Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN X

KEHILANGAN ENERGI AKIBAT GESEKAN FLUIDA PADA PIPA


HALUS

10.1 TUJUAN PERCOBAAN


Untuk menentukan hubungan antara tinggi kehilangan (head loss) karena
gesekan fluida dan kecepatan fluida pada pipa halus dan memperkiran kan tinggi
kehilangan dengan persamaan gesekan pipa (pipe friction equation).

10.2 DASAR TEORI


Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran, dan
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Atau lebih kecil
dari tekanan atmosfer. Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zatcair dari
satu tempat ketempat yang lain.
Jaringan pipa adalah pipa-pipa yang saling berhubungan yang menjadi laluan
aliran kesuatu lubang keluar tertentu yang dapat dating dari beberapa rangkaian.
Sistem perpipaan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:pipa hubungan seri,
pipa hubungan parallel, dan pipa bercabang.
Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas (pipa, saluran terbuka atau
bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan
aliran karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebu takan menyebabkan
terjadinya kehilangan energy selama pengaliran.
Kehilangan energy disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa.
Kehilangan energy oleh gesekan disebabkan karena cairan atau fluida mempunyai
kekentalan, dan dinding pipa tidak licin sempurna.
Koefisien gesekan pipa tergantung pada parameter aliran. Apabila pipa adalah
hidrolis halus parameter tersebut adalah kecepatan aliran diameter pipa dan
kekentalan zat cair dalam bentuk angka Reynolds. Berdasarkan penel Koefisien
gesekan pipa tergantung pada parameter aliran. Apabila pipa adalah hidrolis halus
parameter tersebut adalah kecepatan aliran diameter pipa dan kekentalan zat cair
dalam bentuk angka Reynolds. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Blasius, Dia
mengemukakan rumus gesekan f untuk pipa halus dalam bentuk :

102
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos
(μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu.Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar dan turbulen.
Selain itu ada yang dinamakan dengan Persamaan Empiris pada molekul fluida.
Rumus empiris atau persamaan Empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam satu molekul. Bisa dikatakan
juga rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dalam dari suatu senyawa.
Selain itu, Koefisien Gesek juga sangat mempengaruhi pada sebuah pipa
Koefisien Gesek merupakan gesek statis yang dihasilkan dari sebuah gaya
yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekanmaksimum
antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis
dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn.
Dengan mengetahui Koefisien gesek, maka kita akan mengetahui berapa
kehilangan energi pada pipa tersebut.itian yang dilakukan Blasius, Dia
mengemukakan rumus gesekan f untuk pipa halus dalam bentuk :

Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos
(μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Selain itu ada yang dinamakan dengan
Persamaan Empiris pada molekul fluida.

Rumus empiris atau persamaan Empiris adalah rumus yang menyatakan


perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam satu molekul. Bisa dikatakan
juga rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dalam dari suatu senyawa.
Selain itu, Koefisien Gesek juga sangat mempengaruhi pada sebuah pipa

Koefisien Gesek merupakan  gesek statis yang dihasilkan dari sebuah gaya


yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekanmaksimum
antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien

103
gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Dengan mengetahui Koefisien
gesek, maka kita akan mengetahui berapa kehilangan energi pada pipa tersebut.

Persamaan Darcy-Weisbach
Fluida yang dialirkan melalui pipa bias berupa zat cair atau gas. Tekanannya
biasa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfir (aliran tertutup). Fluida yang
mengalir di dalam bidang batas akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan
pada seluruh medan aliran akibat adanya kekentalan fluida (viscosity). Tegangan
geser (τo) tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energy sepanjang
pengaliran. Untuk aliran mantap pada penampang pipa yang seragam tegangan geser
yang terjadi sepanjang pipa adalah konstan.

Gambar1. Penurunan rumus Darcy-Weisbach

Pada Gambar di atas, dengan mengaplikasikan persamaan Bernaulli untuk


aliran riil untuk penampang 1 dan 2 pada Gambar diatas dapat dituliskan sebagai
berikut:

…………………………………………1
Total tinggi kehilangan (head loss) sepanjang pipa umumnya disebabkan
gesekan (friction) dan disimbolkan hf.
Laju tinggi kehilangan atau gradient tenaga adalah:
104
………………………………………………………………………2
Untuk V1 = V2, maka persamaan (1) diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

