PENDAHULUAN
= ................................................................................ (2.1)
Reynold menunjukkan bahwa aliran laminar memiliki NRe < 2100. Pada
keadaan ini beraku hubungan head loss berbanding lurus dengan kecepatan
linier fluida.
1.3.2 Aliran Turbulen
Aliran fluida dengan kecepatan tinggi. Partikel-partikel fluida mengalir secara
tidak teratur atau acak dalam pipa. Reynold menunjukkan bahwa untuk aliran
turbulen berlaku bilangan reynold, NRe > 4000. Pada keadaan ini juga berlaku
hubungan head loss berbanding lurus dengan kecepatan linear berpangkat n,
atau H Vn.
1.3.3 Aliran transisi.
Aliran fluida dengan kecepatan diantara kecepatan linear dan kecepatan
turbulen. Aliran berbentuk laminar atau turbulen sangat bergantung oleh
keadaan pipa dan perlengkapannya. Reynold menunjukkan bahwa untuk aliran
transisi berlaku bilangan reynold, 2100 < NRe < 4000 (Tim Penyusun, 2016).
Gambar 4. Aliran Transisi
keterangan:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
P = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Aliran bersifat steady state
2. Tidak terdapat gesekan
1.4.2 Fluida Compressible
Fluida compressible adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besara kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh
fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk
aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
2
+ + = konstan............................................................(2.3)
2
keterangan:
= energi potensial gravitasi per satuan massa
= entalpi fluida per satuan massa
Catatan:
= + ................................................................................(2.4)
keterangan:
= densitas (kg/m3)
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur
maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi
dari molekul molekul fluida semakin berkurang (Ridwan, 2010).
d. Viskositas ()
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat
cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini
disebabkan gayagaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut (Anonim, 2011).
e. Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing
masing pipa experimen diaman rumus debit aliran
v
Q = t .........................................................................................(2.6)
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
v = kecepatan aliran (m/s)
t = waktu (s)
1.6 Pressure Drop
Penurunan tekanan biasanya dinyatakan juga dengan P. Jika manometer
yang digunakan adalah manometer air raksa dan beda tinggi air raksa dalam
manometer H ft, maka
= ( ) ...................................................................(2.7)
Keterangan:
P = Pressure Drop (N/m2)
H = tinggi raksa (m)
Hg = densitas raksa (kg/m3)
g = gravitasi (9.084 m/s2)
1.7 Friction loss, Friction factor, dan Pressure drop pada Pipa Horizontal
Sebuah parameter yang umum digunakan dalam aliran laminar terutama
aliran turbulen adalah faktor gesekan fanning (f) yang didefinisikan sebagai gaya
tarik per satuan luas permukaan terbasahi (tegangan geser di permukaan) dibagi
dengan massa jenis produk dikali kecepatan atau v2. Gaya adalah P
merupakan hasil perkalian luas penampang area, r2 dan luas permukaan
terbasahi, 2rL. Oleh karena itu, hubungan antara pressure drop dan friction
factor (f) adalah sebagai berikut untuk aliran laminar dan turbulen:
2
2
= 2
= 2
.......................................................................(2.8)
2 2
2
= 4 () ...................................................(2.11)
2.
atau pada aliran turbulen yang NRe > 4000, friction factor (f) juga dapat ditentukan
dari grafik fanning faktor (f) vs Reynold Number (NRe) dari data praktikum.
Pressure drop atau pressure head adalah penurunan tekanan dari titik 1 ke
titik 2 dalam satu sistem aliran fluida. Penurunan tekanan, biasa dinyatakan
dengan P. Jika manometer yang digunakan adalah manometer air raksa dan beda
tinggi air raksa dalam manometer adalah H, maka untuk menentukan Pressure
drop (P), persamaan 1.10 dapat kembali ditulis menjadi:
= . . ..........................................................(2.14)
1.8 Friction loss dan Friction factor pada Pipa Enlargement dan Contraction
1.8.1 Pipa Enlargement
Jika penampang pipa membesar secara bertahap, maka friction loss yang
terjadi akan sangat kecil. Jika penampang pipa membesar secara tiba-tiba, maka
friction loss yang terjadi akan besar. Friction loss pada pipa enlargement dengan
mengikuti aliran turbulen pada pipa ke-2 dapat dihitung dengan:
(1 2 )2 2 2
= = = (1 1 )2 2.
1
= 2. .......................(2.15)
2. 2
Keterangan: hex adalah friction loss (F), Kex adalah friction factor (f), v1
adalah kecepatan fluida pada pipa yang kecil, v2 adalah kecepatan fluida
pada pipa yang besar dan sama dengan 1. Bila aliran laminar pada kedua
pipa, maka sama dengan 1/2. Untuk English unit maka dapat diganti
dengan gc. Jadi friction factor (f) pada pipa Enlargement:
= = (1 1 )2 .............................................................(2.16)
2
Keterangan: hc adalah friction loss (F), Kc adalah friction factor (f), v2 adalah
kecepatan fluida pada pipa yang kecil. Untuk aliran turbulen sama dengan 1,
dan aliran laminar sama dengan 1/2. Untuk English unit maka dapat diganti
dengan gc. Jadi friction factor (f) pada pipa Contraction:
= = 0,55(1 2 ) ........................................................ (2.18)
1
1.8.3 Friction loss dan Friction factor Pada Elbow 45o dan Elbow 90o
Sambungan-sambungan di dalam pipa misalnya Elbow, kran, valve, tee, dll
akan mengganggu pola aliran fluida dan menyebabkan terjadinya friction loss.
Dalam pipa pendek dan sambungan yang banyak friction loss nya akan lebih besar
daripada pipa lurus. Friction loss pada sambungan-sambungan di dalam pipa
termasuk elbow dapat dihitung dengan:
1 2
= = .....................................................................(2.19)
2
1.8.5 Valve
Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada
gate valve bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa sehingga
aliran fluida tidak berubah. Akibatnya gate valve yang terbuka penuh hanya
menyebabkan penurunan tekanan yang sedikit. Valve ini tidak cocok digunakan
sebagai pengendali cairan dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau
tertutup penuh. Sedangkan globe valve banyak digunakan sebagai pengendali
aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linier menurut posisi batang valve
sehingga keausan disekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida
mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali (Abidin, J.
2012).
Pada ball valve, elemen tertutup berbentuk bola. Daerah kontak antara
elemen yang bergerak dudukannya biasanya besar, dan valve ini dapat digunakan
untuk menurunkan laju alir fluida atau mengendalikan tekanan. Check valve
menyebabkan aliran atau akan berbalik, valve menutup otomatis karena gravitasi
atau dengan bantuan pegas yang menekannya ke piringan (Mc. Cabe, 1985).
1. Globe Valve
Globe valve adalah tipe yang paling umum digunakan sekarang dan
beberapa tahun sebelumnya. Globe valve dikelompokan dalam beberapa
kategori yaitu:
a. Single Port Valve
b. Double Port
c. There Way
d. Split Body
2. Angle Valve
Angle valve sering digunakan pada ruang yang berada pada sudut 90
pada suatu pipa. Dapat digunakan untuk aliran pada tekanan tinggi. Jika
efek turbulen, cavitation atau impingemen mengalami masalah, angle valve
mempunyai kontrol yang baik. Angle valve mudah dipindahkan dari baris
dan mampu menangani kotoran dan material mudah erosif.
3. Neddle Valve
Desain dari neddle valve bisa dimasukan dalam kategori bentuk
barstock. Desain tersebut cocok untuk industri skala pilot. Untuk kontrol
dan katalis skala liquid atau aliran bahan tambahan untuk bermacam-macam
proses dan untuk analitis peralatan.
4. Ball Valve
Valve jenis ini bekerja dalam sebuah kurungan untuk membawa
sebuah bola padat ke mulut bodi yang terbuka, valve ini biasanya digunakan
pada industri pulp and paper. Desain ini dijamin adanya pembersihan
sendiri, mempunyai karakteristik kontrol yang baik dan rangeability yang
tinggi.
6. Butterfly Valve
Butterfly valve terdiri dari batang yang mempunyai baling-baling atau
piringan yang berputar pada batang slinder. Pada industri, butterfly
mempunyai spesifikasi utama untuk penurunan tekanan rendah, pada
tekanan rendah statis dimana kebocoran rata-rata bisa ditoleransi. Sekarang
butterfly valve dapat digunakan untuk penurunan tekanan tinggi, pada
tekanan tinggi statis. Butterfly valve sangat ekonomis, terutama ukuran
besar, karena desainnya sederhana dan kapasitasnya besar.
7. Diaphragm (Sekat)
Sekat valve terdiri dari badan dasar, baji, sekat flexible. Valve ini
sering juga dinamakan dengan sounders-type valve. Penutupan dilakukan
oleh gaya sebuah diaphragm yang seperti kubah flexibel yang melawan
sebuah weir. Valve ini baik digunakan pada slurry dan aliran yang viskos,
mempunyai kapasitas yang tingi dan harganya relatif murah. Kontrol relatif
kurang dan mempunyai sebuah rasio penolakan yang rendah.
8. Pinch Valve
Pinch Valve di desain untuk slurry termasuk biji logam, serat, pasir,
batu bara, gula, pulp and paper stock serta bahan-bahan kimia. Terbuat dari
karet atau bahan sintetis dengan ujung kempa untuk menghubungkan pipa
denga sebuah kontrol. Valve ini berkapasitas tinggi, harga murah, dan dapat
secara otomatis membersihkan diri tetapi karakteristik kontrolnya kurang
dan kemampuan range-nya rendah.
9. Drag Valve
Keunggulan dari katup ini adalah dapat mengurangi noise. Katup ini
lebih mahal dari katup standar (Anonim, 2010).
2
. + + + = .................................................(2.22)
2
Keterangan :
Z = Beda tinggi sistem perpipaan pada titik 1 dan titik 2 (ft)
g = Gaya gravitasi (32,2 ft/s2)
gc = Konstanta gravitasi (32,2 lbm.ft/lbf.s2)
V = Beda kecepatan linear fluidapada titik 1 dan titik 2 (ft/s)
p = Pressure drop atau beda tekanan dari titik 1 dan titik 2 (lbf/sq.ft)
= Berat jenis fluida, fluida air (lbm/cuft)
F = Friction loss atau tenaga hilang karena gesekan fluida dengan
dinding pipa (ft.lbf/lbm)
= Viskositas (lbm/(ft.det)
2
= Velocity Head
2
= Pressure Head
F = Friction Head
W = Dynamic Head
DAFTAR PUSTAKA