Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VISCOSITAS ZAT CAIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok III (A4)

Annisa Febrianti NIM. 230140099


Panji Wiranata NIM. 230140095
Cleo Nazla Timothie NIM. 230140087

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2023
ABSTRAK

Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan yang dapat diukur dengan
mengukur laju aliran melalui tabung berbentuk silinder. Percobaan ini bertujuan
untuk menentukan viskositas (angka kekentalan) dari suatu zat cair menggunakan
viscometer bola jatuh. Pada percobaan pertama kelereng kecil dimasukkan ke
dalam fluida air dengan ketinggian berturut-turut yaitu 35 cm, 32 cm dan 29 cm,
dengan kecepatan terminal berturut-turut sebesar 146,034 cm/s, 163,368 cm/s,
181,532 cm/s, dihasilkan nilai viskositas berturut-turut yaitu sebesar 1,33 gr/cms,
1,20 gr/cms dan 1,07 gr/cms. Pada percobaan selanjutnya, kelereng besar
dimasukkan ke dalam fluida air dengan ketinggian berturut-turut yaitu 35 cm, 32
cm dan 29 cm dengan kecepatan terminal berutut-turut sebesar 188,302 cm/s,
195,292 cm/s, 201,616 cm/s, dihasilkan nilai viskositas berturut-turut yaitu
sebesar 2,61 gr/cms, 2,52 gr/cms dan 2,45 gr/cms. Pada percobaan selanjutnya,
kelereng kecil dimasukkan ke dalam fluida minyak dengan ketinggian berturut-
turut yaitu 35 cm, 32 cm dan 29 cm dengan kecepatan terminal berturut-turut
sebesar 104,92 cm/s, 115,97 cm/s, 129,52 cm/s, dihasilkan nilai viskositas
berturut-turut yaitu sebesar 2,11 gr/cms, 1,90 gr/cms dan 1,70 gr/cms. Pada
percobaan selanjutnya kelereng besar dimasukkan ke dalam fluida minyak dengan
ketinggian berturut-turut yaitu 35 cm, 32 cm dan 29 cm, dengan kecepatan
terminal berturut-turut sebesar 127,84 cm/s, 142,922 cm/s, 165,096 cm/s,
dihasilkan nilai viskositas berturut-turut yaitu sebesar 4,40 gr/cms, 3,92 gr/cms
dan 3,40 gr/cms. Semakin kecil viskositasnya maka semakin cepat waktu yang
dibutuhkan kelereng untuk cepat sampai pada titik S (dasar tabung), sebaliknya
semakin besar viskositasnya maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan
kelereng untuk sampai pada pada titik S (dasar tabung).
Kata Kunci: Fluida, Ketinggian, Kecepatan Terminal, Viskositas dan Waktu.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Viscositas Zat Cair


1.2 Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2023
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok III (A4)
1. Annisa Febrianti NIM. 230140099
2. Panji Wiranata NIM. 230140095
3. Cleo Nazla Timothie NIM. 230140087

1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan viscositas (angka kekentalan) dari


suatu zat cair dengan menggunakan viscometer
bola jatuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Viskositas


Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler). Definisi
lain dari viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar
bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau
gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair (Yazid,
2005).
Viskositas berkaitan dengan keadaan atau fase viskeus, yakni fase di
antara padat dan cair yang sewaktu bahan padat menjadi lunak sebelum menjadi
cair sewaktu dipanaskan. Tidak semua bahan padat mengalami fase viskeus
sebelum menjadi cair. Dalam fase viskeus demikian, mengalirnya bahan tidak
leluasa seperti cairan karena adanya hambatan di antara bagian-bagiannya atau
lapisan-lapisannya dalam gerakan alirannya (Soedojo, 2013).

2.2 Tetapan atau Koefisien Viskositas


Kalau gaya gesekan antara permukaan-permukaan dua benda padat
sebanding dengan gaya tekan permukaan terhadap yang lain, maka gaya gesekan
antara permukaan benda padat dengan medium di mana benda bergerak sebanding
dengan kecepatan gerak dan gaya gesekan antara lapisan-lapisan cairan sebanding
dengan gradien kecepatan aliran lapisan tersebut sepanjang tegak lurus mengalir
cairannya dan gaya gesekan sebanding dengan luas permukaan yang bergesekan
sehingga dirumuskan:
δV
F = η ×6 ( )........................................................................................(2.1)
δY
Dengan η sebagai tetapan pembanding lurus yang dinamakan tetapan
viskositas atau lebih tepat koefisien viskositas yang besarnya tergantung jenis dan
suhu fluida untuk larutan yang besarnya koefisien viskositas tergantung pada
konsentrasi atau kepekatan dari larutan tersebut (Soedojo, 2004).
Untuk menentukan koefisien viskositas (η ) suatu fluida didapatkan
sebagai berikut:
η ×A ×v F ×L
F= sehingga η = .........................................................(2.2)
L A ×v
Keterangan:
η = Koefisien kekentalan (N m -2 det -1)
A = Luas penampang pipa (m 2 )
L = Jarak antara permukaan dengan dasar fluida (m)
v = Kecepatan aliran ( md e t −1)
Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu
V π P R4
= ..........................................................................................(2.3)
t 8ηL
Dimana:
η = Viskositas cairan (N m -2 det−1)
V = Volume cairan (m3)
t = Waktu yang dibutuhkan cairan dengan volume V untuk mengalir (s)
P = Tekanan yang bekerja pada cairan (N/m2)
L = Panjang pipa (m)
Persamaan (2.3) juga dikenal sebagai hukum Poisellie yang selain
berlaku untuk cairan juga berlaku untuk gas (Bird, 2013).

2.3 Hukum Poisellie


Debit yaitu banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu atau kuat
arus kecuali ditentukan oleh beda tekanan di kedua ujung yang memberikan gaya
pengaliran itu, juga ditentukan oleh koefisien viskositas cairan yang berkaitan
dengan mudah-sulitnya cairan mengalir serta luas penampang pipa sepanjang
aliran cairan (Soedojo, 2004).
Menurut Poisellie, debit cairan yang mengalir sepanjang pipa yang
penampangnya bundar berjari-jari r yang panjangnya L adalah:
d ϕ ( P1−P2 ) π R 4
= ..............................................................................(2.4)
dt 8ηL
Yang memperlihatkan bahwa debit itu sebanding dengan gradien tekanan
serta pangkat 4 jari-jari penampang yang berarti sebanding dengan kuadrat luas
permukaan dan berbanding terbalik dengan koefisien viskositas. Dengan tetapan
viskositas yang besar, hambatan alirnya juga besar sehingga debitnya menjadi
rendah (Soedojo, 2004).
Gaya yang mengalirkan bagian cairan di dalam silinder sampai sejauh r
dari sumbu pipa diberikan oleh beda gaya tekan :
2 2 2
P1 π r - P2 π r = ( P1−P2 ) π r ...................................................................(2.5)
n cair di tengah sekitar sumbu atau poros akan mengalir lebih cepat
karena lebih leluasa sebaliknya yang di dekat dinding akan mengalir lebih lambat
apalagi yang melekat di dinding, boleh dikatakan tidak mengalir sama sekali
sehingga terjadilah gradien kecepatan sepanjang arah tegak lurus arah aliran yang
lalu menimbulkan gesekan viskositas. Makin besar gaya pengalirannya oleh
gradien tekanan itu maka makin cepat aliran di bagian tengahnya dan makin besar
gradien kecepatannya yang pada gilirannya akan memperbesar gaya gesekan
viskositasnya (Soedojo, 2014).

2.4 Bilangan Reynolds


Rumus Poisellie tersebut berlaku hanya untuk aliran yang berlapis-lapis
sehingga gradien kecepatannya yaitu jika aliran itu laminar. Aliran tidak laminar
adalah arus pusar atau lazim disebut aliran turbulen (Soedojo, 2014).
Aliran fluida yang lebih leluasa akan lebih cenderung turbulen. Oleh
sebab itu aliran akan cenderung turbulen jika koefisien viskositasnya ( η ) kecil dan
penampang pipa sepanjang cairan mengalir cukup luas yakni jari-jari
penampangnya (r) untuk pipa yang penampangnya bundar itu cukup besar.
Di samping itu, bilamana kecepatan alirannya (v) dan juga massa
jenisnya ( ρ ) besar, aliran cairan tidak akan banyak dipengaruhi oleh sekitarannya
sehinga alirannya cenderung turbulen. Menurut Reynolds, aliran akan cenderung
turbulen apabila memenuhi persamaan bilangan Reynolds berikut:
2Rρv
Re = ¿ 2000..............................................................................(2.6)
η
Dari eksperimen, orang mendapatkan bahwa ada empat faktor yang
menentukan suatu aliran bersifat laminar atau turbulen. Kombinasi empat faktor
ini disebut bilangan Reynolds ( N r ) dan didefinisikan:
γvD
Nr = ............................................................................................(2.7)
η
Dimana :
γ = Massa jenis fluida (kg/m3)
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
η = Viskositas ( N m−2 d e t −1)
D = Garis tengah pipa (m)
Untuk aliran laminar, N r = 0 sampai 2000, di atas 3000 berarti turbulen.
Dari 2000 sampai 3000 berati transisi, aliran dapat bernilai berubah dari keadaan
laminar menjadi turbulen atau sebaliknya. Jadi untuk aliran air dalam pipa yang
bergaris tengah 1 cm, pada temperatur 20 oC aliran bersifat laminar jika
γvD -1
≅ 2000 atau jika v ≅ 20 cm det ................................................ (2.8)
η
Di atas kecepatan 30 cm det-1 aliran air turbulen. Udara yang mengalir
pada pipa yang sama dengan kecepatan yang sama mempunyai N r = 216 (berarti
laminar) (Daryanto, 2000).
Jika zat cair bersifat kental maka harus memperhatikan kerja yang
dilakukan oleh gaya gesekan. Jika fluida tak kental energi yang hilang karena
gesekan (head gesekan) dinyatakan:
f ×L ×V 2
hL = ......................................................................................(2.9)
D ×2×g
Dimana:
h L = Head gesekan (m)
f = Faktor gesekan yang bergantung pada N r
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
Untuk aliran dalam pipa dengan penampang sama dan terletak miring,
maka head gesekan harus sama dengan head ketinggian ditambah head gesekan.
Untuk aliran laminar ( N r ≅ 2000) harganya f = 24 N v (Daryanto, 2000).

2.5 Rumus Stokes


Sebagaimana telah dikemukakan di atas, gaya gesekan antara permukaan
benda padat dengan fluida medium di mana benda itu bergerak dengan dan akan
sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda itu terhadap medium (Dogra,
1990).
Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu disebabkan
oleh gaya gesekan antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan
bagian fluida di sebelahnya di mana gaya gesekan itu sebanding dengan koefisien
viskositas η fluida. Menurut Stokes, gaya gesekan itu diberikan oleh apa yang
disebut rumus Stokes:
F=6 π r η v .........................................................................................(2.10)
Dimana :
r = Jari-jari (m)
η = Koefisien viskositas ( N m−2 d e t −1)
v = Kecepatan alir fluida (m det-1)
(Pradana, 2016).

2.6 Pengukuran Viskositas


Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, di
antaranya yakni:
2.6.1 Viskometer Ostwald
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya,
sejumlah cairan (misalkan 10 cm3) bergantung pada ukuran di pipet ke dalam
viskometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viskometer
sampai ke permukaan cairan lebih tinggi daripada batas “a”. Cairan kemudian
dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun melewati batas “a”, stopwatch
mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas “b”, stopwatch dimatikan. Jadi,
waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara “a” dengan “b” dapat
ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U
dan besarnya asumsikan sebanding dengan berat jenis cairan
η1 ( P t)1 ρ1 t 1
= = ................................................................................(2.11)
η2 (P t) 2 ρ2 t 2
Dimana :
P = ρ x konstanta
ρ = Massa jenis cairan (g/cm3)
4
π t ( Δp ) R
η= .....................................................................................(2.12)
8Vl
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju
aliran cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui.
η1 d 1 t 1
= ............................................................................................(2.13)
η2 d 2 t 2
2.6.2 Viskometer Hoppler (Metode Bola Jatuh)
Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena
adanya gaya gravitasi akan jatuh melalui sebuah medium yang berviskositas
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan dicapai bila gaya gravitasi sama dengan frictional
resistance medium. Besarnya frictional resistance untuk benda dapat dihitung
dengan menggukan hukum Stokes (Bird, 1987).
F=6 π r η..............................................................................................(2.14)
Dimana:
r = Jari-jari bola (m)
η = Koefisien viskositas ( N m−2 d e t −1)
v = Kecepatan yaitu jarak yang ditempuh persatuan waktu (m det-1)
f = Frictional resistance
Pada keseimbangan, gaya ke bawah (m- m 0 ) g sama dengan frictional
resistance sehingga:
(m- m 0 ) g
η= ......................................................................................(2.15
6πrv
Dimana :
m = massa bola logam (gram)
m0 = massa cair yang dipindahkan oleh bola logam (gram)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
η = viskositas (N m -2 det -1)
(Habiburrohman, 2020).

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Viskositas


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan
naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya
interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan tempertatur.
3. Ukuran serta berat benda
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
4. Kohesi
Semakin besar kekuatan gaya kohesi, maka semakin tinggi pula tingkat
viskositasnya.
(Hariyono, 2012).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Tabung kaca 1 unit
2. Bola kaca besar dan kecil 2 unit
3. Stopwatch 1 unit
4. Neraca analitik digital 1 unit
5. Mikrometer sekrup 1 unit
6. Penggaris 1 unit
7. Sendok 1 unit
8. Piknometer 1 unit
3.1.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Minyak 1000 ml
2. Air 1000 ml

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Ukurlah jari-jari bola kaca yang akan digunakan menggunakan
mikrometer sekrup, kemudan ditimbang dengan menggunakan neraca
analitik digital.
2. Masukkan minyak ke dalam tabung kaca, lalu di ukur titik T dan titik S
untuk mendapatkan nilai h.
3. Jatuhkan bola kaca dan dicatat waktu yang diperlukan bola untuk
bergerak dari titik T ke titik S.
4. Ulangi langkah kerja sebanyak 3 kali.
5. Ulangi untuk jarak h yang lain.
6. Ulangi untuk zat cair yang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini ditunjukkan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2,
Tabel 4.3, dan Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kelereng Kecil Pada Fluida Air dengan Ketinggian 35 cm, 32 cm dan
29 cm.
ρb
h V V rata Volum
ρf t
(cm (cm/ rata e (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cms)
ηN (s)
) s) (cm/s) (cm3)
o.
1 35 0,25 77,77
2 35 0,23 53,03
3 35 0,23 60,34 146,034 1,917 2,250 1 1,33
4 35 0,25 61,40
5 35 0,24 66,03
1 32 0,19 80,48
2 32 0,19 78,57
3 32 0,20 73,33 163,368 1,917 2,250 1 1,20
4 32 0,20 71,73
5 32 0,20 73,33
1 29 0,16 79,48
2 29 0,17 88,57
3 29 0,16 86,11 181,532 1,917 2,520 1 1,07
4 29 0,16 79,48
5 29 0,15 79,48
(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2023)
Tabel 4.2 Kelereng Besar Pada Fluida Air dengan Ketinggian 35 cm, 32 cm dan
29 cm.
ρb
h V rata Volum
ρf t V (gr/
(cm rata e (gr/cm3) (gr/cms)
ηN (s) (cm/s) cm3)
) (cm/s) (cm3)
o.
0,1 184,2
1 35
9 1
0,1 184,2
2 35
9 1
0,1 194,4 188,30
3 35 8,193 2,451 1 2,61
8 4 2
0,1 194,4
4 35
8 4
0,1 184,2
5 35
9 1
0,1
1 32 200
6
0,1
2 32 200
6
0,1 195,29
3 32 200 8,193 2,451 1 2,52
6 2
0,1 188,2
4 32
7 3
0,1 188,2
5 32
7 3
0,1 193,3
1 29
5 3
201,61
0,1 193,3 8,193 2,451 1 2,45
2 29 6
5 3
3 29 0,1 207,1
4 4
0,1 207,1
4 29
4 4
0,1 207,1
5 29
4 4
(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2023)

Tabel 4.3 Kelereng Kecil Pada Fluida Minyak dengan Ketinggian 35 cm, 32 cm
dan 29 cm.
ρb
V rata
ρf h t V Volume
rata (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cms)
ηN (cm) (s) (cm/s) 3
(cm )
(cm/s)
o.
0,3
1 35 102,94
4
0,3
2 35 109,37
2
0,3
3 35 102,94 104,92 1,917 2,520 0,8 2,11
4
0,3
4 35 100
5
0,3
5 35 109,37
2
0,2
1 32 114,28
8
0,2
2 32 114,28
8
0,2
3 32 114,28 115,97 1,917 2,520 0,8 1,90
8
0,2
4 32 118,51
7
0,2
5 32 118,51
7
0,2
1 29 131,81
2
0,2
2 29 126,08
3
129,51 1,917 2,520 0,8 1,70
0,2
3 29 131,81
2
0,2
4 29 131,81
2
0,2
5 29 126,08
3
(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2023)
Tabel 4.4 Kelereng Besar Pada Fluida Minyak dengan Ketinggian 35 cm, 32 cm
dan 29 cm.
ρb
h V rata Volum
ρf t V (gr/
(cm rata e (gr/cm3) (gr/cms)
ηN (s) (cm/s) cm3)
) (cm/s) (cm3)
o.
0,2
1 35 125
8
0,2
2 35 125
8
0,2 134,6
3 35 127,84 8,193 2,451 0,8 4,40
6 1
0,2
4 35 125
8
0,2 129,6
5 35
7 2
0,2 139,1
1 32
3 3
0,2 145,4
2 32
2 5
0,2 145,4 142,92
3 32 8,193 2,451 0,8 3,92
2 5 2
0,2 139,1
4 32
3 3
0,2 145,4
5 32
2 5
0,1 170,5
1 29
7 8
165,09
0,1 152,6 8,193 2,451 0,8 3,40
2 29 6
9 3
3 29 0,1 170,5
7 8
0,1 161,1
4 29
8 1
0,1 170,5
5 29
7 8
(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2023)

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan untuk menentukan suatu viskositas pada
fluida air dan minyak yaitu dengan menjatuhkan kelereng besar dan kelereng
kecil. Di mana kelereng besar dan kelereng kecil ditimbang dan diukur terlebih
dahulu untuk mengetahui massa dan jari-jarinya kemudian ditentukan titik T ke S.
Di mana titik T merupakan kecepatan terminal dan dari titik S ditentukan jaraknya
yaitu 35 cm, 32 cm, dan 29 cm. Kemudian kelereng dijatuhkan ke dalam fluida
air, lalu ke dalam fluida minyak. Pada percobaan kelereng kecil dijatuhkan ke
dalam fluida air, didapatkan kecepatan terminal rata-rata kelereng yaitu 127,034
cm/s, 163,368 cm/s, dan 181,52 cm/s pada ketinggian masing-masing 35 cm, 32
cm, dan 29 cm. Sedangkan nilai viscositasnya yang diperoleh 1,33 gr/cms, 1,20
gr/cms dan 1,07 gr/ cms. Pada kelereng besar pada fluida air dan ketinggian yang
sama didapatkan kecepatan terminal rata-ratanya sebesar 188,302 cm/s, 195,292
cm/s, dan 201,616 cm/s, sedangkan nilai viscositas diperoleh sebesar 2,61 gr/cms,
2,52 gr/cms, dan 2,45 gr/cms.
Selanjutnya pada fluida minyak, kecepatan terminal kelereng kecil untuk
mencapai titik S dengan ketinggian yang sama adalah 188,302 cm/s, 195,292
cm/s, 201,616 cm/s. Dengan nilai viscositas sebesar 2,61 gr/cms, 2,52 gr/cms dan
2,45 gr/cms. Pada kelereng besar dengan fluida minyak dengan ketinggian yang
sama didapatkan kecepatan terminal rata-ratanya sebesar 127,84 cm/s, 142,922
cm/s, dan 165,096 cm/s. Dengan nilai viscositas sebesar 4,40 gr/ cms, 3,92
gr/cms, 3,40 gr/cms.
4.2.1 Hubungan Viscositas Terhadap Densitas
Viscositas adalah ukuran seberapa mudah suatu cairan mengalir,
sedangkan densitas adalah massa persatuan volume suatu zat. Hubungan antara
viskositas dan densitas dapat dipahami dengan hukum stokes dalam konteks
gerakan partikel kecil dalam cairan. Viscositas cairan meningkat dengan
densitasnya, ini karena partikel-partikel dalam cairan yang lebih padat cenderung
menghambat pergerakan relatif antar mereka, sehingga cairan tersebut viscositas
nya tinggi.
4.2.2 Hubungan Viscositas Terhadap Waktu
Viscositas suatu cairan dapat bergantung pada waktu dan kondisi
fluktuasi lainnya. Beberapa cairan menunjukkan perilakunya disebut sebagai
viscositas non-newtonian di mana viscositas nya dapat bervariasi tergantung pada
tingkat kecepatan geser.
4.2.3 Hubungan Jarak Terhadap Waktu
Hubungan antara jarak dan waktu dalam viskositas tidak selalu bersifat
linier atau konstan. Jadi semakin tinggi jarak yang ditentukan maka semakin lama
kelereng jatuh ke titik S (dasar tabung). Sebaliknya semakin pendek jarak yang
ditentukan maka semakin cepat kelereng jatuh ke titik S (dasar tabung).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan maka, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Viskositas yang didapat menggunakan kelereng kecil pada fluida air
dengan ketinggian 35 cm , 32 cm dan 29 cm berturut-turut yaitu sebesar
1,33 gr/cms, 1,20 gr/cms dan 1,07 gr/cms, sedangkan menggunakan
kelereng besar pada fluida air dengan ketinggian 35 cm, 32 cm dan 29
cm berturut-turut yaitu sebesar 2,61 gr/cms, 2,52 gr/cms dan 2,45 gr
/cms.
2. Viskositas yang didapat menggunakan kelereng kecil Pada fluida minyak
dengan ketinggian 35 cm, 32 cm dan 29 cm berturut-turut yaitu sebesar
2,11 gr/cms, 1,90 gr/cms dan 1,70 gr/cms, sedangkan menggunakan
kelereng besar pada fluida minyak dengan ketinggian 35 cm, 32 cm dan
29 cm berturut-turut yaitu sebesar 4 ,40 gr/cms, 3,92 gr/cms dan 3,40
gr /cms.
3. Viskositas fluida minyak lebih besar dibandingkan dengan fluida air hal
ini dikarenakan gaya tarik menariknya lebih besar.
4. Massa benda yang lebih besar akan mempercepat laju kecepatan bola
sampai di dasar tabung.

5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya, sebaiknya digunakan zat cair yang lain
seprti oli, sirup dan lainnya agar dapat lebih memahami dan mengetahui
perbedaan koefisien viskositas dari setiap fluida secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. (1987). Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Pt.Gramedia.

Dogra, Willian. (1990). Universitas Fisika. Bandung: ITB.

Habiburrohman, A.W, Fauzi. (2020). Rancang Bangun Alat Viskositasnzat Cair


Menggunakan Infra Merah Sebagai Detektor Waktu. Mataram:
UNRAM.

Hariyono. (1983). Fisika 2 Sma Kelas XI. Jakarta: Gramedia.

Modul Ajar. Praktikum Dasar Proses Kimia. Polnes: Tahun 2013.

Pradona, H, Y, Dkk. (2016). Viskositas Zat Cair. Surabaya: ITS.

Respati, H. (1981). Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.

Sjahir Ahmad, Nursanti, H, R. (2011). Viskositas Zat Cair. Surabaya: UNESA.

Soedojo, Peter. (2004). Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.


Yazid, Estein. (2005). Kimia Fisika. Yogakarta: Andi.

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Kelereng Kecil pada Fluida Air.


Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 35 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
a. t1 = 0,25 s
h 35
V1 = = = 140 cm/s
t 0 ,2 5

b. t2 = 0,23 s
h 35
V2 = = = 152,17 cm/s
t 0 ,23

c. t3 = 0,23 s
h 35
V3 = = = 152,17 cm/s
t 0 ,23

d. t4 = 0,25 s
h 35
V4 = = = 140 cm/s
t 0 ,2 5

e. t5 = 0,24 s
h 35
V5 = = = 145,83 cm/
t 0 ,24
↔ ∑ V ( 140 + 152,17 + 152,17 + 140 + 145,83 ) cm
V = 5 = 5s

= 146,034 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 1)
9 ( 146,034 )
1.165,10
= 1.314,30 (1,52)

= 0,88 . 1,52
= 1,33 gr/cms
2. Kelereng Kecil pada Fluida Air.
Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 32 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
a. t1 = 0,19 s
h 32
V1 = = = 168,42 cm/s
t 0 ,19

b. t2 = 0,19 s
h 32
V2 = = = 168,42 cm/s
t 0 ,19

c. t3 = 0,20 s
h 32
V3 = = = 160 cm/s
t 0 ,2 0

d. t4 = 0,20 s
h 32
V4 = = = 160 cm/s
t 0 ,2 0

e. t5 = 0,20 s
h 32
V5 = = = 160 cm/s
t 0 ,2 0
↔ ∑ V ( 168,42 + 168,42 +160 + 160 + 160 ) cm
V = 5 =5s

= 163,368 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 1)
9 ( 163,368 )
1.165,10
= 1.470,31 (1,52)

= 0,79 . 1,52
= 1,20 gr/cms

3. Kelereng Kecil pada Fluida Air.


Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 29 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
a. t1 = 0,16 s
h 29
V1 = = = 181,25 cm/s
t 0 ,19

b. t2 = 0,17 s
h 29
V2 = = = 170,58 cm/s
t 0 ,1 7

c. t3 = 0,16 s
h 29
V3 = = = 181,25 cm/s
t 0 ,19

d. t4 = 0,16 s
h 29
V4 = = = 181,25 cm/s
t 0 ,19

e. t5 = 0,15 s
h 29
V5 = = = 193,33 cm/s
t 0 ,15
↔ ∑ V ( 181,25 + 170,58 + 181,25 + 181,25 + 193,33 ) cm
V = 5 =5s

= 181,532 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 1)
9 ( 181,532 )
1.165,10
= 1.633,78 (1,52)

= 0,71 . 1,52
= 1,07 gr/cms

4. Kelereng Besar pada Fluida Air.


Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 35 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
a. t1 = 0,19 s
h 35
V1 = = = 184,21 cm/s
t 0 ,19

b. t2 = 0,19 s
h 35
V2 = = = 184,21 cm/s
t 0 ,19

c. t3 = 0,18 s
h 35
V3 = = = 194,44 cm/s
t 0 ,18

d. t4 = 0,18 s
h 35
V4 = = = 194,44 cm/s
t 0 ,18

e. t5 = 0,18 s
h 35
V5 = = = 194,44 cm/s
t 0 ,18
↔ ∑ V ( 184,21 +184,21 + 194,44 +194,44 + 194,44 ) cm
V = 5 = 5s

= 188,302 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 1)
9 ( 188,302 )
3.067,40
= 1. 694,71 (1,451)

= 1,80 . 1,451
= 2,61 gr/cms

5. Kelereng Besar pada Fluida Air.


Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 32 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
a. t1 = 0,16 s
h 32
V1 = = = 200 cm/s
t 0 ,16

b. t2 = 0,16 s
h 32
V2 = = = 200 cm/s
t 0 ,16

c. t3 = 0,16 s
h 32
V3 = = = 200 cm/s
t 0 ,16

d. t4 = 0,17 s
h 32
V4 = = = 188,23 cm/s
t 0 ,17

e. t5 = 0,17 s
h 32
V5 = = = 188,23 cm/s
t 0 ,17
↔ ∑ V ( 200 + 200 + 200 + 188,23 + 188,23 ) cm
V = 5 = 5s

= 195,292 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 1)
9 ( 195,292 )
3.067,40
= 1. 757,62 (1,451)

= 1,74 . 1,451
= 2,52 gr/cms

6. Kelereng Besar pada Fluida Air.


Densitas Fluida Air = 1 gr/cm3
Ketinggian (h) = 29 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
a. t1 = 0,15 s
h 29
V1 = = = 193,33 cm/s
t 0 ,15

b. t2 = 0,15 s
h 29
V2 = = = 193,33 cm/s
t 0 ,15

c. t3 = 0,14 s
h 29
V3 = = = 207,14 cm/s
t 0 ,14

d. t3 = 0,14 s
h 29
V3 = = = 207,14 cm/s
t 0 ,14

e. t3 = 0,14 s
h 29
V3 = = = 207,14 cm/s
t 0 ,14
↔ ∑ V ( 193,33+ 193,33 + 20 7,14 + 207,14 + 207,14 ) cm
V = 5 = 5s

= 201,616 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 1)
9 (201,616 )
3.067,40
= 1.814,54 (1,451)

= 1,69 . 1,451
= 2,45 gr/cms

7. Kelereng Kecil pada Fluida Minyak


Densitas Fluida Minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 35 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
a. t1 = 0,34 s
h 35
V1 = = = 102,94 cm/s
t 0 ,34

b. t2 = 0,32 s
h 35
V2 = = = 109,37 cm/s
t 0 ,32

c. t3 = 0,34 s
h 35
V3 = = = 102,94 cm/s
t 0 ,34

d. t3 = 0,35 s
h 35
V3 = = = 100 cm/s
t 0 ,35

e. t5 = 0,32 s
h 35
V5 = = = 109,37 cm/s
t 0 ,32
↔ ∑ V ( 102,94 + 109,37 + 102,94 + 100 + 109,37 ) cm
V = 5 =5s

= 104,92 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 0,8)
9 ( 1 04,92 )
1.165,10
= 994,28 (1,72)