……………………………………………………..3
Gaya-gaya yang bekerja pada zat cair adalah gaya tekanan pada kedua
penampang, gaya berat dan gaya gesekan. Dengan menerapkan Hukum Newton II
untuk gaya-gaya tersebut akan didapat:

…………………………………..…4

Kedua ruas dibagi dengan γ A dan L Sin θ = Z1-Z2, sehingga:

………………………………………………….5

……………………………………………………………………6

Untuk pipa lingkaran: R = A / P = D / 4 , sehingga persamaan (6) diatas dapat


dituliskan sebagai berikut:

…………………………………………………………………..7

Dengan memasukkan factor gesekan fluida:

Persamaan (7) diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

………………………………………………………………...8
Dimana: hf=Kehilangan energy akibat gesekan fluida (m)

105
f =Koefisien gesekan (Darcy-Weisbach)
L = Panjang pipa (m)
D =Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/dtk)
g =Percepatan gravitasi ( ~ 9,81 m/dtk2)

Persamaan (8) disebut dengan persamaan Darcy-Weisbach untuk kehilangan


energi akibat gesekan fluida pada aliran dalam pipa.
Koefisien gesekan f, untuk aliran turbulen dapat ditentukan dari fungsi
kekasaran relative e/D dan Bilangan Reynold R = VD/ υ . Sedangkan e adalah
kekasaran mutlak dari pipa.
Persamaan Hagen Pouiseuille untuk aliran laminar (Re ≤ 2000) adalah:

………………………………………………………………9
Atau nilai koefisien gesekan pada persamaan (8) adalah f = 64/Re
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Blasius (1913) mengemukakan
rumus koefisien gesekan f untuk pipa halus (smooth pipes) dalam bentuk:

………………………………………………………………...10
Persamaan (10) berlaku untuk kondisi aliran 4000 ≤ Re ≤105

Prandtl dan Nikuradze untuk pipa dengan kekasaran halus artificial membagi
tiga daerah aliran turbulen:
 Daerah turbulen halus (smooth turbulent zone) yang mana nilai koefisien
gesekan f hanya merupakan fungsi dari bilangan Reynold Re adalah sebagai
berikut:

………………………………………………….11
 Daerah turbulen transisi (transitional turbulent zone) nilai koefisien gesekan f,
merupakan fungsi dari kekasaran relative e/D dan bilangan Reynold Re.
 Daerah turbulen kasar (rough turbulent zone) nilai keofisien gesekan f hanya
merupakan fungsi dari kekasaran relative e/D adalah sebagai berikut:

106
…………………………………………………...12
Colebrook dan White (1939) mendapatkan fungsi dengan menjumlahkan untuk
kondisi halus dan kasar yaitu persamaan (11) dan (12) sebagai berikut:

…………………………………………..13

Persamaan (13) merupakan persamaan implicit, untuk memudahkan


perhitungan Moody (1944) menampilkan persamaan Colebrook-White menjadi
suatu diagram dengan sebutan Diagram Moody.
Dengan hubungan antara koefisien gesekan f dan bilangan Reynold Re dan
dikenal hingga sekarang dengan sebutan Diagram Moody.

Gambar 2. Diagram Moody


Untuk keperluan perencanaan dan perancangan aliran melalui saluran pipa
persamaan (13) digabung dengan persamaan (8) menjadi persamaan:

107
Tabel 1. Ringkasan Formulasi Tahanan Pengaliran Dalam Pipa.

10.3 ALAT DAN BAHAN


1. Fluid Friction Testing C6-MKII (Armfield)
2. Termometer
3. Hydraulic Bench (Armfield)
4. Stopwatch

10.4 GAMBAR RANGKAIAN ALAT

108
Gambar 3. Rangkaian Pengujian Kekasaran Pipa

Gambar 4. Hydraulic Bench

10.5 LANGKAH KERJA


1. Jalankan mesin pompa pada hidraulich bench untuk mengalirkan air dalam
system pipa. Lalu masukan masing-masing hand-held meter pada bagian pipa
halu satau pada tapping 1 dan tapping 2 (lihatgambar3. diatas) yang terhubung
dengan manometer.
2. Bukak ran pengatur (valve) pada hidraulic bench hingga tercapai aliran yang
diinginkan sehingga terjadi pembacaan tinggi kehilangan pada masing-masing
manometer.
3. Pastikan tidak ada gelembung udara pada pipa karet hand-held meter dengan
melakukan buka-tutup katup pengeluaran gelembung udara, hingga gelembung
udara hilang.
4. Lakukan pembacaan tinggi kehilangan pada kedua manometer (h1) dan (h2)
dan lakukan pembacaan volumetric tank, V (Volume air dlm satuan liter) yang
keluar dari system pipa dan catat waktu yang dibutuhkan (T1, T2dan T3).
5. Lakukan beberapa variasi aliran sehingga terdapat beberapa perbedaan
pembacaan tinggi kehilangan (1- n data )pada manometer dan lakukan
sebanyak 5 kali percobaan.
6. Ukur suhu air yang keluar dari system pipa.
7. Ukur diameter pipa halus.

109
10.6 DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Hasil Percobaan
D L H(mm) T (detik) T
NO
(mm) (mm) H1 H2 Hm T1 T2 T3 (rata-rata)
1 17,20 1000 370 380 -10 11,25 10,40 11,60 11,083
2 17,20 1000 390 360 30 12,60 15,10 11,25 12,983
3 17,20 1000 380 430 -50 13,65 12,75 13,90 13,433

10.7 ANALISA PERHITUNGAN


 Perhitungan Debit (Q)

Rumus:

Dimana: Q = Debit air dalam pipa(liter/detik)


V = Volume air dalam pipa (m³)
t = Waktu (detik)
V = Q x t = 0,0000650 x 11,250 = 0.00073 m³
Tabel Analisis Perhitungan Debit
T rata-rata
NO V ( mᶾ) Q ( mᶾ/detik)
detik
1 0,00073 11,250 0,0000650
2 0,00101 11,367 0,0000885
3 0,00103 10,500 0,0000983

 Perhitungan Kecepatan Aliran

V=

Luas Penampang

A= = 0,0172² = 0.0002322 m²

110
Tabel Analisa Perhitungan Kecepatan aliran
T rata-rata kecepatan ( v )
NO V ( mᶾ) Q ( mᶾ/detik) D(m) A(m²)
detik (m/s)
1 0,00073 11,250 0,0000650 0,0172 0,0002322 0,280
2 0,00101 11,367 0,0000885 0,0172 0,0002322 0,381
3 0,00103 10,500 0,0000983 0,0172 0,0002322 0,423

 Perhitungan Angka Reynold

Re =

Dimana: Re = Angka Reynold


V = kecepatan aliran air dalam pipa (m/s)
D = diameter pipa (m)
v = Viskositas kinematika

Re = = = 1383.660376
Tabel Analisa Perhitungan Angka Reynold

NO Re V Re² v² Re x v

1 4796,561216 0,280 23006999,50 0,078 1342,966715


2 6532,040044 0,381 42667547,14 0,145 2490,594031
3 7253,153696 0,423 52608238,53 0,179 3070,852993
∑ 18581,75496 1,085 118282785,18 0,403 6904,413739

111
 Perhitungan koefisien gesekan

Rumus: f=

Dimana: f= Koefisien gesekan Re = angka Reynold

f= = 0.034922517

Tabel Perhitungan Koefisien Gesekan


kecepatan Koefisien kehilanagan
D L g (v) Energi
NO Gesek
(m)
(m) (m2/s) (m/s) (f) (m)
1 17,20 1000 9,81 0,280 0,003797122 0,084885921
2 17,20 1000 9,81 0,381 0,003514996 0,145728215
3 17,20 1000 9,81 0,423 0,00342417 0,175037145

112
 Perhitungan Kehilangan Energi

Dimana: f = koefisien gesek L = Panjang pipa (m)


D = Diameter pipa (m) g = Percepatan grafitasi (m²/s)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)

hf = 0,037829801 = 0.804360753 m

Tabel Perhitungan Kehilangan Energi

NO hf v hf² v² v x hf
1 0,084885921 0,280 0,007 0,078 0,024
2 0,145728215 0,381 0,021 0,145 0,056
3 0,175037145 0,423 0,031 0,179 0,074
∑ 0,405651281 1,084655929 0,059080334 0,403025081 0,15343889

113
Regresi untuk Grafik hunbungan antara energy dan kecepatan

114
10.8 KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada percobaan pertama sampai kelima terjadi aliran turbulen karena nilai Re >
4000.
b. Koefisien gesek (f) rata-rata dari percobaan pertama sampai kelima yang terjadi
pada pipa diameter 17.20 mm adalah 0.036332288
c. Nilai kehilangan energi (hf) rata-rata dari percobaan pertama sampai kelima
terjadi pada pipa dengan diameter 17.20 mm adalah 1.176990174

115

Anda mungkin juga menyukai