Medan, 2020
Dosen Pembimbing
Medan, 2020
Asisten
A.1 Hasil Percobaan untuk Sampel Serbuk Kapur Putih dengan Medium Minyak Bimoli dan Bensin
Z (cm)
Waktu
Pelarut Bensin Medium Minyak Bimoli
(Menit)
C0 = 80 g/L C0 = 100 g/L C0 = 80 g/L C0= 100 g/L
0 24 24 24 24
0,5 16,2 16,9 22,7 23,8
1,0 12,5 13,5 22,1 23,1
1,5 11,4 12,5 21,4 22,8
2,0 11,1 12 21 22,2
2,5 10,4 11,6 20,1 21,9
3,0 10,2 11,4 19,4 21,1
3,5 10,1 11,2 18,8 20,4
4,0 10 11,1 18 19,9
4,5 9,9 11 17,4 19,1
5,0 9,8 10,9 16,9 18,4
5,5 9,8 10,8 15,9 17,8
6,0 9,7 10,7 15,7 17,2
6,5 9,6 10,6 14,8 16,9
7,0 9,6 10,5 14 16,2
7,5 9,6 10,5 13,4 15,6
8,0 - 10,5 12,6 15
8,5 - - 11,9 14,4
A.2 Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Sagu dengan Medium Minyak Bimoli dan Bensin
Z (cm)
Waktu
Pelarut Bensin Pelarut Minyak Bimoli
(Menit)
C0 = 80 g/L C0 = 100 g/L C0 = 80 g/L C0 = 100 g/L
0 24 24 24 24
0,5 22 22,3 23,9 23,9
1,0 20 10,1 23,8 23,8
1,5 17,5 18 23,8 23,8
2,0 15 16 23,7 23,6
2,5 13,2 14,5 23,6 23,4
3,0 11 12,8 23,5 23,2
3,5 9,5 11,4 23,4 23,1
4,0 7,5 10 23,4 23,1
4,5 6 8,5 23,3 22,8
5,0 5,2 6,2 23,2 22,7
5,5 4,5 5,5 23,1 22,5
6,0 3 5 23,1 22,4
6,5 2,5 4,3 23,0 22,3
7,0 2,3 3,5 22,9 22,3
7,5 2,3 3,3 22,9 22,1
8,0 2,3 3,2 22,8 22,0
8,5 - 3,2 22,7 21,9
9,0 - 3,2 22,6 21,7
9,5 - - 22,6 21,6
10,0 - - 22,5 21,3
10,5 - - 22,4 21,3
11,0 - - 22,1 21,2
11,5 - - 21,9 21,1
12,0 - - 21,8 21,0
66 - - - 4,3
66,5 - - - 4,2
67 - - - 4,1
67,5 - - - 4,1
68 - - - 4,0
68,5 - - - 4,0
69 - - - 3,9
69,5 - - - 3,9
70 - - - 3,9
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL : SEDIMENTASI
z (cm)
Waktu
Pelarut Bensin Pelarut Minyak Bimoli
(menit)
Co = 80 (g/L) Co = 100 (g/L) Co = 80 (g/L) Co = 100(g/L)
0 24 24 24 24
0,5 16,2 16,9 22,7 23,8
1,0 12,5 13,5 22,1 23,1
1,5 11,4 12,5 21,4 22,8
2,0 11,1 12 21 22,2
2,5 10,4 11,6 20,1 21,9
z (cm)
Waktu
Pelarut Bensin Pelarut Minyak Bimoli
(menit)
Co = 80 (g/L) Co = 100 (g/L) Co = 80 (g/L) Co = 100(g/L)
0 24 24 24 24
0,5 22 22,3 23,9 23,9
1,0 20 10,1 23,8 23,8
2. Pembahasan
2.1 Hubungan tinggi antarmuka (z) dengan waktu pengendapan (t) dengan medium
bensin
Adapun grafik hubungan tinggi antarmuka (z) dengan waktu pengendapan (t) pada
medium bensin adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Hubungan tinggi antarmuka (z) terhadap waktu pengendapan (t)
pada medium bensin
Gambar 2.1 Pada grafik di atas menunjukkan tinggi antarmuka (z) terhadap waktu
pengendapan (t) pada sampel serbuk kapur putih dengan medium bensin pada konsentrasi 80
g/L dan 100 g/L dan juga sampel tepung sagu dengan medium bensin pada konsentrasi 80 g/L
dan 100 g/L. Pada keempat grafik tersebut menunjukkan bahwa hubungan tinggi antarmuka (z)
terhadap waktu pengendapan (t) pada medium bensin adalah berbanding terbalik.
Hubungan tinggi antarmuka dengan dan waktu pengendapan secara teori dapat dilihat pada
persamaan berikut.
𝐳𝐢 −𝐳𝐋
= 𝒗𝑳 (Foust,1981)
𝛉𝐋
atau,
𝒛𝒊 = 𝒛𝑳 + 𝛉𝐋 𝐯𝐋 (Foust,1981)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dimana:
zL = Tinggi antarmuka (cm)
𝜃𝐿 = Interval waktu ( menit )
𝑉𝐿 = Laju pengendapan
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan sudah sesuai dengan
teori.
2.2 Hubungan tinggi antarmuka (z) dengan waktu pengendapan (t) dengan medium
minyak makan bimoli
Adapun grafik hubungan tinggi antarmuka (z) dengan waktu pengendapan (t) pada
medium minyak bimoli adalah sebagai berikut.
Gambar 2.2 Hubungan tinggi antarmuka (z) terhadap waktu pengendapan (t) pada medium
minyak bimoli
Gambar 2.2 Pada grafik di atas menunjukkan tinggi antarmuka (z) terhadap waktu
pengendapan (t) pada sampel serbuk kapur putih dengan medium minyak makan bimoli pada
konsentrasi 80 g/L dan 100 g/L dan juga sampel tepung sagu dengan medium minyak makan
bimoli pada konsentrasi 80 g/L dan 100 g/L. Pada keempat grafik tersebut menunjukkan bahwa
hubungan tinggi antarmuka (z) terhadap waktu pengendapan (t) pada medium bensin adalah
berbanding terbalik.
Hubungan tinggi antarmuka dengan dan waktu pengendapan secara teori dapat dilihat pada
persamaan berikut.
𝐳𝐢 −𝐳𝐋
= 𝒗𝑳 (Foust,1981)
𝛉𝐋
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atau,
𝒛𝒊 = 𝒛𝑳 + 𝛉𝐋 𝐯𝐋 (Foust,1981)
Dimana:
zL = Tinggi antarmuka (cm)
𝜃𝐿 = Interval waktu ( menit )
𝑉𝐿 = Laju pengendapan
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan sudah sesuai dengan
teori.
2.3 Hubungan konsentrasi padatan (CL) terhadap laju pengendapan (v) dalam
medium bensin
Adapun grafik hubungan konsentrasi padatan (CL) dengan laju pengendapan (v) pada
medium bensin adalah sebagai berikut.
Gambar 2.3 Hubungan Konsentrasi Padatan (CL) terhadap Laju Pengendapan (v) dengan
Medium Bensin
Gambar 2.3 menunjukkan hubungan laju pengendapan konsentrasi padatan (CL) terhadap
laju pengendapan (v) pada sampel serbuk kapur putih dengan medium bensin pada konsentrasi
80 g/L dan 100 g/L dan juga sampel tepung sagu dengan medium bensin pada konsentrasi 80
g/L dan 100 g/L. Pada keempat grafik tersebut menunjukkan bahwa hubungan tinggi antarmuka
(z) terhadap waktu pengendapan (t) pada medium bensin adalah fluktuatif.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan tinggi antarmuka dengan dan waktu pengendapan secara teori dapat dilihat pada
persamaan berikut.
Dimana :
vs = kecepatan pengendapan
g = kecepatan gravitasi
Ds = diameter partikel
ρ = densitas cairan
μ = viskoistas cairan
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan tidak sesuai dengan
teori.
2.4 Hubungan konsentrasi padatan (CL) terhadap laju pengendapan (v) dalam
medium minyak bimoli
Adapun grafik hubungan konsentrasi padatan (CL) dengan laju pengendapan (v) pada
medium minyak bimoli adalah sebagai berikut.
Gambar 2.4 Hubungan Konsentrasi Padatan (CL) terhadap Laju Pengendapan (v) dengan
Medium Minyak Bimoli
Gambar 2.4 menunjukkan hubungan konsentrasi padatan (CL) terhadap laju pengendapan
(v) pada sampel serbuk kapur putih dengan medium minyak bimoli pada konsentrasi 80 g/L
dan 100 g/L dan juga sampel tepung sagu dengan medium minyak bimoli pada konsentrasi 80
g/L dan 100 g/L. Pada keempat grafik tersebut menunjukkan bahwa hubungan tinggi antarmuka
(z) terhadap waktu pengendapan (t) pada medium minyak bimoli adalah fluktuatif.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan tinggi antarmuka dengan dan waktu pengendapan secara teori dapat dilihat pada
persamaan berikut.
Dimana :
vs = kecepatan pengendapan
g = kecepatan gravitasi
Ds = diameter partikel
ρ = densitas cairan
μ = viskoistas cairan
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan tidak sesuai dengan
teori.
2.5 Hubungan laju pengendapan (v) terhadap waktu pengendapan (t) dalam medium
bensin
Adapun grafik hubungan laju pengendapan (v) dengan waktu pengendapan (t) pada
medium bensin adalah sebagai berikut.
11
Laju Pengendapan (cm/menit)
Hubungan laju pengendapan dengan laju pengendapan secara teori dapat dilihat pada
persamaan berikut.
ℎ
𝑡𝑣 = 𝑣𝑡 (Purwaningsih dan Suhariyanto. 2015)
Dimana :
tv = Waktu pengendapan partikel (detik)
vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
h = Kedalaman saluran (m)
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan tidak sesuai dengan
teori.
2.6 Hubungan laju pengendapan (v) terhadap waktu pengendapan (t) dalam medium
minyak bimoli
Adapun grafik hubungan laju pengendapan (v) dengan waktu pengendapan (t) pada
medium bensin adalah sebagai berikut.
2
Laju Pengendapan (cm/menit)
ℎ
𝑡𝑣 = 𝑣𝑡 (Purwaningsih dan Suhariyanto, 2015)
Dimana :
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Dari percobaan hubungan tinggi antarmuka (z) dengan waktu pengendapan (t) dari
hasil percobaan telah sesuai dengan teori dimana tinggi antarmuka berbanding
terbalik dengan waktu pengendapan.
2. Pada percobaan hubungan konsentarsi padatan (CL) dengan laju pengendapan (v)
dari hasil percobaan sesuai dengan teori dimana laju pengendapan mengalami
fluktuasi terhadap peningkatan konsentrasi padatan.
3. Pada percobaan hubungan laju pengendapan (v) dengan waktu pengendapan (t) dari
hasil percobaan sesuai dengan teori dimana laju pengendapan mengalami fluktuasi
terhadap peningkatan waktu pengendapan.
4. Waktu pengendapan dan tinggi antarmuka konstan akan lebih lama jika konsentrasi
awal sampel lebih besar.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan sampel dan medium yang tidak menghasilkan warna yang terlalu
keruh agar pengamatan terhadap laju pengendapan dapat dilakukan secara
akurat.
2. Menggunakan sampel dan medium yang bervariasi, misalnya pasir dan air.
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A. S. 1981. Principles Of Unit Operations 2nd ed. New York: John Willey & Sons.
Purwaningsih, A., & Suhariyanto. 2015. Kajian Dimensi Penyaliran Pada Tambang Terbuka
PT Baturona Adimulya Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal
Geologi Pertambangan. Vol 2, 16-28.
Roessiana D L., Setiyadi dan Sandy BH. 2014. Model Persamaan Faktor Koreksi pada
Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan, Volume 6, Nomor 2.