Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI ANALITIK

SEMESTER : III (TIGA)


TAHUN AJARAN : 2020/2021
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS/08 OKTOBER 2020
MODUL PERCOBAAN : KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)

NAMA NIM
SILVIA VERONIKA BR 190405069
SEMBIRING

LABORATORIUM KIMIA
ANALISA DEPARTEMEN TEKNIK
KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN: 1/1

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


MODUL PRAKTIKUM : KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)
NAMA/NIM : SILVIA V BR SEMBIRING/190405069
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/08 OKTOBER 2020

Medan, 2020
Dosen Pembimbing

( Mersi Suriani Sinaga, ST., MT )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial
atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN: 1/1

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


MODUL PRAKTIKUM : KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)
NAMA/NIM : SILVIA V BR SEMBIRING/190405069
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/08 OKTOBER 2020

Medan, 2020
Asisten

( Muhammad Ikhsan )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENUGASAN
HALAMAN: 1/1

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


MODUL PRAKTIKUM : KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)
NAMA/NIM : 1. M.ZULFIKRI SITEPU/190405013
2. SILVIA V BR SEMBIRING/190405069
3. SHERINA VIOLETA /190405124
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/08 OKTOBER 2020

Sampel : Daun simplisia basah


Larutan pengembang : Heksana:etil asetat=7:3 Ukuran Plat: 4 x 20 cm
Batas atas: 8 cm
Batas bawah: 1 cm

Medan,07 Oktober 2020


Asisten

( Muhammad Ikhsan )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR DATA
HALAMAN: 1/1

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


MODUL PRAKTIKUM : KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)
NAMA/NIM : 1. M.ZULFIKRI SITEPU/190405013
2. SILVIA V BR SEMBIRING/190405069
3. SHERINAVIOLETTA/190405124
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/08 OKTOBER 2020

Sampel : Daun simplisia basah


Larutan pengembang : Heksana:etil asetat=7:3 Ukuran Plat: 4 x 20 cm
Batas atas: 8 cm
Batas bawah: 1 cm

Warna Jarak Tempuh (cm) Jarak Rf


x1 x2 x3 x̄ Pelarut(cm) Rf1 Rf2 Rf3
Jingga 5,29 6,4 6,24 6,186 8 0,74 0,8 0,78

Medan,08 Oktober 2020


Asisten

( Muhammad Ikhsan )
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA Laporan Keterampilan

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA ANALISA

PRAKTIKUM MATA KULIAH : INSTRUMENTASI ANALITIS

MODUL : KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

NAMA PRAKTIKAN/NIM : SILVIA VERONIKA BR SEMBIRING/190405069

KELOMPOK : A-13 (A-TIGA BELAS)

TANGGAL / SESI PRAKTIKUM : KAMIS / 08 OKTOBER 2020

ASISTEN : MUHAMMAD IKHSAN

DOSEN PEMBIMBING MODUL : MERSI SURIANI SINAGA, ST., MT

I. LANDASAN TEORI

I.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk pemisahan komponen
campuran senyawa kompleks berdasarkan distribusinya diantara dua fase
(Modi,2016).Kromatografi lapis tipis merupakan suatu metode analisis berdasarkan perbedaan
interaksi dengan fase diam dan fase gerak sehingga campuran suatu zat dipisahkan menjadi
komponen komponennya.Istilah kromatografi lapis tipis pertama kali dikenalkan oleh E.Stahl
pada tahun 1956.KLT juga disebut sebagai kromatografi planar (Deinstrop,2007).KLT adalah
teknik yang paling umum dan effisien digunakan untuk analisis dan pemisahan senyawa
fitokonstituen dan telah diperkirakan hampir 60% analisis menggunakan kromatografi lapis
tipis di seluruh dunia (Lade,2014).KLT adalah metode analisis yang utama,mudah
digunakan,pelarut yang digunakan tidak berbahaya tanpa persyaratan instrumen yang canggih
(Vani,2016).
I.2 Fase Gerak dan Fase Diam

