Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal
yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Tekanan dalam fluida dinamik telah diamati oleh Daniel Bernoulli. Hubungan antara
tekanan dan kedalaman di dalam fluida telah kita pelajari pada materi fisika tentang fluida tak
bergerak. Sekarang, bagaimana hubungan antara tekanan dan kecepatan di dalam fluida? Daniel
Bernoulli telah membuktikan bahwa makin besar kecepatan fluida, makin kecil tekanannya.
Begitu juga sebaliknya, makin kecil kecepatan fluida, makin besar tekanannya. Pernyataan
tersebut dikenal sebagai asas Bernoulli.
Tekanan Dalam Fluida Dinamik
Perhatikan gambar (a) dibawah : terlihat pada gambar tinggi kolom air A, B, dan C berbeda.
Hal ini disebabkan tekanan di titik A, B, dan C berbeda. Tekanan terbesar ada pada kolom air
A dan tekanan terkecil ada pada kolom air C.
2
(a) Fluida dinamik (b) Skema untuk menyelidiki tekanan pada fluida mengalir
Perhatikan gambar (b) diatas Berdasarkan persamaan kontinuitas, pipa B akan memiliki
kelajuan paling besar, karena memiliki diameter pipa paling kecil. Hasil pengamatan
menunjukkan pada kolom B kenaikan permukaan airnya paling rendah. Hal ini menunjukkan
pada titik B tekanannya paling rendah.
Dalam kehidupan sehari-hari, cukup banyak peristiwa yang melibatkan asas Bernoulli ini.
Misalnya, kita sedang mengendarai sepeda motor, kemudian tiba-tiba ada sebuah mobil
mendahului dengan posisi sangat berdekatan. Kita pasti merasakan suatu tarikan ke arah mobil
tersebut. Hal ini terjadi karena ruang antara sepeda motor dengan mobil cukup sempit sehingga
kecepatan udara menjadi lebih cepat dibanding pada tempat lain. Naiknya kelajuan udara
menyebabkan tekanan pada ruang ini menjadi lebih rendah dibanding ke tempat lain. Oleh
karena itu, kita mendapat tekanan yang lebih besar dari sisi luar sepeda motor dan mobil.
Perhatikan gambar diatas. Suatu fluida yang massa jenisnya 𝜌 dialirkan ke dalam pipa
dengan penampang yang berbeda. Tekanan p1 pada penampang A1 disebabkan oleh
gaya F1 dan tekanan p2 disebabkan oleh gaya F2.
Gaya F1 melakukan usaha sebesar w1 = F1 s1 dan F2 melakukan usaha sebesar w2 = - F2 s2.
3
Tanda negatif menyatakan bahwa gaya yang bekerja ke arah kiri, sedangkan perpindahan ke
arah kanan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Wtotal = W1 + W2
= F1s1 + (-F2s2)
= p1A1s1 - p2A1s2
= p1V1 - p2V2
𝑚
Wtotal= (p1 - p2)
𝜌
Besar usaha total ini sesuai dengan perubahan energi mekanik (Ep + Ek) yang terjadi saat
fluida berpindah dari bagian penampang A1 ke A2.
Dimana :
P = tekanan (Pa)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
h = ketinggian air (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
potensial fluida per satuan volume . Nilai ρv2 adalah energi kinetik fluida per satuan
volume sebab =ρ
4
Skema persamaan Bernoulli untuk fluida tidak bergerak
Perhatikan gambar diatas, karena fluida diam, maka kecepatan v1 = v2 = 0. Oleh karena itu,
diperoleh persamaan seperti berikut.
p1 + ρgh1 + 0 = p2 + ρgh2 + 0
p1 – p2 = ρg(h2 - h1)
2) Untuk Fluida yang Mengalir dalam Pipa Horizontal (h1 = h2)
Perhatikan gambar dibawah, karena h1 = h2, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
p1 + ρh12 = p2 + ρgh22
p1 – p2 = ρ (h22 - h1)
Skema persamaan Bernoulli untuk fluida yang mengalir di dalam pipa horizontal
1. Teorema Toricelli
Fenomena air yang menyembur keluar dari lubang penyimpanan/tangki air dinamakan
dengan teorema Toricelli. Besar energi kinetik air yang menyembur keluar dari lubang tangki
air sama dengan besar energi potensialnya. Dengan begitu, kecepatan air pada lubang
5
penyemburan sama dengan air yang jatuh bebas dari batas ketinggian air. Sehingga semakin
besar perbedaan ketinggian lubang dengan batas ketinggian air, maka akan semakin cepat
semburan airnya. Berdasarkan gambar diatas, dapat diformulasikan kecepatan air pada lubang
tangki air sebesar:
1 2
𝜌𝑣 = 𝜌𝑔ℎ
2
𝑣 = √2𝑔ℎ
2. Venturimeter
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur debit aliran fluida dinamis yang mengalir di
pipa dengan mengandalkan hukum bernoulli. Venturimeter berbentuk seperti pipa dimana
bagian tengahnya menyempit lalu kemudian melebar kembali.
3. Tabung pitot
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur kelajuan aliran fluida dinamis dengan cara
mengukur perbedaan tekanan aliran dengan dengan tekanan statisnya.
4. Penyemprot
Seperti pada penyemprot obat nyamuk ataupun parfum, saat lubang kecil diberikan tekanan,
maka akan mengalir udara dengan kecepatan tinggi di atas lubang tersebut sehingga tekanannya
akan lebih rendah dari tekanan di dalam botol. Dengan demikian, fluida di dalam botol akan
terhisap keluar dan ikut berhembus dengan aliran udara berkecepatan tinggi tersebut
5. Sayap pesawat terbang (Gaya Angkat Pesawat)
Pesawat dapat mengudara karena gaya angkat yang dihasilkan sayap saat pesawat tersebut
melaju. Saat pesawat melaju, aliran fluida (udara) akan melewati sayap pesawat; aliran udara
yang melewati sayap bagian atas melintas lebih jauh dibanding aliran udara yang melewati
sayap bagian bawah; perbedaan kecepatan ini menimbulkan perbedaan tekanan dimana tekanan
di sayap bagian atas akan lebih rendah dibanding tekanan pada sayap bagian bawah. Oleh
karena sayap menerima tekanan dari bawah, maka sayap terdorong keatas (gaya angkat) yang
juga ikut mendorong pesawat ke atas sehingga pesawat dapat mengudara.
6
Dengan menggunakan hukum Bernoulli untuk sayap pesawat dibagian atas dan sayap pesawat
di bagian bawah dimana tidak terdapat perbedaan ketinggian sehingga energi potensialnya
sama-sama nol, didapat:
𝐹1 − 𝐹2 = (𝑝1 − 𝑝2 ) 𝐴
1 Commented [1]:
𝐹1 − 𝐹2 = 𝜌 (𝑣𝑎2 − 𝑣𝑏2 ) 𝐴
2
Keterangan :
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
6. Langkah Kegiatan
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Lubangi botol plastik I menggunakan paku, buatlah lubang berukuran kecil
4. Sumbatlah lubang sebelum botol diisi air
5. Isilah botol plastik I dengan air sampai penuh, dan ukur ketinggian lubang terhadap
permukaan air (h) menggunakan penggaris
6. Lepaskan penyumbat, dan segeralah ukur jarak jangkauan pancaran air dalam waktu 1
sekon menggunakan penggaris
7. Amatilah pula kecepatan pancaran air yang keluar dari botol plastik I tersebut dari awal
hingga akhir habis
8. Lakukanlah hal yang sama untuk botol plastik II dan III, dengan ketinggian lubang
terhadap permukaan air berbeda-beda, tetapi air harus tetap diisi penuh
Air
7
V
II
III