Anda di halaman 1dari 7

PERSAMAAN – PERSAMAAN GERAK

1. PERSAMAAN MOMENTUM
Untuk suatu fluida, hukum massa dikalikan percepatan sama dengan jumlah dari gaya-
gaya yang dinyatakan per satuan volume, dengan densitas menggantikan massa, maka
kita dapat tulis:

x: ....................... (1.1)

y: ...................... (1.2)

z: ....................... (1.3)

dimana adalah parameter Coriolis, adalah kebalikan dari


parameter coriolis, adalah densitas, p adalah tekanan, g adalah gravitasi dan
menyatakan stress normal dan shear oleh gesekan.

Percepatan tidak diukur dengan laju perubahan dalam kecepatan pada lokasi tetap tetapi
oleh perubahan dalam kecepatan suatu partikel fluida sewaktu ia bergerak bersama

aliran, turunan waktu dalam komponen percepatan, , , dan , terdiri dari

kedua laju perubahan waktu lokal dan disebut suku-suku advektif.

.......................................................... (1.4)

Karena sumbu x, y, dan z lurus dengan arah ke timur, ke utara dan ke atas,kerangka
referensi yang kita pilih membentuk sistem koordinat kurvilinier, maka persamaan
diatas (1.1 – 1.3) menjadi:

................................. (1.5)

................................. (1.6)

1
................................. ( 1.7)

dimana adalah garis lintang dan r adalah jarak ke pusat bumi (planet atau bintang)

2. PERSAMAAN KEKEKALAN MASSA


Massa adalah kekal, ketidakseimbangan antara konvergensi dan divergensi dalam tiga
arah spasial harus diterjemahkan ke dalam suatu kompresi atau ekspansi lokal fluida.

................................................ (2.1)

Persamaan ini sering disebut persamaan kontinuitas

3. PERSAMAAN ENERGI
Satu persamaan tambahan yang masih diperlukan untuk melengkapi deskripsi dari
sistem persamaan gerak adalah persamaan energi.
Hukum pertama thermodinamika menyatakan bahwa energi internal yang diterima oleh
suatu parsel materi sama dengan panas yang diterimanya dikurangi kerja mekanika
yang dilakukan, per satuan massa dan satuan waktu, kita tuliskan:

............................................................................................. (3.1)

dimana e = cv T adalah energi internal per satuan massa, Q adalah laju panas yang
diterima per satuan massa dan v = 1/ρ adalah volume spesifik. Dalam pernyataan untuk
e, cv adalah kapasitas panas dalam volume konstan dan T adalah temperatur absolut.
Oleh karena fluida geofisika biasanya tidak mengandung sumber-sumber panas
internal, panas yang didapat atau diterima oleh suatu parsel, adalah hasil dari difusi
lateral. Menggunakan Hukum Fourier, kita tuliskan ρQ = k 2
T, dimana k adalah
konduktivitas thermal dari fluida. Persamaan (3.1) akan menjadi :

...................................................................... (3.2)

yang, dengan eliminasi dengan persamaan kontinuitas (2.1), dapat juga dituliskan

sebagai :

2
............................................. (3.3)

Ini adalah persamaan energi.

4. PERSAMAAN KEADAAN
Untuk setiap fluida, rapat massa adalah sebagai fungsi dari tekanan dan temperatur :
. Bentuk khusus dari persamaan keadaan ini secara gampang menyatakan
bagaimana rapat massa bertambah dibawah tekanan dan bervariasi dengan suhu. Untuk
selanjutnya kita perlu membedakan antara udara dan air.

Udara kering di atmosfer berkelakuan kurang lebih sebagai gas ideal, dengan demikian
kita menuliskan :

........................................................................................ (4.1)

dimana R = Cp – Cv dan Cp adalah kapasitas panas pada tekanan tetap (Cp = 1005
m2/det2.K, Cv = 718 m2/det2.K dan R = 287 m2/det2.K pada suhu dan tekanan biasa. K
= derajat Kelvin)
Oleh karena air adalah hampir ”in compressible”, tidak dapat ditekan, maka densitasnya
dapat dipandang sebagai tidak bergantung pada tekanan. Pada segi lain, densitas air laut
dipengaruhi tidak hanya oleh temperatur (air yang lebih panas adalah lebih ringan),
tetapi juga oleh salinitas (air yang garamnya lebih banyak adalah lebih berat). Pada
pendekatan pertama, suatu persamaan keadaan linier dapat dituliskan :
............................................ (4.2)

dimana T adalah temperatur dan S adalah salinitas (dalam gram garam per kilogram air
laut, yaitu dalam bagian per mil, dinyatakan oleh ‰) . Tetapan-tetapan , T0 dan S0
adalah nilai referensi dari masing-masing densitas, temperatur dan salinitas, sedangkan
α adalah koefisien dari ekspansi thermal dan β disebut dengan analogi, koefisien dari
kontraksi garam

Hal ini memperkenalkan variabel tambahan, yaitu salinitas. Suatu ”budget” (anggaran)
garam lokal menghasilkan persamaan berikut :

3
....................................................................................... (4.3)

yang menyatakan bahwa parsel-parsel air laut mengawetkan (conserve) kandungan


garamnya kecuali dalam hal difusi. Koefisien Ks adalah koefisien difusi garam.

Perangkat persamaan gerak kita sekarang adalah lengkap. Untuk udara (atau tiap gas
ideal) ada 6 variabel (u, v, w, p, ρ dan T) dimana kita mempunyai tiga persamaan
momentum, suatu persamaan kontinuitas, suatu persamaan energi dan suatu persamaan
keadaan . Untuk air laut, terdapat tujuh variabel (u, v, w, p, ρ, T dan S) dimana kita
mempunyai persamaan – persamaan momentum, kontinuitas dan persamaan-persamaan
energi, persamaan keadaan dan persamaan garam. Untuk zat cair yang lain atau apabila
variasi salinitas tidaklah penting, persamaan terakhir dapat diabaikan dan
ketergantungan salinitas dapat dikeluarkan dari persamaan keadaan.

5. PERSAMAAN EULER
Pendekatan utama adalah mengganggap bahwa fluida itu sempurna. Dalam kasus ini
gaya-gaya gesekan adalah nol dan gaya-gaya yang bekerja hanya terdiri dari gaya
gravitasi dan gaya tekanan. Dalam sistem tiga sumbu OX, OY, dan OZ, dimana OZ
dianggap vertikal, maka momentum sepanjang sumbu OX adalah sebagai berikut:

................................... (5.1)

4
Dua persamaan serupa dapat ditulis dalam arah Oy, dan OZ. Persamaan-persamaan ini
disebut persamaan-persamaan Euler.

6. APROKSIMASI BOUSSINESQ
Persamaan-persamaan yang didapatkan dalam pembahasan sebelumnya sudah memuat
sejumlah aproksimasi penyederhanaan (seperti pemakaian koordinat Cartesian lokal).
Namun, seperti ditampilkan persamaa-persamaan tersebut masih terlalu rumit untuk
menjelaskan dinamika fluida. Penyederhanaan selanjutnya bisa didapatkan oleh apa
yang disebut Aproksimasi Boussinesq tanpa kehilangan ketelitian yang berarti.

Dalam kebanyakan sistem geofisika, densitas fluida berubah-ubah, tetapi tidak besar,
disekitar nilai rata-rata. Misalnya, temperatur, dan salinitas rata-rata di laut adalah
T = 40C dan S = 34,7 0/00, sesuai dengan suatu densitas = 1028 kg/m3 pada tekanan
pernukaan.

Aproksimasi Boussinesq, berakar dari asumsi bahwa densitas tidak menyimpang


banyak dari nilai rata-rata, membolehkan kita menggantikan densitas yang tidak
eksak dengan nilai referensinya dimana saja, kecuali di depan percepatan gravitasi
dan dalam persamaan energi, yang menjadi suatu persamaan yang mengendalikan
variasi densitas.

7. BILANGAN - BILANGAN ROSSBY DAN EKMAN


Suku-suku dari persamaan-persamaan momentum horizontal dalam bentuk akhirnya
adalh sebagai berikut:

........................... (7.1)

........................... (7.2)

.......................... (7.3)

5
Menurut definisi, dinamika fluida geofisika menangani gerakan-gerakan fluida dimana
rotasi adalah faktor penting. Pembagian oleh untuk mengukur pentingnya semua
suku-suku lain relatif terhadap suku Coriolis, menghasilkan urutan perbandingan-
perbandingan tidak berdimensi seperti berikut :

Perbandingan pertama,

............................................................................ (7.4)

disebut Bilangan Rossby temporal. Bilangan tersebut membandingkan laju perubahan


waktu lokal dari kecepatan dengan gaya Coriolis pada orde satu atau kurang.

........................................................................... (7.5)

Sebagai aturan umum, karakteristik aliran-aliran geofisika bervariasi sangat besar


dengan nilai-nilai bilangan Rossby.
Bilangan terakhir, yang mengukur pentingnya gesekan relatif,

........................................................................ (7.6)

disebut bilangan Ekman. Nilai eksperimennya adalah Ω = 4 s-1, H = 20 cm dan v


(air) = 10-4 m-4 /s, menghasilkan Ek = 6 x 10-6

Dalam dinamika fluida non rotasi biasa membandingkan gaya-gaya innersial dan
friksional dengan mendefinisikan bilangan Reynold, Re. Yang penting, gaya-gaya
inersial dan friksional tidaklah diperbandingkan satu sama lain, sebagai gantinya
masing-masing diperbandingkan dengan gaya Coriolis, meghasilkan masing-masing
bilangan-bilangan Rossby dan Ekman.

6
........................ (7.7)

Anda mungkin juga menyukai