Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA I

SEMESTER : III (TIGA)


TAHUN AJARAN : 2021/2022
HARI/TGL. PERCOBAAN : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021
MODUL PERCOBAAN : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1 (A-SATU)

NAMA NIM
DINDA ANGGRAINI 200405010

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1(A-SATU)
NAMA/NIM : DINDA ANGGRAINI/200405010
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021

Medan, 2021
Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Renita Manurung M.T.)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1(SATU)
NAMA/NIM : DINDA ANGGRAINI/200405010
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021

M1 : 16 September 2021
- Perbaiki
M2 : 17 September 2021
-Lampiran ACC
-Lanjut Laporan Ketik
M3 : 20 September 2021
-Perbaiki

Medan, 2021
Asisten

(Adi Mulyanta Sembiring)


Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1(A-SATU)
NAMA/NIM : 1. ABU HANIFAH/200405001
2. DINDA ANGGRAINI/200405010
3. DANIEL PRATAMA TAMBA/200405061
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021

Sampel : Natrium Klorida (NaCl)


Konsentrasi : 2,5 M ; 1,25 M ; 0,625 M ; 0,35 M ; 0,15 M

Medan, 14 September 2021


Asisten

(Adi Mulyanta Sembiring)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA MENTAH Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1 (A-SATU)
NAMA/NIM : 1. ABU HANIFAH/200405001
2. DINDA ANGGRAINI/200405010
3. DANIEL PRATAMA TAMBA/200405061
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021

A. Penentuan Densitas
Volume
Konsentrasi We Wo W 𝝆
Sampel Pikno
(M) (gr) (gr) (gr) (gr/ml)
(ml)
2,5 48,57 1,276228
Natrium 1,25 45,69 1,157930
Klorida 0,625 17,50 41,74 43,925 24,35 1,085431
(NaCl) 0,35 42,75 1,037167
0,15 42,29 1,018272

Medan, 16 September 2021


Asisten

(Adi Mulyanta Sembiring)


Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA OLAH Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : VOLUME MOLAL PARSIAL
KELOMPOK : A-1 (A-SATU)
NAMA/NIM : 1. ABU HANIFAH/200405001
2. DINDA ANGGRAINI/200405010
3. DANIEL PRATAMA TAMBA/200405061
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021

B. Penentuan Berat Zat dan Pelarut


Konsentrasi n zat W Wz Ws n pelarut
Sampel
(M) (mol) (gr) (gr) (gr) (mol)
2,5 0,06086 48,57 3,557 27,513 1,527
Natrium 1,25 0,03043 45,69 1,778 26,412 1,466
Klorida 0,625 0,01522 43,925 0,889 25,536 1,417
(NaCl) 0,35 0,00852 42,75 0,498 24,752 1,374
0,15 0,00365 42,29 0,213 24,577 1,364

Medan, 16 September 2021


Asisten

(Adi Mulyanta Sembiring)


Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
Laporan Keterampilan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA FISIKA

PRAKTIKUM MATA KULIAH : TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA I

MODUL : VOLUME MOLAL PARSIAL

NAMA PRAKTIKAN/NIM : DINDA ANGGRAINI/200405010

KELOMPOK : A-1 (A-SATU)

TANGGAL / SESI PRAKTIKUM : 16 SEPTEMBER 2021 / II (DUA)

ASISTEN : ADI MULYANTA SEMBIRING

DOSEN PEMBIMBING MODUL : Prof. Dr. Ir. RENITA MANURUNG, M. T.

Hasil dan Pembahasan :


1. Hasil
Tabel 1. Hasil Percobaan Perhitungan Volume Molal Parsial
Konsentrasi n zat
ρ (g/ml) ∅ (ml) V zat (ml) V pelarut (ml)
(M) (molal)
2,5 1,276228 0,06086 42,164 35,327 11,261
1,25 1,157930 0,03043 45,845 40,192 12,445
0,625 1,085431 0,01522 48,382 43,742 13,458
0,35 1,037167 0,00852 51,631 47,685 14,152
0,15 1,018272 0,00365 51,289 48,293 15,102
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Pembahasan
Molalitas menyatakan perbandingan mol zat terlarut dalam kilogram pelarut. Molalitas
dinyatakan antara jumlah mol zat terlarut dengan massa dalam kg pelarut (Partana, dkk.,
2009).
Molalitas dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
n
m= (Partana, dkk., 2009)
p

Dimana :
m : Molalitas (mol kg-1)
n : Jumlah zat terlarut (mol)
p : Massa pelarut (kg)

Molalitas (m) berbasis pada massa, sehingga molalitas merupakan perbandingan mol zat
terlarut per kilogram pelarutnya, sedangkan molaritas (M) berbasis pada volume dan
bergantung pada suhu, sehingga molaritas merupakan perbandingan zat terlarut per liter
larutannya (Young, 2015).
Massa jenis atau densitas merupakan perbandingan antara massa dengan volume suatu
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (Arum,
2017).
Densitas (ρ) atau massa jenis, merupakan massa (m) persatuan volume (V). Hal yang
mempengaruhi pengukuran densitas dari suatu sampel adalah suhu dan tekanan (Widiyatun,
dkk., 2019)
Secara matematis, pengukuran densitas dapat dicari dengan:
m
ρ= (Widiyatun, dkk., 2019)
v

Dimana :

ρ = Massa jenis atau densitas (g/ml)

m = Massa (g)

v = Volume (ml)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Volume molal parsial merupakan salah satu besaran termodinamika penting yang telah
terbukti sebagai alat yang berguna dalam menjelaskan berbagai jenis interaksi seperti ion-ion;
ion pelarut dan pelarut- pelarut interaksi yang terjadi dalam larutan berair maupun tidak
berair. Interaksi ini sangat membantu dalam menentukan struktur dan sifat solusi (Sonika,
dkk., 2015).

Volume molal parsial Vi suatu spesies i dalam sebuah solusi ditentukan oleh:

∂V
𝑣𝑖 = 𝑇𝑃𝑛𝑖 (Varshneya, dkk., 2019)
∂ni

Dimana :
Vi : Volume molal parsial
V : Volume larutan
Ni : Nilai mol zat terlarut
T : Suhu
P : Tekanan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.1 Hubungan antara ∅ dengan √𝐧NaCl

60

50

40
Ø (ml/mol)

30 y = -53.075x + 55.264
R² = 0.9629
20

10

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25


√ (n zat)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara ∅ dengan √nNaCl

Adapun Volume Molal Nyata dapat diperoleh dengan menggunakan kerapatan campuran
yang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

1 1000 𝜌−𝜌𝑜
∅= (Mr ( ))) (Wang, 2018)
𝜌 𝑛 𝜌𝑜

Dimana :
Ø : Volume molal nyata
𝜌𝑜: Densitas pelarut
𝜌 : Densitas larutan
n : nilai mol
Mr : Massa molekul relatif

Volume molal nyata yang diperoleh berdasarkan nilai √nNaCl yaitu 0,247 M; 0,174 M;
0,123 M; 0,092 M; 0,060 M secara berturut-turut yaitu 42,164 ml/mol; 45,845 ml/mol; 48,382
ml/mol; 51,631 ml/mol; 51,289 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu
pada grafik juga diperoleh persamaan y = -53,075x + 55,264 dengan nilai R² = 0,9629 dan
nilai volume molal parsialnya kita ketahui dari grafik adalah -53,075 cm3/mol.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin besar nilai ∅ maka data
√nNaCl mengalami penurunan serta sebaliknya atau nilai ∅ dan √nNaCl berbanding terbalik.
Sedangkan pada grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin menurun nilai√nNaCl
maka semakin besar nilai pada empat data dari Ø (ml/mol) dan disusul satu data Ø (ml/mol)
yang mengalami penurunan atau semakin kecil seiring nilai √nNaCl yang semakin menurun,
sehingga dapat dikatakan bahwa grafik tersebut mengalami fluktuatif dan dapat disimpulkan
percobaan ini tidak sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.2 Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Jumlah Zat
(mol)

20
Vpelarut (ml/mol)
15

10
y = -21.624x + 44.193
5 R² = 0.9669

0 0.5 1 1.5
n (mol)

Gambar 2. Grafik Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut)


dengan Jumlah Zat (mol)

Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Jumlah Zat (mol)
dapat diperoleh dari persamaan matematis untuk mencari nilai molalitas sebagai berikut :

∅𝑣 = ∅°𝑣 + 𝑆𝑣 √𝑚 (Akhtar,2019)

Dimana :

∅ = volume molal nyata (ml/mol)

∅°𝑣 = volume molal parsial pelarut (ml)

𝑆𝑣 = eksperimental kemiringan

m = molalitas

Volume pelarut yang didapatkan berdasarkan nilai molalitasnya yaitu 1,527 mol; 1,466
mol; 1,417 mol; 1,374 mol; 1,364 mol secara berturut-turut yaitu 11,261 ml/mol; 12,445
ml/mol; 13,458 ml/mol; 14,152 ml/mol; 15,102 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada
grafik. Selain itu diperoleh persamaan y = -21,624x + 44,193 dengan nilai R² = 0,9669.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan persamaan hubungan antara volume molal parsial pelarut (Vpelarut) dengan
jumlah zat (mol) diatas memiliki hubungan yang berbanding lurus, yaitu apabila semakin
bertambahnya jumlah zat (mol) maka volume molal parsial pelarut akan meningkat juga dan
sebaliknya. Namun dari grafik yang tertera bahwa Vpelarut mengalami penurunan tetapi
dalam n(mol) mengalami fluktuasi atau berbanding terbalik. Maka dapat kita simpulkan
bahwa hasil percobaan ini tidak sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.3 Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol)

50

40
Vzat (ml/mol)
30
y = -228.84x + 48.48
20 R² = 0.9515

10

0 0.02 0.04 0.06 0.08


n (mol)

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat)


dengan Jumlah Zat (mol)

Hubungan Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol) dapat ditentukan
dari persamaan berikut:

∂V
𝑣𝑖 = 𝑇𝑃𝑛𝑖 (Varshneya, dkk., 2019)
∂ni

Dimana :
Vi : Volume molal parsial
V : Volume larutan
Ni : Nilai mol zat terlarut
T : Suhu
P : Tekanan

Volume zat yang didapatkan berdasarkan nilai molalitasnya 0,06086 mol; 0,03043 mol;
0,01522 mol; 0,00852 mol; 0,00365 mol secara berturut-turut yaitu 35,327 ml/mol; 40,192
ml/mol; 43,742 ml/mol; 47,685 ml/mol; 48,293 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada
grafik. Selain itu diperoleh persamaan y = -228,84x + 48,48 dengan nilai R² = 0,9515.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan persamaan dan grafik yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa Hubungan
antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol) adalah berbanding terbalik,
semakin besar jumlah zat (mol) maka nilai terhadap volume molal parsial zat (Vzat) akan
semakin menurun, dan sebaliknya. Maka berdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan
bahwa hasil percobaan telah sesuai dengan teori yang ada.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.4 Hubungan antaraVolume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Konsentrasi (M)

20

Vpelarut (ml/mol) 15

10
y = -1.5072x + 14.753
R² = 0.9193
5

0 1 2 3
Konsentrasi (M)

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut)


dengan Konsentrasi (M)

Berdasarkan teori hubungan antara volume molal parsial pelarut (Vpelarut) dengan
konsentrasi (M) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

∅𝑣 = ∅°𝑣 + 𝑆𝑣 √𝑚 (Akhtar,2019)

Dimana :

∅ = volume molal nyata (ml/mol)

∅°𝑣 = volume molal parsial pelarut (ml)

𝑆𝑣 = eksperimental kemiringan

m = molalitas

Volume pelarut yang didapatkan berdasarkan nilai konsentrasinya 2,5 M; 1,25 M; 0,625
M; 0,35 M; 0,15 M secara berturut-turut yaitu 11,261 ml/mol; 12,445 ml/mol; 13,458 ml/mol;
14,152 ml/mol; 15,102 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu diperoleh
persamaan y = -1,5072x + 14,753 dengan nilai R² = 0,9193.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dari persamaan diatas diketahui bahwa hubungan volume molal parsial pelarut (Vpelarut)
dan konsentrasi (M) zat adalah berbanding lurus, yang berarti jika volume molal parsial
pelarut meningkat maka konsentrasi zat akan meningkat nilainya, begitupula sebaliknya.
Namun dari grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai M (konsentrasi)
maka data Vpelarut mengalami penurunan maka dapat dikatakan bahwa hubungan volume
pelarut dengan M (konsentrasi) berbanding terbalik sehingga disimpulkan percobaan ini tidak
sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.5 Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Konsentrasi (M)

50

Vzat (ml/mol) 40

30
y = -5.5712x + 48.48
20 R² = 0.9515

10

0 1 2 3
Konsentrasi (M)

Gambar 5. Grafik Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan
Konsentrasi (M)

Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Konsentrasi (M) disusun
secara matematis sebagai berikut:

1000 (do −d) M


ϕv = + (Sonika, dkk., 2015)
cdo do

Keterangan :

ϕv = Volume Molal Parsial

do = Densitas Zat Terlarut

d = Densitas Larutan

M = Massa Molekul Relatif

Volume zat yang didapatkan berdasarkan nilai konsentrasinya 2,5 M; 1,25 M; 0,625 M;
0,35 M; 0,15 M secara berturut-turut yaitu 35,327 ml/mol; 40,192 ml/mol; 43,742 ml/mol;
47,685 ml/mol; 48,293 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu pada
grafik diperoleh persamaan y = -5,5712x + 48,48 dengan nilai R² = 0,9515
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai M
(konsentrasi) maka mengalami penurunan pada nilai data Vzat (ml/mol) dan sebaliknya. Atau
dapat dikatakan bahwa hubungan volume dengan M (konsentrasi) berbanding terbalik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kesimpulan dan Saran :

1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara ∅ dengan √nNaCl adalah berbanding terbalik, dimana jika
semakin besar ∅ maka √nNaCl akan penurunan. Dan hasil percobaan yang telah
diperoleh tidak sesuai dengan teori karena hasil yang didapat mengalami fluktuasi.
2. Hubungan antara Vpelarut dengan molalitas (m) adalah berbanding lurus, dimana
jika semakin besar molalitas maka Vpelarut akan meningkat. Dan hasil percobaan
yang telah diperoleh tidak sesuai dengan teori karena hasil yang didapat
mengalami fluktuasi.
3. Hubungan antara Vzat dengan molalitas (m) adalah berbanding terbalik, dimana
jika semakin besar molalitas maka Vzat akan semakin menurun. Dan hasil
percobaan yang telah diperoleh seusai dengan teori.
4. Hubungan antara konsentrasi (M) dengan Vpelarutadalah berbanding lurus,
dimana jika semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula Vpelarutnya. Dan
hasil percobaan yang telah diperoleh tidak sesuai dengan teori.
5. Hubungan antara konsentrasi (M) dengan Vzat adalah berbanding terbalik, dimana
jika semakin besar konsentrasi maka Vzat akan mengalami penurunan. Dan hasil
percobaan yang telah diperoleh sesuai dengan teori.

2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Disarankan menggunakan variasi suhu terhadap aquadest agar diperoleh hasil
yang bervariasi terhadap massa jenisnya
2. Disarankan untuk memvariasikan sampel agar dapat membandingkan hasil dari
sampel yang berbeda seperti: KCl, MgSO4, dan CuSO4.
3. Disarankan untuk mengeringkan piknometer saat diisi sampel atau aquadest saat
penimbangan di neraca digital agar tidak menambah nilai massa.
4. Disarankan untuk menggunakan larutan induk untuk melakukan pengenceran, agar
dapat memperkecil nilai galat.
5. Disarankan untuk pengukuran suhu menggunakan termometer digital agar lebih
akurat.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, Y., & Yasin. S. M. 2019. Solute-Solute and Solute-Solvent Interactions Studies of
Saccharides in Aqueous Sodium Butyrate Solution at 308K Temperatures.
International Journal of Engineering Technologies and Management Research 6(11) :
10-17.

Arum, W. F. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dan Problem
Posing pada Materi Fluida. Jurnal Teknika 4(2): 40-50.

Aulia, C. J. 2015. Penentuan Volume Molal Parsial. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Azizah, N. F. 2017. Pengaruh Konsentrasi Dari Jenis Larutan Asam, Basa, Dan Garam
Terhadap Intensitas Cahaya Keluaran Serat Optik Berbentuk U. Skripsi, Pendidikan
Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Fibonacci, A. 2019. Sintesis Alkohol dari Limbah Nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai
Campuran Bahan Bakar Minyak (biofuel). Walisongo Journal of Chemistry 2(1): 17-
25.
Maulana, D., D. Mau’izzah., dan N. D. El-firdaus. 2019. Makalah Larutan. Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Jember.

Nurkhotimah, E. Yulianti M.Sc., dan A. Rakhmawati M.Si. 2017. Pengaruh Suhu dan pH
terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Bakteri Termofilik Sungai Gendol Pasca Erupsi
Merapi. Jurnal Prodi Biologi 6(8) : 465-471.

Partana, C. F., dan A. Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA kelas XII IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sonika, R.C. Thakur., dan Ravi. S. 2015. Effect of Temperature on The Partial Molar
Volumes of Some Bivalent Transition Metal Chlorides in Water and Binary Aqueous
Mixtures of Methanol. International Journal of ChemTech Research 7(5): 2222-2228.

Valentino, B. Nasir., dan M. H. Toana. 2020. Pengaruh Ekstrak Akar Tuba Derris elliptica
Benth Terhadap Mortalitas Pomacea Canaliculata Lamarck (Mesogastropoda
Ampullariidae) pada Padi Oryza sativa L. Jurnal Agroland 27(1) : 89-98.

Varshneya, A. K., dan J. C. Mauro. 2019. Fundamental of Inorganic Glasses. Amsterdam:


Elseiver Inc.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Wang, J., Du. Y., Xu. A., & Zhao. H. 2018. Comment on “Density, Sound Speed, and
Viscosity of Dihydropyridine Derivatives in Dimethyl Sulfoxide at Different
Temperatures”. Journal of Chemical & Engineering Data 6(8) : 3165-3166.

Widiyatun, F., N. Selvia., & N. Dwiyanti. 2019. Analisis Viskositas, Massa Jenis, dan
Kekeruhan Minyak Goreng Curah Bekas Pakai. STRING (Satuan Tulisan Riset dan
Inovasi Teknologi) 4(1) : 25-30.

Young, J. C. O’C. 2015. Coffee Cup Calorimeter Heat Loss Correction. Canada Department of
Chemistry, Saint Mary’s University.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PERHITUNGAN

1. Pembuatan Larutan
1.1 Pembuatan Larutan NaCl 2,5 M 100 ml
gr 1000
M = Mr x (Nurkhotimah, 2017)
ml
𝑔𝑟 1000
2,5 = 58,44 x 100
2,5 x 58,44 x 100
Gr = 1000

Gr = 14,610 gr
Dilarutkan sebanyak 14,610 gr NaCl kedalam aquadest hingga 100 ml.

1.2 Pembuatan Larutan NaCl 1,25 M dengan Pengenceran


Diambil sebanyak 25 ml dari 100 ml 2,5 M larutan NaCl untuk diencerkan.
V1 x M1 = V2 x M2 (Valentino, 2020)
25 x 2,5 = V2 x 1,25
62,5
V2 = 1,25

V2 = 50 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 1,25 M hingga volume mencapai 50
ml.

1.3 Pembuatan Larutan NaCl 0,625 M dengan Pengenceran


Diambil sebanyak 25 ml dari 100 ml 2,5 M larutan NaCl untuk diencerkan.
V1 x M1 = V2 x M2 (Valentino, 2020)
25 x 2,5 = V2 x 0,625
62,5
V2 = 0,625

V2 = 100 ml
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk


pengenceran pembuatan larutan NaCl 0,625 M hingga volume mencapai
100 ml.

1.4 Pembuatan Larutan NaCl 0,35 M dengan Pengenceran


Diambil sebanyak 25 ml dari 100 ml 2,5 M larutan NaCl untuk diencerkan.
V1 x M1 = V2 x M2 (Valentino, 2020)
25 x 2,5 = V2 x 0,35
62,5
V2 = 0,35

V2 = 178,57 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 0,35 M hingga volume mencapai
178,57 ml.

1.5 Pembuatan Larutan NaCl 0,15 M dengan Pengenceran


Diambil sebanyak 25 ml dari 100 ml 2,5 M larutan NaCl untuk diencerkan.
V1 x M1 = V2 x M2 (Valentino, 2020)
25 x 1,5 = V2 x 0,15
62,5
V2 = 0,15

V2 = 416,67 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 0,15 M hingga volume mencapai
416,67 ml.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Data Pengamatan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut:
Suhu air saat percobaan (T) : 30 °C
Massa jenis air pada T (ρ) : 0,99568 gram/ml
Berat piknometer kosong (We) : 17,50 gram
Berat piknometer + air (Wo) : 41,74 gram
Berat piknometer + sampel larutan : 48,57 gram
Mr NaCl : 58,44 gr/mol
Mr H2O : 18,02 gr/mol
Larutan induk : 2,5 M

Tabel 1. Data Pengamatan


Volume Larutan [NaCl] Wpikno+zat (W)
(ml) (M) (gram)
25 0,15 42,29
25 0,35 42,75
25 0,625 43,925
25 1,25 45,69
100 2,5 48,57

3. Pengolahan Data
Keterangan : Pelarut = Air (H2O)
Zat = Natrium Klorida (NaCl)
3.1 Penentuan Volume Piknometer / Kalibrasi Piknometer
(b – a)
Vpikno = ρ (Fibonacci,2019)
aquadest

Wo-We
Vpikno = ρ air pada T

41,74 − 17,50
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 = ml
0,99568
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Vpikno = 24,35 ml

3.2 Penentuan Massa Jenis Zat


(c – a)
ρdestilat = Vpikno (Fibonacci,2019)
W - We
ρlarutan = Vpikno

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 2,5 M


48,57 - 17,50
ρlarutan = gram/ml
24,35

ρlarutan = 1,276228 gram/ml

Tabel 2. Massa Jenis Larutan


[NaCl] Wpikno + zat Massa Jenis Zat
(M) (gram) (gram/ml)
0,15 42,29 1,018272
0,35 42,75 1,037167
0,625 43,925 1,037167
1,25 45,69 1,157930
2,5 48,57 1,276228

3.3 Penentuan Jumlah Mol Zat (n zat)


M = n/v (Maulana,2019)
n zat = M x Vpikno
n zat = [NaCl] x Vpikno
Contoh perhitungan jika [NaCl] = 2,5 M
2,5 x 24,35
n zat = = 0,06086 mol
1000
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel 3. Jumlah Mol Zat


[NaCl] n zat
(M) (mol)
0,15 0,00365
0,35 0,00852
0,625 0,01522
1,25 0,03043
2,5 0,06086

3.4 Penentuan Berat Pelarut (Ws)


Wzat = n zat x Mr zat (Azizah, 2017)
Wzat = 0,06086 x 58,44 = 3,557
Contoh perhitungan jika [NaCl] = 2,5 M
Ws = 48,57 – 17,50 – 3,557 = 27,513 gram

Tabel 4. Berat Zat dan Pelarut


[NaCl] Wpikno + larutan (W) Wzat Wpelarut (Ws)
(M) (gram) (gram) (gram)
0,15 42,29 0,213 24,577
0,35 42,75 0,498 24,752
0,625 43,925 0,889 25,536
1,25 45,69 1,778 26,412
2,5 48,57 3,557 27,513

3.5 Penentuan Jumlah Mol Pelarut (n pelarut)


Massa
n = (Azizah, 2017)
Mr
Ws
n pelarut = Mr pelarut

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 1,5 M


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

27,513
n pelarut = =1,527 mol
18,02
Tabel 5. Jumlah Mol Pelarut
[NaCl] Ws n pelarut
(M) (gram) (mol)
0,15 24,577 1,364
0,35 24,752 1,374
0,625 25,536 1,417
1,25 26,412 1,466
2,5 27,513 1,527

3.6 Penentuan Volume Molal Nyata (Ø)


W - Wo
1 Wo - We
Ø = ρzat (Mr zat - ) (Aulia, 2015)
n zat

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 2,5 M


48,57 – 41,74
1 41,74 – 17,50
Ø = 1,276228 (58,44 – ) = 125,103 ml/mol
0,06086

Tabel 6. Volume Molal Nyata


[NaCl] Wpikno+larutan (W) n zat ρ zat Ø
(M) (gram) (mol) (gram/mol) (ml/mol)
0,15 42,29 0,00365 1,018272 51,289
0,35 42,75 0,00852 1,037167 51,631
0,625 43,925 0,01522 1,037167 48,382
1,25 45,69 0,03043 1,157930 45,845
2,5 48,57 0,06086 1,276228 42,164
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.7 Grafik (Ø-vs-√𝐧)

Gambar Grafik Hubungan Antara Ø dan √n NaCl

Tabel 7. Data Grafik


[NaCl]
Ø √(n zat)
(M)
0,15 51,289 0,060
0,35 51,631 0,092
0,625 48,382 0,123
1,25 45,845 0,174
2,5 42,164 0,247

Keterangan grafik :
y = mx + c (Aulia, 2015)
∅ = -53,075x √(nNaCl) + 55,264 maka,
∂∅
= -53,075
∂√(NaCl)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.8 Penentuan Volume Molal Parsial


∛(n NaCl) ∂∅
Vzat = ∅+ 2×n pelarut × (Aulia, 2015)
∂√(nNacl)

Mr H2 O
V* = (Aulia, 2015)
ρ H2 O

∛(n NaCl) ∂∅
Vpelarut = V* + 2×n pelarut × (Aulia, 2015)
∂√(n CuSO4 )

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 2,5 M


3
√0,393
Vzat = 41,164 + ×(-53,075) = 35,327 ml/mol
2 x 1,527
18,02
V* = =18,098
0,99568
3
√0,338
Vpelarut = 18,098+ 2 x 1,407 × (-103,9)

= 11,261 ml/mol

Tabel 8. Volume Molal Parsial Zat dan Pelarut


[NaCl] Vzat Vpelarut
(M) (ml/mol) (ml/mol)
0,15 48,293 15,102
0,35 47,685 14,152
0,625 43,742 13,458
1,25 40,192 12,445
2,5 35,327 11,261
A B C D E F G
10 LAMPIRAN A
11 PROGRAM KOMPUTER
12
13 A.1 Penentuan Densitas Zat
14 ρ air =B14
15 Tabel A.1 Penentuan Densitas Zat
16 Sampel Konsentrasi (M) We (gram) Wo (gram) W (gram) V pikno (ml) ρ (gram/ml)
17 =B17 =E17 =(E17-$C$17)/$F$17
18 =B18 =E18 =(E18-$C$17)/$F$17
19 =A17 =B19 =C17 =D17 =E19 =(D17-C17)/B14 =(E19-$C$17)/$F$17
20 =B20 =E20 =(E20-$C$17)/$F$17
21 =B21 =E21 =(E21-$C$17)/$F$17
22
23 A.2 Penentuan Berat Zat dan Pelarut
24 Mr NaCl =B24
25 Mr Pelarut =B25
26 Tabel A.2 Penentuan Berat Zat dan Pelarut
27 Sampel Konsentrasi (M) n zat (mol) Wz (gram) Ws (gram) n pelarut (mol)
28 =B28 =(B28*$F$17)/1000 =C28*$B$24 =E17-$C$17-D28 =E28/$B$25
29 =B29 =(B29*$F$17)/1000 =C29*$B$24 =E18-$C$17-D28 =E29/$B$25
30 =A28 =B30 =(B30*$F$17)/1000 =C30*$B$24 =E19-$C$17-D30 =E30/$B$25
31 =B31 =(B31*$F$17)/1000 =C31*$B$24 =E20-$C$17-D31 =E31/$B$25
32 =B32 =(B32*$F$17)/1000 =C32*$B$24 =E21-$C$17-D32 =E32/$B$25
33
34 A.3 Penentuan Volume Molal Nyata dan Parsial Zat dan Pelarut
35 Ø/√(NaCl) =B35
36 V* =B25/B14
37 Tabel A.3 Penentuan Volume Molal Nyata dan Parsial Zat dan Pelarut
38 Sampel Konsentrasi (M) Ø (ml/mol) √ (n zat) ∛(n zat) Vzat (ml/mol) Vpelarut (ml/mol)
39 =B39 =(1/G17)*(B24-((E17-D17)/(D17-C17)/C28)) =C28^0,5 =C28^(1/3) =C39+((E39/(2*F28))*$B$35) =$B$36+((E39/(2*F28))*$B$35)
40 =B40 =1/G18*(B24-((E18-D17)/(D17-C17)/C29)) =C29^0,5 =C29^(1/3) =C40+((E40/(2*F29))*$B$35) =$B$36+((E40/(2*F29))*$B$35)
41 =A39 =B41 =1/G19*(B24-((E19-D17)/(D17-C17)/C30)) =C30^0,5 =C30^(1/3) =C41+((E41/(2*F30))*$B$35) =$B$36+((E41/(2*F30))*$B$35)
42 =B42 =1/G20*(B24-((E20-D17)/(D17-C17)/C31)) =C31^0,5 =C31^(1/3) =C42+((E42/(2*F31))*$B$35) =$B$36+((E42/(2*F31))*$B$35)
43 =B43 =1/G21*(B24-((E21-D17)/(D17-C17)/C32)) =C32^0,5 =C32^(1/3) =C43+((E43/(2*F32))*$B$35) =$B$36+((E43/(2*F32))*$B$35)
A B C D E F G
10 LAMPIRAN B
11 HASIL PROGRAM KOMPUTER
12
13 B.1 Penentuan Densitas Zat
14 ρ air 0,99568
15 Tabel B.1 Penentuan Densitas Zat
16 Sampel Konsentrasi (M) We (gram) Wo (gram) W (gram) V pikno (ml) ρ (gram/ml)
17 2,5 48,57 1,276228
18 1,25 45,69 1,157930
19 NaCl 0,625 17,50 41,74 43,925 24,35 1,085431
20 0,35 42,75 1,037167
21 0,15 42,29 1,018272
22
23 B.2 Penentuan Berat Zat dan Pelarut
24 Mr NaCl 58,44
25 Mr Pelarut 18,02
26 Tabel B.2 Penentuan Berat Zat dan Pelarut
27 Sampel Konsentrasi (M) n zat (mol) Wz (gram) Ws (gram) n pelarut (mol)
28 2,5 0,06086 3,557 27,513 1,527
29 1,25 0,03043 1,778 26,412 1,466
30 NaCl 0,625 0,01522 0,889 25,536 1,417
31 0,35 0,00852 0,498 24,752 1,374
32 0,15 0,00365 0,213 24,577 1,364
33
34 B.3 Penentuan Volume Molal Nyata dan Parsial Zat dan Pelarut
35 Ø/√(NaCl) -53,075
36 V* 18,098
37 Tabel B.3 Penentuan Volume Molal Nyata dan Parsial Zat dan Pelarut
38 Sampel Konsentrasi (M) Ø (ml/mol) √ (n zat) ∛(n zat) Vzat (ml/mol) Vpelarut (ml/mol)
39 2,5 42,164 0,247 0,393 35,327 11,261
40 1,25 45,845 0,174 0,312 40,192 12,445
41 NaCl 0,625 48,382 0,123 0,248 43,742 13,458
42 0,35 51,631 0,092 0,204 47,685 14,152
43 0,15 51,289 0,060 0,154 48,293 15,102

Anda mungkin juga menyukai