INSTRUMENTASI ANALITIK
NAMA NIM
SILVIA VERONIKA BR 190405069
SEMBIRING
LABORATORIUM KIMIA
ANALISA DEPARTEMEN TEKNIK
KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN: 1/1
Medan, 2020
Dosen Pembimbing
Medan, 2020
Asisten
( Muhammad Ikhsan )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENUGASAN
HALAMAN: 1/1
( Muhammad Ikhsan )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR DATA
HALAMAN: 1/1
( Muhammad Ikhsan )
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA Laporan Keterampilan
LAPORAN PRAKTIKUM
I. LANDASAN TEORI
Kromatografi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk pemisahan komponen
campuran senyawa kompleks berdasarkan distribusinya diantara dua fase
(Modi,2016).Kromatografi lapis tipis merupakan suatu metode analisis berdasarkan perbedaan
interaksi dengan fase diam dan fase gerak sehingga campuran suatu zat dipisahkan menjadi
komponen komponennya.Istilah kromatografi lapis tipis pertama kali dikenalkan oleh E.Stahl
pada tahun 1956.KLT juga disebut sebagai kromatografi planar (Deinstrop,2007).KLT adalah
teknik yang paling umum dan effisien digunakan untuk analisis dan pemisahan senyawa
fitokonstituen dan telah diperkirakan hampir 60% analisis menggunakan kromatografi lapis
tipis di seluruh dunia (Lade,2014).KLT adalah metode analisis yang utama,mudah
digunakan,pelarut yang digunakan tidak berbahaya tanpa persyaratan instrumen yang canggih
(Vani,2016).
I.2 Fase Gerak dan Fase Diam
Fase diam pada KLT biasanya berupa permukaan padat seperti kaca,plastik,aluminium
foil yang dilapisi dengan bahan penyerap seperti silika gel,aluminium oksida,dan selulosa
(Lade,2014).Fase diam yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi minyak atsiri
pada daun simplisia basah adalah silika gel GF 254 . Silika gel GF254 bersifat polar dan dapat
berfluoresensi pada 254 nm (Kusuma,2014). Fase gerak bisa terdiri dari pelarut tunggal atau
campuran tergantung pada ekstrak yang akan dipisahkan (Vani,2016).Fase gerak yang
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA minyak atsiri pada daun simplisia basah
digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi
adalah larutan campuran heksana dan etil asetat dengan perbandingan 7:3.Pemilihan heksana
dan etil asetat sebagai fase gerak memiliki alasan yaitu heksana memiliki sifat nonpolar
sehingga akan menarik minyak atsiri ke atas sedangkan etil asetat bersifat polar sehingga
menahan senyawa bersifat polar tetap berada di bawah (Kusuma,2014).
Heksana
Etil Asetat
Etil asetat adalah cairan jernih tak berwarna,berbau khas yang biasa digunakan sebagai
penambah pelarut tinta,perekat dan resin.Jika dibandingkan dengan etanol etil asetat
memiliki koefisien distribusi yang lebih tinggi (Azura Nst,2015).
I.5 Teori Rf
(Mezgebe,2015)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARAbasah secara teori yaitu 0,77.Sedangkan Rf
Dalam percobaan ini nilai Rf daun simplisia
yang diperoleh dari percobaan pada tiga titik sampel daun simplisia basah berturut-turut
yaitu 0,74;0,8; dan 0,78.Rata-rata nilai Rf yang diperoleh yaitu 0,7733.
Dari percobaan diperoleh jarak masing – masing titik berbeda X1= 5,92 cm, X2= 6,4 cm,
X3= 6,24 cm. Sehingga diperoleh masing – masing nilai Rf dengan jarak fase gerak
sebesar 8 cm yaitu berturut – turut 0,74;0,8; dan 0,78.
Perhitungan Nilai Rf :
6,4
Rf2 = = 0,8
8
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
Rf3 = 6,24 = 0,78 UTARA
8
III.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini menggunakan simplisia basah daun sirih merah sebagai sampel,
silika gel sebagai fase diam dan pelarut pengembang yang digunakan adalah heksana dan
etil asetat dengan perbandingan 7:3 sebagai fase gerak. Pada percobaan ini digunakan 1
sampel dengan 3 titik yang sama.Dari percobaan diperoleh jarak masing – masing tiik
berbeda X1= 5,92 cm, X2= 6,4 cm, X3= 6,24 cm. Sehingga diperoleh masing – masing
nilai Rf dengan jarak fase gerak sebesar 8 cm yaitu berturut – turut 0,74;0,8; dan 0,78
Nilai Rf daun simplisia basah secara teori yaitu 0,77 sedangkan rata-rata nilai Rf yang
diperoleh dari percobaan adalah 0,773.Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Rf
percobaan hampir sama dengan nilai Rf teori.Galat yang diperoleh dari percobaan ini
sangat kecil yaitu 0,3%.Hasil percobaan menunjukkan bahwa simplisia basah daun sirih
merah mengandung minyak atsiri
4.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk pencelupan sebaiknya plat yang dicelupkan ke dalam bejana tidak mengenai totolan
yang ada pada plat tersebut.
2. Sebaiknya digunakan sampel yang lebih bervariasi.
3. Untuk pengukuran jarak yang ditempuh oleh fase gerak harus teliti dan cermat.
4. Untuk larutan pengembang dapat menggunakan larutan yang lain agar dapat dibandingkan
hasilnya dengan larutan yang telah dipakai dalam percobaan ini.
5. Dapat digunakan fase diam yang lain seperti alumina, seluloa, dan poliamida.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Daftar Pustaka
Kusuma,Tiara Mega dan Nurul Uswatun.2014.Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Simplisa
Muhamadiyah Magelang.
Parfati,Nani dan Tri Windono.2016.Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz&Pav) Kajian Pustaka
Surabaya.