Anda di halaman 1dari 23

HIDROLIKA LANJUTAN

PERSAMAAN NAVIER STOKES


pendahuluan
Persamaan navier-stokes adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan
dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa
perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluidahanya bergantung
kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya friksi) dan gaya viskos tekanan
eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan navier-stokes
menjelaskan keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada fluida.
Persamaan navier-stokes memiliki bentuk persamaan diferensial yang
menerangkan pergerakan dari suatu fluida. Untuk mendapatkan hasil dari suatu
permasalahan fisika menggunakan persamaan navier-stokes, perlu digunakan ilmu
kalkulus. Secara praktis, hanya kasus-kasus aliran sederhana yang dapat dipecahkan
dengan cara ini. Kasus-kasus ini biasanya melibatkan aliran non-turbulen dan tunak
(aliran yang tidak berubah terhadap waktu) yang memiliki nilai bilangan reynold kecil.
Dua konstribusi penting diberikan
secara terpisah oleh navier pada tahun
1823 dan stokes pada tahun 1845 yang Dalam ilmu Mekanika Fluida dikenal
menurunkan persamaan diferensial aliran Newtonian yaitu aliran yang
parsial fluida viskos, persamaan ini tegangan gesernya proporsional dengan
membahas tentang persamaan gerak gradien kecepatan dan
fluida viskos, persamaan ini dikenal viskositasdinamik zat fluidanya. Dalam
dengan persamaan navier-stokes, dan bentuk tiga dimensi aliran ini
persamaan inilah yang menjadi dasar mempunyai 6 variabel (anu) meliputi
kajian dinamika fluida saat ini. (Frank kerapatan jenis 1 variabel, Tekanan 1
M. White. 1988). variabel, suhu 1 variabel, dan kecepatan
3 variabel (vx , vy , vz).
Persamaan navier stokes
Persamaan navier stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua newton tentang
gerakan. Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas
dalam medan gravitasi adalah persamaan navier stokes. Ditinjau elemen fluida dengan
volume δx δy δz , seperrti gambar dibawah ini.

Gambar 1. Tegangan normal dan tegangan


geser pada elemen fluida berviskositas.
tegangan permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal (σ ) dan tegangan geser (τ ).
subskrib tegangan geser (τ ) memberikan gambaran bahwa untuk subskrib pertama
menunjukkan bidang tempat bekerjanya tegangan geser dan subskrib kedua menunjukkan
sumbu yang sesuai dengan arah kerja tegangan geser (notasi tensor).
keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal dan
tegangan geser dalam arah x , arah y dan arah z adalah:

Pers......1

persamaan diatas merupakan tegangan geser pada elemen fluida untuk aliran laminar satu
dimensi. dan untuk aliran 3 dimensi ( hukum viskositas stokes):
menurut stokes, tegangan normal yang bekerja pada elemen untuk fluida newtonian (
newtonian fluid) adalah:
Pers......2a

Pers......2b

Pers......2c
dari persamaan (2.a), (2.b), (2.c) untuk fluida yang berviskositas nilai ratarata dari
jumlah ketiga tegangan normal tersebut disebut tekanan.
apabila vektor gaya f = m.a dan massa m = ρδx δy δz serta koefisien viskositas
kinematik , dimasukkan ke persamaan dibawah ini:
percepatan aliran fluida berubaah-ubah dalam ruang dan waktu. hal ini dapat digambarkan
dengan persamaan berikut :

pers.........3

dimana :
v = vektor kecepatan fluida dengan komponen
r = vektor posisi dengan komponen x, y, z.

vektor kecepatan ν

apabila merupakan fungsi dari x, y, z, t maka fungsi komponen kecepatan ini dapat ditulis
dalam bentuk: pers.........4a
pers.........4b
pers.........4c
Difrensial total dari persamaan (4a), (4b), (4c) adalah :

pers.........5a pers.........5b pers.........5c


Jika persamaan (5a), (5b), (5c) dibagi dengan dt maka akan diperoleh persamaan berikut:

pers.........6c
pers.........6a pers.........6b
Ax,ay, dan az persamaan (6a), (6b), (6c) tidak lain adalah percepatan dalam arah x, arah y dan
arah z. Oleh karena itu vektor percepatan dapat ditulis menjadi:

pers.........7
maka pada persamaan (5a), (5b) dan (5c) dapat ditulis kembali:

pers.........8a pers.........8b pers.........8c


persamaan percepatan (8a), (8b), (8c) dikenal dengan sebutan percepatan total dengan:

pers.........9

dari persamaan (8a), (8b), (8c), pada ruas kanan,suku pertama, suku kedua, dan suku
ketiga berkaitan dengan gerak partikel fluida dan disebut dengan percepatan
konvektif, sedang suku keempat berkaitan dengan perubahan salah satu sifat fluida
dalam hubungannya dengan waktu dan disebut dengan percepatan lokal.
(makrub,lalu,2001).
Penyelesaian Persamaan Navier Stokes.
Ujikasi
Secara Umum
Analitik
atau Teori

secara umum penyelesaian yang dipakai adalah dengan cara analitik atau teori, dengan cara tersebut
maka akan diperoleh persamaan kekekalan momentum yang dikenal dengan persamaan navier stokes .
banyak persoalan tidak dapat diselesaikan karena kerumitan dalam mencari penyelesaian yang tepat.
bagi masalah yang sederhana, penyelesaian secara analitik dapat dilakukan.

indeks tegangan geser pertama adalah dalam arah tegak-lurus terhadap permukaan tempat komponen
tegangan itu bekerja. indeks kedua adalah dalam arah komponen tegangan yang bersangkutan.

Jika sistem koordinat tegak lurus arah x, arah y dan arah z dapat berorientasi (berarah) sembarang.
maka persamaan navier stokes dibatasi untuk fluida tak termampatkan, maka menjadi :
dengan ax, ay, dan az adalah percepatan pada arah x, arah y dan
arah z.dan operator peubah-peubah turunan tertentu yang
menentukan ciri atau sifat mekanika fluida adalah kekentalan, yang
mengaitkan tegangan lokal dalam fluida yang bergerak dengan laju
regangan dari unsur fluida tersebut.bila fluida mengalami geseran,
maka fluida mulai bergerak dengan laju regangan yang berbanding
terbalik dengan suatu besaran yang disebut koefisien kekentalan (μ),
(victor l.steeter dan benjamin wylie, 1992).
pers.........10

persamaan momentum untuk massa, dm, dapat dicari dengan


hukum kedua newton dimana:

pers.........11
Dalam arah x, arah y dan arah z:

pers.........12

Untuk aliran fluida tak termampatkan dengan viskositas konstan, persamaan ini dapat
menjadi :

pers.........13
Persamaan Gerak Untuk Fluida Viskos
(Persamaan Navier Stokes)
Didalam suatu fluida yang viskos, gaya permukaan yang bekerja pada elemen fluida dengan lebih
kompleks. Ada dua macam gaya permukaan :
1.Gaya normal atau tegangan normal yang serupa dengan tekanan, tetapi mungkin tidak sama
besarnya dalam segala arah.
2.Gaya geser atau tegangan yang arahnya sejajar dengan permukaan, pada permukaan mana gaya
tersebut bekerja.
Telah diperoleh secara eksperimentil bahwa dengan ketelitian yang besar tegangan dalam banyak
fluida berhubungan secara linier dengan turunan dari kecepatan

Demikian pula kebanyakan fluida tidak memiliki arah yang terpilih, fluida yang demikian disebut
isotropik. Tambahan pula tegangan ini tidak bergantung secara eksplisit pada koordinat kedudukan
dan kecepatan dari fluida.
Maka suatu bentuk yang unik mengenai hubungan antara tegangan dan gradien kecepatan
dapat diturunkan. Hubungan antara tegangan dan turunan (gradien) kecepatan adalah:

Persamaan ini memiliki parameter μ, λ dan p. Berdasarkan pemisalan mengenai hubungan


linier diantara tegangan dan gradien kecepatan, semua ketiga parameter harus tidak tergantung
pada gradien kecepatan, tetap masih tergantung pada sifat fluida seperti temperatur dan massa
jenis. Seperti akibat μ, λ dan p dapat juga bergantung pada waktu dan kedudukan.
Untuk membahas besaran p, kita memperhatikan fluida yang dalam keadaan diam atau
bergerak secara homogen. Dengan demikian semua tegangan geser sama dengan nol dan
ketiga tegangan normal ( tegak lurus) sama dengan p. Sehingga :

Untuk aliran yang sederhana ini, p hanyalah merupakan harga negatif dari tekanan, dalam hal
ini sama besarnya dalam segala arah. Disini fluida ada dalam keadaan seimbang dalam jenis
yang dibicarakan dalam termodinamika dan tekanan p dapat dikenali sebagai tekanan
termodinamik, (djojodihardjo, harijono,1983).

Jadi persamaan navier stokes merupakan model matematika untuk medeskripsikan bagaimana fluida
mengalir, untuk bisa mendeskripsikan aliran fluida. Persamaan navier stokes membutuhkan 2 hal
informasi yaitu:
• 1. Kekentalan fluida, kita tahu bahwa madu dan air mempunyai kekentalan yang berbeda, dalam
fisika kekentalan adalah gaya gesek internal pada fluida
• 2. Kondisi awal yaitu kecepatan fluida disetiap titik pada saat t=0
Untuk fluida tak berviskositas ( μ = 0) diperoleh bahwa σ x = σ y = σ z = -p.
Sedang untuk fluida berviskositas nilai rata-rata untuk jumlah ketiga tegangan
normal tersebut disebut tekanan.
Persamaan navier-stokes memiliki bentuk persamaan diferensial yang menerangkan
pergerakan dari suatu fluida. Sebagai contoh, persamaan navier-stokes untuk suatu
fluida ideal dengan viskositas bernilai nol akan menghasilkan hubungan yang
proporsional antara percepatan (laju perubahan kecepatan) dan derivatif dengan
persamaan navier stokes tekanan internal.
Untuk mendapatkan hasil dari suatu permasalahan fisika menggunakan persamaan
navier-stokes, perlu digunakan ilmu kalkulus. Secara praktis, hanya kasus-kasus aliran
sederhana yang dapat dipecahkan dengan cara ini. Kasus-kasus ini biasanya
melibatkan aliran non-turbulen dan tunak (aliran yang tidak berubah terhadap
waktu) yang memiliki nilai bilangan reynold kecil.
Bentuk Umum Persamaan
Bentuk umum persamaan navier-stokes untuk kekekalan momentum adalah :
D𝑣
𝜌 = ∇.𝑃 + 𝜌𝐹
D𝑡
Dimana :
𝜌= densitas fluida
D
=derivatif subtantif
D𝑡
𝑣= vektor kecepatan
F = gaya
P = adalah tensor yang menyatakan gaya-gaya permukaan yang bekerja pada partikel fluida
Persamaan di atas sebenarnya merupakan sekumpulan tiga persamaan, yakni satu persamaan
untuk tiap dimensi. Dengan persamaan ini saja, masih belum memadai untuk menghasilkan
hasil penyelesaian masalah. Persamaan yang dapat diselesaikan diperoleh dengan
menambahkan persamaan kekekalan massa dan syarat batas ke dalam persamaan di atas.
Salah satu contoh syarat batas adalah kecepatan
aliran di dan dekat dinding. Di dinding, kecepatan
aliran ditetapkan sama dengan nol; ini dikenal
dengan istilah no-slip condition. Cara lain adalah
dengan menetapkan suatu distribusi kecepatan
tertentu di daerah dekat dinding, disesuaikan dengan
teori dan hasil experimen, misalnya distribusi Syarat batas di atas adalah syarat
logaritmik. Di dekat dinding, antara dinding dan titik batas fisik, yaitu kondisi sesuai
hitungan terdekat dinding, diberlakukan syarat dengan atau ditentukan oleh alam.
bahwa kecepatan aliran terdistribusi secara
logaritmik; dalam hal ini, berbeda dengan no-slip
condition, kecepatan di dinding tidak diketahui (tidak
diperlukan untuk mengetahui besaran kecepatan di
dinding).
Gambar Vektor Kecepatan 

Koordinat kartesian dengan x,z dalam bidang tangensial


lokal untuk pembatas :

Pembatas ini bergerak dengan


kecepatan U dan kecepatan partikel
fluida adalah u
the no-slip conditions diduga terjadi karena adalah adanya interaksi antara suatu
partikel fluida dan suatu pembatas yang cocok antara partikel-partikel fluida yang
bersebelahan. Dalam suatu fluida, tidak ada yang dapat membatasi diskontinuitas
kecepatan. Ini akan melibatkan gradient kecepatan yang tidak terbatas dan
selanjutnya akan menghasilkan suatu tegangan viskos tidak terbatas yang dalam
waktu sangat singkat akan merusak diskontinuitas.

Jika pembatas bekerja pada fluida lanjutan, maka aksi viskositas akan menjaga
diskontinuitas kecepatan antara pembatas dan fluida, serta harus diterapkannya
the no-slip conditions . Bagaimanapun, konsep ini menyebutkan bahwa
pembatas bekerja pada fluida lanjutan maka asumsi dan justifikasi dari the no-slip
conditions akan didapatkan dalam observsi eksperimental.

Anda mungkin juga menyukai