Anda di halaman 1dari 5

VISKOSITAS

Cairan memiliki gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir


dibandingkan gas, hingga cairan memiliki koefisien viskositas yang jauh lebih
besar daripada gas. Viskositas gas bertambah seiring dengan bertambah
naiknya temperature, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya
temperature (Sukardjo, 2004). Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida
yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar
viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit
suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair,viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas,
viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang


merupakan gesekan antara molekul –molekul cairan satu denganyang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi.Pada hukum aliran viskos, Newton
menyatakan hubungan antara gaya –gaya mekanika dari suatu aliran viskos
sebagai :Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalahkonstan sehubungan
dengan gesekannya.Hubungan tersebut berlaku untuk fluidaNewtonian,
dimana perbandingan antarategangan geser(s) dengan kecepatan geser (g)
nyakonstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos
dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis
diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap
dibatasi oleh lapisan fluida setebalh,sejajar dengan suatu bidang permukaan
atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka
tidakada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gayaFdikenakan
pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas
dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk
suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan
memberikan tegangan geser (s) sebesarF/Ayang seragam, dengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesarvdan kecepatan lapisan
fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada
lapisan fluida di suatu tempat pada jarak ydari bidang tetap, dengan tidak
adanya tekanan fluida(Gina, 2010)

Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya –


gaya mekanika dari suatu aliran viskositassebagaigeseran dalam (viskositas)
fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya(Gina, 2010).Fluida,
baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Jadi molekul-molekul yang membentuksuatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul
(Gina, 2010). Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas
adalah Ns/m2 = Pa.s (Pascal Second). Satuan CGS (Centimeter Gram Second)
untuk koofisien viskositas adalah dyne.s/cm2= poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Perancis, Jean Louis Marie Poiseuille. 1 poise = 1
dyne. s/cm2= 10-1N.s/m2(Gina, 2010). Terdapat 2 macam viskositas, yaitu :

1. Viskositas Dinamik
Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan
geser dengan gerakan fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama
dengan ratio tegangan geser terhadap gradien kecepatan.
𝛕
𝛍=
𝒅𝒖
𝒅𝒚
Dimana :
µ = viskositas dinamik (kg/m.s)
τ = tegangan geser (N/m2 )
du/dy = gradien kecepatan ((m/s)/m)
2. Viskositas Kinematik
Viskositas Kinematik adalah perbandingan antara viskositas dinamik
dengan kerapatan fluida.
µ
𝛖=
𝛒
Dimana :
υ = viskositas kinematik (m2 /s)
µ = viskositas dinamik (kg/m.s)
ρ = kerapatan fluida (kg/m3 )

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :


a. Tekanan : Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur : Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul
cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain : Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas
air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan
semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul : Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat
dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.
e. Berat molekul : Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar moleku : lViskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen,
viskositas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan
yang sama.
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer. Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk
mengukur viskositas atau kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viskometer
mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas
kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka viskositas cairan itu rendah
(misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka dikatakan viskositasnya
tinggi (misalnya madu). ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan
antara lain :
1. Viskometer Kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara duatanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang
diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat duatanda tersebut.
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokespada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat –gaya Archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola(yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampeldigeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cupdimana bobmasuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian
tubesehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan
konsentras ini menyebabkanbagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Hapsari. 2019. http://eprints.undip.ac.id/77322/4/BAB_II.pdf. Diakses


Pada..

NN. 2018. Modul II : Viskositas. Fakultas Teknik. Prodi Teknik Industri.


Universitas Brawijaya. Malang

Susilo. 2016. Materi Fisika Esensial (Viskositas). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Riau. Riau.

Teguh Febrianto., dkk. 2013. Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas
Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physic Journal. Vol 2 (1).

Parmin Lumbantoruan & Erislah. Y. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas


Minyak Pelumas (Oli). Sainmatika. Vol 13 (2).

Anda mungkin juga menyukai