Dok : FM-03/KLB-01
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 01
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 1
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
OLEH :
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Percobaan : Pembuatan Asam Asetat
Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Tanggal Praktikum : 2020
Asisten : Muhammad Afdol Zikri
Medan, 2020
KepalaLaboratorium
i
No.Dok : FM-03/KLB-07
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 2 dari 3
Medan, 2020
A s i s t e n,
ii
No.Dok : FM-03/KLB-07
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 3
Medan, 2020
A s i s t e n,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan, ketabahan dan kesehatan kepada praktikan sehingga praktikan dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang dilakukan dilaboraturium
Kimia Organik ditambah dengan teori yang diambil dari beberapa referensi yang
berhubungan dengan percobaan.
Selanjutnya praktikan mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberi bantuan berupa moril dan
materil
2. Ibu Sukmawati S.T,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
3. Bapak Ir. Fachrur Razi, M.Si selaku Kepala Laboratorium Kimia
Organik Teknik Kimia
4. Muhammad Afdol Zikri selaku asisten Laboratorium Kimia
Organik Teknik Kimia Modul PembuatanAsam Asetat
5. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITM
Medan, 2020
Praktikan
(Sardi Hazairin)
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PENUGASAN ii
LEMBAR DATA PERCOBAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
ABSTRAK ix
ABSTRACK x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Percobaan 1
1.2 Tujuan Percobaan 2
1.3 Manfaat Percobaan 2
1.4 Ruang Lingkup 2
1.5 Aplikasi 3
v
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 16
3.1 Bahan 16
3.2Alat 22
3.3 Rangkaian Alat Percobaan 24
3.4 Prosedur Percobaan 25
3.5 Flowchart 26
BAB V KESIMPULAN 33
DAFTAR PUSTAKA DP
LAMPIRAN A LA
LAMPIRAN B LB
LAMPIRAN C LC
SURAT IZIN MASUK LABORATORIUM
LEMBAR ASISTENSI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ABSTRAK
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Tujuan percobaan pembuatan Asam Asetat ini adalah untuk mempelajari oksidasi
sempurna alkohol menjadi derivat karboksilat. Sebagai contoh adalah oksidasi
etanol dengan penambahan asam sulfat pekat dan natrium bikromat.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Etanol, Asamsulfat
pekat, Natrium bikromat, Aquadest. Alat yang digunakan adalah pendingin liebig,
gabus, hot plate, gelas ukur, erlenmayer, thermometer, labu destilasi, corong kaca,
beaker glass, statif dan klem, adaptor, neraca analitik, pipet tetes, piknometer,
spatula, corong pisah, selang, cawan porselen, baskom, dan pisau kater.
Prinsip kerja dalam percobaan Pembuatan Asam Asetat ini adalah
memasukkan aquadest kedalam labu destilasi leher tiga, dan menambahkan asam
sulfat pekat. Kemudian menggoyang secara perlahan-lahan dan menambahkan
kristal natrium bikromat. Memasukkan etanol dan aquadest kedalam corong
pisah, kemudian meneteskan sedikit demi sedikit kedalam campuran. kemudian
memanaskan labu destilasi dan menjaga suhu jangan sampai melewati 118 OC.
Lalu menghitung volume dan massa destilat yang diperoleh dan berapa titik didih
asam asetat yang diperoleh.
Densitas pada t = 20 menit : 0,05 gr/ml
Densitas pada t = 40 menit : 0,16 gr/ml
Densitas pada t = 60 menit: 0,05 gr/ml
Fraksi mol (x) pada t = 20 menit CH3COOH : 0,498
Fraksi mol (x) pada t = 40 menit CH3COOH : 0,571
Fraksi mol (x) pada t = 60 menit CH3COOH : 0,498
ix
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
https://id.m.wikipedia/org./wiki/Asam_asetat
1
2
1.3 ManfaatPercobaan
1.5 Aplikasi
(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat
denganproses.html)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku
16,7°C .
Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum
aceticum, akan tetapi dikalangan masyarakat asam asetat biasa disebut cuka atau
asam cuka. Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam yang pembuatanya
melalui proses fermentasi alcohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan
kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, malt, gula dan sebagainya. Asam
4
5
asetat dengan kadar kurang lebih 25% beredar bebas dipasaran dan
biasanya ada yang bermerek dan ada yang tidak bermerek.
(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat-dengan-
proses.html)
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH dikenal juga dengan asam
etanoat merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang
asam dan baunya yang menyengat. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil
daur ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata
Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glacial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam
asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas air
membentuk Kristal mirip es pada 16.7°C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan
yang paling sering digunakan, dan merupakan singkatan resmi bagi asam asetat
adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Dalam
keadaan murni, asam asetat bebas air (asam asetat glasial) merupakan cairan tidak
berwarna yang menyerap air dari lingkungan (bersifat higroskopis) dan membeku
dibawah 16,7 o C (62 o F) menjadi sebuah Kristal padat yang tidak berwarna.
6
Asam asetat merupakan satu dari asam karboksilat yang paling sederhana
(berikutnya adalah asam format), merupakan regensia dan bahan kimia industri
yang sangat penting yang dipakai untuk memproduksi berbagai macam bahan
(Anonim, 2010b). Asam asetat cair adalah pelarut protikhidrofilik (polar), mirip
seperti air dan etanol.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf
1.Karbonilisasi methanol
Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi ini,
metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat
CH3OH + CO CH→3COOH
Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu sendiri
terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.
Asam asetat disintesis dari metana melalui dua tahap. Tahap pertama,
gasmetan, bromina dalam bentuk hidrogen bromida (40 wt% HBr/H2O) dan
oksigen direaksikan dengan menggunakan katalis Ru/SiO2 menghasilkan CH3Br
dan CO.Tahap kedua CH3Br dan CO direaksikan lagi dengan H2O dengan
bantuan katalis RhCl3 menghasilkan asam asetat dan asam bromide.
3.Oksidasi asetaldehida
Dalam reaksi ini dijalankan pada suhu dan tekanan yang tinggi namun tetap
menjaga butana dalam keadaan cair. Tipikal kondisi reaksinya ialah pada
temperature 150°C dan tekanan 55 atm. Produk sampingan mungkin juga
terbentuk termasuk butanone, etil asetat, asam format, dan asam propionat.
Produk sampingan ini juga bernilai komersial, dan kondisi-kondisi reaksi dapat
diubah untuk menghasilkan lebih banyak dari mereka jika ini bermanfaat secara
ekonomis. Namun, pemisahan asam asetat dari produk tersebut dapat menambah
biaya proses.
Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat menghasilkan asam asetat
lebih besar dari 95%. Produk sampingan utama adalah etil asetat, asam format dan
formaldehida, yang semuanya memilki titik didih yang lebih rendah dari asam
asetat sehingga dapat dipisahkan dengan teknik destilasi.
4.Oksidasi alkana
Dalam metode ini asam asetat dibuat dari etilena dengan melalui proses
Wacker menghasilkan asetaldehida dan kemudian dioksidasi seperti dalam
metode oksidasi asetaldehida menghasilkan asam asetat.Teknik ini dikembangkan
oleh perusahaan kimia Showa Denko yang membuka pabrik etilen oksidasi di
Oita, Jepang, pada tahun 1997. Proses ini dikatalisis oleh paladium didukung
katalis logam pada heteropoly asam seperti asam tungstosilicic.
9
5.Oksidatif fermentasi
Dalam sejarah manusia, asam asetat dalam bentuk cuka, telah dibuat
melalui metode fermentasi dengan bantuan bakteri asam asetat dari genus
Acetobacter. Dengan membutuhkan sedikit oksigen, bakteri ini dapat
menghasilkan cuka dari erbagai bahan makanan beralkohol. Umumnya bahan
yang digunakan adalah bahan makanan termasuk apel, anggur, dan fermentasi
biji-bijian, gandum, beras, ataukentang mashes. Reaksi kimia keseluruhan
difasilitasi oleh bakteri ini adalah:
6. Anaerob fermentasi
Hal yang menguntungkan dari penggunaan metode ini dalam sudut pandang kimia
industry ialah bakteri acetogenic ini dapat menghasilkan asam asetat dari satu-
senyawa karbon, seperti metanol, karbon monoksida, atau campuran karbon
dioksidadan hidrogen. Reaksinya dapat dituliskan:
2.2 Alkohol
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil
(-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alcohol
sebagai. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu
gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum
ROH,dengan R ialah gugusalkil dengan susunan C nH2n+1.
Alkohol merupakan salah satu turunan dari hidrokarbon yang memiliki atom H
yang diikat oleh atom C dan di substitusikan dengan gugus OH.
Berikut sifat-sifat darimasing-masing gugus fungsi :
• Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkoholdengan struktur yang
kecil saja/berat molekul ringan
• baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan
• Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase, alkohol
sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier -> terjadi
pemisahan fase tanpa pemanasan.
• Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->
keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
• Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3
• Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol
Contoh :
2.4 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
13
1. Distilasi Sederhana
2. Distilasi Fraksionisasi
beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didihmencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental
dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
5. Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan
hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan
15
dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total
berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai
akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu
konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
1. Etanol( C2H5OH)
Sifat Fisika
- BM 41,06 gr/mol
- Indeks bias 1,3617
- Titik didih 78,29oC
- Titik lebur – 114,14 oC
- Mudah menguap
- Tidak berwarna
( Perry, 1997 )
Sifat Kimia
- Bereaksi dengan NaOH menghasilkan C2H5ONa
16
17
( Vogel.1990)
Sifat Fisika
Sifat Kimia
- Bereaksi dengan Mg
H2SO4 + Mg MgSO4 + H2
( Vogel, 1990 )
19
Sifat fisika
(perry 1997)
Sifat kimia
- Dapat terionisasi
Na2Cr2O7 2Na+ + Cr2O72-
(Vogel, 1990)
4. Aguadest (H2O)
Sifat Fisika
Sifat Kimia
- Bereaksi dengan garam CaSO4
CaSO4 + H2O H2SO4 + Ca (OH)2
(Kalsium Sulfat) (Air) (Asam Sulfat) (Kalsium Hidroksida)
21
( Vogel, 1990 )
22
3.2 Alat
1. Pendingin Liebig
Berfungsi sebagai pengubah fase uap suatu larutan menjadi fase cair
2. Gabus
Berfungsi sebagai penutup labu destilasi leher tiga
3. Hot Plate
Berfungsi sebagai sumber panas
4. Gelas Ukur 50 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan dan destilat yang dihasilkan
5. Erlenmayer 250 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat
6. Thermometer 360o C
Berfungsi sebagai wadah untuk mengukur temperature larutan yang
dipanaskan
7. Labu Destilasi 1000 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk pencampuran larutan yang akan didestilasi
8. Corong Kaca
Berfungsi untuk memasukkan Aquadest, Asam Sulfat Pekat, Natrium
Bikromat kedalam labu destilasi leher tiga
9. Beaker Glass 250 ml
Berfungsi untuk membilas pipet tetes
10. Statif dan Klem
Berfungsi sebagai penyangga labu destilasi leher tiga dan pendingin liebig
11. Adaptor
Berfungsi sebagai penghubung labu destilasi leher tiga dengan pendingin
liebig
12. Neraca Analitik
Berfungsi untuk menimbang sampel
13. Pipet tetes
Berfungsi untuk mengambil larutan dalam skala kecil.
23
14. Piknometer
Berfungsi sebagai alat untuk menentukan densitas asam asetat.
15. Spatula
Berfungsi untuk mengambil/ Menuangkan Bubuk Natrium Bikromat
kedalam campuran yang ada di dalam labu destilasi leher tiga.
16. Corong Pisah
Berfungsi untuk menetes kan etanol kedalam Labu destilasi
17. Selang
Berfungsi untuk mengalirkan air kedalam pendingin liebig
18. Cawan porselen
Berfungsi untuk menimbang Kristal Natrium Bikromat
19. Baskom
Berfungsi sebagai wadah untuk es batu dan erlenmeyer.
20. Pisau kater
Berfungsi untuk memotong gabus.
24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1. Thermometer
2. Tutup gabus
3. Hot plate
4. Labu destilasi leher tiga
5. Adaptor
6. Pendingin liebig
7. Kliem statif
8. Selang
9. Baskom
10. Erlenmeyer
25
Apakah terdapat
Ya destilasi? Tidak
SELESAI
27
MULAI
Apakah mencapai
Ya densitasnya ? Tidak
SELESAI
BAB IV
4.1.Hasil
20 0,05
40 0,16
60 0,05
20 0,498
40 0,517
60 0,498
28
29
4.2.Pembahasan
0.5
Densitas
0.4
0.35
0.3 Linear (waktu
densitas)
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu/Menit
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa, dari menit ke 20 sampai dengan
menit ke 60 grafik mengalami penurunan, densitas yang di peroleh yaitu dari 0,05
gr/ml sampai dengan 0,16 gr/ml. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana semakin
lama waktu maka semakin tinggi densitas yang diperoleh. Hal ini disebab kan
karena densitas diperoleh dari hasil pembagian berat penimbangan sampel pada
setiap waktu pengambilan dengan volume distilat, sehingga waktu itu tidak
mempengaruhi banyak densitas yang didapat.
10 waktu volume
8 25, 10 35, 10
Series1
6
4 Linear (Series1)
2
0
0 10 20 30 40
Pada grafik di atas dapat di lihat bahwa, grafik mengalami penurunan dari menit
ke 20 sampai dengan menit ke 60, yaitu volume yang diperoleh sampai dengan10
mL. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi waktu, maka
semakin banyak volume distilat yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena pada
saat pemanasan destilasi, terjadi penguapan pada distilat, sehingga volume distilat
yang diperoleh semakin lama semakin menurun.
100
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu ( Menit )
15 y = -1.25x + 144.17
104;15 R² = 0.75
Volume
10
106;10 108;10 suhu volume
5
0
103 104 105 106 107 108 109
Suhu
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan pada
volume yaitu diperoleh 10 mL pada suhu 100°C sampai dengan 102°C. Hal ini
tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi suhu maka semakin banyak
volume distilat yang diperoleh. Namun dari grafik dapat dilihat bahwa hasil
berbanding terbalik dengan teori di atas. Hal ini disebabkan oleh pada saat
pencampuran reaktan menghasilkan panas (terjadinya reaksi eksoterm) dan uap
gas yang keluar melalui mulut labu destilasi.
KESIMPULAN
1. Asam Asetat adalah senyawa kimia organic asam organik yang di kenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma asam yang pekat jika di rasakan
dalam makanan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Medan. Medan.
York.
Vogel.1985. ”Buku Test Asalisa Kimia Organik Kualitatif makro dan semi
(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat
dengan-proses.html)
http://rahmadanichem.blogspot.co.id/2013/12/alkohol-dan-fenol.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf
(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html)
https://id.m.wikipedia/org./wiki/Asam_asetat
DP
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
LA
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
Pada t = 40 Menit
m = 16,3gr
v = 10 mL
ρ = ( Piknometer + sampel) – ( piknometer Kosong)
Volume Destilat
= 16,3 gr – 14,7 gr
10 mL
= 0,16 gr/mL
Pada t = 60 Menit
m = 15,2gr
v = 10 mL
ρ =( Piknometer + sampel) – ( piknometer Kosong)
Volume Destilat
= 15,2gr – 14,7 gr
10 mL
= 0,05 gr/mL
LB.1
L.B.2 Menghitung Fraksi mol
Pada t =20 Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 0,5/60
= 0,0083 mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0,49mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,0083 mol + 0,49 mol
= 0,498 mol
Pada t = 40 Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 1,6 / 60
= 0,027 mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0.49 mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,027 mol + 0,49mol
= 0,517 mol
LB.2
Pada t = 60Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 0,5 / 60
= 0,0083mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0,49 mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,0083 mol + 0,49 mol
= 0,498mol
LB.2
LAMPIRAN C
CONTOH GAMBAR
L.C
Nso.Dok : FM-03/KLB-03
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 01
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Febuari 2009
Halaman : 1 dari 1
Medan, 2020
Kepala Laboratorium
LEMBAR ASISTENSI
Paraf Dosen
Penyerahan Ke- Uraian
Pembimbing