Anda di halaman 1dari 15

Persamaan-Persamaan Diferensial Aliran Fluida

Persamaan dasar aliran yang telah dinyatakan didalam bentuk matematis


untuksuatu volume control sembarang, juga dapat dinyatakan di dalam bentuk
matematisuntuk jenis volume kontrol yang istimewa, elemen difrensial.
Persamaan-persamaan difrensial aliran fluida ini menyediakan cara untuk
menentukan variasi titik-per-titikproperti fluida. Viskositas (kekentalan) fluida
besarnya dapat ditentukan melalui pengukurun terhadap tingkat hambatan yang
ditimbulkan pada aliran fluida yang bersangkutan. Viskositas merupakan properti
dari semua fluida nyata dan viskositas inilah yang membedakan fluida nyata
dengan fluida ideal (fluida tak berviskositas). Hambatan geser terukur sebagai
gaya geser total. Satuan tegangan geser adalah gaya geser persatu-satuan
luas.Viskositas dinamik μ ditunjukkan sebagai perbandingan antara tegangan
geserdan gradien kecepatan. Oleh karena itu dimensinya adalah gaya dikalikan
dengan waktu persatuan luas atau massa persatuan panjang dan waktu.
Dalam sistem SI tentang satuan, tegangan geser diberi satuan N/m2 dan
gradient kecepatan dengan satuan (m/dt)/m. oleh karena itu satuan dari viskositas
dinamik adalah sebagai berikut :
2
N /m (1)
μ=
¿¿

Viskositas kinematik (v) didefinisikan sebagai perbandingan antara viskositas


dinamik dan rapat massa:
μ
v= (2)
ρ

Persamaan Navier-Stokes
Persamaan Navier Stokes adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan
pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan- persamaan ini
menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel- partikel
fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal dan viskos tekanan eksternal
yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier Stokes menjelaskan
kesetimbangan gaya- gaya yang bekerja pada fluida. Persamaan umum Navier
Stokesuntuk kekekalan momentum adalah :
∂v
ρ =∇ . P+ ρF (3)
∂t
ρ=densitas fluid a
∂v
=derivatif subtanti f
∂t
v=Vektor kecepatan
F=gay a

PEMBAHASAN
Persamaan Navier Stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua Newton
tentang gerakan.
Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas dalam
medan gravitasi adalah
persamaan Navier Stokes. Ditinjau elemen fluida dengan volume Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧.
Tegangan permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal (𝜎) dan
tegangan geser (𝜏).
Tegangan geser (𝜏) memberikan Gambaran untuk menunjukkan bidang tempat
bekerjanya tegangan
geser yang bekerja sesuai dengan arah tegangan geser.
Ditinjau dari elemen fluida berbentuk kubus dengan sisi Δ𝑥, Δ𝑦, 𝑑𝑎𝑛 Δ𝑧. Massa
dari elemen fluida:
𝑚 = 𝜌Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧
𝐹 = 𝑚. 𝑎 = (𝜌Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧). 𝑎 (4)
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN:
2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016
1755
Dengan 𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖̂+ 𝑣𝑦 𝑗̂ + 𝑣𝑧𝑘 ̂
𝑣 = vektor kecepatan fluida dengan komponen 𝑣𝑥,𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑧
𝑟 = 𝑥𝑖̂+ 𝑦𝑗̂+ 𝑧𝑘 ̂
𝑟 = vektor posisi dengan komponen x,y,z.
Vektor kecepatan 𝑣 dengan komponennya dapat ditulis dalam bentuk matriks
kolom berikut ini.
𝑣=(
𝑣𝑥
𝑣𝑦
𝑣𝑧
)
Apabila 𝑣𝑥, 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑧 merupakan fungsi dari x, y, z,t maka fungsi komponen
kecepatan ini dapat ditulis
dalam bentuk:
𝑣𝑥 = (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.1)
𝑣𝑦 = (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.2)
𝑣𝑧 = (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) (5.3)
Diferensial total dari persamaan diatas adalah:
𝑑𝑣𝑥 =
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
𝑑𝑡 (6.1)
(6.2)
𝑑𝑣𝑦 =
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑣𝑧 =
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑡
𝑑𝑡
(6.3)
Jika persamaan (6.1), (6.2), dan (6.3) dibagi dengan 𝑑𝑡 maka dapat diperoleh
persamaan berikut:
𝑎𝑥 =
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
𝑑𝑡 (7.1)
𝑎𝑦 =
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑡
𝑑𝑡 (7.2)
𝑎𝑧 =
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑥
𝑑𝑥 +
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑦
𝑑𝑦 +
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑡
𝑑𝑡 (7.3)
𝑎𝑥, 𝑎𝑦, dan 𝑎𝑧 persamaan (7.1), (7.2)dan (7.3)tidak lain adalah percepatan dalam
arah x, arah y, dan
arah z. Oleh karena itu vektor percepatan dapat ditulis menjadi:
𝑎=(
𝑎𝑥
𝑎𝑦
𝑎𝑧
) (8)
dengan :
𝑎𝑥 =
𝑑𝑣𝑥
𝑑𝑡
(9.1)
𝑎𝑦 =
𝑑𝑣𝑦
𝑑𝑡
(9.2)
𝑎𝑧 =
𝑑𝑣𝑧
𝑑𝑡
(9.3)
Maka pada persamaan (9.1), (9.2), dan (9,3) dapat ditulis kembali:
𝑎𝑥 = 𝑣𝑥
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
𝑑𝑥 + 𝑣𝑦
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑦
𝑑𝑦 + 𝑣𝑧
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑧
𝑑𝑧+
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
𝑑𝑡 (10.1)
𝑎𝑦 = 𝑣𝑥
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑥
𝑑𝑥 + 𝑣𝑦
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
𝑑𝑦 + 𝑣𝑧
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑧
𝑑𝑧 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
𝑑𝑡
(10.2)
𝑎𝑧 = 𝑣𝑥
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑥
𝑑𝑥 + 𝑣𝑦
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑦
𝑑𝑦 + 𝑣𝑧
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
𝑑𝑧 +
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
𝑑𝑡
(10.3)
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN:
2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016
1756
Persamaan (10.1), (10,2), dan (10,3) dikenal dengan sebutan percepatan total
dengan:
𝑣𝑥 =
𝑑𝑥
𝑑𝑡
(11,1)
𝑣𝑦 =
𝑑𝑦
𝑑𝑡
(11,2)
𝑣𝑧 =
𝑑𝑧
𝑑𝑡
(11,3)
Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan
normal dan tegangan geser
dalam arah x, y dan z adalah:
𝐹𝑥 = (𝜕𝜏𝑥𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑥𝑦
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑥𝑧
𝜕𝑥
) Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧 (12,1)
𝐹𝑦 = (
𝜕𝜏𝑦𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑦𝑦
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑦𝑧
𝜕𝑥
) Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧 (12,2)
𝐹𝑧 = (𝜕𝜏𝑧𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑧𝑦
𝜕𝑥
+
𝜕𝜏𝑧𝑧
𝜕𝑥
) Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧 (12,3)
Maka tegangan geser pada elemen fluida (Newtonian Fluid):
𝜏𝑥𝑦 = 𝜇 (𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑥
) (13.1)
𝜏𝑦𝑧 = 𝜇 (
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑧
+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑦
) (13.2)
𝜏𝑥𝑧 = 𝜇 (𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑧
+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑥
) (13.3)
dengan
𝜏𝑦𝑥 = 𝜏𝑥𝑦 (14.1)
𝜏𝑧𝑦 = 𝜏𝑦𝑧 (14.2)
𝜏𝑥𝑧 = 𝜏𝑧𝑥 (14.3)
Sedangkan tegangan normal yang bekerja pada elemen untuk fluida Newtonian
(Newtonian Fluid)
adalah:
𝜎𝑥 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
+
2
3
𝜇 (𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
) (15.1)
𝜎𝑦 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑥
+
2
3
𝜇 (𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
) (15.2)
𝜎𝑧 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑥
+
2
3
𝜇 (𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑧
) (15.3)
Dari persamaan (15.1), (15.2), dan (15.3) untuk fluida bervikositas nilai rata- rata
dari jumlah ketiga
tegangan normal tersebut disebut tekanan.
Jika nilai tegangan geser pada persamaan (14.1),(14.2), dan (14.3) dan nilai
tegangan normal pada
persamaan dimasukkan (15.1), (15.2), dan (15.3) dimasukkan ke dalam persamaan
(12.1), (12.2), dan
(12.3) dan hasilnya disubstitusi ke persamaan kontinuitas. Maka diperoleh
persamaan:
𝐹 = (−∇𝑝 + 𝜇∇̅2𝑣 − 𝜌𝑔𝑘 ̂ )Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧 (16)
Apabila vektor gaya F= m. A dan massa 𝑚 = 𝜌Δ𝑥Δ𝑦Δ𝑧 serta koefisien viskositas
kinematika 𝑣 =
𝜇
𝜌
dimasukkan ke persamaaan (16) menghasilkan persamaan vektor berikut:
𝑎̅ = −
1
𝜌
∇𝑝 + (∇̅ 2
𝑣) − 𝑔𝑘 ̂ (17)
Gabungan persamaan (10.1), (10.2) dan (10.3) menghasilkan persamaan vektor
berikut:
𝑑𝑣
𝑑𝑡
=−
1
𝜌
∇𝑝 + (∇̅ 2
𝑣) − 𝑔𝑘 ̂ (18)
Dalam koordinat kartesian untuk kekekalan momentum menggunakan persamaan
Navier Stokes
dapat disusun menjadi:
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi SNITI- 3 ISSN:
2548-4540
Samosir, 11-12 November 2016
1757
𝜕𝑣𝑥
𝜕𝑡
+
𝜕𝑣𝑥𝑣𝑥
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑥𝑣𝑦
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑥𝑣𝑧
𝜕𝑧
=−
1
𝜌
𝜕𝑝
𝜕𝑥
+ 𝑣 (𝜕2𝑣𝑥
𝜕𝑥2 +
𝜕2𝑣𝑥
𝜕𝑦2 +
𝜕2𝑣𝑥
𝜕𝑧2 )
(19.1)
𝜕𝑣𝑦
𝜕𝑡
+
𝜕𝑣𝑥𝑣𝑦
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑦𝑣𝑦
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑦𝑣𝑧
𝜕𝑧
=−
1
𝜌
𝜕𝑝
𝜕𝑥
+𝑣(
𝜕2𝑣𝑦
𝜕𝑥2 +
𝜕2𝑣𝑦
𝜕𝑦2 +
𝜕2𝑣𝑦
𝜕𝑧2 )
(19.2)
𝜕𝑣𝑧
𝜕𝑡
+
𝜕𝑣𝑥𝑣𝑧
𝜕𝑥
+
𝜕𝑣𝑦𝑣𝑧
𝜕𝑦
+
𝜕𝑣𝑧𝑣𝑧
𝜕𝑧
=−
1
𝜌
𝜕𝑝
𝜕𝑥
+ 𝑣 (𝜕2𝑣𝑧
𝜕𝑥2 +
𝜕2𝑣𝑧
𝜕𝑦2 +
𝜕2𝑣𝑧
𝜕𝑧2 ) − 𝑔
(19.3)
Persamaan (18), (19.1), (19.2), dan (19.3merupakan persamaan kekekalan
momentum yang dikenal
dengan persamaan Navier Stokes. Persaman ini berlaku untuk fluida dengan
viskositas tidak sama
dengan nol.

Anda mungkin juga menyukai