AE = 0,0000785 m2
∆h = skala paras air HA - skala paras air HE
∆h = 0,002 m
Ditanyakan
: Qt = ...........?
2 . g . (∆h)
Jawab : Qt = AE √ 2
A
1- ( E )
AA

Qt = 0,00001575 𝑚3
15

7. Kecepatan Teori
Diketahui :
Qt = 0,00001575 m3 /s
AA = 0,0004906 m2
AE = 0,0000785 m2
Ditanyakan :
VA = ...........?
𝑄
Jawab : VA = 𝐴𝑡
𝐴

VA = 0,117m/s
Q
VE = At
E

VE = 0,732 m/s
8. Kecepatan Rata-Rata (vRata-rata)
Diketahui :
VA = 0,117 𝑚/𝑠
VE = 0,732 m/s
Ditanyakan :
vrata-rata = ...........?
𝑉𝐴 + 𝑉𝐸
Jawab : vrata-rata = 2

vrata-rata = 0,116 m/s


9. Koefisien Debit (Cd)
Diketahui : QNyata = 0,000095 m3/s
QTeoritis = 0,00001575 m3/s
Ditanyakan : Cd = ...........?
QNyata
Jawab : Cd =Q
Teoritis

Cd = 6,0305
Tabel 1.3 Energi dan Koefisien Debit pada pipa Percobaan 1

Skala Paras Debit Jarak Pipa Kecepatan Tinggi


Luas Penampang Energi
Air Aliran Sumbat Aliran Kecepatan
A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0.0004906 0.135 0.000095 0 0.193631 0.009869 0.144869
0.0001517 0.157 0.000095 0.0603 0.626360 0.031925 0.188925
0.0001093 0.150 0.000095 0.0687 0.869140 0.044299 0.194299
0.0000899 0.143 0.000095 0.0732 1.057028 0.053875 0.196875
0.0000785 0.133 0.000095 0.0811 1.210191 0.061682 0.194682
0.0004906 0.140 0.000095 0.1415 0.193631 0.009869 0.149869

ΔH Debit Teoritis Kecepatan rata-rata Koefisien Debit


Titik

Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd


A–E 0.002 0.00001575 0.116392 6.030566166
B–E 0.024 0.00006296 0.608532 1.509002185
C–E 0.017 0.00006515 0.713011 1.458133769
D–E 0.010 0.00007141 0.852097 1.330376635
Rata-rata 2.582019689

16
Tabel 1.4 Paras Air dan Energi Percobaan 1

Percobaan 1
Jarak Pipa
Energi 0.210
Sumbat Paras Air (m)
(m) 0.200
(m)
0.190

Skala Paras Air (m)


0.180
0 0.135 0.144869
0.170

0.0603 0.157 0.188925 0.160


0.150
0.0687 0.150 0.194299 0.140
0.130
0.0732 0.143 0.196875 0.120
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15
0.0811 0.133 0.194682 Jarak Pipa Sumbat

0.1415 0.140 0.149869 PARAS AIR ENERGI

Grafik 1.1 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan
Energi Percobaan 1

17
Tabel 1.5 Energi dan Koefisien Debit pada Pipa Percobaan 2
Jarak
Skala Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Luas Penampang Pipa Energi
No. Paras Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0.0250 0.0004906 0.174 0.0000975 0 0.198726 0.010129 0.184129
B 0.0139 0.0001517 0.162 0.0000975 0.0603 0.642844 0.032765 0.194765
C 0.0118 0.0001093 0.149 0.0000975 0.0687 0.892013 0.045464 0.194464
D 0.0107 0.0000899 0.135 0.0000975 0.0732 1.084844 0.055293 0.190293
E 0.0100 0.0000785 0.118 0.0000975 0.0811 1.242038 0.063305 0.181305
F 0.0250 0.0004906 0.134 0.0000975 0.1415 0.198726 0.010129 0.144129

ΔH Debit Teoritis Kecepatan rata-rata Koefisien Debit


Titik

Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd

A–E 0.056 0.00008336 0.615890 1.169661194


B–E 0.044 0.00008524 0.823956 1.143800183
C–E 0.031 0.00008798 0.962837 1.108209815
D–E 0.017 0.00009311 1.110998 1.047203678
Rata-rata 1.117218717

18
Tabel 1.6 Paras Air dan Energi Percobaan 2

Jarak Percobaan 2
Pipa Energi 0.200
Paras Air (m)
Sumbat (m) 0.190
(m)
0.180
0.170

Skala Paras Air (m)


0 0.174 0.184129 0.160
0.150
0.0603 0.162 0.194765
0.140
0.130
0.0687 0.149 0.194464
0.120
0.110
0.0732 0.135 0.190293
0.100
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15
0.0811 0.118 0.181305 Jarak Pipa Sumbat

0.1415 0.134 0.144129 PARAS AIR ENERGI

Grafik 1.2 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan
Energi Percobaan 2

19
Tabel 1.7 Energi dan Koefisien Debit pada Pipa Percobaan 3
Jarak
Skala Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Luas Penampang Pipa Energi
No. Paras Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0.0250 0.0004906 0.178 0.0001075 0 0.219108 0.011168 0.189168
B 0.0139 0.0001517 0.164 0.0001075 0.0603 0.708776 0.036125 0.200125
C 0.0118 0.0001093 0.147 0.0001075 0.0687 0.983501 0.050127 0.197127
D 0.0107 0.0000899 0.132 0.0001075 0.0732 1.196110 0.060964 0.192964
E 0.0100 0.0000785 0.111 0.0001075 0.0811 1.369427 0.069797 0.180797
F 0.0250 0.0004906 0.130 0.0001075 0.1415 0.219108 0.011168 0.141168

ΔH Debit Teoritis Kecepatan rata-rata Koefisien Debit


Titik

Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd

A–E 0.067 0.00009118 0.673669 1.17901829


B–E 0.053 0.00009355 0.904306 1.149059225
C–E 0.036 0.00009481 1.037584 1.133849564
D–E 0.021 0.00010348 1.234805 1.038842768
Rata-rata 1.125192461

20
Tabel 1.8 Paras Air dan Energi Percobaan 3

Jarak
Percobaan 3
Pipa Energi
Paras Air (m) 0.200
Sumbat (m)
(m) 0.190
0.180

Skala Paras Air (m)


0.170
0 0.178 0.189168 0.160
0.150
0.0603 0.164 0.200125 0.140
0.130
0.0687 0.147 0.197127 0.120
0.110
0.100
0.0732 0.132 0.192964 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15
Jarak Pipa Sumbat
0.0811 0.111 0.180797
PARAS AIR ENERGI
0.1415 0.130 0.141168

Grafik 1.3 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air
dan Energi Percobaan 3

21
Tabel 1.9 Energi dan Koefisien Debit pada Pipa Percobaan 4
Jarak
Skala Paras Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Luas Penampang Pipa Energi
Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0.0250 0.0004906 0.190 0.0001225 0 0.249682 0.012726 0.202726
0.0139 0.0001517 0.169 0.0001225 0.0603 0.807675 0.041166 0.210166
0.0118 0.0001093 0.146 0.0001225 0.0687 1.120734 0.057122 0.203122
0.0107 0.0000899 0.123 0.0001225 0.0732 1.363009 0.069470 0.192470
0.0100 0.0000785 0.093 0.0001225 0.0811 1.560510 0.079537 0.172537
0.0250 0.0004906 0.124 0.0001225 0.1415 0.249682 0.012726 0.136726

ΔH Debit Teoritis Kecepatan rata-rata Koefisien Debit


Titik

Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd


A–E 0.097 0.00010971 0.810578 1.116605341
B–E 0.076 0.00011203 1.082890 1.09345566
C–E 0.053 0.00011504 1.258954 1.064869473
D–E 0.030 0.00012368 1.475875 0.990436108
Rata-rata 1.066341646

22
Tabel 1.10 Paras Air dan Energi Percobaan 4

Percobaan 4
Jarak Pipa 0.220
Energi
Sumbat Paras Air (m) 0.210
(m)
(m) 0.200
0.190
0.180

Skala Paras Air (m)


0.170
0 0.190 0.202726 0.160
0.150
0.140
0.0603 0.169 0.210166 0.130
0.120
0.110
0.0687 0.146 0.203122 0.100
0.090
0.080
0.0732 0.123 0.192470 0.070
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15
0.0811 0.093 0.172537 Jarak Pipa Sumbat

PARAS AIR ENERGI


0.1415 0.124 0.136726

Grafik 1.4 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan
Energi Percobaan 4

