Alternatively the Mach number can be expressed with the density and the bulk modulus

for elasticity as
Atau nomor Mach dapat dinyatakan dengan densitas dan modulus curah untuk
elastisitas
M = V (ρ /Ks)1/2
Where
Dimana
ρ = density of fluid (kg/m3)
ρ = kepadatan cairan (kg/m3)
Ks = bulk modulus elasticity (N/m2 (Pa))
Ks = elastisitas modulus curah (N/m2 (Pa))

The bulk modulus elasticity has the dimension pressure and is commonly used to
characterize the fluid compressibility.
The square of the Mach number is the Cauchy Number. ( C )
Elastisitas modulus curah memiliki tekanan dimensi dan umumnya digunakan untuk
mengkarakterisasi kompresibilitas fluida.
Kuadrat dari nomor Mach adalah Cauchy Number. (C)
M2 = C
As the aircraft moves through the air it makes pressure waves. These pressure waves
stream out away from the aircraft at the speed of sound. This wave acts just like the
ripples through water after a stone is dropped in the middle of a still pond.

At Mach 1 or during transonic speed (Mach 0.7 - 0.9), the aircraft actually catches up
with its own pressure waves. These pressure waves turn into one big shock wave. It is
this shock wave that buffets the airplane. The shock wave also creates high drag on the
airplane and slows the airplane’s speed.

As the airplane passes through the shock wave it is moving faster than the sound it
makes. The shock wave forms an invisible cone of sound that stretches out toward the
ground. When the shock wave hits the ground it causes a sonic boom that sounds like a
loud thunderclap.

Saat pesawat bergerak di udara itu membuat gelombang tekanan. Gelombang tekanan
ini mengalir jauh dari pesawat di kecepatan suara. Gelombang ini bertindak seperti riak
melalui air setelah sebuah batu dijatuhkan di tengah kolam yang tenang.
Pada Mach 1 atau selama kecepatan transonik (Mach 0.7 - 0.9), pesawat benar-benar
mengejar gelombang tekanannya sendiri. Ini gelombang tekanan berubah menjadi satu
gelombang kejut besar. Gelombang kejut inilah yang melindungi pesawat. Gelombang
kejut juga menciptakan tarik tinggi di pesawat dan memperlambat kecepatan pesawat.
Saat pesawat melewati gelombang kejut, ia bergerak lebih cepat dari suara yang
dihasilkannya. Gelombang kejut membentuk kerucut suara yang tak terlihat yang
membentang ke tanah. Kapan gelombang kejut menyentuh tanah yang menyebabkan
ledakan sonik yang terdengar seperti guntur yang keras.
The energy lost in the process of compressing the airflow through these shock waves is
called wave drag. This reduces lift on the airplane.
Energi yang hilang dalam proses mengompresi aliran udara melalui gelombang kejut ini
disebut gelombang seret. Ini mengurangi angkat di pesawat.

Mach number and flow regimes:

Jumlah mach dan rezim aliran:
Mach number represents the ratio of the speed of an object such as aeroplane in air, or
the relative motion of air against the aeroplane. It is commonly agreed that for Mach
numbers less than 0.3, the fluid is considered incompressible. The following zoning
based on the value of Mach numbers are universally agreed.

Nomor mach mewakili rasio kecepatan suatu objek seperti pesawat di udara, atau
gerakan relatif udara terhadap pesawat terbang. Secara umum disepakati bahwa untuk
bilangan Mach kurang dari 0,3, fluida dianggap tidak dapat dimampatkan. Itu mengikuti
zonasi berdasarkan nilai nomor Mach disepakati secara universal.
Ma < 0.3; incompressible flow
0.3 < Ma < 0.8; subsonic flow, no shock waves
0.8 < Ma < 1.2; transonic flow, shock waves
1.2 < Ma < 5.0; supersonic flow
5 < Ma; hypersonic flow

Ma <0,3; aliran tak tertekan

0,3 <Ma <0,8; aliran subsonik, tidak ada gelombang kejut
0,8 <Ma <1,2; aliran transonik, gelombang kejut
1.2 <Ma <5.0; aliran supersonik
5 <Ma; aliran hipersonik

4.4 Compressibility Factor

4.4 Faktor Kompresibilitas

For a compressible fluid the energy equation between two sections 1 and 2 is
represented by Bernoulli’s theorem:
Untuk fluida kompresif, persamaan energi antara dua bagian 1 dan 2 diwakili oleh
teorema Bernoulli:
In cases where the fluid comes to rest, V2 =0, and if the stream line is horizontal, the z-
terms cancel out, hence the above equation reduces to

Dalam kasus di mana fluida berhenti, V2 = 0, dan jika garis aliran horizontal, syarat z
dibatalkan, maka hal di atas persamaan dikurangi menjadi

Hence equation 4.9 can be written in terms of the final pressure as

Oleh karena itu persamaan 4.9 dapat ditulis dalam bentuk tekanan akhir sebagai
Hence
Karenanya

Equation (4.10) can be expanded as follows:

Persamaan (4.10) dapat diperluas sebagai berikut:
CF is the compressibility factor.
Comparison between Incompressible and Compressible fluid flow of gases. In terms of
the velocity of flow, the expression for a compressible fluid is given by equation 4.8

CF adalah faktor kompresibilitas.

Perbandingan antara aliran fluida gas yang tidak terkompresi dan yang dapat
dikompresi. Dalam hal kecepatan aliran, ekspresi untuk fluida kompresibel diberikan
oleh persamaan 4.8

The incompressible situation, Bernoulli’s equation is given by

Situasi yang tak tertekan, persamaan Bernoulli diberikan oleh
It is obvious that the term (γ/γ-1) is the difference, for air the value of this term is 3.5,
affecting the pressure head term, velocity term and elevation terms are not affected by
this term.

Jelas bahwa istilah (γ / γ-1) adalah perbedaan, untuk udara nilai dari istilah ini adalah
3,5, mempengaruhi istilah head tekanan, istilah kecepatan dan istilah ketinggian tidak
terpengaruh oleh istilah ini.

4.5 Energy equation for frictionless adiabatic gas processes

4.5 Persamaan energi untuk proses gas adiabatik tanpa gesekan

Consider a one-dimensional flow through a duct of variable area, the Steady Flow
energy Equation between two sections 1 and 2:
Pertimbangkan aliran satu dimensi melalui saluran area variabel, Persamaan Energi
Aliran Tunak di antara dua bagian 1 dan 2:

If the flow is adiabatic, and there is no shaft work and assume horizontal duct, the
equation reduces to
Jika aliran bersifat adiabatik, dan tidak ada poros yang berfungsi dan mengasumsikan
saluran horizontal, persamaan berkurang menjadi

Or in general h + V2/2 = constant

Atau secara umum h + V2 / 2 = konstan
By differentiation dh + v dv = 0
Dengan diferensiasi dh + v dv = 0
But the first law of thermodynamics states that
dQ – dW = du
Tetapi hukum termodinamika pertama menyatakan itu
dQ - dW = du
The second law of thermodynamics states that dQ = T.dS
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa dQ = T.dS
Also dW = P. d(1/ρ)
Juga dW = P. d (1 / ρ)
and h = u + P/ρ or du = dh – P. d(1/ρ)+ (1/ρ).dP
dan h = u + P / ρ atau du = dh - P. d (1 / ρ) + (1 / ρ) .dP
Hence the 1st law of thermodynamics is written as
Karenanya hukum termodinamika 1 ditulis sebagai

For isentropic process, dS = 0

Then dh = dP/ρ
Untuk proses isentropik, dS = 0
Kemudian dh = dP / ρ
but dh = - v.dv
hence -v. dv = dP/ρ
Therefore dP/dv = - ρ v
tapi dh = - v.dv
karenanya -v. dv = dP / ρ
Karena itu dP / dv = - ρ v
The continuity equation states that ρ A v = constant
Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa ρ A v = konstan
So by differentiation
Jadi dengan diferensiasi
Hence
Karenanya

Similarly it is possible to show that

Demikian juga mungkin untuk menunjukkan itu

To illustrate the above relationships between changes in area of duct and the changes
in velocity and pressure, figure 4.6 is drawn.

Untuk mengilustrasikan hubungan di atas antara perubahan area duct dan perubahan
kecepatan dan tekanan, gambar 4.6 ditarik.
 4.6 Stagnation properties of compressible flow
4.6 Sifat stagnasi dari aliran kompresibel
Stagnation condition refers to the situation or rather position in which the fluid becomes
motionless. There are many examples of this in real applications; two are shown in
figure 4.7

Kondisi stagnasi mengacu pada situasi atau lebih tepatnya posisi di mana cairan
menjadi tidak bergerak. Ada banyak contoh ini dalam aplikasi nyata; dua ditunjukkan
pada gambar 4.7
When defining what is meant by a compressible flow, it is useful to compare the density
to a reference value, such as the stagnation density, ρ0, which is the density of the fluid
if it were to be slowed down isentropically to stationary.

Ketika mendefinisikan apa yang dimaksud dengan aliran kompresibel, akan berguna
untuk membandingkan kerapatan dengan nilai referensi, seperti kepadatan stagnasi,
ρ0, yang merupakan densitas fluida jika diperlambat secara isentropik menjadi
stasioner.
Recall the simplified energy equation for the duct in the previous section, between any
section, and rest (stagnation).
Ingat persamaan energi yang disederhanakan untuk saluran di bagian sebelumnya,
antara bagian apa pun, dan istirahat (stagnasi).

The enthalpy is defined as the product of the specific heat capacity Cp and the
temperature of the fluid, T. also note that
Entalpi didefinisikan sebagai produk dari kapasitas panas spesifik Cp dan suhu fluida,
T. juga mencatatnya

Hence, the energy equation can be written as:

Oleh karena itu, persamaan energi dapat ditulis sebagai:

Since M = V/a then

Sejak M = V / a lalu
Plotting the speed of sound ratio (a/ao) versus M, is shown in Figure 4.8
Merencanakan kecepatan rasio suara (a / ao) versus M, ditunjukkan pada Gambar 4.8

Recall the energy equation for a fluid with a stagnation state “o”
Ingat persamaan energi untuk fluida dengan status stagnasi "o"

Use h = Cp.T, the energy equation can be written as:

Gunakan h = Cp.T, persamaan energi dapat ditulis sebagai:
In order to find the maximum velocity for stagnation condition, the EE is used With
velocity being maximum when T is taken down to absolute zero, ie

Untuk menemukan kecepatan maksimum untuk kondisi stagnasi, EE digunakan

Dengan kecepatan maksimum ketika T diturunkan ke nol absolut, yaitu

Other Stagnation relationships

Hubungan stagnasi lainnya
Starting with the stagnation temperature ratio, it is possible to derive a similar
relationship for stagnation pressure ratio
Dimulai dengan rasio suhu stagnasi, dimungkinkan untuk mendapatkan hubungan yang
sama untuk rasio tekanan stagnasi
For the stagnation density ratio
Untuk rasio kepadatan stagnasi

4.7 Worked Examples

4.7 Contoh yang Dikerjakan

Worked Example 4.1

Contoh Bekerja 4.1

Calculate the speed of sound in air and in water at 0 oC and at 20 oC and absolute
pressure 1 bar.
For air - γ = 1.4 and R = 287 (J/K kg)
For water Ks= 2.06 109 (N/m2) and ρ = 998 (kg/m3) at 0 oC, and 1000 (kg/m3) at 20 oC
Hitung kecepatan suara di udara dan di air pada 0 oC dan pada 20 oC dan tekanan
absolut 1 bar.
Untuk udara - γ = 1,4 dan R = 287 (J / K kg)
Untuk air Ks = 2,06 109 (N / m2) dan ρ = 998 (kg / m3) pada 0 oC, dan 1000 (kg / m3)
pada 20 oC

Solution:
Larutan:
For air at 0 oC
Untuk udara pada 0 oC
a= [γ R T]1/2 = (1.4 (287 J/K kg) (273 K))1/2 = 331.2 (m/s)
Where γ = 1.4 and R = 287 (J/K kg)
a = [γ R T] 1/2 = (1.4 (287 J / K kg) (273 K)) 1/2 = 331.2 (m / s)
Di mana γ = 1,4 dan R = 287 (J / K kg)
The speed of sound in air at 20 oC and absolute pressure 1 bar can be calculated as
a = [γ R T]1/2 = (1.4 (287 J/K kg) (293 K))1/2 = 343.1 (m/s)
The difference is = 3.6%
Kecepatan suara di udara pada 20 oC dan tekanan absolut 1 bar dapat dihitung
sebagai
a = [γ R T] 1/2 = (1.4 (287 J / K kg) (293 K)) 1/2 = 343.1 (m / s)
Perbedaannya adalah = 3,6%
The speed of sound in water at 0 oC can be calculated as
Kecepatan suara dalam air pada 0 oC dapat dihitung sebagai

Where Ks= 2.06 109 (N/m2) and ρ = 998 (kg/m3)

Dimana Ks= 2.06 109 (N/m2) dan ρ = 998 (kg/m3)

Where Ks= 2.06 109 (N/m2) and ρ = 1000 (kg/m3)

The difference is = 0.5%
Dimana Ks= 2.06 109 (N/m2) dan ρ = 1000 (kg/m3)
Perbedaannya adalah = 0.5%
It can be noted that the speed of sound in gases changes more than in liquids with
changes in temperature.
Dapat dicatat bahwa kecepatan suara dalam gas berubah lebih dari pada cairan
dengan perubahan suhu.

Worked Example 4.2

Contoh yang Dikerjakan 4.2
An aircraft flies at an altitude of 10,000 m where the pressure and density are 0.265 bar
and 0.41 kg/m3 respectively.
Sebuah pesawat terbang di ketinggian 10.000 m di mana tekanan dan kepadatan
masing-masing 0,265 bar dan 0,41 kg / m3.
a) Determine the aircraft speed if the Mach number is 1.5
b) What is the speed of the plane at sea level if the Mach number is maintained?
a) Tentukan kecepatan pesawat jika nomor Mach adalah 1,5
b) Berapa kecepatan pesawat di permukaan laut jika nomor Mach dipertahankan?

Solution:
Solusi:
a) The speed of sound in air is calculated first, then using the Mach definition, the speed
of the aircraft is calculated as follows:

a) Kecepatan suara di udara dihitung pertama, kemudian menggunakan definisi Mach,

kecepatan pesawat dihitung sebagai berikut:

b) when the Mach number is M = 1.5, similar method to that in (a) is used:
b) ketika nomor Mach adalah M = 1,5, metode yang mirip dengan yang di (a)
digunakan:

Worked Example 4.3

Contoh Bekerja 4.3
A sealed tank filled with air which is maintained at 0.37 bar gauge and 18oC. The air
discharges to the atmosphere (1.013 bar) through a small opening at the side of the
tank.

Tangki tertutup berisi udara yang dipertahankan pada 0,37 bar gauge dan 18oC. Udara
keluar ke atmosfer (1.013 bar) melalui lubang kecil di samping tangki.
a) Calculate the velocity of air leaving the tank; assume the flow to be compressible and
the process to be frictionless adiabatic.
b) Compare the value if the flow is incompressible.
c) comment on the result.
a) Hitung kecepatan udara yang keluar dari tangki; menganggap aliran menjadi
kompresibel dan proses menjadi adiabatik tanpa gesekan.
b) Bandingkan nilainya jika alirannya tidak dapat dimampatkan.
c) mengomentari hasilnya.
Take for air, R=287 J/kgK, and γ= 1.4.
Ambillah udara, R = 287 J / kgK, dan γ = 1.4.

Solution:
Solusi:
a) Bernoulli equation for a compressible case, Assume z2=z1 and V1 = 0; The
equation reduces to:
 a) Persamaan Bernoulli untuk kasus kompresibel, Asumsikan z2 = z1 dan V1 = 0;
Persamaannya berkurang menjadi:

Since Then the discharge velocity is:

Sejak Maka kecepatan debit adalah:

b) For incompressible fluids

b) Untuk cairan yang tidak dapat dimampatkan
With 2 1 ρ = ρ and again with z2=z1 and V1 = 0; The equation reduces to:
Dengan 2 1 ρ = ρ dan sekali lagi dengan z2 = z1 dan V1 = 0; Persamaannya berkurang
menjadi:

c) The fluid velocity is different for the two assumptions,

c) Kecepatan fluida berbeda untuk dua asumsi,
The fluid is clearly compressible, so the accurate velocity is 223 m/s
Cairan ini jelas dapat dimampatkan, sehingga kecepatan akuratnya adalah 223 m / s

Worked Example 4.4

Contoh Bekerja 4.4
A low flying missile develops a nose temperature of 2500K where the temperature and
pressure of the atmosphere at that elevation are 0.03bar and 220K respectively.
Determine the missile velocity and the stagnation pressure. Assume for air Cp=1000
J/kgK and γ=1.4.

Rudal terbang rendah mengembangkan suhu hidung 2.500 K di mana suhu dan
tekanan atmosfer pada saat itu ketinggian masing-masing 0,03bar dan 220K. Tentukan
kecepatan misil dan tekanan stagnasi. Asumsikan udara Cp = 1000 J / kgK dan γ = 1.4.

Solution:
Solusi:
Using the stagnation relations,
Menggunakan hubungan stagnasi,
Similarly the stagnation density ratio can be used to determine the stagnation pressure:
Demikian pula rasio kepadatan stagnasi dapat digunakan untuk menentukan tekanan
stagnasi:
Worked Example 4.5
Contoh Bekerja 4.5
An air stream at 1 bar, 400 K moving at a speed of 400 m/s is suddenly brought to rest.
Determine the final pressure, temperature and density if the process is adiabatic.

Aliran udara pada 1 bar, 400 K bergerak dengan kecepatan 400 m / s tiba-tiba dibawa
untuk beristirahat. Tentukan tekanan terakhir, suhu dan kepadatan jika prosesnya
adiabatik.
Assume for air: γ = 1.4. Cp = 1005 J/kgK and density = 1.2 kg/m3.
Asumsikan adanya udara: γ = 1.4. Cp = 1005 J / kgK dan kepadatan = 1,2 kg / m3.

Solution:
Solusi:
Using the stagnation relations,
Menggunakan hubungan stagnasi,