Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang

menyatakan bahwa pada suatualiran fluida, peningkatan kecepatan pada fluida


akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran sama. Persamaan Bernoulli
dapat diterapkan pada aliran fluida nozel karena tidak terdapat separasi aliran dan
lapisan atas (boundary layer) alirannya masih tipis serta pengaruh gesekan dapat
diabaikan. Demikian pula pada siphon dengan pipa amat panjang, juga pada aliran
terbuka yang tidak ditemui adanya gejolak aliran yang signifikan (hydraulic
jump). Persamaan Bernoulli umumnya tidak dapat diterapkan pada aliran fluida
dalam perubahan penampang yang kontras (sudden expansion / sudden
enlargement), pada aliran dalam mesin-mesin fluida yang searah serta pada aliran
udara yang melalui elemen pemanas ataupun yang pengaruh kompresibilatasnya
tinggi.
B. Tujuan
Menentukan tekanan dan kecepatan aliran pada pipa yang tidak rata.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang


menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida

akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil
dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
Konstanta integrasi (yang disebut konstanta Bernoulli) pada umumnya
berubah dari satu garis aliran lainnya tetapi konstanta sepanjang suatu garis aliran
dalm aliran Steady, tanpa gesekan tak mampu mampat. Kerja aliran adalah kerja
bersih yang dilakukan oleh elemen fluida terhadap lingkungan selagi fluida
tersebut mengalir. Sebagai contoh bayangkan sebuah turbin yang terdiri dari satu
satuan bersudut yang berputar bila fluida mengalir melaluinya dengan melakukan
torsi pada porosnya. Untuk perputaran yang kecil, jatuh tekanan melintasi sebuah
sudut kali luas sudut yang terkena tekanan adalah gaya yang terhadap rotor, bila
dikalikan dengan jarak dari titik pusat daya ke sumbu rotor maka diperoleh torsi.
Kerja elemental yang dilakukan oleh A ds oleh A ds satuan fluida yang
mengalir, oleh karena itu kerja per massa satuan ialah p/.
Persamaan Bernoulli umumnya tidak dapat diterapkan pada aliran fluida
dalam perubahan penampang yang kontras (sudden expansion / sudden
enlargement), pada aliran dalam mesin-mesin fluida yang searah serta pada aliran

udara yang melalui elemen pemanas ataupun yang pengaruh kompresibilitasnya


tinggi.Perubahan tekanan dalam aliran fluida terjadi karena adanya perubahan
ketinggian, perubahan kecepatan akibat perubahan penampang dan gesekan
fluida. Pada aliran tanpa gesekan perubahan tekanan dapat dianalisa dengan
persamaan Bernoulli yang memperhitungkan perubahan tekanan ke dalam
perubahan ketinggian dan perubahan kecepatan. Sehingga perhatian utama dalam
menganalisa kondisi aliran nyata adalah pengaruh dari gesekan. Gesekan akan
menimbulkan penurunan tekanan atau kehilangan tekanan dibandingkan dengan
aliran tanpa gesekan.
Berdasarkan lokasi timbulnya kehilangan, secara umum kehilangan tekanan
akibat gesekan atau kerugian ini dapat digolongkan menjadi 2. Yaitu kerugian
mayordan kerugian minor.
Kerugian mayor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida
pada sistem aliran penampang tetap atau konstan. Kerugian mayor ini terjadi pada
sebagian besar penampang sistem aliran makanya dipergunakan istilah mayor.
Sedangkan kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi
pada katup-katup, sambungan T, sambungan L dan pada penampang yang tidak
konstan. Kerugian minor meliputi sebagian kecil penampang sistem aliran,
sehingga dipergunakan istilah minor. Kerugian ini untuk selanjutnya akan
disebutkan sebagai head loss.
Persamaan Bernoulli pada dua titik pada suatu garis aliran adalah sebagai
berikut:
V 1 p1
V 2 p2
+ + Z 1=
+ + Z 2(Persamaan1)
2g

2g

Z 1Z 2+

P1P1 V 1 V 2
+
=0

2g

Persamaan ini menunjukkan bahwa sebenarnya beda energi potensial, energi


aliran dan energi kinetik yang mempunyai arti dalam persamaan tersebut. Jadi Z1
dan Z2 tidak bergantung pada datum ketinggian tertentu, karena merupakan beda
ketinggian kedua titik tersebut. Demikian pula 1/-2/ ialah beda tinggi tekanan
yang dinyatakan dalam satuan panjang fluida yang mengalir dandan titik diubah
oleh datum tekanan tertentu yang terpilih. Karena siku-siku kecepatan tidak linier
maka datumnya tertentu.
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran sebagai berikut:

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh

fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk
aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi


kinetik per satuan volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume
(gh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Persamaan asumsi-asumsi yang mendasar persamaan Bernoulli 1:
1. Bila semua garis aliran berasal dari sebuah reservoar, dimana kadar
energinya sama maka konstanta integrasi tidak berubah dari suatu garis
aliran ke garis lainnya. Dan titik satu dan titik dua untuk menerapkan
persamaan Bernoulli dapat dipilih sembarang yakni tidak perlu pada garis
yang sama.
2. Dalam aliran suatu gas, seperti dalam sistem ventilasi dimana perubahan
tekanan hanya merupakan bagian kecil (beberapa persen) dari tekanan
mutlak, maka gas tersebut dapat dianggap tidak mampu mampat, dapat
digunakan persamaan 1 dengan berat jenis rata-rata .
3. Untuk aliran tidak steady (tak ajek) dengan perubahan kondisi-kondisi yang
terjadi secara berangsur-angsur, misalnya penggosongan suatu reservoar,
maka dapat diterapkan persamaan Bernoulli tanpa kesalahan yang berarti.
4. Persamaan Bernoulli bermanfaat dalam analisis mengenai awal-awal fluida
nyata dengan pertama-tama mengabaikan gesekan viskos guna memperoleh
hasil teoritik. Kemudian persamaan yang diperoleh dapat dimodifikasi
dalam suatu koefisien yang ditentukan dengan eksperimen, guna mengoreksi
persamaan teoritik tersebut agar sesuai awal fisik yang sebenarnya.

Dari persamaan kontinuitas (persamaan 1) diperoleh persamaan berikut:


=1.1=2.2=16 1= 362
Dengan :
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)
V = kecepatan aliran air (m/s)
Penerapan asas Bernoulli dapat kita jumpai pada peristiwa atau alat antara
lain tangki berlubang (penampungan air), alat penyemprot (obat nyamuk dan
parfum), karburator, venturimeter, tabung pitot, dan gaya angkat pesawat terbang.
1. Penerapan Asas Bernoulli Pada Tangki Berlubang

Skema persamaan Bernoulli untuk fluida dalam tangki dan terdapat


kebocoran dalam ketinggian tertentu.
Perhatikan gambar diatas, pada titik A, kecepatan fluida turun relatif kecil
sehingga dianggap nol (v1 = 0). Oleh karena itu persamaan Bernoulli menjadi
sebagai berikut.
p1 + gh1 + 0 = p2 +gh2 + v22
g(h1 h2) = v2

v=
Jika h1h2 = h, maka:
v=

Lintasan air (fluida) pada tangki berlubang


Perhatikan gambar diatas. Jika air keluar dari lubang B dengan kelajuan v
yang jatuh di titik D, maka terlihat lintasan air dari titik B ke titik D berbentuk
parabola. Berdasarkan analisis gerak parabola, kecepatan awal fluida pada arah

mendatar sebesar vBX = v =

. Sedangkan kecepatan awal pada saat jatuh

(sumbu Y) merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dengan percepatan

ay = g. Berdasarkan persamaan jarak Y = v0yt +

ay t2 dengan Y = H h, v0y = 0,

dan ay = g, maka kita peroleh persamaan untuk menghitung waktu yang


diperlukan air dari titik B ke titik D sebagai berikut.

Gerak air (fluida) pada sumbu X merupakan gerak lurus beraturan (GLB)
sehingga berlaku persamaan:
X = v0X t
Karena v0X = vBX = v =

, maka:

R=X=
R=X=
R=X=
2. Penerapan Asas Bernoulli Pada Alat Penyemprot
Alat penyemprot yang menggunakan prinsip Bernoulli yang sering kita
gunakan adalah alat penyemprot racun serangga. Perhatikan gambar berikut.

Penyemprot racun serangga


Ketika kita menekan batang pengisap, udara dipaksa keluar dari tabung
pompa melalui tabung sempit pada ujungnya. Semburan udara yang bergerak
dengan cepat mampu menurunkan tekanan pada bagian atas tabung tandon yang
berisi cairan racun. Hal ini menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan
turun dan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semburan udara berkelajuan tinggi
meniup cairan, sehingga cairan dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
3. Penerapan Asas Bernoulli Pada Karburator

Karburator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan


bakar dengan udara, campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan
pembakaran. untuk memahami cara kerja karburator pada kendaran bermotor,
perhatikan gambar berikut.

Diagram sebuah karburator


Penampang pada bagian atas jet menyempit, sehingga udara yang mengalir
pada bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai asas Bernoulli,
tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan di dalam tangki bensin sama dengan
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa bahan bakar (bensin atau solar)
tersembur keluar melalui jet sehingga bahan bakar bercampur dengan udara
sebelum memasuki silinder mesin.
4. Penerapan Asas Bernoulli Pada Venturimeter
Tabung venturi adalah venturimeter, yaitu alat yang dipasang pada suatu
pipa aliran untuk mengukur kelajuan zat cair. Ada dua venturimeter yang akan kita
pelajari, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan
manometer yang berisi zat cair lain.
Venturimeter Tanpa Manometer

Gambar diatas menunjukkan sebuah venturimeter yang digunakan untuk


mengukur kelajuan aliran dalam sebuah pipa. Untuk menentukan kelakuan aliran
v1 dinyatakan dalam besaran-besaran luas penampang A1 dan A2 serta perbedaan
ketinggian zat cair dalam kedua tabung vertikal h. Zat cair yang akan diukur
kelajuannya mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian
(h1 = h2) sehingga berlaku persamaan berikut.
p1 p2 = (v22 v12)
Berdasarkan persamaan kontinuitas diperoleh persamaan sebagai berikut.

A1V1 = A2v2 v1 =

atau

v2 =

Jika persamaan ini kita masukan ke persamaaan p1 p2 = (v22 v12) maka


diperoleh persamaan seperti berikut.

Pada gambar diatas terlihat perbedaan ketinggian vertikal cairan tabung


pertama dan kedua adalah h. Oleh karena itu selisih tekanan sama dengan tekanan
hidrostatis cairan setinggi h.
p1 p2 = gh
Dengan menggabungkan kedua persamaan yang melibatkan perbedaan
tekanan tersebut diperoleh kelajuan aliran fluida v1.

Venturimeter Dengan Manometer


Pada prinsipnya venturimeter dengan manometer hampir sama dengan
venturimeter tanpa manometer. Hanya saja dalam venturimeter ini ada tabung U
yang berisi raksa. Perhatikan gambar berikut.

Venturimeter dengan sistem manometer


Berdasarkan penurunan rumus yang sama pada venturimeter tanpa
manometer, diperoleh kelajuan aliran fluida v1 adalah sebagai berikut.

Keterangan:
r : massa jenis raksa
u : massa jenis udara
5. Penerapan Asas Bernoulli Pada Tabung Pitot
Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah
tabung pitot. Perhatikan gambar berikut.

Diagram penampang sebuah pitot


Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubanglubang di titik a. Lubanglubang ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup jauh di belakang sehingga
kelajuan dan tekanan gas di luar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti
halnya dengan aliran bebas. Jadi, va = v (kelajuan gas) dan tekanan pada kaki kiri
manometer tabung pilot sama dengan tekanan aliran gas (Pa).
Lubang dari kaki kanan manometer tegak lurus terhadap aliran sehingga
kelajuan gas berkurang sampai ke nol di titik b (vb = 0). Pada titik ini gas berada
dalam keadaan diam. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan
di titik b (pb). Beda ketinggian titik a dan b dapat diabaikan (ha = hb), sehingga
perbedaan tekanan yang terjadi menurut persamaan Bernoulli adalah sebagai
berikut.

Perbedaan tekanan ini sama dengan tekanan hidrostatika fluida (raksa) pada
manometer.
pb pa = rgh
Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai
berikut.

6. Penerapan Asas Bernoulli Pada Gaya Angkat Sayap pada Pesawat


Terbang
Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang
melalui sayap pesawat. Pesawat terbang tidak seperti roket yang terangkat ke atas
karena aksi-reaksi antara gas yang disemburkan roket itu sendiri. Roket
menyemburkan gas ke belakang, dan sebagai reaksinya gas mendorong roket
maju. Jadi, roket dapat terangkat ke atas walaupun tidak ada udara, tetapi pesawat
terbang tidak dapat terangkat jika tidak ada udara.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih
tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya.
Perhatikan gambar dibawah. Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripada
sisi bagian bawahnya. Artinya, kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat
v2 lebih besar daripada sisi bagian bawah sayap v1. Sesuai dengan asas Bornoulli,
tekanan pada sisi bagian atas p2 lebih kecil daripada sisi bagian bawah p1 karena
kelajuan udaranya lebih besar. Dengan A sebagai luas penampang pesawat, maka
besarnya gaya angkat dapat kita ketahui melalui persamaan berikut.

Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar
daripada berat pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung
dari berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar
kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti gaya angkat
sayap pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap makin
besar pula gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada
berat pesawat (F1 F2) > m g. Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu
dan pilot ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara), maka
kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan
berat pesawat (F1 F2) = m g.

Garis-garis arus di sekitar saya pesawat terbang


Dari gambar garis arus udara disekitar sayap peasawat terbang terlihat jelas
penerapan asas bernoulli pada desain sayap pesawat.

III.

METODOLOGI
A. Alat dan Bahan

1. Prototype
2. Penggaris
3. Stopwatch

B. Cara Kerja
1. Mempersiapkan peralatan. Yaitu prototype, penggaris, dan stopwatch.
2. Ukur diameter dan panjang pipa 1 dan pipa 2 dalam prototype dengan
menggunakan penggaris

3. Hitung waktu yang diperlukan oleh air untuk masuk sampai keluar dari
prototype. Pada percobaan pertama, tetapkan terlebih dahulu pipa mana
yang akan berada didepan. Apakah pipa 1 atau pipa 2.
4. Ukur ketinggian air pada pipa 1dan pipa 2 pada saat prototype dicelupkan ke
dala air sampai seluruh bagian prototype tenggelam.
5. Catat hasil perhitungan.
6. Lakukan hal yang sama pada percobaan kedua. Akan tetapi pipa di balik.
7. Tentukan nilai waktu total, waktu pada pipa 1, waktu pada pipa 2, laju
aliran,luas lubang pipa, debit aliran, dan Konstanta Bernoulli.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Percobaan 1

Diameter pipa 1 = 8,5 cm, r = 4,25 cm


Diameter pipa 2 = 3 cm, r = 1,5 cm
Panjang pipa 1 = 34 cm
Panjang pipa 2 = 36,5 cm
Waktu total (t total) = 0,84 s
Tinggi pipa 1 = 9,5 cm
Tinggi pipa 2 = 16 cm
Perhitungan data percobaan 1
1. Menghitung t 2
1
t2
=
t total
3
t2

1
3

0,84

0,28 s
2. Menghitung t 1
t1
= t total - t 2
t1
= 0,84 0,28
t1
= 0,56 s
3. Menghitung kecepatan laju air

Pipa 1

p1
t1
34
v1
=
0,56
v1
= 60,7 cm / s
v 1 = 0,607 m / s
Pipa 2
p2
v2 =
t2
36,5
v2 =
0,28
v 1 = 130,35 cm / s
v 1 = 1,30 m / s
4. Menghitung tinggi pada h1 dan h2
H=h2 - h1
H= 16-9,5
H= 6,5 cm
H= 6,5 102 m
5. Menghitung luas lubang pipa
Pipa 1
A1
= r2
= 3,14 ( 4,25)
= 3,14 ( 18,0625)
= 56,7 cm
= 0,567 m
Pipa 2
A2
= r2
= 3,14 ( 1,5)
= 3,14 ( 2,25)
= 7,065 cm
= 7,065 102 m
6. Menghitung debit aliran
Pipa 1
Q1
= A1 V 1
Q1
= 0,567 0,607
Q1
= 0,344 m/s
Pipa 2
Q2
= A2 V 2
Q2
= (7,065 102 1,30
Q2
= 9,18 m/s
7. Menghitung konstanta bernoulli
v1

= | H| +

v1 v2
+
2g 2g

|6,5 102|

|6,5 102|

| |

0,607 1,30
+
2 9,8 2 9,8
1,32
19,6

= 6,5 10 ) + 0,067

= 13,2 102
= 0,132
Percobaan 2

Diameter pipa 1 = 3 cm, r = 1,5 cm


Diameter pipa 2 = 8,5 cm, r = 4,25 cm
Panjang pipa 1 = 36,5 cm
Panjang pipa 2 = 34 cm
Waktu total (t total) = 3,44 s
Tinggi pipa 1 = 24 cm
Tinggi pipa 2 = 22 cm

Perhitungan data percobaan 2


1. Menghitung t 2
1
t2 =
t total
3
1
t2 =
3,44
3
1,14 s
2. Menghitung t 1
t 1 = t total - t 2
t 1 = 3,44 1,14
t 1 = 2,3 s
3. Menghitung kecepatan laju air
Pipa 1
p1
v1 =
t1
36,5
v1 =
2,3

v 1 = 15,8 cm / s
v 1 = 0,158 m / s
Pipa 2
p2
v2 =
t2
34
v2 =
1,14
v 2 = 29,8 cm / s
v 2 = 0,298 m / s
4. Menghitung perbedaan tinggi pada h1 dan h2
H=h2 - h1
H= 22 - 24
H= 2 cm
H= 2 102 m
5. Menghitung luas lubang pipa
Pipa 1
A1
= r2
= 3,14 ( 1,5)
= 3,14 ( 2,25)
= 7,065 cm
= 7,065 104 m
Pipa 2
A2
= r2
= 3,14 ( 4,25)
= 3,14 ( 18,0625)
= 5,75 cm
= 5,75 104 m
6. Menghitung debit aliran
Pipa 1
Q1
= A1 V 1
Q1
= (7,065 104 ) 0,158
Q1
= 1,116 104 m/s
Pipa 2
Q2
= A2 V 2
Q2
= (5,75 102 0,298
Q1
= 1,713 104 m/s
7. Menghitung konstanta bernoulli
v 1 v 2
K
= | H | +
+
2g 2g

|2 102|

|2 102|

| |

(0,158) 0,298
+
2 9,8 2 9,8
0,063
19,6

= 2 10 ) +( 32,14 102 )

= 34,14 102
= 0,3414

V.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah

dilakukan, yaitu:
1. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada
kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran
tersebut.
2. Ada beberapa asumsi mengenai persamaan Bernoulli.
3. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komponen kerugian
pada pipa, yaitu belokan pada pipa lengkung, komponen-komponen
pipa,perubahan penampang pipa mendadak, gesekan, dan siku.
4. Penerapan persamaan Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari
contohnya

pada

penyemprot

racun

serangga,

semprotannyamuk, cerobong asap, dan venturi.


B. Saran

karburator,

Kegiatan praktikum telah dilakukan dengan baik, diharapkan untuk


kedepannya bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2016. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Purwokerto:


Universitas Jenderal Soedirman.
Anonim. 2015. Penerapan Azas Bernoulli. Fisikazone.com/penerapan-azasbernoulli/. Diakses 11 April 2016.
Bintang,
Nasrul.
2011.
Hukum
Bernoulli.
https://nasrulbintang.wordpress.com/2011/12/10/hukum-bernoulli/. Diakses
11 April 2016.
Ruwanto, Bambang. 2007. Azas-Azas Fisika. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.
Kindersley, Dorling. 2000. Gaya dan Gerak. Jakarta: Balai Pustaka.
Tama,
A.D.
2012.
Bernoulli.
https://akbardwitama.Wordpress.com/2012/05/25/bernoulli-2. diakses pada
13 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai