Anda di halaman 1dari 9

Darcy-Weisbach

Pada tahun 1845 Weisbach dan pada tahun 1854 darcy melakukan percobaan
pada pipa silinder, didapatkan bahwa kehilangan energi ∆𝐻 pada pipa terjadi sebab
beberapa faktor, yaitu kecepatan awal 𝑣 2, panjang pipa 𝐿 dan diameter pipa 𝐷
2𝑔

(Hickin, 1995).

Secara umum persamaan Darcy-Weisbach menghitung kehilangan energi


∆𝐻 pada saluran tertutup dapat dilihat dalam rumus berikut ini:
𝐿
∆𝐻 = 𝑓 ×
𝐷 𝑣2 (2.10)
× 2𝑔

Dengan :

∆𝐻 = Kehilangan energi [m]

𝑓 = Koefisien gesek [ - ]

𝐿 = Panjang pipa [m]

𝐷 = Diameter pipa [m]

𝑣 = Kecepatan aliran [m/s]

𝑔 = Percepatan gravitasi [m/s]

Koefisien gesek diturunkan oleh Weisbach (1845) untuk aliran pada pipa,
penelitian terkait dilakukan oleh Darcy (1854) menghasilkan 𝑓 yang kemudian
diberi nama koefisien gesek Darcy-Weisbach. Nilai 𝑓 pada persamaaan Darcy-
Weisbach merupakan koefisien tak berdimensi yang artinya tidak memiliki satuan
(Hickin, 1995). Berikut adalah rumus koefisien gesek menurut Darcy-Weisbach:
𝛥𝐻 2𝑔
𝑓=𝐷× ×
(2.11)
𝐿 𝑣²

Dengan:
𝑓 = Koefisien gesek [ - ]
𝐷 = Diameter pipa [m]
∆𝐻 = Kehilangan energi [m]
𝐿 = Panjang pipa [m]
𝑔 = Percepatan gravitasi [m/s]
𝑣 = Kecepatan aliran [m/s]
Hasil penurunan rumus koefisien gesek yang dilakukan oleh Hickin
mendapatkan hasil bahwa kehilangan energi per panjang pipa pada saluran
tertutup nilainya sama dengan kemiringan saluran pada saluran terbuka dan
diameter pipa pada saluran tertutup nilainya disama dengankan jari-jari hidraulis
pada saluran terbuka, nilai 𝐷 yang disama dengankan terhadap 𝑅ℎ didapatkan dari
penurunan rumus pada saluran tertutup untuk pipa bulat diameter 𝐷 yang
dilakukan oleh

Hickin, dan mendapatkan hasil bahwa 𝑅 𝐷


𝐴 𝜋( )²
2 𝐷 (Hickin, 1995), maka
ℎ = 𝑃 = 𝜋𝐷 = 4

𝐷 = 4𝑅ℎ.

Maka bila 𝛥𝐻/𝐿 dan 𝐷 disubtitusikan dari persamaan (2.11) didapatkan :

8𝑅ℎ𝑠𝑔
𝑓= 𝑣² (2.12)
Dengan:
𝑓 = Koefisien gesek [ - ]
𝑅ℎ = Jari-jari hidraulis [m]
𝑠 = Kemiringan [ - ]
𝑔 = Percepatan gravitasi [m/s]
𝑣 = Kecepatan [m/s]
Pengembangan hubungan empiris antara ukuran butiran dan tahanan geser
menghasilkan persamaan (2.13) (Leopold dan Wolman, 1957)

1 𝑅ℎ
= 1,0 + 2,0 𝑙𝑜𝑔 (2.13)
√𝑓 𝐷84

Dengan:
𝑓 = Koefisien gesek [ - ]
𝑅ℎ = Jari-jari hidraulis [m]
𝐷84 = Ukuran butiran yang lolos 84 persen butiran aliran dasar [m]
𝐷84 digunakan untuk perhitungan karena nilainya mewakili ukuran butiran sedimen
yang terdapat di saluran (Leopold dan Wolman, 1957).

Koefisien gesek bisa didapatkan dari nilai koefisien kekasaran Manning seperti
ditunjukkan pada persamaan (2.14) (Leopold dan Wolman, 1957)
8 gn 2
¿¿
Dengan :

𝑓 = Koefisien gesek [ - ]
𝑔 = Percepatan gravitasi [m/s]
𝑛 = Koefisien kekasaran Manning [ - ]
𝑅ℎ = Jari-jari hidraulis [m]

Dapat diperhatikan bahwa kehilangan energi berbanding lurus dengan kecepatan aliran
(hf : v2), dan kehilangan energi berbanding terbalik dengan diameter pipa (hf : 1/d).
Semakin besar kecepatan aliran dalam pipa, semakin besar juga kehilangan energi.
Semakin kecil diameter pipa, maka semakin besar kehilangan energi. Artinya, dengan
debit aliran yang sama, dengan diameter pipa yang semakin kecil, kehilangan energi
akan menjadi semakin besar.
Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida
didalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy-
Weisbach.
Cara Membaca Diagram Moody

Blasius
Pada Re>4000 aliran menjadi turbulen dan nilai f merupakan fungsi dari Re dan
kekasaran relative (e/D). Blasius yang intik pertama kali mongkorelasikan eksperimen
sekperimen pipa lici dalam aliran turbulen, menyajikan hasil hasil dengan suatu rumus
empiris yang berlaku sampai kurang lenih Re = 100000. Rumus Blasius tersebeut adalah :
0.3164
f= 1
ℜ4

Pada nilai Re yang sangat tinggi, f hanya bergantun pada e/D dengan asumsi daerah
tersebut sudah seluruhnya turbulen, daerah ini merupakan daerah dimana pada diagram
moody garis untu e/D yang berlaku menjadi horizontal.

Nukuradse
Rumus-rumus yang ada di atas berlaku untuk untuk pipa halus. Sedangkan dilapangan
juga terdapat pipa kasar seperti pipa besi dan pipa beton yang ditemui termasuk pipa kotor.
Tahanan pada pipa kasar lebih besar dari pipa halus. Seperti telah dijelaskan di depan,
untuk pipa halus nilai f hanya tergantung pada angka Reynolds. Untuk pipa kasar nilai f tidak
hanya tergantung pada angka Reynolds, tetapi juga pada sifat-sifat dinding pipa yaitu
kekasaran reratif k/D, atau (Triatmodjo, 2013) :
k
(
f =Ø ℜ,
D )
Menurut penelitian Nikuradse tentang pengaruh kekasaran pipa. Percobaan tersebut
yaitu daerah aliran laminer dan turbulen sampai pada angka Reynolds Re = 106, dan untuk
enam nilai k/D yang bervariasi antara 0,0333 sampai 0,000985. Hasil percobaan yaitu
hubungan antara f, Re dan k/D seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.2.
Dari gambar tersebut, gerak zat cair di dalam pipa halus dan kasar dapat dibedakan
dalam lima daerah berikut ini. Berikut Gambar 2.2
Gambar 2.11 Hasil Percobaan Nikuradse

1. Daerah I
Daerah I adalah daerah aliran laminer dimana Re < 2.000. Hubungan antara f dan
Re merupakan garis lurus yaitu kemiringan 45° untuk skala horizontal dan vertikal yang
sama, dan tidak dipengaruhi oleh kekasaran pipa.
2. Daerah II
Daerah ini adalah daerah dengan nilai Re = 2.000 dan Re = 4.000, merupakan
daerah tidak stabil dimana aliran berubah laminer ke turbulen atau sebaliknya.
kekasaran pipa.tidak banyak berpengaruh pada aliran.
3. Daerah III
Daerah ini merupakan daerah aliran turbulen dimana kekasaran pipa berpengaruh
pada nilai koefisien gesekan pipa f. Daerah ini dapat dibedakan menjadi tiga sub daerah
berikut ini.

a. Sub daerah pipa halus

Daerah ini ditunjukkan oleh garis paling bawah pada gambar 2.5, yang
merupakan aliran turbulen melalui pipa halus. Nilai Koefisien gesek pipa f dihitung
dengan rumus Blasius.
b. Sub daerah transisi
Di daerah ini koefisien gesekan tergantung pada angka Reynolds dan
kekasaran pipa. Daerah ini terletak diantara garis paling bawah dan garis terputus
dari gambar 2.5. kekasaran relatif yaitu kekasaran pipa dibagi dengan diameter
sangat berpengaruh terhadap nilai f.
c. Sub daerah pipa kasar
Sub daerah ini terletak di atas garis terputus. Nilai koefisien gesek pipa f
tergantung pada angka Reynolds, tetapi hanya tergantung pada kekasaran relatif.
Untuk suatu nilai k/D tertentu nilai f adalah konstan dan sejajar dengan sumbu
horizontal. Di daerah ini pengaliran adalah turbulen sempurna.

Anda mungkin juga menyukai