Anda di halaman 1dari 52

No.

Dok : FM-03/KLB-01
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 01
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 1

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

OLEH :

NAMA : SARDI HAZAIRIN


NIM : 19208045
KELOMPOK : VII (Tujuh ) / II
JURUSAN : TEKNIK KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA
2020
No.Dok : FM-03/KLB-02
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 1

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA

LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Percobaan : Pembuatan Asam Asetat
Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Tanggal Praktikum : 2020
Asisten : Muhammad Afdol Zikri

Medan, 2020
KepalaLaboratorium

( Ir. Fachrur Razi, M.Si )

i
No.Dok : FM-03/KLB-07
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 2 dari 3

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA
LEMBARAN PENUGASAN
Judul Percobaan : PembuatanAsam Asetat
Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Tanggal Praktikum : 2020
Asisten : Muhammad Afdol Zikri
Data Penugasan :
1. Gabus 8. Sunlight
2. Selang 9. Serbet
3. Baskom 10. Aluminium oil
4. Es batu 11. Pisau curter
5. Aqua 12. Brus tabung
6. Vaseline 13. Gunting
7. Tisu 14. Lakban hitam

Medan, 2020
A s i s t e n,

(Muhammad Afdol Zikri)

ii
No.Dok : FM-03/KLB-07
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 3

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA
LEMBARAN DATA PERCOBAAN

Judul Percobaan : Pembuatan Asam Asetat


Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Tanggal Praktikum : 2020
Data Percobaan sebagai berikut:
Tabel I.I Data hasil perhitungan densitas

Waktu (menit) Densitas (gr/ml)


20 0,05
40 0,16
60 0,05

Tabel I.II Data Hasil perhitungan fraksi mol


Waktu (menit) Fraksimol
20 0,498
40 0,517
60 0,498

Medan, 2020
A s i s t e n,

(Muhammad Afdol Zikri)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan, ketabahan dan kesehatan kepada praktikan sehingga praktikan dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang dilakukan dilaboraturium
Kimia Organik ditambah dengan teori yang diambil dari beberapa referensi yang
berhubungan dengan percobaan.
Selanjutnya praktikan mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberi bantuan berupa moril dan
materil
2. Ibu Sukmawati S.T,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
3. Bapak Ir. Fachrur Razi, M.Si selaku Kepala Laboratorium Kimia
Organik Teknik Kimia
4. Muhammad Afdol Zikri selaku asisten Laboratorium Kimia
Organik Teknik Kimia Modul PembuatanAsam Asetat
5. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITM

Praktikan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kesalahan dan kekurangannya. Dalam kesempatan ini penulis berharap kepada
segenap pembaca agar sudikiranya memberikan kritik dan saran untuk
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata praktikan mengucapkan TerimaKasih.

Medan, 2020
Praktikan

(Sardi Hazairin)

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PENUGASAN ii
LEMBAR DATA PERCOBAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
ABSTRAK ix
ABSTRACK x

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Percobaan 1
1.2 Tujuan Percobaan 2
1.3 Manfaat Percobaan 2
1.4 Ruang Lingkup 2
1.5 Aplikasi 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1 Asam Asetat 4
2.1.1 Pembuatan Asam Asetat 6
2.1.2 Kegunaan Asam Asetat 10
2.2 Alkohol 11
2.2.1 Penggunaan Alkohol 11
2.3 Asam Karboksilat 12
2.3.1 Sifat-sifat Asam Karboksilat 12
2.4 Destilasi 12
2.4.1 Macam-macam Destilasi 13

v
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 16
3.1 Bahan 16
3.2Alat 22
3.3 Rangkaian Alat Percobaan 24
3.4 Prosedur Percobaan 25
3.5 Flowchart 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28


4.1Hasil 28
4.2 Pembahasan 29

BAB V KESIMPULAN 33
DAFTAR PUSTAKA DP
LAMPIRAN A LA
LAMPIRAN B LB
LAMPIRAN C LC
SURAT IZIN MASUK LABORATORIUM
LEMBAR ASISTENSI

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Data Hasil Perhitungan Densitas 28


Tabel 4.1.2 Data Hasil Perhitungan Fraksi Mol 28
Tabel L.A.1 Data Hasil Perhitungan Densitas L.A.1
Tabel L.A.2 Data Hasil Perhitungan Fraksi Mol L.A.2

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus Molekul Asam Asetat 4


Gambar 3.3 Rangkaian Alat Percobaan 24
Gambar 4.2.1 pembahasan Hubungan Waktu Vs Densitas 29
Gambar 4.2.2 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Volume 30
Gambar 4.2.3 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Suhu 31
Gambar 4.2.4 Pembahasan Hubungan Suhu Vs Volume 32

viii
ABSTRAK

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Tujuan percobaan pembuatan Asam Asetat ini adalah untuk mempelajari oksidasi
sempurna alkohol menjadi derivat karboksilat. Sebagai contoh adalah oksidasi
etanol dengan penambahan asam sulfat pekat dan natrium bikromat.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Etanol, Asamsulfat
pekat, Natrium bikromat, Aquadest. Alat yang digunakan adalah pendingin liebig,
gabus, hot plate, gelas ukur, erlenmayer, thermometer, labu destilasi, corong kaca,
beaker glass, statif dan klem, adaptor, neraca analitik, pipet tetes, piknometer,
spatula, corong pisah, selang, cawan porselen, baskom, dan pisau kater.
Prinsip kerja dalam percobaan Pembuatan Asam Asetat ini adalah
memasukkan aquadest kedalam labu destilasi leher tiga, dan menambahkan asam
sulfat pekat. Kemudian menggoyang secara perlahan-lahan dan menambahkan
kristal natrium bikromat. Memasukkan etanol dan aquadest kedalam corong
pisah, kemudian meneteskan sedikit demi sedikit kedalam campuran. kemudian
memanaskan labu destilasi dan menjaga suhu jangan sampai melewati 118 OC.
Lalu menghitung volume dan massa destilat yang diperoleh dan berapa titik didih
asam asetat yang diperoleh.
Densitas pada t = 20 menit : 0,05 gr/ml
Densitas pada t = 40 menit : 0,16 gr/ml
Densitas pada t = 60 menit: 0,05 gr/ml
Fraksi mol (x) pada t = 20 menit CH3COOH : 0,498
Fraksi mol (x) pada t = 40 menit CH3COOH : 0,571
Fraksi mol (x) pada t = 60 menit CH3COOH : 0,498

ix
ABSTRACT

Acetic acid, ethanoic acid or vinegar is an organic acid chemical


compound known as the sour taste and aroma in food. The purpose of this
experiment was to study the complete oxidation of alcohol into carboxylic
derivatives. An example is the oxidation of ethanol with the addition of
concentrated sulfuric acid and sodium bicarbonate.
The material used in this experiment is Ethanol, concentrated sulfuric
acid, sodium bicarbonate, Aquadest. The tools used are coolant liebig, cork, hot
plate, measuring cup, erlenmayer, thermometer, distillation flask, glass funnel,
beaker glass, statif and clamps, adapter, analytic balance, drop pipette,
piknometer, spatula, separating funnel, hose, cup porcelain, basin, and head knife.
The working principle in the experiment of making acetic acid is to put
the aquadest into a three neck distillation flask, and add concentrated sulfuric acid.
Then shake it slowly and add sodium bicarbonate crystals. Put ethanol and
aquadest into a separating funnel, then drip gradually into the mixture. then heat
the distillation flask and maintain the temperature not to exceed 118OC. Then
calculate the volume and mass of the distillate obtained and what boiling point of
acetic acid is obtained.
Density at t = 20 minutes: 0.05 gr / ml
Density at t = 40 minutes: 0.16 gr / ml
Density at t = 60 minutes: 0.05 gr / ml
Fraction (x) at t = 20 minutes CH3COOH: 0.498
Fraction (x) at t = 40 minutes CH3COOH: 0.571
Fraction (x) at t = 60 minutes CH3COOH: 0.498

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini,Indonesia masih menggunakan bahan industri kimia untuk


memenuhi kebutuhan proses produksi perusahaan – perusahaan. Pemanfaatan
bahan-bahan industri kimia seperti industri farmasi dan kosmetik merupakan
kebutuhan yang paling sering digunakan. Di dalam industri kimia, aseton banyak
digunakan sebagai bahan intermediet maupun sebagai bahan baku, bahkan sebagai
bahan baku untuk pembuatan bahan kimia lain dan juga banyak digunakan
sebagai pelarut senyawa organik. Selain industri kimia, Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,


setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Dalam setahun,
kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per
tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia
maupun dari sumber hayati.Kebutuhan asam asetat di Indonesia terus meningkat
setiap tahunnya. Namun sampai saat ini masih sedikit pabrik yang memproduksi
asam asetat di Indonesia, sehingga Indonesia masih mengimpor asam asetat dari
negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa untuk memenuhi
kebutuhan industri. Oleh karena itu dilakkan percobaan ini yang bertujuan untuk
mensintesis asam asetat dengan cara oksidasi sempurna alkohol menjadi derivat
karboksilat dengan penambahan asam sulfat dan natrium bikromat.

https://id.m.wikipedia/org./wiki/Asam_asetat

1
2

1.2 Tujuan Percobaan

Untuk mempelajari oksidasi sempurna alkohol menjadi derivat karboksilat


dengan penambahan asam sulfat dan natrium bikromat.

1.3 ManfaatPercobaan

- Sebagai pereaksi kimia, Pereaksi kimia dilakukan untuk menghasilkan


berbagai macam senyawa kimia. Asam asetat juga biasanya digunakan
untuk produksi monumel vinil. Selain itu digunakan juga untuk pereaksin
kimia yang lainnya
- Produksi polimer, Petan asam asetat dalam produksi polimer ini sangat
membantu,sebab itu perlu digunakannya asam asetat ini. Selain itu asam
asetat juga memang memiliki berbagai macam fungsi
- Sebagai pengatur keasaman, biasanya asam asetat digunakan
sebagainpengatur keasaman pada industri makanan
- Sebagai pelunak air, jika dalam industri makanan kebanyakan asam
asetatdigunakan untuk mengatur keasaman, beda dengan dirumah tangga
biasanya asam asetat digunakan sebagai pelunak air
- Minuman fungsional, nah ini yang jarang kita dengar, ternyata asam
asetat digunakan untuk minuman fungsional, contohnya cuka apel. dan
minuman fungsional lainya
- Bahan baku membuat bahan kimia, sering juga digunakan untuk
membuat bahan baku kimia, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan
nya
- Digunakan kedalam produksi ester
- Produksi anhidrida asetat

1.4 Ruang Lingkup

Praktikum pembuatan asam asetat ini dilakukan di Laboratorium Kimia


Organik Institut Teknologi Medan
3

1.5 Aplikasi

1. Asam asetat di gunakan dalam produksi polimer seperti poli etilena


tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam
serat dan kain.
2. Pengatur keasaman pada industri makanan
3. Pelunak air dalamrumahtangga
4. Minuman fungsional misalnya: cuka apel
5. Sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia lain, seperti:
Vinil Asetat, Selulosa Asetat, Asetat Anhidrat, Ester Asetat, Garam Asetat

(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat
denganproses.html)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku
16,7°C .

Gambar 2.1Rumus molekul asam asetat

Asam asetat termasuk ke dalam golongan asam karboksilat dengan rumus


molekul CH3COOH, berwujud cairan kental jernih atau padatan mengkilap,
dengan bau tajam khas cuka, titik leburnya 16,7oC, dan titik didihnya 118,1oC.
Senyawa murninya dinamakan asam etanoat glasial. Dibuat dengan mengoksidasi
etanol atau dengan mengoksidasi butana dengan bantuan mangan (II) atau kobalt
(II) etanoat larut pada suhu 200oC. Asam asetat digunakan dalam pembuatan
anhidrida etanoat untuk menghasilkan selulosa etanoat (untuk polivinil asetat).
Senyawa ini juga dapat dibuat dari fermentasi alkohol, dijumpai dalam cuka
makan yang dibuat dari hasil fermentasi bir, anggur atau air kelapa. Beberapa
jenis cuka makan dibuat dengan menambahkan zat warna.

Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum
aceticum, akan tetapi dikalangan masyarakat asam asetat biasa disebut cuka atau
asam cuka. Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam yang pembuatanya
melalui proses fermentasi alcohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan
kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, malt, gula dan sebagainya. Asam

4
5

asetat dengan kadar kurang lebih 25% beredar bebas dipasaran dan
biasanya ada yang bermerek dan ada yang tidak bermerek.

Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh


manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan
karbohidrat dan asam amino secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi
sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan energi

Industri fermentasi di negara-negara maju sudah berkembang sedemikian


pesatnya, termasuk dalam produksi hasil-hasil pemecahan atau metabolit primer
oleh mikroba (asam, asam amino, alkohol), hasil metabolit sekunder (antibiotik,
toksin), produksi masa sel (protein sel tunggal), enzim, dan sebagainya. Mikroba
yang umum digunakan dalam industri fermentasi termasuk dalam bakteri dan
fungi tingkat rendah yaitu kapang dan khamir.

(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat-dengan-
proses.html)
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH dikenal juga dengan asam
etanoat merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang
asam dan baunya yang menyengat. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil
daur ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata
Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glacial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam
asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas air
membentuk Kristal mirip es pada 16.7°C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan
yang paling sering digunakan, dan merupakan singkatan resmi bagi asam asetat
adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Dalam
keadaan murni, asam asetat bebas air (asam asetat glasial) merupakan cairan tidak
berwarna yang menyerap air dari lingkungan (bersifat higroskopis) dan membeku
dibawah 16,7 o C (62 o F) menjadi sebuah Kristal padat yang tidak berwarna.
6

Asam asetat merupakan satu dari asam karboksilat yang paling sederhana
(berikutnya adalah asam format), merupakan regensia dan bahan kimia industri
yang sangat penting yang dipakai untuk memproduksi berbagai macam bahan
(Anonim, 2010b). Asam asetat cair adalah pelarut protikhidrofilik (polar), mirip
seperti air dan etanol.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf

2.1.1 Pembuatan Asam Asetat

Teknologi pembuatan asam asetatmungkin yang paling beragam


daripembuatan semua bahan kimia organik industri. Ada beberapa teknik
yangdigunakan dalam pembuatan asam asetat, diantaranya ialah; karbonilasi
methanol,sintesis gas metan, oksidasi asetaldehida, oksidasi etilena, oksidasi
alkana, oksidatiffermentasi, dan anaerob fermentasi. Karbonilisasi methanol
merupakan teknik yangumum digunakan dalam produksi industry asam asetat dan
menjadi teknik penghasilasam asetat lebih dari 65% dari kapasitas global. Dari
asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia,75% diantaranya diproduksi
melalui karbonil asimetanol.Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.

1.Karbonilisasi methanol

Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi ini,
metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat
CH3OH + CO CH→3COOH

Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu sendiri
terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.

(1) CH3OH + HI → CH3I + H2I

(2) CH3I + CO CH→3COI

(3) CH3COI + H2O CH→3COOH + HI


7

Karbonilasi metanol sejak lama merupakan metode paling menjanjikan


dalamproduksi asam asetat karena baik metanol maupun karbon monoksida
merupakanbahan mentah komoditi.Proses karbonilisasi pertama yang melibatkan
perubahanmetanol menjadi asam asetat dikomersialisasikan pada tahun 1960 oleh
BASF. Padametode BASF ini digunakan katalis kobalt dengan promotor iodida
dalam tekananyang sangat tinggi (600 atm) dan suhu tinggi (230 oC) menghasilkan
asam asetat dengan tingkat selektivitas mencapai90%. Pada tahun 1968,
ditemukan katalis kompleks Rhodium, cis−[Rh(CO)2I2]− yang dapat beroperasi
dengan optimal pada tekanan rendah tanpa produk sampingan. Pabrik pertama
yang menggunakan katalis tersebut adalah perusahan kimia AS Monsanto pada
tahun 1970, dan metode karbonilasi metanol berkatalis Rhodium dinamakan
proses Monsanto dan menjadi metode produksi asam asetat paling dominan.
Proses Monsanto berjalan pada tekanan 30-60 atm dan temperatur 150-200˚C.
Proses ini memberikan selektivitas yakni lebih besar dari 99%. Pada era 1990'an,
perusahaan petrokimia British Petroleum mengkomersialisasi katalis Cativa
([Ir(CO)2I2]−) yang didukung oleh ruthenium. Proses Monsanto dapat digantikan
dengan proses Cativa, yang merupakan proses serupa menggunakan katalis
iridium. Proses Cativa sekarang lebih banyak digunakan karena lebih ekonomis
dan ramah lingkungan, sehingga menggantikan proses Monsanto.

2.Sintesis gas metan

Asam asetat disintesis dari metana melalui dua tahap. Tahap pertama,
gasmetan, bromina dalam bentuk hidrogen bromida (40 wt% HBr/H2O) dan
oksigen direaksikan dengan menggunakan katalis Ru/SiO2 menghasilkan CH3Br
dan CO.Tahap kedua CH3Br dan CO direaksikan lagi dengan H2O dengan
bantuan katalis RhCl3 menghasilkan asam asetat dan asam bromide.

3.Oksidasi asetaldehida

Sebelum komersialisasi proses Monsanto, kebanyakan asam asetat


diproduksi melalui oksidasi asetaldehida. Namun, metode manufaktur ini masih
yang paling penting, meskipun tidak sekompetitif dengan metode karbonilisasi
8

metanol. Dalam produksi asetaldehida dapat dihasilkan melaluioksidasi dari


butana atau naftaringan, atau hidrasi dari etilena. Ketika butana atau cahaya nafta
dipanaskan dengan udara di hadapan berbagai logam ion, termasuk mangan,
kobalt dan kromium; peroksida bentuk dan kemudian membusuk untuk
menghasilkan asam asetat sesuai dengan persamaan kimia:

2C4H10+ 5O24CH→3COOH + 2H2O

Dalam reaksi ini dijalankan pada suhu dan tekanan yang tinggi namun tetap
menjaga butana dalam keadaan cair. Tipikal kondisi reaksinya ialah pada
temperature 150°C dan tekanan 55 atm. Produk sampingan mungkin juga
terbentuk termasuk butanone, etil asetat, asam format, dan asam propionat.
Produk sampingan ini juga bernilai komersial, dan kondisi-kondisi reaksi dapat
diubah untuk menghasilkan lebih banyak dari mereka jika ini bermanfaat secara
ekonomis. Namun, pemisahan asam asetat dari produk tersebut dapat menambah
biaya proses.

Di bawah kondisi yang sama dan menggunakan sejenis katalis sebagai


digunakan untuk oksidasi butana, asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen
diudara untuk menghasilkan asam asetat 2CH3CHO + O22CH→3COOH

Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat menghasilkan asam asetat
lebih besar dari 95%. Produk sampingan utama adalah etil asetat, asam format dan
formaldehida, yang semuanya memilki titik didih yang lebih rendah dari asam
asetat sehingga dapat dipisahkan dengan teknik destilasi.

4.Oksidasi alkana

Dalam metode ini asam asetat dibuat dari etilena dengan melalui proses
Wacker menghasilkan asetaldehida dan kemudian dioksidasi seperti dalam
metode oksidasi asetaldehida menghasilkan asam asetat.Teknik ini dikembangkan
oleh perusahaan kimia Showa Denko yang membuka pabrik etilen oksidasi di
Oita, Jepang, pada tahun 1997. Proses ini dikatalisis oleh paladium didukung
katalis logam pada heteropoly asam seperti asam tungstosilicic.
9

5.Oksidatif fermentasi

Dalam sejarah manusia, asam asetat dalam bentuk cuka, telah dibuat
melalui metode fermentasi dengan bantuan bakteri asam asetat dari genus
Acetobacter. Dengan membutuhkan sedikit oksigen, bakteri ini dapat
menghasilkan cuka dari erbagai bahan makanan beralkohol. Umumnya bahan
yang digunakan adalah bahan makanan termasuk apel, anggur, dan fermentasi
biji-bijian, gandum, beras, ataukentang mashes. Reaksi kimia keseluruhan
difasilitasi oleh bakteri ini adalah:

C2H5OH + O2CH→3COOH + H2O

Sebuah larutan alkohol dimasukan dalam reaktor dehodrogenasi dan diinokulasi


dengan Acetobacter sehingga dalam beberapa bulan kemudian akan menjadi
cuka.Dalam industry, proses pembuatan cuka akan berlangsung cepat dengan
meningkatkan pasokan oksigen ke bakteri.

6. Anaerob fermentasi

Metode ini menggunakan bakteri anaerob, termasuk anggota dari genus


Clostridium, yang dapat mengubah gula menjadi asam asetat secara langsung,
tanpa menghasilkan etanol sebagai produk perantara. Reaksi kimia secara
keseluruhan dilakukan oleh bakteri ini bisa direpresentasikan sebagai:

C6H12O6 3CH →3COOH

Hal yang menguntungkan dari penggunaan metode ini dalam sudut pandang kimia
industry ialah bakteri acetogenic ini dapat menghasilkan asam asetat dari satu-
senyawa karbon, seperti metanol, karbon monoksida, atau campuran karbon
dioksidadan hidrogen. Reaksinya dapat dituliskan:

2CO2+ 4H2CH→3COOH + 2H2O

Karena Clostridium dapat mengubah gula secara langsung menghasilkan asam


asetat maka dapat menekan biaya produksi dalam artian penggunaan metode ini
lebih efisien jika dibandingkan dengan metode oksidasi etanol dengan bantuan
10

bakteri Acetobacter. Namun, yang menjadi kendala ialah bakteri Clostridium


kurang toleran terhadap asam dibandingkan dengan Acetobacter sehingga ketika
asam asetat terbentuk maka bakteri Clostridium akan mengalami gangguan
pertumbuhan yangdapat menyebabkan kematian. Bahkan yang paling toleran
asam-strain Clostridiumcuka hanya dapat menghasilkan beberapa persen asam
asetat, dibandingkan dengan train Acetobacter cuka yang dapat menghasilkan
hingga 20% asam asetat. Saat ini, penggunaan Acetobacter lebih efektif untuk
memproduksi asam asetat dibandingkan memproduksi asam asetat dengan
menggunakan Clostridium. Akibatnya meskipun bakteri acetogenic telah dikenal
sejak 1940, penggunaannya dalam industri tetap dibatasi.

7. Elektrolisis Etanol (Elektrosintesis)

Elektro oksidasi etanol menjadi asam asetat menggunakan kawat elektro


daplatinum dan media asam. Platinum (Pt) dikenal sebagai logam inert dan katalis
yang kuat untuk reaksi elektrokimia pada umumnya. Banyak komponen yang
dapat teradsorpsi pada permukaan adsorpsi Pt dan hidrogen.

2.1.2 Kegunaan Asam Asetat

Adapun kegunaan dari asam asetat glasial sebagai berikut:


1. Dalam industri makanan asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman, pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan, serta untuk
menambah rasa sedap pada masakan.
2.Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate
monomer, VAM).
3.Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga
ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif
kecil. Sekitar larutan 12,5% untuk makanan.
4.Reagen untuk analisa.
5.Untuk membuat putih timbal, dll
11

2.2 Alkohol
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil
(-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alcohol
sebagai. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu
gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum
ROH,dengan R ialah gugusalkil dengan susunan C nH2n+1.
Alkohol merupakan salah satu turunan dari hidrokarbon yang memiliki atom H
yang diikat oleh atom C dan di substitusikan dengan gugus OH.
Berikut sifat-sifat darimasing-masing gugus fungsi :
• Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkoholdengan struktur yang
kecil saja/berat molekul ringan
• baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan
• Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase, alkohol
sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier -> terjadi
pemisahan fase tanpa pemanasan.
• Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->
keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
• Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3
• Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol

2.2.1 Penggunaan Alkohol


Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misalnya vernis
2. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3. Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4. Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa
dikenal dengan nama Spirtus. Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan minuman keras.
http://rahmadanichem.blogspot.co.id/2013/12/alkohol-dan-fenol.html
12

2.3 Asam Karboksilat

Asam karboksilat merupakan golongan senyawa yang mengandung gugus


COOH yang terikat baik oleh gugus alkil ( R-COOH ) maupun aril ( As-COOH ).

Contoh :

- H COOH ( Asam Format )


- CH3COOH ( Asam Asetat )
- CH3 – (CH2)10 – COOH ( Asam laurat )
- CH3 – (CH3)7 – CH = CH – (CH2)7 – COOH ( Asam Oleat )

2.3.1 Sifat – Sifat Asam Karboksilat


a. Sifat Fisika
- Asam yang berbobot molekul rendah memiliki bau yang
merangsang setimbang
- Titik didih dan titik leleh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
alkana dengan jumlah atom karbon yang sama
- Asam dengan atom C = 1 – 4 dapat larut dalam air
- Asam dengan atom C > 7 tidak larut dalam air
b. Sifat Kimia
- Asam berbobot molekul rendah larut dalam air maupun organik
- Membentuk ikatan hidrogen sepasang molekul asam karboksilat yang
saling berikatan hidrogen disebut polimer asam karboksilat.
(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat-dengan-
proses.html)

2.4 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
13

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki


titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin (perhatikan proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan
air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut.

2.4.1 Macam-macam distilasi

1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih


yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
padatekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air danalkohol

2. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,


dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya


kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-
14

beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.

3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didihmencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental
dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran


dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.

5. Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan
hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan
15

dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total
berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai
akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu
konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.

Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu,


misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan
pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar
penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air
lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.

(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan yaitu:

1. Etanol( C2H5OH)

Berfungsi sebagai bahan dasar pembuatan asam asetat

Sifat Fisika

- BM 41,06 gr/mol
- Indeks bias 1,3617
- Titik didih 78,29oC
- Titik lebur – 114,14 oC
- Mudah menguap
- Tidak berwarna
( Perry, 1997 )

Sifat Kimia
- Bereaksi dengan NaOH menghasilkan C2H5ONa

C2H5OH + NaOH C2H5ONa + H2O

( Etanol ) (Natrium Hidroksida) ( Natrium Etoksida) (Air)

- Bereaksi dengan LiOH menghasilkan C2H5Li

C2H5OH + LiOH C2H5OLi + H2O

( Etanol) ( Litium Hiroksida) ( Litium Etoksida) ( Air )

16
17

- Bereaksi dengan Mg(OH)2 menghasilkan C2H5OMg

C2H5OH + Mg(OH)2 C2H5OMg + 2H2O

( Etanol ) ( Magnesium Hiroksida) ( Magnesium Etoksida) ( Air )

- Bereaksi dengan Ba(OH)2 menghasilkan C2H5OBa

C2H5OH + Ba(OH)2 C2H5OBa + 2H2O

( Etanol ) ( Barium Hiroksida) ( Barium Etoksida) ( Air )

- Bereaksi dengan KOH menghasilkan C2H5OK

C2H5OH + KOH C2H5OK + H2O

( Etanol ) ( kalium Hiroksida) ( Kalium Etoksida) ( Air )

- Bereaksi dengan Ca(OH)2 menghasilkan C2H5OCa

C2H5OH + Ca(OH)2 C2H5OCa + 2H2O

( Etanol ) ( Kalsium Hiroksida) ( Kalsium Etoksida) ( Air )

( Vogel.1990)

2. H2SO4 ( Asam Sulfat )

Berfungsi sebagai katalis dalam pembuatan Asam Asetat

Sifat Fisika

- Massa molar 98,08 gr/mol


- Densitas 1,84 g/cm3
- Titik lebur 10o C (283 K)
- Titik didih 337o C (610 K)
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
( Perry, 1997 )
18

Sifat Kimia

- Bereaksi dengan Mg
H2SO4 + Mg MgSO4 + H2

(asam sulfat) (magnesium) (magnesium sulfat) (gas hidrogen)

- Bereaksi dengan NaOH


H2SO4+ 2NaOH Na2SO4 + 2H2O

(asam sulfat) (natrium hidroksida) (natrium sulfat) (air)

- Bereaksi dengan Ba(OH)2


H2SO4+ Ba(OH)2 Ba2SO4 + 2H2O

(asam sulfat) (barium hidroksida) (barium sulfat) (air)

- Bereaksi dengan Mg(OH)2


H2SO4 + Mg(OH)2 Mg2SO4+ 2H2O

(asamsulfat) (magnesium hidroksida) (magnesium sulfat) (air)

- Bereaksi dengan LiOH


H2SO4+ 2LiOH Li2SO4 + 2H2O

(asam sulfat) (litium hidroksida) (litium sulfat) (air)

- Bereaksi dengan Ca(OH)2


H2SO4 + Ca(OH)2 Ca2SO4 + 2H2O

(asam sulfat) (kalsium hidroksida) (kalsium sulfat) (air)

( Vogel, 1990 )
19

3. Na2Cr2O7 (Natrium Bikromat)

Berfungsi sebagai pengoksidasi dalam pembuatan asam asetat

Sifat fisika

- Berat molekul 261,96 gr/mol


- Titik leleh 356o C
- Titik didih 400o C
- Berbentuk Kristal
- Titik beku 356o C
- Berwarna orange

(perry 1997)

Sifat kimia

- Bereaksi dengan KCl


Na2Cr2O7 + 2KCl K2Cr2O7 + 2NaCl

(natrium bikromat) (kalium klorida) (kalium bikromat) (natrium klorida)

- Bereaksi dengan H2SO4


Na2Cr2O7 + H2SO4 Na2SO4 + H2Cr2O7

(natrium bikromat) (asam sulfat) (natrium sulfat) (asam bikromat)

- Bereaksi dengan MgCl2


Na2Cr2O7 + MgCl2 MgCr2O7 + 2NaCl

(natrium bikromat) (magnesium klorida) (magnesium bikromat) (natrium


klorida)
20

- Bereaksi dengan KOH


Na2Cr2O7 + 2KOH 2KCrO4 + 2NaOH

(natrium bikromat) (kalium hidroksida) (kalium kromat) (natrium


hidroksida)

- Bereaksi dengan H2O


Na2Cr2O7 + 2H2O H2Cr2O7 + 2NaOH

(natrium bikromat) (air) (asambi kromat) (natrium hidroksida)

- Dapat terionisasi
Na2Cr2O7 2Na+ + Cr2O72-

(natriumbikromat) (ion natrium) (ion bikromat)

(Vogel, 1990)

4. Aguadest (H2O)

Berfungsi sebagai zat penetral ketika asam sulfat pekat di teteskan

Sifat Fisika

- Berat molekul 18 gr/mol


- Titik beku 0 °C
- Titik didih 100 °C
- Bersifat netral dengan PH=7
- Tidak berwarana
- Tidak berasa
(Perry, 1997)

Sifat Kimia
- Bereaksi dengan garam CaSO4
CaSO4 + H2O H2SO4 + Ca (OH)2
(Kalsium Sulfat) (Air) (Asam Sulfat) (Kalsium Hidroksida)
21

- Bereaksi dengan SO2

SO2 + H2O H2SO4

(Sulfida) (Air) (Asam Sulfat)

- Dapat Terionisasi menjadi

H2O 2H+ + O-2

(Air) (Ion Hidrogen) (Ion Oksigen)

- Bereaksi dengan NaOH

H2O + 2NaOH 2NaO + 2H2O

(Air) (NatriumHidroksida) (NatriumOksida) (Air)

- Bereaksi dengan MgCl2

H2O + MgCl2 2HCl + MgO

(Air) (Magnesium Klorida) (AsamKlorida) (Magnesium Oksida)

- Dapat diperoleh dari

HCl + KOH KCl + H2O

(AsamKlorida) (KaliumHidroksida) (KaliumKlorida) (air)

( Vogel, 1990 )
22

3.2 Alat
1. Pendingin Liebig
Berfungsi sebagai pengubah fase uap suatu larutan menjadi fase cair
2. Gabus
Berfungsi sebagai penutup labu destilasi leher tiga
3. Hot Plate
Berfungsi sebagai sumber panas
4. Gelas Ukur 50 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan dan destilat yang dihasilkan
5. Erlenmayer 250 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat
6. Thermometer 360o C
Berfungsi sebagai wadah untuk mengukur temperature larutan yang
dipanaskan
7. Labu Destilasi 1000 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk pencampuran larutan yang akan didestilasi
8. Corong Kaca
Berfungsi untuk memasukkan Aquadest, Asam Sulfat Pekat, Natrium
Bikromat kedalam labu destilasi leher tiga
9. Beaker Glass 250 ml
Berfungsi untuk membilas pipet tetes
10. Statif dan Klem
Berfungsi sebagai penyangga labu destilasi leher tiga dan pendingin liebig
11. Adaptor
Berfungsi sebagai penghubung labu destilasi leher tiga dengan pendingin
liebig
12. Neraca Analitik
Berfungsi untuk menimbang sampel
13. Pipet tetes
Berfungsi untuk mengambil larutan dalam skala kecil.
23

14. Piknometer
Berfungsi sebagai alat untuk menentukan densitas asam asetat.
15. Spatula
Berfungsi untuk mengambil/ Menuangkan Bubuk Natrium Bikromat
kedalam campuran yang ada di dalam labu destilasi leher tiga.
16. Corong Pisah
Berfungsi untuk menetes kan etanol kedalam Labu destilasi
17. Selang
Berfungsi untuk mengalirkan air kedalam pendingin liebig
18. Cawan porselen
Berfungsi untuk menimbang Kristal Natrium Bikromat
19. Baskom
Berfungsi sebagai wadah untuk es batu dan erlenmeyer.
20. Pisau kater
Berfungsi untuk memotong gabus.
24

3.3 Rangkaian alat percobaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

1. Thermometer
2. Tutup gabus
3. Hot plate
4. Labu destilasi leher tiga
5. Adaptor
6. Pendingin liebig
7. Kliem statif
8. Selang
9. Baskom
10. Erlenmeyer
25

3.4 Prosedur Percobaan

 Memasukkan 20 ml aquadest kedalam labu destilasi leher tiga dan


menambahkan 23 ml asam sulfat (H2SO4) pekat dengan hati – hati.
 Menggoyangkan perlahan – lahan dan menambahkan 15 gram Kristal
Natrium bikromat (Na2Cr2O7) sambil mengaduknya hingga homogen.
 Memasukkan10 ml etanol dan 50 ml aquadest kedalam corong pisah,
kemudian meneteskan sedikit demi sedikit kedalam campuran, campuran
menjadi panas selama penambahan etanol.
 Menggoyang labu betul-betul, bila penambahan dan reaksi telah selesai,
Kemudian memanaskan labu destilasi, menjaga suhu jangan sampai
melewati 1180C.
 Menghitung Volume dan Massa destilat yang diperoleh dan berapa titik
didih asam asetat yang diperoleh.
 Menghitung densitas yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
ρ = (piknometer + sampel) – (piknometer kosong)
Volume sampel
26

3.5 Flowchart Percobaan Pembuatan Asam Asetat


START

Menyiapkan alat :Labu destilasi leher tiga, corong pisah, corong


kaca, Gelas Ukur, erlenmayer, beaker glass, hot plate, neraca
analitik, spatula, adaptor, pendingin liebig, statif dan klem,
thermometer, gabus, pipettetes, piknometer, cawan porselen,
selang. Bahan: Etanol, Asam sulfat pekat, Natrium Bikromat,
Aquadest.

Memasukkan 20 ml aquadest kedalam labu destilasi leher tiga, dan


Menambahkan 23 ml H2SO4 pekat dengan hati-hati.

Menambahkan15 gr Natrium Bikromat kedalam labu destilasi leher tiga


yang berisi campuran, kemudian menghomogen kan nya.

Memasukkan 23 mL etanol kedalam corong pisah kemudian


menambahkan 23 mL aquadest. Memasukkan campuran etanol dan
aquadest tersebut kedalam labu destilasi secara perlahan-
lahannlahankemudiandidinginkan.
Melakukan pemanasan pada labu destilasi, menjaga suhu tidak
melebihi1180C.

Apakah terdapat
Ya destilasi? Tidak

Mengukur dan menimbang volume destilat yang diperoleh

SELESAI
27

FlowChartMenentukanDensitas Asama Asetat

MULAI

Menyiapkan alat: Piknometer, neraca analitik, tissue, gelas


ukur, Erlenmeyer. Bahan : distilat

Menimbang Piknometer Kosong, kemudian mencatat hasilnya

Menuangkan distilat yang berada pada gelas ukur kedalam piknometer

Apakah mencapai
Ya densitasnya ? Tidak

Mencatat hasil distilat + pikno meter yang diperoleh, kemudian

SELESAI
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1 . Data hasil Perhitungan Densitas

Tabel L.A.1 Data hasil Perhitungan Densitas

Waktu (menit) Densitas (gr/ml)

20 0,05

40 0,16

60 0,05

4.1.2 . Data hasil Perhitungan Fraksi mol

Tabel L.A.2 Hasil Perhitungan Fraksi mol

Waktu (menit) Fraksi mol

20 0,498

40 0,517

60 0,498

28
29

4.2.Pembahasan

4.2.1.Pembahasan HubunganWaktu Vs Densitas

Grafik Waktu Vs Densitas


0.7
0.66 y = -0.0155x + 0.9242
0.6 0.6 R² = 0.8887

0.5
Densitas

0.4
0.35
0.3 Linear (waktu
densitas)
0.2

0.1

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu/Menit

GAMBAR 4.2.1 Pembahasan HubunganWaktu Vs Densitas

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa, dari menit ke 20 sampai dengan
menit ke 60 grafik mengalami penurunan, densitas yang di peroleh yaitu dari 0,05
gr/ml sampai dengan 0,16 gr/ml. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana semakin
lama waktu maka semakin tinggi densitas yang diperoleh. Hal ini disebab kan
karena densitas diperoleh dari hasil pembagian berat penimbangan sampel pada
setiap waktu pengambilan dengan volume distilat, sehingga waktu itu tidak
mempengaruhi banyak densitas yang didapat.

Dari grafik di atas diperoleh nilai y = -0,0155x + 0,9242 dan R² = 0,8887.


30

4.2.2 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Volume

Grafik Hubungan Waktu Vs Volume


16
y = -0.25x + 17.917
14
15, 15 R² = 0.75
12
Volume (mL)

10 waktu volume
8 25, 10 35, 10
Series1
6
4 Linear (Series1)
2
0
0 10 20 30 40

GAMBAR 4.2.2 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Volume

Pada grafik di atas dapat di lihat bahwa, grafik mengalami penurunan dari menit
ke 20 sampai dengan menit ke 60, yaitu volume yang diperoleh sampai dengan10
mL. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi waktu, maka
semakin banyak volume distilat yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena pada
saat pemanasan destilasi, terjadi penguapan pada distilat, sehingga volume distilat
yang diperoleh semakin lama semakin menurun.

Dari grafikdiatas di peroleh nilai y = -0,25x + 17,917 dan R² = 0,75.


31

4.2.3 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Suhu

Grafik Hubungan Waktu Vs Suhu


108 35, 108
y = 0.2x + 101
106 25, 106 R² = 1
Suhu

104 15, 104


waktu suhu
102 Linear (waktu suhu)

100
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu ( Menit )

GAMBAR 4.2.3 Pembahasan Hubungan Waktu Vs Suhu

Pada grafik diatas, dari menit ke 20 sampai dengan 60 grafik mengalami


kenaikan suhu yaitu 1000C sampai dengan 1020C. Hal ini sesuai dengan teori
dimana semakin lama waktu, maka semakin tinggi suhu yang tercapai.

Dari grafik di atas diperoleh nilai y = 0,2x + 101 dan R² = 1


32

4.2.4 Pembahasan Hubungan Suhu Vs Volume

Grafik Hubungan Suhu Vs Volume


20

15 y = -1.25x + 144.17
104;15 R² = 0.75
Volume

10
106;10 108;10 suhu volume
5

0
103 104 105 106 107 108 109
Suhu

GAMBAR 4.2.4 Pembahasan Hubungan Suhu Vs Volume

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan pada
volume yaitu diperoleh 10 mL pada suhu 100°C sampai dengan 102°C. Hal ini
tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi suhu maka semakin banyak
volume distilat yang diperoleh. Namun dari grafik dapat dilihat bahwa hasil
berbanding terbalik dengan teori di atas. Hal ini disebabkan oleh pada saat
pencampuran reaktan menghasilkan panas (terjadinya reaksi eksoterm) dan uap
gas yang keluar melalui mulut labu destilasi.

Dari grafik di atas diperoleh nilai y = -1,25x + 144,17 dan R² = 0,75


BAB V

KESIMPULAN

1. Asam Asetat adalah senyawa kimia organic asam organik yang di kenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma asam yang pekat jika di rasakan
dalam makanan.

2. Proses destilasi yang di gunakan untuk memperoleh asam asetat dilakukan


dengan cara pemanasan pada larutan sehingga terjadi penguapan dan uap
tersebut di dinginkan di peroleh asam asetat. Pada waktu 20 menit, 40
menit dan 60 menit.

3. Faktor yang menghambat proses pembentukan asam asetat diantaranya


ketidak samaan atau kestabilan suhu. Sehingga destilat yang di hasilkan
mengalami kenaikan dan penurunan jumlah.

4. Faktor yang mendukung pembentukan asam assetat adalah katalisator


dimana semakin banyak katalis yang di gunakan maka asam asetat akan
cepat terbentuk.

5. Dari percobaan yang dilakukan,diperolehhasil :

Densitas pada t = 20menit : 0,05 gr/ml

Densitas pada t = 40menit : 0,16 gr/ml

Densitas pada t = 60 menit : 0,05 gr/ml

Fraksi mol (x) pada t = 20menit CH3COOH : 0,498

Fraksi mol (x) pada t = 40menit CH3COOH : 0,517

Fraksi mol (x) pada t = 60menit CH3COOH : 0,498

33
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. “Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Institut Teknologi

Medan. Medan.

Perry’s. H. Robert.1987. ”perry’s chemical engineering”. mc graw hill inc new

York.

Vogel.1985. ”Buku Test Asalisa Kimia Organik Kualitatif makro dan semi

mikro”. EdisiII: PT. Kaliman Media Pustaka.Jakarta

(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat

dengan-proses.html)

http://rahmadanichem.blogspot.co.id/2013/12/alkohol-dan-fenol.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf

(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html)

https://id.m.wikipedia/org./wiki/Asam_asetat

DP
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN

L.A.1 . Data hasil Perhitungan Densitas


Tabel L.A.1. Data hasil Perhitungan Densitas
Waktu (menit) Densitas (gr/ml)
20 0,5
40 1,6
60 0,5

L.A.2 . Data hasil Perhitungan Fraksi mol


Tabel L.A.1 Hasil Perhitungan Fraksi mol
Waktu (menit) Fraksi mol
20 0,498
40 0,517
60 0,498

LA
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

L.B.1 Menghitung Densitas


Temperatur Awal : 1000C
 Pada t =20 Menit
m = 15,2 gr
v = 10 mL
ρ = ( Piknometer + sampel) – ( piknometer Kosong)
Volume Destilat
= 15,2 gr - 14,7 gr
10ml
= 0,05 gr/mL

 Pada t = 40 Menit
m = 16,3gr
v = 10 mL
ρ = ( Piknometer + sampel) – ( piknometer Kosong)
Volume Destilat
= 16,3 gr – 14,7 gr
10 mL
= 0,16 gr/mL

 Pada t = 60 Menit
m = 15,2gr
v = 10 mL
ρ =( Piknometer + sampel) – ( piknometer Kosong)
Volume Destilat
= 15,2gr – 14,7 gr
10 mL
= 0,05 gr/mL

LB.1
L.B.2 Menghitung Fraksi mol
 Pada t =20 Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 0,5/60
= 0,0083 mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0,49mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,0083 mol + 0,49 mol
= 0,498 mol

 Pada t = 40 Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 1,6 / 60
= 0,027 mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0.49 mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,027 mol + 0,49mol
= 0,517 mol

LB.2
 Pada t = 60Menit
Mol (n) CH3COOH = gram / Mr
= 0,5 / 60
= 0,0083mol
Mol (n) H2O = gram / Mr
= 8,8 / 18
= 0,49 mol
Mol ( n ) Total = mol (n) CH3COOH + mol (n) H2O
= 0,0083 mol + 0,49 mol
= 0,498mol

LB.2
LAMPIRAN C

CONTOH GAMBAR

L.C
Nso.Dok : FM-03/KLB-03
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 01
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Febuari 2009
Halaman : 1 dari 1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA
SURAT IZIN MASUK LABORATORIUM
Dengan ini diberikan keizinan untuk mengikuti Praktikum atas Mahasiswa yang
tersebut dibawah ini :
Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Judul Percobaan : Pembuatan Asam Asetat
Tanggal Praktikum : 2020
Asisten : Muhammad Afdol Zikri

Medan, 2020
Kepala Laboratorium

(Ir. Fachrur Razi, M.Si)


No.Dok : FM-03/KLB-04
JURUSAN TEKNIK KIMIA No.Rev : 00
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Tgl.Efektif : 1 Februari 2009
Halaman : 1 dari 1

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN – SUMATERA UTARA
Judul Percobaan : Pembuatan Asam Asetat
Nama / NIM : Sardi Hazairin / 19208045
Kelompok : VII ( Tujuh ) / II
Tanggal Praktikum : 2020
Asisten : Muhammad Afdol Zikri

LEMBAR ASISTENSI

Penyerahan Ke- Uraian Paraf Asisten

Paraf Dosen
Penyerahan Ke- Uraian
Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai