Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA
SEMESTER : II (DUA)

TAHUN AJARAN : 2020/2021

KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)

HARI/TGL. PERCOBAAN : SABTU / 08 MEI 2021

JUDUL PERCOBAAN : ISOTERM ADSORPSI

NAMA NIM

MUHAMMAD ALIF IKHWAN ASDAN 200405155

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : ISOTERM ADSORPSI
KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)
NAMA/NIM : MUHAMMAD ALIF IKHWAN/200405155
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/08 MEI 2021

Medan, 2021
Dosen Pembimbing

( Nisaul Fadilah Dalimunte, S.T., M.Eng. )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN ASISTEN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : ISOTERM ADSORPSI
KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)
NAMA/NIM : MUHAMMAD ALIF IKHWAN/200405155
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/08 MEI 2021

Medan, 2021
Asisten,

( Valencia )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : ISOTERM ADSORPSI
KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)
NAMA/NIM : 1. MUHAMMAD ALIF IKHWAN/200405155
2. REGINA SIMAMONGKIR/200405093
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU / 08 MARET 2021

Konsentrasi Asam Asetat : 0,35 ; 0,25 ; 0,15 ; 0,1 ; 0,01


Massa Karbon Aktif : 2 gram
Larutan Asam Oksalat : 0,2 N 100 mL
Larutan NaOH : 0,2 M 500mL

Medan, 2021
Asisten

( Valencia )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA Halaman : 1/2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

MODUL PRAKTIKUM : ISOTERM ADSORPSI


KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)
NAMA/NIM : 1. MUHAMMAD ALIF IKHWAN/200405155
2. REGINA SIMAMONGKIR/200405093
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU / 08 MARET 2021

1. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,2 N


Tabel 1. Hasil Standarisasi Larutan NaOH
Volume Asam Oksalat Konsentrasi Asam Oksalat Volume NaOH Konsentrasi NaOH
(ml) (N) (ml) (N)
25 0,2 42 0,119

2. Standarisasi Sampel dengan NaOH sebagai Konsentrasi Awal (Cawal)


Tabel 2. Hasil Standarisasi Larutan Sampel
Volume
Konsentrasi pH pH Konsentrasi Volume
Asam Cawal
Asam Asetat Sebelum Sesudah NaOH NaOH
Asetat (M)
(M) Titrasi Titrasi (M) (ml)
(ml)
0,78 2,522 11,004 25 0,119 95 0,4522
0,73 2,5125 10,059 25 0,119 63 0,2999
0,68 2,352 11,854 25 0,119 39 0,1856
0,63 2,339 11,798 25 0,119 24 0,1142
0,58 2,274 11,818 25 0,119 12 0,0571

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya
tanpa persetujuan pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA Halaman : 2/2

3. Pengamatan Adsorpsi Sebagai Konsentrasi Akhir


Tabel 3. Hasil Pengamatan Adsorpsi
Volume
pH pH Konsentrasi Volume
Cawal Asam Cakhir
Sebelum Sesudah NaOH NaOH
(M) Asetat (M)
Titrasi Titrasi (M) (ml)
(ml)

0,4522 2,522 11,004 25 0,119 76 0,3618


0,2999 2,5125 10,059 25 0,119 49 0,2332
0,1856 2,352 11,854 25 0,119 31 0,1476
0,1142 2,339 11,798 25 0,119 19 0,0904
0,0571 2,274 11,818 25 0,119 9 0,0428

4. Daya Adsorpsi Karbon Aktif


Tabel 4. Hasil Daya Adsorpsi Karbon Aktif
Run Persen Adsorpsi (%)
I 20,00
II 22,22
III 20,51
IV 20,83
V 25,00

Medan, 22 April 2021


Asisten

(Valencia)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya
tanpa persetujuan pemilik dokumen ini.
Laporan Keterampilan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA FISIKA

PRAKTIKUM MATA KULIAH : KIMIA FISIKA

MODUL : ISOTERM ADSORPSI

NAMA PRAKTIKAN/NIM : MUHAMMAD ALIF IKHWAN ASDAN / 200405155

KELOMPOK : C-6 (C-ENAM)

TANGGAL / SESI PRAKTIKUM : 08 MEI 2021

ASISTEN : VALENCIA

DOSEN PEMBIMBING MODUL : NISAUL FADILAH DALIMUNTE, ST., M.Eng

Hasil dan Pembahasan :

1. Pengaruh pH adsorbat sebelum dan sesudah adsorpsi

Adsorpsi adalah proses dimana molekul fluida [cair, gas] melekat pada
permukaan padatan. Dewasa ini sedang dikembangkan penggunaan adsorben
alternatif yaitu adsorben yang berasal dari alam. Salah satunya adalah
pemanfaatan produk samping pertanian sebagai adsorben (Masrofah, 2017).

Metode Adsorpsi adalah salah satu alternatif untuk menghilangkan kadar


logam yang terbawa oleh air, udara maupun tanah. Pengertian adsorpsi sendiri
adalah proses yang terdiri atas reaksi-reaksi permukaan zat padat atau disebut adsorben
dengan zat pencemar atau disebut. Adsorpsi pada umumnya terdapat 2 jenis tipe yaitu
adsorpsi fisika atau (physisorption) dan kimia atau (chemisorption). Adsorpsi
(chemisorption) terjadi dari hasil interaksi kimia antara permukaan adsorbat dan
adsorben. Sedangkan adsorpsi (physisorption) terjadi akibat adanya gaya Van der
Waals dan gaya elektrostatik antara atom penyusun adsorben dan molekul adsorbat.
Adsorben adalah zat penyerap, sedangkan adsorbat adalah zat yang diserap. Silika
merupakan salah satu bahan kimia berbentuk padatan yang banyak dimanfaatkan
sebagai adsorben. Hal ini disebabkan karena pada permukaan silika gel terdapat dua
jenis gugus yaitu gugus silanol (-SiOH) dan gugus siloksan (Si-O-Si). Gugus siloksan
terdiri dari dua macam yaitu siloksan rantai lurus sangar reaktif dengan logam alkali
dan siloksan yang membentuk struktur lingka yang dapat mengadakan kemisorpi
dalam air (Masrofah, 2017).

Pada percobaan isotherm adsorpsi ini, kami menggunakan asam asetat sebagai
adsorbat. Pada proses adsorpsi asam asetat akan diserap oleh adsorben yang telah diaktivasi.
Adsorben yang digunakan adalah karbon aktif. Pada saat asam asetat diadsorpsi, maka akan
muncul filtrate sebagai hasil adsorpsi dan konsentrasi asam asetat akan berkurang. Salah satu
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

factor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah pH (derjat keasaman). Alat yang digunakan
untuk mengukur pH larutan adalah pH meter. Pada percobaan ini, larutan asam asetat
dicampurkan dengan 2 gram karbon aktif lalu diaduk setiap 10 menit pada kurun waktu 1 jam,
kemudian disaring menggunakan kertas saring, dimana filtrate yang tertampung di dalam
Erlenmeyer akan kita titrasi untuk membandingkan konsentrasi dalam pH larutan asam asetat
sebelum dan sesudah proses adsorpsi.

Konsentrasi larutan asam asetat yang digunakan memiliki 5 variasi, yaitu 0,35 M ;
0,25 M ; 0,15 M ; 0,1 M ; dan 0,01 M dan pH tiap konsentrasi yaitu 2,522 ; 2,5125 ; 2,352 ;
2,339 ; dan 2,274. Setelah melakukan proses adsorpsi, pH pada larutan asam asetat meningkat
dengan pH disetiap asam asetat adalah 11,004 ; 10,059 ; 11,854 ; 11,789 ; dan 11,818.
Dengan ini disimpulkan bahwa pH adsorbat meningkat setelah dilakukan proses adsorpsi.

2. Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat pada Daya Adsorpsi

Daya adsorpsi adalah besarnya persentase kinerja yang dihasilkan oleh adsorben
mengadopsi adsorbat.

Volume
pH pH Konsentrasi Volume
Cawal Asam Cakhir
Sebelum Sesudah NaOH NaOH
(M) Asetat (M)
Titrasi Titrasi (M) (ml)
(ml)

0,4522 2,522 11,004 25 0,119 76 0,3618


0,2999 2,5125 10,059 25 0,119 49 0,2332
0,1856 2,352 11,854 25 0,119 31 0,1476
0,1142 2,339 11,798 25 0,119 19 0,0904
0,0571 2,274 11,818 25 0,119 9 0,0428
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Adsorpsi

Proses penyerapan atau adsorpsi oleh suatu adsorben dipengaruhi banyak factor dan
juga memiliki pola isotherm adsorpsi tertentu yang spesifik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proses adsorpsi antara lain yaitu jenis adsorben, jenis at yang diserap,
luas permukaan adsorben, konsentrasi zat yang diadsorpsi dan suhu. Oleh karena faktor-faktor
tersebut maka setiap adsorben yang menyerap suatu zat satu dengan zat lain tidak akan
mempunyai pola isotherm adsorpsi yang sama. ( Wijayanti, et al., 2018 )

Besarnya persentase adsorpsi pada setiap asam asetat dengan konsentrasi tertentu
dapat dilihat pada table berikut.

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Run Persen Adsorpsi (%)


I 20,00
II 22,22
III 20,51
IV 20,83
V 25,00
Tabel 1.2 Hasil Daya Adsorpsi Karbon Aktif

Dari data daya adsorpsi ini kita dapat melihat terjadinya kenaikan daya adsorpsi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya adsorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu proses pengadukan, karakteristik adsorbat, dan kelarutan adsorbat.

3. Penentuan Isoterm Adsorpsi Freundlich

Grafik persamaan isotherm adsorpsi menurut Freundlich yang didapat dari percobaan
dapat dilihat pada gambar berikut.

LOG X/M
0
0 0.5 1 1.5 2
-0.2

-0.4

-0.6
LOG X/M

-0.8 log x/m

-1 Linear (log x/m)

-1.2

-1.4

-1.6
LOG C

Gambar 1.1 Grafik Persamaan Isoterm Freduenlich

Grafik ini sudah hamper sesuai dengan teori isotherm adsorpsi freundlich yaitu grafik
berupa garis linear. Pada grafik perbandingan nilai k dengan size dapat diketahui bahwa
semakin besar luas permukaan adsorben maka akan didapatkan nilai n yang semakin besar.

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jika konsentrasi (C) makin besar, maka jumlah solute yang teradsorpsi semakin besar.
Hal ini sesuai dengan persamaan Frendlich :

𝑥
= k. x. 𝐶 𝑛
𝑀

Dimana :

X = berat teradsorpsi

M = berat adsorben

K,n = konstanta ( Widayanto, et al., 2017 )

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kesimpulan dan Saran :

Kesimpulan :

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut.

1. C awal yang diperoleh dari hasil titrasi pada masing masing konsentrasi asam asetat (
0,35 M ; 0,25 M ; 0,15 M ; 0,1 M ; dan 0,01 M ) secara berturut-turut adalah ( 0,4522
M ; 0,2999 M ; 0,1856 M ; 0,1142 M ; 0,0571 M )
2. C akhir yang diperoleh dari hasil titrasi pada masing masing konsentrasi asam asetat (
0,35 M ; 0,25 M ; 0,15 M ; 0,1 M ; dan 0,01 M ) secara berturut-turut adalah ( 0,3618
M ; 0,2332 M ; 0,1476 M ; 0,0904 M ; 0,0428 M )
3. Persen adsorpsi masing-masing run secara berturut-turut adalah 20,00% ; 22,22% ;
20,51% ; 20,83% ; 25,00%
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam prosesn adsorpsi antara lain yaitu jenis
adsorben, jenis zat yang diserap, luas permukaan adsorben, konsentrasi zat yang
diadsorbsi dan suhu
5. Asam asetat digunakan sebagai adsorbat

Saran :

Adapun saran yang dapat disampaikan dari percobaan ini sebagai berikut.

1. Disarankan praktikan agar lebih teliti dalam menghitung konsentrasi larutan sampel
agar persentase adsorpsi lebih akurat
2. Disarankan untuk memvariasikan adsorbat agar mengetahui perbandingan proses
adsorbs yang dialami oleh masing-masing zat
3. Disarankan untuk memvariasikan pH untuk melihat perbandingan pH terhadap daya
adsorpsi
4. Disarankan untuk memvariasikan massa karbon aktif untuk melihat pengaruh massa
adsorban terhadap daya adsorpsi
5. Disarankan agar teliti dalam melakukan percobaan

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Masrofah. (2017). Kajian Pemanfaatan Silika dari Sekam Padi dalam Pengolahan

Limbah Tekstil. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 1, 60.

Wijayanti, A., Susatyo, E. B., Sukarjo, S., & Kurniawan, C, (2018). Adsorpsi

Logam Cr (VI) dan Cu (II) Pada Tanah dan Pengaruh Penambahan

Pupuk Organik. Indonesian Journal of Chemical Science, 7(3), 242-248.

Widayanto, T., Yuliawati, T., Susilo, A. A. (2017). Adsorpsi Logam Berat (Pb)

Dari Limbah Cair Dengan Adsorben Arang Bambu Aktif. Jurnal

Teknolog Bahan Alam Vol. 1(1)

Buhani, F Luziana, Dkk (2020). Kajian pola isoterm adsorpsi zat pewarna kristal

violet pada adsorben dari karbon cangkang kelapa sawit dengan pelapisan

partikel Fe3O4. Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri

(SINTA). Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro, Bandar Lampung

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)


LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN

B.1 Pembuatan Larutan yang Digunakan


B.1.1 Penyiapan Larutan NaOH
B.1.1.1 Larutan NaOH 0,1 N 500 ml
NNaOH = 0,1 N
NNaOH = valensi x MNaOH
0,1 N = 1 x MNaOH
MNaOH = 0,1 M
massa 1000
MNaOH = x
Mr V
massa 1000
0,1 M = x
40 500

Massa = 2 gram
Sebanyak 2 gram kristal NaOH di larutkan dengan aquadest hingga
volumenya 500ml.
B.1.1.2 Larutan NaOH 0,01 N 250 ml
NNaOH = 0,01 N
NNaOH = valensi x MNaOH
0,01 N = 1 x MNaOH
MNaOH = 0,01 M
massa 1000
MNaOH = x
Mr V
massa 1000
0,01 M = x
40 250

Massa = 0,1gram
Sebanyak 0,1 gram kristal NaOH di larutkan dengan aquadest hingga
volumenya 500ml.
B.1.2 Penyiapan Larutan Asam Oksalat (C2H2O4)
B.1.2.1 Larutan Asam Oksalat (C2H2O4) 0,2 N 100 ml
NC2H2O4 = 0,2 N
NC2H2O4 = valensi x MC2H2O4
0,2 N = 2 x MC2H2O4
MC2H2O4 = 0,1 M
massa 1000
M C2H2O4 = x
Mr V
massa 1000
0,1 M = 126,07 x 100

Massa = 1,2607 gram


Sebanyak 1,2607 gram kristal C2H2O4 di larutkan dengan aquadest hingga
volumenya 100ml.
B.1.2.2 Larutan Asam Oksalat (C2H2O4) 0,01 N 250 ml
NC2H2O4 = 0,01 N
NC2H2O4 = valensi x MC2H2O4
0,01 N = 2 x MC2H2O4
MC2H2O4 = 0,005 M
massa 1000
M C2H2O4 = x
Mr V
massa 1000
0,005 M = 126,07 x 250

Massa = 0,15 gram


Sebanyak 0,15 gram kristal C2H2O4di larutkan dengan aquadest hingga
volumenya 250ml.

B.1.3 Pembuatan Larutan Asam Asetat (CH3COOH)


Untuk Asam Asetat (CH3COOH) 0,75 M 150 ml
% .  . 10
M =
Mr
100 . 1,05 . 10
=
60,05

= 17,48 M → M1
M1 . V1 = M2 .V2
17,48 . V1 = 0,75 . 150
V1 = 5,148 ml
Sebanyak 5,148 ml CH3COOH 100% diencerkan dengan aquadest hingga
volumenya 150 ml.
Perhitungan variasi kosentrasi yang lain analog dengan data di atas
Tabel B.1 Perhitungan Pembuatan Larutan Asam Asetat (CH3COOH)
CH3COOH Konsentrasi
Volume (V1) Volume (V2)
(M2) (M1)
0,65 17,48 5,57 150
0,55 17,48 4,71 150
0,45 17,48 3,86 150
0,4 17,48 3,43 150

B.2 Standarisasi NaOH


B.2.1 Standarisasi NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,2 N
V NaOH = 42 ml
V asam oksalat = 25 ml
Dari percobaan didapat volume NaOH yang digunakan sebagai titran saat
titrasi sebanyak 42 ml (V2) dengan volume asam oksalat (C2H2O4) sebagai
titrat sebanyak 25 ml (V1), maka:
V1 . N1 = V2 . N2
VC2H2O4 . NC2H2O4 = VNaOH . NNaOH
25 ml . 0,2N = 42 ml . NNaOH
NNaOH = 0,119 N

B.2.2 Standarisasi NaOH 0,01 N dengan Asam Oksalat 0,01 N


V NaOH = 6 ml
V asam oksalat = 25 ml
Dari percobaan didapat volume NaOH yang digunakan sebagai titran saat
titrasi sebanya 6 ml (V2) dengan volume asam oksalat (C2H2O4) sebagai titrat
sebanyak 25 ml (V1), maka:
V1 . N1 = V2 . N2
VC2H2O4 . NC2H2O4 = VNaOH . NNaOH
25 ml . 0,01N = 6ml . NNaOH
MNNaOH = 0,042 N
B.3 Standarisasi Sampel dengan NaOH sebagai Cawal (M)
Untuk standarisasi sampel 0,119 M, dari percobaan didapat volume NaOH yang
digunakan sebagai titran saat titrasi sebanya 95 ml (V2) dengan volume asam
asetat (CH3COOH) sebagai titrat sebanyak 25 ml (V1), maka:
V1 . M1 = V2 . M2
VCH3COOH.M CH3COOH = V NaOH . MNaOH
25 ml . MCH3COOH = 95 ml . 0,119 M
MCH3COOH = 0,452 M
Perhitungan variasi kosentrasi yang lain analog dengan data di atas
Tabel B.2 Perhitungan Standarisasi Sampel dengan NaOH sebagai Cawal
Konsentrasi Volume Volume
Konsentrasi
Asam Asetat Sampel NaOH Cawal (M)
NaOH (M)
(M) (ml) (ml)
0,65 25 0,119 63 0,3
0,55 25 0,119 39 0,185
0,45 25 0,119 24 0,114
0,4 25 0,119 12 0,057

B.4 Pengamatan Adsorpsi sebagai Cakhir (M)


Dari percobaan dilakukan, didapat NaOH 0,119 M yang digunakan sebagai
titran saat titrasi sebanyak 76 ml (V2) dengan volume filtrat asam asetat
sebanyak 25 ml (V1), maka:
V1 . M1 = V2 . M2
V CH3COOH.MCH3COOH = V NaOH . MNaOH
25 ml . MCH3COOH = 76 ml . 0,119 M
MCH3COOH = 0,361 M
Perhitungan variasi konsentrasi yang lainnya analog dengan di atas
Tabel B.3 Perhitungan Pengamatan Adsorspsi sebagai Cakhir
Volume
Volume Konsentrasi C akhir
C awal NaOH
Sampel (ml) NaOH (N) (M)
(ml)
0,3 25 0,119 49 0,233
0,185 25 0,119 31 0,147
0,114 25 0,119 19 0,09
0,057 25 0,119 9 0,042
B.5 Penentuan Massa Adsorbat yang Terserap (x)
Adapun perhitungan massa adsorbat yang dilakukan pada percobaan ini ialah
dengan massa adsorban yang sama yaitu 3 gram
Rumus :
(C awal–C akhir) . Mr. V
x=
1000
Untuk C awal = 0,452 M dan C akhir = 0,361 M
(0,452–0,361) . 60,05 . 10
x=
1000
x = 0,135 gram
Perhitungan variasi konsentrasi selanjutnya analog dengan di atas
Tabel B.4 Perhitungan Massa Adsorbat yang Terserap
Mr Asam Massa
Volume
C awal Asetat C akhir Adsorbat C akhir
(ml)
(g/mol) (mg)
0,3 60,05 25 0,233 0,233
100
0,185 60,05 25 0,147 0,147
57,142
0,114 60,05 25 0,09 0,09
35,714
0,057 60,05 25 0,042 0,042
21,428

B.6 Penentuan Persamaan Isoterm Adsorpsi Menurut Freundlich


Adapun persamaan isoterm adsorpsi menurut fruendlich adalah:
x 1/n
m = K.C
log x = log K + 1/n log C
m
Dimana : log x/m =y
log c =x
log k =a
1/n =b

Grafik persamaan isoterm adsorpsi menurut freundlich yang didapat dari


percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Grafik Persamaan Isoterm Freundlich
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0

Gambar B.1 Grafik Persamaan Isoterm Adsorpsi Menurut Freundlich

Dari grafik, didapat bahwa :


Log k = 2,22 maka k=102,22= 165,95
1/n = 0,897 maka n = 1,114
Sehingga, persamaan isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada percobaan ini
adalah:
x
= 165,95 .C1/1,114
m
LAMPIRAN B
PROGRAM KOMPUTER

Konsentrasi NaOH = D4 M
Konsentrasi Asam Oksalat = D5 N
Konsentrasi Asam Asetat = D6 M
Massa Relatif Asam Asetat = D7 gr/ml
Volume Larutan Asam Asetat = D8 ml
Massa Karbon Aktif = D9 gram

C.1 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat


Konsentrasi Asam Oksalat (N) Vsampling (ml) VNaOH (ml) NaOH (N)
A13 B13 C13 =(A13*B13)/C13

C.2 Standarisasi Sampel sebagai Cawal (M)


Konsentrasi Asam Asetat (M) Vsampling (ml) NaOH (M) VNaOH (ml) Cawal (M)
A17 B17 =(A13*B13)/C13 D17 =(D17*C17)/B17
A18 B18 =(A13*B13)/C13 D18 =(D18*C18)/B18
A19 B19 =(A13*B13)/C13 D19 =(D19*C19)/B19
A20 B20 =(A13*B13)/C13 D20 =(D20*C20)/B20
A21 B21 =(A13*B13)/C13 D21 =(D21*C21)/B21

C.3 Pengamatan Adsorpsi sebagai Cakhir (M)


Cawal (M) Massa karbon aktif (gram) Vsampling (ml) NaOH (M) VNaOH (ml) Cakhir (M) % Adsorpsi
=(D17*C17)/B17 B25 C25 =(A13*B13)/C13 E25 =(E25*D25)/C25 =((E17-F25)/E17)*100
=(D18*C18)/B18 B26 C26 =(A13*B13)/C13 E26 =(E26*D26)/C26 =((E18-F26)/E18)*100
=(D19*C19)/B19 B27 C27 =(A13*B13)/C13 E27 =(E27*D27)/C27 =((E19-F27)/E19)*100
=(D20*C20)/B20 B28 C28 =(A13*B13)/C13 E28 =(E28*D28)/C28 =((E20-F28)/E20)*100
=(D21*C21)/B21 B29 C29 =(A13*B13)/C13 E29 =(E29*D29)/C29 =((E21-F29)/E21)*100

C.4 Penentuan konstanta Freundlich


Massa karbon aktif (gram) Konsentrasi asam (M)
x (mg) x/m log x/m log C
Cawal (M) Cakhir (M) ΔC
A34 =(D17*C17)/B17 =F25 =B34-C34 =(D34)*D7*10 =E34/A34 =LOG10(F34) =LOG10(C34)
A35 =(D18*C18)/B18 =F26 =B35-C35 =(D35)*D7*10 =E35/A35 =LOG10(F35) =LOG10(C35)
A36 =(D19*C19)/B19 =F27 =B36-C36 =(D36)*D7*20 =E36/A36 =LOG10(F36) =LOG10(C36)
A37 =(D20*C20)/B20 =F28 =B37-C37 =(D37)*D7*20 =E37/A37 =LOG10(F37) =LOG10(C37)
A38 =(D21*C21)/B21 =F29 =B38-C38 =(D38)*D7*20 =E38/A38 =LOG10(F38) =LOG10(C38)
A B C D E F G H
1 LAMPIRAN C
2 HASIL PROGRAM KOMPUTER
3
4 Konsentrasi NaOH = 0,119 M
5 Konsentrasi Asam Oksalat = 0,2 N
6 Konsentrasi Asam Asetat = 0.78; 0.73; 0.68; 0.63; 0.58 M
7 Massa Relatif Asam Asetat = 60,05 gr/ml
8 Volume Larutan Asam Asetat = 25 ml
9 Massa Karbon Aktif = 2 gram
10
11 C.1 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
12 Konsentrasi Asam Oksalat (N) Vsampling (ml) VNaOH (ml) NaOH (N)
13 0,2 25 42 0,119
14
15 C.2 Standarisasi Sampel sebagai Cawal (M)
16 Konsentrasi Asam Asetat (M) Vsampling (ml) NaOH (M) VNaOH (ml) Cawal (M)
17 0,78 25 0,119 95 0,4522
18 0,73 25 0,119 63 0,2999
19 0,68 25 0,119 39 0,1856
20 0,63 25 0,119 24 0,1142
21 0,58 25 0,119 12 0,0571
22 C.3 Pengamatan Adsorpsi sebagai Cakhir (M)
23 Cawal (M) Massa karbon aktif (gram) Vsampling (ml) NaOH (M) VNaOH (ml) Cakhir (M) % Adsorpsi
24 0,4522 2 25 0,119 76 0,3618 20,00
25 0,2999 2 25 0,119 49 0,2332 22,22
26 0,1856 2 25 0,119 31 0,1476 20,51
27 0,1142 2 25 0,119 19 0,0904 20,83
28 0,0571 2 25 0,119 9 0,0428 25,00
29 C.4 Penentuan konstanta Freundlich
30 Massa karbon aktif (gram) Konsentrasi asam (M)
x (mg) x/m log x/m log C
31 Cawal (M) Cakhir (M) ΔC
32 2 0,4522 0,3618 0,0904 135,7731 67,8865 1,8318 -0,4416
33 2 0,2999 0,2332 0,0666 100,0433 50,0217 1,6992 -0,6322
34 2 0,1856 0,1476 0,0381 57,1676 28,5838 1,4561 -0,8310
35 2 0,1142 0,0904 0,0238 35,7298 17,8649 1,2520 -1,0436
36 2 0,0571 0,0428 0,0143 21,438 10,719 1,030 -1,368
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN D

APLIKASI DALAM INDUSTRI

Kajian pola isoterm adsorpsi zat pewarna kristal violet pada adsorben dari karbon
cangkang kelapa sawit dengan pelapisan partikel Fe3O4

Krystal violet (CV) adalah pewarna tri-fenilmetan dengan rumus molekul C25N3H30Cl banyak
digunakan sebagai agen dermatologis dalam berbagai proses tekstil komersial. Pewarna kristal violet
ditemukan sebagai salah satu agen yang menimbulkan keracunan dalam ekosistem air yang
menimbulkan masalah bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, untuk mereduksi bahaya yang dapat
ditimbulkan dari sisa penggunaan zat pewarna CV, maka pengurangan zat warna ini pada limbah
industri perlu dilakukan, terutam pada pengolahan limbah sebelum terjadi penyebaran ke
lingkungan.

Berbagai metode telah banyak digunakan untuk mengurangi zat warna pada limbah seperti
oksidasi , koagulasi dan flokulasi, adsorpsi dan pertukaran ion. Dari berbagai metode yang telah
disebutkan diatas, metode adsoprsi merupakan metode yang paling banyak digunakan karena
memiliki efisiensi yang tinggi. Selain itu, adsorpsi juga memiliki keunggulan lainnya seperti biaya yang
realtif murah, metode yang lebih sederhana, bersifat ramah lingkungan serta tidak adanya efek
samping yang beracun.

Salah satu material yang banyak digunakan sebagai adsorbent zat perwarna organik yang
bersifat toksik adalah karbon aktif. Karbon aktif (AC) sering disebut "material masa depan", karena
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam sejumlah aplikasinya bagi berbagai industri, baik home
industry maupun manufacturing industries.

Berkaitan dengan banyaknya penggunaan karbon aktif tersebut, maka permintaan pasar
akan AC semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk memproduksi AC dari
limbah agroindustri, seperti limbah yang berasal dari cangkang kelapa sawit. Salah satu pemanfaatan
AC yang paling umum digunakan adalah sebagai adsorben dalam pengolahan limbah kimia. Akan
tetapi seiring dengan peningkatan jumlah dan jenis limbah yang terdapat dilingkungan, maka
diperlukan juga peningkatan kualitas AC sehingga memiliki karakter yang lebih spesifik agar dapat
lebih efektif sebagai adsorben.

Oleh karena itu dilakukan peningkatan kualitas AC, antara lain dengan memberikan sifat
magnet pada AC melalui teknik pelapisan partikel superparamagnetitk (Fe3O4). Adanya sifat magnet
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

pada karbon aktif dapat memisahkan adsorbat dengan cepat dan proses adsorpsi terjadi pada
temperatur ruang. Teknik pelapisan material dengan partikel magnetit merupakan teknik yang ramah
lingkungan, karena tidak membentuk produk yang mengandung kontaminasi seperti padatan
tersuspensi, selain itu mempercepat proses pemisahan logam dari larutan karena adsorben bersifat
magnet. Selain itu, pelapisan AC dengan Fe3O4 akan menghasilkan AC yang stabil dalam kondisi
asam. Hasil penelitian Buhani et al (2017) menunjukkan bahwa modifikasi adsorben dengan dengan
pelapisan magnetit meningkatkan laju dan kapasitas adsorpsi terhadap adsorbat. ( Burhani, 2020 )

NB : Lampirkan lembar pengesahan dan lembar data (harus ditandatangani asisten)

Anda mungkin juga menyukai