= 1,23 . 1,72
= 2,11 gr/cms

8. Kelereng Kecil pada Fluida Minyak


Densitas Fluida Minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 32 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
a. t1 = 0,28 s
h 32
V1 = = = 114,28 cm/s
t 0 ,28

b. t2 = 0,28 s
h 32
V2 = = = 114,28 cm/s
t 0 ,28

c. t3 = 0,28 s
h 32
V3 = = = 114,28 cm/s
t 0 ,28

d. t4 = 0,27 s
h 32
V4 = = = 118,51 cm/s
t 0 ,27

e. t5 = 0,27 s
h 32
V5 = = = 118,51 cm/s
t 0 ,27
↔ ∑ V ( 114,28 + 114,28 + 114,28 + 118,51 + 118,51 ) cm
V = 5 =5s

= 115,97 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 0,8)
9 ( 1 15,97 )
1.165,10
= 1.043,73 (1,72)

= 1,11 . 1,72
= 1,90 gr/cms

9. Kelereng Kecil pada Fluida Minyak


Densitas Fluida Minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 29 cm
Massa = 4,831gram
Diameter = 1,543 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Densitas kelereng = 2,520 gr/cm3
f. t1 = 0,22 s
h 29
V1 = = = 131,81 cm/s
t 0 ,28

g. t2 = 0,23 s
h 29
V2 = = = 126,08 cm/s
t 0 ,23

h. t3 = 0,22 s
h 29
V3 = = = 131,81 cm/s
t 0 ,28

i. t4 = 0,22 s
h 29
V4 = = = 131,81 cm/s
t 0 ,28

j. t5 = 0,23 s
h 29
V5 = = = 126,08 cm/s
t 0 ,23
↔ ∑ V ( 131,81 + 126,08 + 131,08 + 131,08 + 126,08 ) cm
V = 5 =5s

= 129,51 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (0,771 cm)3
3
= 1,917 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
4,831 gram
= 3
1,917 cm
= 2,520 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 0 ,771 ) (98 0 )
= ( 2,520 – 0,8)
9 ( 1 29,51 )
1.165,10
= 1.165,59 (1,72)

= 0,99 . 1,72
= 1,70 gr/cms
10. Kelereng Besar pada Fluida Minyak
Densitas Fluida minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 35 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
a. t1 = 0,28 s
h 35
V1 = = = 125 cm/s
t 0 ,28

b. t2 = 0,28 s
h 35
V2 = = = 125 cm/s
t 0 ,28

c. t3 = 0,26 s
h 35
V3 = = = 134,61 cm/s
t 0 ,26

d. t4 = 0,28 s
h 35
V4 = = = 125 cm/s
t 0 ,28

e. t5 = 0,27 s
h 35
V5 = = = 129,62 cm/s
t 0 ,27

↔ ∑ V ( 125 + 125 +134,61 + 125 + 129,62 ) cm


V = 5 = 5s

= 127,84 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 0,8)
9 ( 127,84 )
3.067,40
= 1.150,56 (1,651)

= 2,67 . 1,651
= 4,40 gr/cms

11. Kelereng Besar pada Fluida Minyak


Densitas Fluida minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 32 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
f. t1 = 0,23 s
h 32
V1 = = = 139,13 cm/s
t 0 ,23

a. t2 = 0,22 s
h 32
V2 = = = 145,45 cm/s
t 0 ,22

b. t2 = 0,22 s
h 32
V2 = = = 145,45 cm/s
t 0 ,22

c. t1 = 0,23 s
h 32
V1 = = = 139,13 cm/s
t 0 ,23

d. t2 = 0,22 s
h 32
V2 = = = 145,45 cm/s
t 0 ,22

↔ ∑ V ( 139,13 + 145,45 + 145,45+ 139,13 +145,45 ) cm


V = 5 = 5s

= 142,922 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b -ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 0,8)
9 ( 142,922 )
3.067,40
= 1. 286,29 (1,651)

= 2,38 . 1,651
= 3,92 gr/cms

12. Kelereng Besar pada Fluida Minyak


Densitas Fluida minyak = 0,8 gr/cm3
Ketinggian (h) = 29 cm
Massa = 20,086 gram
Diameter = 2,520 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Densitas kelereng = 2,451 gr/cm3
a. t1 = 0,17 s
h 29
V1 = = = 170,58 cm/s
t 0 ,17

b. t2 = 0,19 s
h 29
V2 = = = 152,63 cm/s
t 0 ,19

c. t3 = 0,17 s
h 29
V3 = = = 170,58 cm/s
t 0 ,17

d. t4 = 0,18 s
h 29
V4 = = = 161,11 cm/s
t 0 ,18

e. t5 = 0,17 s
h 29
V5 = = = 170,58 cm/s
t 0 ,17
↔ ∑ V ( 170,58 + 152,63 + 170,58 + 161,11 + 170,58 ) cm
V = 5 = 5s

= 165,096 cm/s
4 3
Volume kelereng = πr
3
4
= (3,14) (1,251 cm)3
3
= 8,193 cm3
m
Massa jenis kelereng =
v
20,086 gram
= 3
8,193 cm
= 2,451 gr/cm3
2
2r g
η =
Vm
(ρ b−ρ f)
2
2 ( 1,251 ) (98 0 )
= ( 2,451 – 0,8)
9 ( 1 65,096 )
3.067,40
= 1. 485,86 (1,651)

= 2,06 . 1,651
= 3,40 gr/cms

LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Tentukan besar viskositas masing-masing zat cair yang digunakan


2. Bandingkan dengan harga ditabel. Seberapa besarkah kesesuaiannya?
3. Apa metode ini dapat digunakan untuk sembarang jenis fluida?
4. Apakah manfaat mengetahui besar viscositas zat cair?

Jawab:
1. Viscositas zat cair pada air
a. Kereng kecil
Diameter = 1,543 cm
Ketinggian = 35 cm, 32 cm dan 29 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Gravitasi = 9,8 m/s2
Massa = 4,831 gram
Viscositasnya berturut-turut yaitu 1,33 gr/cms, 1,20 gr/cms dan 1,07
gr/cms
b. Kelereng besar
Diameter = 2,502 cm
Ketinggian = 35 cm, 32 cm dan 29 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Gravitasi = 9,8 m/s2
Massa = 20,086 gram
Viscositasnya berturut-turut yaitu 2,61 gr/cms, 2,52 gr/cms dan 2,45
gr/cms
Viscositas zat cair pada minyak
a. Kelereng kecil
Diameter = 1,543 cm
Ketinggian = 35 cm, 32 cm dan 29 cm
Jari-jari = 0,771 cm
Gravitasi = 9,8 m/s2
Massa = 4,831 gram
Viscositasnya berturut-turut yaitu 2,11 gr/cms, 1,90 gr/cms dan 1,70
gr/cms
b. Kelereng besar
Diameter = 2,502 cm
Ketinggian = 35 cm, 32 cm dan 29 cm
Jari-jari = 1,251 cm
Gravitasi = 9,8 m/s2
Massa = 20,086 gram
Viscositasnya berturut-turut yaitu 4,40 gr/cms, 3,92 gr/cms dan 3,40
gr/cms
2. Kurang sesuai karena dalam melakukan percobaan ini mungkin kurang
teliti dalam memperhatikan waktu dan lainnya.
3. Metode ini (metode bola jatuh) tidak digunakan pada sembarang jenis
fluida. Metode ini hanya berlaku pada fluida jenis cairan, sedangksn
jenis lain seperti udara tidak akan dapat ditentukan viscositasnya
dengan metode ini.
4. Manfaatnya kita dapat menguasai perhitungan viscositas dengan benar,
maka dapat dengan mudah mengetahui kekentalan dari fluida,
terutama dalam pemilihan oil atau minyak untuk pelumas yang
digunakan pada sebuah mesin dan kita dapat mengetahui berapa besar
tekanan yang harus kita berikan ketika ingin memompakan fluida
dengan viscositas yang telah kita perhitungkan.
LAMPIRAN D
PRETEST

1. Terangkan pengertian viskositas zat cair !


2. Gambarkan dan jelaskan aliran laminer zat cair kental !
3. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan !
4. Buktikan rumus Stokes di atas !
Jawab:
1. Viskositas zat cair adalah kekentalan suatu fluida yang menyatakan
besarnya fraksi yang terjadi antara suatu lapisan aliran fluida dengan
lapisan aliran lainnya pada logam alir laminer.
2. Aliran laminar adalah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan
atau dengan laminar-laminar dengan suatu lapisan meluncur dengan
lancer, dalam aliran laminar viskositas berfungsi untuk merendan
cenderung terjadinya gesekan relatif antara lapisan. Bilangan reynold <
2000.

3. Faktor yang mempengaruhi kekentalan :


a. Tekanan, viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur, viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan
viskositas akan naik dengan turunnya suhu.
c. Adanya zat lain, adanya bahan tambahan seperti bahan suspense
meningkatkan viskositas air
d. Ukuran dan berat molekul, viskositas naik dengan naiknya berat
molekul.
e. Ikatan, viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
Viskositas air naik dengan adanya ikatan hydrogen.
4. Pembuktian Hukum Stokes :
Telah dibuktikan pada percobaan minyak mempunyai viskositas lebih
tinggi dibandingkan air kelapa muda , maka dari itu kepekatan (v) yang
dibutuhkan/ dihasilkan oleh kelereng sehingga sampai ke dasar minyak
lebih lambat daripada air.
LAMPIRAN E
GAMBAR ALAT

No Nama dan Gambar Alat Fungsi Alat

1 Tabung Kaca Wadah untuk zat cair.

2 Bola Kaca Besar dan Kecil Untuk mengukur kecepatan jatuh


suatu benda dalam cairan dan
untuk menentukan tingkat
viscositas cairan.
3 Stopwatch Untuk mengukur waktu yang
diperlukan dalam percobaan.

4 Neraca Analitik Digital Untuk mengetahui bobot massa


suatu benda.
5 Mikrometer Sekrup Untuk mengukur diameter suatu
benda yang berukuran kecil.

6 Penggaris Untuk mengukur ketinggian.

7 Sendok Sebagai alat untuk mengambil


benda.

Anda mungkin juga menyukai