Penanganan pascapanen pada buah pisang saat ini masih telah dilakukan oleh para
dengan membiarkan buah pisang pada udara terbuka dengan suhu ruang ataupun
membungkus pisang dengan plastik. Pemeraman bertujuan untuk memperbaiki sifat hasil
tanaman dan mempercepat masaknya hasil tanaman, saat ini pemeraman sudah banyak
dilakukan dengan penambahan karbit atau biasa disebut pengkarbitan. Pengkarbitan yang
Menurut Ningrum (2013) bahwa penambahan batu karbit pada saat pemeraman
berpengaruh terhadap hasil tanaman yaitu pemacuan aktivitas respirasi sehingga buah akan
mencapai tingkat ketuaan maksimum. Permasalahan yang sering timbul yaitu banyak buah
pisang yang cepat busuk, daging buah yang terlalu lembek dan lain-lain, kerusakan ini sangat
tidak sesuai dengan minat pasar. Menurut Prabawati dkk (2008) kelemahan menggunakan
batu karbit buah cepat matang maka buah pisang mudah rontok dan cepat rusak ditandai
dengan bintik-bintik coklat pada permukaan kulit. Kerusakan pada buah ini akibat dari
pemeraman buah yang dilakukan dengan penambahan karbit terlalu banyak yang
mempercepat laju gas etilen, sehingga dibutuhkan massa karbit yang tepat pada saat
pemeraman. Menurut Ningrum (2013) batu karbit sebanyak 0,05 0,20% dari berat buah
pisang, dibungkus dan dipercikkan air. Karbit diletakkan pada bagian bawah dalam kemasan,
pemeraman, pisang yang digunakan dalam bentuk sisiran sesuai dengan kriteria tua optimal
dengan kondisi baik (tidak terserang hama penyakit, tidak terluka dan tidak memar). Pada
setiap wadah pemeraman hanya berisi satu sisir pisang dengan massa karbit berbeda-beda.
Sedangkan pelaksanaan penelitian diawali dengan menimbang pisang dan batu karbit.
Selanjutnya pisang dan batu karbit yang telah ditimbang dimasukkan kedalam media
pemeraman. Batu karbit yang digunakan diberi air untuk menghasilkan gas etilen. selanjutnya
dilakukan pengukuran suhu udara lingkungan dan suhu udara pada media pemeraman,
kelembaban udara lingkungan dan kelembaban udara pada media pemeraman, kadar air
pisang, kadar vitamin C pisang, tingkat kekerasan dan kandungan padatan terlarut.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Massa karbit akan memengaruhi suhu,
kelembaban udara, kadar air, kadar vitamin c, kandungan padatan terlarut, dan kekerasan. Di
mana semakin banyak massa karbit yang digunakan akan meningkatkan suhu, kadar air,
kadar vitamin c, dan kandungan bahan terlarut. Sedangkan untuk kekerasan buah pisang
cenderung menurun. Pemeraman buah pisang pada media kedap udara tidak dapat dilakukan
karena kandungan oksigen dalam ruang penyimpanan sedikit sehingga tidak cukup untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massa karbit dan media
pemeraman pada pemeraman buah pisang terhadap mutu fisik dan kimia buah
pisang ambon dan pisang kepok.
Menurut Ningrum (2013) bahwa penambahan batu karbit pada saat pemeraman
berpengaruh terhadap hasil tanaman yaitu pemacuan aktivitas respirasi sehingga
buah akan mencapai tingkat ketuaan maksimum.
Permasalahan yang sering timbul yaitu banyak buah pisang yang cepat busuk,
daging buah yang terlalu lembek dan lain-lain, kerusakan ini sangat tidak sesuai
dengan minat pasar. Menurut Prabawati dkk (2008) kelemahan menggunakan batu
karbit buah cepat matang maka buah pisang mudah rontok dan cepat rusak
ditandai dengan bintik-bintik coklat pada permukaan kulit. Kerusakan pada buah
ini akibat dari pemeraman buah yang dilakukan dengan penambahan karbit terlalu
banyak yang mempercepat laju gas etilen, sehingga dibutuhkan massa karbit yang
tepat pada saat pemeraman. Menurut Ningrum (2013) batu karbit sebanyak 0,05
0,20% dari berat buah pisang, dibungkus dan dipercikkan air. Karbit diletakkan
pada bagian bawah dalam kemasan, kemudian diletakkan pisang dan ditutup rapat.
Kelembaban udara pada media pemeraman tidak kedap maupun media pemeraman
kedap udara lebih tinggi dibanding kelembaban udara lingkungan. Hal ini
dikarenakan kondisi udara pada media pemeraman lebih lembab akibat penguapan
dari buah pisang berupa uap air. Kelembaban udara pada media pemeraman tidak
kedap udara dipengaruhi oleh massa karbit, massa karbit yang tinggi akan
mengasilkan suhu yang tinggi sehingga penguapan H2O yang dihasilkan lebih
banyak. Sedangkan Untuk kelembaban udara pada media pemeraman kedap udara
lebih tinggi dibanding media pemeraman tidak kedap udara, hal ini dikarenakan
uap air yang dihasilkan tertahan oleh media pemeraman sehingga
membentuk tetesan air pada dinding media pemeraman. Kelembaban dalam media
pemeraman yang tinggi juga memungkinkan jamur berkembang biak dengan cepat
dikarenakan kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan jamur (Silalahi,2007)
Kadar air saat pemeraman buah pisang ambon mengalami peningkatan. Hal ini
terjadi karena air dihasilkan dari proses respirasi, di mana makin lama respirasi
maka makin banyak air yang dihasilkan sehingga makin banyak pula air yang
tertahan pada ruang antar sel dan dengan demikian kadar air yang ditetapkan
akan meningkat pula (Winarno dan Wirakartakusumah, 1981). Massa karbit yang
digunakan berpengaruh terhadap kadar air akhir buah , di mana semakin tinggi
massa karbit maka semakin tinggi kadar air buah, tingginya massa karbit
mengakibatkan laju respirasi tinggi sehingga hasil respirasi berupa air akan
semakin tinggi, sehingga semakin banyak air yang tertahan pada ruang antar sel.
Pemberian zat perangsang mengakibatkan pisang mencapai tingkat kematangan
lebih cepat dibandingkan dalam keadaan normal. Ketika kematangan tercapai,
tekanan osmosis meningkat dan daging buah menyerap air dari kulit sehingga
kadar airnya semakin tinggi (Mariott, dkk., 1981). Pada media pemeraman tidak
kedap udara ini massa karbit yang digunakan tidak mempengaruhi kadar air
akhir buah pisang Pemeraman menggunakan media kedap udara menghasilkan
buah masak abnormal.
Kadar air saat pemeraman buah pisang ambon mengalami peningkatan. Massa
karbit yang digunakan berpengaruh terhadap kadar air akhir buah , di mana
semakin tinggi massa karbit maka semakin tinggi kadar air buah, tingginya
massa karbit mengakibatkan laju respirasi tinggi sehingga hasil respirasi
berupa air akan semakin tinggi, sehingga semakin banyak air yang tertahan
pada ruang antar sel.
1. Suhu dan kelembaban udara pada media pemeraman kedap udara lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu udara pada media pemeraman tidak kedap udara.
3. Semakin tinggi massa karbit maka semakin tinggi kadar air, kadar vitamin C
dan kandungan padatan terlarut pada saat pemeraman buah pisang ambon,
sedangkan tingkat kekerasan buah pisang ambon cederung menurun.
4. Pemeraman buah pisang ambon pada media kedap udara tidak dapat dilakukan
karena kandungan diduga oksigen dalam ruang penyimpanan sedikit sehingga
tidak cukup untuk proses respirasi buah pisang
KESIMPULAN
1. Massa karbit akan memengaruhi suhu, kelembaban udara, kadar air, kadar
vitamin c, kandungan padatan terlarut, dan kekerasan. Dimana semakin
banyak massa karbit yang digunakan akan meningkatkan suhu, kadar air,
kadar vitamin c, dan kandungan bahan terlarut. Sedangkan untuk
kekerasan buah pisang cenderung menurun.
2. Pemeraman buah pisang pada media kedap udara tidak dapat dilakukan
karena kandungan oksigen dalam ruang penyimpanan sedikit sehingga tidak
cukup untuk proses respirasi buah yang menyebabkan buah matang secara
abnormal.