Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRATIKUM FISIKA DASAR

VISKOSITAS ZAT CAIR

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Fisika Dasar

Disusun Oleh :

Kelompok 4 (A7)

M. Alif Alzahy Retwan NIM. 200140049

Kisa Kashara NIM. 200140035

Miftahul Jannah NIM. 200140040

Citra Puspita Mahdayani . Sinaga NIM. 200140053

Husnatun Nisa NIM. 200140059

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2021
ABSTRAK
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan
bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau
penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam
fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan
fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki
viskositas tinggi. Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul.

Kata Kunci : kekentalan, zat gas, gaya kohesi.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Viskositas Zat Cair


1.2 Tanggal Praktikum :
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. M.Alif Alzahy R. NIM. 200140049
2. Kisa Kashara NIM. 200140035
3. Miftahul Jannah NIM. 200140040
4. Citra Puspita M.S NIM. 200140053
5. Husnatun Nisa NIM. 200140059
1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan Viscositas (angka kekentalan)
dari suatu zat cair dengan menggunakan viscosimeter bola jatuh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan


bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran
dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki
viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda padat, benda itu
akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang berlawanan untuk
mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear diterapkan
kepada sebuah fluid, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluid mengalir, dan
berlanjut mengalir ketika tekanan diterapkan.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan
sebagainya. Hal ini dapat dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas
lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng
atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu
zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha
ayam di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin rendah suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
(Sri Handayani, 2009)
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar
molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
(Bob Poster, 1999)

Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) dibagi jarak terjadinya perubahan (I)
= yang dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Nah, pelat yang berada di sebelah

atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik
yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju
fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l. Secara matematis, bisa ditulis sebagai
berikut :

Sebelumnya, guru sudah menjelaskan bahwa Fluida yang lebih cair biasanya
lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat
kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Jika fluida makin kental maka
gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus
dengan koofisien kekentalan. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :

Kita gabung persamaan 1 dan 2 :

Persamaan 3 dapat ditulis seperti ini :

Keterangan :
Ƞ = koefisien viskositas
F = gaya
l = jarak
A = luas permukaan
v = laju

Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/ m 2 = Pa. s
(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk koofisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP =
1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, Jean Louis
Marie Poiseuille .
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida Temperatur (o C) Koofisien Viskositas
Air 0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alcohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
Gliserin 0 10.000 x 10-3
20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3

(Warren L.McCabe, dkk, 1999)

Fluida yang riil memiliki gesekan yang internal yang besarnya tertentu yang
disebut dengan viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun dan pada intinya
merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida dengan
lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya.
Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya
sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak
bergerak ( V=0) sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan
terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya-gay kohesi anatar
molekul. Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F) , sebanding dengan luas
fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A) , dan dengan laju (V) dan
berbanding terbalik dengan jarak anatr lempeng (I). Besar gaya F yang diperlukan
untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan V untuk luas penampang
keping A adalah : F = .A.V
Dengan viskositas didefenisikan sebagai perbandingan rengan geser( ) dengan

laju perubahan regangan geser ( ).

(Sears, Zemansky.1982)
Makin besar luas keping atau penampang yang bersentuhan dengan fluida, makin
besar gaya F yang diperlukan sehingga gaya sebanding dengan luas sentuh ( F =A ).
Untuk luas sentuh A tertentu, kelajuan V lebih besar memerlukan gaya F lebih besar,
sehingga gaya sebanding dengan kelajuan (F=A) .
Berdasarkan hukum stokes dengan mengamati jatuh nya benda melalui medium
zat cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh
makin besar.

η = 2r2d-dmg(1+2,4rR)

keterangan :
η = viskositas cair
r = jari - jari bola
d = kerapatan
bola
dm = kerapatan cairan
g = gaya gravitasi
s = jarak jatuh (a→b)
t = waktu bola jatuh
R = jari-jari tabung viscometer
Persamaan Navier-Stokes (dinamakan dari Claude Louis Navierdan Gorge
Gabriel Stokes) adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari
suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa
perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida yang bergantung
hanya kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya fiksi) dangan gaya viskos
tekanan eksternal yang bekerja pada fluida.
Kita dapat menggembangkan persamaan gerakan untuk fluida, nyata dengan
memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu elemen kecil fluida. Penurunan
persamaan ini, yang disebut persamaan Navier-Stokes.

Kekentalan air ( Viskositas air )

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat
cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

Molekul-molekul air mempunyai daya saling tarik menarik, kalau daya saling
tarik menarik tersebut mengalami gangguan karena adanya benda yang bergerak dalam
air seperti benda tenggelam, maka akan timbul gesekan-gesekan yang disebut dengan
“gesekan intern dalam air“/ Viskositas dan akan mempengaruhi tingkat kekentalan air
tersebut.

Menurut kesepakatan para ahli fisika, pada suhu 0 C, kekentalan air murni
mempunyai nilai yang terbesar, dan ditandai dengan angka 100. Makin naik suhunya,
makin berkurang kekentalan air. Setiap kenaikan suhu 1 C terjadi penurunan kekentalan
(Viskositas) 2%, hingga pada suhu 25 C kekentalan ( viscositas ) air turun menjadi
setengahnya dari nilai kekentalan air ( Viskositas ) pada suhu 0 C. kekentalan air ini
akan berpengaruh terhadap proses pengendapan jasad renik (plankton), zat-zat dan benda-
benda yang melayang didalam air.

Viskositas atau kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida
riil/nyata adalah fluida yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air,
sirup, oli, asap knalpot, dll. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal pada
dasarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini dipakai
dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). (Nyoman Kertiasa.1996)

Pengukuran viskositas lebih banyak digunakan orang untuk zat cair ketimbang
zat gas, seperti viskositas oli pelumas mesin,produk susu, cat, air minum,
darah,minyak goreng, sirup, dan sangat jarang di gunakan zat gas. Ini berarti tidak
sedikit bidang profesi yang membutuhkan data viskositas diantaranya fisikawan
,kimiawan, analiskimia, industri, dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan,
perminyakan, biokimia, dan sebagainya.

Kekentalan ( Viskositas ) Ideal Air

Setiap kali kita memikirkan zat cair, bayangan yang terbentuk dalam pikiran kita
adalah zat yang sangat cair. Kenyataannya, zat cair yang ber-beda memiliki tingkat
viskositas ( kekentalan ) yang berbeda: Kekentalan ter/aspal, gliserin, minyak zaitun, dan
asam sulfat, misalnya, sangat bervariasi. Dan jika kita bandingkan kekentalan ( Viskositas
) zat-zat cair tersebut dengan air, perbedaannya menjadi lebih jelas. Air 10 juta kali lebih
cair daripada aspal, 1.000 kali lebih cair daripada gliserin, 100 kali lebih cair daripada
minyak zaitun, dan 25 kali lebih cair daripada asam sulfat.

Seperti yang ditunjukkan oleh perbandingan singkat itu, air memiliki tingkat
kekentalan ( Viskositas ) yang sangat rendah. Bahkan, jika kita mengabaikan beberapa zat
seperti eter dan hidrogen cair, air ternyata berviskositas lebih kecil dari apa pun kecuali
gas.

Michael Denton berpendapat:

Kesesuaian air akan berkurang jika kekentalan air lebih rendah. Struktur sistem
kehidupan akan bergerak jauh lebih acak di bawah pengaruh gaya-gaya deformasi jika
kekentalan air sama rendahnya dengan hidrogen cair. Jika kekentalan air sangat lebih
rendah, struktur yang rawan akan mudah dikacaukan dan air tidak akan mungkin
mendukung struktur mikroskopik rumit yang permanen. Arsitektur molekular sel yang
rawan mungkin tidak akan bertahan.

Jika kekentalan lebih tinggi, gerak terkon-trol makromolekul yang besar dan ter-
utama struktur seperti mitokondria dan organel-organel kecil tidak akan mung-kin,
demikian pula proses-proses se-perti pembelahan sel. Semua aktivitas penting sel akan
membeku dengan efektif, dan jenis-jenis kehidupan seluler yang jauh menyerupai yang
biasa kita kenal akan tidak mungkin ada. Perkembangan organisme yang lebih tinggi,
yang secara kritis bergantung pada kemampuan sel untuk bergerak dan merangkak dalam
fase embriogenesis, pasti tidak mungkin terjadi jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi
dari kekentalan normal.

Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan
bentuk wadah tempat nya. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi,
melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida, atau
massanya kecepatan volume tidak mempunyai akna yang tepat sebab jumlah molekul
yang menempati volume tertentu terus menerus berubah. Fluida dapat di golong kan
kadalam cairan atau gas. Perbedaan- perbadaan utama antara cair dan gas adalah:
1. cairan praktis tidak kompresibel, sedangkan gas kompresibel dan sering kali
harus di perlakukan demikian.
2. cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan- permukaan bebas
sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh
bagian wadah tempatnya.

Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas

Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida disebut gaya stokes
dengan koefisien viskositasnya η dengan konstanta k = 6πr. Sehingga gaya gesek (gaya
stokes) dapat dirumuskan sebagai:

Jika sebuah benda berbentuk bola jatuh bebas dalam suatu fluida kental,
kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi bumi sehingga mencapai suatu
kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap tersebut dinamakan
kecepatan terminal. Pada saat kecepatan terminal tercapai, berlaku keadaan:
Dengan :
v = kecepatan terminal (m/s)
η = koefisien viskositas fluida (Pa s)
r = jari-jari bola (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρb = massa jenis bola (kg/m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :


a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan
naiknya suhu.Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.
Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti
bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak
akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan
minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga
viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH
pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan pratikum ini diantaranya :
1. Tabung kaca
2. Stop watch
3. Mikrometer

3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan pratikum ini diantaranya:
a. Zat cair
b. Kelereng besar dan kecil

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ukurlah jari-jari kelereng yang akan digunakan
2. Perhatikan kedudukan titik T dimana kelereng di anggap sudah
mencapai kecepatan terminal, kemudian tentukan titik S yang
berjarak h dibawah titik T.
3. Tentukan kelereng dan catat waktu yang diperdukan kelereng untuk bergerak
dari T ke S.
4. Ulangi langkah 3 sebanyak 3 kali.
5. Ulangi untuk jarak h yang lain.
6. Ulangi untuk zat cair yang lain.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Beikut merupakan data hasil pengamatan pratikum viskositas zat cair:

1. Viskositas Air

Benda : Kelereng Besar

m = 5,85 gr ; d = 16,48 mm ; r = 8,24 mm = 0,824 cm

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,31 112,903
2 35 0,32 109,375 108,406 2,342 1 2,498 9,195
3 35 0,34 102,941

Benda : kelereng Kecil

m = 1,85 gr ; d = 11,31 mm ; r = 5,65 mm = 0,565 cm

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,44 79,545
2 35 0,45 77,778 77,803 0,755 1 2,45 5,830
3 35 0,46 76,087

2. Viskositas Minyak

Benda : Kelereng Besar

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,72 48,611
2 35 0,74 47,297 47,525 2,342 0,92 2,498 22,093
3 35 0,75 46,667
Benda : Kelereng Kecil

v volume
No h (cm) t (s) v (cm/s) rata- (
rata
1 35 0,76 46,052
2 35 0,77 45,454 45,27 0,755 0,92 2,45 10,573
3 35 0,79 44,304

4.2 Pembahasan

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara
permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Seperti percobaan yang telah dilakukan,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah bola kecil
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai
didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan
hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya
suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.

Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi


dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang
dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.
Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat
cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadap
kecepatan bola kecil tersebut.

Pada percobaan ini dilakukan dengan medium zat cair yaitu ; minyak goreng dan
air. Dari sini kita dapat mengetahui besarya viscositas air dan minyak tersebut dengan
melakukan percobaan menggunakan kelereng yang dimasukkan kedalam zat cair tersebut.
Pada saat ketinggian minyak 35 cm dengan tiga kali pengulangan menghasilkan
kecepatan rata-rata 47,525 cm/s (benda yang digunakan kelereng besar) dan 45,27 cm/s
(benda yang digunakan kelereng kecil), dan pada saat ketinggian air 35 cm dengan tiga
kali pengulangan menghasilkan kecepatan rata-rata 108,406 cm/s (benda yang digunakan
kelereng besar) dan 77,803 cm/s (benda yang digunakan kelereng kecil) Hal yang
menyebabkan keduanya terjdi adalah tergantung besar kecilnya benda yang dimasukkan.
Begitu juga dengan percobaan menentukan viscositas air dengan menggunakan kelereng
besar dan kecil.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minyak memiliki viskositas lebih besar dibandigkan air, karena minyak
tersusun atas partikel yang lebih rapat dibandingkan air.
2. Air memiliki kecepatan terminal lebih besar dibandingkan minyak
dikarenakan gaya gesek pada partikel air lebih besar.
3. Kecepatan terminal rata-rata air pada kelereng besar ialah 108,406 cm/s
dan pada kelereng kecil ialah 77,803 cm/s sedangkan kecepatan terminal
rata-rata minyak pada kelereng besar ialah 47,525 cm/s dan pada kelereng
kecil ialah 45,27 cm/s.
4. Viskositas air yang diperoleh pada kelereng besar ialah 9,6 gr/cms dan
pada kelereng kecil ialah 5,83 gr/cms sedangkan viskositas minyak pada
kelereng besar ialah 22,093 gr/cms dan pada kelereng kecil ialah 10,573
gr/cms
4.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya agar dilakukan pengukuran viskositas
untuk fluida lain seperti fluida gas.
DAFTAR PUSTAKA

Bob Foster, 1999. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.


Nyoman Kertiasa. 1996. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Erlangga.
Sri Handayani, 2009. Fisika Kelas X SMA. Jakarta: BSE.
Sears, Zemansky. 1982. Fisika Universitas. Jakarta : erlangga
Warren L.McCabe, dkk, 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

Beikut merupakan data hasil pengamatan pratikum viskositas zat cair:

1. Viskositas Air

Benda : Kelereng Besar

m = 5,85 gr ; d = 16,48 mm ; r = 8,24 mm = 0,824 cm

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,31 112,903
2 35 0,32 109,375 108,406 2,342 1 2,498 9,195
3 35 0,34 102,941

Benda : kelereng Kecil

m = 1,85 gr ; d = 11,31 mm ; r = 5,65 mm = 0,565 cm

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,44 79,545
2 35 0,45 77,778 77,803 0,755 1 2,45 5,830
3 35 0,46 76,087

2. Viskositas Minyak

Benda : Kelereng Besar

v rata- volume
No h (cm) t (s) v (cm/s)
rata (
1 35 0,72 48,611
2 35 0,74 47,297 47,525 2,342 0,92 2,498 22,093
3 35 0,75 46,667
Benda : Kelereng Kecil

v volume
No h (cm) t (s) v (cm/s) rata- (
rata
1 35 0,76 46,052
2 35 0,77 45,454 45,27 0,755 0,92 2,45 10,573
3 35 0,79 44,304
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Air
1.1 Kelereng Besar
a. Vm =
112,903 cm/s
b. Vm =
109,375 cm/s
c. Vm =
102,941 cm/s

d. Vm rata-rata = 108,406 cm/s

Dik : massa = 5,85 gr


d = 16,48 mm
r = 8,24 mm = 0,824 cm
volume =

= x 3,14 (0,824)3 = 2,342 cm3

= 2,498 gr/ cm3

(ρ kel – ρ min)

(2,498 - 1)

(1,498)
9,195 gr/cm.s

1.2 Kelereng kecil


a. Vm =
79,545 cm/s
b. Vm =
77,778 cm/s
c. Vm =
76,087 cm/s
d. Vm rata-rata = 77,803 cm/s

Dik : massa = 1,85 gr


d = 11,31 mm
r = 5,65 mm = 0,565 cm
volume =

= x 3,14 (0,565)3 = 0,755 cm3

= 2,450 gr/ cm3

(ρ kel – ρ min)

(2,45 - 1)

(1,45)
5,830 gr/cm.s

2. Minyak
2.1 Kelereng besar
a. Vm =
48,611 cm/s
b. Vm =
47,297 cm/s
c. Vm =
46,667 cm/s

d. Vm rata-rata = 47,525 gr/cm.s

Dik : massa = 5,85 gr


d = 16,48 mm
r = 8,24 mm = 0,824 cm
minyak = 0,
volume =
= x 3,14 (0,824)3 = 2,342 cm3

= 2,498 gr/ cm3

(ρ k – ρ m)

(2,498 - 0, 92)

22,093 gr/cm.s

2.2 Kelereng Kecil


a. Vm =
46,052 cm/s
b. Vm =
45,454 cm/s
c. Vm =
44,304 cm/s

d. Vm rata-rata = 45,27 cm/s

Dik : massa = 1,85 gr


d = 11,31 mm
r = 5,65 mm = 0,565 cm
minyak = 0,
volume =

= x 3,14 (0,565)3 = 0,755 cm3

= 2,45 gr/ cm3

(ρ k – ρ m)

(2,45 - 0, 92)
10,573 gr/cm.s
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
TUGAS

1. Tentukan besar viskositas masing-rnasing zat cair yang digunakan.


2. Bandingkan dengan harga di tabel. Seberapa besarkah kesesuaiannya ?
3. Apakah metode ini dapat digunakan untuk sembarang jenis fluida ?
4. Apakah rnanfaat mengetahui besar viskositas zat cair ?

JAWABAN

1. Viskositas Air

a. pada kelereng besar

Dik : massa = 5,85 gr


d = 16,48 mm
r = 8,24 mm = 0,824 cm
volume =

= x 3,14 (0,824)3 = 2,342 cm3

= 2,498 gr/ cm3

(ρ kel – ρ min)

(2,498 - 1)

(1,498)
9,195 gr/cm.s

b. pada kelereng kecil


Dik : massa = 1,85 gr
d = 11,31 mm
r = 5,65 mm = 0,565 cm
volume =

= x 3,14 (0,565)3 = 0,755 cm3

= 2,450 gr/ cm3

(ρ kel – ρ min)

(2,45 - 1)

(1,45)
5,830 gr/cm.s

Viskositas Minyak
a.pada kelereng besar
Dik : massa = 5,85 gr
d = 16,48 mm
r = 8,24 mm = 0,824 cm
minyak = 0,
volume =

= x 3,14 (0,824)3 = 2,342 cm3

= 2,498 gr/ cm3

(ρ k – ρ m)

(2,498 - 0, 92)

22,093 gr/cm.s
b.pada kelereng kecil

Dik : massa = 1,85 gr


d = 11,31 mm
r = 5,65 mm = 0,565 cm
minyak = 0,
volume =

= x 3,14 (0,565)3 = 0,755 cm3

= 2,45 gr/ cm3

(ρ k – ρ m)

(2,45 - 0, 92)

10,573 gr/cm.s

2. Menurut harga ditabel viscositas air (0° C) sebesar 1,8 x 10-3 gr/cm.s sedangkan
dari hasil percobaan adalah 5,830 gr/cm.s dan 9,195 gr/cm.s jadi selisihnya
sangatlah jauh, sehingga dapat dikatakan percobaan mengalami banyak kesalahan.
Viskositas minyak (0°C) adalah 10.000 x 10-3 gr/cm.s , sedangkan pada hasil
percobaan 10,573 gr/cm.s dan 22,093 gr/cm.s. Jadi selisihnya cukup sedikit
sehingga dapat dikatakan viskositas minyak berhasil dibuktikan pada perobaan
ini.
3. Metode ini (metode bola jatuh) tidak dapat digunakan pada sembarang jenis fluida.
Metode ini hanya berlaku untuk fluida jenis cairan, sedangkan jenis lain seperti udara
tidak akan dapat ditentukan viskositasnya dengan metode ini.

4. Manfaat mengetahui besar viskositas zat cair adalah untuk memahami bahwa gaya
gesekan benda yang bergerak di dalan fluida (zat cair) dipengaruhi oleh kekentalan fluida
tersebut dan dapat menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan
hukum stokes.
LAMPIRAN D
PRETEST

1. Terangkan pengertian viscositas zat cair.


2. Gambar dan jelaskan arus laminer zat cair kental
3. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan
4. Buktikan ramus Stokes di atas.

Jawaban
1. Viscositas zat cair adalah salah satu Sifat cairan yang menentukan besarnya
perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama karena adanya
interaksi antara molekul-molekul cairan.
2. Aliran laminer adalah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan atau
dengan laminer-laminer dengan suatu lapisan meluncur dengan lancar dalam
aliran laminer viskositas berfungsi untuk merendan cenderung terjadinya
gesekan relative antara lapisan.

3. Faktor yang mempengaruhi kekentalan :


a. Tekanan, Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangka
b. viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
c. Temperatur, Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan
d. viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul – molekulnya memperoleh energi. Molekul –
molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
tempertatur.
e. Adanya zat lain, Adanya bahan tambahan seperti bahan suspense
meningkatkan viskositas air
f. Ukuran dan berat molekul, Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
g. Ikatan, Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
viskositas air naik dengan adanya ikatan hydrogen.
4. Pembuktian Hukum Stokes : Telah dibuktikan pada percobaan minyak
mempunyai viskositas lebih tinggi dibandingkan degan air, maka dari itu
kepekatan (v) yang dibutuhkan/ dihasilkan oleh kelereng sehingga sampai ke
dasar minyak lebih lambat daripada air.
LAMPIRAN E
GAMBAR ALAT

Anda mungkin juga menyukai