Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

PENENTUAN KEHILANGAN HEAD ALIRAN DALAM PIPA LURUS (hf)

Oleh:
Mulyani Wulan Safitri
A1C015033

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah head loss muncul sejak diawali percobaan-percobaan hidrolika abad


ke sembilan belas. Namun, perlu diingat bahwa arti fisik head loss adalah
kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida. Sehingga satuan head loss
adalah satuan panjang yang setara dengan satuan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang
bersesuaian.
Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan analisa
dimensi. Penurunan tekanan untuk aliran turbulen adalah fungsi dari angka
Reynold. Mengingat perhitungan head loss adalah perhitungan yang cukup
panjang dan kenyataan aplikasi program komputer telah digunakan pada
perencanaan suatu sistem perpipaan maka di butuhkan persamaan matematika
untuk menentukan koefisien gesek sebagai fungsi dari angka Reynold dan
kekasaran relatif.
Kerugian head akan menjadi semakin tinggi akibat adanya separasi dan
turbulensi yang aktif, akan tetapi untuk aliran kurva linier tanpa separasi seperti
pada peralihan batas saluran yang tidak mendadak atau pada aliran di sebuah
bendungan atau air terjun, maka rugi head kecil dapat diabaikan. Oleh manning
telah dibuat rumus untuk menentukan kerugian head, yaitu:

Hf = 10,29 n2 Q2 / d5,333 ................ (1)

Dimana penentuan harga n Manning yang teliti tergolong sangat sulit karena harga
itu bergantung pada kekasaran permukaan, tumbuhan di dasar saluran,
ketidakteraturan saluran, kelurusan saluran pengendapan dan pengikisan,
obstruksi, ukuran dan bentuk saluran, tinggi permukaan air dan debitnya,
perubahan-perubahan musiman serta bahan endapan yang dibawa oleh arus.
Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian terdiri atas
head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam belokan-
belokan, reduser, katup-katup. Dalam keadaan turbulen, peralihan atau laminar
untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup), telah dikembangkan rumus Darcy
Weisbach yaitu :

v 2
hf =f
D2g ..................(2)
Keterangan :
hf = kehilangan energi akibat gesekan
f = faktor gesekan
= panjang pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
D = diameter pipa(m)
Nilai f dipengaruhi bilangan Reynolds (Re) dan kekasaran relatif dinding pipa
(e/d). Untuk menetapkan nilai f, harus diperhatikan kondisi berikut:
1. Kalau Re < 2100, aliran disebut aliran laminar dan nilai f ditetapkan dengan
persamaan Hagen-Poiseulle f = 64/Re.
2. Kalau e/d kecil (dinding pipa licin) tetapi Re > 2100, alirannya disebut
hydraulically smooth atau turbulent smooth.
3. Kalau Re > 4000 atau e/d besar, alirannya disebut aliran turbulent rought.
4. Kalau aliran berada antara kondisi 2 dan 3, maka aliran tersebut disebut aliran
transisi.
Berdasarkan kondisi di atas, nilai f ditetapkan dengan rumus yang sesuai
dengan jenis aliran pada tabel berikut:
Tabel 1. Rumus penetapan f berdasarkan jenis aliran fluida
Jenis Aliran Rumus Penetapan f Kisaran Re
1. Laminar 64/Re Re < 2100
2. a. Hydraulically smooth f = 0,361/Re0,25
b. Turbulent smooth
1/f = 2 log10 (Re f ) Re > 4000

0.8
3. Transisi 1/f = 1,14 -

Re > 4000
e 9,35
2 log 10
( +
D Re f )
4. Hydraulically rough 1/f = 1,14 + 2 log10(D/e)
Re > 4000
atau wholly rough

Nilai koefisien f juga dapat diperoleh dengan menggunakan diagram Moody atau
secara empiris dengan formula Darcy dan Hazen William.
Persamaan Manning
2
10 , 29 n l 2
hf = Q
d 5,333 ..............(3)
Persamaan Hazen-William
10 , 7 l 1, 852
hf = 4,87
Q
C HW 1, 852 d
........... (4)

Keterangan :
n = koefisien Manning
CHW = koefisien Hazen William
Nilai untuk jenis pipa PVC koefisien Hazen-William sebesar 150 dan
koefisien Manning sebesar 0,008.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah menghitung kehilangan head pada pipa (hf).
II. TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan tekanan dalam aliran fluida terjadi karena adanya perubahan


ketinggian, perubahan kecepatan akibat perubahan penampang dan gesekan
fluida. Pada aliran tanpa gesekan perubahan tekanan dapat dianalisa dengan
persamaan Bernoulli yang memperhitungkan perubahan tekanan ke dalam
perubahan ketinggian dan perubahan kecepatan. Sehingga perhatian utama dalam
menganalisa kondisi aliran nyata adalah pengaruh dari gesekan. Gesekan akan
menimbulkan penurunan tekanan atau kehilangan tekanan dibandingkan dengan
aliran tanpa gesekan. Berdasarkan lokasi timbulnya kehilangan, secara umum
kehilangan tekanan akibat gesekan atau kerugian ini dapat digolongkan menjadi 2,
yaitu kerugian mayor dan kerugian minor.
Kerugian mayor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida
pada sistem aliran penampang tetap atau konstan. Kerugian mayor ini terjadi pada
sebagian besar penampang sistem aliran sehingga dipergunakan istilah mayor
sedangkan kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi
pada katup-katup, sambungan T, sambungan L dan pada penampang yang tidak
konstan. Kerugian minor meliputi sebagian kecil penampang sistem aliran,
sehingga dipergunakan istilah minor. Kerugian ini untuk selanjutnya akan
disebutkan sebagai head loss.
Istilah Head Loss muncul sejak diawalinya percobaan-percobaan hidrolika
abad ke-19, yang sama dengan energi persatuan berat fluida. Namun perlu diingat
bahwa arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa
fluida sehingga satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu
satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida
tinggi satu satuan panjang yang bersesuaian.
Perhitungan Head loss mayor
Dengan mempergunakan persamaan keseimbangan energi dan asumsi
aliran berkembang penuh (fully developed) sehingga koefisien energi kinetik 1 =
2 dan penampang konstan maka :
p1 p2
=g ( z2 z 1 ) + hl
........... (5)
Keterangan :
hl : head loss mayor
Jika pipa horisontal, maka z2 = z1 , maka :
p1 p2
=hl
atau p / = hl ........... (6)
Jadi head loss mayor dapat dinyatakan sebagai kerugian tekanan aliran fluida
berkembang penuh melalui pipa penampang konstan.
Aliran laminar pada pipa, berkembang penuh, pada pipa horisontal,
penurunan tekanan dapat dihitung secara analitis, diperoleh:
2
128 . LQ 128. . LV ( . D / 4 ) L .V
p= 4
= 4
=32
.D .D D D .......... (7)
Keterangan :
: kekentalan atau viskositas fluida
sehingga dengan memasukkan konsep angka Reynold maka head loss menjadi :

