BAB I
TEOREMA BERNOULLI
1
2
energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama disetiap titik
sepanjang aliran.
2
3
Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal adalah tekanan fluida di
tempat yang berkecepatan tinggi lebih kecil daripada di tempat yang
kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu
pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan
fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan
berbeda dalam suatu pipa. Prinsip ini pada dasarnya merupakan diferensiasi
dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa energi pada suatu titik
didalam suatu aliran jumlahnya sama besar dengan jumlah energi di titik yang
lain ada jalur aliran yang sama. Sehingga pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut, dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada
kecepatan fluida maka akan menimbulkan peningkatan tekanan pada aliran
fluida itu sendiri.
Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai
situasi aliran, namun persamaan Bernoulli juga memiliki keterbatasan atau
syarat yang harus dipenuhi dalam pengaplikasiannya. Persamaan Bernoulli
dapat digunakan selama gerakan fluida tersebut inviscid dan tak mampat.
Persamaan Bernoulli dapat diterapkan hanya sepanjang garis arus berlaku
(Munson, 2005).
Persamaan yang dinyatakan dalam Hukum Bernoulli melibatkan
hubungan antara berbagai besaran fisis dalam fluida, yaitu kecepatan aliran
yang memiliki satu garis pada arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanan yang ditimbulkan. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui
besaran tersebut adalah besar usaha tenaga pada fluida. Dalam bentuk yang
sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua persamaan Bernoulli.
Persamaan yang pertama berlaku untuk aliran yang tak termampatkan
(incompressible flow), dan yang kedua yaitu aliran yang termampatkan
(compressible flow). Aliran yang tak termampatkan adalah aliran fluida yang
memiliki ciri tidak berubahnya kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contohnya yaitu air, berbagai jenis minyak, dan
juga emulsi, serta masih banyak fluida-fluida yang tak termampatkan lainnya.
3
4
4
5
𝑃0 = tekanan atmosfer
Dimana :
P = Tekanan Hidrostatik (Pa)
h = Ketinggian Fluida (m)
g = Gravitasi Bumi (m/s 2)
v = Kecepatan Alir Aliran Fluida (m/s)
D. Tabung Pitot
Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen
untuk melakukan pengukuran kecepatan pada aliran fluida. Tabung pitot
ditemukan oleh insinyur berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad
ke 18,dan dimodifikasi oleh ilmuwan berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di
pertengahan abad ke 19. Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan
untuk mengukur kelajuan gas atau udara. Perhatikan gambar I.2., lubang pada
titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh
dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama
seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju
5
6
aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada
kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas
(P1).
𝑝2 − 𝑝1 = 2 𝑝𝑣1
Dimana :
P = Tekanan Fluida
Ρ = Massa Jenis Fluida
Perubahan tekanan (P2 – P1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam
manometer (warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa
misalnya). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
𝑝2 − 𝑝1 = 𝜌′𝑔ℎ
Dimana:
p = tekanan fluida
ρ' = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
6
7
Persamaan 5 dan 6 ruas kirinya sama, maka dapat kita uraikan menjadi :
v=
√ 2 p ' gh
ρ
Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran gas alias udara
menggunakan tabung pitot.
E. Prinsip Beda Tekanan
Berdasarkan prinsip Bernoulli, pada suatu aliran fluida peningkatan
kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli
yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama (Sutrisno, 1984:22). Dari pengembangan prinsip Bernoulli ada
sebuah hukum yang membahas tentang beda tekanan pada fluida, yang
bertujuan agar dapat menaikkan fluida dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi. Hukum yang dimaksud adalah hukum Poiseuille,
yang menyatakan bahwa untuk suatu penurunan tekanan per satuan panjang
yang diberikan, laju volume aliran berbanding terbalik dengan viskositas, dan
sebanding dengan jari-jari pipa pangkat empat (Sutrisno, 1984:24).
Persamaan beda tekanan adalah sebagai berikut (Sunardi,2011):
2 2
P1 V 1 P2 V 2
Z1 + + =Z2 + +
ρg 2 g ρg 2 g
Datum pada as pipa
Z1 =Z 2
2 2
ϒ 1 . ∆ H ∆ H . ϒ 2 V 2 −V 1
− =
ρg ρg 2g
Jika A1=A2, maka kontinuitas akan menjadi :
V 1 A 1=V 2 A 2
A2
V 1= .V
A1 2
7
8
{ ( γ 1−γ 2)
}
2 2
V 2−V 1
∆H =
γ1 2g
( )
2
2 2 A2
V 2−V 1
{∆H
( γ 1−γ 2)
γ1 } =
2g
A1
{ } ( )
2
∆ H ( γ 1−γ 2 ) 2 A2
2g =V 2 1− 2
γ1 A1
Kecepatan Teoritis :
A 1− A 2 2 g { ∆ H ( γ 1−γ 2 )
γ1
2
=V 2 .1 }
√
V= 2 g.∆ H ( γ 1−γ 2
γ1 )
√
Qtheoritis =A 2 2 g . ∆ H ( γ 1 −γ 2
γ1 )
Qnyata =C d .Qtheoritis =C d . A 2 2 g . ∆ H
√ | ( γ 1−γ 2 )
γ1 |
1.1.2 Tujuan Percobaan
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyelidiki validitas Persamaan Bernoulli ketika diaplikasikan ke
aliran air yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya.
b. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd).
c. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa konvergen-divergen.
1.2 Pelaksanaan
1.2.1 Alat Percobaan
Berikut peralatan yang digunakan di dalam percobaan :
1 Tabung volume
8
9
2 Venturimeter
9
10
4 Katup control
5 Hydraulic bench
10
11
11
12
A h1 0,0250 0,0000
B h2 0,0139 0,0603
C h3 0,0118 0,0687
D h4 0,0107 0,0732
E h5 0,0100 0,0811
F h6 0,0250 0,1415
12
13
: π = 3,14
Dit : A =.......?
1 2
Jawab : A = πd
4
1 2
= . 3 ,14. 0,0250
4
= 0,00049063 m2
1.3.2 Debit Aliran (Q)
Dik : V = 0,000230 m3
: T =5s
Dit : Q =.......?
v
Jawab : Q =
t
0,000230
=
5
= 0,000052 m3 /s
1.3.3 Kecepatan Aliran (v)
Dik : Q = 0,000052 m3/s
: A = 0,00049063 m2
Dit : Q =.......?
Q
Jawab : Q =
A
0,000052
=
0,00049063
= 0,10598 m/s
1.3.4 Tinggi Kecepatan
Dik : V = 0,000052 m3/s
: G = 0,00049063 m2
Dit : Tinggi kecepatan =.......?
2
v
Jawab : Tinggi kecepatan =
2g
2
0,000052
=
2. 000049063
= 0,00057
1.3.5 Energi (E)
Dik : y = 0,150 m
: Tinggi kecepatan = 0,00057 m
Dit : E =.......?
Jawab : E =y+Tinggi Kecepatan
=0,150+0,00057
=0,15057 m
1.3.6 Qteoritis (Qt)
Dik : AA = 0,00049063 m2
13
14
: G = 9,81 m/ s2
: AE = 0,00007850 m2
: ∆h = sk paras air HA –
sk paras air HE
= 0,1500 – 0,1075
= 0,0425 m
Dit : Qt =.....?
√
2. g .(∆ h)
AE
Jawab : Qt = AE 2
1−( )
AA
=
√
2.9 , 81.0,065
0,0000785
0,0000785 2
1−( )
0,0004906
= 0,1842947 m3 /s
1.3.7 Kecepatan Teori
Dik : Qt = 0,1842947 m3/s
: AA = 0,00049063 m2
2
AE = 0,00007850 m
Dit : VE =.......?
Qt
Jawab : VE =
AE
0,1842947
=
0,00007850
= 2,347 m/s
1.3.8 Kecepatan Rata-Rata
❑
Dik : VA = 375,67 m /s
: VE = 2,347 m/s
Dit : VRata-rata =.......?
375 ,67 +2,347
Jawab : VRata-rata =
2
= 376,84 m/s
1.3.9 Koefisien Debit
Dik : Qnyata = 0,000005 m3/s
: Qteoritis = 0,00003859 m3/s
Dit : VRata-rata =.......?
Qnyata
Jawab : VRata-rata =
Qteoritis
0,000005
=
0,00003859
= 2,7673
14
15
15
16
16
17
17
18
Jarak
Luas Skala Paras Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Pipa Energi
No. Penampang Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1300
0,0250 0 0,000055 0,0000 0,112102 0,0006 0,130641
0,0001516698
B 0,1250
0,0139 5 0,000055 0,0603 0,362630 0,0067 0,131702
0,0001093034
C 0,1250
0,0118 0 0,000055 0,0687 0,503187 0,0129 0,137905
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1250 0,000055 0,611963 0,0191 0,144088
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,1150 0,000055 0,700637 0,0250 0,140020
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1250 0,000055 0,112102 0,0006 0,125641
0,1415
Tabel 1.5 Analisis perhitungan percobaan 2
Debit Kecepatan Koefisien
Titik ΔH Teoritis rata-rata Debit
3
Qt (m /s) vRata-rata (m/s) Cd
A–E 0,015 0,1556387 110,828025 0,0003534
B–E 0,010 0,1468945 96,660609 0,0003744
C–E 0,010 0,1468945 109,438499 0,0003744
D–E 0,010 0,1468945 119,327308 0,0003744
Rata-rata 0,0003692
18
19
Percobaan 2
0.4500
0.4000
Tabel 1.6 paras dan energi
0.3500
Jarak P/pg E 0.3000
0.2500
0,0000 0,1 0,1
0.2000
0,0603 0,1 0,1
0.1500
0,0687 0,1 0,1
0.1000
0,0732 0,1 0,1
0.0500
0,0811 0,1 0,1
0,1 0,1 0.0000
0,1415 1 2 3 4 5 6
19
20
Jarak
Luas Skala Debit Kecepatan Tinggi
Diameter Pipa Energi
No. Penampang Paras Air Aliran Aliran Kecepatan
Sumbat
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
A 0,0250 0,00049062500 0,1400 0,000062 0,0000 0,126369 0,0008 0,140814
B 0,0139 0,00015166985 0,1300 0,000062 0,0603 0,408783 0,0085 0,138517
C 0,0118 0,00010930340 0,1150 0,000062 0,0687 0,567228 0,0164 0,131399
D 0,0107 0,00008987465 0,1150 0,000062 0,0732 0,689850 0,0243 0,139255
E 0,0100 0,00007850000 0,1050 0,000062 0,0811 0,789809 0,0318 0,136794
F 0,0250 0,00049062500 0,1150 0,000062 0,1415 0,126369 0,0008 0,115814
Tabel 1.7 Analisis perhitungan percobaan 3
Kecepatan Koefisien
Debit Teoritis
ΔH rata-rata Debit
Titik
vRata-rata
Qt (m3/s) Cd
(m/s)
A–E 0,035 0,1648080 258,598726 0,0003762
B–E 0,025 0,1481519 241,651521 0,0004185
C–E 0,010 0,1238401 109,438499 0,0005006
D–E 0,010 0,1238401 119,327308 0,0005006
Rata-rata 0,0004490
20
21
21
22
Jarak
Luas Skala Debit Pipa Kecepatan Tinggi
Diameter Energi
No. Penampang Paras Air Aliran Sumba Aliran Kecepatan
t
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1500
0,0250 0 0,000068 0,0000 0,138599 0,0010 0,150979
0,0001516698
B 0,1500
0,0139 5 0,000068 0,0603 0,448342 0,0102 0,160245
0,0001093034
C 0,1100
0,0118 0 0,000068 0,0687 0,622122 0,0197 0,129727
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1100 0,000068 0,756609 0,0292 0,139177
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,0950 0,000068 0,866242 0,0382 0,133245
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1100 0,000068 0,138599 0,0010 0,110979
0,1415
Tabel 1.9 Analisis perhitungan percobaan 4
Kecepata
Debit Koefisien
n rata-
Teoritis Debit
Titik ΔH rata
vRata-rata
Qt (m3/s) Cd
(m/s)
22
23
23
24
Jarak
Skala Tinggi
Luas Debit Pipa Kecepatan
Diameter Paras Kecepata Energi
No. Penampang Aliran Sumba Aliran
Air n
t
d (m) A (m2) y (m) Q (m3/s) (m) v (m/s) (m) E (m)
0,0004906250
A 0,1600
0,0250 0 0,000070 0,0000 0,142675 0,0010 0,161038
0,0001516698
B 0,1450
0,0139 5 0,000070 0,0603 0,461529 0,0109 0,155857
0,0001093034
C 0,1050
0,0118 0 0,000070 0,0687 0,640419 0,0209 0,125904
0,0000898746
D 0,0107 5 0,1000 0,000070 0,778863 0,0309 0,130919
0,0732
0,0000785000
E 0,0100 0 0,0900 0,000070 0,891720 0,0405 0,130528
0,0811
0,0004906250
F 0,0250 0 0,1000 0,000070 0,142675 0,0010 0,101038
0,1415
Tabel 1.11 Analisis perhitungan percobaan 5
24
25
25
26
26
27
1.4 Penutup
1.4.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa dapat disimpulkan bahwa:
a. Semakin tinggi kecepatan fluida maka energi yang ditimbulkan akan semakin
rendah. Persamaan Bernoulli menjelaskan bahwa garis energi adalah jumlah
dari tinggi kecepatan dan energi, pada saat nilai tinggi kecepatan sangat kecil
maka garis hampir berhimpit dengan garis skala paras air, dan bila kecepatan
mencapai nol maka garis energi akan berhimpit dengan garis skala paras air.
b. Dalam Persamaan Bernoulli terdapat 2 aliran secara umum :
Aliran Konvergen, yaitu aliran yang memusat. Aliran terjadi pada percobaan
dengan pipa berdiameter besar yang mengalir menuju pipa berdiameter lebih
kecil dikarenakan luas penampang yang menyempit.
Aliran Divergen, yaitu aliran yang berpencar. Aliran yang terjadi pada
percobaan dengan pipa berdiameter kecil yang mengalir menuju diameter
lebih besar dikarenakan luas penampang yang bertambah besar.
1.4.2 Saran
27
28
28