23
Tabel 1.11 Energi dan Koefisien Debit pada Pipa Percobaan 5
Jarak
Skala Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Luas Penampang Pipa Energi
No. Paras Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0.0250 0.0004906 0.212 0.0001275 0 0.259873 0.013245 0.225245
B 0.0139 0.0001517 0.196 0.0001275 0.0603 0.840642 0.042846 0.238846
C 0.0118 0.0001093 0.140 0.0001275 0.0687 1.166478 0.059454 0.199454
D 0.0107 0.0000899 0.103 0.0001275 0.0732 1.418643 0.072306 0.175306
E 0.0100 0.0000785 0.056 0.0001275 0.0811 1.624204 0.082783 0.138783
F 0.0250 0.0004906 0.106 0.0001275 0.1415 0.259873 0.013245 0.119245

ΔH Debit Teoritis Kecepatan rata-rata Koefisien Debit


Titik

Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd

A–E 0.156 0.00013913 1.027948 0.916425922


B–E 0.140 0.00015205 1.469744 0.838528931
C–E 0.084 0.00014482 1.584935 0.880377156
D–E 0.047 0.00015481 1.847301 0.823592266
Rata-rata 0.864731069

24
Tabel 1.12 Paras Air dan Energi Percobaan 5

Percobaan 5
Jarak Pipa
Energi 0.250
Sumbat Paras Air (m)
(m) 0.240
(m) 0.230
0.220
0.210
0.200
0.190

Skala Paras Air (m)


0 0.212 0.225245 0.180
0.170
0.160
0.150
0.0603 0.196 0.238846 0.140
0.130
0.120
0.110
0.0687 0.140 0.199454 0.100
0.090
0.080
0.0732 0.103 0.175306 0.070
0.060
0.050
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15
0.0811 0.056 0.138783
Jarak Pipa Sumbat

0.1415 0.106 0.119245 PARAS AIR ENERGI

Grafik 1.5 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan
Energi Percobaan 5

25
26

1.4 Penutup
1.4.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan perolehan beda energi dari 5 percobaan yang ada. Dapat
disimpulkan bahwa persamaan teorema Bernoulli dapat dikatakan valid
karena selisih tinggi energi yang sangat kecil antar pipa
2. Koefisien debit (Cd) didapat dari perbandingan antara debit percobaan
dengan debit teoritis, dimana koefisien debitnya adalah:
a. Percobaan 1 = 1,1986123
b. Percobaan 2 = 1,068923493
c. Percobaan 3 = 1,10704092
d. Percobaan 4 = 0,858230602
e. Percobaan 5 = 1,044421983
3. Aliran Kovergen, yaitu aliran yang memusat. Aliran yang terjadi pada
percobaan dengan pipa berdiameter besar yang mengalir menuju pipa
berdiameter lebih kecil dikarenakan luas penampang yang menyempit.
4. Aliran Divergen, yaitu aliran yang berpencar (menyebar). Aliran yang
terjadi pada percobaan dengan pipa berdiameter kecil yang mengalir
menuju pipa berdiameter lebih besar dikarenakan luas penampang yang
bertambah besar.
5. Kecepatan aliran pada debit aliran yang seragam, akan membesar pada
saat melewati penampang yang lebih kecil, semakin kecil luas
penampang maka debit aliran semakin besar
6. Aliran termampatkan memiliki karakteristik dengan adanya suatu
perubahan pada besaran kerapatan massa atau juga disebut densitas dari
fluida dalam sepanjang aliran.
27

1.4.2 Saran
1. Kehati-hatian harus dilakukan saat membaca skala ketinggian air untuk
meminimalkan kesalahan perhitungan. Saat memutar keran, selalu putar
ke arah yang sama, jangan ke arah yang berlawanan
2. Dengan menggunakan satuan diharapkan proses penghitungan dan
analisis data menjadi lebih teliti.
3. Praktikan harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk menguasai materi
sehingga benar-benar dapat menjadi lebih lincah dan kreatif.
4. Praktikan diharapkan untuk memperhatikan setiap detail kegiatan
praktikum karena akan sangat mempengaruhi pemahaman mereka
tentang isi praktikum. Setiap kelompok harus mendokumentasikan
setiap langkah pelaksanaan Laboratorium Bernoulli sebagai lampiran
Laporan Percobaan Laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai