Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA 1

SEMESTER : III (TIGA)


TAHUN AJARAN : 2020/2021
HARI / TGL. PERCOBAAN : SABTU / 03 OKTOBER 2020
JUDUL PERCOBAAN : BERAT MOLEKUL
SENYAWA VOLATIL
KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)

NAMA NIM
MUHAMMAD RIZKY PULUNGAN 190405027

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL
KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)
NAMA/NIM : M. RIZKY PULUNGAN/190405027
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/03 OKTOBER 2020

Medan, 2020
Dosen Pembimbing

(Dr. Maulida, S.T.,M.Sc.)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KODE: F/Dik-3/SPMI-
FAKULTAS TEKNIK PSTK-USU
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TANGGAL: 8 Agustus 2019
REVISI: 01
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN: 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

MODUL PRAKTIKUM : BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL


KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)
NAMA/NIM : M.RIZKY PULUNGAN/190405027
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/03 OKTOBER 2020

Medan, 2020
Asisten

(Orlando Oloan Hidari Tan)


Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya
tanpa persetujuan pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL
KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)
NAMA/NIM : 1. M. RIZKY PULUNGAN/190405027
2. FORTUNA KHALDA DAULAY/190405078
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/03 OKTOBER 2020

1. Benzena 4 ml
2. Aseton 3 ml

Medan, 02 Oktober 2020


Asisten

(Orlando Oloan Hidari Tan)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA MENTAH Halaman : 1/1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

MODUL PRAKTIKUM : BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL


KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)
NAMA/NIM : 1. FORTUNA KHALDA DAULAY/190405078
2. M. RIZKY PULUNGAN/190405027
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/03 OKTOBER 2020

Tabel 1. Data Percobaan


Sampel Benzena Aseton
Run I I
Massa Erlenmeyer (gram) 51,42 62,47
Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet
52,1 63,01
gelang (gram)
Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet
gelang + cairan volatil setelah masuk 52,61 63,11
desikator (gram)
Massa cairan volatil (gram) 0,199 0,14
Massa Erlenmeyer + air (gram) 176,46 162,51
Massa air (gram) 124,86 100,04
Suhu pada penangas air ketika cairan volatil
92,7 91,7
menguap
Suhu air yang terdapat dalam Erlenmeyer 30,5 29

Medan, 3 Oktober 2020


Asisten

(Orlando Oloan Hidari Tan)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA OLAH Halaman : 1/2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


MODUL PRAKTIKUM : BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL
KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)
NAMA/NIM : 1. FORTUNA KHALDA DAULAY/190405078
2. M. RIZKY PULUNGAN/190405027
HARI/TGL. PRAKTIKUM : SABTU/03 OKTOBER 2020

Tabel 1. Penentuan Volume Erlenmeyer


Densitas air Volume
Sampel Run Massa air (g)
(g/L) kalibrasi (L)
Benzena
I 995,51 124,86 0,125
(C6H6)
Aseton
I 995,96 100,04 0,100
(CH3H6O)

Tabel 2. Penentuan Densitas Cairan Volatil


Massa
Densitas Massa Densitas
Volume cairan
Sampel Run aquadest aquadest gas
erlenmeyer(L) volatil
(L) (g) (g/L)
(g)
Benzena
I 995,51 124,86 0,125 0,199 1,587
(C6H6)
Aseton
I 995,96 100,04 0,100 0,14 1,394
(CH3H6O)

Tabel 3. Penentuan Suhu Cairan Volatil


Sampel Run T (oC) T (K)
Benzena
I 92,7 365,7
(C6H6)
Aseton
I 91,7 364,7
(CH3H6O)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA OLAH Halaman : 2/2

Tabel 4. Penentuan Berat Molekul Praktik

Suhu Berat molekul


Sampel Run Densitas gas (g/L)
(K) praktik (g/mol)
Benzena
I 1,587 365,7 47,614
(C6H6)
Aseton I 1,394 364,7 41,712
(CH3H6O)

Tabel 5. Penentuan Persen Ralat


Berat molekul
Berat molekul
Sampel Run praktik % Ralat
teori (g/mol)
(g/mol)
Benzena
I 47,614 78 38,96
(C6H6)
Aseton I 41,712 58 28,08
(CH3H6O)

Medan, 3 Oktober 2020


Asisten

(Orlando Oloan Hidari Tan)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
Laporan Keterampilan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA FISIKA

PRAKTIKUM MATA KULIAH : TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA 1

MODUL : BERAT MOLEKUL VOLATIL

NAMA PRAKTIKAN / NIM : MUHAMMAD RIZKY PULUNGAN/190405027

KELOMPOK : B-17 (B-TUJUH BELAS)

TANGGAL / SESI PRAKTIKUM : 03 OKTOBER 2020/SESI III

ASISTEN : ORLANDO OLOAN HIDARI TAN

DOSEN PEMBIMBING MODUL : Dr. MAULIDA, S.T., M.Sc.

Hasil dan Pembahasan :


I. Hasil

1.1 Menentukan densitas (ρ) air

ρ air pada T = 25 oC adalah 997,08 kg/m3 (Geankoplis, 1993)


ρ air pada T = 30 oC adalah 995,68 kg/m3 (Geankoplis, 1993)

ρ−ρ1 T−T1
=T (Geankoplis, 1993)
ρ 2 − ρ1 2 − T1

ρ air pada 30,5 oC adalah sebagai berikut :


ρ−997,08 30,5−25
=
995,68−997,08 30−25

ρ − 997068 5,5
=
−1,4 5
𝜌 - 997,08 = -1,57
𝜌 = -1,57 + 997,08
𝜌 = 995,51 kg/m3
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.2 Menentukan Volume Erlenmeyer


Menentukan volume kalibrasi erlenmeyer benzena pada run I
𝑚𝑎𝑖𝑟
V= (Young dkk., 2002)
𝜌𝑎𝑖𝑟

𝑚 air 124,86 g
Maka volume Erlenmeyer = = = 0,125 L
𝜌 air 995,51 g/𝑙

Massa Air
Densitas Air Volume Kalibrasi
Sampel Run (g)
(g/L) (L)
Benzena
I 995,51 124,86 0,125
(C6H6)
Aseton
I 995,96 100,96 0,100
(CH3H6O)
Tabel 1.1 Penentuan Volume Erlenmeyer

1.3 Menentukan Densitas Cairan Volatil

Menentukan densitas benzena pada run I


Massa cairan volatil = 0,199 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 (𝑔)
𝜌 𝑔𝑎𝑠 = (Haliday, 1995)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟 (𝐿)

0,199
ρ = 0,125 = 1,587 g/L

Massa
Massa Volume Densitas
Densitas Air Cairan
Sampel Run Air Kalibrasi gas
Volatil
(g/L) (g) (g/L)
(L) (g)
Benzena
I 995,51 124,86 0,125 0,199 1,587
(C6H6)
Aseton
I 995,96 100,04 0,100 0,140 1,394
(CH3H6O)
Tabel 1.2 Penentuan Densitas Cairan Volatil
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.4 Menentukan Suhu Cairan Volatil

Menentukan suhu pada cairan volatile benzena pada run I

T (K) = T(oC) + 273 (Castellan, 1983)

T (K) = 92,7 + 273

T (K) = 365,7 K

Sampel Run T (oC) T (K)


Benzena
I 92,7 365,7
(C6H6)
Aseton
I 91,7 364,7
(CH3H6O)
Table 1.3 Penentuan Suhu Cairan Volatil

1.5 Menentukan Berat Molekul Cairan Volatil

Menentukan berat molekul volatile benzena pada run I


m.cairan
BM  R T
PV
ρ
BM  R T (Elida, 1994)
dimana :
P

P = 1 atm
R = 0,08206 atm L mol-1 K-1
T = suhu (K)
𝜌 = massa jenis cairan
ρ
BM  R T
P
1,587
BM = x 0,08206 x 365,7 = 47,614 g/mol
1
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Densitas Gas Berat Molekul


Sampel Run T (K)
(g/L) Praktik (g/mol)
Benzena
I 1,587 365,7 47,614
(C6H6)
Aseton
I 1,394 364,7 41,712
(CH3H6O)
Tabel 1.4 Penentuan Berat Molekul Volatil

1.6 Menentukan Persen Ralat Berat Molekul Volatil

Menentukan persen ralat berat molekul volatil benzena pada run I.


BM teori – BM praktek
%Ralat = | | × 100% (Nurhidayatullah, 2019)
BM teori
47,614−78
%Ralat = | | × 100%
78

%Ralat = 38,96 %

Berat Molekul Berat Molekul


Sampel Run %Ralat
Praktik (g/mol) Teori (g/mol)
Benzena 35,445
I 78 38,96
(C6H6)
Aseton 60,036
I 58 28,08
(CH3H6O)
Tabel 1.5 Penentuan Persen Ralat Percobaan

II. Pembahasan
2.1 Hubungan Densitas Dengan Berat Molekul Senyawa Volatil Berdasarkan Hukum
Gas Ideal
Gas ideal didefinisikan sebagai sistem banyak partikel yang partikelnya tidak saling
bereaksi. Dalam realitanya tidak ada sistem semacam ini, tetapi sistem gas real yang
kerapatannya sangat rendah akan sangat mendekati sifat-sifat dari gas ideal. Hal ini karena
kerapatanpartikelsangat rendah menyebabkan kemungkinan terjadinya interaksi antar
partikelnya sangat kecil, sehingga praktis partikelnya tidak saling berinteraksi. Perumusan
persamaan keadaan gas ideal diperoleh dari generalisasi hasil eksperimen terhadap gas real
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang berkerapatan rendah (Rompas, 2015).


Salah satu cara untuk menentukan densitas adalah menentukan berat molekul. Untuk
menentukannya, perlu mengetahui suhu dan tekanan di mana densitas diukur.
PV = n R T

Dengan :
P = tekanan
V= volume
n = jumlah mole
T = suhu absolut

R = konstanta gas umum ( universal ) (Hasan, 2015)

Berdasarkan persamaan 2, maka hubungannya adalah jika berat molekulnya semakin


besar maka nilai densitasnya semakin besar. Begitu pun sebaliknya jika berat molekul semakin
kecil maka nilai densitasnya semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara berat molekul dengan densitas memiliki hubungan yang berbanding lurus.

Densitas Berat Molekul


Sampel
Teori Praktek Teori Praktek

Benzena 0,748 1,587 78 47,614


(C6H6)

Aseton 0,6548 1,587 58 41,712


(CH3H6O)
Tabel 2.1. Tabel perbandingan Desitas dan Berat Molekul Teori dan Praktek

2.2 Pengaruh Temperature Terhadap Densitas


Hubungan densitas terhadap suhu dapat diformulasikan sebagai berikut.

PV = n R T
𝑀
PV = 𝑀𝑟 𝑅𝑇
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

𝜌
𝑀𝑟 = 𝑝 RT
𝑀𝑟𝑃
𝜌= (Holmes, 2017)
𝑅𝑇

Berdasarkan persamaan, jika suhu semakin besar maka nilai densitas semakin kecil,
begitu juga sebaliknya. Jika suhu semakin kecil maka densitas semakin besar. Maka dapat
disimpulkan bahwa densitas dengan temperatur memiliki hubungan berbanding terbalik.
Pada percobaan diperoleh besar densitas yang tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa densitas berbanding terbalik dengan suhu.

2.3 Pengaruh Tekanan Terhadap Densitas


Pengaruh tekanan terhadap suhu dapat diformulasikan sebagai berikut.

PV = nRT
𝑚
PV = 𝑀.𝑅𝑇
𝑃𝑀 𝑚
= =𝜌
𝑅𝑇 𝑉
𝑃
ρ= 𝑇 (Holmes, 2017
(𝑅 )
𝑀

Dari persamaan di atas dapat diperoleh hubungan tekanan terhadap suhu yakni jika suhu
semakin besar maka tekanan juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Jika suhu semakin
kecil maka tekanan juga semakin kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tekanan
terhadap suhu yakni berbanding lurus. Pada percobaan tidak menggunakan variasi tekanan,
melainkan menggunakan tekanan 1 atm atau tekanan dalam keadaan standar, sehingga tidak
berpengaruh pada perubahan suhu.

2.4 Perbandingan Berat Molekul Teori Dan Praktek


2.4.1 Benzena
Benzena adalah senyawa hidrokarbon aromatik, benzena sudah dikenal sebagai pelarut
organik yang baik untuk berbagai proses di industri seperti industri rubber, sepatu, pelarut cat,
komponen dalam bahan bakar motor, komponen dalam detergent, pestisida dan pembuatan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

produk farmasi (Maywati, 2012).

Hasil berat molekul pada sampel Benzena (C6H6) dapat diliat pada table berikut:
Berat Molekul
Sampel
Teori Praktek

Benzena
(C6H6) 78 47,614

Tabel 2.4.1 Perbandingan Berat Molekul Teori dan Praktek Sampel Benzena
Dari tabel di atas, kita memperoleh hasil berat molekul praktik Benzena sebesar 47,614
g/mol dengan berat molekul teori sebesar 78 g/ mol, memiliki hasil yang tidak sama dan
menimbulkan galat sebesar 38,96%.Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
1. Kurang teliti pada saat menimbang dan mengukur sampel.
2. Lubang aluminium yang terlalu besar membuat uap air ikut masuk kedalam
Erlenmeyer.
3. Ketidaktelitian dalam proses pemanasan.

2.4.2 Aseton
Aseton memiliki ciri-ciri: tidak berwarna dan memiliki berat jenis 0,812gram/mol serta
memiliki bau yang sengit. Aseton dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan
adalah suatu zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam
pembuatan senyawa penting antaranya Kloroform dan Iodoform.
Aseton merupakan senyawa berisifat polar dan larut dalam air. Aseton mudah terbakar
dan mudah menguap. Uap tersebut dapat menyebabkan percikan api dan berbahaya apabila
tertelan atau terhirup juga dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf. Aseton memiliki titik didih
56˚C dan berat jenisnya adalah 0,787 g/mL. Berat molekul aseton adalah 58 g/mol (Utami,
2019).
Hasil berat molekul pada sampel Aseton (CH3H6O) dapat dilihat pada tabel berikut:

Berat Molekul
Sampel
Teori Praktek
Aseton
58 41,712
(CH3H6O)
Tabel 2.4.2 Perbandingan Berat Molekul Teori dan Praktek Sampel Aseton
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pada tabel 2.4.2 dapat disimpulkan bahwa jarak antar berat molekul teori dan praktek
cukup jauh berbeda. Dimana berat molekul praktik sebesar 41,712 g/mol dan berat molekul
teori sebesar 58 g/mol. Hal ini dapat di sebabkan karena beberapa faktor berikut ini:
1. Lubang pada alumunium pada saat dilakukan percobaan prosedur pemanasan pada
water bath maka akan membuat banyaknya gas senyawa volatil yang terbuang terlalu
banyak.
2. Suhu pada water bath terlalu tinggi.
3. Karena kurang teliti, sehingga sampel terkontaminasi dengan zat lain yang tidak
diperlukan dalam percobaan.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Kesimpulan :

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :


1. Hasil dari volume kalibrasi erlenmeyer benzena dan aseton adalah 0,125 L dan 0,100 L.
2. Densitas daripada benzena dan aseton adalah 1,587 g/L dan 1,394 g/L.
3. Suhu yang didapat dari pengukuran sample benzena dan aseton adalah 365,7°K dan
364,7°K.
4. Berat Molekul senyawa volatile benzena dan aseton yang didapat adalah sebesar 47,614
g/mol dan 41,712 g/mol secara praktek.
5. Persen ralat pada percobaan ini untuk senyawa benzena adalah 38,96 % dan 28,08 % untuk
senyawa aseton.

2. Saran :
Adapun saran pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk penggunaan water bath sebaiknya praktikan tidak lansgung menaikkan suhu water
bath secara lansung 100°C tetapi secara perlahan tidak lansgung 100°C.
2. Praktikan menggunakan tabung penjepit untuk memegang sample pada Erlenmeyer pada
saat dilakukan proses penguapan, tidak menggunakan tangan.
3. Praktikan hendaknya memakai masker gas pada saat memanaskan sample di water bath
agar tidak terhirup uap dari pada senyawa volatile yang bersifat racun, serta menggunakan
sarung tangan yang standar
4. Pada saat setelah keluar dari water bath dan setelah di lap dengan menggunakan kain
hendaknya tidak dimasukkan kedalam desikator namun sebaiknya ditunggu hingga
Erlenmeyer dingin baru dimasukkan kedalam desikator
5. Disarankan jangan menggunakan karet gelang sebagai pengikat tutup erlenmeyer.
Dikhawatirkan akan putus bila suhu panas.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Castelan, G. W. 1983. Physical Chemistry. United States of America. Addison-Wesley Inc.

Elida, s.,Tety.1994.Pengantar Kimia. Jakarta : Gunadarma.


Geankoplis, J. Christie. (1993). Transport Processes and Unit Operataions. Prentice-Hall
International Inc. New Jersey.
Halliday, David dan Robert Resnick. 1995. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Airlangga.
Hasan, Barlian.2015. Termodinamika. Padang : Politeknik Negeri Ujung Padang.
Holmes, Robert Ian. 2017. Molar Mass Verssion of The Ideal Gas Law Points to a Very Low
Climate Sensitivity. Australia. Federation University.
Maywati, Sri. 2012. Kajian Faktor Individu Terhadap Kadar Fenol Urin Pekerja Bagian
Pengeleman Sandal. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), pp.142-148.
Nurhidayatullah. 2019. Pengembangan Alat Penentuan Koefisien Gesek Kinetik
Menggunakan Osilasi Pegas Berbantukan Analisis Tracker. Tesis. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.
Rompas, P. T. D. 2015. Termodinamika Teknik I. Todano: Humana Press.
Utami, Friska. 2019. Pembuatan Aseton. Jurnal Pembuata Aseton. Jambil : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jambi.
Young, Hugh D. 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN A
PROGRAM KOMPUTER
A.1 Data Percobaan
Sampel Benzena (C6H6) A.5 Penentuan ρ Gas
Run Sampel
Massa labu Erlenmeyer kosong (gram) D7 Run I Run II Run III
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang (gram) D8 =D12/A68 =E12/B68 =F12/C68
Massa Labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + cairan volatil (gram) D9
Massa Labu Erlenmeyer + air (gram) D10 Metanol(CH3OH)
Massa air (gram) D11 Run I Run II Run III
Massa cairan volatil (gram) D12 =D26/A72 =E26/B72 =F26/C72
Temperatur penangas air pada saat cairan volatil menguap ( oC) D13
o
Temperatur air dalam labu erlenmeyer ( C) D14
Berat Molekul Volatil (g/mol) = Benzena (C6H6) A.6 Temperatur Cairan
P 1 atm 1 Benzena (C6H6)
R B17 atm L/mol K D17 Run I Run II Run III
=273.15+D13 =273.15+E13 =273.15+F13
Sampel Aseton (C3H6O)
Run Run I Aseton (C3H6O)
Massa labu Erlenmeyer kosong (gram) D21 Run I Run II Run III
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang (gram) D22 =273.15+D27 =273.15+E27 =273+F27
Massa Labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + cairan volatil (gram) D23
Massa Labu Erlenmeyer + air (gram) D24
Massa air (gram) D25 A.7 Penentuan Berat Molekul Praktek
Massa cairan volatil (gram) D26 Benzena (C6H6)
o
Temperatur penangas air pada saat cairan volatil menguap ( C) D27 Run I Run II Run III
o
Temperatur air dalam labu erlenmeyer ( C) D28 =(A81/1)*B17*A94 =(B81/1)*B17*B94 =(C81/1)*B17*C94
Berat Molekul Volatil (g/mol) = Aseton (C3H6O)
P 1 atm 1 Aseton (C3H6O)
R B31 atm L/mol K D31 Run I Run II Run III
=(A85/1)*B31*A98 =(B85/1)*B31*B98 =(C85/1)*B31*C98

A.2 Data Massa Jenis Air


o
Suhu ( C) Massa Jenis ( g / L ) A.8 Penentuan Persen Ralat
28 B49 Benzena (C6H6)
29 B50 Run I Run II Run III
=ABS((58,08-A107)/58,08)*100 =ABS((58,08-B107)/58,08)*100 =ABS((58,08-C107)/58,08)*100
A.3 Penentuan Massa Jenis Air Pada T
Benzena (C6H6) Aseton (C3H6O)
Run I Run II Run III Run I Run II Run III
B50 B50 B50 =ABS((74,12-A111)/74,12)*100 =ABS((74,12-B111)/74,12)*100 =ABS((74,12-C111)/74,12)*100

Aseton (C3H6O)
Run I Run II Run III
B50 B50 B50

A.4 Penentuan Volume Erlenmeyer


Benzena (C6H6)
Run I Run II Run III
=D11/A55 =E11/B55 =F11/C55

Aseton (C3H6O)
Run I Run II Run III
=D25/A59 =E25/B59 =F25/C59
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN B
HASIL PROGRAM KOMPUTER
B.1 Data Percobaan
Sampel Benzena (C6H6)
Run Run I
Massa labu Erlenmeyer kosong (gram) 51.42
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang (gram) 52.12
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + cairan volatil (gram) 52.31
Massa labu Erlenmeyer + air (gram) 176.46
Massa air (gram) 124,86
Massa cairan volatil (gram) 0.199
Temperatur penangas air pada saat cairan volatil menguap ( oC) 92.7
Temperatur air dalam labu erlenmeyer ( oC) 30.5
Berat Molekul Volatil (g/mol) = 78
P 1 atm 1
R 0.08206 atm L/mol K 0.08206

Sampel Aseton (C3H6O)


Run Run I
Massa labu Erlenmeyer kosong (gram) 62.47
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang (gram) 63.01
Massa labu Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + cairan volatil (gram) 63,11
Massa labu Erlenmeyer + air (gram) 162.51
Massa air (gram) 100.04
Massa cairan volatil (gram) 0.14
o
Temperatur penangas air pada saat cairan volatil menguap ( C) 91.7
Temperatur air dalam labu erlenmeyer ( oC) 30.5
Berat Molekul Volatil (g/mol) = 58
P 1 atm 1
R 0.08206 atm L/mol K 0.08206

B.2 Data Massa Jenis Air


Suhu (oC) Massa Jenis ( g / L )
30.5 995.51
29 995.96

B.3 Penentuan Massa Jenis Air Pada T B.6 Temperatur Cairan


Benzena (C6H6) Benzena (C6H6)
Run I Run I
995.51 365.7

Aseton (C3H6O) Aseton (C3H6O)


Run I Run I
995.96 364.7

B.4 Penentuan Volume Erlenmeyer B.7 Penentuan Berat Molekul Praktik


Benzena (C6H6) Benzena (C6H6)
Run I Run I
0.125 47.614

Aseton (C3H6O) Aseton (C3H6O)


Run I Run I
0.100 41.712

B.5 Penentuan ρ Gas B.8 Penentuan Persen Ralat


Benzena (C6H6) Benzena (C6H6)
Run I Run I
1.587 38.957

Aseton (C3H6O) Aseton (C3H6O)


Run I Run I
1.394 28.082
Laporan Keterampilan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN D
APLIKASI INDUSTRI
Pengaruh Penyaringan Nira Terhadap Senyawa Volatil Gula Aren

Nira aren merupakan bahan baku utama pengolahan gula aren. Pemanfaatan gula aren
sangat beraneka ragam, terutama pada jenis-jenis makanan yang menghendaki rasa dan aroma khas
dari gula aren, seperti pada pengolahan kecap. Di samping itu, gula aren memiliki beberapa
keunggulan dibanding dengan gula tebu atau pemanis lain. Beberapa keunggulannya sebagai
berikut: (a) rasanya manis dan memiliki aroma khas (aroma nira), (b) mengandung mineral, (c)
kandungan gula (sukrosa) lebih kecil, (d) mengandung protein, vitamin B1, vitamin C, riboflavin
dan asam nicotinat, (e) untuk terapi asma, kurang darah/anemia, lepra/kusta, mempercepat tumbuh
kembang anak, (f) meringankan batuk yang disertai demam, dan (g) berkhasiat seperti madu.
Nira yang sudah disiapkan disaring menggunakan 3 cara penyaringan, sebagai berikut: (a)
kain saring, (b) kertas saring ditambah batu zeolit, dan (c) kertas saring ditambah batu zeolit dan
hasil penyaringan ditambahkan kapur makan 0,25%. Nira yang sudah disaring, diproses menjadi
gula aren dengan metode open pan, kemudian dikemas menggunakan aluminium foil berlapis
plastik untuk dianalisa.
Pengamatan terdiri atas komponen makronutrien gula aren dan senyawa volatil. Komponen
makronutrien gula aren yang diamati meliputi kadar air, abu, lemak, protein, gula reduksi, sakarosa,
dan kalsium.Komponen senyawa volatil yang di peroleh pada umumnya yaitu senyawa alkohol,
keton, asam, furan, aldehid, fenol dan nitrogen (Barlina, 2015).

Gambar D.1 Flowsheet Proses Penyaringan Nira Terhadap Senyawa Volatil Gula Aren
(Barlina, 2015).

Anda mungkin juga menyukai