Anda di halaman 1dari 15

Distilasi Adalah – Pengertian, Contoh, Macam, Cara Kerja, Prinsip – Distilasi

atau penyulingan adalah salah satu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan ataupun kemudahan menguap (volatilitas) petunjuk. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, serta uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam ukuran cairan. Zat yang mempunyai titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dahulu.

Pengertian Destilasi
Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut
dengan destilat. Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah
sebagai berikut :
 Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau
lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga
pemisah.
 Menurut GG.Brown (1987), destilasi adalah suatu metode operasi yang
digunakan pada proses pemisahan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah berdasarkan perbedaa
titik didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara distilasi
terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:
 Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan
 Proses pembentukan fase seimbang
 Proses pemisahan kedua fase seimbang
 Menurut Herry Santoso (1997), proses pemisahan secara destilasi dapat
dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari komponen sebagai berikut:
1. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup
2. Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi
3. Tidak membentuk campuran azeotrop

Sejarah Destilasi
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama masehi
yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaanakan
spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk
distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan
secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli – ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik, bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 – 873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,
pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.

Prinsip kerja Destilasi


Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat
yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan
pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan
differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang
menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah
satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain
yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.
Komponen Alat Destilasi Sederhana

Gambar 2.1
Alat destilasi sederhana
Keterangan :
1. wadah air
2. labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. air pemanas
12. larutan zat
13. Pemanas
Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
 Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli
bekas). Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan
dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
 Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
 Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan
menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
 Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun
juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah
mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang menggunakan bahan
bakar LPG.

Macam- Macam Destilasi


Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:
 Destilasi menggunakan uap
Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi
dengan cara open steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di
dalam sistem distilasi baik pada proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya
distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti nitrogen,
karbondioksida, flue, dan sebagainya.
Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:
1. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari
sejumlah bahan masukan.
2. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang
mempunyai titik didih tinggi.
3. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas
yang mempunyai titik didih lebih tinggi.
 Destilasi menggunakan reboiler
Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat
penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap
pada hasil bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini
membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya harus
menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.
Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
 Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga
merupakan Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen
yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
Alkohol. Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui
satu distilasi sederhana.
Gambar 2.3. Destilasi sederhana
 Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang
lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
Gambar. 2.3 Destilasi Fraksi
Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan
membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana
dia berasal dan diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan
terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-
lahan.
Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom.
Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi
dan mentransfer energi panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan
tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru.
Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah
dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom
fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung
cairan dengan titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang
kolom. Uap ini berkondensasi dan ditampung.
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat
mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak
larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk
ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap
dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu
distilat.

Gambar. 2.4. Destilasi Uap


 Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat
dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Gambar 2.5. Destilasi vakum


Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor
lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar
murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair
yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.
Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor
yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki
perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan
kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak
akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi
senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi Kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi
kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-
produk berupa cairan ataugas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan).
Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan
mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan
suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan material
padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan
bahan bakar dari kayu atau batu bara.

Aplikasi Metode Destilasi


Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode
destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
 Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik
yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang
telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan
pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air
dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.
Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah
minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling
minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,
melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
 Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini
sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah
yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan
sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa
dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk
kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.
Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain,
sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses
hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air
panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan
dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan
dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena
tekanan uap yang konstan.
 Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja
metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap
tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku.
Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang
berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis
minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang
membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman,
misalnya gaharu, cendana, dll.
Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan atas beberapa
pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi
minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi
dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
Keuntungan dan kerugian Metode Destilasi
 Keuntungan
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
 Kekurangan
1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

Aplikasi Destilasi
Proses Destilasi sudah banyak digunakan sebagai proses pemisahan senyawa
maupun zat dalam berbagai macam industri karena memiliki keandalan serta
prosesnya yang lebih sederhana. Berikut ini merupakan aplikasi dan penggunaan
proses destilasi pada industri.

a). Industri Kimia


Dalam beberapa industri kimia seperti Phenols, Naphta, toluene, phytosterols dan
beberapa industri kimia dihasilkan dengan menggunakan proses destilasi.
Sementara Argon dihasilkan pada plant destilasi menggunakan teknologi pemisahan
udara (air separation tecnology).

b) Pengolahan Minyak
Proses destilasi secara luas digunakan dalam industri pengolahan minyak. Ketika
minyak mentah dilakukan proses ekstraksi, maka akan mengandung banyak
hidrokarbon yang terdapat dalam campuran kimia yang diekstraksi. Senyawa
hidrokarbon akan mendidih pada temperatur yang berbeda dan dapat dipisahkan
satu sama lain dengan menggunakan kolom distilasi. masing-masing hidrokarbon
yang dipisahkan dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi dalam industri.

c). Desalinasi Air

Pengolahan air umunya ditempatkan di daerah di mana air tidak tersedia dalam
jumlah yang cukup atau tidak murni. Proses destilasi dapat mengubah air tidak layak
konsumsi menjadi air minum dan memasoknya ke wilayah yang mengalami
kesulitan air bersih. Pada proses desalinasi atau pengolahan air tersebut, distilasi
menyediakan sarana yang efektif untuk memasok air murni ke wilayah tersebut.
Selain itu proses desalinasi air digunakan dalam memasok kebutuhan air destilat
pada suatu proses industri misalnya kebutuhan air tanpa mineral (Demin Water)
untuk pembangkit tenaga uap.

d). Aplikasi lain

Beberapa industri yang memproduksi berbagai produk manufaktur, produk farmasi,


bahan kimia, serta bahan pangan menggunakan destilasi dalam proses produksi
produk tersebut.

Proses Destilasi : Pengertian, Prinsip Kerja,


Aplikasi dan Jenis Destilasi
Pengertian dan Prinsip Kerja Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan dua atau lebih zat atau bahan kimia dalam suatu
campuran dengan memanfaatkan perbedaan titik didih zat. Proses destilasi memanfaatkan
perbedaan titik didih zat dalam campuran cair dengan mengubah fasa salah satu zat dengan
titik didih lebih rendah menjadi uap. Proses distilasi melibatkan konversi cairan menjadi uap
yang kemudian dikondensasi kembali menjadi bentuk cair berupa zat murni hasil destilasi.
Perlu diketahui bahwa distilasi bukanlah sebuah reaksi kimia, tetapi dapat dianggap sebagai
proses pemisahan secara fisik.

Jenis-Jenis Proses Destilasi

Dalam proses secara destilasi, terdapat lima jenis proses atau broses yang dapat digunakan
yaitu, destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi azeotrop, destilasi uap dan destilasi
vakum.
1. Destilasi Sederhana

Destilasi Sederhana
(https://www.pharmamicroresources.com/)

Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan senyawa atau zat
yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Campuran suatu zat dapat dipisahkan dengan
proses destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni yang terkandung didalamnya.
Senyawa atau zat dengan titik didih yang lebih rendah relatif lebih cepat mengalami
penguapan sehingga akan terjadi pemisahan antara senyawa yang terdapat dalam capuran.
2. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)

Destilasi Fraksionasi
(https://study.com/)

Destilasi Fraksionasi (Bertingkat) adalah suatu proses destilasi berulang dengan prinsip
yang serupa dengan proses destilasi sederhana, namun pada metode destilasi Fraksionasi
ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan
senyawa dengan perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang mudah menguap, dapat dilakukan dengan metode destilasi bertingkat.
Proses berulang pada metode bertingkat terjadi pada kolom fraksional yang terdiri atas
beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi proses kondensasi atau pengembunan.
3. Destilasi Azeotrop

Destilasi Azeotrop

(https://www.researchgate.net/)

Destilasi Azeotrop merupakan metode destilasi yang digunakan untuk memisahkan


kandungan zat pada campuran yang sulit di pisahkan, biasanya dalam proses destilasi
azeotrop digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrope tersebut atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Destilasi Uap

Destilasi Uap
(https://www.researchgate.net/)

Untuk melakukan pemisahan komponen yang tidak dapat terlarut di dalam air dengan titik
didih yang cukup tinggi, sedangkan sebelum zat tersebut mencapai titik didihnya sudah
terurai, mengalami reaksi pengubahan (rearranagement) atau teroksidasi, sehingga zat cair
tersebut tidak dapat dimurnikan dengan cara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat,
melainkan harus dilakukan dengan metode destilasi uap. Destilasi uap merupakan metode
atau proses untuk memisahkan campuran atara air dengan senyawa atau zat yang tidak
larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang
dapat berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan
menggunakan proses pemanasan langsung.

5.Destilasi Vakum

Destilasi Vakum
(https://www.chem.ucla.edu/)

Destilasi Vakum adalah metode destilasi yang digunakan memisahkan dua kompenen yang
titik didihnya sangat tinggi. Dalam proses destilasi vakum ini dilakukan penurunan tekanan
permukaan yang lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah.
Dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk proses destilasi tidak perlu terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai