Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN XII

BERNOULLY

14.1 Dasar Teori

Bernoully
Hukum Bernoulli merupakan sebuah hukum yang menjelaskan besar
kecilnya tekanan dari fluida yang bergerak seperti halnya udara, dan akan
berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Fluida yang disebut
dalam Hukum Bernoulli ialah fluida ideal yang memang sudah memenuhi
karakteristik mengalir dari aliran lunak dan garis-garis arus, tak kental, dan
bahkan tak comprisable.

Bunyi Rumus Bernoulli


Menurut Daniel Bernoulli, Hukum Bernoulli memiliki bunyi sebagai
berikut:

1. Fluida tidak bisa dimampatkan atau istilah lainnya (incompressible)


dan nonviscous.
2. Tidak ada kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dan dinding
pipa.
3. Tidak ada energi panas yang ditransfer melintasi batas-batas pipa
untuk cairan baik sebagai keuntungan atau kerugian panas.
4. Tidak ada pompa di bagian pipa
5. Aliran fluida laminar (bersifat tetap)

Prinsip Hukum Bernoulli


Prinsip Bernoulli merupakan suatu istilah yang digunakan dalam
mekanika fluida. Prinsip ini menjelaskan bahwa adanya suatu peningkatan pada

Laboratorium Hidrolika 151


fluida yang akan menimbulkan suatu penurunan pada tekanan aliran di aliran
fluida.

Contoh material yang termasuk aliran fluida tak-terampatkan ialah air,


emulsi, berbagai jenis minyak, dan lain-lain. Dalam sebuah bentuk persamaan
aliran fluida tak-termampatkan, Hukum Bernoulli menggunakan rumus sebagai
berikut:

1. Aliran Tak-Termampatkan
Aliran fluida tak-termampatkan merupakan sebuah aliran fluida yang
mempunyai ciri-ciri seperti tidak adanya suatu perubahan pada besaran
kerapatan massa (densitas) dari sebuah fluida di sepanjang aliran tersebut.

P + ½ ρv2 + ρgh = konstan


Keterangan:

 v ialah  kecepatan fluida


 g ialah percepatan gravitasi bumi
 h ialah ketinggian relatif terhadap suatu referensi
 p ialah tekanan fluida
 ρ ialah densitas fluida
Persamaan di atas hanya berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi di bawah ini!

 Aliran bersifat tunak (steady state)


 Tidak terdapat gesekan

Laboratorium Hidrolika 152


2. Aliran Termampatkan
Berbeda dengan aliran tak-termampatkan, pada aliran terampatkan ini
memiliki karakteristik seperti adanya suatu perubahan pada besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran.

Contoh material yang termasuk aliran fluida termampatkan ialah udara,


gas alam, dan masih banyak lainnya.

Dalam persamaan tersebut, Hukum Bernoulli telah merumuskan secara


matematis, sebagai berikut:

Di perumusan Hukum Bernoulli menjelaskan bahwa:

 Banyaknya suatu tekanan ialah (p)


 Energi kinetic per satuan volume ialah (1/2 PV^2 )
 Energi potensial per satuan volume (ρgh)

Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan


pada hukum Newton II tentang gerak (F = Ma). Persamaan ini diturunkan
berdasarkan anggapan sebagai berikut :

1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak memiliki kekentalan (kehilangan energi
akibat gesekan adalah nol).

2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massanya


konstan).

3. Aliran kontinyu pada sepanjang garis arus.

4. Kecepatan aliran merata dalam suatu penampang.


Laboratorium Hidrolika 153
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.

Gambar di bawah menunjukkan elemen berbentuk silinder dari suatu


tabung, arus yang bergerak sepanjang garis arus dengan kecepatan dan
percepatan di suatu tempat dan sudut waktu adalah V dan a. Panjang, tampang
lintang, dan rapat massa elemen tersebut adalah ds,dA, dan ρ sehingga berat
berat elemen adalah ds,dA, dan ρg.oleh karena itu tidak ada gesekan, maka
gaya-gaya yang bekerja hanya gaya tekanan pada ujung elemen dan gaya berat.
Hasil kali dari massa elemen dan percepatan harus sama dengan gaya-gaya yang
bekerja pada elemen.

(p + ds)adA
ds

dA

dz
dA

P dA

dsdA

(Gambar 1.1 Elemen Zat Cair Yang Bergerak Sepanjang Garis Arus)

Dengan memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada elemen, maka hukum


Newton II untuk gerak partikel di sepanjang garis arus menjadi :
∂p
- ρ g ds dA cos α + p dA – (p + ∂ s ds) dA = ρ ds dA α
persamaan di atas dibagi dengan ds dA menjadi :

Laboratorium Hidrolika 154


∂p
- ρ g cos α– ∂s = ρ α ........................................................(1.1)
Oleh karena :
∂z
cosα=
∂s
Dan kemudian subtitusi persamaan (1.1) untuk percepatan kedalam persamaan
di atas, maka diperoleh :
∂z ∂ p ∂V
- ρ g ∂s – ∂ s = ρ ∂t
+V
∂V
∂s ( )
atau
∂z 1 ∂p ∂V ∂V
g + +V + =0
∂s ρ ∂ s ∂ s ∂t ……………………………..(1.2)
Untuk aliran mantap, diferensia terhadap waktu adalah nol, sehingga :
∂z 1 ∂p ∂V
g + +V =0
∂s ρ ∂ s ∂s
Oleh karena variabel-variabel dari persamaan di atas hanya tergantung pada
jarak s, maka diferensial parsiil dapat diganti oleh diferensial total,
dz 1 dp dV
g + +V =0
ds ρ ds ds
Apabila masing-masing suku dikalikan dengan ds, maka akan didapat :
dp
g .dz+ +V . dV =0
ρ .......................................................(1.3)
Persamaan (1.3) dikenal dengan persamaan Euler untuk aliran mantap satu
dimensi dan zat cair ideal. Apabila kedua ruas dari persamaan (1.3) dibagi
dengan g dan kemudian diintegralkan, maka akan didapat hasil :
2
p V
z+ + =C
γ 2g ...............................................................(1.4)
Dimana : z = elevasi (tinggi tempat)

Laboratorium Hidrolika 155


p
γ = tinggi tekanan
2
V
2g = tinggi kecepatan
Konstanta integrasi C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah
dari tempat, tinggi tekanan, dan tenggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus
yang satu ke garis arus yang lain. Oleh karena itu persamaan tersebut hanya
berlaku untuk titik-titik pada suatu garis arus.
Persamaan (1.4) dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran mantap
satu dimensi, zat cair ideal dan tak kompresibel. Persamaan Bernoulli dapat
digunakan untuk menentukan garis tekanan dan tenaga (gambar 1.1). Garis
tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung pitot yang besarnya
sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedang garis tekanan dapat
ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang disambung
pada pipa.
2
p V
H=z + +
γ 2g
Garistenaga

Garistekanan

BO

AO
Zb
ZA
Garisreferensi

(Gambar 1.2 GarisTenagadanTekananPadaZatCair Ideal)

Laboratorium Hidrolika 156


Pada aliran zatcair ideal, garis tenag amempunyai tinggi tetap yang
menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan.
Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan tinggi tekanan z+p/γ
yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung pada tampang luas
aliran. DititikA dimana tampang aliran lebih kecil dari titiB akan menyebabkan
tinggi kecepatan di A akan lebih besar dari pada di B. pada gambar 2.2, karena
diameter sepanjang pipa tidak seragam, maka garis tekanan berupa garis
lengkung.
Tinggi tekanan di titikA dan B yaitu hA = pA/γ dan hB = pB/γ adalah tinggi
kolom zatcair yang berat nya tiap satuan luas memberikan tekanan sebesar pA =
γ hAdanpA = γ hA. Oleh karena itu tekanan p yang ada persamaan Bernoulli bisa
disebut dengan tekanan statis.
Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik didalam medan aliran
akan memberikan :
2 2
pA V A pB V B
zA+ + =z B + +
γ 2g γ 2g
yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi
kecepatan di kedua titik adalah sama. Dengan demikian, garis tenaga pada
aliran zat cair ideal adalah konstan.

14.2 ALAT DAN BAHAN


1. Satu (1) set alat percobaan bernoully
2. Stop watch

Laboratorium Hidrolika 157


14.3 LANGKAH KERJA
1. Menyalakan mesin Pompa, kemudian membuka Katup Pembuka agar air
mengalir ke dalam tabung Venturimeter,
2. Melakukan pengaturan antara Katup Pembuka dan Katup pengontrol aliran
air dalam Venturi meter mengalir dengan konstan
3. Melakukan pembacaan Tinggi tekanan pada tabung Manometer pada setiap
penampang Venturimeter,
4. Melakukan Pembacaan tinggi Energi pada tabung Manometer pada setiap
penampang Venturimeter.
5. Setelah Pembacaan Tinggi tekanan dan tinggi energy dilakukan, selanjutnya
melakukan pengukuran volume per satuan waktu.
6. Katup pembukaditutup agar air tidak dapat mengalir hingga volume air dapat
dibaca pada tabung pengukur volume,
7. Pada saat pipa pengukur volume menunjukkan nol, stopwatch dijalankan
hingga mencapai ketinggian volume yang ditentukan (1 liter),
8. Stopwatch dihentikan pada saat pipa volume menunjukkan 1 liter dan
mencatat waktu kenaikan nol, mengulangi sampai tiga kali perhitungan
tinggi air.

Laboratorium Hidrolika 158


14.4 DATA PERCOBAAN
T rata-
Volume Waktu (det) Tinggi tekanan (mm) Tinggi Energi Aktual (mm)
NO rata
(m3)
T1 T2 T3 a b c d e f a b c d e f
0.68
1 0.001 7.65 8.20 8.70 8.1833 0.680 0.57 0.45 0.39 0.45 0.39 0.770 0.78 0.77 0.85 0.75
0
2 0.001 6.80 7.90 8.20 7.6333 0.750 0.78 0.65 0.45 0.56 0.45 0.850 0.78 0.85 0.85 0.75 0.86
3 0.001 7.60 8.20 7.70 7.8333 0.890 0.85 0.75 0.39 0.68 0.75 0.950 0.68 0.95 0.68 0.68 0.75

14.5 ANALISA PERHITUNGAN


 Perhitungan Debit (Q)
Rumus :
V
Q =
t
Dimana :
Q = Debit air (m3/det ) 0 . 001
Q1 = =0 . 0000491
V = Volume ( m3) 20. 37 m3/dtk.
t = Waktu ( detik )

Laboratorium Hidrolika 159


 Perhitungan Kecepatan (v) pada Setiap Penampang
Rumus :
Q Q
v = =
A 1/4 π d 2
Dimana :
A = Luas penampang ( m2 )

d = Diameter ( m )

Q = Debit (m3/dtk)

1
×π×0 .025 2
A= 4

= 0.00049107 m2

Untuk nilai luas penampang pada diameter pipa selanjutnya dapat dilihat pada
tabel di bawah.
Perhitungan Luas Penampang( A )
a = 25 mm = 0.025 m
b = 13.9 mm = 0.0139 m
c = 11.8 mm = 0.0118 m
d = 10.7 mm = 0.0107 m
e = 10 mm = 0.01 m
f = 25 mm = 0.025 m

Aa = 1/4 x π x Da2 = 0.00049107 m2


Ab = 1/4 x π x Db2 = 0.00015181 m2
Ac = 1/4 x π x Dc2 = 0.00010940 m2
Ad = 1/4 x π x Dd2 = 0.00008996 m2
Ae = 1/4 x π x De2 = 0.00007857 m2
Af = 1/4 x π x Df2 = 0.00049107 m2
Sumber :Hasil Data Dan Perhitungan

Laboratorium Hidrolika 171


Q
VA = Aa

0 .0000491
vA= =0. 087
0.00049107 m/dtk
Untuk nilai kecepatan air pada debit dan diameter pipa selanjutnya dapat
dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1.3 Perhitungan Kecepatan Pada Setiap Penampang
KECEPATAN (V)
Q
a b c d e f
0.1
0.0001222 0.115 0.805 1.117 1.358 1.555
6
0.1
0.0001310 0.119 0.863 1.197 1.456 1.667
8
0.1
0.0001277 0.250 0.841 1.17 1.419 1.625
9

Sumber :Hasil Perhitungan

 Tingggi Kecepatan Pada Setiap Penampang


Rumus :
2
v
Tinggi kecepa tan =
2 . g ……………. (m)
Dimana :
g =Gaya gravitasi ( m2 )
2
v
Tinggi Kecepatan Air 1A = 2.g
2
0.087
=
2×9.81 = 0.000383 m
Untuk nilai tinggi kecepatan air selanjutnya dapat dilihat pada tabel di
bawah.
Tabel 1.4 Perhitungan Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang
Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang (m)
No
a b c d e f
1 0.000674 0.0330 0.0636 0.0941 0.1233 0.0013
2 0.000722 0.0380 0.0731 0.1081 0.1417 0.0017

Laboratorium Hidrolika 172


3 0.003186 0.0360 0.0694 0.1026 0.1345 0.0018

Sumber :Hasil Perhitungan

 Tinggi Energi Teoritis (Ht)


Rumus :
2 2
P v P v
Ht = Z + γ + 2 . g → Ht= γ + 2 . g
2
v
H teoritis = h +
Jadi 2.g
Dimana :
h = Tinggi tekanan ( m)

Tabel 1.5 Perhitungan Tinggi Teoritis


Tinggi Teoritis
No
a b c d e f
1 0.681 0.598 0.514 0.484 0.573 0.391
2 0.751 0.813 0.723 0.558 0.702 0.452
3 0.893 0.886 0.819 0.493 0.815 0.752
Sumber :Hasil Perhitungan

 Perbandingan H dengan Hteoritis


Rumus :
H
Perbandingan = × 100 %
Ht
Dimana :
H = Tinggi aktual ( m)
Ht = Tinggi teoritis (m)

Tabel 1.6 Perhitungan Perbandingan Tinggi Aktual dan Tinggi Teoritis

Laboratorium Hidrolika 173


(Haktual : Hteoritis ) x 100%
No
a b c d e f
1 113.123 113.707 150.899 159.073 148.268 191.666
2 113.224 95.946 117.552 152.304 106.885 190.412
3 106.361 76.746 115.939 138.030 83.482 99.755
Sumber :Hasil Perhitungan
14.6 GRAFIK

Perbandingan H Aktual dengan H Teoritis pada Q1

Perbandingan H actual dengan H Teoriris Q2

Laboratorium Hidrolika 174


Laboratorium Hidrolika 175
Perbandingan H actual dengan H Teoriris Q3

Laboratorium Hidrolika 176


14.7 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan pengolahan data dapat diketahui :

1. Bila luas penampangnya makin kecil dengan debit air yang sama, maka
kecepatan air tersebut akan semakin besar begitu pula sebaliknya.
2. BilaHteoritas danHactual berpenampang besar maka nilai perbandingan
presentasenya juga besar.
3. Semakin tinggi waktunya (t) maka Debit air (Q) yang dihasilkan Rendah
4. Semakin Besar penampang pompa (A), maka kecepatan (V) yang dihasil
kanakan kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil Penampang Pompa
(A) maka Kecepatan (V) yang dihasilkan semakin besar dan Debitnya
(Q) jugasemakin besar.

Laboratorium Hidrolika 177

Anda mungkin juga menyukai