Anda di halaman 1dari 102

BAB 3

Dinamika fluida dasar-persmaan


Bernouli

G.Hukum kedua newton


ketika sebuah partikel fluida bergerak dari suatu tempat yang lain

partikel tersebut biasanya mengalami suatu percepatan atau perlambatan

hukum kedua newton tentang gerak.gaya netto yang bekerja pada partikel
yang ditinjau harus sama dengan di kalikan percepatan.

F=ma

Dalam bab ini kita meninjau gerakan fluida-fluida inviseid,artinya,fluida


tersebut di asumsikan memiliki viskositas nol.jika viskositas nol.maka
konduktivitas termal fluida tersebut juga nol dan tidak akan terjadi
perpindahan kalor (kecuali dengan cara radiasi)

Dalam prateknya fluida inviscid tidak ada.karena pada setiap fluida timbul
tegangan geser apabila padanya di kenakan suatu laju perpindahan regangan.
Untuk kebanyakan situasi,aliran efek-efek viskos relatif kecil di bandingkan
dengan yang lain.sebagai pendekatan awal,terhadap kasus-kasus demikian
seringkali dapat menengabaikan efek-efek vikos.sebagai contoh,sering kali
gaya-gaya vikos yang timbul pada air yang mengalir besarnya seberapa tingkat
lebih kecil dibandingkan gaya akibat pengaruh lain,seperti gravitasi atau
perbedaan tekanan.namun,pada situasi air yang lain,efek vikos mungkin
merupakan exfek yang dominan.sama halnya,efek vikos berkaitan dengan
aliran gas sering kali di abaikan,meskipun dalam beberapa keadaan,efek
tersebut sangat penting.
Kita mengasumsikan bahwa gerakan fluida di aturhanya oleh gaya-gaya
tekanan dan gravitasi dan menggunakan hukum kedua newton yang d
terapkan pada sebuah partikel fluida dalam bentuk:

(gaya tekanan netto pada sebuah partikel)+(gaya gravitasi netto pada


partikel)= (masa partikel).(percepatan partikel)

Hasil dari interaksi antara tekanan,gravitasi,dan percepatan memberikan


banyak penerapan yang berguna di dalam mekanika fluida.

Untuk menerap kan hukum kedua newton pada fluida(atau benda


lainnya),kita harus mendefinisikan sebuah sistem koordinatyabg tepat di dalam
menggambarkan gerakan.secara umun gerakan tersebut adalah gerakan tiga
dimensi yang taktunak sehingga tiga sumbu koordinat ruang dan waktu di
perlukan untuk untuk menggambarkannya.terdapat sistem koordinat,meliputi
sistem-sistem koordinat rektangular(x,y,z)yang paling sering di gunakan dan
koordinat silinder(r,q,z).biasanya giometri aliran tertentulah yang akan
menentukan sistem koordinat mana yang paling tepat.

Dalam bab ini kita akan meninjau gerakan dua-dimensi seperti yang terdapat
dalam bidang x-z sebagai mana yang di tunjukkan gambar 3.1a. jelas bahwa
dapat memilih untuk menggambarkan aliran tersebut dalam komponen-
komponen pecepatan dan gaya dalam arah koordinat x dan z.persamaan yang
di peroleh sering disebut sebagai bentuk dua demensi persamaan Eulr tentang
gerakan koordinat cartesius rektangular. Pendekatan ini akan di bahas dalam
bab 6.

Sebagaimana yang bisa dilakukan pada kajian dinamika (Ref.1).gerak dari


setiap partikel fluida digambarkan dalam vektor kecepatan,V,gerak
didefinisikan sebagai laju prubahan tempat kedudukan partikel terhadap
waktu.
Kecepatan partikel adalah besaran vektor dengan sebuah besar (laju,v=V) dan
arah.ketika partikel bergerak,partikel tersebut akan mengikuti suatu lintasan
tertentu,yang bentuk nya di tentukan oleh kecepatan partikel tersebut.tempat
kedudukan partikel sepanjang lintasannya itu adalah fungsi dari tempat
dimana partikel itu mulai bergerak pada saat awal dan kecepannya sepanjang
lintasan.jika gerakan tersebut merupakan suatu aliran tunak (steady
flow)(artinya tidak terjadi prubahan menurut waktu pada suatu lokasi tertentu
didalam medan aliran),pada gambar 3.Ia] akan mengikuti lintasan ysng
sama.untuk kasus sepeti itu,lintasan tersebut adah sebuah garis tetap di
bidang x-z.partikel-partikel yang melewati bersebelahan dari titik (1) akan
mengikuti lintasannya sendiri,yang mungkin berbeda bentuk nya dari lintasan
yang melewati titik (1).seluruh bidang x-z terisi penuh dengan lintasan-lintasan
seperti itu.

Untuk aliran tunak.setiap partikel meluncur sepanjang lintasannya dan


vektor kecepatannya di mana-mana menyinggung lintasan tersebut.garis garis
yang merupakan garis singgung terhadap vektor kecepatan di seluruh medan
aliran di sebut sebagai “garis-arus (streamline)”.untuk banyak situasi,akan paling
mudah menggambarkan aliran dalam koordinat “garis-arus” berdasarkan garis-
garis-arusnya seperti di ilustrasikan pada gambar 3.1b.gerakan partikel di
gambarkan dalam jaraknya,s=s(t), sepanjang garis arus dari suatu arus dari suatu
titik asal yg mempermudah dan jari-jari kelengkungannya lokal dari garis-arus,
R=R(s).jarak sepanjang garis-arus berkaitan dengan laju partikel,V=ds/dt,dan jari-
jari kelengkungan berkaitan dengan bentuk garis-arus.sebagai tambahan dari
koordinant sepanjang garis-arus,s,di gunakan juga koordinat normal yang tegak
lurus terhadap garis-garis,n,seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.Ib.

Untuk menerapkan hukum kedua newton pada sebuah partikel yang mengalir
sepanjang garis-arusnya,kita harus menuniskan percepatan partikel menurut
koordinat garis-arusnya.menurut Definisi, percepatan adalah laju perubahan
kecepatan terhadap waktu dari partikel,a=Vidt.untuk aliran dua dimensi di bidang
x-z,percepatan mempunyai dua komponen-sebuah komponen sepanjang garis-
arus,as yang di sebut percepatan searah arus,dan sebuah komponen yang
normal tehadap garis-arus,an,yang di sebut prcepatan normal.
Percepatan searah arus berasal dari kenyataan bahwa laju partikel umumnya
bervariasi sepanjang garis-arusnya,V=V(s).sebagai contoh,dalam gambar 3.Ia laju
partikel mungkin 100ft/s pada titik (1) dan 50ft/s pada titik (2).jadi dengan
menggunakan aturan untuk rantai untuk turunan,komponen s dari percepatan di
berikan sebagai as=dV/dt=( .dalam persamaan tersebut
kita menggunakan hubungan V=ds/dt.komponen normal dari percepatan, di
sebut kecepatan sentrifugal,dinyatakan dalam laju partikel dan jari-jari
kelengkungan dari lintasannya .jadi an=v2/R, di mana v dan r mungkin berubah
sepanjang garis-arus.persamaan-persaan percepatan ini seharusnya sudah di
kenal baik dari kajian gerakan partikel pada plajaran fisika (ref.2) atau dinamika
(ref.1).penurunan dan pembahasan yang lebih lengkap dari topik-topik dapat di
jumpai di bab 4.

Jadi,komponen percepatan dalam arah s dan n,as dan an di berikan oleh:

Di mana r adalah jari-jari kelengkungan lokal dari garis-arus,dan s adlah jarak


yang di ukur dari sepanjang garis-arus mulai dari sebuah titik awal
sembarang.secara umum terdapat percepatan-percepatan sepanjang garis
arus (karena laju partikel berubah sepanjang lintasannya, ) dan percepatan
normal terhadap garis-arus (karena partikel tidak

mengikuti garis lurus r ).untuk menghasilkan percepatan-percepatan ini


harus ada gaya netto tidak nol dari partikel fluida. Untuk menentukan gaya
gaya yang di butuh kan guna menghasilkan sebuah aliran tertentu (atau
sebaliknya,aliran macam apa yang akan dihasil kan dari sekumpulan gaya yang
ditentukan),kita meninjau diagram benda bebas dari sebuah partikel fluida
kecil.partikel yang di tunjukannya dengan gaya-gaya yang ada,f1,f2, dan
seterusnya,untuk kasus ini gaya gaya penting yang di asumsikan adalah gaya
gravitasi dan tekanan.gaya gaya lain seperti gaya viskodan pengaruh tegangan
permkaan diabaikan percepatan gravitasi,g,diasumsikan kostan dan bekerja
vertikal dalam arah negatf ,dan dengan sudut 0 relatif terhadap garis normal
terhadap garis arus.
F=ma sepanjang sebuah garis arus

Tinjaulah sebuah partikel fluida kecil berukuran dan pada bidang gambar
dan normal terhsdap gambar seperti yang di tunjuk kan oleh diagram benda
bebas pada gambar 3,3. Vektor-vektor satuan panjang dan normal terhadap
garis-arus masing masing di lambang kan s~dan n^ untuk aliran dilakukan
sebagai

Di mana ,menyatakan jumlah komponen s dari seluruh gaya yang bekerja


pada partikel yang memiliki massa adalah percepatan pada arah s,dalam
persamaan ini, adalah volume partikel,persamaan 3,2 berlaku
untuk fluida mampu-mampat dan tak mampu-mampat.artinya,kerapatan tidak
harus konstan di seluruh medan aliran.

Gaya gravitasi (berat)partikel dapat di tulis sebagai ,dimana y=pg


3 3
adalah berat jenis fluida.(lb/ft atau N/m ). Maka komponen dari gaya berat
dalam gerak-arus adalah

Jika garis-arus herizontal pada titik yang di tinjau,maka 0=0, dan tidak ada
komponen berat partikel sepanjang garis arus yang memberikan percepatan
pada arah tersebut.
Seperti ditunjukkan pada bab 2, tekanan tidak konstan pada seluruh fluida
diam( ) karena adanya berat fluida.demikian pula, pada fluida yang mengalir
tekanan biasanya tidak konstan .secara umum,untuk aliran tunak,p= p(s,n).jika
tekanan pada pusat partikel yang d tunjukkan gambar 3,3 di notasikan sebagai
p.maka nilai rata-ratanya di kedu permukaan ujung yang tegak lurus tehadap
garis-arus adalah.karena partikelnya “kecil” kita dapat menggunakan ekspansi
deret tayor satu suku untuk medan.

Tekanan (seperti yang telah dilakukan pada bab 2 untuk gaya-gaya tekanan
dalam fluida diam)untuk mendapatkan.

𝜕𝑝 𝜕𝑠
𝜕𝑝3 =
𝜕𝑠 2

Jadi,jika
𝜕𝑓𝑝6 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠.

𝜕𝑝
𝜕𝑓3 = (𝑝 − 𝜕𝑝3 ) 𝜕𝑛 𝜕𝑦 − (𝑝 + 𝜕𝑝𝑠 ) 𝜕𝑛 𝜕𝑦 = −2 𝜕𝑝3 𝜕𝑛 𝜕𝑦 = 𝜕𝑠 𝜕𝑛 𝜕𝑦
𝜕𝑠
𝜕𝑝
=− 𝜕∀
𝜕𝑠

Perhatikan bahwa berapa besar tekanan sesungguhnya,p,tidaklah


penting.apa yang menghasilkan gaya tekanan netto adalah kenyatan bahwa
tekanan itu tidak konstan dalam seluruh fluida.Gradien tekanan yang tidak nol.
∇𝑝 = 𝜕𝑝/𝜕𝑠 + 𝜕𝑝/𝜕𝑛 𝓃. adalah yang memberikan gaya tekanan netto pada
partikel .gaya-gaya viskos,dinyatakan dengan 𝛿𝑠 𝛿𝑦 adalah nol.karena
fluidanya inviscid.

Jadi ,gaya netto yang bekerja dalam arah garis-arus pada partikel yang di
tunjukkan pada Gambar 3,3.

𝜕𝑝
∑ 𝛿𝑓𝑠 = 𝛿𝑣𝑠 + 𝛿𝑓𝑝𝑠 = (−𝑦 sin 𝜃 − ) 𝛿∇
𝜕𝑠

Dengan mengkobinasikan persamaan 3,2 dan 3,3 kita mendapatkan


persamaan gerak sepanjang arah garis-arus sebagai beriki:

𝜕𝑝 𝜕𝑉
−𝑦 sin 𝜃 − = 𝑝𝑉 = 𝑝𝑎𝑠
𝜕𝑠 𝜕𝑠

Kita akan menghilangkan faktor volume partikel yang muncul ada bagian
gaya dan percepatan dari persamaan.hal ini menunjukkan kenyataan bahwa
kerapatan (massa persatuan volume), dari fluidalah.bukannya massa dari
partikel fluida,yang penting

Tafsiran fisik dari persamaan 3,4 adalah bahwa perubahan kecepatan


partikel fluida di sebabkan oleh kombinasi yang tepat antara gradien tekanan
dengan berat partikel sepanjang garis-arus, untuk fluida dalam keadaan diam,
keseimbangan antara gaya tekanan dan gaya gravitasi bumi adalah sedemikian
hingga tidak di hasilkan prubahan laju partikel-ruas kanan persamaan ,dan
partikel tetap diam ,fluida yang mengalit ,gaya tekanan dan gaya gravitasi tidak
perlu seimbang_tidak seimbang gaya menyebabkan percepatan dan tentunya
gerakan partikel

Aliran inviscid, tak mampu-mampat dan tunak sepanjang garis arus


horizontal A-B di depan sebuah bola jari-jari a, seperti yang di tunjukkan pada
gambar C3,la. Dari sebuah teori yang lebih lanjut mengenai aliran mwlewati
arah bola , kecepatan garis arus tersebut adalah:

𝑎3
𝑣 = 𝑉0 (1 + )
3
Tentukan variasi tekanan sepanjang garis arus tersebut dari titik A didepan
bola (xa=- dan Va=V0)sampai titik B pada bola (xb=-a dan Vb=0)

Penyelesaian

Karena alirannya tunak dan inviscid ,persamaan 3,4 berlaku. Di samping itu
karena garis arus herizontal ,sin 𝜃 = 𝑠𝑖𝑛0° = 0 dan persamaan gerak panjang
garis arus menjadi
𝛿𝜌 𝜌⋁
= −𝜌⋁
𝛿𝕤 𝜌𝑠

Dengan variasi kecepatan yang di berikan sepanjang garis arus ,suku


percepatan adalah
𝛿𝑣 𝛿𝑣 𝐴3 3𝑉03 𝐴3 𝐴3
𝑣
𝛿𝑠
=𝑣
𝛿𝑥
= 𝑉0 (1 +
𝑋3
) (− 𝑋4
) = −3𝑉02 (1 + 𝑋 3 ) 𝑋 4

Dimana kita telah menghentikan s dengan x karena kedua koordinat sama


(dengan sebuah konstanta tambahan) sepanjang garis a-b maka V𝛿𝑣/𝛿𝑠 < 0
sebuah panjang garis arus. Fluida melambat dari kecepatan v0 jauh di depan
bola menjadi berkecepatan nol di “hidung “bola (x=-a)

Jadi menurut persamaan 1.untuk menghasilkan gerakan tersebut gradien

𝜕𝑝 3𝑝𝑎3 𝑣02 (1+𝑎3/𝑥 3


= →
𝜕𝑥 𝑥4
Variasi ini di tunjukkan pada gambar c3.lb. terlihat bahwa peningkatan tekanan
dalam arah aliran (𝛿𝑝/𝛿𝑥 > 𝑜) dari titik A ke titik B. Tekanan maksimum

(0,610 pv2/a) terjadi di depan bola (x=-1,205 a),ini adalah gradien teknan yang
memperlambat fluida dari va=v0 menjadi vb=0.

Distribusi tekanan sepanjang garis arus dapat di peroleh dengan meninggal


kan persamaan 2 dari p=0 (pengukuran) pada x=-∞ menjadi tekanan p pada
lokasi x,hasilnya yang di plot pada gambar c3,1c adalah
𝑎 (𝑎/𝑥)6
P=-pv02[( )3 + ]
𝑥 2

Tekanan pada b,sebuah titik pada stagnasi karena vb =0 adalah tekanan tertingi
sepanjang garis arus (pb=pv20/2) akan ditunjukan pada bab 9 bahwa tekanan
yangberlebihan besarnya di permukaan bola ini(pB> 0)berperan pada gaya
seret (drag) netto pada bola .perhatikan bahwa gradien yekanandan tekanan
berbanding langsung terhadap kerapatan fluida ,suatu gambaran kenyataan
bahwa inersia fluida sebanding dengan massa nya.

Persamaan 3.4 dapat di susun kembali dan di integrasikan sebagai


𝑑𝑧
berikut.pertama.kita lihat gambar 3,3 bahwa sepanjang garis arus sin 𝜃 =
𝑑𝑠

1
Kita juga dapat menulis kan v dv/ds= 𝑑(𝑣 2 )/𝑑𝑠.ahirnya ,sepanjang garis arus
2
nilai n konstan (dn=0) sehingga dp=(𝛿𝑝/𝛿𝑛) 𝑑𝑠 + (𝛿𝑝/𝛿𝑛) 𝑑𝑛 = (𝛿𝑝/𝛿𝑠) 𝑑𝑠
.jadi sepanjang garis arus 𝛿𝑝⁄𝛿𝑠=dp/ds .gagasan ini , di kombinasikan dengan
persamaan 3.4 memberikan hasil berikut yang berlaku sepanjang sebuah garis
arus.
𝑑𝑧 𝑑𝑝 1 𝑑(𝑣 2 )
-y − = 𝑝
𝑑𝑠 𝑑𝑠 2 𝑑𝑠

Hal ini di sederhanakna menjadi


1
dp+ 𝑝𝑑(𝑣 2 ) + 𝑦 𝑑𝑧 = 0 (sepanjang sebuah garis arus ) (3.5)
2

yang dapat di integralkan untuk menghasilkan


𝑑𝑝 1
∫ + 𝑣 2 + 𝑔𝑧 = 𝑐 (sepanjang sebuah garis arus) (3.5)
𝑝 2
Di mana c adalah sebuah konstanta pengitegralkan yang akan di tentukan
kondisi dari beberapa titik pada garis arus

Secara umum tidak lah mungkin mengintegralkan suku tekanan karena


kerapatan yang mungkin tidak konstan oleh karena itu tidak dapat dilepaskan
dairi tanda integral. Untuk melakukan pengintegralkan ini, kita harus
mengetahui secara spesifik bagaimana kerapatan berubah terhadap tekanan.
Hal ini tidak selalu dapat dengan mudah di temukan. Sebagai contoh,untuk
sebuah gas ideal, kerapatan tekanan dan temperatur dihubungkan dengan
persamaan p=p RT dimana p adalah konstanta gas , untuk mengetahui
bagaiman kerapatan bervariasi terhadap tekanan, kitaharus juga mengetahui
variasi temperatur, untuk sementara ini kita akan mengasumsikan kerapatan
konstan.(aliran tak mampu mampat) pembenaran asumsi dan konsekuensi dari
ketakmampu-mampatan akan di tinjau lebih jauh lagi pada subbah 3.8.1 dan
dan lebih lengkap lagi di bab 11

Dengan asumsi tambahan bahwa kerapatan tetap konstan (suatu asumsi


yang sangat baik untuk zat-zat cair dan juga gas apa bila kecepatannya tidak
terlalu tinggi)akan menjadi pernyataan yang lebih sederhana bagi sebuah
aliran tunak.inviscid,dan tak mampu mampat sebagai berikut
1
𝑝 + 𝑝𝑣 2 + 𝑦𝑧 =konstan sepanjang garis arus
2

Inilah persamaan bernaulli yang sangat terkenal itu—sebuah alat yang sangat
berdaya guna dalam mekanika fluida. Pada tahun 1783, daniel bernoulli(1700-
1782) mempublikasikan hydrodinamik yang yang membuat sebuah bentuk
ekivalen dari persamaan yang terkenal ini untuk pertama kalinya , untuk
menggunakan persamaan tersebut dengan tepat, kita selalu mengingat
asumsi-asumsi dasar yang di gunakan untuk menurunkannya (1) efek efek
vikos dapat diabaikan.(2) alirannya diasumsikan tunak, (3) alirannya
diasumsikan mampu mampat, (4) persaaan tersebut dapat di terapkan hanya
sepanjang sebuah garis arus, di dalam penurunan persamaan 3,7, kita
mengasumsikan bahwa aliran bahwa aliran berlangsung dalam sebuah bidang
(bidang x-z), secara umum,persamaan ini berlaku untuk aliran bidang dan non
bidang (3 dimensi) asalkan diu terapkan sepanjang sebuah garis arus
Kami akan memberikan banyak contoh utuk mengilustrasikan pemakian
secara tepat persamaan bernaolli dan akan menunjuk kan bagaimana
pelanggaran terhadap asumsi dasar yang akan digunakan dalam penurunan
persamaan ini dapat menyebabkan kesimpulan yang salah. Konstanta
pengintegralkan dalam persamaan bernaolli dapat dievaluasi jika informsi yang
cukup mengenai aliran di ketahui pada sebuah lokasi sepanjang garis arus

Perbedaan
kecepatan fluida antara
dua titik dalam sebuah medan aliran,V1 dan V2 sering dapat di kendalikan
dengan batasan batasan geometri yang tepat dari fluida sebagai contoh
sebuah nossel selang penyiram di rancanguntuk memberikan kecepatan yang
besar pada bagian luar nossel dari pada bagian masuk nya yang disambungkan
kepada selang, seperti yang di tunjukkan oleh persamaan bernaolli.tekanan di
dalam selang harus lebih besar daripada di bagian luar (untuk ketinggian yang
tetap,peningkatan kecepatan memerlukan pengurangan tekanan jika
persamaan 3.7 berlaku). Penguranagn inilah yang mempercepat air melalui
nossel.demikian halnya.sebuah airfoil dirancang dengan sedemikian hingga
kecepatan fluida yang melalui permukaan atasnya lebih cepat (secara rata
rata)dari pada sepanjang permukaan bawah nya . karena itu,dari persamaan
bernauolli tekanan rata rata di permukaan bawah lebih besar dari pada di
permukaan atas,hasilnya adalah gaya netto kearah atas yang di sebut gaya
angkat.
Ma Normal terhadap sebuah garis arus

Dalam sebab ini kita akan meninjau penerapan hukun kedua newton dalam
arah normal terhsdap garis arus . di dalam banyak aliran,garis garis relatif lurus
dan aliran pada dasarnya satu dimensi, serta variasi parameter-para ,meternya
melintasi garis arus (dalam arah normal sering dapat di abaikan jika
dibandingkan dengan variasi sepanjang garis arus .namun,dalam banyak
situasilainnya,informasi yang berharga dapat diperoleh dengan
mempertimbangkan f=ma dlam arah normal terhadap garis arus. Sebagai
contoh ,daerah bertekanan rendah yang terdapat pada pusat sebuah angin
tornado yang merusak itu dapat di jelaskan dengan menerapkan hukun kedua
newton melintasi garis garis arus tornado yang bentuknya hampir berupa
lingkran.

Kembali kita meninjau keseimbangan gaya pada partikel fluida yang di


tunjukkan pda gambar 3,3 .namun kali ini kita meninjau komponen-komponen
dalam arah normal.n~ dan menulis kan hukum kedua newton dlam arah ini
sebagai.
𝛿𝑚 𝑣 2 𝑝𝛿𝒱 𝑣 2
∑ 𝛿𝑓𝑛 = =
ℜ ℜ

di mana ∑𝛿𝑓 mewakili jumlah komponen-komponen n dari dari seluruh gaya


yang bekerja pada partikel.kita mengasumsikan aliran tersebut tunak dengan
suatu percepatan normal 𝑎𝑛 =𝑣 2 /ℜ dimana R adalah jari-jari kelengkungan
lokal dari garis arus.percepatan ini di hasilkan oleh prubahan arah kecepatan
partikel ketika partikel tersebut bergerak sepanjang lintasan yang melengkung.

Kita kembali mengasumsikan bahwa gaya-gaya yang penting adalah gaya-


gaya tekanan dan gaya gravitasi.komponen berat [gaya gravitasi] dalam arah
mormal.

𝛿𝜋𝑛 = −𝛿𝜋 cos 𝜃 = −𝑦 𝛿𝜃 cos 𝜃

Jika garis-garis vertikal pada titik yang di tinjau,0=90,dan tidak ada


komponen berat partikel normal terhadap aliran yang memberikan percepatan
dalam arah tersebu.
Jika tekanan di pusat partikel adalah p,maka nilainya di bagian atas dan
bawah artikel adalah p+𝛿𝑝𝑛 dan p-𝛿𝑝𝑛 , di mana 𝛿𝑝𝑛 = (𝜕𝑝/𝜕𝑛(𝛿𝑛/2)).jadi
jika.𝛿𝑓𝑝𝑚 adalah tekanan netto pada partikel dalam arah normal,maka

𝛿𝑓𝑝𝑚 = (𝑝 − 𝛿𝑝𝑛 ) 𝛿𝑠 𝛿𝑦 − (𝑝 + 𝛿𝑝𝑛 ) 𝛿𝑠 𝛿𝑦 = −2𝛿𝑝𝑛 𝛿𝑠 𝛿𝑦


𝜕𝑝 𝜕𝑝
=− 𝛿𝑠 𝛿𝑛 𝛿𝑦 = − 𝛿⋁
𝜕𝑛 𝜕𝑛

Dengan demikian gaya netto yang bekerja dalam arah normal pada partikel
yang di tunjukka.
𝜕𝑝
∑ 𝛿𝑓𝑛 = 𝛿ℳ𝑛 + 𝛿𝑓𝑝𝑚 = (−𝑦 cos ∅ − )𝛿 ∨
𝜕𝑛

Dengan menghubungkan persamaan 3.8 dan 3.9 dan menggunakan fakta


bahwa sepanjang sebuah garis normal terhadap garis-garis cos ∅ = 𝑑𝑧/𝑑𝑛
(lihat gambar 3,3), kita akan memperoleh persamaan gerak pada arah normal
sebagai berikut
𝑑𝑧 𝜕𝑝 𝑝𝑣 2
−𝑦 − =
𝑑𝑛 𝜕𝑛 ℜ

Tafsiran fisik dari persamaan 3.10 adalah bahwa perubahan dari arah aliran
sebuah partikel fluida (lintasan melengkung.ℜ < ∞) dihasilkan dari kombinasi
antara gradien tekanan dan berat partikel normal terhadap garis arus. Laju
atau kerapatan yang lebih besar atau jari-jari kelengkunagn yang lebih kecil
dari gerakan tersebut memerlukan ketidak seimbangan gaya yang lebih besar
untuk menghasilkan gerakan itu.sebagai contoh ,jika gravitasi di abaikan (hal
yang biasa dilakukan untuk aliran gas)atau jika aliran ada pada bidang
horizontal (dz/dn=0),
𝑑𝑝 𝑝𝑣 2
=−
𝑑𝑛 ℜ

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan tekanana dengan membesarnya


jarak dari pusat kelengkungan (𝜕𝑝/𝜕𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑣 2 /ℜ positif-arah n
positif menuju “ke dalam”garis rus lengkung ).jadi, tekanan di luar sebuah
tornado (tekanan atmosfer biasa) lebih besar daripada didekat pusat tornado
tersebut(dimana mungking tekanan hampa sebagian yang membahayakan).
Perbedaan tekanan ini perlu mengimbangi percepatan sentrifugal yang
berkaitan dengan garis arus yang melengkungdari gerakan fluida

Jika kita mengalikan persamaan 3.10 dengan dndengan


menggunakan fakta bahwa 𝜕𝑝/𝜕𝑛 = 𝑑𝑝/𝑑𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛,kemudian
menginteggralkan melintasi garis-arus (dalam arah n) kita dapat kan
𝑑𝑝 𝑣2
∫ +∫ 𝑑𝑛 + 𝑔ℤ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠
𝑝 ℜ

Untuk menyelesaikan operasi integral yang di tunjukan,kita harus mengetahui


bagaimana kerapatan bervariasi terhadap tekanan dan bagaimana kecepatan
fluida dan jari-jari kelengkungan bervariasi terhadap n.untuk aliran ini tak
mampu-mampat kerapatan konstan dan pengintegralan melibatkan suku
tekanan akan menghasilkan p/p. Namun kita harus mengintegralkan suku
kedua dalam persaman tanpa mengetahui ketergantungan nterhadap v=v(s.n)
dan ℜ = (𝑠. 𝑛) integral ini tidak dapat disesaikan.

Jadi bentuk kedua hukum newton yang diterapkan melintasi garis arusuntuk
aliran tunak,inviscid dan tak mampu-mampat adalah

𝑣2
𝑝 + 𝑝 ∫ 𝑑𝑛 + 𝑦𝑧 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠

Seperti halnya dengan persamaan bernauli.kita harus berhati-hati supaya
asumsi yang terdapat dalam penurunan persamaan ini tidak di langgar dalam
penggunaannya

TAFSIRAN FISIK

dalam dua sebab terdahulu.kita mengembangkan persaman-


persamaan dasaryang mengatur gerakan fluida dengan batasan-batasan yang
cukup ketat.meskipun banyak asumsi yang digunakan pada aliran-aliran
ini.berbagai jenis aliran dapat segera di analisis dengan persamaan-persamaan
tersebut.suatu tafsiran fisik dari persamaan-persaman ini akan membantu
dalam memahami proses-proses yang terjadi.sampai di sin,kita menuliskan
kembali persamaan 3.7 dan 3.12 dan menafsirkan secara fisik.penetapan dari
F=ma sepanjang dan normal terhadap garis arus menghasilkan
1
𝑝 + 𝑝𝑣 2 + ℜ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠 (3.13)
2

𝑣2
𝑝+𝑝∫ 𝑑𝑛 + 𝑦𝑧 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠 (3.14)

Asumsi asumsi dasar berikut ini dilakukan untuk memperoleh persamaan-


persamaan ini: alirannya tunak,dan fluida inviscid serta tak mampu-mampat
dalam prakteknya tidak ada satupun dari asumsi ini yang benar-benar
terpenuhi.

Pelanggaran terhadap satu atau lebih dari asumsi di atas adalah penyebab
umum didapatkannya ketidak cocokan antara “dunia nyata” dengan
menyelesaikan yang di peroleh dengan menggunakan persamaan
bernauli.untunglah,banyak situasi”dunia nyata” yang cukup dimodelkan
dengan menggunakan persamaan 3.13 dan 3.14 karena aliran tersebut sangat
mendekati keadaan tunak dan tak mampu mampat, serta fluidanya berprilaku
seakan-akan mendekati inviscid.

Persamaan bernauli di peroleh dengan mengintegralkan persamaan gerak


sepanjang garis koordinat “alamiah” dari garis arus untuk menghasiskan
sebuah percepatan,harus terdapat ketidakseimbangan dari gaya-gaya resultan,
dimana hanya gaya tekanan dan gaya gravitasi lah yang di anggap penting.
Jadi, ada tiga proses yang terlibat dalam aliran-massa dikalikan percepatan
(suku𝑝𝑣 2 /2), tekanan (suku p) dan berat (suku yz)

Pengintegralan persamaan gerak yang memberikan persamaan 3.13


sesungguhnya berkaitan dengan prinsip-prinsp kerja-energi yang sering
digunakan dalam perjalanan dinamika [lihatlah buku teks standar dinamika
(misalnya ref.1)]. Prinsip ini berasal dari pengintgralan umum persaman gerak
untuk sebuah benda dengan cara yang sangat serupa dengan yang telah
dilakukan terhadap partikel fluida disubbab 3.2 dengan asumsi-asumsi tertentu
pernyataan yang mengenani prinsip kerja energi dapat di tuliskan sebagai
berikut:

Kerja yang dilakukan pada sebuah partikel oleh seluruh gaya yang bekerja
pada partikel tersebut sama dengan prubahan energi kinetik partikel itu.

Persamaan bernauli adalah pernyataan matematika dari prinsip ini

Ketika partikel fluida bergerak,gaya gravitasi dan gaya tekanan akan


melakukan kerja pada pertikel tersebut.ingat kembali bahwa kerja yang
dilakukan oleh sebuah gaya adalah hasil dari perkalian dari jarak yang
ditempuh partikel dengan komponen gaya dalam arah gerakan (kerja=F.d).
suku yz danp pada persamaan 3.13 masing masing berkaitan dengan kerja
yang dilakukan oleh gaya yang berat dan tekanan.suku yang lainnya. 𝑝𝑣 2 /2,
jelas berkaitan dengan energi kinetik partikel.dari pada menggunakan hukun
kedua newton, kenyataanya ,metode lain dalam menurunkan persamaan
bernouli adalah dengan menggunakan hukum pertama dan kedua
termodinamika (persaman energi dan entropi). Dengan batasan-batasan yang
tepat , persamaan energi umum akan menghasilkan energi bernouli.
Pendekatan ini akan d bahas dalam subbab 5.4

Bentuk lain yang ekivalen dari persaman bernouli di peroleh dengan


membagi setiap suku persaman 3.7 dengan berat jenis ,y. Menjadi

𝑝 𝑣2
+ + 𝑧 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑦 2𝑔

Setiap suku dalam persaman ini memiliki satuan energi per satuan berat (lf/f=l)
atau panjang (feet,meter) dan menunjukkan suatu jenis head.

Suku ketinggian,z,berkaitan dengan energi potensial dari partikel dan di


sebut sebagai head ketinggian,suku tekanan,p/y,disebut head tekanan,dan
menunjukkan ketinggian kolom fluida yang diperlukan untuk menghasil kan
tekanan p, suku kecepatan ,𝑣 2 /2𝑔. adalah head kecepatan dan menunjukkan
jarak vertikal yang di butuh kan oleh fluida untuk jatuh bebas (dengan
mengabaikan gesekan)jika fluida tersebut ingin mencapai kecepatan V dari
keadaan diam.persamaan bernouli menyatakan bahwa jumlah head
tekanan,head kecepatan dan head ketinggian adalah konstan sepanjang
sebuah garis arus.

Contoh:tinjaulah aliran air dari sebuah semprotan seperti yang d tunjukkan


pada gambar c3.4 sebuah gaya alat semprotan yang di berikan pada alat
penekan (plunger)akan menghasilkan sebuah tekanan yang lebih besar
daripada tekanan atmosfer di titik(1) di dalam semprotan. Air akan mengalir
dari jarim pada titik (2) dengan kecepatan yang relatif besar dan membumbung
sampai ke titik (3) di bagian atas lintasannya . bahas lah energi fluida pada titik-
titik (1) (2) (3) dengan menggunakan persaman bernouli

TIPE ENERGI
Kinetik potensial tekanan
titik 𝑝𝑣 2 yz p
1 kecil nol besar
2 besar kecil nol
3 nol besar nol

Penyelesaian

jika asumsi-asumsi (aliran tunak,invisced dan tak mampu mampat)dari


persamaan bernouli dapat di anggap berlaku, maka aliran tersebut dapat di
jelaskan dalam suku-suki terpisah dari energi total air . menurut persaman 3.13
jumlah ke tiga jenis energi ini (kinetik,potensial dan tekanan) atau head-head
(kecepatan,ketinggian dan tekanan) harus selalu konstan , tabel berikut ini
menunjukkan besar relatif dari setiap jenis energi ini pada ketiga titik yang d
tunjukkan gambar
gerakan fluida menghasilkan (atau disebabkan oleh) prubahan besar setiap
jenis fluida energi ketika fluida mengalir dari suatu lokasi kelokasi lain. Cara lain
untuk meninjau aliran ini adalah sebagai berikut,gradien tekanan antara (1)
dan (2) menghasilkan percepatan yang mendorong air kluar dari jarum.
Gravitasi kemudian bekerja pada partikel antara (2) dan (3) menghasilkan
perlambatan yang menyebabkan air akan berhenti sejenak pada bagian
tertinggi lintasan alirannya.

Jika efek gesekan (viskos) penting, akan terdapat energi yang hilang antara (1)
dan (3) dan untuk tekanan,𝑝1 tertentu air akan mencapai ketinggian yang di
bab 8 mengenai aliran pipa) atau antara arus airdengan udara yang di sekitar
nya (lihat bab9 mengenai aliran luar)

Sebuah gaya netto di butuh kan untuk memper cepat setiap massa.
Untuk aliran tunak percepatn tersebut dapat di tafsirkan tibul dari dua pristiwa
yang berbeda-prubahan laju sepanjang garis arus dan prubahan arah jika garis
arus tidak lurus, pengintegralan dari persaman gerak ini sepanjang garis arus
menyebabkan prubhan kecepatan (prubahan energi kinetik) dan menghasilkan
persaman bernouli. Pengintegralan persamaan gerak normal tehadap garis
arus menyebab kan percepaytan sentrifugal (𝑣 2 /ℜ) dan menghasilkan
persamaan 3.14

Ketika sebuah partikel fluida bergerak sepanjang lintasan melengkung .


sebuah gaya netto yang mengarah menuju pusat kelengkungan di perlukan .
dengan asumsi yang berlaku untuk persamaan 3.14, gaya ini dapat berupa gaya
garvitasi tekanan atau gabungan keduannya. Dalam banyak keadaan, garis arus
hampir lurus (ℜ = ∞0) sehingga efek sentrifugal diabaikan dan variasi tekanan
yang melintasi garis-arus semata-mata hidrostatik (karena pengaruh garvitasi
saja), meskipun fluida dalam keadan bergerak.

C0ntoh 3.5
Tinjau lah aliran inviscid ,tak mampu mampat, dan tunak ditunjukkan pada
gambar c 3.5 dari bagia A sampai B garis arusnya lurus sementara dari C ke D
mengikuti lintasan melingkar.

Penyelesaian;

Dengan asumsi di atas dan fakta bahwaℜ = ∞ untuk bagian dari A ke B

P+yz=konstan

Konstanta di atas persaman di atas dapat di evaluasi dangan variabel- variabel


yang diketahui pada kedua lokasi dengan mengetahui P 2=0 (pengukuran)Z
1=0 dan Z 1=h 2-2 yang memberikan

𝑝1 = 𝑝2 + 𝑦(𝑧2 − 𝑧1 ) = 𝑝2 + 𝑦ℎ2−1

Perhatikan karena jari-jari kelengkungan dari garis arus tak hingga ,maka
variasi tekanan dalam arah vertikal sama seperti jika fluida dalam keadaan
diam.
𝑧4
𝑣2
𝑝4 + 𝑝 ∫ (−𝑑𝑧) + 𝑦𝑧4 = 𝑝3 + 𝑦𝑧3
𝑧3 ℜ

dengan𝑝4 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑧4 − 𝑧3 = ℎ4−3


𝑧4
𝑉2
𝑝3 = 𝑦ℎ4−3 − 𝑝 ∫ 𝑑𝑧
𝑧3 ℜ
Tekanan statik, stagnasi, dinamik,dan total

Konsep yang berguna terkait dengan persamaan bernouli berhubungan


dengan tekanan tagnasi dan dinamik. Tekanan-tekanan ini timbul dari
perubahan energi kinetik dalam sebuah fluida yang mengalir menjadi suatu
“kenaikan tekanan”ketika fluida di buat menjadi diam (seperti dalam contoh
3.2). dalam subbab ini kita akan membahas berbagi hasil dari proses ini. Setiap
suku dalampersamaan bernouli, persamaan 3.13 mempunyai gaya persautan
luas-psi,𝑓𝑡 2 . 𝑛/𝑚2 . Suku pertama p, adalah tekanan termodinamika aktual dari
fluida ketika mengalir. Sehingga menjadi “statik” relati terhadap fluida yang
bergerak. Maka tekanan itu di sebut sebagai tekanan statik. Cara lain untuk
mengukur tekanan statik dengan membuat sebuah lubangpada permukaan
rata dan memasang sebuah tabung piezometer seperti yang di tunjukkan
oleh(3) pada gambar 3.4. teanan fluida yang yang mengalir di titik (1) adalah
𝑝1 = 𝑦𝑛3−1 + 𝑝𝑦 sama denagan fluida yang keadaan statik. Dari pertimbangan
manometer pada bab 2. Kita tahu bahwa𝑝1 = 𝑦𝑛4−𝑦 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ℎ3−1 +
ℎ4−3 = ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝1 = 𝑦𝑛

Suku ketiga dalam persamaan 3.13. ℜ disebut dengan tekana hidrostatik,


jelas karena tekanan hidrostatik yang di bahas pada bab 2.sesungguh
nya suku ini bukan suatu tekanan tetapi mewakili perubahan tekanan yang
mungkin akibat variasi energi potensial fluida yang dihasilkan oleh prubahan
ketinggian.

Suku kedua dalam persamaan bernouli, 𝑝𝑣 2 /2 disebut dengan tekanan


dinamik, tafsiran ini dapat dilihat pada gambar 3.4 dengan meninjau tekanan
pada ujung sebuah tabung kecil yang disisipkan kedalam aliran mengarah ke
hulu. Setelah gerakan transien awal hilang. Zat cair akan memenuhi tabung
sampai ketinggian. H seperti di tunjukkan. Fluida di dalam tabung termasuk
juga yang berada pada ujunganya 920 akan diam jadi, 𝑣2 =0 , atau titik (2)
adalah titik stagnasi

Jika kita menerapkan bernouli antara titik (1) dan (2) dengan
menggunakan 𝑣2 =0 dan mengasumsikannya bahwa 𝒵1 = 𝒵2, , maka kita
dapatkan
𝟐
𝟏
𝐩𝟐 = 𝐩𝟏 + 𝐩𝐯 𝟏
𝟐

Dengan demikian tekanan pada titik stagnasi lebih besar daripada tekanan
2
statik.𝑝1 , 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑘 𝑝𝑣 1 /2.

Dapat ditukkan bahwa terdapat sebuah titik stagnasi pada setiap benda
diam yang di tempatkan kedalam sebuah fluida yang mengalir.sebagian fluida
mengalir” diatas” dan sebagian lagi “di bawah” benda tersebut. Garis(atau
bidang pada aliran dua dimensi), pembagi disebut sebagai garis arus stagnsi
dan berakhir di titik stagnasi pada benda.untuk benda yang simetris, seperti
sebuah peswat terbang yang di tunjukkan pada gambar 3.5b, letak titik
stagnasi tidak selalu jelas .

Jadi efek ketiggian diabaikan, tekanan stagnasi , 𝑝 + 𝑝𝑣 2 /2. A dan


adalah tekanan terbesar yang dapat di peroleh sepanjang garis arus tekanan ini
menunjuk kan prubhan dari seluruh energi kinetik menjadi sebuah kenaikan
tekanan.jumlah dari tekanan statik,tekanan hidrostatik,dan tekanan dinamik
disebut sebagi tekanan total,𝑝𝑡
1
𝑝 + 𝑝𝑣 2 + ℜ = 𝑝𝑡 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎𝑟𝑢𝑠 (3.15)
2
Kembali kita harus hati-hati bahwa asumsi yang di duganakan untuk
menurunkan prubahan ini cocok untuk aliran yang di tinjau.

Pengetahuan mengenai nilai-nilai tekanan statik dan stagnasi

Di dalam sebuah fluida mengimplikasikan bahwa kecepatan fluida dapat di


hitung.hal ini merupkan prinsip yang mendasari tabung pilot-statik.[H.de pilot

(1675-1771)]. Seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.6, dua tabung satu-
sumbu disambungkan pada dua alat ukur tekanan (atau alat ukur differensial)
sehingga nilai 𝑝3 𝑑𝑎𝑛 𝑝4 .
(atau perbedaan 𝑝3 − 𝑝4 ) dapat ditentukan. Tabung yang di tengan mengukur
tekanan stagnasi pada ujung terbukanya.jika prubahan ketinggian diabaikan
1
𝑝3 = 𝑝 + 𝑝𝑣 2
2

Dimana p dan v adalahtekanan dan kecepatan dari fluida dihulu dari


titik(2).tabung bagian luar di buat dengan bebarapa lubang kecil pada jarak
yang tepat dari ujung sehingga lubang-lubang tersebut mengukur tekanan
statik.jika perbedaan ketinggian antara (1) dan (4) diabaikan, maka

𝑝4 = 𝑝1 = 𝑝

Dengan mengkombinasikan kedua persamaan ini kita lihat bahwa


1
𝑝1 − 𝑝4 = 𝑝𝑣 2
2
Yang dapat disusu kembali menjadi

𝑣 = √2(𝑝3 − 𝑝4 )/𝑝

Bentuk dan ukuran aktual dari tabung-tabung pilot-statik sanagt bervariasi.

Beberapa jenisnya yang umum di tunjukkan pada gambar 3.7


Contoh

3.6

Sebuah pesawat udara terbang dengan kecepatan 100 mil/jam pada


ketinggian 10000 ft di atsmosfer standar seperti yang d tunjukan pada gambar
c 3.6 tentukan tekanan pada titik (1) jauh di depan peswa.tekanan pada titik
stagnasi di hidung pesawat titik (2) dan perbedaan tekanan yang di tunjukkan
oleh sebuah probe pilot-statikyang di psang pada badan pesawat.

Penyelesesaian
𝑙𝑏
𝑝1 = 1456 = 10,11 𝑝𝑠𝑖𝑎
𝑓𝑡 2

Dari tabel juga di dapati kerapatan udara adalah p=0,001756 slug/𝑓𝑡 3

Jika aliran tunak inviscid dan tak mampu-mampat serta prubahan ketinggian di
abaikan,

𝒑𝒗𝟐
𝒑𝟐 = 𝒑𝟏 +
𝟐
Dengan 𝑣1 = 100𝑚𝑖/ℎ𝑟 = 1456,7𝑓𝑡/𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 0 (sistem koordinat di
pasang tetap pada pesawat) kita memperoleh

𝒑𝟐 = 𝟏𝟒𝟓𝟔 𝒍𝒃/𝒇𝒕𝟐 + (𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟕𝟓𝟔 𝒔𝒍𝒖𝒈/𝒇𝒕𝟐 )(𝟏𝟒𝟔, 𝟕𝟐 𝒇𝒕𝟐 /𝒔𝟐 )/𝟐


= (𝟏𝟒𝟓𝟔 + 𝟏𝟖, 𝟗) 𝒍𝒃/𝒇𝒕𝟐 (𝒂𝒃𝒔)

Maka, dalam bentuk tekanan pengukuranType equation here.

𝒑𝟐 = 𝟏𝟖, 𝟗 𝒍𝒃𝒇𝒕𝟐 = 𝟎, 𝟏𝟑𝟏𝟑 𝒑𝒔𝒊

Jadi, perbedaan tekanan yang di tunjukkan oleh tabung pilot-statik adalah


𝒑𝒗𝟐
𝒑𝟐 − 𝒑𝟏 = = 𝟎, 𝟏𝟑𝟏𝟑 𝒑𝒔𝒊
𝟐

Prperhatikan bahwa sangat mudah bagi kita untuk mendapat kan jawaban
yang salah jika menggunakan satuan yang tidak tepat.jangan menahbah kan
lb/in dan 𝑙𝑏/𝑓𝑡 2 . ingat bahwa (𝑠𝑙𝑢𝑔/𝑓𝑡 2 )(𝑓𝑡/2 𝑠 2 ) = (𝑠𝑙𝑢𝑔. 𝑓𝑡/𝑠 2 )(𝑓𝑡 2 ) =
𝑙𝑏/𝑓𝑡 2

Pada soal telah diasumsikan bahwa alirannya tak mampu-mampat –


kerapatan tetap konstan dari titik(1) ke (2) .namun.karena p=p/RT , prubahan
pada tekanan (atau temperatur) akan menyebab kan prubahan pada
kerapatan.untukkecepata yan relatif rendah ini.rasio dari tekanan-tekanan
untuk mendekati satu {yaitu 𝑝1/ 𝑝2 = (10.11 𝑝𝑠𝑖𝑎)(10.11 + 0,1313 𝑝𝑠𝑖𝑎) =
0,987}.sehingga prubahan kerapan di abaikan .namun pada kecepatan tinggi
konsep akirab mampu mampat perlu digunakan untuk mendapatkan hasil yang
akurat.

Mengukur tekanan statik laju aliran di peroleh di 𝑣 = [2(𝑝2 − 𝑝3 )/𝑝]1/2

Pembahasan diatas berlaku untuk aliran tak mampu mampat. Pada


kecepatan tinggi. Kemampuan kemampuan menjadi penting (kerapatan tidak
konstan)dan fenomena lainnya terjadi.beberapa gagasan ini di bahas di subbab
3.8sementara yang lainnya (seperti gelombang kejut pada penerapan tabung
pilot supersonik)
Konsep konsep tekakan statik dinamik stagnasi dan total sangat
berguna dalam berbagai persoalan aliran. Konsep konsep tersebut di gunakan
lebih banyak dalam pembahasan pembahasan topik selanjutnya dalam buku
ini.

3.6 contoh contoh penggunaan persamaan

Dalm subbab iini kami mengasumsikan berbagi tambahan penerapan


penerapan persamaan bernouli. Antara dua titik (1) dan (2) pada sebuah garis
arus dalam alirab tunak. Inviscid dan tak mampu mampat, persamaam bernaoli
dapat di terapkan dalam bentuk
𝟐
𝟏 𝟏
𝒑𝟏 + 𝒑𝒗𝟐 + 𝒚𝒛𝟏 = 𝒑𝟐 + 𝒑𝒗𝟐 + 𝒚𝒛𝟐 (𝟑. 𝟏𝟕)
𝟐 𝟐

Jelas bahwa jika ada lima dari enam variabel yang di ketahui nilainya, satu
variabel lainnya dapat di tentukan dallma bnyak keadaan. Perlu di tambahkan
persamaan-persamaan lain, seperti kekekalan massa. Pertimbangan tersebuat
akan di bahas secara singkat dalam subbab ini secsra lebih terperinci dalam
bab 5.

3.6.1 jet bebas (free jet)

Salah satu persamaan yang paling tua dalam mekanika fluida adalah
persamaan mengenai aliran sebuah zat cair dari sebuah reservoil yang besar.
seperti di ditunjukkan gambar 3.11. sebuah zet cairan dengan diameter d
mengalir dari nossel dengan kecepatan v seperti yang di tunjukkan. (sebuah
nosel adalah alat yang dibuat untuk mempercepat laju fluida )
𝟏
𝒚𝒉 = 𝒑𝒗𝟐
𝟐

Kita menggunakan fakta bahwa 𝑧1 = ℎ, 𝑧2 = 0 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 (𝑣1 = 0),


terbuka ke atmosfer (𝑝1 = 0 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛), dan fluida meninggal kan reservoil
sebagai “jet bebas” (𝑝2 = 0), jadi kita memperoleh
𝑦ℎ
𝑣 = √2 = √2𝑔ℎ
𝑝

Yang merupakan versi modern yang di peroleh tahun 1643 oleh torricelli

(1608-1647), seorang ahli fisika italia.

Fakta bahwa tekanan kluar sama dengan tekanan sekeliling (𝑝2 = 0) dapat di
lihat dengan menerapkan f=ma seperti dberikan oleh prsamaan 3.14 ,melintasi
garis arus antara 92) dan (4). Jika garis arus diujung nossel lurus (ℜ =
∞) 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝2 = 𝑝4 .karena (4) karaana di permukaan jet bersentuhan dengan
atmosfer , kita dapat kan 𝑝4 = 0 𝑗𝑎𝑑𝑖. 𝑝2 = 0 𝑗𝑢𝑔𝑎. karena (2) adalah
sembarang titik di bidang kluar dari nossel, maka tekanannya adalah tekanan
atmosfer di seluruh bidang ini. Secara fisik, tidak terdapat komponen gaya
berat atau percepatan dala arah normal. (horozontal), tekanan konstan dalam
arah tersebut.

Berada di luar nossel, aliran arus sebagai sebuah jet bebas dengan seluruh
tekanan nol (𝑝5 = 0) dan seeperti terlihat, dengan menerapkan persamaan
3.17 antara titik (1) dan (5) kecepatan meningkat menurut

𝒗 = √𝟐𝒈 (𝒉 + 𝒉

Di mana h adalah jarak jjatuh diluar nossel.

Persamaan 3,18 juga dapat diperoleh dengan menuliskan


persamaan bernouli antara titik (3) dan (4) dengan menggunakan kenyataan
𝑧4 = 0, 𝑧3 = 𝑝, 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑣3 = 0 karena lokasinya jauh dari nossel dan dari
hidrostatika, 𝑝3 = 𝑦(ℎ − 𝑝).

Ingat kembali ilmu fisika atau dinamika bahwa setiap benda yang di
jatuhkan dari keadaan diam melalui jarak sepanjang h dalam suatu ruang
hampa akan mempunyai kecepatan 𝑣 = √2𝑔ℎ , sma dengan kecepatan zat
cair meninggal kan nossel . hal ini konsisten terhadap kenyataan bahwa
seluruh energi potensial partikel di ubah menjadi kinetik. Jika evek vikos
(gesekan) di abaikan. Jika di nyatakan dalam head , heat ketinggian di titik (1)
dikonversikan menjadi head kecepatan pada titik (2) . ingat kembali pada kasus
yang di tunjukkan pada gambar 3.11, tekanan adalah sama (tekanan atmosfer)
di titik (1) dan (2) .

Untuk nossel yang horizontal seperti pada gambaer 3.12 kecepatan fluida
pada garis tengah𝑣2 , akan sedikit lebih besar dari pada kecepatandi bagian
atas.

𝑣1 , dan lebih sedikit kecil daripada kecepatan di bagian bawah, 𝑣3 ,karena


adanya perbadaan ketinggan . secara umum , jika d<h akan cukup beralasan
bagi kita untuk menggunakan kecepatan pada garis tengah sebagai “kecepatan
rata-rata”.

Jika lubang kluar buka merupakan nossel yang dibentuk baik dan mulus,tapi
hanya berupa pelat datar seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.13 ,
diameter jadi jet, d1, akan lebih kecil dari diameter lubang dh, fenomena ini
disebut sebagai vena contracta, sebagi ketidak mampuan fluida membelok 90°
pada ujung sudaut seperti ditunjukkan dengan garis putus- putus.

Karena garis arus pada bidang kluar melengkung(ℜ < ∞), tekanan
melintasinya tidak konstan, agar fluida dapat membelok secara tajam pada
ujung sudut ((ℜ = 0), diperlukan gradien tekanan yang besarnya tak-hingga
melintasi garis arus . tekanan tertinggi terjadi di sepanjang garis tengah pada
titik. Dan tekanan terendah 𝑝1 = 𝑝3 = 0, terdapat pada bagiat terluar jet jadi,
asumsinya berlaku pada bidang keluar.namun asumsi tersebut berlaku hanya
untuk bidang vertikal contracta ,postingan a-a. Asumsi keceptan seragam
berlaku pada bidang potongan. Ini jika 𝑑1 < ℎ, sebagi mana telah di bahas
pada aliran nossel,

Efek vena contracta, adalah fungsi dari bentuk geometri saluran kluar

Beberapa konfigurasi ditunjukkan pada gambar 3,14 bersama dengan nilai nilai
koefisien kontraksi, cc=a/Ah di mana aj dan ah masing masing adalah luas dari
jet pada vena contractadan luas lubang
3.6.2, Aliran terselubung(confinet flow)

Dalam banyak kasus, fluida secara fisik dibatasi berada dalam suatu peralatan
hingga tekanannya tidak di deskripsikan sebelumnya pada contoh jet bebas di
atas. Kasus-kasus seperti ini mencakup aliran pada nossel dan pipa dengan
diameter yang berubah ubah sehingga kecepatan fluida berubah ubah karena
aliran yang berbeda dari satu bagian ke bagian lainnya . untuk situasiini, kita
perlu mengunakan konsep kekekalan massa (persamaan kontinuitas) bersama
dengan persamaan bernouli ,penurunan dengan penggunaan ini di bahas
secara terperinci dalam bab 4 dan bab 5 .untuk keperluan di bab ini kita dapat
menggunkan bentuk yang di sederhanakan dari persamaankontinuitas yang di
peroleh dari suatu alasan intuitif berikut, tinjaulah suatu fluida yang
mempunyai saatu sisi masuk dan satu sisi kluar seperti yang di tunjukkan pada
gambar 3.15. jika aliran tunak sehingga tidak terjadi akumulasi tambahan fluida
dalam volume tersebut . laju aliran fluida yang masuk kedalam volume harus
sama dengan aliran yang luar dari volume (karena kalau tidak massa nya tidak
kekal)
Laju aliran massa dari sebuah saisi kluar , m(slug/satau kg/s), di berikan
oleh m=pQ, dimana ℚ(𝑓𝑡 3 /𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚3 /𝑠) adalah laju aliran volume.jika luas
kluar sisi A dan fluida mengali melintasi aliran ini ( tegak lurus/normal
terhadapluas)dengan kecepatan rata-rata V. Maka volume fluida yang melitasi
sisi kluar ini dengan selang waktu𝜕𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑉𝐴𝜕𝑡, yang artinyan sama dengan
sebuah

Volume dengan panjang 𝑣𝜕𝑡 dan luas enampannya A. Jadi laju aliran volume
(volume per satuan waktu ) Q=VA. Sehingga M=pvA.untuk massa yang kekal
,laju aliran masuk harus sma denga laju aliran kluar.jika sisi masuk di tandai
dengan(1) dan sisi kluar (2) maka. 𝑚1 = 𝑚2

𝒑𝟏 𝑨𝟏 𝒗𝟏 = 𝒑𝟐 𝑨𝟐 𝒗𝟐

Jika kerapatan tetap konstan, maka 𝑝1 = 𝑝2 , persamaan diatas menjadi


persamaan kontinuitas untuk aliran tak mampu mampat.

𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑉2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄1 = 𝑄2

Sebagi contoh, jika luas aliran sisi kluar separuh dari luas aliran sisi masuk.
Maka kecepatan dari sisi keluar adalah dua kali kecepatan dari sisi masuk ,
karena 𝑣2 = 𝐴1 𝑉1 /𝐴2 = 2𝑉1 (lihat foto awal di bab 5) penggunaan persamaan
bernouli dan persaamaan laju aliran (persamaan kontinuitas),

Contoh 3.7
Suatu aliran air dengan diameter d=0,1 m, mengalir secara tunak dari tangki
berdiameter D=1,0 tentukan laju aliran Q, yang di perlukan pipa aliran masuk
jika kedalaman air tetap konstanta , h=2,0 m.

Penyelesaian

Untuk aliran tunak inviscid dan tak mampu mampat persaamaan bernouli yang
di terap kan antara titik (1) dan (2) adalah:
1 2 1 2
𝑝1 + 𝑝𝑣 1 + 𝑦𝑧1 = 𝑝2 + 𝑝𝑣 2 + 𝑦𝑧2
2 2
Dngan asumsi bahwa 𝑝1 = 𝑝2 = 0, 𝑧1 = ℎ, 𝑑𝑎𝑛 𝑧2 = 0 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛1𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖
1 2 1 2
𝑣 2 + 𝑔ℎ = 𝑣 2
2 2
Meskipun ketinggian permukaan air tetap sama (h=konstan) terdapat
kecpatan rata rata 𝑣1
∏ 2 ∏
𝐷 𝑉1 = 𝐷2 𝑉2
4 4
𝑑
𝑉1 = ( ) 𝑣2
𝐷

2𝑔ℎ 2(9,81 𝑚/𝑠 2 )(2,0 𝑚)


𝑣2 = √ =√ = 6,26𝑚/𝑠
1 − (𝑑/𝐷)4 1 − (0,1 𝑚/1 𝑚)4


Jadi,𝑄 = 𝐴1 𝑉1 = 𝐴2 𝑉2 = (0,1 𝑚)2 (6,26𝑚/𝑠) = 0,0492𝑚/𝑠
4
Pada contoh ini kita tidak mengabaikan contoh kinetik air didalam tangki (𝑣1 ≠
0). jika diameter tangki lebih besar dibandingkan diameter jet.(D>
𝑑)𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 3 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑣1 < 𝑣2 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑣1 = 0
cukup beralasan. Kesalahan yang berkaitan dengan asumsi ini dapat di ketahui
dengan menghitung perbandingan dari laju aliran yang mengasumsikan v2=0
yang dilambang kan dengan Q. Dengan laju aliran dengan mengasumsikan
bahwa v1=0 dilambangkan dengan Q0,

Contoh 3,8

Udara mengalir secara tunak dari sebuah tangkimelalui dengan sebuah selang
yang berdiameter d=0,03 m dan kluar ke atmosfer melewati sebuah nossol
dengan diameter d=0,01 m tekanan di dalam tangki tetap konstan pda 3,0 Kpa
dan atmosfer dalam kondisi temperatur dan tekanan dalam keadaan standar.

Penyelesaian
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
𝒑𝟏 + 𝒑𝒗𝟏 + 𝒚𝒛𝟏 = 𝒑𝟐 + 𝒑𝒗𝟐 + 𝒚𝒛𝟐
𝟐 𝟐
𝟐
𝟏
= 𝒑𝟑 + 𝒑𝒗𝟑 + 𝒚𝒛𝟑
𝟐

Dengan asumsi bahwa 𝑧1 = 𝑧2 = 𝑧3 (𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙)

2𝑝3
𝑣3 = √
𝑝

1 2
𝑝2 = 𝑝1 − 𝑝𝑣 2
2
Kerapatan dari udara didalam tangki di peroleh dari hukum gas ideal
𝑝1 103 𝑁/𝐾𝑁
𝑝= = [(3,0 + 101)𝐾𝑁/𝑚2 ) ×
𝑅𝑇1 (286,9𝑁. 𝑚/𝑘𝑔. 𝐾)(15 + 273)𝐾
3
= 1.26 𝑘𝑔/𝑚

Jadi,kita dapatkan bahwa

𝟐(𝟑,𝟎×𝟏𝟎𝟑 𝑵/𝒎𝟐 )
𝒗𝟑 = √ =69.0m/s
𝟏.𝟐𝟔𝒌𝒈/𝒎𝟑

Atau

∏ 2 ∏
𝑄 = 𝐴3 𝑉3 = 𝑑 𝑉3 = (0,01 𝑚)2 (69,0 𝑚/𝑠) = 0,00542𝑚3 /𝑠
4 4
Perhatikan bahwa nilai 𝑉3 di tentukan oleh𝑝1 (dan asumsi terdapat dalam
asumsi persamaan bernouli)tidak tergantung oleh bentuk dari nossel. Head
tekanan di dalam tangki . p1/y= (3,0 𝐾𝑃𝑎)(9,81 𝑚/𝑠 2 )(1,26 𝑘𝑔/𝑚3 ) =
2
243 𝑚. 𝑑𝑖 𝑢𝑏𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑘𝑙𝑢𝑎𝑟, 𝑣 2 /2𝑔 =
(69,0 𝑚/𝑠)2 (2 × 9,8)𝑏𝑒𝑟𝑛𝑜𝑢𝑙𝑖(𝑝3 = 0)

Sehingga,

𝑑 2 0,01 𝑚 2
𝑣2 = 𝐴3 𝑉3 𝐴2 = ( ) 𝑉3 = ( ) (69,0 𝑚/𝑠) = 7,67 𝑚/𝑠
𝐷 0,03 𝑚
Dan dari persamaan 1
1
𝑝1 = 3,0 × 103 𝑁/𝑚2 − (1,26𝑘𝑔/𝑚3 )(7,67 𝑚/𝑠) = (3000 − 37,1)𝑁/𝑚2 =
2
2
2963 𝑁/𝑚

Dengan tidak adanya efek vikos , di seluruh selang komstan dan


sama dengan p2 secara fisik, penurunan dari tekanan dari p1 menjadi p2
menjadi p1 mempercepat dan meningkat kan energi kinetiknya dari nol dari
tangki menjadi nilai pertengahan di dalam selang dan akhirnya mencapai nilai
maksimunnya pada sisi kluar nossel , karena kecepatan udara pada sisi keluar
nossel sembilan kali kecepatan di dalam selang. Sebagi penurunan terjadi
ketika melintasi nossel (𝑝1 = 3000𝑁/𝑚3 . 𝑝2 = 2963 𝑁/𝑚2 𝑑𝑎𝑛 𝑝3 = 0).

Karena preubahan tekanan dari (1) ke (3) tidak terlalu besar [maksudnya jika
dinyatakan ke dalam kenyataan mutlak (𝑝1 −𝑝3 ) 𝑝1 = 3,0/101 = 0,03], maka
menurut hukum gas ideal perubahan kerapan tidak terlalu berarti . jadi,
asumsinya keditak mampu mampatan cukup beralasan untuk masalah ini.

Contoh 3.9

Air mengalir melalui sebuah reducer pipa seperti yang di tunjukkan pada
gambar c 3.9 tkanan statik pada(1) dan (2) di ukur dengan mano meter tabung
U terbalik yang berisi minyak dengan gravitasi jenis SG , kurang dari 1 tentukan
manometer h,

Penyelesaian

Dengan asumsi aliran tunak inviscid dan tak mampu mampat bernouli dapat di
tuliskan sebagai
1 2 1 2
𝑝1 + 𝑝𝑉 + 𝑦𝑧1 = 𝑝2 + 𝑝𝑉 2 + 𝑦𝑧2
1
2 2
Persamaan kontinuitas memberikan hubungan yang kedua antara V1 dan V2
jika kita mengasumsikan profil kecepatan yang seragam pada kedua lokasi
tersebut dan fluidana tak mampu mampat

𝑄 = 𝐴1 𝑉1 + 𝐴2 𝑉2

Dengaan mengkombinasikan kedua persamaan tersebut kita mendapatkan


1 2
𝑝1 − 𝑝2 = 𝑦(𝑧2 − 𝑧1 ) + 𝑝𝑣 2 [1 − (𝐴2 /𝐴1 )2 ]
2
𝑝1 − 𝑦(𝑧2 − 𝑧1 ) − 𝑦𝑙 − 𝑦ℎ + 𝑆𝐺 𝑦ℎ + 𝑦𝑙 = 𝑝2

𝑝1 − 𝑝2 = 𝑦(𝑧2 − 𝑧1 ) + (1 − 𝑆𝐺)𝑦ℎ

Seperti yang telah di bahas pada bab 2, perbedaan tekanan ini bukan hanya yh
atau 𝑦(ℎ + 𝑧1 − 𝑧2 )

Persamaan persamaan 1 dan 2 dapat dikombinasikan untuk memberikan


hasil yang di inginkan sebagi berikut:

1 2 𝐴2 2
(1 − 𝑆𝐺)𝑦ℎ = 𝑝𝑣 [1 − ( ) ]
2
2 𝐴2

Atau karena 𝑣2 = 𝑄/𝐴2

2
1 − (𝐴2/ 𝐴1 )2
ℎ = (𝑄/𝐴2 )
2𝑔(1 − 𝑆𝐺)

perbedaan ketinggian , 𝑧1 − 𝑧2 tidak di perlukan karena prubahan ketinggian


pada suku persamaan bernouli saling menghilangkan dengan suku ketinggian
persamaan manometer , namun perbedaan tekanan 𝑝1 − 𝑝2 tergantung pada
sudut ∅ 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑧1

𝑧2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 1, 𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 ∅, 𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛

𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 , ℎ, 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 ∅ .

Secara umum, suatu peningkatan kecepatan disertai dengan penurunan


tekanan.sebagai contoh, kecepatan udara yang mengalir melewati permukaan
atau sebuag sayap pesawat terbang. Sacara rata-rata lebih cepat dari pada
yang mengalir melewati permukaan bawahnya. Jadi tekanan netto lebih besar
di bawah daripada yang di atas maka sayap menghasilkan suatu gaya angkat.

Jadi perbadaan kecepatan sangat besar, perbedan tekanan juga sangat


besar untuk aliran gas, hal ini meninbulkan efek efek kemampumampatan
seprti yang di bahas pada subbab 3.8 dan bab 11. Untuk aliran zat cair , hal ini
dapat menyebabkan kavitasi, suatu situasi yang berbahaya yang dapat terjadi
apabila tekanan zt cair berkurang sampai tekanan uap nya, dan zat cair
tersebut kan “mendidih”
Seperti yang dibahas di bab 1, tekanan uap Pv adalah tekanan di mana
gelombang-gelombang uap akan terbentuk pada suatu zat cair.tekanan ini
adallah tekanan di mana suatu zat cair mulai mendidih. Jelas bahwa tekanan in
tergantung pada jenis fluida dan temperaturnya. Sebagai contoh air yang
mendidih pada temperatur 212 ℉ . dan tekanan atmosfer standar. 14,7 psia,
akan mendidih pada 80 ℉ jika tekanan nya 0,507 psia. Artinya 𝑃𝑣 =
𝑝𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 80℉ 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑣 =14,7 psia pada 212℉.

Satu cara untuk menghasilkan kavitasi pada cairan yang mengalir dapat di
ketahui dari persamaan bernouli, jika kecepatan fluida meningkat (misalnya
akibatberkurangnya luas aliran seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.16)
Tekanan akan bekurang. Penurunan tekananini ( yang dibutuhkan untuk
mempercepat aliran ketika melewati penyempitan) dapat cukup besar
sehingga tekanan fluida tersebut turun mencapai tekanan uapnya.suatu
contoh sederhana dari kavitasi dapat ditunjukkan oleh sebuah selang penyiram
tanamam biasa, jika selang tersebut”di tekan” terjadi suatu penyempitan luas
aliran kira-kira seperti yang di gambarkan pada gambar 3,16. Kecepatan air
melalui penyempitan ini akan relatif besar, dengan penyempitan yang cukup
besar, suara dai air mengalir akan berubah akan terdengar suatu berbunyi
mendesis. Bunyi ini di akibat kan adanya kavitasi.

Dalam situasi demikian pendidikan terjadi (meskipun temperaturnya tidak


harus tinggi) gelombang uap terbentuk dan kemudian pecah ketika fluida
bergerak ke daerah yang bertekanan tinggi ( kecepatan lebih rendah). Proses
ini dapat meninbulkan efek dinamik(imploding)yang dapat menimbulkan
transien tekanan yang sangat besar di sekitar gelombang gelembung tekanan
tekanan sampai
Sebesar 100,000 psi (690 Mpa) diyakinidapat terjadi . jika gelembung tersebut
pecah didekat suatu batas fisik, maka dalan suatu kurun waktu. Hal tersebut
dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan di daerah kavitasi. Kavitasi
ujung dari sebuah baling baling di tunjukkan pada gambar 3,17. Dalam hal ini
putaran yang sangat cepat dari baling baling tersebut, jelaskan mengapa
perancangan dan pengunaan yang tepat dari peralatan-peralatan di perlukan
untuk mencegah kerusakan akibat kavitasi.
CONTOH 3.10

Air dengan temperatur 60 °F disedot dari sebuah tangki besar melalui sebuah
selang berdiameter konstan seperti yang ditunjukan pada gambar C3.10.
Tentukan ketinggian maksimum puncak, H, di mana air dapat disedot tanpa
mengakibatkan terjadinya kavitasi. Ujung dari penyedotan berada 5 ft di
bawah dasar dari tangki. Tekanan atmosfer 14,7 psi.

Penyelesaian

Jika aliran tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat, kita bisa menerapkan
persamaan bernoulli sepanjang garis-arus dari (1) ke (2) dan ke (3) sebagai
berikut:

P1 + 1.2pV21 + yz1 = p2 + ½ pV + yz2 + p3 + ½ pV2/2 + ya3

Dengan dasar tangki sebagai referensi (datum), kita dapatkan z1 = 15 ft, z2=H
dan z3 = 5 ft. Juga, V1 = 0 (tangki besar), p1 = 0 (tangki terbuka), p3 = 0 (jet
bebas) dan dari persamaan kontinuitas A2V2 = A3V3 atau karena selang
berdiameter sama maka V2=V3. Jadi, kecepatan di dalam selang ditentukan
dari Persamaan 1 sebagai

V3 = 2g(z1 – z2 ) = 2(32,2 ft/s2)[15-(-5)] f = 35,9 ft/s = V2

Gunakan Persamaan 1 antara titik (1) dan (2) yang akan memberikan tekanan
p2 pada puncak (2) sebagai

P2 = p1 +1/2pV21 + yz1 – 1/2pV22 – yz2 = y(z1-z2) – 1/2 pV22

Dari Tabel B.1, tekanan uap air pada 60 °F adalah 0,256 psia. Jadi, untuk
memulai terjadinya kavitasi, tekanan terendah dalam sistem adalah p = 0,256
psia. Pertimbangan yang seksama pada Persamaan 2 dan Gambar C3.10 akan
menunjukan bahwa tekanan terendah ini akan terjadi di titik puncak. Karena
kita menggunakan tekanan ukur pada titik (1)(p1=0), kita juga harus
menggunakan tekanan ukur pada titik (2). Jadi, p2 = 0,256-14,7 = -14,4 psi. dan
Persamaan 2 memberikan

(-14,4 lb/in.2)(144 in.2/ft2) = (62,4 lb/ft3)(15 – H)ft – 1/2 (1,94 slug/ft3)(35,9


ft/s)2
H = 28,2 ft (Jawaban)

Untuk nilai H yang lebih besar, gelembung uap akan terbentuk pada titik (2)
dan aksi penyedotan dapat terhenti.

Perhatikan bahwa kita dapat saja menggunakan tekanan mutlak pada


seluruh (p2 = 0,256 psia and p1 = 14,7 psia) dan memperoleh hasil yang sama.
Semakin rendah ketinggian titik (3), semakin besar laju aliran dan oleh karena
itu semakin kecillah nilai H yang diperbolehkan.

Kita juga bisa menggunakan persamaan Bernoulli antara titik (2) dan (3),
dengan V2 = V3, untuk mendapatkan nilai H yang sama. Dalam hal ini kita tidak
perlu menentukan V2 dengan menggunakan persamaan Bernoulli antara titik
(1) dan (3).

Hasil-hasil di atas tidak tergantung pada diameter dan panjang pipa (jika
efek vikos tidak penting). Perancangan yang tepat dari selang (atau pipa)
diperlukan agar penyedotan tersebut tidak berhenti akibat perbedaan tekanan
(vakum) yang sangat besar antara di dalam dan di luar selang.

3.6.3 Pengukuran Laju Aliran

Banyak tipe peralatan yang menggunakan prinsip-prinsip yang terdapat dalam


persamaan Bernoulli telah dikembangkan untuk mengukur kecepatan fluida
dan laju aliran. Tabung Pitot-statik yang dibahas pada subbab 3.3 adalah salah
satu contohnya. Contoh-contoh lainnya yang dibahas berikut ini meliputi
peralatan-peralatan untuk mengukur laju aliran di dalam pipa dan saluran serta
peralatan untuk mengukur laju aliran di kanal terbuka. Dalam bab ini, kita akan
meninjau pengukur aliran (flow meter) “ideal”- yaitu alat-alat ukur yang
mengabaikan efek-efek “dunia-nyata” seperti efek vikos, kemampu-mapanan,
dan lain-lain. Koreksi untuk efek-efek ini dibahas pada Bab 8 dan 10. Tujuan
kita di sini adalah untuk memahami prinsip-prinsip kerja dasar dari pengukur
aliran yang sederhana ini.

Sebuah cara yang efektif untuk mengukur laju aliran melalui sebuah pipa
adalah dengan menempatkan sejenis hambatan di dalam pipa seperti yang
ditunjukan pada gambar 3.18 dan mengukur perbedaan tekanan antara bagian
hulu dan yang berkecepatan rendah dan bertekanan tinggi (1), dan hilir yang
berkecepatan tinggi dan bertekanan rendah (2). Tiga jenis pengukur aliran yang
biasa digunakan ditunjukan pada gambar: orifice meter, nozzle meter, dan
Venturi meter. Prinsip kerja setiap pengukur aliran tersebut didasari oleh
prinsip fisika yang sama-yakni bahwa peningkatan kecepatan menyebabkan
penurunan tekanan. Perbedaan antara pengukur aliran tersebut hanya
masalah harganya, keakuratan, dan seberapa dekat bekerjanya alat ini
mengikuri asumsi-asumsi aliran yang diidealkan.

Kita mengasumsikan aliran horizontal (z1 = z2) tunak, invisced, dan tak
mampu-mampat antara titik (1) dan (2). Persamaan Bernoulli menjadi

(p1 + ½ pV 21 = p2 + ½pv22)
Penyelesaian

Jika aliran diasumsikan tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat, hubungan


antara laju aliran dan tekanan diberikan oleh Persamaan 3.20. Persamaan ini
dapat disusun ulang dan memberikan

P1 – p2 = Q2p[1 – (A2 / A1 )2] / 2 A22

Dengan kerapatan dari fluida yang mengalir sebesar

P = SG pH2O = 0,85(1000 kg.m3) = 850 kg/m3

Pada tekanan untuk laju terkecil adalah

Sama halnya, perbedaan tekanan untuk laju aliran terbesar adalah

Jadi,

(Jawaban)

Nilai-nilai ini mewakili perbedaan tekanan untuk kondisi inviscid, tunak, dan
tidak mampu-mampat. Hasil ideal yang ditunjukan di sini tergantung pada
geometri tertentu pengukur aliran-orifice, nossel atau Venturi meter (lihat
gambar 3.18)

Terlihat dari Persamaan 3.20 bahwa laju aliran berubah menurut akar
perbedaan tekanan. Jadi, seperti yang ditunjukan dari nilai-nilai numeriknya,
peningkatan sepuluh kali lipat dari laju aliran membutuhkan peningkatan
seratus kali lipat perbedaan tekanan. Hubungan yang tidak linier ini dapat
menyebabkan kesulitan-kesulitan ketika kita mengukur laju aliran yang
meliputi kisaran nilai yang cukup besar. Pengukuran seperti itu memerlukan
transduser tekanan dengan daerah kerja yang berkisaran besar. Alternatif
lainnya adalah menggunakan dua pengukur aliran paralel-satu buah untuk
kisaran laju aliran yang lebih besar, sedangkan satu buah lainnya untuk kisaran
yang lebih kecil.
Pengukur aliran lainnya yang berdasarkan persamaan Bernoulli digunakan
untuk mengukur laju aliran di kanal terbuka seperti pada saluran air dan parit-
parit irigasi. Dua buah peralatan ini, pintu air (sluice gate ) dan sharp-
sresideweir, akan dibahas di bawah ini dengan asumsi aliran tunak, invisced,
dan tak mampu-mampat. Peralatan-peralatan pengukuran aliran kanal terbuka
ini dan yang lainnya akan dibahas secara lebih terperinci pada Bab.10

Pintu air seperti ditunjukan pada Gambar 3.19 sering digunakan untuk
mengatur dan mengukur laju aliran dalam sebuah kanal terbuka. Laju lairan, Q
adalah sebuah fungsi dari kedalaman air di bagian hulu, z1, lebar pintu air, b,
dan bukaan pintu air,a. Penerapan persamaan-persamaan Bernoulli dan
kontinuitas antara titik-titik (1) dan (2) dapat memberikan pendekatan yang
baik terhadap laju aliran aktual yang diperoleh. Kita mengasumsikan profil
kecepatan jauh di hulu dan di hilir pintu air cukup seragam.

Jika menerapkan persamaan Bernoulli dan Kontinuitas antara titik-titik pada


permukaan bebas di (1) dan (2) yang memberikan

Dan

Dengan kenyataan bahwa p1 = p2 = 0, persamaan-persamaan ini dapat


dikombinasikan dan disusun kembali sehingga diperoleh laju aliran sebagai

Dalam batas z1 > z2 hasil ini menjadi lebih sederhana

Hasil di atas menunjukan kenyataan bahwa jika perbandingan kedalaman


z1lz2, besar, energi kinetik dari fluida di hulu dari pintu dapat diabaikan dan
kecepatan fluida setelah jatuh setinggi (z1-z2) = z, adalah kira-kira V2 = 2gz3
persamaan Bernoulli antara titik (3) dan (4) dan kenyataan bahwa p3 – yz1
serta p4 = yz2, karena garis-garis arus pada bagian-bagian ini lurus. Dalam
pelurusan ini, kira lebih meninjau kontribusi tekanan pada (3) dan (4)
ketimbang energi potensial pada (1) dan (2)
Kedalaman di hilir, z2, bukannya bukaan pintu, a, digunakan untuk
mendapatkan hasil pada Persamaan 3.21. Seperti telah dibahas pada aliran
dari sebuah orifis (Gambar 3.14), fluida tidak dapat membelok tajam pada
sudut 90o, sebuah vena contracta akan terbentuk dengan koefisien kontraksi,
Ce = z21a kurang dari 1. Nilai khas dari Cc kira-kira 0,61 untuk kisaran
perbandingan kedalaman 0< az1 < 0,2. Untuk nilai a/z1 yang lebih besar, Nilai
Cc meningkat tajam

Air mengalir di bawah sebuah pintu air seperti ditunjukan pada Gambar C3.12.
Tentukan perkiraan laju aliran per saruan lebar kanal

Penyelesaian

Dengan asumsi aliran tunak, inviscid, tak mampu-mampat, kita dapat


menerapkan Persamaan 3.21 untuk mendapatkan Q/b, laju aliran persatuan
luas, sebagai

Dalam hal ini, z1 = 5,0 m dan a = 0,80 m, sehingga perbandingan a/z1 = 0,16 <
0,20, dan kita dapat mengasumsikan bahwa koefisien kontraksi kira-kira Cc =
0,61. Jadi, z2 = Cca = 0,61 (0,80 m) = 0,488 m dan kita dapatkan laju aliran

Jika kita anggap z1 > z2 dan mengabaikan energi kinetik fluida di hulu, kita akan
memperoleh
Dalam hal ini, perbedaan nilai Q antara dengan menyertakan dan tanpa
menyertakan V1 tidak terlalu berarti karena perbandingan kedalaman cukup
besar (z1/z2=5,0/0,488 = 10,2). Jadi, sering kali cukup beralasan jika kita
mengabaikan energi kinetik di hulu pintu air, dibandingkan dengan di bagian
hilirnya.
Peralatan lainnya untuk mengukur aliran di dalam kanal terbuka adalah sebuah
bedung (Weir). Sebuah bendung segiempat berpuncak-tajam (rectanglular,
shar-crested Weir) ditunjukan pada Gambar 3.20. Untuk peralatan ini, laju
aliran fluida melewati atas pelat bendung tergantung pada ketinggian bendung
P, lebar kanal, b, dan head, H, air di atas puncak bendung. Penerapan
persamaan Bernoulli dapat memberian pendekatan sederhana dari laju aliran
yang diperkirakan untuk situasi ini, walaupun aliran yang sesungguhnya sangat
rumit.

Antara titik (1) dan (2) medan tekanan dan gravitasi menyebabkan fluida
mengalami percepatan dari kecepatan V1 menjadi V2. Pada (1) tekanan adalah
p1 = 0. Melintasi garis-garis arus yang melengkung di tepat di atas puncak pelat
bendung (irisan a-a), tekanan berubah dari tekanan atmosfer di permukaan
paling atas sampai ke nilai maksimumnya di dalam aliran fluida dan kemudian
kembali ke tekanan atmosfer di permukaan paling bawah. Distribusi tekanan
ini ditunjukan pada gambar 3.20. Distribusi tekanan seperti itu, yang
dikombinasikan dengan kelengkungan garis-arus dan gravitasi, menghasilkan
profil kecepatan yang agak tidak seragam pada bidang irisan ini. Distribusi
kecepatan ini dapat diperoleh dari eksperimen atau teori yang lebih lanjut.
Untuk sekarang ini, kita akan mengambil pendekatan yang sangat sederhana
dan mengasumsikan bahwa aliran bendung serupa dalam banyak hal dengan
aliran pada ofiris dengan garis-arus yang bebas. Dalam hal ini kita dapat
memperkirakan bahwa kecepatan rata-rata yang melintasi puncak bendung
sebanding dengan 2gH dan luas aliran dari bendung segi empat ini sebanding
dengan Hb. Maka diperoleh

di mana C1 adalah konstanta yang akan ditentukan


Penggunaan sederhana persamaan Bernoulli telah memberikan suat metode
untuk menganalisis aliran uang relatif rumit melewati sebuah bendung.
Ketergantungan fungsional yang tepat dari Q pada H telah diperoleh (Q – H
3/2), tetapi nilai koefisien C1 tidak diketahui. Bahkan analisis yang lebih lanjut
pun tidak dapat memprediksi nilai tersebut secara tepat. Sebagaimana dibahas
di Bab.10, eksperimen-eksperimen digunakan untuk menentukan nilai C1.

CONTOH 3.13

Air mengalir melewati bendung segitiga, seperti pada GambarC3.13.


Berdasarkan analisis yang sederhana dengan menggunakan persamaan
Bernoulli, tentukan ketergantungan laju aliran pada kedalaman H. Jika laju
aliran adalah Q0 apabila H = H0, perkiraan laju aliran apabila kedalaman
meningkat menjadi H = 3H0
Penyelesaian

Dengan asumsi aliran tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat, cukup


beralasan jika kita mengasumsikan dari Persamaan 3.18 bahwa kecepatan rata-
rata fluida melewati takik (notch) segitiga pada pelat bendung sebanding
dengan 2gH. Dan juga aliran untuk kedalaman H adalah H[h tan (o/2)].
Kombinasi keduanya memberikan

Dimana C2 adalah konstanta yang harus ditentukan secara eksperimental

Jadi, suat peningkatan kedalaman sebesar tiga kali (dari H0 menjadi 3H0)
menghasilkan peningkatan laju aliran sebesar

Perhatikan bahwa untuk bendung segitiga, laju aliran sebanding dengan H5/2,
sementara untuk bendung segiempat yang dibahas sebelumnya, laju aliran
sebanding dengan H3/2. Bendung segitiga ini dapat digunakan lebih akurat
pada kisaran laju aliran yang besar

3.7 Garis Energi dan Garis Tingkat Hidrolik

Seperti telah dibahas di Subbab 3.4, persamaan Bernoulli sesungguhnya adalah


sebuah persamaan energi yang menunjukan pemilihan energi untuk sebuah
aliran yang inviscid, tak mampu-mampat, dan tunak. Jumlah dari berbagai
energi di dalam fluida tetap konstan ketika fluida mengalir dari suatu bagian
ke bagian lainnya. Suatu tafsiran yang berguna dari persamaan Bernoulli dapat
diperoleh melalu penggunaan konsep garis tingkat hidrolik / hydraulic grade
line (HGL) dan garis energi / energy line (EL). Gagasan ini memberikan tafsiran
geometris dari sebuah aliran dan sering kali dapat digunakan secara efektif
untuk memahami proses-proses dasar yang terlibat.
Untuk aliran tunak, invisid, dan tak mampu-mampat, energi total tetap
konstan sepanjang sebuah garis-arus. Konsep mengenai “head” diperkenalkan
dengan membagi seiap suku pada Pesamaan 3.7 dengan beerat jenis, y = pz,
yang memberikan persamaan Bernoulli dalam bentuk berikut

Setiap suku pada persamaan ini mempunyai satuan panjang (feet atau meter)
dan mewakili satu jenis head tertentu. Persamaan Bernoulli menyatakan
bahwa jumlah dari tekanan, head kecepatan, dan head ketinggian adalah
konstan sepanjang sebuah garis-arus. Nilai konstan ini disebut head total, H.

Garis energi adalah sebuah garis yang menunjukan head total yang
tersedia pada fluida. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.21, ketinggian
dari garis energi dapat diperoleh dengan mengukur tekanan stagnasi dengan
sebuah tabung Pitot (Sebuah tabung Pitot adalah bagian dari tabung Pitot-
statik yang mengukur tekanan stagnasi, lihat Subbab 3.5). Titik stagnasi pada
ujung tabung Pitot memberikan sebuah ukuran head (atau energi) total dari
aliran. Sementara itu tap tekanan statik yang dihubungkan dengan tabung
piezometer yang ditunjukkan, mengukur jumlah head tekanan dan head
ketinggian, p/y + z. Jumlah ini sering disebut sebagai head piezometrik. Tap
tekanan statik tidak mengukur head kecepatan.

Menurut Persamaan 3.22, head total tetap konstan sepanjang garis-arus


(bila asumsi-asumsi persamaan Bernoulli terpenuhi). Jadi, tabung-tabung Pitot
pada sebuah lokasi lainnya dalam aliran akan mengukur head total yang sama,
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Namn, head ketinggian, head
kecepatan, dan head tekanan masing-masing mungkin saja bervariasi
sepanjang garus-arus.

Tempat kedudukan dari ketinggian yang ditunjukan oleh sederetan


tabung-tabung Pitot dinamakan sebagai garis energi, EL. Tempat kedudukan
yang
Ditunjukan oleh sederetan tap-tap peizometer dinamakan sebagai garis tingkat
hidrolik, HGL. Di bawah ini asumsi-asumsi persamaan Bernoulli, garis energi
horizontal. Jika kecepatan fluida berubah sepanjang garis-arus, garis tingkat
hidrolik tidak akan horizontal. Jika efek viskose penting (yang sering terjadi
pada aliran pipa), head total tidak terlalu konstan karena adanya energi yang
hilang ketika fluida mengalir sepanjang garis-arusnya. Hal ini berarti bahwa
garis energi tidak lagi horizontal. Efek-efek viskose seperti itu akan dibahas
pada Bab.8

Garis energi dan garis tingkat energi untuk aliran dari sebuah tangki
besar ditunjukkan pada Gambar 3.22. Jika aliran tunak, tak mampu-mampat
dan inviscid, garis energi horizontal dan beraada pada ketinggian zat cair di
dalam tangki (karena kecepatan fluida di dalam tangki dan tekanan di
permukaannya nol). Garis tingkat hidrolik berada pada jarak satu head
keceptan, V2/2g, di bawah garis energi. Jadi, suatu perubahan kecepatan fluida
karena perubahan diameter pipa akan menyebabkan perubahan ketinggian
garis tingkat hidrolik. Pada sisi keluar pipa, head tekanan nol (pengukuran)
sehingga ketinggian pipa dan garis tingkat hidrolik berimpit.

Jarak dari pipa ke garis tingkat hidrolik menunjukan tekanan di dalam


pipa seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.23. Jika pipa berada di bawah
garis tingkat hidrolik, maka tekanan di bawah pipa akan menjadi positif (di atas
tekanan atmosfer). Jadi, sebuah garis skala dari sebuah jalur pipa dan garis
tingkat hidrolik dapat digunakan segera untuk menunjukkan daerah-daerah
bertekanan positif atau negatif di dalam pipa
Penggunaan pendekatan 1n(1 + e) e untuk e kecil. Penggunaan persamaan
3.23 dalam penerapan praktis dibatasi oleh asumsi aliran inviscid, karena
(sebagaimana di bahas dalam Subbab 11.5) kebanyakan aliran isotermal
disertai dengan efek viskose.

Kondisi aliran mampu-mampat yang jauh lebih umum adalah aliran isentropik
(entropi konstan) dari garis semperna. Aliran-aliran seperti itu adalah proses
adiabatik mampu-balik (reversible adiabatic process)—“tidak ada gesekan atau
perpindahan kalor”—dan sangat mendekati banyak situasi fisik. Seperti
dibahas secara menyeluruh di Bab.11, untuk aliran isentropik untuk gas
sempurna, kerapatan dan tekanan dihubungkan dengan persamaan p/p2 = C,
di mana k adalah rasio kalor jenis dan C adalah sebuah konstanta. Maka
integral f dp/p pada Persamaan 3.6 dapat dievaluasi sebagai berikut.
Kerapatan dapat dituliskan dalam suku tekanan sebagai p = p1/2C-1/2
sehingga Persamaan 3.6 menjadi

Suku tekanan dapat diintegralkan antar titik (1) dan (2) pada garis-arus dan
konstanta C dievaluasi pada salah satu titik (C4/k = p11/k/p1 atau C1/k =
p21/k/pe) untuk menghasilkan hubungan berikut

Jadi, bentuk akhir Persamaan 3.6 untuk aliran mampu-mampat, isentropik dan
tnak untuk gas sempurna adalah

Keserupaan antara hasil untuk aliran isentropik mampu-mampat (Persamaan


3.24) dan aliran isentropik tak mampu mampat (persamaan Bernoulli,
Persamaan 3.7) terlihat jelas. Perbedaannya hanya faktor [k/(k-2)] yang
mengalikan suku tekanan dan kenyataan bahwa kerepatan berbeda (p2 = p2).
Pada batasan “aliran kecepatan rendah”, kedua hasil tersebut tepat sama
seperti yang terlihat berikut ini
Kira tinjau aliran di titik stagnasi pada Subbab 3.5 untuk mengilustrasikan
perbedaan antara hasil untuk yang tak mampu-mampat dengan hasil untuk
yang mampu-mampat. Seperti ditunjukan pada Bab.11, Persamaan 3.24 dapat
ditulis dalam bentuk tak-berdimensi sebagai

Di mana (1) menyatakan kondisi hulu dan (2) kondisi stagnasi. Kita telah
mengasumsikan z1 = z2. V2 =) dan menyatakan Ma1 = V1lc1 sebagai bilangan
Mach di hulu-perbandingan antara kecepatan fluida dan kecepatan suara,
c1=kRT1
Suatu perbadingan antara hasil mampu-mampat dengan hasil tak
mampu-mampat mungkin paling mudah dilihat jika kita menuliskan aliran tak
mampu-mampat dalam suku-suku perbandingan tekanan dan bilangan Mach.
Jadi, kita membagi setiap suku dalam persamaan Bernouli, p V12/2 + p1 = p2,
dengan p1 dan menggunakan hukum gas ideal, pz = pRT1 untuk mendapatkan

Karena Ma1 = v21 kRT1 maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai

Persmaan 3.25 dan 3.26 diplot pada Gambar 3.24. Dalam batas kecepatan
rendah Ma1-0, kedua hasilnya sama. Hal ini dapat dilihat dengan menyatakan
(k – 1)Ma21/2 = e dan menggunakan ekspansi binomial (1 + e)n = 1 +ne + n(n –
1) e2/2 + . . . , di mana n = k/(k-1), untuk penulisan Persamaan 2.25 sebagai

Untuk Ma1 < 1 hasil aliran mampu-mampat ini sesuai dengan Persamaan 3.26.
Persamaan-persamaan tak mampu-mampat dan mampu mampat bersesuaian
dengan kisaran 2% untuk bilangan Mach sampai kira-kira Ma1 = 0,3. Untuk
bilangan Mach yang lebih besar, ketidaksesuaian antara kedua hasil bilangan
meningkat

Jadi sebagai “pedoman kasar (rule of thumb)”, terimalah hasil bahwa


aliran suatu gas sempurna dapat dianggap sebagai tak mampu-mampat jika
bilangan Machnya kurang dari sekitar 0,3. Di dalam udara standar (T1 = 59 oF,
c1 = kRT2 = 1117 ft/s) yang sama dengan kecepatan V1 = c1Ma1 = 0,3 (1117
ft/s) = 335 ft/s = 228 mi/jam. Pada kecepatan-kecepatan yang tinggi,
kemampumampatan menjadi penting
Percepatan yang disebabkan oleh perubahan kecepatan terhadap waktu pada
sebuah lokasi yang tetap (suku dV/dt). Efek ini dibahas lebih terperinci pada
Bab.4. Efek nettonya adalah bahwa penyisipan suku tak tunak, dV/dt. Tidak
memungkinkan persamaan gerak untuk diintegralkan dengan mudah
(sebagaimana yang telah dilakukan untuk mendapatkan persamaan Bernoulli)
kalau tidak dibuat asumsi-asumsi tambahan.

Persamaan Bernoulli diperoleh dengan mengintegralkan komponen-


komponen dari hukum Newton kedua (Persamaan 3.5) sepanjang garis-arus.
Ketika diintegralkan, kontribusi percepatan terhadap persamaan ini,
suku1/2pdfV21, memberikan kenaikan suku energi kinetik di dalam persamaan
Bernoulli. Jika langkah-langkah yang digunakan dalam mendapatkan
Persamaan 3.5 diulangi kembali dengan menyisipkan efek ketidak-tunakan
(jV/jt 3 # 0), persamaan berikut ini akan diperoleh

pjV/jt ds + dp + ½ pdf(V2) + y dz = 0 (sepanjang sebuah garis-arus)

Untuk aliran tak mampu-mampat persamaan ini dapat degan mudah


diintegralkan di antara dua titik (1) dan (2) dan memberikan

p1 + 1/2pV21 + yz1 = p jV/jt ds + p2 + 1/2pV22 + yz2 (sepanjang sebuah garis


arus)

Persamaan 3.27 adalah bentuk tak tunak dari persamaan Bernoulli yang
berlaku untuk aliran taktunak, tak mampu-mamat, dan inviscid. Persamaan ini
identik dengan persamaan Bernoulli, kecuali untuk bagian integral yang
melibatkan percepatan lokal, jV/jt. Secara umum, tidaklah mudah untuk
mengevaluasi integral ini karena variasi jV/jt sepanjang garis-arus tidak
diketahui. Dalam beberapa situasi, konsep “aliran tak-berotasi” dan “potensial
kecepatan” dapat digunakan untuk menyederhanakan integral ini. Topik-topik
ini akan dibahas di Bab 6

CONTOH 3.16

Sebuah cairan tak mampu-mampat, inviscid diletakan di dalam sebuah tabung


U vertikal berdiameter konstan seperti yang ditunjukan pada Gambar C3.16.
Ketika dilepaskan dari posisi tidak seimbang seperti yang ditunjukkan, kolom
cairan akan berosilasi pada sebuah frekuensi tertentu. Tentukan frekuensi ini
Penyelesaian

Frekuensi osilasi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.27 sebagai


berikut. Misalkan titik (1) dan(2) pada antarmuka udara-air pada kedua kolom
dari tabung, dan z = 0 menunjukkan posisi kesetimbangan dari antar muka ini.
Maka, p1 = p2 = 0 dan juka z1 = z2, maka z1 = -z. Secara umum, z adalah fungsi
waktu, z = z(r). Untuk diameter tabung yang konstan, pada setiap saat
kecepatan fluida adalah konstan di seluruh tabung, V1 = V2 = V, dan integral
yang menyatakan efek ketidak-tunakan pada Persamaan 3.27 dapat ditulis
sebagai

F21 jV/jt ds = dV/dt F21 ds = l dV/dt

di mana l adalah panjang total dari kolom cairan yang ditunjukkan pada
gambar. Jadi, persamaan 3.25 dapat dituliskan sebagai

v(-z) = pl dv/dt + ya

Karena V = dz/dt dan y = pg, persamaan ini dapat ditulis sebagai persamaan
diferensial orde dua yang menggambarkan gerakan selaran sederhana (simple
harmonic motion)

D2z/dt2 + 2g/l z = 0

yang mempunyai penyelesaian z(r) = C1 sin ( 2gll t) + C2 cos( 2gllt). Nilai dari
konstanta C1 dan C2 tergantung pada keadaan awal (kecepatan dan posisi) dari
cairan pada t = 0. Jadi cairan akan berosilasi di dalam tabung dengan frekuensi

w = 2gll (Jawaban)

Frekuensi ini tergantung pada panjang dari kolom dan percepatan gravitasi
(sangat serupa dengan osilasi sebuah pendulum). Periode dari osilasi ini (waktu
yang dibutuhkan melakukan satu osilasi penuh) adalah tg = 2n ll2g

Dalam beberapa aliran taktunak, aliran dapat dibuat menjadi tunak dengan
pemilihan sistem koordinat yang tepat. Contoh 3.17 menggambarkan hal ini.
Sebuah kapal selam bergerak di laut (SG = 1,03) pada kedalaman 50 m dengan
kecepatan V0 = 5,0 m/s seperti yang ditunjukkan pada Gambar C3.17.
Tentukan tekanan di titik stagnasi (2).
Penyelesaian

Dalam sebuah sistem koordinat yang dipasang tetap di dasar laut, aliran adalah
taktunak. Sebagai contoh, kecepatan air pada titik (1) adalah nol dengan kapal
selam yang berada pada posisi awalnya, namun pada saat hidung (2) mencapai
titik (1) kecepatan menjadi V1 = -V0i. Jadi, idt # 0, dan aliran taktunak.
Penerapan persamaan Bernoulli antara (1) dan (2) akan memberikan hasil “p1
= p2 + pV20I2” yang salah. Menurut hasil ini tekanan statik lebih besar
daripada tekanan stagnasi-penerapan yang salah dari persamaan Bernoulli.

Kita dapat menggunakan analisis taktunal untuk aliran tersebut (yang


berada di luar bahasan buku teks ini) atau mendefinisikan ulang sistem
koordinatnya dengan memasang tetap pada kapal selam, yang memberikan
suatu aliran tunak menurut sistem koordinat ini. Metode yang benar adalah

p2 = pV21 / 2 + yh = [(1,03)(1000) kg/m3] (5,0 m/s)2/2 + (9,80 x 103


N/m3)(1,03)(50 m)

= (12,900 + 505.000) N/m2 = 518 kPa (Jawaban)

sama dengan yang dibahas pada contoh 3.2

Jika kapal selam mengalami perlambanan, jVjdt # 0, alirannya menjadi


tidak tunak dalam kedua sistem koordinat di atas dan kita terpasa harus
menggunakan bentuk taktunak dari persamaan Bernoulli

Beberapa aliran taktunal dapat diperlukan sebagai “kuastitunak (quasistead)”


dan membuat penyelesaian pendekatan dengan menggunakan persamaan
Bernoulli tunak. Dalam hal ini, ketidak-tunakan “tidak terlalu besar” (dalam
tingkat tertentu), dan hasil-hasil aliran tunak dapat diterapkan pada setiap saat
seperti halnya jika aliran tersebut tunak. Pengosongan secara berlahan-lahan
dari sebuah tangki yang berisi oleh cairan merupakan contoh dari jenis aliran
ini.

3.8.3 Efek Rotasional

Batasan lainnya dari persamaan Bernoulli adalah bahwa persamaan tersebut


dapat diterapkan sepanjang sebuah garis-arus. Penerapan persamaan Bernoulli
melintasi garis-arus (misalnya antara titik dari sebuah garis-arus ke suatu titik
pada garis-
arus lainnya) dapat memberikan kesalahan yang sangat besar, tergantung pada
kondisi tertentu dari aliran yang terlibat. Secara umum, konstanta Berenoulli
berubah dari suatu garis-arus ke garis-arus lainnya. Namun, di bawah batasan
tertentu, konstanta ini sama di seluruh medan aliran. Contoh 3.18
mengilustasikan hal ini

CONTOH 3.18

Tinjaulah aliran seragam dalam kanal yang ditunjukkan pada Gambar C3.18.
Diskusikan penggunaan persamaan Bernoulli antara titik-titik (1) dan(2), titik-
titik (3) dan (4), dan titik (4) dan (5). Cairan plezometer vertikal dalam keadaan
diam.

Penyelesaian

Jika aliran tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat. Persamaan 3.7 yang ditulis
antara titik (1) dan (2) memberikan

P1 + ½ pV21 + ya = p2 +1/2 pV22 + yz2 = konstan = C12

Karena V1 = V2 = V0 dan z1 = z2 = 0, maka p1 = p2 = p0 dan konstanta Bernoulli


dari garis-arus ini, C12, diberikan oleh

C12 = ½ pV20 + p0

Sepanjang garis-arus antara (3) dan (4) kita perhatikan bahwa V3 = V4 = V0 dan
z3 = z4 = h. Seperti ditunjukkan pada Contoh 3.5, penerapan F = ma melintasi
gari-arus (Persamaan 3.12) memberikan p3 = p1 – yh karena garir-arus lurus
dan horizontal. Fakta di atas dikombinasikan dengan persamaan Bernoulli yang
diterapkan antara (3) dan (4) menunjukkan bahwa p3 = p4, dan bahwa
konstanta Bernoulli sepanjang garis-arus ini sama dengan sepanjang garis-arus
antara (1) dan (2) atau

P3 + 1/2pV23 + yz3 = p4 + 1/2pV24 + yz4 = C34 = C12


Alasan yang sama menunjukan bahwa konstanta Bernoulli sama untuk setiap
garis-arus dalam Gambar C3.18. Maka,

p + 1/2pV2 + yz = konstan pada aliran dalam kanal

Kembali lagi dari Contoh 3.5 kita ingat bahwa

p4 = p5 + yH = yH

Jika kita menerapkan persamaan Bernoulli melintasi garis-arus dari (4) ke (5),
kita memperoleh hasil yang sama “H = p4Iy + V24/2g”. Hasil yang benar adalah
H = p4Iy

Dari uraian di atas, kita lihat bahwa kita dapat menerapkan persamaan
Bernoulli melintasi garis-arus (1)-(2) dan (3)-(4) (artinya, C12 = C34), tetapi
tidak melintasi garis-arus dari (4) ke (5). Alasan mengenai hal ini adalah, ketika
berada di dalam kanal aliran bersifat “irotasional”, sedangkan antara fluida
yang mengalir dalam kanal dengan fluida yang diam di dalam tabung
piezometer aliran tersebut bersifat “rotasional”. Karena profil kecepayan yang
seragam melintasi kanal, terlihat bahwa partikel fluida tidak berotasi atau
berputar ketika bergerak. Aliran tersebut “irotasional”. Namun, seperti terlihat
pada Gambar C2.18b, terdapat suatu lapisan geser tipis antara (4) dan (5) di
mana partikel fluida yang bersebelahan berinteraksi dan berotasi atau
berputar. Hal ini menghasilkan sebuah aliran “rotasional”. Analisis yang lebih
terperinci akan menunjukan bahwa persamaan Bernoulli tidak dapat
diterapkan melintasi garis-arus jika alirannya adalah “rotasional” (lihat Bab 6).

Seperti yang ditunjukkan oleh Contoh 3.18, jika aliran “irotasional” (artinya
partikel fluida tidak berputar ketika bergerak) maka penggunaan persamaan
Bernoulli melintasi aliran yang tepat. Namun jika aliran “irotasional” (partikel
fluida berputar), maka penggunaan persamaan Bernoulli terbatas pada aliran
sepanjang sebuah garis-arus. Perbedaan antara aliran irotasional dan
rotasional sering kali hampir tidak kentara dan membingungkan. Topik ini akan
dibahas secara terperinci di Bab 6. Pembahasan yang menyeluruh dan
mendalam dapat dijumpai pada buku-buku teks yang lebih lanjut (Ref. 3)

3.8.4 Batasan-batasan Lainnya


Sebuah batasan lainnya dalam persamaan Beroulli adalah bahwa alirannya
inviscid. Seperti dibahas pada Subbab 3.4, persamaan Bernoulli sesungguhnya
adalah pengintegralan pertama dari hukum kedua Newton sepanjang sebuah
garis-arus. Pengintegralan umum ini dimungkinkan karena, dengan ketiadaan
efek viskos, sistem fluida yang ditinjau adalah sistem yang kekal. Energi total
dari sistem tetap konstan. Jika efek viskos dipandang penting, sistem tersebut
tidak kekal dan akan terjadi kehilangan energi. Analisis terperinci diperlukan
untuk kasus ini .materi mengenai hal ini dibahas pada Bab 5.

Batasan terakhir dari penggunaan persamaan Bernoulli adalah tidak adanya


peralatan mekanik (pompa atau turbin) dalam sistem di antara dua titik
sepanjang garis arus di mana persamaan tersebut diterapkan. Peralatan ini
menyatakan
sumber-sumber atas penyerap-penyerap energi. Karena persamaan Bernoulli
sesungguhnya adalah saru bentuk dari persamaan energi, maka persamaan
tersebut harus diubah untuk menyalakan pompa atau turbin jika terdapat
peralatan tersebut. Penyalaan pompa dan turbin dibahas di Bab 5 dan 12.

Dalam Bab ini, kita telah cukup panjang lebar dan menghabiskan waktu untuk
membahas situasi-situasi dinamika fluida yang diatur oleh suatu analisis
sederhana untuk aliran-aliran tunak, iviscid dan tak mampu-mampat. Banyak
aliran yang cukup dapat dianalisis dengan menggunakan gagasan ini. Namun,
karena terdapat batasan-batasan yang cukup ketat dalam penerapannya,
banyak juga aliran yang tidak dianalisis. Pembahasan gagasan-gagasan dasar ini
akan memberikan dasar yang kuat bagi topik-topik selanjutnya di buku teks ini.

Kata – kata Kunci dan Topik-topik

Daftar Pustaka

Soal-soal Tinjauan Ulang

Pada buku elektronik, klik di sini untuk beralih ke kumpulan soal-soal ulangan
lengkap dengan jawaban dan penyelesaian terperinci

Soal-soal

Catatan : jika nilai yang spesifik dari sifat fluida yang diperlukan tidak
diberikan dalam soal, gunakan nilai-nilai dari tabel pada halaman dalam
sampul muka. Soal-soal yang diberi lambang(*) dimaksudkan untuk
dipecahkan dengan kalkulator yang dapat diprogram atau komputer. Soal-
soal yang diberi lambang(+) adalah soal dengan “jawaban terbuka dan
memerlukan pemikiran yang kritis sehingga
untuk mengerjakan anda harus mengambil berbagai asumsi dan memberikan
data yang diperlukan. Tidak ada jawaban tunggal untuk soal-soal ini.

Pada buku elektronik, jawaban untuk soal-soal bernomor genap dapat


diperoleh dengan mengklik nomor soal. Pada buku elektronik akses ke video
yang menyertai soal-soal dapat diperoleh dengan mengklik segmen “video”
(misalnya video 1.3) dari pernyataan soal. Soal-soal jenis laboratorium dapat
diakses dengan mengklik pada “klik di sini” dari segmen pernyataan soal.

1. Air mengalir, mengalir secara tunak melalui pipa dengan luas penampang
yang berubah seperti ditunjukkan pada Gambar S3.1. Kecepatan sepanjang
sumbu tengahnya adalah V = 10(1 + x) ft/s, di mana x dinyatakan dalam ft.
Efek viskos diabaikan. (a) Tentukan gradien tekanan, jp/jt, (sebagai fungsi x)
yang diperlukan untuk menghasilkan aliran ini. (b) Jika tekanan pada
penampang (1) adalah 50 psi, tentukan tekanan di penampang (2) dengan
(i) mengintegralkan gradien tekanan yang diperoleh dari (a), (ii)
menerapkan persmaan Bernoulli

2. Ulangi soal 3.1 jika pipa dalam posisi vertikal dengan aliran ke bawah.
3. Sebuah fluida tak mampu-mampat dengan kerapatan p mengalir secara
tunak melewati sebuah benda seperti yang ditunjukkan pada Video v3.3
dan Gambar S3.3. Kecepatan fluida sepanjang garis arus pembagi (deviding
stema line) (-w < x < -a) adalah v = v0 (1 +a/x), di mana a adalah jari-jari
lengkingan bafian depan benda dan V0 adalah kecepatan hulu. (a) Tentukan
gradien tekanan sepanjang garis-arus ini. (b) Jika tekanan hulu adalah p0,
inegralkan gradien tekanan ini untuk mendapatkan tekanan p(x) untuk -w <
x < -a (c) Tentukan dari hasil di bagian (b) bahwa tekanan pada titik stagnasi
(x = -a) adalah p0 + pV2j2, seperti yang diperkirakan dari persamaan
Bernoulli
4. Berapakah gradien tekanan sepanjang garis-arus, dp/ds, yang dibutuhkan
untuk mencapai aliran air pada sebuah pipa horizontal dengan percepatan
30m/s2?
5. Pada sebuah lokasi, kecepatan udara 20 m/s dan gradien kecepatan
sepanjang garis-arusnya adalah 100 N/m3. Perkirakan kecepatan udara
pada sebuah titik 0,5 m dari lokasi tersebut sepanjang garis-arus
6. Berapakah gradien tekanan sepanjang garis-arus, dp/ds, yang dibutuhkan
untuk mempercepat aliran air ke atas pada sebuah pipa vertikal dengan
percepatan 30ft/s2? Berapakah jawabannya jika alirannya ke bawah?
7. Tinjaulah sebuah fluida mampu-mampat di mana tekanan dan
kerapatannya dihubungkan dengan persamaan p/p2 = Cn, di mana n dan C0
adalah konstanta. Integralkan persamaan gerak sepanjang garis-lurus.
Persamaan 3.6 untuk memperoleh “Persamaan Bernoulli” untuk aliran
mampu-mampat ini sebagai (n/n – 1)Ip/p + V2/2 + + gz konstan
8. Persamaan Bernoulli berlaku untuk aliran yang tunak, inviscid, dan tak
mampu-mampat dengan percepatan gravitasi yang konstan. Tinjaulah aliran
di suatu plas di mana percepatan gravitasi berubah menurut ketinggian
sedemikian sehingga g = g9 – cz di mana g9 dan c adalah konstanta.
Integralkan “f = ma” sepanjang garis-arus untuk mendapatkan persamaan
Bernoulli ekuivalen untuk aliran ini
9. Tinjaulah sebuah cairan mampu-mampat yang memiliki nodulus borongan
konstan. Integralkan “F = ma” sepanjang garis-arus untuk mendapatkan
persamaan Bernoulli ekuivalen untuk aliran ini. Asumsikan aliran total dan
inviscid
10.Air mengalir di sekitar belokan dan diameter vertikal degan garis arus
meingkar seperti pada kecepatan konstan seperti yang ditunjukan pada
gambar S3.10
Jika tekanan pada titik (1) 40 kPa, tentukan tekanan pada titik (2) dan (3).
Asumsikan profil kecepatan seragam seperti yang ditunjukkan
11.Udara mengalir dengan mulus melewati wajah Anda ketika mengendarai
sepeda, tetapi partikel-partikel debu membentur wajah Anda dan masuk ke
dalam mata. Jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi?
12.Air di dalam sebuah bejana dan udara di dalam sebuah angin tornado
mengalir pada garis arus melingkar horizontal dengan jari-jari r dan
kecepatan V seperti yang ditunjukkan pada Video V3.2 dan gambar S.3.12.
Tentukan gradien tekanan radial, dp/dr, yang diperlukan untuk keadaan-
keadaan berikut: (a) Fluida adalah air dengan r = 3 in, dan V 0,8 ft/s. (b)
Fluida adalah udara dengan r = 300 FT dan v = 200 mph

13.Seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.13 dan Video V3.2, gerakan berpusar
sebuah cairan dapat menyebabkan menurunnya permukaan bebas.
Asumsikan bahwa cairan inviscid di dalam sebuah tangki dengan jari-jari R =
1,0 ft berputar cukup kuat untuk menghasilkan suatu permukaan bebas
yang berada pada h = 2,0 ft di bawah permukaan cairan di bagian tepi
tangki pada jarak r = 0,5 ft dari sumbu tengah tangki. Asumsikan juga
kecepatan cairan diberikan oleh V = K/r, di mana K adalah konstanta (a)
Tunjukan bahwa h = k2[(1/r2)]-(1/r2)]/(2g), (b) Tentukan nilai K untuk soal
ini
14.Air mengalir dari katup di lantai pertama sebuah bangunan yang
ditunjukkan pada gambar S3.14 dengan kecepatan maksimum 20 ft/s.
Untuk aliran tunak inviscid, tentukan kecepatan air maksimum yang keluar
dari katup di lantai bawah tanah dan dari katup di lantai kedua (asumsikan
setiap lantai tingginya 12 ft)

15.Air mengalir dari sebuah botol soda yang memiliki lubang seperti yang
ditunjukkan pada Video V3.5 dan Gambar S3.15. Dua arus air yang keluar
dari lubang-lubang berjarak h1 dan h2 di bawah permukaan bebas
berpotongan pada jarak L dari sisi botol. Jika efek viskose diabaikan dan
aliran kuasitunak, tampah bahwa L = 2(h1h2)1/2. Bandingkan hasil ini
dengan data eksperimental yang diukur dari tayangan video yang
dihentikan sejenak di mana dua lubang tersebut terpisah sejarak 2 in

16.Aliran jet udara berkecepatan 100 ft/s melewati sebuah bola seperti
ditunjukkan pada dalam Video V3.1 dan Gambar S3.16. Ketika bola tidak di
sumbu pusat jet, kecepatan udara lebih besar di sisi bola dekat dengan
pusat jet [titik (1)] daripada di sisi lainnya [titik(2)].
Tentukan perbedaan tekanan, p2 – p1 melintasi bola jika V1 = 140 ft/s dan
V2 = 100 ft/s. Abaikan efek-efek gravitasi dan vikos.
17.Perkiraan tekanan yang dibutuhkan oleh sebuah truk pemompa untuk
menembakkan air dari ketinggian jalan menuju atap sebuah bangunan lima
lantai. Sebutkan semua asumsi yang digunakan dan tunjukkan semua
perhitungan.

18.Sebuah nossel selang pemadam kebakaran memiliki diameter 1 1/8 in.


Menurut peraturan pemadam kebakaran, nossel harus dapat mengirimkan
air sekurangnya 250 gal/min. Jika nossel disambungkan pada selang
berdiameter 3 in, berapa tekanan yang harus dijaga tepat di hulu nossel
untuk mengirimkan air dengan laju aliran tersebut

19.Air yang mengalir dari sisi keluaran berdiameter 0,75 in, seperti yang
ditunjukkan pada Video V8.6 dan gambar S3.19, naik setinggi 2.8 inci di atas
sisi keluaran tersebut. Tentukan laju alirannya ?
20.Air soda (dengan sifat yang sama seperti air) mengalir dari sebuah bejana
soda berdiameter 4 in yang mempunyai 3 lubang seperti ditunjukkan pada
Gambar S3.20 (lihat Video 3.5). Diameter setiap arus fluida adalah 0,15 in
dan jarak antarlubang adalah 2 in. Jika efek viskose diabaikan dan kondisi
kuasitunak diasumsikan, tentukan waktu ketika air soda berhenti keluar dari
lubang paling atas. Asumsikan permukaan atas berada 2 in, di atas lubang
paling atas saat t =0. Bandingkan hasil yang Anda peroleh dengan waktu
yang Anda ukur dari video
21.Air yang mengalir dari sebuah pipa atau tangki dipengaruhi oleh gaya
gravitasi dan mengikuti sebuah lintasah melengkung seperti yang
ditunjukkan pada Gambar S3.21 dan Vide V3.5 dan V4.3. Sebuah
pengukuran aliran sederhana dapat dibuat seperti ditunjukkan pada
Gambar S3.21. Pengukur titik yang dipasangkan pada jarak L dari ujung pipa
horizontal diatur untuk menunjukkan bahwa permukaan arus air berjarak x
di bawah keluaran pipa. Tunjukkan bahwa laju aliran dari pipa yang
berdiameter d ini adalah Q = nD2Lg1/2/(25/2x1/2)

22.Seorang mengangkat tangannya keluar jendela mobil yang terbuka


sementara mobil berjalan melewati udara diam dengan kecepatan 65 mph.
Di bawah kondisi atmosfer standar, berapakah tekanan maksimum pada
tangannya? Berapakah tekanan maksimum jika “mobil” tersebut adalah
mobil balap Idy 500 yang berlari dengan kecepatan 220 mph?
23.Pengukur tekanan diferensial yang dipasangkan pada sebuah Pipa
statis(lihat Video V3.4) dikalibrasi untuk menunjukan kecepatan aliran
ketimbang sekedar menunjukkan perbedaan tekanan stagnasi dan tekanan
statik. Kelibrasi dilakukan sedemikian hingga kecepatan yang ditunjukkan
pada pengukur adalah kecepatan fluida sesungguhnya juka fluida yang
mengalir melewati tabung Pipa statik adalah udara pada kondisi permukaan
laut standar. Asumsikan alat yang sama digunakan di dalam air dan
pengukur menunjukkan kecepatan 200 km/s. Tentukan kecepatan air?
24.Angin yang tertiup dengan kecepatan 40 mph melewati rumah anda
bertambah kecepatannya ketika melewati atap. Jika efek ketinggian
diabaikan, tentukan (a) tekanan pada titik di atap di mana kecepatannya 60
mph, jika tekanan di permukaan bebas yang bertiup menuju tumah Anda
adalah 14,7 psia. Apakah efek ini cenderung akan menekan atap rumah
atau akan mengangkat atap?(b)Tentukan tekanan di sebuah jendela yang
menghadap ke arah angin jika jendela dianggap sebagai titik stagnasi
25.Air mengalir secara tunak ke bawah melalui pipa, seperti ditunjukkan pada
Gambar S3.25. Efek viskose diabaikan, dan pengukur tekanan menunjukkan
bahwa tekanan adalah nol pada titik (1). Tentukan laju aliran dan tekanan
pada titik(2)

26.Jet cairan berdiameter kecil dengan tekanan sangat tinggi dapat digunakan
untuk memotong berbagai bahan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
S3.26. Jika efek viskose diabaikan, perkirakan tekanan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan jet air berdiameter 0,10 mm dengan kecepatan 700
m/s. Tentukan laju alirannya?
27.Udara dialirkan ke dalam sebuah terowongan angin yang digunakan untuk
menguji mobil seperti ditunjukkan pada Gambar S3.27. (a) Tentukan
pembacaan manometer, h, jika kecepatan di seksi uji adalah 60 mph.
Perhatikan bahwa pendapat kolom minyak setinggi 1 m di atas air dalam
manometer tersebut. (b) Tentukan perbedaan antara tekanan stagnasi di
depan mobil dan tekanan di seksi uji

28.Sejenis burung mampu berenang menyelam dalam air sama baiknya


dengan ketika terbang di udara. Berapakah kecepatan berenang di dalam
air yang akan menghasilkan tekanan dinamik yang sama besarnya dengan
tekanan dinamik ketika burung tersebut terbang di udara dengan kecepatan
40 mph?
29.Sebuah tangki terbuka yang besar berisi suatu lapisan minyak yang
mengapung di atas air seperti ditunjukkan pada Gambar S3/29. Aliran tunak
dan inviscid. (a)Tentukan ketinggian, h, yang dicapai oleh air yang
memancar (b) Tentukan kecepatan air di dalam pipa (c) Tentukan tekanan
di pipa horizontal
38.Aliran melingkar dari air yang keluar dari sebuah keran terlihat mengucur
dari diameter 20mm menjadi 10 mm pada jarak 50cm. Tentukan laju
alirannya
39.Air tersebut dari sebuah tangki seperti ditunjukkan pada Gambar S3.39.
Barometer air menunjukkan pembacaan sebesar 30,2 ft. Tentukan besarnya
d maksimum yang memungkinkan tidak terjadi kavitasi. Perhatikan bahwa
tekanan uap di dekat ujung penutup barometer sama dengan tekanan uap

40.Sebuah fluida
41.Sebuah pembersih vakum (vacuum cleaner) dapat menghasilkan tekanan
vakum sebesar 2 kPa dalam selangnya. Berapakan kecepatan di dalam
selang tersebut?
42.Air dari sebuah kerang mengisi gelas berukuran 16 in ( volumenya = 28,9
in3) dalam waktu 10 detik. Jika diameter jet yang keluar dari keran adalah
0,60 m, tentukan diameter jet ketika menabrak permukaan di dalam gelas
yang letaknya 14m di bawah keran?

43.Sebuah selang plastik lentur sepanjang 10m dengan diameter dalam 20mm
digunakan untuk mengeringkan kolam seperti yang ditunjukkan pada
Gambar S3.43. Jika efek viskose dapat diabaikan, berapakah laju aliran dari
dalam kolam?
44.Karbon dioksida mengalir dengan laju 1,5 m2/s dari sebuah pipa
berdiameter 3 in, di mana tekanan dan temperaturnya masing-masing
adalah 20 psi (gege) dan 120 oF ke dalam pipa berdiameter 1,5m. Jika efek
viskose dapat diabaikan dan diasumsikan konisinya tak mampu-mampat,
tentukan tekanan di pipa yang lebih kecil
45.Minyak dengan gravitasi jenis 0,83 mengalir di dalam pipa seperti yang
ditunjukkan pada Gambar S3.45
Jika efek viskose dapat diabaikan, berapakah laju alirannya ?
46.Air mengalir secara tunak dari sebuah tangki terbuka dan dikeluarkan ke
atmosfer melalui pipa berdiameter 3 in, seperti ditunjukkan pada Gambar
S3.46. Tentukan diameter, d, di penampang yang menyempit pipa pada A,
jika tekanan pengukuran pada A dan B menunjukkan tekanan yang sama.

47.Temukan laju aliran melalui pipa pada Gambar S3.47

48.Air mengalir secara tunak dengan efek viskosj yang dapat diabaikan melalui
pipa seperti ditunjukkan pada Gambar S3.48. Diketahui bahwa bagian
tabung berdinding tipis berdiameter 4 in akan rusak jika tekanannya
menjadi kurang dari 10 psi di bawah tekanan atmosfer. Temukan besar h
maksimum tanpa merusak tabung tersebut
49.Untuk perbesaran pipa seperti yang ditunjukkan pada Gambar S3.49,
tekanan pada penampang (1) dan (2) masing-masing adalah 56,3 dan 58,2
psi. Tentukan laju aliran berat bensin di dalam pipa tersebut.

50.Air dipompa dari sebuah danau melalui pipa berdiameter 8 in, dengan laju
10 ft3/s. Jika efek viskose dapat diabaikan, berapakah tekanan di pipa hisap
(pipa di antara danau dengan pompa) pada ketinggian 6ft di atas danau?
51.Udara mengalir melalui kanal venturi dengan penampang segiempat seperti
yang ditunjukkan pada Video V3.6 dan Gambar S3.51. Lebar kanal tetap
sebesar 0,06 m dan ketinggian pada sisi keluar 0,04 m. Efek
Efek kemampu-mampatan dan viskose dapat diabaikan (a) Tentukan laju
aliran saat air terhisap ke atas setinggi di dalam tabung kecil yang
dihubungkan dengan lubang tekanan statik pada bagian lebar di masa
ketinggian kanal 0,02 m (b) Tentukan ketinggalan kanal, h2, pada bagian (2)
di mana untuk laju aliran yang sama seperti pada bagian (a) air terhisap naik
sampai 005 m (c) Tentukan tekanan yang dibutuhkan pada bagian (1) untuk
menghasilkan aliran ini

52.Cairan inviscid, tak mampu mampat mengalir secara tunak dari sebuah
tangki bertekanan yang besar seperti ditunjukkan pada Gambar S3.52.
Kecepatan pada aliran keluar adalah 40 ft/s. Tentukan gravitasi jenis dari
cairan di dalam tangki
53.Udara (diasumsikan tanpa gesekan dan tak mampu-mampat) mengalir
secara tunak melalui peralatan seperti ditunjukkan pada Gambar S3.53.
Kecepatan keluarnya 100 ft/s dan tekanan diferensial melintasi misalnya
adalah 6 lb/ft2. (a) Tentukan bacaan, h, untuk manometer berisi air yang
dihubungkan dengan tabung pitot (b) Tentukan diameter, d, dari nossel

54.Sistem irigasi tumpuan tengah yang ditunjukkan pada gambar S3.54


menyediakan air secara seragam di seluruh padang lingkaran. Air mengalir
melalui pipa pemasok biasa dan keluar melalui 10 buah nossel yang disusun
berjarak sama. Air di setiap nossel akan mengaliri lintasan selebar 30 ft
sebagaimana yang ditunjukkan gambar. Jika efek viskose dapat diabaikan,
tentukan diameter setiap nossl, d1 i = 1 sampai 10, dalam diameter, d13,
nossel terluar dari lengan pipa pemasok

55.Udara mengalir secara tunak melalui kanal segiempat yang mengecil dan
membesar dengan lebar yang konstan seperti ditunjukkan pada Gambar
S3.55 dan Video V3.6 .Lebar dari kanal pada sisi keluar dari kecepatan
keluar masing-masin adalah H0 dan V0. Kanal tersebut akan dibuat
bentuknya sedemikian sehingga jarak d, di mana ar dihisap ke dalam
tabung-tabung yang terhubung dengan lubang tekanan statik sepanjang
dinding kanal, adalah linier terhadap jarak sepanjang kanal. Maksudnya, d =
(dmax.L)x di mana L adalah panjang kanal dan dmax adalah kedalaman
maksimum air (pada ketinggian kanal minimum; x = L). Tentukan ketinggian,
H(x), sebagai fungsi dari x dan parameter penting lainnya

56.Udara mengalir melalui pipa horizontal dengan diameter yang berubah, D =


D(x), pada laju 1,5 ft2x. Distribusi tekanan statik diperoleh dari 12 tabung
tekanan stati sepanjang dinding pipa seperti ditunjukkan di bawah. Plot
diameter pipa, D(x), jika diameter pada
x = 0 adalah 1, 2, atau 3 in. Abaikan efek viskose dan kemampu-mapanan

57.Lubang ventilasi pada tangki yang ditunjukkan pada Gambar S3.57 ditutup
dan tangki diberi tekanan untuk meningkatkan laju aliran. Berapa tekanan,
p1 yang diperlukan untuk menghasilkan laju aliran dua kali lipat
perbandingkan dengan jika lubang ventilasi dibuka?

58.Air mengalir secara tunak melalui tangki-tanki yang ditunjukkan pada


Gambar 3.58. Tentukan kedalaman air, h

59.Udara pada 80oF dan 14,7 psia mengalir ke dalam tangki yang ditunjukkan
pada Gambar S3.59. Tentukan laju aliran dalam ft2/s, dan slag/s. Asumsikan
aliran tak mampu-mampat
60.Air mengalir dari tangki yang besar seperti ditunjukkan pada Gambar S3.60.
Tekanan atmosfer adalah 14,5 psia dan tekanan uap adalah 1,60 psia. Jika
efek viskose diabaikan, berapa ketinggian, h, di mana kavitasi akan mulai
terjadi? Untuk menghindari kavitasi, apakah besar D1 harus ditambah atau
dikurangi? Untuk menghindari kavitasi, apakah besar D2 harus ditambah
atau dikurangi? Jelaskan

61.Air mengalir ke dalam wastafel seperti yang ditunjukkan pada Gambar s3.61
dan Video V5.1 dengan laju aliran 2 gal/min. Jika lubang kuras ditutup, air
akhirnya akan mengalir melalui lubang-lubang kuras aliran lebih dan tidak
melimpah keluar melalui tepi wastafel. Berapa banyak lubang kuras
berdiameter 0,4 in yang dibutuhkan untuk memastikan agar air tidak
melimpah keluar dari wastafel? Abaikan efek viskos
62.Berapa tekanan, p1/3, yang diperlukan untuk menghasilkan laju aliran 0.09
ft3/s dari tangki yang ditunjukkan pada Gambar S3.62?

63.Laboratorium yang menangani bahan berbahaya sering kali diatur


tekanannya agar lebih rendah daripada tekanan sekelilingnya sehingga
kontaminasi dapat disaring melalui sebuah sistem buang dan tidak bocor
melalui celah di sekeliling pintu, dan lain-lain. Jika tekanan di ruangan
seperti itu adalah 0,1 in, air di bawah ruangan-ruangan yang
mengelilinginya, dengan ekcepatan berapa udara akan masuk ke dalam
ruangan melalui suatu celah terbuka? Asumsikan bahwa efek viskose dapat
diabaikan.
64.Air disedot dari tangki yang ditunjukkan pada Gambar S3.64. Tentukan laju
aliran dari tangki tersebut dantekanan-tekanan pada titik (1), (2), dan (3)
jika efek viskose dapat diabaikan

65.Ulangi soal 3.64 jika nossel berdiameter 1 letakan pada ujung tabung
66.Tentukan bacaan manometer, h, untuk aliran yang ditunjukkan pada
Gambar S3.66

67.Gravitasi jenis dari fluida manometer yang ditunjukkan pada Gambar S3.67
adalah 1.07. Tentukan laju aliran volume, Q, jika alirannya inviscid dan tak
mampu mampat serta fluida yang mengalir adalah (a) air (b) bensin, atau (c)
udara pada kondisi standar

68.Bahan bakar JP-4 (SG = 0,77) mengalir melalui Venturi meter seperti yang
ditunjukkan pada Gambar S3.68 dengan keceaptan 15 ft/s di dalam pipa
beerdiameter 6 in. Jika efek viskose dapat diabaikan, tentukan ketingian

69.
k, dari bahan bakar pada tabung terbuka yang di sambungkan dengan lebar
Venturi meter.
70.Ulangi soal 3,68 jika fluida yang mengalir bukannya bahan bakar JP-4
melainkan air

71.Udara pada kondisi standar mengalir melalui cerobong pengering silinder


seperti ditunjukkan pada Gambar S3.70. Jika efek viskose dapat diabaikan
dan bacaan manometer miring yang berisi air adalah 20 mm seperti yang
ditunjukkan, tentukan laju alirannya

72.Air yang dianggap sebagi fluida inviscid, tak mampu-mampat, mengalir


secara tunak seperti yang ditunjukkan pada Gambar S3.71. Tentukan h.
73.Tentukan laju aliran melalui ofiris terendam yang ditunjukkan pada Gambar
S3.72, jika koefisien kontradiksi adalah C1 = 0,63
74.Tentukan laju aliran melalui Venturi meter yang ditunjukkan pada Gambar
S3.73, jika terdapat kondisi yang ideal.
75.Berapakah laju aliran yang melalui Venturi meter pada soal 3.73 yang akan
menyebabkan kavitasi mulai terjadi, jika p1 = 275 kPa (gage), tekanan
atmosfer 101 kPa (abs), dan tekanan uap 3,6 kPa (abs)

76.Berapa diameter lubang orifis, d, yang diperlukan jika di bawah kondisi ideal
laju aliran melalui orifis meter yang ditunjukkan pada Gambar S3.75 adalah
sebesar 30 gal/min air laut dengan p1 – o2 = 2,37 lb/in2.7 Koefisien
kontraksi diasumsikan sebesar 0,63
77.Suatu alat kuno untuk mengukur waktu di tunjukkan pada Gambar S3.76.
Bejana dengan sumbu simetris dibentuk sedemikian hingga ketinggian
permukaan air berkurang dengan laju yang konstan. Tentukan bentuk
bejana, R = R(z), jika ketinggian air akan berkurang dengan laju 0,10 m/jam
dan lubang keluar berdiameter 5,0 mm. Alat ini beroperasi selama 12 jam
tanpa perlu diisi ulang. Buat gambar skala dari bentuk bejana tersebut
77.Lubang kecil terbentuk di bagian dasar dari perahu yang diam seperti yang
ditunjukkan pada Gambar S3.77. Perkirakan lamanya waktu yang
dibutuhkan sampai perahu tersebut tenggelam. Sebutkan selurus asumsi
dan tunjukkan semua perhitungan.

78.Tangki bulat dengan diameter D mempunyai lubang pengeluaran


berdiameter d pada dasarnya. Lubang ventilasi pada bagian atas tangki
menjaga tekanan atmosfer pada permukaan cairan di dalam tangki.
Alirannya kuasi-tunak dan inviscid, ,serta tangki mula-mula terisi penuh oleh
air. Tentukan kedalaman air sebagai fungsi dari waktu, h = h(1), dan plot
grafik dari h(1) untuk tangki berdiameter 1, 5, 10, dan 20 ft jika d = 1 in
79.Sebuah timer murah akan dibuat dari sebuah corong seperti ayng
ditunjukkan pada gambar S3,79 Corong tersebut diisi dengan air dan
sumbatnya dibuka pada saat t = 0 untuk mengalirkan air keluar. Tanda-
tanda dibuat pada dinding corong, untuk menunjukkan selang waktu
selama 15 detik, mulai dari 0 sampai 30 menit ( saat di mana corong
menjadi kosong). Jika lubang keluar corong, berdiameter d = 0,1 in, buatlah
gambar skala corong dengan tanda-tanda waktunya untuk sudut-sudut O =
30, 45, dan 60. Ulangi soal tersebut jika diameternya diubah menjadi 0.05 in
80.Luas permukaan, A, dari sebuah kolam yang ditunjukkan pada Gambar
S3.80 berubah menurut kedalaman airnya, h, seperti ditunjukkan pada
tabel. Pada saat t = 0, sebuah katup dibuka dan kolam dapat dikuras melalui
sebuah pipa berdiameter D, jika efek viskose dapat diabaikan dan
diasumsikan kondisinya kuasi-tunak, pilot kedalaman air sebagai fungsi
waktu sejak katup dibuka (i = 0) sampai kolam terkuras untuk pipa-pipa
berdiameter D 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, 2,5, dan 3,0 ft. Asumsikan h = 18ft pada t=0

81.Air mengalir melalui pipa bercabang seperti ditunjukkan pada Gambar


S3.81. Jika efek viskose dapat diabaikan, tentukan pada bagian (2) dan
tekanan pada bagian (3)
82.Air mengalir melalui pipa bercabang horizontal seperti ditunjukkan pada
Gambar S3.82 dengan laju aliran 10 ft2/s. Jika efek viskose pada diabaikan,
tentukan kecepatan air pada bagian (2), tekanan pada bagian (3) dan laju
aliran pada bagian (4)

83.Air mengalir dari tangki besar melalui sebuah pipa besar terbagi menjadi
dua pipa kecil seperti ditunjukkan pada Gambar S3.83. Jika efek viskose
dapat diabaikan, tentukan laju aliran dari tangki dan tekanan pada titik (1)

84.Air mengalir melalui fitting-Y seperti ditunjukkan pada Gambar S3.84. Jika
laju aliran dan tekanan di dalam pipa (1) adalah q1 = 2,3 ft3/s dan p1 =
50lb/in2, tentukan tekanan, p2 dan p3, di pipa (2) dan (3) dengan asumsi
bahwa laju aliran terbagi sama besar antara pipa (2) dan (3)
85.Air mengalir dari pipa seperti ditunjukkan pada Gambar S3.85 sebagai
sebuah jet bebas dan menumbuk pelat dasar bundar. Geometri aliran
adalah simetris terhadap sumbu. Tentukan laju aliran dan bacaan
manometer, H.
86.Udara, yang diasumsikan tak mampu-mampat dan inviscid, mengalir ke
dalam pemanggang masakan melalui sembilan lubang berdiameter 0,40 in,
seperti ditunjukkan pada gambar S3.86. Jika laju aliran adalah 40 in3/s ke
dalam pemanggang tersebut dibutuhkan untuk menjaga kondisi memasak
yang tepat, tentukan tekanan di dalam pemanggang di dekat lubang-
lubangnya.

87.Sebuah sumbat kerucut digunakan untuk mengatur aliran udara dari sebuah
pipa seperti ditunjukkan pada Gambar S3,87. Udara meninggalkan tepi
ujung kerucut dengan ketebalan seragam 0,02m. Jika, efek
dengan menggunakan persamaan-persamaan Bernoulli dan kontinuitas.
Namun, tunjukkan bahwa hanya dua dari penyelesaian-penyelesaian ini
yang masuk akal. Tentukan besarnya nilai-nilai tersebut.
93.Laju aliran di kanal air kadang-kadang ditentukan dengan menggunakan alat
yang disebut saluran Venturi (Venturi flume). Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar S5.93, alat ini terdiri dari sebuah gundukan di dasar kanal. Jika
permukaan air turun sejarak 0,07 m untuk kondisi yang ditunjukkan pada
gambar, berapakah laju aliran persatuan lebar kanal? Asumsikan bahwa
kecepatannya seragam dan efek viskose dapat diabaikan

94.Air mengalir dalam kanal segiempat yang lebarnya 2,0 m seperti


ditunjukkan pada Gambar S3.94. Kedalaman di hulu 70mm. Permukaan air
naik 40 mm ketika melewati suatu bagian di mana dasar akan naik 10mm.
Jika efek viskose dapat diabaikan, berapakah laju alirannya?

95.Air mengalir di bawah pintu bendungan miring seperti ditunjukkan pada


Gambar S3.95. Tentukan laju aliran jika lebar pintu 8 ft.
96.Air mengalir dari sebuah pipa vertikal berdiameter 0,15 m dengan laju 0,2
m3/s dan tekanan 200 kPa pada ketinggian 25m. Tentukan head kecepatan
dan head tekanan pada ketinggian 20 dan 55 m
97.Gambarkan garis energi dan garis tingkat hidrolik untuk aliran yang
ditunjukkan pada soal 3.64
98.Gambarkan garis energi dan garis tingkat hidrolik untuk aliran yang
ditunjukkan pada soal 3.60
99.Gambarkan garis energi dan garis tingkat hidrolik untuk aliran yang
ditunjukkan pada soal 3.65
100. Air mengalir menaiki lereng seperti ditunjukkan pada Gambar S3.100
dengan kehilangan energi akibat efek viskose yangdapat diabaikan.
Kedalaman di hulu dan kecepatannya tetap pada h1 = 0,3 m dan V1 = 6 m/s.
Plotlah grafik dari kedalaman di hilir, h2, sebagai fungsi dari ketinggian
lerang, H, untuk 0 < H < 2 m. Perhatikan bahwa untuk setiap nilai H terdapat
tiga penyelesaian namun tidak seluruhnya masuk akal.

101. Soal ini berkaitan dengan distribusi tekanan antara dua pelat lingkaran
sejajar. Untuk mengerjakan soal ini ,klik di sini pada buku elektronik
102. Soal ini berkaitan dengan kalibrasi pengukur aliran jenis nossel. Untuk
mengerjakan soal ini ,klik di sini pada buku elektronik
103. Soal ini berkaitan dengan tekanan di sebuah kanal dua dimensi. Untuk
mengerjakan soal ini ,klik di sini pada buku elektronik
104. Soal ini berkaitan dengan penentuan laju aliran di bawah pintu
bendungan sebagai fungsi dari kedalaman air. Untuk mengerjakan soal ini
,klik di sini pada buku elektronik
(Efek ketidakhorizontalan aliran dapat disatukan dengan mudah dengan
menyertakan perubahan ketinggian, z1 – z2, ke dalam persamaan Bernoulli)
Jika kita mengasumsikan profil kecepatan uniform pada potongan (1)
dan (2), persamaan kontunitas (Persamaan 3.19) dapat ditulis sebagai
Q = A1 V1 = A2 V2
di mana A2, adalah luas aliran yang kecil (A2 < A1) pada potongan (2).
Kombinasi dari kedua persamaan ini menghasilkan laju aliran teoritis
sebagai berikut:
Q = A2 2(p1 – p2)
P[1 – (A2/A1)2] (3.20)
Jadi, untuk sebuah geometri aliran yang diketahui (A1 dan A2) laju aliran
dapat ditentukan jika perbedaan tekanan, p1 – p2, terukur. Laju aliran yang
terukur sebenarnya akan lebih kecil daripada hasil teoritis ini karena
sebagai perbedaan antara “dunia nyata” dan asumsi-asumsi yang digunakan
dalam penurunan Persamaan 3.20. Perbedaan-perbedaan ini (yang cukup
konsisten dan dapat mencapat sekecil-kecilnya 1 sampai 2% atau sebesar-
besarnya 40%, tergantung dari geometri yang digunakan) dibahas pada Bab
8

CONTOH 3.11
Kerosen (SG = 0,85) mengalir melalui Venturi meter yang ditujukkan pada
Gambar C 3.11 dengan lajualiran antara 0,005 dan 0,050 m3/s. Tentukan
kisaran perbedaan tekanan , p1 – p2, yang diperlukan untuk mengukur laju
aliran

Anda mungkin juga menyukai