L m V L V2 m 64 L V 2
hl =32 =
D D D 2
64 = (
VD Re D 2 )( ) ........... (8)
Pipa aliran turbulen, penurunan tekanan tidak dapat dihitung secara
analitis karena pengaruh turbulensi yang menimbulkan perubahan keacakan sifat
fluida. Perubahan sifat fluida yang acak tersebut belum dapat didekati dengan
fungsi matematis yang ada saat ini. Perhitungan head loss didasarkan pada hasil
percobaan dan analisa dimensi. Penurunan tekanan untuk aliran turbulen adalah
fungsi dari angka Reynold (Re), perbandingan panjang dan diameter pipa, L/D
serta kekasaran relatif pipa, e/D.
Head loss mayor dihitung dari persamaan Darcy-Weisbach :
2
L V
hl =f
D 2 .....................(9)
Keterangan :
f = koefisien gesek
Penggunaan dari hasil percobaan L.F. Moody yang memperkenalkan
Diagram Moody, yaitu diagram koefisien gesek fungsi angka Reynold dan
kekasaran relatif pipa.
Membandingkan antara persamaan 8 dengan persamaan 9, maka untuk
aliran laminar nilai koefisien gesek hanya fungsi angka Reynold, tidak
dipengaruhi oleh kekasaran permukaan pipa. Namun dengan semakin tingginya
angka Reynold koefisien gesekan hanya merupakan fungsi dari kekasaran relatif
saja. Pada kondisi ini medan aliran dikatakan mencapai kekasaran penuh.
Mengingat perhitungan head loss adalah perhitungan yang cukup panjang
dan kenyataan aplikasi program komputer telah digunakan pada perencanaan
suatu sistem perpipaan maka dibutuhkan persamaan matematika untuk
menentukan koefisien gesek sebagai fungsi dari angka Reynold dan kekasaran
relatif. Salah satunya adalah persamaan Blasius yang dapat digunakan pada aliran
turbulen, pipa halus dengan angka Reynold, Re < 105 yaitu :
0,3164
f=
Re0, 25 (10)
Perhitungan Head loss minor
Head loss minor dapat dihitung secara empiris dari persamaan di bawah
ini :
2
V
hlm=K
2 (11)
Keterangan :
K : koefisien head loss minor.
Nilai K tergantung pada jenis komponen sistem aliran. Untuk sambungan
penampang berubah nilai K merupakan fungsi aspek rasio. Aspek rasio adalah
perbandingan penampang yang lebih kecil dengan penampang yang lebih besar.
Head loss minor dapat pula dihitung dengan persamaan :
Le V 2
hlm=f
D 2 (12)
Keterangan :
Le /D : panjang ekuivalen dari komponen.
Persamaan ini umumnya dipergunakan untuk perhitungan head loss pada
belokan dan katup. Nilai Le/D untuk beberapa jenis sambungan dan katup
ditampilkan pada tabel 1. Nilai panjang equivalen pada tabel tersebut adalah untuk
kondisi katup terbuka penuh. Koefisien tersebut akan bertambah secara signifikan
pada kondisi katup setengah terbuka atau terbuka sebagian.
Tabel 1. Panjang equivalen dari katup dan sambungan

Jenis sambungan Panjang equivalen, Le /D


Katup (terbuka)
Katup gerbang (gate valve) 8
Katup globe (globe valve) 340
Katup sudut (angle valve) 150
Katup bola (ball valve) 3
Katup pengendali : jenis globe 600
: jenis sudut 55
Foot valve dengan saringan : poppet disk 420
: hinged disk 75
Belokan standar (standar elbow) : 900 30
: 450 16
Return bend, close pattern 50
Standar Tee : flow through run 20
: flow through branch 60

Aliran fluida pada belokan atau elbow atau bend menimbulkan head loss
yang lebih daripada aliran pada pipa lurus. Hal ini terutama karena timbulnya
aliran sekunder akibat perubahan orientasi penampang pada belokan. Koefisien
lossesnya dipengaruhi oleh radius kelengkungan kurva belokan. Untuk
sambungan yang kelengkungannya halus, koefisien lossesnya akan lebih kecil
namun pembuatannya akan lebih sulit sehingga harganya akan lebih mahal
sedangkan belokan yang kelengkungannya dibentuk dari penyambungan pipa
lurus, koefisien lossesnya akan lebih tinggi. Namun proses pembuatan yang lebih
mudah membuat harganya jauh lebih murah.
Sambungan dipasang pada sistem perpipaan dengan ulir atau sambungan
flens. Ulir umumnya dipakai pada sambungan pipa diameter yang kecil sedangkan
untuk diameter yang besar, sambungan pipa mempergunakan flens dengan mur
dan baut atau yang di las. Pemilihan sambungan sangat dipengaruhi oleh jenis
fluida, beracun atau tidak, tekanan dan suhu kerja dari sistem dan faktor
keamanan yang diharapkan. Istilah minor, tidak berkonotasi dengan kecilnya nilai
losses, namun pada lokasi timbulnya losses tersebut. Pada kasus tertentu head loss
minor nilainya lebih besar daripada head loss mayor.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat :
Selang
Penggaris
Stopwatch
Alat penguji
Tempat penampungan air (ember dan lain-lain)

Bahan :
Air
Tinta

B. Prosedur Kerja

1. Hitung faktor gesekan (f) pada masing-masing aliran.


2. Dengan menggunakan data hasil praktikum acara II hitung head aliran
pada pipa lurus (hf)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data yang diambil dari acara II dari percobaan A

Saat t = 5 s

t =5s

Re =6,58

v =0,5 m/s

D =0,02 m

g =9,8 m/s

Saat t = 10 s

t = 10 s

Re =6,45

v =0,49 m/s

D =0,02 m

g =9,8 m/s

Menghitung F dan HF

Saat t = 5 s

Laminar

64
F=

64
F= =9,73
6,58

l. v 2
Hf =f
2. D . g

1,5 . 0,52
Hf =9,73
2.0,02 .9,8

3,64875
Hf =
0,4
Hf =9,12

Saat t = 10 s

Laminar

64
F=

64
F= =9,92
6,45

l. v 2
Hf =f
2. D . g

1,5 .0,492
Hf =9,92
2.0,02 .9,8

3,576288
Hf =
0,4

Hf =8,93

Data yang diambil dari acara II dari percobaan B

Saat t = 5 s

t =5s

Re =10,05

v =7,64 x 10-3 m/s

D =2 x 10-2 m

g =9,8 m/s

Saat t = 10 s

t = 10 s

Re =7,54
v =5,73 x10-3 m/s

D =2 x 10-2 m

g =9,8 m/s

Menghitung F dan HF

Saat t = 5 s

Laminar

64
F=

64
F= =6,37
10,05
2
l. v
Hf =f
2. D . g

1,5 .(7,64 x 103 )2


Hf =6,37
2.0,02.9,8

Hf =14,23

Saat t = 10 s

Laminar

64
F=

64
F= =8,49
7,54
2
l. v
Hf =f
2. D . g
3
5,73 x 10


2
1,5 .
Hf =8,49

Hf =10,67

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A . Kesimpulan

1. Head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida.


2. Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian terdiri atas
head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan, reduser, katup-katup.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kerugian pada pipa yaitu
akibat gesekan, viskositas, belokan-belokan, pembesaran atau pengecilan
penampang dan lain-lain.
4. Hasil dari praktikum ini pada percobaan A yaitu pada t = 5 sekon,
mendapatkan nilai f = 9,73 dan hf = 9,12 Pada t = 10 sekon,
mendapatkan nilai f = 9,92 dan hf = 8,93. Dan pada percobaan B yaitu
pada t = 5 sekon, mendapatkan nilai f = 6,37 dan hf = 14,23 Pada t = 10
sekon, mendapatkan nilai f = 8,49 dan hf = 10,67 .Pada kedua waktu
tersebut menggunakan aliran laminar.
5. Manfaat dalam pengukuran head loss dalam kehidupan sehari-hari yaitu
pada pengaplikasian pipa PDAM, pompa air, pemasangan pipa dalam
rumah tangga, irigasi, kapasitas pemberian air pada tanaman, dan lain-
lain.

B. Saran

1. Lebih disiplin lagi dalam waktu (tidak ada keterlambatan).


2. Lebih diperbaiki kembali untuk praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press :
Yogyakarta.

Halim, S. 2011. Mesin Fluida: Karakteristik Dan Effisiensi Turbin Cross


Flow Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (Uji
Laboratorium). Jurnal keteknikan. Fakultas teknik universitas usu.

Kartasapoetra, A.G. dan Sutedjo, M. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian.


Penerbit Bina Aksara : Jakarta.
Larock, E. Bruce. 2000 .Hydraulic of Pipeline System. CRC Press LLC, Florida
Soebarkah, I. 1978. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Penerbit Idea
Dharma : Bandung.

Sosrodarsono, Suyono. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit Pradnya


Paramita : Jakarta.
Tim Penyusun. 2016. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal
Soedirman : Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai