Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS DIPONEGORO

RESUME
Lecture 6: Tinjauan Fundamental Aliran Fluida

TUGAS PERTAMA

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH


REFRIGERASI DAN PENGKONDISIAN UDARA

Adi Candra Utama NIM. 21050120140145


Ashar Ali NIM. 21050120130134

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

SEMARANG
SEPTEMBER 2022
BAB 6
Tinjauan Fundamental :
Aliran Fluida
Tujuan khusus dari pelajaran ini adalah untuk melakukan tinjauan singkat dasar-dasar aliran fluida
dan menyajikan:
1. Persamaan umum untuk kekekalan massa dan persamaan khusus untuk aliran tunak dan
incompressible.
2. Persamaan umum kekekalan momentum dalam bentuk integral dan penyederhanaannya.
3. Persamaan Bernoulli dan memperkenalkan konsep total, statis dan kecepatan tekanan.
4. Memodifikasi persamaan Bernoulli dan memperkenalkan ekspresi untuk head loss dan daya
kipas/pompa.
5. Metode untuk mengevaluasi penurunan tekanan gesekan dengan korelasi yang sesuai untuk
faktor gesekan.
6. Konsep minor losses.

Di akhir pelajaran, pelajar diharapkan :

1. Menuliskan persamaan umum perpindahan massa yang dapat diturunkan untuk aliran
incompressible dan aliran tunak.
2. Menuliskan persamaan umum perpindahan momentum dan menguranginya menjadi aliran
incompressible dan aliran tunak.
3. Menerapkan persamaan kekekalan massa dan momentum untuk masalah sederhana.
4. Menuliskan persamaan Bernoulli dan mendefinisikan statis, kecepatan dan datum pressure
and heads.
5. Menuliskan persaman Bernoulli yang dimodifikasi untuk memperhitungkan kerugian
gesekan dengan adanya kipas/pompa.
6. Menerapkan dan memodifikasi persamaan Bernoulli untuk aliran fluida sederhana pada
permasalahan yang relevan dengan refrigerasi dan penyejuk udara.
7. Memperkirakan penurunan tekanan gesekan dan minor losses.

6.1 Aliran Fluida

Dalam sistem refrigerasi dan AC, berbagai fluida seperti udara, air, dan refigeran mengalir
melalui pipa dan saluran. Aliran fluida ini mengalami hukum dasar tertentu. Subyek ”Mekanika
Fluida” berkaitan dengan aspek-aspek ini. Dalam pelajaran ini, dasar-dasar aliran fluida yang
relevan dengan refrigerasi dan AC dibahas. Aliran fluida secara umum dapat dikompresi, yaitu
densitas fluida dapat bervariasi sepanjang arah aliran. Namun, di sebagian besar pengaplikasian
refrigerasi dan AC , variasi densitas dapat diabaikan. Oleh karena itu, aliran fluida untuk sistem
tersebut diberi perlakukan incompressible. Asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan
permasalahan aliran fluida secara signifikan. Asumsi ini valid selama kecepatan fluida jauh lebih
kecil daripada kecepatan suara (Nilai Mach, rasio kecepatan fluida terhadap kecepatan sonic
yang kurang dari 0,3). Untuk menganalisis permasalahan aliran fluida, selain kekekalan energi
(hukum pertama termodinamika), harus juga mempertimbangkan kekekalan massa dan
momentum.

6.1.1 Konservasi Massa


Sesuai dengan Namanya, hukum ini menyatakan bahwa massa adalah parameter yang kekal,
yaitu tidak dapat dibuat dan dimusnahkan; hanya dapat berubah bentuk. Secara matematis,
persamaan kekekalan massa untuk control volume adalah:


∂t ∫
ρd ∀+ ∫ ρ ⃗
V •d ⃗
A =0 (6.1)
CV CS

Suku pertama di sebelah kiri menyatakan laju perubahan control volume, sedangkan suku kedua
mewakili laju netto fluks massa melalui control surface. Persamaan diatas juga disebut sebagai
persamaan kontinuitas.

Di sebagian besar sistem refrigerasi dan AC, aliran fluida biasanya tunak (massa control volume
tidak berubah terhadap waktu. Untuk itu pada proses aliran tunak, Persamaan (6.1) menjadi:

∫ ρ V⃗ • d ⃗A =0 (6.2)
CS

Jika kita menerapkan persamaan aliran tunak di atas saluran yang ditunjukkan pada Gambar
6.1, kita memeroleh:

Gambar 6.1. Aliran Tunak Fluida pada Saluran

ṁ1=ρ1 A 1 V 1 =ρ2 A 2 V 2= ṁ2= ṁ (6.3)

Di mana ṁ adalah laju aliran massa fluida melalui control volume, ρ , A dan V adalah densitas,
luas penampang, dan kecepatan fluida. Jika kita asumsikan bahwa aliran incompressible
(ρ1= ρ1=ρ), maka persamaan di atas berkurang menjadi:
A1 V 1= A 2 V 2
(6.4)

Persamaan diatas menyiratkan bahwa ketika A1> A2, maka V 1<V 2, yaitu kecepatan meningkat
dalam arah aliran. Bagian seperti itu disebut nozel. Sebalikanya, jika A1< A2, maka V 1>V 2 dan
kecepatan berkurang dalam arah aliran, jenis penampang ini disebut sebagai diffuser.
6.1.2 Konservasi Momentum
Persamaan momentum adalah ekspresi matematis untuk hukum kedua Newton yang
diterapkan pada control volume. Hukum kedua Newton untuk aliran fluida relatif
terhadap inersia sistem koordinat (control volume) diberikan sebagai:

d⃗
P
dt )
control volume
=

∫ v ρ d ∀+∫ v ρ ⃗V •d ⃗A = ⃗F
∂ t CV CS
) oncontrol volume

Dan

F ) oncontrol volume =∑ ⃗
⃗ F S +∑ ⃗
F B= ∫ vρd ∀+∫ vρ V
⃗•d⃗
A (6.5)
∂ t CV CS

Dalam persamaan diatas,


d⃗
P
dt )control volume
adalah laju perubahan momentum linier dari

control volume, ⃗
F ) oncontrol volume adalah penjumlahan dari semua gaya yang bekerja pada
control volume, ∑ ⃗
F S dan ∑ ⃗
F B adalah gaya permukaan dan gaya benda yang bekerja
pada control volume, ⃗ V adalah vektor kecepatan dengan mengacu pada control volume
dan v adalah kecepatan (momentum per satuan massa) dengan mengacu pada kerangka
acuan inersia (tidak dipercepat). Ketika control volume tidak dipercepat (diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan), maka ⃗ V dan v merujuk pada bidang yang sama.

Persamaan di atas menyatakan bahwa jumlah semua gaya (permukaan dan benda) yang
bekerja pada control volume tak dipercepat sama dengan jumlah laju perubahan
momentum di dalam control volume dan laju bersih dari fluks momentum keluar melalui
control volume. Untuk keadaan tunak, persamaan momentum linier disederhanakan
menjadi:


F =⃗ F S=∫ ⃗
F B +⃗ V ρ⃗
V •d ⃗
A untuk keadaan tunak (6.6)
CS

Gaya permukaan terdiri dari semua gaya yang ditransmisikan melalui control volume dan
mungkin termasuk gaya tekanan, gaya yang dikeluarkan oleh permukaan terluar pada
control surface dll. Gaya benda yang paling umum ditemui di sebagian besar
permasalahan pada aliran fluida adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa di dalam
control volume.

Persamaan momentum linier yang dibahas di atas sangat berguna dalam penyelesaian
banyak aliran fluida. Beberapa aplikasi persamaan ini adalah: gaya yang dikeluarkan oleh
aliran fluida pada nozel, lekukan dalam pipa, gerakan roket, palu air, dll.

Persamaan momen-momentum adalah persamaan kekekalan sudut momentum. Ini


menyatakan bahwa momen netto yang diterapkan pada suatu sistem sama dengan laju
perubahan dari momentum sudut sistem. Persamaan ini diterapkan untuk mesin hidrolik
seperti pompa, turbin, kompresor, dll.
6.1.3 Persamaan Bernoulli

Persamaan Bernoulli adalah salah satu persamaan yang paling berguna yang diterapkan
secara luas pada berbagai permasalahan aliran fluida. Persamaan ini dapat diturunkan
dengan cara yang berbeda, misalnya dengan menintegralkan persamaan Euler di
sepanjang streamline, dengan menerapkan hukum pertama dan kedua termodinamika
untuk aliran tunak, irrotational, inviscid, dan incompressible, dll.
Dalam bentuk sederhana persamaan Bernolli berhubungan dengan tekanan, kecepatan,
ketinggian antara dua titik dalam medan aliran. Berikut adalah persamaan skalar yang
ditunjukkan sebagai berikut:

p V2
+ + z=H =constant (6.7)
ρg 2 g

Pressure Velocity Static Total


head head head head

Setiap komponen dalam persamaan di atas memiliki dimensi panjang (meter dalam
satuan SI) yang disebut sebagai pressure head, velocity head, static head, dan total
head. Persamaan Bernoulli juga dapat ditulis dalam bentuk tekanan (yaitu, Pascal dalam
satuan SI) sebagai:

V2
p+ ρ + ρg z=p T (6.8)
2g

Static Velocity Pressure due Total


pressure pressure to datum pressure
head

Persamaan Bernoulli berlaku antara dua titik di medan aliran ketika aliran tunak,
irrotational, inviscid, dan incompressible. Persamaan ini berlaku sepanjang streamline
untuk rotational, tunak, dan incompressible. Antara titik 1 dan 2 dalam medan aliran
untuk aliran irrotational, persaman Bernoulli ditulis sebagai:
2 2
p1 V 1 p2 V 2
+ + z 1= + +z (6.9)
ρg 2 g ρg 2 g 2
Persamaan Bernoulli juga dapat dianggap sebagai pernyataan alternatif dari kekekalan
energi (hukum pertama termodinamika). Persamaan tersebut juga menyiratkan
kemungkinan konversi dari satu bentuk tekanan ke bentuk lain. Misalnya mengabaikan
tekanan yang berubah karena datum, dapat disimpulkan dari persamaan Bernoulli
bahwa static pressure naik ke arah aliran dalam diffuser sementara itu arah aliran dalam
kasus nozel menurun karena konversi dari kecepatan tekanan menjadi static pressure
dan sebaliknya.

Gambar 6.2 menunjukkan variation of total, static, and velocity pressure untuk keadaan
tunak, incompressible, dan inviscid, fluida mengalir melalui pipa seragam yang
bersilangan.

Karena pada kenyatannya semua fluida memiliki viskositas yang terbatas (misal, dalam
semua aliran fluida yang sebenarnya), sebagian energi akan hilang dalam menahan
gesekan. Ini merujuk pada head loss (misal, jika fluida naik di pipa vertikal, fluida akan
naik ke ketinggian yang lebih rendah dari yang diperkirakan oleh persamaan Bernoulli.
Head loss akan menyebabkan penurunan tekanan pada arah aliran. Jika head loss
dilambangkan sebagai H 1, maka persamaan Bernoulli dapat dimodifikasi sebagai:
2 2
p1 V 1 p2 V 2
+ + z 1= + +z +H1 (6.10)
ρg 2 g ρg 2 g 2
Gambar 6.2 menunjukkan variation of total, static, and velocity pressure untuk keadaan
tunak, fluida incompressible melalui pipa seragam yang bersilangan tanpa efek
viskositas (garis solid) dan dengan efek viskositas (garis putus-putus).

Gambar 6.2 Aplikasi Persamaan Bernoulli pada Aliran Pipa

Karena total pressure berkurang ke arah aliran, terkadang diperlukan menggunakan


pompa atau kipas untuk menjaga aliran fluida yang ditunjukkan pada Gambar 6.3.

Gambar 6.3 Aliran Udara yang Melalui Saluran dengan Kipas


Energi ditambahkan ke fluida ketika kipas atau pompa digunakan dalam saluran aliran
fluida (Gambar 6.3), maka persamaan Bernoulli dituliskan sebagai berikut:

P 1 V 12 P 2 V 22
+ + Z 1+ H p = + + z2 + H 1 (6.11)
ρg 2 g ρg 2 g
di mana Hp adalah keuntungan di head karena kipas atau pompa dan H1 adalah
kerugian di head karena gesekan. Ketika kipas atau pompa digunakan, dibutuhkan daya
(W) untuk menggerakkan kipas/pompa dengan persamaan:

( )(
W=

ηfan
( P 2−P 1 ) ( V 22−V 12 )
ρ
+
2
+g ( Z 2−Z 2 ) +
gH 1
ρ ) (6.12)

dimana ṁ adalah laju aliran massa fluida dan ηfan adalah efisiensi energi dari
kipas/pompa. Beberapa komponen dalam persamaan dapat sedikit diabaikan, misalnya,
untuk komponen energi potensial aliran udara g(Z1-Z2) cukup kecil dibandingkan
komponen lainnya. Untuk cairan, komponen energi kinetik (V2 2-V12)/2 relatif kecil. Jika
tidak ada kipas atau pompa maka W adalah nol.

6.1.4. Kehilangan Tekanan dalam Aliran Fluida:

Kehilangan tekanan dalam aliran fluida disebabkan oleh:

a) Gesekan dan turbulensi fluida


b) Perubahan luas penampang aliran fluida, dan
c) Perubahan mendadak dalam arah aliran fluida

Biasanya penurunan tekanan terjadi karena gesekan fluida disebut major loss atau
penurunan tekanan geseka ∆ pf dan penurunan tekanan karena perubahan luas dan arah
aliran disebut minor loss ∆ pm. Total pressure adalah penjumlahan dari penurunan
tekanan geseka dan minor loss. Dalam kebanyakan situasi, suhu fluida tidak berubah
cukup besar sepanjang arah aliran karena penurunan tekanan. Hal ini disebabkan oleh
fakta bahwa suhu cenderung naik karena disipasi energi oleh gesekan fluida dan
turbulensi, pada saat yang sama suhu cenderung turun karena penurunan tekanan.
Kedua efek yang berlawanan ini kurang lebih saling meniadakan dan karenanya suhu
tetap hampir konstan (dengan asumsi tidak ada perpindahan panas ke atau dari
lingkungan).

Evaluasi penurunan tekanan gesekan:

Ketika suatu fluida mengalir melalui pipa atau saluran, kecepatan relatif fluida pada
dinding pipa/saluran akan menjadi nol, dalam kondisi ini dikenal sebagai kondisi tanpa
slip. Kondisi tanpa slip ditemukan di sebagian besar masalah aliran fluida (namun, ada
keadaan khusus di mana kondisi tanpa slip tidak terpenuhi). Akibatnya, gradien
kecepatan berkembang di dalam pipa/saluran yang dimulai dari nol hingga maksimum
pada dinding, biasanya pada sumbu saluran. Profil kecepatan pada setiap penampang
tergantung pada beberapa faktor seperti jenis aliran fluida (laminar atau turbulen),
kondisi dinding (misalnya adiabatik atau non-adiabatik), dll. Gradien kecepatan ini
meningkatkan tegangan geser yang akhirnya mengakibatkan penurunan tekanan
gesekan.

Persamaan Darcy-Weisbach adalah salah satu persamaan yang paling umum digunakan
untuk memperkirakan penurunan tekanan gesekan dalam aliran internal. Persamaan ini
dituliskan sebagai berikut:

( )
2
L ρV
∆ pf −f
D 2
(6.13)

di mana f adalah faktor gesekan tak berdimensi, L adalah panjang pipa/saluran dan D
adalah diameter untuk saluran melingkar dan diameter hidrolik untuk saluran tidak

melingkar. Faktor gesekan adalah fungsi dari bilangan Reynolds, ReD= ( ρVD
μ )
dan

permukaan relatif pipa atau permukaan saluran yang bersentuhan dengan fluida.

Untuk aliran tunak, fully developed, laminar, incompressible, faktor gesekan Darcy f (yang
tidak bergantung pada kekasaran permukaan) dituliskan sebagai berikut:

64
f=
ReD
(6.14)

Untuk aliran turbulen, faktor gesekan dapat dievaluasi menggunakan korelasi empiris
yang disarankan oleh Colebrook dan White, korelasinya diberikan sebagai berikut:

1
√f
=−2 log 10
Ks
(
+
2.51
3.7 D ReD √ f ) (6.15)

Dimana ks adalah rata-rata kekasaran dinding dalam pipa yang dinyatakan dalam satuan
yang sama dengan diameter D. Evaluasi f dari persamaan di atas memerlukan iterasi
karena f terdapat pada kedua sisinya.

ASHRAE menyarankan bentuk berikut untuk penentuan faktor gesekan,

( )
0.25
Ks 0.68
f 1=0.11 + (6.16)
D ReD
Jika f1 ditentukan dari persamaan di atas sama dengan atau melebihi 0,018 maka f
diambil sama dengan f1. Jika kurang dari 0,018, maka f dituliskan sebagai berikut:

f =0.85 f 1+0.0028 (6.17)

Persamaan langsung lainnya yang dikemukakan oleh Haaland (1983) adalah sebagai
berikut:

( ( ))
1.11
Ks
1 6.9 D (6.18)
1
≈−1.8 log 10 +
ReD 3.7
f2
Evaluasi minor loss, ∆ pm:
Proses mengubah tekanan statis menjadi energi kinetik itu cukup efisien. Namun, proses
mengubah energi kinetik menjadi pressure head melibatkan kerugian. Kerugian ini, yang
terjadi pada saluran karena lekukan, siku, sambungan, katup, dll disebut minor losses.
Istilah ini dapat keliru, karena dalam banyak kasus, minor losses lebih signifikan daripada
kerugian akibat gesekan. Untuk hampir semua kasus, minor losses diddapatkan dari data
eksperimen. Dalam aliran turbulen, kerugian sebanding dengan kuadrat kecepatan. Oleh
karena itu ini dinyatakan sebagai:

∆ Pm=K ( )
ρV2
2
(6.19)

Nilai eksperimental untuk konstanta K tersedia untuk berbagai katup, siku, diffuser dan
nozel dan sambungan lainnya. Aspek-aspek ini akan dibahas dalam bab selanjutnya
tentang distribusi udara.

Pertanyaan:

1. Apakah aliranberbentuk incompressible jika medan kecepatan diberikan oleh


3 2
v=2 x ⅈ−6 x y j +t k ?
2. Turunkan ekspresi profil kecepatan aliran laminar fully developed yang melalui pipa
melingkar menggunakan pendekatan cotntrol volume?
3. Pitot-Satatis (Gbr. Q3) digunakan untuk mengukur aliran fluida inviscid yang memiliki
densitas 1000 kg/m3 dalam pipa berdiameter 100 mm. Berapa laju aliran yang melalui
saluran dengan asumsi alirannya tunak dan incompressible dengan air raksa sebagai fluida
manometer?

Gambar Q3. Gambar dari soal nomor 3

4. Hitung penurunan tekanan di 30 m dari saluran persegi panjang dengan penampang 12,5
mm X 25 mm ketika air jenuh pada 60° C mengalir pada 5 cm/s? (Solusi) Petunjuk: Lundgrem
ditentukan bahwa untuk saluran persegi panjang dengan rasio sisi 0,5 produk dari
f.Re=62,19
5. Sebuah fluida mengalir melalui pipa yang berdiameter 150 mm dengan kecepatan 1 m/s.
Pipa tersebut panjangnya 50 m. Hitunglah head loss akibat gesekan? (Solusi) (Densitas dan
viskositas fluida masing-masing 850 kg/m 3 dan 0,08 kg/m.s)
6. Sebuah fluida mengalir dari titik 1 ke 2 pada pipa horizontal yang berdiameter 150 mm. Jarak
antar titik adalah 100 m. Tekanan pada titik 1 adalah 1 MPa dan pada titik 2 adalah 0,9 MPa.
Berapa laju alirannya? (Solusi) (Densitas dan viskositas kinematika fluida masing-masing
adalah 900 kg/m3 dan 400 X 10-6 m2/s)
7. Tiga buah pipa berdiameter 0,5 m, 0,3 m dan 0,4 m dengan panjang masing-masing 100 m,
60 m, dan 80 m dihubungkan seri antara dua tangki yang beda ketinggian airnya 10 m
seperti ditunjukkan pada Gambar Q7. Jika faktor gesekan untuk semua pipa sama dengan
0,05, hitung laju aliran yang melalui pipa.

Gambar Q7. Gambar dari soal nomor 7

Gambar Q8. Gambar dari soal nomor 8

8. Dua reservoir terpisah 10 km dihubungkan oleh pipa yang berdiameter 0,25 m, pada 4 km
pertama, dengan kemiringan 5 m per km, dan sisanya dengan diameter kemiringan 0,15 m
pada 2 m per km seperti ditunjukkan pada Gambar. Q8. Ketinggian air di atas bukaan pipa
masing-masing adalah 5 m dan 3 m di reservoir atas dan bawah. Dengan f = 0,03 untuk
kedua pipa dan mengabaikan kerugian kontraksi dan exit losses pada bukaan, hitung laju
pembuangan melalui pipa.
9. Selang sepanjang 10 cm dengan buangan 5 cm dengan kecepatan 3 m 3/menit ke atmosfer
seperti ditunjukkan pada Gambar. Q9. Dengan asumsi aliran tanpa gesekan, hitung gaya
yang bekerja pada baut penghubung.

Gambar Q9. Gambar dari masalah 9

Anda mungkin juga menyukai