NAMA NIM
DINDA ANGGRAINI 200405010
Medan, 2021
Dosen Pembimbing
M1 : 16 September 2021
- Perbaiki
M2 : 17 September 2021
-Lampiran ACC
-Lanjut Laporan Ketik
M3 : 20 September 2021
-Perbaiki
Medan, 2021
Asisten
A. Penentuan Densitas
Volume
Konsentrasi We Wo W 𝝆
Sampel Pikno
(M) (gr) (gr) (gr) (gr/ml)
(ml)
2,5 48,57 1,276228
Natrium 1,25 45,69 1,157930
Klorida 0,625 17,50 41,74 43,925 24,35 1,085431
(NaCl) 0,35 42,75 1,037167
0,15 42,29 1,018272
LAPORAN PRAKTIKUM
2. Pembahasan
Molalitas menyatakan perbandingan mol zat terlarut dalam kilogram pelarut. Molalitas
dinyatakan antara jumlah mol zat terlarut dengan massa dalam kg pelarut (Partana, dkk.,
2009).
Molalitas dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
n
m= (Partana, dkk., 2009)
p
Dimana :
m : Molalitas (mol kg-1)
n : Jumlah zat terlarut (mol)
p : Massa pelarut (kg)
Molalitas (m) berbasis pada massa, sehingga molalitas merupakan perbandingan mol zat
terlarut per kilogram pelarutnya, sedangkan molaritas (M) berbasis pada volume dan
bergantung pada suhu, sehingga molaritas merupakan perbandingan zat terlarut per liter
larutannya (Young, 2015).
Massa jenis atau densitas merupakan perbandingan antara massa dengan volume suatu
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (Arum,
2017).
Densitas (ρ) atau massa jenis, merupakan massa (m) persatuan volume (V). Hal yang
mempengaruhi pengukuran densitas dari suatu sampel adalah suhu dan tekanan (Widiyatun,
dkk., 2019)
Secara matematis, pengukuran densitas dapat dicari dengan:
m
ρ= (Widiyatun, dkk., 2019)
v
Dimana :
m = Massa (g)
v = Volume (ml)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Volume molal parsial merupakan salah satu besaran termodinamika penting yang telah
terbukti sebagai alat yang berguna dalam menjelaskan berbagai jenis interaksi seperti ion-ion;
ion pelarut dan pelarut- pelarut interaksi yang terjadi dalam larutan berair maupun tidak
berair. Interaksi ini sangat membantu dalam menentukan struktur dan sifat solusi (Sonika,
dkk., 2015).
Volume molal parsial Vi suatu spesies i dalam sebuah solusi ditentukan oleh:
∂V
𝑣𝑖 = 𝑇𝑃𝑛𝑖 (Varshneya, dkk., 2019)
∂ni
Dimana :
Vi : Volume molal parsial
V : Volume larutan
Ni : Nilai mol zat terlarut
T : Suhu
P : Tekanan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
50
40
Ø (ml/mol)
30 y = -53.075x + 55.264
R² = 0.9629
20
10
Adapun Volume Molal Nyata dapat diperoleh dengan menggunakan kerapatan campuran
yang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
1 1000 𝜌−𝜌𝑜
∅= (Mr ( ))) (Wang, 2018)
𝜌 𝑛 𝜌𝑜
Dimana :
Ø : Volume molal nyata
𝜌𝑜: Densitas pelarut
𝜌 : Densitas larutan
n : nilai mol
Mr : Massa molekul relatif
Volume molal nyata yang diperoleh berdasarkan nilai √nNaCl yaitu 0,247 M; 0,174 M;
0,123 M; 0,092 M; 0,060 M secara berturut-turut yaitu 42,164 ml/mol; 45,845 ml/mol; 48,382
ml/mol; 51,631 ml/mol; 51,289 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu
pada grafik juga diperoleh persamaan y = -53,075x + 55,264 dengan nilai R² = 0,9629 dan
nilai volume molal parsialnya kita ketahui dari grafik adalah -53,075 cm3/mol.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin besar nilai ∅ maka data
√nNaCl mengalami penurunan serta sebaliknya atau nilai ∅ dan √nNaCl berbanding terbalik.
Sedangkan pada grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin menurun nilai√nNaCl
maka semakin besar nilai pada empat data dari Ø (ml/mol) dan disusul satu data Ø (ml/mol)
yang mengalami penurunan atau semakin kecil seiring nilai √nNaCl yang semakin menurun,
sehingga dapat dikatakan bahwa grafik tersebut mengalami fluktuatif dan dapat disimpulkan
percobaan ini tidak sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Jumlah Zat
(mol)
20
Vpelarut (ml/mol)
15
10
y = -21.624x + 44.193
5 R² = 0.9669
0 0.5 1 1.5
n (mol)
Hubungan antara Volume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Jumlah Zat (mol)
dapat diperoleh dari persamaan matematis untuk mencari nilai molalitas sebagai berikut :
∅𝑣 = ∅°𝑣 + 𝑆𝑣 √𝑚 (Akhtar,2019)
Dimana :
𝑆𝑣 = eksperimental kemiringan
m = molalitas
Volume pelarut yang didapatkan berdasarkan nilai molalitasnya yaitu 1,527 mol; 1,466
mol; 1,417 mol; 1,374 mol; 1,364 mol secara berturut-turut yaitu 11,261 ml/mol; 12,445
ml/mol; 13,458 ml/mol; 14,152 ml/mol; 15,102 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada
grafik. Selain itu diperoleh persamaan y = -21,624x + 44,193 dengan nilai R² = 0,9669.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan persamaan hubungan antara volume molal parsial pelarut (Vpelarut) dengan
jumlah zat (mol) diatas memiliki hubungan yang berbanding lurus, yaitu apabila semakin
bertambahnya jumlah zat (mol) maka volume molal parsial pelarut akan meningkat juga dan
sebaliknya. Namun dari grafik yang tertera bahwa Vpelarut mengalami penurunan tetapi
dalam n(mol) mengalami fluktuasi atau berbanding terbalik. Maka dapat kita simpulkan
bahwa hasil percobaan ini tidak sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3 Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol)
50
40
Vzat (ml/mol)
30
y = -228.84x + 48.48
20 R² = 0.9515
10
Hubungan Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol) dapat ditentukan
dari persamaan berikut:
∂V
𝑣𝑖 = 𝑇𝑃𝑛𝑖 (Varshneya, dkk., 2019)
∂ni
Dimana :
Vi : Volume molal parsial
V : Volume larutan
Ni : Nilai mol zat terlarut
T : Suhu
P : Tekanan
Volume zat yang didapatkan berdasarkan nilai molalitasnya 0,06086 mol; 0,03043 mol;
0,01522 mol; 0,00852 mol; 0,00365 mol secara berturut-turut yaitu 35,327 ml/mol; 40,192
ml/mol; 43,742 ml/mol; 47,685 ml/mol; 48,293 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada
grafik. Selain itu diperoleh persamaan y = -228,84x + 48,48 dengan nilai R² = 0,9515.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan persamaan dan grafik yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa Hubungan
antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Jumlah Zat (mol) adalah berbanding terbalik,
semakin besar jumlah zat (mol) maka nilai terhadap volume molal parsial zat (Vzat) akan
semakin menurun, dan sebaliknya. Maka berdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan
bahwa hasil percobaan telah sesuai dengan teori yang ada.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4 Hubungan antaraVolume Molal Parsial Pelarut (Vpelarut) dengan Konsentrasi (M)
20
Vpelarut (ml/mol) 15
10
y = -1.5072x + 14.753
R² = 0.9193
5
0 1 2 3
Konsentrasi (M)
Berdasarkan teori hubungan antara volume molal parsial pelarut (Vpelarut) dengan
konsentrasi (M) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
∅𝑣 = ∅°𝑣 + 𝑆𝑣 √𝑚 (Akhtar,2019)
Dimana :
𝑆𝑣 = eksperimental kemiringan
m = molalitas
Volume pelarut yang didapatkan berdasarkan nilai konsentrasinya 2,5 M; 1,25 M; 0,625
M; 0,35 M; 0,15 M secara berturut-turut yaitu 11,261 ml/mol; 12,445 ml/mol; 13,458 ml/mol;
14,152 ml/mol; 15,102 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu diperoleh
persamaan y = -1,5072x + 14,753 dengan nilai R² = 0,9193.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari persamaan diatas diketahui bahwa hubungan volume molal parsial pelarut (Vpelarut)
dan konsentrasi (M) zat adalah berbanding lurus, yang berarti jika volume molal parsial
pelarut meningkat maka konsentrasi zat akan meningkat nilainya, begitupula sebaliknya.
Namun dari grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai M (konsentrasi)
maka data Vpelarut mengalami penurunan maka dapat dikatakan bahwa hubungan volume
pelarut dengan M (konsentrasi) berbanding terbalik sehingga disimpulkan percobaan ini tidak
sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Konsentrasi (M)
50
Vzat (ml/mol) 40
30
y = -5.5712x + 48.48
20 R² = 0.9515
10
0 1 2 3
Konsentrasi (M)
Gambar 5. Grafik Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan
Konsentrasi (M)
Hubungan antara Volume Molal Parsial Zat (Vzat) dengan Konsentrasi (M) disusun
secara matematis sebagai berikut:
Keterangan :
d = Densitas Larutan
Volume zat yang didapatkan berdasarkan nilai konsentrasinya 2,5 M; 1,25 M; 0,625 M;
0,35 M; 0,15 M secara berturut-turut yaitu 35,327 ml/mol; 40,192 ml/mol; 43,742 ml/mol;
47,685 ml/mol; 48,293 ml/mol. Hasilnya kemudian diplotkan pada grafik. Selain itu pada
grafik diperoleh persamaan y = -5,5712x + 48,48 dengan nilai R² = 0,9515
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan grafik yang tertera dapat kita lihat bahwa semakin besar nilai M
(konsentrasi) maka mengalami penurunan pada nilai data Vzat (ml/mol) dan sebaliknya. Atau
dapat dikatakan bahwa hubungan volume dengan M (konsentrasi) berbanding terbalik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan teori.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara ∅ dengan √nNaCl adalah berbanding terbalik, dimana jika
semakin besar ∅ maka √nNaCl akan penurunan. Dan hasil percobaan yang telah
diperoleh tidak sesuai dengan teori karena hasil yang didapat mengalami fluktuasi.
2. Hubungan antara Vpelarut dengan molalitas (m) adalah berbanding lurus, dimana
jika semakin besar molalitas maka Vpelarut akan meningkat. Dan hasil percobaan
yang telah diperoleh tidak sesuai dengan teori karena hasil yang didapat
mengalami fluktuasi.
3. Hubungan antara Vzat dengan molalitas (m) adalah berbanding terbalik, dimana
jika semakin besar molalitas maka Vzat akan semakin menurun. Dan hasil
percobaan yang telah diperoleh seusai dengan teori.
4. Hubungan antara konsentrasi (M) dengan Vpelarutadalah berbanding lurus,
dimana jika semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula Vpelarutnya. Dan
hasil percobaan yang telah diperoleh tidak sesuai dengan teori.
5. Hubungan antara konsentrasi (M) dengan Vzat adalah berbanding terbalik, dimana
jika semakin besar konsentrasi maka Vzat akan mengalami penurunan. Dan hasil
percobaan yang telah diperoleh sesuai dengan teori.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Disarankan menggunakan variasi suhu terhadap aquadest agar diperoleh hasil
yang bervariasi terhadap massa jenisnya
2. Disarankan untuk memvariasikan sampel agar dapat membandingkan hasil dari
sampel yang berbeda seperti: KCl, MgSO4, dan CuSO4.
3. Disarankan untuk mengeringkan piknometer saat diisi sampel atau aquadest saat
penimbangan di neraca digital agar tidak menambah nilai massa.
4. Disarankan untuk menggunakan larutan induk untuk melakukan pengenceran, agar
dapat memperkecil nilai galat.
5. Disarankan untuk pengukuran suhu menggunakan termometer digital agar lebih
akurat.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, Y., & Yasin. S. M. 2019. Solute-Solute and Solute-Solvent Interactions Studies of
Saccharides in Aqueous Sodium Butyrate Solution at 308K Temperatures.
International Journal of Engineering Technologies and Management Research 6(11) :
10-17.
Arum, W. F. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dan Problem
Posing pada Materi Fluida. Jurnal Teknika 4(2): 40-50.
Aulia, C. J. 2015. Penentuan Volume Molal Parsial. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Azizah, N. F. 2017. Pengaruh Konsentrasi Dari Jenis Larutan Asam, Basa, Dan Garam
Terhadap Intensitas Cahaya Keluaran Serat Optik Berbentuk U. Skripsi, Pendidikan
Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Fibonacci, A. 2019. Sintesis Alkohol dari Limbah Nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai
Campuran Bahan Bakar Minyak (biofuel). Walisongo Journal of Chemistry 2(1): 17-
25.
Maulana, D., D. Mau’izzah., dan N. D. El-firdaus. 2019. Makalah Larutan. Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Jember.
Nurkhotimah, E. Yulianti M.Sc., dan A. Rakhmawati M.Si. 2017. Pengaruh Suhu dan pH
terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Bakteri Termofilik Sungai Gendol Pasca Erupsi
Merapi. Jurnal Prodi Biologi 6(8) : 465-471.
Partana, C. F., dan A. Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA kelas XII IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sonika, R.C. Thakur., dan Ravi. S. 2015. Effect of Temperature on The Partial Molar
Volumes of Some Bivalent Transition Metal Chlorides in Water and Binary Aqueous
Mixtures of Methanol. International Journal of ChemTech Research 7(5): 2222-2228.
Valentino, B. Nasir., dan M. H. Toana. 2020. Pengaruh Ekstrak Akar Tuba Derris elliptica
Benth Terhadap Mortalitas Pomacea Canaliculata Lamarck (Mesogastropoda
Ampullariidae) pada Padi Oryza sativa L. Jurnal Agroland 27(1) : 89-98.
Wang, J., Du. Y., Xu. A., & Zhao. H. 2018. Comment on “Density, Sound Speed, and
Viscosity of Dihydropyridine Derivatives in Dimethyl Sulfoxide at Different
Temperatures”. Journal of Chemical & Engineering Data 6(8) : 3165-3166.
Widiyatun, F., N. Selvia., & N. Dwiyanti. 2019. Analisis Viskositas, Massa Jenis, dan
Kekeruhan Minyak Goreng Curah Bekas Pakai. STRING (Satuan Tulisan Riset dan
Inovasi Teknologi) 4(1) : 25-30.
Young, J. C. O’C. 2015. Coffee Cup Calorimeter Heat Loss Correction. Canada Department of
Chemistry, Saint Mary’s University.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Pembuatan Larutan
1.1 Pembuatan Larutan NaCl 2,5 M 100 ml
gr 1000
M = Mr x (Nurkhotimah, 2017)
ml
𝑔𝑟 1000
2,5 = 58,44 x 100
2,5 x 58,44 x 100
Gr = 1000
Gr = 14,610 gr
Dilarutkan sebanyak 14,610 gr NaCl kedalam aquadest hingga 100 ml.
V2 = 50 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 1,25 M hingga volume mencapai 50
ml.
V2 = 100 ml
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
V2 = 178,57 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 0,35 M hingga volume mencapai
178,57 ml.
V2 = 416,67 ml
Ditambahkan aquadest dan larutan NaCl 2,5 M sebanyak 25 ml untuk
pengenceran pembuatan larutan NaCl 0,15 M hingga volume mencapai
416,67 ml.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Data Pengamatan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut:
Suhu air saat percobaan (T) : 30 °C
Massa jenis air pada T (ρ) : 0,99568 gram/ml
Berat piknometer kosong (We) : 17,50 gram
Berat piknometer + air (Wo) : 41,74 gram
Berat piknometer + sampel larutan : 48,57 gram
Mr NaCl : 58,44 gr/mol
Mr H2O : 18,02 gr/mol
Larutan induk : 2,5 M
3. Pengolahan Data
Keterangan : Pelarut = Air (H2O)
Zat = Natrium Klorida (NaCl)
3.1 Penentuan Volume Piknometer / Kalibrasi Piknometer
(b – a)
Vpikno = ρ (Fibonacci,2019)
aquadest
Wo-We
Vpikno = ρ air pada T
41,74 − 17,50
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 = ml
0,99568
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Vpikno = 24,35 ml
27,513
n pelarut = =1,527 mol
18,02
Tabel 5. Jumlah Mol Pelarut
[NaCl] Ws n pelarut
(M) (gram) (mol)
0,15 24,577 1,364
0,35 24,752 1,374
0,625 25,536 1,417
1,25 26,412 1,466
2,5 27,513 1,527
Keterangan grafik :
y = mx + c (Aulia, 2015)
∅ = -53,075x √(nNaCl) + 55,264 maka,
∂∅
= -53,075
∂√(NaCl)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mr H2 O
V* = (Aulia, 2015)
ρ H2 O
∛(n NaCl) ∂∅
Vpelarut = V* + 2×n pelarut × (Aulia, 2015)
∂√(n CuSO4 )
= 11,261 ml/mol