Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

TEOREMA BERNOULLI

(BERNOULLI’S THEOREM DEMONSTRATION)


1.1 Pendahuluan
Teorema Bernoulli menggambarkan perilaku cairan yang bergerak, diucapkan
oleh ahli matematika dan fisika Daniel Bernoulli dalam karyanya Hidrodinamika.
Menurut prinsipnya, cairan ideal (tanpa gesekan atau viskositas) yang beredar
dengan saluran tertutup, akan memiliki energi konstan di jalurnya.
Teorema ini dapat disimpulkan dari prinsip konservasi energi dan bahkan dari
hukum gerak kedua Newton. Selain itu, prinsip Bernoulli juga menyatakan bahwa
peningkatan kecepatan fluida berarti penurunan tekanan yang dikenakannya,
penurunan energi potensial atau keduanya pada saat yang bersamaan.
Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai situasi
aliran, namun persamaan Bernouli juga memiliki keterbatasan atau syarat yang
harus dipenuhi dalam pengaplikasiannya. Persamaan Bernoulli dapat digunakan
selama gerakan fluida tersebut inviscid dan tak mampat. Persamaan Bernoulli
dapat diterapkan hanya sepanjang garis arus berlaku (Munson, 2005).
1.1.1 Landasan Teori
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak
seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum
Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss
yang menemukannya pada 1700-an. Persamaan Bernoulli memiliki hubungan
antara tekanan, kecepatan fluida, dan elevasi dalam sistem aliran.
Salah satu hukum dasar dalam menyelesaikan persoalan fluida bergerak
adalah hukum Bernoulli. Hukum Bernoulli sebenarnya adalah hukum tentang
energi mekanik yang diterapkan pada fluida bergerak. Dimana hukum
Bernoulli membicarakan hubungan antara tekanan, kelajuan aliran air, dan
ketinggian fluida tersebut untuk massa jenis yang tetap. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan energi kinetis persatuan volume dan

1
2

energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama disetiap titik
sepanjang aliran.

2
3

Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal adalah tekanan fluida di
tempat yang berkecepatan tinggi lebih kecil daripada di tempat yang
kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu
pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan
fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan
berbeda dalam suatu pipa. Prinsip ini pada dasarnya merupakan diferensiasi
dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa energi pada suatu titik
didalam suatu aliran jumlahnya sama besar dengan jumlah energi di titik yang
lain ada jalur aliran yang sama. Sehingga pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut, dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada
kecepatan fluida maka akan menimbulkan peningkatan tekanan pada aliran
fluida itu sendiri.
Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai
situasi aliran, namun persamaan Bernoulli juga memiliki keterbatasan atau
syarat yang harus dipenuhi dalam pengaplikasiannya. Persamaan Bernoulli
dapat digunakan selama gerakan fluida tersebut inviscid dan tak mampat.
Persamaan Bernoulli dapat diterapkan hanya sepanjang garis arus berlaku
(Munson, 2005).
Persamaan yang dinyatakan dalam Hukum Bernoulli melibatkan
hubungan antara berbagai besaran fisis dalam fluida, yaitu kecepatan aliran
yang memiliki satu garis pada arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanan yang ditimbulkan. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui
besaran tersebut adalah besar usaha tenaga pada fluida. Dalam bentuk yang
sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua persamaan Bernoulli.
Persamaan yang pertama berlaku untuk aliran yang tak termampatkan
(incompressible flow), dan yang kedua yaitu aliran yang termampatkan
(compressible flow). Aliran yang tak termampatkan adalah aliran fluida yang
memiliki ciri tidak berubahnya kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contohnya yaitu air, berbagai jenis minyak, dan
juga emulsi, serta masih banyak fluida-fluida yang tak termampatkan lainnya.