Fase diam pada KLT biasanya berupa permukaan padat seperti kaca,plastik,aluminium
foil yang dilapisi dengan bahan penyerap seperti silika gel,aluminium oksida,dan selulosa
(Lade,2014).Fase diam yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi minyak atsiri
pada daun simplisia basah adalah silika gel GF 254 . Silika gel GF254 bersifat polar dan dapat
berfluoresensi pada 254 nm (Kusuma,2014). Fase gerak bisa terdiri dari pelarut tunggal atau
campuran tergantung pada ekstrak yang akan dipisahkan (Vani,2016).Fase gerak yang
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA minyak atsiri pada daun simplisia basah
digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi
adalah larutan campuran heksana dan etil asetat dengan perbandingan 7:3.Pemilihan heksana
dan etil asetat sebagai fase gerak memiliki alasan yaitu heksana memiliki sifat nonpolar
sehingga akan menarik minyak atsiri ke atas sedangkan etil asetat bersifat polar sehingga
menahan senyawa bersifat polar tetap berada di bawah (Kusuma,2014).

I.3 Teori sampel

Sirih merah (Piper Crocatum) banyak dimanfaatkan masyarakat untuk


pengobatan.Kajian pustaka menunjukkan bahwa sirih merah merupakan salah satu jenis
piper yang tersebar di dunia,termasuk Indonesia.Tanaman ini mengandung minyak atsiri
(monoterpen,seskuiterpen),alkaloid,flavoloid,tanin-polifenol,steroid,dan senyawa neo
lignan sedangkan uji farmakologi menunjukkan bahwa tanaman ini mempunyai aktivitas
antiinflamasi,antimikroba,antifungi,antihiperglukemik,antipoliferasi dan antioksidan
(Parfati,2016).

I.4 Teori pelarut

Heksana

Heksana adalah suatu hidrokarbon alkana dengan rumus C 6H14.Heksana merupakan


hasil refining minyak mentah.Seluruh isomer heksana sering digunakan sebagai pelarut
organik yang bersifat iner karena non-polarnya.Banyak dipakai untuk ekstraksi minyak
dari biji (Utomo,2016).

Etil Asetat

Etil asetat adalah cairan jernih tak berwarna,berbau khas yang biasa digunakan sebagai
penambah pelarut tinta,perekat dan resin.Jika dibandingkan dengan etanol etil asetat
memiliki koefisien distribusi yang lebih tinggi (Azura Nst,2015).

I.5 Teori Rf

Rf (Retention Factor) adalah nilai kualitatif fundamental yang dinyatakan sebagai


perbandingan jarak perpindahan solut terhadap jarak fase gerak(Modi,2016).Berdasarkan
analisiS KLT jika nilai Rf komponen murni cocok dengan ekstrak menunjukkan
keberadaan senyawa murni tersebut dalam ekstrak (Vani,2016).

Nilai Rf dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Jarak yang ditempuh ol eh solut


Rf =
Jarak yang ditempuh solvent

(Mezgebe,2015)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARAbasah secara teori yaitu 0,77.Sedangkan Rf
Dalam percobaan ini nilai Rf daun simplisia
yang diperoleh dari percobaan pada tiga titik sampel daun simplisia basah berturut-turut
yaitu 0,74;0,8; dan 0,78.Rata-rata nilai Rf yang diperoleh yaitu 0,7733.

II. Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian alat kromatografi lapis tipis


III. Hasil dan Percobaan
III.1 Hasil Percobaan

Gambar 3.1 Hasil percobaan pada plat

Dari percobaan diperoleh jarak masing – masing titik berbeda X1= 5,92 cm, X2= 6,4 cm,
X3= 6,24 cm. Sehingga diperoleh masing – masing nilai Rf dengan jarak fase gerak
sebesar 8 cm yaitu berturut – turut 0,74;0,8; dan 0,78.

Perhitungan Nilai Rf :

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ solut


Rf =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ solvent

Rf1 = 5,92 = 0,74


8

6,4
Rf2 = = 0,8
8
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
Rf3 = 6,24 = 0,78 UTARA
8

Tabel Data Perhitungan Nilai Rf

Warna Jarak Tempuh (cm) Jarak Rf


x1 x2 x3 x̄ Pelarut(cm) Rf1 Rf2 Rf3
Ungu tua 5,92 6,4 6,24 6,186 8 0,74 0,8 0,78

III.2 Pembahasan

Dalam percobaan ini menggunakan simplisia basah daun sirih merah sebagai sampel,
silika gel sebagai fase diam dan pelarut pengembang yang digunakan adalah heksana dan
etil asetat dengan perbandingan 7:3 sebagai fase gerak. Pada percobaan ini digunakan 1
sampel dengan 3 titik yang sama.Dari percobaan diperoleh jarak masing – masing tiik
berbeda X1= 5,92 cm, X2= 6,4 cm, X3= 6,24 cm. Sehingga diperoleh masing – masing

nilai Rf dengan jarak fase gerak sebesar 8 cm yaitu berturut – turut 0,74;0,8; dan 0,78

Nilai Rf daun simplisia basah secara teori yaitu 0,77 sedangkan rata-rata nilai Rf yang
diperoleh dari percobaan adalah 0,773.Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Rf
percobaan hampir sama dengan nilai Rf teori.Galat yang diperoleh dari percobaan ini
sangat kecil yaitu 0,3%.Hasil percobaan menunjukkan bahwa simplisia basah daun sirih
merah mengandung minyak atsiri

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi hasil percobaan adalah:


1. Derajat kemurnian pelarut
Fase gerak harus memiliki derajat kemurnian yang tinggi.
2. Stuktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
Kelarutan tiap-tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama
disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan
kecepatan yang berbeda-beda..
3. Pelarut / fase gerak yang digunakan
Pelarut harus nonpolar dan volatil.
4. Suhu pada lingkungan
Selama melakukan percobaan suhu harus dipertahankan agar stabil dan baiknya
dilakukan pada suhu kamar.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

IV. Kesimpulan & Saran


4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
1. Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu metode pemisahan kromatografi yang
efisien dan memiliki 2 fase yaitu fase diam dan fase gerak.
2. Dalam percobaan ini fase diam yang digunakan adalah silika gel dan fase gerak yang
digunakan adalah heksana dan etil asetat dengan perbandingan 7:3.
3. Berdasarkan percobaan didapatkan nilai Rf untuk masing – masing jarak totolan
5,92cm;6,24 cm; dan 6,4 cm berturut – turut yaitu 0,74;0,8 dan 0,78.
4. Berdasarkan percobaan diperoleh warna ungu tua pada plat silika gel setelah
dimasukkan ke dalam bejana berisi larutan pengembang.
5. Berdasarkan percobaan ini didapatkan nilai Rf rata – rata yaitu 0,773 dan tidak sesuai
dengan nilai Rf teori yaitu 0,77.

4.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk pencelupan sebaiknya plat yang dicelupkan ke dalam bejana tidak mengenai totolan
yang ada pada plat tersebut.
2. Sebaiknya digunakan sampel yang lebih bervariasi.
3. Untuk pengukuran jarak yang ditempuh oleh fase gerak harus teliti dan cermat.
4. Untuk larutan pengembang dapat menggunakan larutan yang lain agar dapat dibandingkan
hasilnya dengan larutan yang telah dipakai dalam percobaan ini.
5. Dapat digunakan fase diam yang lain seperti alumina, seluloa, dan poliamida.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Daftar Pustaka

Deinstrop,Elke Hanh.2007.Applied Thin-Layer Chromatography.

Kusuma,Tiara Mega dan Nurul Uswatun.2014.Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Simplisa

Basah dan Kering Daun Sirih Merah (Piper Crocatum).Magelang:Universitas

Muhamadiyah Magelang.

Lade,Bipin D.,dkk.2014.A Comprehensive Working,Principles and Aplications of Thin Layer

Chromatography.India:Sant Gadge Baba Amravati University.

Mezgebe,Teklay dan Getu Shura.2016.Separation Of Leave Pigment In Case Of Endod Leaves By

Using Thin Layer Chromatography(TLC).Ethiopia: Adrigrat University.

Modi,Vishal.,dkk.2016.A Review On Various Applications Of High Performance Thin Layer

Chromatography (HPTLC) In Pharmaceuticals.India : SSR College of Parmacy.

Nst,Sari Liza Azura.2015.Pembuatan Asetat dari Hasil Hidrolisis,Fermentasi dan Esterifikasi

Kulit Pisang Raja.Medan:Universitas Sumatera Utara.

Parfati,Nani dan Tri Windono.2016.Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz&Pav) Kajian Pustaka

Aspek Botani,Kandungan Kimia,dan Aktivasi Farmakologi.Surabaya: Universitas

Surabaya.

Vani,M Mukunda.,dkk.2016.Identification and Chemichal Characterization Of Azadirachta Indica

Leaf Extracts Through Thin Layer Chromatography.India:Anurag Group of Institutions.

Anda mungkin juga menyukai