Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VISCOSITAS ZAT CAIR

Diajukan untuk memenuhi Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok V (A1)
Arif Fadhillah NIM. 220190006
Syilvie Anastasya Utami NIM. 220190007
Reina Melinda H Hsb NIM. 220190020
Kasral NIM. 220190022

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
ABSTRAK
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan yang dapat diukur dengan
mengukur laju aliran melalui tabung berbentuk silinder. Percobaan ini dilakukan
dengan memanfaatkan Hukum Stokes dengan metode viskositas bola jatuh.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan viskositas (angka kekentalan) dari
suatu zat cair. Langkah kerja yang dilakukan adalah menghitung waktu berpindah
bola dari titik T ke titik S dengan fluida minyak dan air dengan waktu dihitung
menggunakan stopwatch dan percobaan diulangi dengan bola berdiameter berbeda
dengan ketinggian yang berbeda pula. Dari hasil percobaan ini, diperoleh nilai
viskositasnya pada masing-masing ketinggian 40 cm, 39 cm dan 38 cm dengan
diameter bola kecil 36,15 mm dan bola besar 45,155 mm yaitu pada bola besi
kecil ketinggian 40 cm, kecepatan rata-ratanya 89,9 cm/s dan viskositas 578,5 CP.
Pada ketinggian 39 cm, kecepatan rata-rata bola besar 113,07 cm/s dan
viskositasnya 858,2 CP. Pada ketinggian 39 cm, kecepatann rata-rata bola kecil
106,14 cm/s dan viskositasnya 485,9 CP. Pada ketinggian 38 cm, kecepatan rata-
rata bola besar 110,96 cm/s dan viskositasnya 874,5 CP. Pada ketinggian 38 cm,
kecepatan rata-rata bola kecil 107,07 cm/s dan viskositasnya 485,7 CP. Untuk
fluida minyak pada bola besi besar dengan ketinggian 38 cm, kecepatan rata-rata
76,39 cm/s dan viskositas 1200,5 CP. Dan untuk bola besi kecil dengan
ketinggian 38 cm, dengan kecepatan rata-rata 67,86 cm/s dan viskositasnya 793,1
CP. Semakin kecil viscositasnya maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan
kelereng untuk cepat sampai pada titik S (permukaan), sebaliknya semakin besar
viscositasnya maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan kelereng untuk
cepat sampai pada titik S.
Kata Kunci : Bola Jatuh, Fluida, Hokum Stokes, Kecepatan, dan Viskositas.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Viscositas Zat Cair


1.2 Tanggal Praktikum : 1 November 2022
1.3 Pelaksana Praktikum: Kelompok V (A1)
1. Arif Fadhillah NIM. 210140008
2. Syilvie Anastasya NIM. 210140020
3. Reina Melinda H Hsb NIM. 210140022
4. Kasral NIM. 210140030
1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan viscositas (angka kekentalan) dari
suatu zat cair dengan menggunakan viscometer
bola jatuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas merupakan pengukuran fluida yang diubah dengan tekanan


maupun tegangan. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas. Usaha untuk mendayung perahu
melalui air yang tenang menggunakan viskositas. Efek viskositas merupakan hasil
yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida
viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki
kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng
dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia
otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Alat untuk mengukur viskositas terbagi
dalam dua jenis yaitu ada jenis digital dimana nama alatnya adalah viskometer
dan jenis manual yaitu menggunakan tabung dan bola besi pejal. Metode manual
ini merupakan metode awal yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
cairan sebelum adanya viskometer.

2.1 Pengertian Viskositas


Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberkan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler). Definisi
lain dari viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar
bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau
gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair (Yazid,
2005).
Viskositas berkaitan dengan keadaan atau fase viskeus, yakni fase di
antara padat dan cair yang sewaktu bahan padat menjadi lunak sebelum menjadi
cair sewaktu dipanaskan. Tidak semua bahan padat mengalami fase viskeus
sebelum menjadi cair.
Disamping itu, bilamana kecepatan alirannya (v) dan juga massa jenisnya
besar aliran cairan tidak akan banyak dipengaruhi oleh sekitarnya sehingga
alirannya cenderung turbelen. Menutut reynolds, aliran akan cenderung turbulen
apabila memenuhi persamaan bilangan reynolds berikut :

> 2000 ................................................................................(2.1)

Dari eksperimen, orang mendapatkan bahwa ada empat faktor yang


menentukan suatu aliran bersifat laminar atau turbulen, kombinasi empat faktor
ini disebut bilangan reynolds (Nr) dan didefinisikan :

Nr = ...............................................................................................(2.2)

Dimana :
Y : Massa jenis fluida
V : Kecepatan rata - rata
D : Garis tengah pipa
: viscositas
Untuk aliran lamiran Nr = 0 sampai 200. Diatas 3000 berarti turbulen.
Dari 2000 sampai 3000 berarti transis, aliran dapat bernilai berubah dari keadaan
lamiran menjadi turbulen atau sebaliknya. Jadi untuk aliran air dalam pipa yang
bergaris tengah 1 cm. Pada temperatur aliran bersifat laminar jika :
-
= 2000 atau jika V = 20 cm ..............................................(2.3)

-
Diatas kecepatan 30 cm aliran air turbulen. Udara yang mengalir
pada pipa yang sama dengan kecepatan yang sama mempunyai Nr = 216 ( berarti
laminer ) (Daryanto, 2000).
Viskositas membicarakan masalah gesekan antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan cairan atau fluida pada umumnya yang bergerak satu terhadap
yang lain. Tentu gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh gaya tarik-
menarik antara molekul-molekul yang berada di lapisan lain. Gaya interaktif itu
adalah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara muatan listrik.
2.2 Tetapan atau Koefisien Viskositas
Kalau gaya gesekan antara permukaan-permukaan dua benda padat
sebanding dengan gaya tekan permukaan terhadap yang lain, maka gaya gesekan
antara permukaan benda padat dengan medium dimana benda bergerak sebanding
dengan kecepatan gerak dan gaya gesekan antara lapisan-lapisan cairan sebanding
dengan gradien kecepatan aliran lapisan tersebut sepanjang tegak lurus mengalir
cairannya dan gaya gesekan sebanding dengan luas permukaan yang bergesekan
sehingga dirumuskan :

6 ……….........………………… ………………..… … 4)

dengan sebagai tetapan pembanding lurus yang dinamakan tetapan viskositas


atau lebih tepat koefisien viskositas yang besarnya tergantung jenis dan suhu
fluida untuk larutan yang besarnya koefisien viskositas tergantung pada
konsentrasi atau kepekatan dari larutan tersebut.
Untuk menetukan koefisien viskositas ( ) suatu fluida didapatkan sebagai
berikut :

………..............………………… …… 5)

Dimana:
- -
= koefisien kekentalan ( )
A = luas penampang pipa ( )
L = jarak antara permukaan dengan dasar fluida (m)
-
v = kecepatan aliran (m )
Jumlah volune cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu
4
…………………......………………………………… ……… 6)
8

Dimana :
= viskositas cairan
V = volume cairan
t = waktu yang dibutuhkan cairan dengan volume V untuk mengalir
P = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa
Persamaan (2.6) juga dikenal sebagai hukum Poisellie yang selain berlaku
untuk cairan juga berlaku untuk gas (Bird, 1987).

2.3 Hukum Poisellie


Debit yaitu banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu atau kuat
arus kecuali ditentukan oleh beda tekanan di kedua ujung yang memberikan gaya
pengaliran itu, juga ditentukan oleh koefisien viskositas cairan yang berkaitan
dengan mudah-sukarnya cairan mengalir serta luas penampang pipa sepanjang
aliran cairan.
Menurut Poisellie, debit cairan yang mengalir sepanjang pipa yang
penampangnya bundar berjari-jari r yang panjangnya L adalah :
4
( - )
……….....………… ………………………… ……… 7)
8

yang memperlihatkan bahwa debit itu sebanding dengan gradien tekanan serta
pangkat 4 jari-jari penampang yang berarti sebanding dengan kuadrat luas
permukaan dan berbanding terbalik dengan koefisien viskositas. Dengan tetapan
viskositas yang besar, hambatan alirnya juga besar sehingga debitnya menjadi
rendah.
Gaya yang mengalirkan bagian cairan di dalam silinder sampai sejauh r
dari sumbu pipa diberikan oleh beda gaya tekan :
- ( - ) …………........…………………… … 8)
Bagian cair di tengah sekitar sumbu atau poros akan mengalir lebih cepat
karena lebih leluasa sebaliknya yang di dekat dinding akan mengalir lebih lambat
apalagi yang melekat di dinding Makin besar gaya pengalirannya oleh gradien
tekanan itu maka makin cepat aliran di bagian tengahnya dan makin besar gradien
kecepatannya yang pada gilirannya akan memperbesar gaya gesekan
viskositasnya.

2.4 Bilangan Reynolds


Rumus Poisellie tersebut berlaku hanya untuk aliran yang berlapis-lapis
sehingga gradien kecepatannya yaitu jika aliran itu laminar. Aliran tidak laminar
adalah arus pusar atau lazim disebut aliran turbulen . Aliran fluida yang lebih
leluasa akan lebih cenderung turbulen. Oleh sebab itu aliran akan cenderung
turbulen jika koefisien viskositasnya ( ) kecil dan penampang pipa sepanjang
cairan mengalir cukup luas yakni jari-jari penampangnya (r) untuk pipa yang
penampangnya bundar itu cukup besar (Soedojo, 2004).
Di samping itu, bilamana kecepatan alirannya (v) dan juga massa jenisnya
( ) besar, aliran cairan tidak akan banyak dipengaruhi oleh sekitarannya sehinga
alirannya cenderung turbulen. Menurut Reynolds, aliran akan cenderung turbulen
apabila memenuhi persamaan bilangan Reynolds berikut:

……………… ……......…………………… …… 9)

Dari eksperimen, orang mendapatkan bahwa ada empat faktor yang


menentukan suatu aliran bersifat laminar atau turbulen. Kombinasi empat faktor
ini disebut bilangan Reynolds ( ) dan didefinisikan:

……….……………………… …………………… …… )

Dimana :
= massa jenis fluida
v = kecepatan rata-rata
= viskositas
D = garis tengah pipa
Untuk aliran laminar, = 0 sampai 2000, di atas 3000 berarti turbulen.
Dari 2000 sampai 3000 berati transisi, aliran dapat bernilai berubah dari keadaan
laminar menjadi turbulen atau sebaliknya. Jadi untuk aliran air dalam pipa yang
bergaris tengah 1 cm, pada temperatur 20 oC aliran bersifat laminar jika
-
…………… ……… ……….(2.11)

Di atas kecepatan 30 cm det-1 aliran air turbulen. Udara yang mengalir pada pipa
yang sama dengan kecepatan yang sama mempunyai = 216 (berarti laminar)
(Daryanto, 2000).
Jika zat cair bersifat kental maka harus memperhatikan kerja yang
dilakukan oleh gaya gesekan. Jika fluida tak kental energi yang hilang karena
gesekan (head gesekan) dinyatakan:
………………………………………………… …… … )

Dimana:
= head gesekan
f = faktor gesekan yang bergantung pada
v = kecepatan rata-rata
Untuk aliran dalam pipa dengan penampang sama dan terletak miring,
maka head gesekan harus sama dengan head ketinggian ditambah head gesekan.
Untuk aliran laminar ( 2000) harganya f = 24 (Daryanto, 2000).

2.5 Rumus Stokes


Sebagaimana telah dikemukakan di atas, gaya gesekan antara permukaan
benda padat dengan fluida medium dimana benda itu bergerak dengan dan akan
sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda itu terhadap medium (Dogra,
1990).
Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu disebabkan
oleh gaya gesekan antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan
bagian fluida di sebelahnya dimana gaya gesekan itu sebanding dengan koefisien
viskositas fluida. Menurut Stokes, gaya gesekan itu diberikan oleh apa yang
disebut rumus Stokes :
6 …… …...……………………………………………… 3)
Dimana :
r = jari-jari
= koefisien viskositas
v = kecepatan alir fluida

2.6 Pengukuran Viskositas


Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, di antaranya
yakni:
2.6.1 Viskometer Ostwald
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
cairan (misalkan 10 cm3) bergantung pada ukuran dipipet ke dalam viskometer.
Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viskometer sampai ke
permukaan cairan lebih tinggi p b “ ” C b
K p l w b “ ”, stopwatch mulai
y l l w b “b”, stopwatch dimatikan. Jadi,
w y b l l “ ” “b” p
ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U
dan besarnya asumsikan sebanding dengan berat jenis cairan

………….......………………………………………… 4)

Dimana :
P =
= massa jenis cairan
( p) 4
…………………….…………………………… …… 5)
8 l

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju


aliran cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui.

…………………………...……… …………… …………… 6)

2.6.2 Viskometer Hoppler (Metode Bola Jatuh)


Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena
adanya gaya gravitasi akan jatuh melalui sebuah medium yang berviskositas
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan dicapai bila gaya gravitasi sama dengan frictional
resistance medium. Besarnya frictional resistance untuk benda dapat dihitung
dengan menggukan hukum Stokes (Bird, 1987).
6 ………….....………………………………………… … 7)
Dimana:
r = jari-jari bola
= koefisien viskositas
v = kecepatan yaitu jarak yang ditempuh persatuan waktu
f = frictional resistance
Pada keseimbangan, gaya ke bawah ( ) sama dengan frictional
resistance sehingga:
-
……….....…………………………………… ……… … 8)
6

Dimana :
m = massa bola logam
= massa cair yang dipindahkan oleh bola logam
g = konstanta gravitasi
= viskositas
(Bird, 1987).
2.6.3 Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
2.6.4 Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar, 1990).

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Viskositas


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan
naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan tempertatur.
3. Ukuran serta berat benda
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
4. Kohesi
Semakin besar kekuatan gaya kohesi, maka semakin tinggi pula tingkat
viskositasnya (Bird, 1987).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Mikrometer 1 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Tabung kaca 1 buah

3.1.2 Bahan yang digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Bola besar (kelereng bening) 1 buah
2. Bola kecil (Kelereng susu) 1 buah
3. Zat cair (Air) secukupnya
4. Zat cair (Minyak) secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Diukur jari-jari bola yang akan digunakan.
2. Diperhatikan kedudukan titik T dimana bola di anggap sudah mencapai
kecepatan terminal, kemudian ditentukan titik S yang berjarak h dibawah
titik T.
3. Ditentukan bola dan dicatat waktu yang diperlukan bola untuk bergerak
dari titik T ke S.
4. Diulangi langkah 3 sebanyak 5 kali.
5. Diulangi untuk jarak h yang lain.
6. Diulangi untuk zat cair yang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Percobaan kelereng bening pada fluida air dan ketinggian 34,32,
dan 30 cm
No. h (Cm t (s) V v rata- Volume a b
) (cm/s) rata ( ) (gr/ ) (gr/ )
(cm/s)

1 34 0,59 52,30

2 34 0,62 41,97

3 34 0,78 45,33 54,02 10,8 1 4837

4 34 0,65 50,74

5 34 0,55 52,30

1 32 0,50 53,33

2 32 0,60 48,48

3 32 0,76 64 52,87 10,8 1 49,44

4 32 0,60 62,7

5 32 0,62 61,53

1 30 0,61 61,22

2 30 0,50 78,94

3 30 0,48 90,90 59,06 10,8 1 4416

4 30 0,44 75

5 30 0,54 85,71

(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2022)


Tabel 4.2 Hasil Percobaan kelereng susu pada fluida air dan ketinggian 34, 32,
dan 30 cm
No. h (Cm ) t (s) V v rata-rata Volume a b
(cm/s) (cm/s) ( ) (gr/ ) (gr/ )

1 34 0,56 60,71

2 34 0,58 58,62

3 34 0,60 56,66 54,02 10,8 1 4134

4 34 0,66 51,51

5 34 0,68 50

1 32 0,57 56,14

2 32 0,50 64

3 32 0,60 53,33 58,16 10,11 1 4278

4 32 0,60 53,33

5 32 0,50 64

1 30 0,60 50

2 30 0,50 60

3 30 0,45 66,66 58,94 10,11 1 4220

4 30 0,54 55,55

5 30 0,48 62,5

(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2022)


Tabel 4.3 Hasil Percobaan kelereng bening pada fluida minyak dan ketinggian 34,
32, dan 30 cm
No. h (Cm ) t (s) v v rata-rata Volume a b
(cm/s) (cm/s) ( ) (gr/ ) (gr/ )

1 34 0,65 52,30

2 34 0,81 41,97

3 34 0,75 45,33 48,52 10,8 0,8 5417

4 34 0,67 50,74

5 34 0,65 52,30

1 32 0,60 53,33

2 32 0,66 48,48

3 32 0,50 64 58,00 10,8 0,8 4518

4 32 0,51 62,7

5 32 0,52 61,53

1 30 0,49 61,22

2 30 0,38 78,94

3 30 0,33 90,90 78,35 10,8 0,8 3324

4 30 0,40 75

5 30 0,35 85,71

(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2022)


Tabel 4.4 Hasil Percobaan kelereng susu pada fluida minyak dan ketinggian
34,32, dan 30 cm
No. h (Cm ) t (s) v v rata-rata Volume a b
(cm/s) (cm/s) ( ) (gr/ ) (gr/ )

1 34 0,84 40,47

2 34 0,84 40,47

3 34 0,85 40 42,26 10,11 0,8 5945

4 34 0,71 47,88

5 34 0,80 42,5

1 32 0,44 72,72

2 32 0,51 62,74

3 32 0,41 78,04 67,64 10,11 0,8 3694

4 32 0,48 66,66

5 32 0,56 57,14

1 30 0,36 83,33

2 30 0,40 7,5

3 30 0,37 81,08 56,16 10,11 0,8 3827

4 30 0,35 85,71

5 30 0,44 68,18

(Sumber: Praktikum Fisika Dasar, 2022)


4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan suatu viscositas pada air
dan minyak yakni dengan menyatuhkan kelereng susu dan kelereng bening.
Dimana kelereng susu dan bening ditimbang dn diukur terlebih dahulu untuk
mengetahui massa dari jari-jarinya kemudian ditentukan titik T dan S. Dimana
titik T merupakan kecepatan terminal dan titik S ditentukan jaraknya yaitu 34 cm,
32 cm, 30 cm. Kemudian kelereng dijatuhkan didalam air, mula-mula benda
mengalami percepatan karena gravitasi namun karena pengaruh gesekan fluida
maka percepatan benda berkurang.
Bila sebuah benda yang massa jenisnya lebih besar dari pada massa jenis
fluida. Maka bola akan jatuh dipercepat smpai suat benda kecepatan nya (v)
maksimum. Pada kecepatan ini benda akan bergerak beraturan gaya beratnya
sudah seimbang dengan gaya gesek fluida ( minyak, gas ).
Pada percobaan kelereng susu dijatuhkan kedalam air, didapatkan
kecepatan rata-rata kelereng susu untuk mencapai titik s dengan ketinggian 10 cm,
39 cm dan 38 cm berturut-turut yaitu 41,8 cm/s, 43,8 cm/s, 46,8 cm/s.
Pada percobaan kelereng bening dijatuhkan kedalam air, didapatkan kecepatan
rata-rata kelereng bening untuk mencapai titik s dengan ketinggian 34 cm, 32 cm
dan 30 cm berturut-turut yaitu 41,8 cm/s, 43,8 cm/s, 46,0 cm/s.
Pada percobaan kelereng bening dijatuhkan kedalam minyak, didapatkan
kecepatan rata-rata kelereng susu untuk mencapai titik s dengan ketinggian 40 cm,
39 cm dan 38 cm berturut-turut yaitu 41,8 cm/s, 43,8 cm/s, 46,0 cm/s.
Pada percobaan kelereng susu dijatuhkan kedalam minyak, didapatkan kecepatan
rata-rata kelereng susu untuk mencapai titik s dengan ketinggian 40 cm, 39 cm
dan 38 cm berturut-turut yaitu 48,8 cm/s, 52,8 cm/s, 56,7 cm/s.
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan suatu viscositas pada air dan minyak
yaitu dengan menjatuhkan kelereng susu dan kelereng bening. Dimana kelereng susu
dan kelereng bening ditimbang dan diukur terlebih dahulu untuk mengetahui massa dari
jari-jarinya kemudian ditentukan titik T ke S. Dimana titik T merupakan kecepatan
terminal dan titik S ditentukan jaraknya yaitu 40cm, 39cm, dan 38cm. Kemudian
kelereng di jatuhkan di dalam air,mula-mula benda mengalami percepatan karena
gravitasi namun karena pengaruh gesekan fluida maka percepatan benda berkurang.
Sebuah benda yang massa jenisnya lebih besar dari pada massa jenis fluida, maka bola
akan jatuh dipercepat, sampai suatu saat kecepatannya (V) maksmum. Pada kecepatan
ini benda akan bergerak beraturan gaya beratnya sudah seimbang dengan gaya gesek
fluida ( minyak, air). Percobaan kelereng susu dijatuhkan kedalam air, didapatkan
kecepatan terminal rata-rata kelereng susu untuk mencapai titik S yaitu 50,188 cm/s,
66,384 cm/c, 83,256 cm/s pada ketinggian masing-masing 40cm, 39cm, 38cm adanya
perbedaan waktu pada tiap pengulangan dikarenakan kelereng tersebut mengenai
dinding tabung yang mengakibatkan adanya perlambatan kelereng untuk mencapai
dasar tabung ( titik S ). Besarnya viscositas dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
temperature, gaya Tarik menarik antar partikel dan mengapa hal itu terjadi, karena
molekul zat cair ataupun zat padat yang jenisnya berbeda memliki kekentalan yang
berbeda pula. Dengan waktu yang diperoleh maka dapat dihitung kecepatan kelereng
susu tersebut hingga pengulangan 5 kali. Dan dapat pula dihitung kecepatan rata-
ratanya. Selanjutnya dihitung viscositasnya pada kelereng susu dengan rumus,
didapatlah hasilnya 11,3343 cp, 8,569 cp, dan 7,0365 cp untuk kelereng bening pada
ketinggian yang sama pada fluida cair didapatkan kecepatan terminal rata-ratanya yaitu
75,088 cm/s, 80,842 cm/s, 99,286 cm/s sedangkan nilai viscositasnya diperoleh 9,2397
cp, 7,0365 cp, dan 9, 9878 cp. Sementara pada fluida minyak, kecepatan terminal
kelereng susu untuk mencapai titik S dengan tinggi 40cm, 39cm, 38cm adalah 59,462
cm/s, 75, 974 cm/s, dan 73,414 cm/s. Pada kelereng susu didapatlah hasilnya 10,551 cp,
10,4531 cp, dan 7,487 cp. Sementara pada kelereng bening di dapatlah hasilnya 11,678
cp, 9,14 cp, dan 9,459 cp. Percobaan diperoleh viscositas minyak lebih besar dari
viscositas air. Hal ini dikarenakan minyak tersusun atas partikel yang lebih rapat
dibandingkan viscositas air sehingga tingkat kekentalan minyak lebih tinggi dari air. 4.2.1
Perbandingan Viscositas dengan Densitas Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka
massa di benda tersebut juga akan semakin tinggi setiap satuan volume. Oleh karena itu
dengan massa yang sama volume benda bermassa jenis tinggi pasti lebih kecil dari pada
benda bermassa jenis rendah. Viscositas merupakan kemampuan fluida tersebut untuk
tidak mengalir. Ukuran viscositas sebuah benda dipengaruhi oleh besaran friksi atau
pergeseran dan tegangan geser pada partikel-partikel fluida. 4.2.2 Perbandingan
Viscositas dengan Kecepatan Terminal Ketika hendak menjatuhkan bola dalam fluida
yang hendak ditentukan viscositasnya, bola akan makin cepat, jatuhkan sesuai dengan
rumus stokes. Sehingga pada jarak tertentu gerak berat untuk bola itu tetap seimbang
dengan gaya gesekan sehingga tidak terjadi percepatan. Hal ini, menyebaabkan bola
bergerak dengan kecepatan terminal. Hal ini dapat dilihat pada table 5.1 dimana
kecepatan bahwa kecepatan tertinggi, yaitu 99,286. Hal ini membuktikan teori
kecepatan konstan yang dialami suatu objek yang jatuh bebas karena pengaruh
gravitasi. 4.2.3 Perbandingan Viscositas dengan Waktu Fluida yang memiliki viscositas
tingi memerlukan waktu yang lebih banyak untuk mecapai titik S. Hal ini dapat dilihat
pada table 5.3 bahwa waktu yang dibutuhkan rata-ratanya adalah 0,776 dan pada table
5.4 waktu rata-ratanya adalah 3,37.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dihasilkan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar viskositas suatu fluida, semakin kecil juga pergerakan pada
fluida tersebut.
2. Viskositas minyak leih besar dari air karena kecepatan terminal dari air
lebih besar dari pada minyak.
3. Nilai viskositas kelereng besar lebih kecil dari viskositas kelereng kecil.
Hal ini dikarenakan massa kelereng besar lebih besar dari kelereng kecil.
4. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan kedalam fluida, maka
kecepatan
benda semakin besar pula, begitupun dengan massanya.
5. Semakin kental suatu zat cair (fluida), maka semakin lambat kecepatan
bola yang jatuh di dalamnya, dan sebaliknya semakin encer suatu zat cair
maka kecepatan atau kelajuan dari bola tersebut akan semakin cepat.
5.2 Saran
Diharapkan pratikum lebih teliti dalam melakukan pengukuran dan dalam
perhitungan waktu karena jika telat untuk menentukan atau menekan stop watch
maka waktu yang dihasilkan sudah tidak akurat lagi. Hal ini berpengaruh untuk
hasil viscositas dari masing-masing medium.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcel and Einozian. 2008. Dasar-dasar Fisika. Jakarta : Erlangga.


Bird. Tony. 1998. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Dogra, Willian. 1990. Fisika Universitas. Bandung. ITB.
Djojodharjo. 1983. Hukum Stokes. Surabaya. ITS.
Modul Ajar . Praktikum Dasar Proses Kimia . Polnes . Tahun 2013
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Tentukan viscositas masing-masing zat cair yang digunakan.


2. Bandingkan dengan harga di tabel. Seberapa besarkah kesesuaiannya.
3. Apakah metode ini dapat digunakan untuk sembarang jenis fluida?
4. Apakah manfaat mengetahui besar viscositas zat cair?
Jawaban :
1. A. Viskositas Zat Cair pada Air
a. Kelereng Besar
Diketahui : Diameter = 16,48 mm
Jari-jari kelereng (rk) = 8,24 mm = 0,824 cm
Gravitasi (g) = 9,8 m/s = 980 cm/s
Tinggi (h) = 35 cm
Massa = 5,85 gram
Ditanya : … ?
Penyelesaian :
a. t = 0,31 s

V1 =

b. t = 0,32 s

V2 =

c. t = 0,34 s

V3 =

( )
↔ =
4 3
Volume kelereng (Vk) =
3
4
=3 (3, 4) , cm2)

= 2,342 cm3
Massa jenis kelereng ( ) =

5,85
= 3
,34

= 2,498 3

( b- )

,8 4 ) 98
= (2,498 3
-1 3
)
, )

= 9,600

= 9,600 x x

= 9,600
= 9,600 cp

b. Kelereng Kecil
Diketahui : Diameter = 11,31 mm
Jari-jari kelereng (rk) = 5,65 mm = 0,565 cm
Gravitasi (g) = 9,8 m/s = 980 cm/s
Tinggi (h) = 35 cm
Massa = 1,85 gram
Ditanya : … ?
Penyelesaian :

a. t = 0,44 s
V1 =

b. t = 0,45 s
V2 =
c. t = 0,46 s

V3 =

( )
↔ =
4 3
Volume kelereng (Vk) =
3
4
=3 (3, 4) ,565cm2)

= 0,755 cm3

Massa jenis kelereng ( ) =

,85
= 3
,7

= 2,450 3

( - )

,565 ) 98
= (2,450 3
-1 3
)
77,8 3 )

= 5,830

= 5,830 x x

= 5,830
= 5,830 cp

B. Viskositas Sampel Minyak


a. Kelereng Besar
Diketahui : Diameter = 16,48 mm
Jari-jari kelereng (rk) = 8,24 mm = 0,824 cm
Gravitasi (g) = 9,8 m/s = 980 cm/s
Tinggi (h) = 35 cm
Massa = 5,85 gram
Massa Jenis Minyak = 0,92 gr/cm3
Ditanya : … ?
Penyelesaian :
a. t = 0,72 s

V1 =

b. t = 0,74 s

V2 =

c. t = 0,75 s

V3 =

( )
↔ =
4 3
Volume kelereng (Vk) =
3
4
=3 (3, 4) , cm2)

= 2,342 cm3

Massa jenis kelereng ( ) =

5,85
= 3
,34

= 2,498 3

( b- )

,8 4 ) 98
= (2,498 3
– 0,92 3
)
47, )

= 22,093 x x

= 22,093
= 22,093 cp
b. Kelereng Kecil
Diketahui : Diameter = 11,31 mm
Jari-jari kelereng (rk) = 5,65 mm = 0,565 cm
Gravitasi (g) = 9,8 m/s = 980 cm/s
Tinggi (h) = 35 cm
Massa = 1,85 gram
Massa Jenis Minyak = 0,92 gr/cm3
Ditanya : … ?
Penyelesaian :
a. t = 0,76 s

V1 =

b. t = 0,77 s

V2 =

c. t = 0,79 s

V3 =

( )
↔ =
4 3
Volume kelereng (Vk) =
3
4
=3 (3, 4) ,565cm2)

= 0,755 cm3

Massa jenis kelereng ( ) =

,85
= 3
,7

= 2,450 3

( - )

,565 ) 98
= (2,450 3
– 0,92 3
)
77,8 3 )

= 10,573
= 10,573 x x

= 10,573
= 10,573 cp
2. Kurang sesuai, karena dalam melakukan penelitian ini mungkin kurang
teliti dalam memperhatikan waktu dan lainnya. Jadi, viscositasnya berbeda
antara viscositas minyak dan viscositas bola besar dan bola kecil.
3. Metode ini(metode bola jatuh) tidak dapat digunakan pada sembarang
jenis fluida. Metode ini hanya berlaku fluida jenis cairan, sedangkan jenis
lain seperti udara tidak akan dapat ditentukan viscositasnya dengan metode
ini.
4. Manfaatnya kita dapat menguasai perhitungan viscositasnya dengan benar,
maka kita dapat dengan mudah mengetahui kekentalan dari fluida,
terutama dalam pemilihan oli dan minyak untuk pelumas yang digunakan
pada sebuah mesin dan kita dapat mengetahui berapa besar tekanan yang
harus kita berikan ketika kita ingin memompakan fluida dengan viskositas
yang telah kita perhitungkan.
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT

No Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. Mikrometer Untuk mengukur
diameter atau ketebalan
suatu benda. Terutama
bagi mengukur benda-
benda berukuran kecil
atau mikro. Dengan
memiliki presisi 10x
lipat dari jangka sorong,
alat ini cukup akurat
guna menghitung benda
dengan ukuran keci
2. Stop Watch Untuk mengukur
lamanya waktu yang
diperlukan dalam
kegiatan

3. Tabung Kaca wadah untuk zat cair,


wadah untuk
melarutkan suatu zat
atau bahan kimia, untuk
menampung zat kimia
yang bersifat korosif,
dan sebagai wadah
untuk mencampur dan
memanaskan cairan.

Anda mungkin juga menyukai