3
4

a. Aliran Tak Termampatkan


Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak termampatkan adalah berbagai jenis air,berbagai
jenis minyak, emulsi, dll (Prijono,1998).
Bentuk persamaan Bernoulli untuk aliran tak termampatkan adalah sebagai
berikut :
1 2
p+ pgh pv =konstan
2
Dimana :

v = kecepatan fluida (m/s) p = tekanan fluida (Pa)


g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) ρ = densitas fluida (kg/m3)
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Aliran bersifat tunak (steady state)
b) Tidak terdapat gesekan
B. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah : udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut
(Prijono, 1985):
2
v
+θ +w=konstan
2
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p) energi
kinetik per satuan volum ½ PV2 dan energi potensial per satuan volume
(𝜌𝑔h) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus
(Prijono, 1985).
C. Venturimeter

Venturimeter merupakan alat untuk mengukur kecepatan


cairan dalam pipa. Ada dua jenis venturimeter, yaitu

4
5

venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan


menggunakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip
keduanya hampir sama. Tabung venturi merupakan
tabung atau pipa yang mempunyai penyempitan disalah
satu bagiannya. Karena kedudukan tabungan mendatar
maka ℎ1 = ℎ2 , sehingga persamaan Bernoulli cukup ditulis

Gambar 1. 1 Pipa Venturi


1 1
P1−P2= P v 22− P v12
2 2

Menurut Persamaan hidrostatik :


𝑃1 = 𝑃0 + 𝑔ℎ1
𝑃2 = 𝑃0 + 𝑔ℎ2

𝑃0 = tekanan atmosfer
Dimana :
P = Tekanan Hidrostatik (Pa)
h = Ketinggian Fluida (m)
g = Gravitasi Bumi (m/s 2)
v = Kecepatan Alir Aliran Fluida (m/s)
D. Tabung Pitot
Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen
untuk melakukan pengukuran kecepatan pada aliran fluida. Tabung pitot
ditemukan oleh insinyur berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad
ke 18,dan dimodifikasi oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di
pertengahan abad ke 19. Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan
untuk mengukur kelajuan gas atau udara. Perhatikan gambar I.2., lubang pada
titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh
dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama
seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju

5
6

aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada
kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas
(P1).

Gambar 1.2 Tabung Pitot dan Manometer


Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan
aliran udara. Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian
tengah) berkurang dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2
= 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik
2 (P2). Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu
besar) sehingga bisa diabaikan. Tabung pitot juga dirancang menggunakan
prinsip efek venturi. Mirip seperti venturimeter, bedanya tabung pitot ini
dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap
menggunakan persamaan efek venturi. Berikut persamaannya:

𝑝2 − 𝑝1 = 2 𝑝𝑣1

Dimana :
P = Tekanan Fluida
Ρ = Massa Jenis Fluida
Perubahan tekanan (P2 – P1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam
manometer (warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa
misalnya). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
𝑝2 − 𝑝1 = 𝜌′𝑔ℎ
Dimana:
p = tekanan fluida
ρ' = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

6
7

h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)

Persamaan 5 dan 6 ruas kirinya sama, maka dapat kita uraikan menjadi :

v=
√ 2 p ' gh
ρ
Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran gas alias udara
menggunakan tabung pitot.
E. Prinsip Beda Tekanan
Berdasarkan prinsip Bernoulli, pada suatu aliran fluida peningkatan
kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli
yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama (Sutrisno, 1984:22). Dari pengembangan prinsip Bernoulli ada
sebuah hukum yang membahas tentang beda tekanan pada fluida, yang
bertujuan agar dapat menaikkan fluida dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi. Hukum yang dimaksud adalah hukum Poiseuille,
yang menyatakan bahwa untuk suatu penurunan tekanan per satuan panjang
yang diberikan, laju volume aliran berbanding terbalik dengan viskositas, dan
sebanding dengan jari-jari pipa pangkat empat (Sutrisno, 1984:24).
Persamaan beda tekanan adalah sebagai berikut (Sunardi,2011):

2 2
P1 V 1 P2 V 2
Z1 + + =Z2 + +
ρg 2 g ρg 2 g
Datum pada as pipa
Z1 =Z 2
2 2
ϒ 1 . ∆ H ∆ H . ϒ 2 V 2 −V 1
− =
ρg ρg 2g
Jika A1=A2, maka kontinuitas akan menjadi :
V 1 A 1=V 2 A 2
A2
V 1= .V
A1 2

7
8

{ ( γ 1−γ 2)
}
2 2
V 2−V 1
∆H =
γ1 2g

( )
2
2 2 A2
V 2−V 1

{∆H
( γ 1−γ 2)
γ1 } =
2g
A1

{ } ( )
2
∆ H ( γ 1−γ 2 ) 2 A2
2g =V 2 1− 2
γ1 A1

Kecepatan Teoritis :

A 1− A 2 2 g { ∆ H ( γ 1−γ 2 )
γ1
2
=V 2 .1 }

V= 2 g.∆ H ( γ 1−γ 2
γ1 )

Qtheoritis =A 2 2 g . ∆ H ( γ 1 −γ 2
γ1 )
Qnyata =C d .Qtheoritis =C d . A 2 2 g . ∆ H
√ | ( γ 1−γ 2 )
γ1 |
1.1.2 Tujuan Percobaan
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyelidiki validitas Persamaan Bernoulli ketika diaplikasikan ke
aliran air yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya.
b. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd).
c. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa konvergen-divergen.
1.2 Pelaksanaan
1.2.1 Alat Percobaan
Berikut peralatan yang digunakan di dalam percobaan :
1 Tabung volume

8
9

Gambar 1.3 Tabung Volume


Tabung volume merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
volume cairan.

2 Venturimeter

Gambar 1.4 Venturimeter


Venturimeter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur laju
aliran fluida yang mengalir melalui pipa.
3 Tabung venturi

Gambar 1.5 TabungVenturi


Tabung Venturi merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
aliran fluida.

9
10

4 Katup control

Gambar 1.6 Katup Control


Katup Control merupakan alat yang berfungsi untuk menekan,
mengendalikan aliran, dan level cairan dengan membuka atau
menutup penuh sebagian respon terhadap sinyal yang diterima
pengendali.

5 Hydraulic bench

Gambar 1.7 Hydraulic Bench


Hydraulic Bench merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat
sumber air dan pengaturan aliran air agar dapat diketahui debit
aktual aliran tersebut. Alat ini bisa juga digunakan sebagai alat uji
pengukur kecepatan dan debit air berdasarkan berat air yang
ditampung.
6 Katup debit

10
11

Gambar 1.8 Katup Debit


Katup Debit merupakan alat yang berfungsi untuk menghentikan
atau menjalankan aliran fluida. Selain itu, alat ini juga bisa untuk
mengurangi atau meningkatkan aliran suatu fluida.
1.2.2 Prosedur Percobaan
Berikut ini adalah prosedur dari percobaan kali ini :
a. Meletakkan alat persamaan Bernoulli pada hidrolik bench.
b. Periksa bahwa benda uji dihubungkan melalui bagian konvergen
menurut arah aliran.
c. Isikan dengan hati-hati semua tabung manometer dengan air agar semua
kantung udara yang terdapat di dalam habis terbuang serta periksa juga
agar semua sambungan pipa bebas dari udara.
d. Atur keadaan kran keluaran untuk mengatur aliran, paras air didalam
tabung manometer dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan yang
diinginkan.
e. Untuk menurunkan yang sangat kecil muka air yang ada pada
manometer dapat dilakukan dengan bantuan pipa tangan yang
dipompakan pada yang tertinggi sampai yang terendah dalam tabung
manometer menurut paras air yang terjadi.
f. Pada saat pembacaan manometer setiap penampang juga besaran
dilakukan pengukuran total heads dengan menggunakan pipa
hipodermis yang tersedia.
g. Lakukan sedikitnya 5 kali pembacaan pada percobaan untuk berbagai
keadaan kecepatan aliran atau debit aliran.
h. Gunakan gelas ukur untuk mengukur debit dan jangan lupa gunakan
stopwatch.

11
12

1.2.3 Data Hasil Percobaan


Tabel 1. 1 Data Hasil Pengamatan

Volume Waktu Titik (m)


No.
(m3) (s)
A B C D E F
1. 0,000255 5 0,120 0,110 0,130 0,130 0,115 0,130

2. 0,000275 5 0,130 0,125 0,125 0,125 0,115 0,125

3. 0,000310 5 0,140 0,130 0,115 0,115 0,105 0,115

4. 0,000340 5 0,150 0,150 0,110 0,110 0,95 0,110

5. 0,000350 5 0,160 0,145 0,105 0,100 0,90 0,100

Tabel 1.2 Data Teknis

Lambang Jarak dari titik


Posisi tabung Diameter (m)
Manometer awal (m)

A h1 0,0250 0,0000

B h2 0,0139 0,0603

C h3 0,0118 0,0687

D h4 0,0107 0,0732

E h5 0,0100 0,0811

F h6 0,0250 0,1415

1.3 Analisa Perhitungan


1.3.1 Luas Penampang (A)
Dik : d = 0,0250 m

12
13

: π = 3,14
Dit : A =.......?
1 2
Jawab : A = πd
4
1 2
= . 3 ,14. 0,0250
4
= 0,00049063 m2
1.3.2 Debit Aliran (Q)
Dik : V = 0,000230 m3
: T =5s
Dit : Q =.......?
v
Jawab : Q =
t
0,000230
=
5
= 0,000052 m3 /s
1.3.3 Kecepatan Aliran (v)
Dik : Q = 0,000052 m3/s
: A = 0,00049063 m2
Dit : Q =.......?
Q
Jawab : Q =
A
0,000052
=
0,00049063
= 0,10598 m/s
1.3.4 Tinggi Kecepatan
Dik : V = 0,000052 m3/s
: G = 0,00049063 m2
Dit : Tinggi kecepatan =.......?
2
v
Jawab : Tinggi kecepatan =
2g
2
0,000052
=
2. 000049063
= 0,00057
1.3.5 Energi (E)
Dik : y = 0,150 m
: Tinggi kecepatan = 0,00057 m
Dit : E =.......?
Jawab : E =y+Tinggi Kecepatan
=0,150+0,00057
=0,15057 m
1.3.6 Qteoritis (Qt)
Dik : AA = 0,00049063 m2

13
14

: G = 9,81 m/ s2
: AE = 0,00007850 m2
: ∆h = sk paras air HA –
sk paras air HE
= 0,1500 – 0,1075
= 0,0425 m
Dit : Qt =.....?


2. g .(∆ h)
AE
Jawab : Qt = AE 2
1−( )
AA
=


2.9 , 81.0,065
0,0000785
0,0000785 2
1−( )
0,0004906
= 0,1842947 m3 /s
1.3.7 Kecepatan Teori
Dik : Qt = 0,1842947 m3/s
: AA = 0,00049063 m2
2
AE = 0,00007850 m
Dit : VE =.......?
Qt
Jawab : VE =
AE
0,1842947
=
0,00007850
= 2,347 m/s
1.3.8 Kecepatan Rata-Rata

Dik : VA = 375,67 m /s
: VE = 2,347 m/s
Dit : VRata-rata =.......?
375 ,67 +2,347
Jawab : VRata-rata =
2
= 376,84 m/s
1.3.9 Koefisien Debit
Dik : Qnyata = 0,000005 m3/s
: Qteoritis = 0,00003859 m3/s
Dit : VRata-rata =.......?
Qnyata
Jawab : VRata-rata =
Qteoritis
0,000005
=
0,00003859
= 2,7673

14
15

15
16

Luas Skala Paras Jarak Pipa Kecepatan Tinggi


Diameter Debit Aliran Energi
No. Penampang Air Sumbat Aliran Kecepatan
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0,0250 0,00049062500 0,1200 0,000051 0,0000 0,103949 0,0006 0,120551
B 0,0139 0,00015166985 0,1100 0,000051 0,0603 0,336257 0,0058 0,115763
C 0,0118 0,00010930340 0,1300 0,000051 0,0687 0,466591 0,0111 0,141096
D 0,0107 0,00008987465 0,1300 0,000051 0,0732 0,567457 0,0164 0,146412
E 0,0100 0,00007850000 0,1150 0,000051 0,0811 0,649682 0,0215 0,136513
F 0,0250 0,00049062500 0,1300 0,000051 0,1415 0,103949 0,0006 0,130551
Tabel 1.3 Analisis perhitungan percobaan 1
Kecepatan Koefisien
Debit Teoritis
ΔH rata-rata Debit
Titik
Qt (m3/s) vRata-rata (m/s) Cd
A–E 0,005 0,1382584 36,942675 0,0003689
B–E -0,005 0,1213388 -48,330304 0,0004203
C–E 0,015 0,1556387 164,157748 0,0003277
D–E 0,015 0,1556387 178,990961 0,0003277
Rata-rata 0,0003611

Tabel 1.4 Paras air dan energi

16
17

Jarak P/pg E Percobaan 1


0.4500
0,0000 0,1 0,1
0.4000
0,0603 0,1 0,1
0.3500
0,0687 0,1 0,1
0.3000
0,0732 0,1 0,1
0.2500
0,0811 0,1 0,1
0.2000
0,1415 0,1 0,1
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
1 2 3 4 5 6

Series1 Series2 Series3

17
18

Jarak
Luas Skala Paras Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Pipa Energi
No. Penampang Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1300
0,0250 0 0,000055 0,0000 0,112102 0,0006 0,130641
0,0001516698
B 0,1250
0,0139 5 0,000055 0,0603 0,362630 0,0067 0,131702
0,0001093034
C 0,1250
0,0118 0 0,000055 0,0687 0,503187 0,0129 0,137905
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1250 0,000055 0,611963 0,0191 0,144088
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,1150 0,000055 0,700637 0,0250 0,140020
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1250 0,000055 0,112102 0,0006 0,125641
0,1415
Tabel 1.5 Analisis perhitungan percobaan 2
Debit Kecepatan Koefisien
Titik ΔH Teoritis rata-rata Debit
3
Qt (m /s) vRata-rata (m/s) Cd
A–E 0,015 0,1556387 110,828025 0,0003534
B–E 0,010 0,1468945 96,660609 0,0003744
C–E 0,010 0,1468945 109,438499 0,0003744
D–E 0,010 0,1468945 119,327308 0,0003744
Rata-rata 0,0003692

18
19

Percobaan 2
0.4500
0.4000
Tabel 1.6 paras dan energi
0.3500
Jarak P/pg E 0.3000
0.2500
0,0000 0,1 0,1
0.2000
0,0603 0,1 0,1
0.1500
0,0687 0,1 0,1
0.1000
0,0732 0,1 0,1
0.0500
0,0811 0,1 0,1
0,1 0,1 0.0000
0,1415 1 2 3 4 5 6

Series1 Series2 Series3

19
20

Jarak
Luas Skala Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Pipa Energi
No. Penampang Paras Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0,0250 0,00049062500 0,1400 0,000062 0,0000 0,126369 0,0008 0,140814
B 0,0139 0,00015166985 0,1300 0,000062 0,0603 0,408783 0,0085 0,138517
C 0,0118 0,00010930340 0,1150 0,000062 0,0687 0,567228 0,0164 0,131399
D 0,0107 0,00008987465 0,1150 0,000062 0,0732 0,689850 0,0243 0,139255
E 0,0100 0,00007850000 0,1050 0,000062 0,0811 0,789809 0,0318 0,136794
F 0,0250 0,00049062500 0,1150 0,000062 0,1415 0,126369 0,0008 0,115814
Tabel 1.7 Analisis perhitungan percobaan 3
Kecepatan Koefisien
Debit Teoritis
ΔH rata-rata Debit
Titik
vRata-rata
Qt (m3/s) Cd
(m/s)
A–E 0,035 0,1648080 258,598726 0,0003762
B–E 0,025 0,1481519 241,651521 0,0004185
C–E 0,010 0,1238401 109,438499 0,0005006
D–E 0,010 0,1238401 119,327308 0,0005006
Rata-rata 0,0004490

20
21

Tabel 1.8 Paras dan energi


Percobaan 3
Jarak P/pg E
0.4000

0,0000 0,1 0,1 0.3500


0,0603 0,1 0,1 0.3000
0,0687 0,1 0,1
0.2500
0,0732 0,1 0,1
0.2000
0,0811 0,1 0,1
0,1 0,1 0.1500
0,1415
0.1000
0.0500
0.0000
1 2 3 4 5 6

Series1 Series2 Series3

21
22

Jarak
Luas Skala Debit Pipa Kecepatan Tinggi
Diameter Energi
No. Penampang Paras Air Aliran Sumba Aliran Kecepatan
t
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1500
0,0250 0 0,000068 0,0000 0,138599 0,0010 0,150979
0,0001516698
B 0,1500
0,0139 5 0,000068 0,0603 0,448342 0,0102 0,160245
0,0001093034
C 0,1100
0,0118 0 0,000068 0,0687 0,622122 0,0197 0,129727
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1100 0,000068 0,756609 0,0292 0,139177
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,0950 0,000068 0,866242 0,0382 0,133245
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1100 0,000068 0,138599 0,0010 0,110979
0,1415
Tabel 1.9 Analisis perhitungan percobaan 4
Kecepata
Debit Koefisien
n rata-
Teoritis Debit
Titik ΔH rata
vRata-rata
Qt (m3/s) Cd
(m/s)

22
23

A–E 0,055 0,1711745 406,369427 0,0003973


B–E 0,055 0,1711745 531,633347 0,0003973
C–E 0,015 0,1100156 164,157748 0,0006181
D–E 0,015 0,1100156 178,990961 0,0006181
Rata-rata 0,0005077

Tabel 1.10 Paras dan energi

Jarak P/pg E Percobaan 4


0.4000
0,0000 0,2 0,2
0,0603 0,2 0,2 0.3500
0,0687 0,1 0,1 0.3000
0,0732 0,1 0,1
0.2500
0,0811 0,1 0,1
0.2000
0,1415 0,1 0,1
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
1 2 3 4 5 6

Series1 Series2 Series3

23
24

Jarak
Skala Tinggi
Luas Debit Pipa Kecepatan
Diameter Paras Kecepata Energi
No. Penampang Aliran Sumba Aliran
Air n
t
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1600
0,0250 0 0,000070 0,0000 0,142675 0,0010 0,161038
0,0001516698
B 0,1450
0,0139 5 0,000070 0,0603 0,461529 0,0109 0,155857
0,0001093034
C 0,1050
0,0118 0 0,000070 0,0687 0,640419 0,0209 0,125904
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1000 0,000070 0,778863 0,0309 0,130919
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,0900 0,000070 0,891720 0,0405 0,130528
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1000 0,000070 0,142675 0,0010 0,101038
0,1415
Tabel 1.11 Analisis perhitungan percobaan 5

24
25

Debit Kecepatan Koefisien


ΔH Teoritis rata-rata Debit
Titik
vRata-rata
Qt (m3/s) Cd
(m/s)
A–E 0,070 0,1808179 517,197452 0,0003871
B–E 0,055 0,1579827 531,633347 0,0004431
C–E 0,015 0,0998356 164,157748 0,0007012
D–E 0,010 0,0929368 119,327308 0,0007532
Rata-rata 0,0005711

Tabel 1.12 Paras dan energi

25
26

Jarak P/pg E Percobaan 5


0.4000
0,0000 0,2 0,2
0.3500
0,0603 0,1 0,2
0,0687 0,1 0,1 0.3000

0,0732 0,1 0,1 0.2500


0,0811 0,1 0,1 0.2000
0,1415 0,1 0,1 0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
1 2 3 4 5 6

Series1 Series2 Series3

26
27

1.4 Penutup
1.4.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa dapat disimpulkan bahwa:
a. Semakin tinggi kecepatan fluida maka energi yang ditimbulkan akan semakin
rendah. Persamaan Bernoulli menjelaskan bahwa garis energi adalah jumlah
dari tinggi kecepatan dan energi, pada saat nilai tinggi kecepatan sangat kecil
maka garis hampir berhimpit dengan garis skala paras air, dan bila kecepatan
mencapai nol maka garis energi akan berhimpit dengan garis skala paras air.
b. Dalam Persamaan Bernoulli terdapat 2 aliran secara umum :
Aliran Konvergen, yaitu aliran yang memusat. Aliran terjadi pada percobaan
dengan pipa berdiameter besar yang mengalir menuju pipa berdiameter lebih
kecil dikarenakan luas penampang yang menyempit.
Aliran Divergen, yaitu aliran yang berpencar. Aliran yang terjadi pada
percobaan dengan pipa berdiameter kecil yang mengalir menuju diameter
lebih besar dikarenakan luas penampang yang bertambah besar.
1.4.2 Saran

a) Dalam melaksanakan praktikum mekanika fluida ini,


sebaiknya dikerjakan dengan teliti dan perlahan. Agar hasil
yang didapatkan benar, sehingga tidak perlu mengulang
kembali dan membuang banyak waktu yang ada.

b) Terlebih dahulu menonton video langkah – langkah yang ada


di youtube, agar tidak kebingungan ketika melaksanakan
praktikum ini.

c) Jagalah sopan santun sebagai mahasiswa yang ber-etika baik


di lab fluida maupun di area kampus.

d) Jangan pernah mengharapkan 1 orang di dalam kelompok


praktikum ini. Tetapi, belajarlah dengan sungguh sungguh
agar ilmu yang didapat akan bermanfaat kedepannya.
e) Saling membantu sesama teman jika mereka sedikit kebingungnan ketika
praktikum sedang berlangsung.

27
28

1.4.3 Daftar Pustaka


Tambunan F. G. (2022/2023) “Praktikum Bernoulli Universitas
Tanjungpura”

28

Anda mungkin juga menyukai