Anda di halaman 1dari 7

II.

1 Pengertian Viskositas
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran
yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari
suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu
mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung silinder. Cara ini merupakan
salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
(Dudgale. 1986)
Viskositas biasanya diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dapat
dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar penerapan viskositas
digunakan dalama sifat alir zat cair atau rgeologi. Rheologi merupakan ilmu tentang
sifat alir suatu zat. Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau pemakaian,
konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan. (Moechtar, 1990)
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripadagas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan
naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak
tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Martin, 1993)
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material cetak
dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak
kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi regular
pada 3 menit. (Martin, 1993)
Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Bila viskositas
gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru menurun jika
temperatur dinaikkan. (Martin, 1993).
Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam viskositas (fluida) adlah konstan

sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian,


dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskositas dapat digambarkan
dengan dua buah bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi
oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan permukaan atas itu ringan, yang berarti
tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan
yang berkerja pada lapidan fluida. (Dudgale, 1986)
II.2 Faktor-faktoer yang mempengaruhi viskositas
II.2.1 Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
II.2.2 Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar
molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur.
II.2.3 Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
II.2.4 Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.
II.2.5 Berat Molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

II.2.6 Kekuatan Antar Molekul


Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. (Bird, 1987)
II.3 Berdasarkan hukum Newton tentang sifat alir cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu
II.3.1 Newtonian
Cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas
II.3.2 Non Newtonian
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya memiliki ukuran molekul
yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk
mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika
perlu memecah strukturnya. (Wiroatmojo, 1988)
II.4 Macam-macam Viskositas
a. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas dinamik
disebut juga koefisien viskositas.
b. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya. Viskositas
ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m/s pada SI
c. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau suspensi
biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan murni. Untuk
mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer. Berbagai tipe
viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya. (Dudgale. 1986)
II.5 Cara menentukan viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:
II.5.1 Viskometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya puntir
sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam sample. Viskometer
Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan menggunakan teknik
dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga dapat disebut viscosimeters)
dapatmengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji.
Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam viskometer Brookfield, bahan harus

diam didalam wadah sementara poros bergerak sambil direndam dalam cairan. (Atkins
1994)
Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang akan diukur
viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan
tingkat viskositas cairan. Sebuah spindle dimasukkan ke dalam cairan dan diputar
dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya inilah yang
menentukan Shear Rate. Oleh karena itu untuk membuat sebuah hasil viskositas dengan
methode pengukuran Rotational harus dipenuhi beberapa hal sebagai berikut:
a. Jenis Spindle
b. Kecepatan putar Spindle
c. Type Viscometer
d. Suhu sample
e. Shear Rate (bila diketahui)
f. Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time Dependent). (Sukardjo. 1997)
Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang menggunakan
gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan mengukur tahanan gerak
dari bagian yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan
tertentu, dan umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. (FI IV,1038). Prinsip kerja
dari viscometer Brookfield ini adalah semakin kuat putaran semakin tinggi
viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar. (Moechtar,1990)
II.5.2 Viskometer Oswald
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
berat cairan itu sendiri. Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume V (antara
tanda a dan b) melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P) dalam hokum
Poiseuille adalah perbedaan tekanan antara permukaan cairan, dan berbanding lurus
dengan r. (Moechtar,1990)
II.5.3 Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi benda yang jatuh melalui
medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai

kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g) sama
dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan (frictional resistance) untuk benda
yang berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990)
II.5.4 Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990)
II.5.5 Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor
dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap, tidak dipengaruhi
oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan viskositas cairan Newton dapat
ditentukan hanya menggunakan satu titik rate og shear saja. Cairan non Newton ini
dibagi ke dalam ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran thisotropik
b. Aliran rheopeksi
c. Aliran antihitksotropik
Viskositas cairan non Newton bervariasi pada setiap rate of shear, sehingga
untuk mengetahui sifat alirannya harus dilakukan pengamatan pada berbagi rate of
shear. Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan instrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkansecara langsung kecepatan aluran

suatu

larutan

dengan

pelarutnya.

Viskositas

kinematik

diperoleh

dengan

memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik


dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk
penentuan viskometer larutan primer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah
viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988).
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan aliran
suatu

larutan

dengan

pelarutnya.

Viskositas

kinematik

diperoleh

dengan

memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik


dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk
penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah
viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika jilid I. Jakarta : Erlangga
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press.
Moechtar. 1990. farmasi fisik. Yogyakarta : UGM-press.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika I . Jakarta : Rineka Cipta.
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai