Anda di halaman 1dari 108

PENUNTUN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


TAHUN AJARAN 2022/2023

TIM PENYUSUN
Dr. Ir. Abdul Kahar, S.T., M.Si
Dr. Hairul Huda, S.T., M.T
Dr. Eko Heryadi, S. Hut., M.P.
Ir. Indah P. DS., S.T., M.T., PhD.
Dr. Retno Wulandari, S.Hut., M.P.
Ari Susandy Sanjaya, S.T., M.T.
Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T
Rif’an Fathoni, S.T., M.T.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

TIM PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1

Koordinator Praktikum :

Rif’an Fathoni S.T., M.T.


NIP. 19860830 202203 1 003

Plt. Kepala Laboratorium Rekayasa Kimia :

Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T.


NIP. 19930529 201903 2 020

Pembimbing Praktikum :

1. Ari Susandy Sanjaya 1.


NIP. 19780319 201012 1 001 2.
2. Dr. Hairul Huda, S.T., M.T : 1.
NIP. 19780318 201012 1 002 2.
3. Ir. Indah P. DS., S.T., M.T., PhD. : 1.
NIP. 19780218 200812 2 001 2.
4. Dr. Eko Heryadi, S. Hut., M.P. : 1.
NIP. 19780302 200912 1 003 2. -
5. Dr. Retno Wulandari, S.Hut., M.P. : 1.
NIP. 19831213 200912 2 003 2. -
6. Dr. Abdul Kahar, S.T., M.Si 1.
NIP. 19690615 200112 1 001 2. -

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | ii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

Asisten Praktikum :

1. Febbi Zulfania : Mixing


NIM. 1809065034
2. Ruri Lintang Sari : Dinamika Proses
NIM. 1909066021
3. M. Rifaldi Dwihardika Achyan : Filtrasi
NIM. 190906607
4. Laylatul Istiqomah : Sedimentasi
NIM. 1909066005
5. Alfiyya : Leaching
NIM. 1909066031
6. Taufik Rahman : Kontaktor Gas Cair
NIM. 1809065019

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | iii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

TATA TERTIB PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

1. Praktikan wajib hadir ±10 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan lebih dari 15
menit tanpa alasan yang jelas tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Sebelum beraktifitas di dalam laboratorium, pahami dan taati tata tertib laboratorium yang
berlaku.
3. Untuk dapat mengikuti praktikum, praktikan wajib mengenakan alat pelindung diri berupa
jas laboratorium dan sepatu tertutup yang selalu dikenakan selama praktikum berlangsung.
Jika hendak bekerja dengan bahan kimia berbahaya, praktikan wajib melengkapi diri
dengan alat pelindung diri tambahan seperti masker dan sarung tangan.
4. Praktikan wajib mengumpulkan bukti bahwa laporan telah disetujui dosen pembimbing
dari praktikum minggu sebelumnya. Jika tidak mengumpulkan maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum selanjutnya.
5. Jika karena suatu hal tidak dapat mengikuti praktikum, praktikan wajib menunjukkan
surat ijin, surat keterangan atau persetujuan lainnya yang sah dan masih berlaku. Praktikan
wajib mengganti praktikum yang tertinggal dengan hari yang lain.
6. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang jelas, dianggap mendapatkan
nilai 0 pada praktikum yang tidak diikuti tersebut.
7. Untuk menguji kesiapan praktikan melakukan praktikum, praktikan diwajibkan untuk
lulus uji responsi secara lisan maupun tertulis terlebih dahulu dengan pembimbing
praktikum yang bersangkutan.
8. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan wajib mengisi borang peminjaman alat
laboratorium yang telah disediakan. Setelah praktikum selesai, praktikan wajib
mengembalikan borang peminjaman alat laboratorium dengan kesesuaian alat yang
dipinjam sebelumnya. Setiap praktikan, wajib mengembalikan alat dan bahan yang
digunakan ke tempat semula.
9. Kerusakan alat, baik dilakukan perorangan maupun kelompok, harus melapor kepada
asisten atau salah satu pihak dari tim praktikum operasi teknik kimia 1 dan diwajibkan
untuk mengganti. Batas waktu penggantian alat adalah sebelum praktikum minggu

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | iv
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

selanjutnya dilaksanakan. Apabila praktikan masih mempunyai tanggungan untuk


mengganti alat yang rusak, yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pratikum
selanjutnya.
10. Dilarang membuang limbah padat atau cair ke bak cuci. Buanglah limbah padat atau cair
pada wadah pembuangan atau pojok limbah yang telah disediakan.
11. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang makan atau minum di sekitar area
praktikum. Apabila ingin melakukan dua aktifitas diatas, harus dengan persetujuan asisten
yang bersangkutan dan dilakukan pada jarak yang cukup aman dari area praktikum.
12. Apabila dihadapkan dengan kegiatan mendesak lainnya, minta izin terlebih dahulu kepada
asisten yang bersangkutan untuk meninggalkan area praktikum. Jika dalam cakupan
kelompok, hentikan sementara kegiatan praktikum dan pastikan meninggalkan alat dan
bahan dalam kondisi aman.
13. Setiap praktikan diwajibkan mengisi laporan sementara yang ditandatangani oleh asisten
yang bersangkutan setelah praktikum selesai.
14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini, akan diatur oleh tim praktikum operasi
teknik kimia 1.

Samarinda, 2022

Tim Praktikum
Operasi Teknik Kimia 1

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | v
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penyusunan Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 1 Tahun Ajaran
2022/2023 dapat terselesaikan.

Penuntun praktikum ini disusun untuk mempermudah kegiatan praktikum Operasi Teknik
Kimia 1 yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi teknik kimia tahun ajaran
2022/2023. Penuntun ini terdiri dari 6 judul praktikum yang masing-masing diawali dengan
pemaparan tujuan percobaan secara umum serta teori yang mendasari percobaan. Selanjutnya
terdapat metodologi percobaan yang terdiri dari pemaparan bahan dan alat yang digunakan
maupun prosedur kerja yang telah dijabarkan sejelas mungkin. Data pengamatan yang
diperoleh selama melaksanakan praktikum dapat diisikan pada laporan sementara untuk
kemudian digunakan sebagai data yang valid dalam melakukan perhitungan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut aktif membantu
penyusunan Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 1 ini. Penyusun menyadari bahwa
dalam buku ini masih jauh dari sempurna. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penyusun
akan terbuka untuk menerima kritik yang membangun demi kesempurnaan penuntun ini.

Semoga Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 1 dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 2022

Tim Praktikum
Operasi Teknik Kimia 1

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | vi
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
TIM PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 ii
TATA TERTIB iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii

PERCOBAAN 1 MIXING 1
PERCOBAAN 2 DINAMIKA PROSES 20
PERCOBAAN 3 FILTRASI 41
PERCOBAAN 4 SEDIMENTASI 65
PERCOBAAN 5 LEACHING 77
PERCOBAAN 6 KONTAKTOR GAS CAIR 94

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | vii
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

PERCOBAAN I
MIXING

1.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun tujuan percobaan mixing antara lain:
1. Memahami pengertian dasar pengadukan.
2. Mengetahui hubungan antar variabel proses dan mengekspresikannya dalam bentuk
grafik.
3. Menentukan tenaga (power) pengadukan.

1.2. DASAR TEORI


Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti
molekul-molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi). Tujuan dari
operasi pengadukan terutama adalah terjadinya pencampuran (mixing). Pencampuran merupakan
suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu
atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Selain itu pencampuran juga digunakan untuk
berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-
beda. Pencampuran dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut. Agar bahan tersebut
dapat bergerak diperlukan suatu pengadukan dimana pengadukan tersebut akan memberikan
suatu gerakan tertentu pada suatu bahan di dalam bejana. Pemilihan pengaduk sangat ditentukan
oleh jenis pencampuran yang diinginkan serta keadaan bahan yang akan dicampur.

Prinsip pengadukan ialah mencampur dua cairan yang saling melarut, melarutkan padatan dalam
cairan, mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung dan untuk 1
mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jaket pada dinding
bejana.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencampuran, yaitu:


a. Aliran, aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan
proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran.

b. Ukuran partikel/luas permukaan, semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang


harus dicampur yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di
dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 1
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

c. Kelarutan, semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap
lainnya, semakin baik pencampurannya.

Ada beberapa jenis bentuk pengaduk, yaitu:

a. Propeller
Kelompok ini biasa digunakan untuk kecepatan pengadukan tinggi dengan arah aliran
aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan
tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan
besar dan sensitif terhadap beban head. Dalam perancangan propeller, luas sudah biasa
dinyatakan dalam perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk.
Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan
pengaduk secara kontinyu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh
dinding atau dasar tangki.
b. Turbine
Istilah turbine ini diberikan bagi berbagai macam jenis pengaduk tanpa memandang
rancangan, arah discharge ataupun karakteristik aliran. Turbine merupakan pengaduk
dengan sudut tegak datar dan bersudut konstan. Pengaduk jenis ini digunakan pada
viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin
menimbulkan aliran arah radial dan tengensial. Disekitar turbin terjadi daerah turbulensi
yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida. Salah satu jenis pengaduk turbine
adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini memiliki sudut sudut konstan. Aliran terjadi
pada arah aksial, meski demikian terdapat pola aliran pada arah radial. Aliran ini akan
mendominasi jika sudut berada dekat dengan dasar tangki.
c. Paddle
Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran dalam
industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau vertikal,
dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau
turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddle menimbulkan aliran arah radial dan tangensial
dan hampir tanpa gerak vertical sama sekali. Arus yang bergerak kearah horizontal
setelah mencapai dinding akan dibelokkan keatas atau kebawah. Bila digunakan pada
kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 2
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Gambar 2. Bentuk-bentuk Pengaduk : (a) Pengaduk Paddle, (b) Pengaduk Propeller, (c)
Pengaduk Turbine

Gambar 3. Tipe-tipe Pengaduk Jenis Turbin : (a) Flate Blade, (b) Curved Blade, (c)
Pitched Blade

Sekat (baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan
utama menggunkan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran saat terjadinya
pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat
berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan
yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga
membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang
terjadi terpecah menjadi 4 bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu
menghasilkan pencampuran yang lebih baik.

Gambar 4. Pengaruh Pemasangan Baffle Terhadap Pola Aliran

Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 2.3 biasanya dapat
menghasilkan pola putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya
berukuran 1/12 diameter tangki.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 3
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Bilangan Reynoldss adalah suatu rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskositas yang
mengkuantifikasikan antara hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya pada jenis
aliran laminar dan turbulen. Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensi
yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain. Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola
aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda
pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan
dinamis. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynolds-nya dengan
menggunakan persamaan:

Dimana :
Re : Bilangan Reynolds
ρ : Densitas Fluida
µ : Viskositas Fluida

Secara umum jenis-jenis aliran dapat dibagi menjadi 3 yaitu :


1. Aliran Laminar
Laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya
sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminar, partikel-partikel fluida
seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu
lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair
berperan penting dalam pembentukan aliran laminar. Aliran laminar bersifat steady
maksudnya alirannya tetap. “Tetap” menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit
alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu. Aliran laminar
mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan tegangan geser
dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan
yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen. Bisa diambil
kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu fluida bergerak mengikuti garis lurus,
kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara
satu dengan yang lain. Dalam pipa, aliran laminar biasanya terjadi pada nilai bilangan
Reynoldss Re < 2100.
2. Aliran Turbulen

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 4
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Aliran turbulen yaitu pergerakan dari partikel-partikel fluida yang tidak bisa menentu
dikarenakan mengalami campuran serta putaran partikel antar lapisan, dan dapat
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida dan kebagian fluida
lainnya dan dalam skala yang begitu besar. Dalam keadaan yang alirannya turbulen maka
turbulensi yang akan terjadi membangkitkan tegangan geser merata diseluruh aliran
fluida sehingga akan menghasilkan kerugian-kerugian aliran. Aliran turbulenakan terjadi
jika nilai bilangan Reynolds Re > 4000.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Apabila
Reynoldss number didapatkan hasil aliran transisi terjadi pada 2100 < Re < 4000.

1.3. BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan mixing, antara lain:
1. Aquades
2. Gula
3. Kacang Hijau
4. Pewarna Makanan

1.4. ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan mixing, antara lain:
1. Rangkaian alat tangki berpengaduk
2. Beaker glass 100 mL
3. Beaker glass 250 mL
4. Picnometer 25 mL
5. Penggaris
6. Bulb
7. Viscometer
8. Stopwatch
9. Neraca analitik
10. Batang pengaduk
11. Kunci batang pengaduk
12. Propeller
13. Baffle
14. Timbangan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 5
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Rangkaian Alat
1 Keterangan :
2 1. Motor pengaduk
2. Speed controller
3. Tangki
3 4. Baffle
5. Pengaduk
4

Gambar 5. Rangkaian Alat Mixing

1.5. Prosedur Percobaan


1. Pengukuran Alat
a. Disiapkan rangkaian alat tangki berpengaduk
b. Diukur diameter tangki pengadukan (Dt), diameter pengaduk (Da), tinggi permukaan
larutan (H), jarak pengaduk dari dasar tangki (Zi) dan lebar baffle
c. Dicatat hasil pengukuran.

2. Penentuan Waktu Pengadukan Sempurna


a. Diisi tangki berpengaduk dengan air hingga tanda batas yang telah ditentukan
b. Dimasukkan bubuk teh ke dalam tangki yang berisi air
c. Dinyalakan motor pengaduk yang telah terpasang dengan tangki berpengaduk yang berisi
air dengan kecepatan 300 rpm
d. Dihitung waktu yang diperlukan hingga air berubah warna menjadi kecoklatan dengan
menggunakan stopwatch
e. Dihitung densitas dan viskositas larutan sebelum dan sesudah pengadukan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 6
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

f. Diulangi percobaan yang sama dengan variabel kecepatan putar pengaduk yang
berbeda sebesar 350 dan 400 rpm
g. Diulangi percobaan dengan tangki berbaffle

3. Penentuan Power Consumption


a. Diisi tangki berpengaduk dengan air hingga tanda batas yang telah ditentukan
b. Dimasukkan bubuk teh ke dalam tangki yang berisi air
c. Dinyalakan motor pengaduk yang telah terpasang dengan tangki berpengaduk yang
berisi air dengan kecepatan 300 rpm
d. Dilakukan pengadukan selama 1 menit
e. Diamati ada atau tidaknya vortex yang terbentuk pada saat pengadukan
f. Diulangi percobaan yang sama dengan variabel kecepatan putar pengaduk yang
berbeda sebesar 350 dan 400 rpm
g. Diulangi percobaan dengan tangki berbaffle

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 7
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Analisa Perhitungan

1. Menghitung volume piknometer dan viskositas akuades


a) Massa piknometer = gram
b) Massa piknometer + akuades = gram
c) Massa akuades = gram

akuades pada suhu oC, diperoleh dari data Tabel 2.30 Perry, 1997, “Process and Unit
Operations”, diperoleh ρ = g/cm3
Volume piknometer = volume aquadest

Dari data Tabel 2.305 Perry diperoleh nilai


o
Μakuades(pada C) = g/cm.s

2. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl


Tabel 4. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Berbaffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna

Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl


n (rps) 3 3
(gram) (cm ) (g/cm )

a. Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
3
ρNaCl = g/cm

b. Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
3
ρNaCl = g/cm

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 8
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

c. Pada tangki berbaffle untuk penentuan power


consumption Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
3
ρNaCl = g/cm

Tabel 7. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki tanpa Baffle pada Penentuan
Power Consumption
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps) 3 3
(gram) (cm ) (g/cm )

a. Pada tangki tanpa baffle untuk penentuan power consumption


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
3
ρNaCl = g/cm

b. Pada tangki tanpa baffle untuk penentuan power consumption


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
3
ρNaCl = g/cm

c. Pada tangki tanpa baffle untuk penentuan power consumption


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Berat larutan NaCl = gram
ρNaCl = 1,011 g/cm3

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 9
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

3. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl


Tabel 8. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Berbaffle pada Pengamatan
Waktu Pengadukan Sempurna
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
3 3
(rps) (g/cm ) (g/cm ) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)

a) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm
3
ρaq =g/cm
t NaCl = s
 t 
lart Nacl lart Nacl
μNaCl =

air
t
air air
= g/cm.s

b) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm
3
ρaq = g/cm
t NaCl = s

 lart Nacl  t lart Nacl


μNaCl = 
 t
air
air air

= g/cm.s

c) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 10
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

3
ρaq = g/cm
t NaCl = s

 lart Nacl  t lart Nacl


μNaCl = 
 t
air
air air

= g/cm.s

Tabel 9. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki tanpa Baffle pada Pengamatan
Waktu Pengadukan Sempurna
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
3 3
(rps) (g/cm ) (g/cm ) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)

d) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm
3
ρaq = g/cm
t NaCl =s

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 11
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

 lart Nacl  t lart Nacl


μNaCl = 
 t
air
air air

= g/cm.s

e) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm
3
ρaq = g/cm
t NaCl = s

 lart Nacl  t lart Nacl


μNaCl = 
 t
air
air air

= g/cm.s

a) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
3
ρNaCl = g/cm
3
ρaq = g/cm
t NaCl = s

 lart Nacl  t lart Nacl


μNaCl = 
 t
air
air air

= g/cm.s

4. Menghitung Bilangan Reynold (NRe) larutan NaCl


Tabel 12. Hasil Perhitungan Bilangan Reynold NaCl untuk Tangki Berbaffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
3 NRe
(rps) (cm) (g/cm ) (g/cm.s)

a) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 12
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Da = cm
ρNaCl 3
= g/cm
μNaCl = g/cm.s
nD 2 
NRe =a NaCl

 NaC l

=
b) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putar impellerrpm = rps
Da = cm
3
ρNaCl = g/cm
μNaCl = g/cm.s
n  D 2 
NRe = a NaCl

 NaC l

=
c) Pada tangki berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putar impellerrpm = rps
Da = cm
3
ρNaCl = g/cm
μNaCl = g/cm.s
n  D 2 
NRe = a NaCl

 NaC l

Tabel 12. Hasil Perhitungan Bilangan Reynold NaCl untuk Tangki Berbaffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
3 NRe
(rps) (cm) (g/cm ) (g/cm.s)

d) Pada tangki tanpa baffle untuk waktu pengadukan sempurna


Kecepatan putar impeller rpm = rps
Da = cm
3
ρNaCl = g/cm

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 13
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

μNaCl = g/cm.s
n  D 2 
NRe = a NaCl

 NaC l

=
Analog dengan perhitungan di atas maka didapat :
Tabel 13. Hasil Perhitungan Bilangan Reynold NaCl untuk Tangki tanpa Baffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
3 NRe
(rps) (cm) (g/cm ) (g/cm.s)

e) Pada tangki berbaffle untuk penentuan power consumption


Kecepatan putar impeller = rpm =rps
Da = cm
3
ρNaCl = g/cm
μNaCl = g/cm.s
n  D 2 
NRe = a NaCl =
 NaC l

Analog dengan perhitungan di atas maka didapat :


Tabel 14. Hasil Perhitungan Bilangan Reynold NaCl untuk Tangki Berbaffle pada
Penentuan Power Consumption
Da ρNaCl μNaCl
n (rps) 3 NRe
(cm) (g/cm ) (g/cm.s)

f) Pada tangki tanpa baffle untuk penentuan power consumption


Kecepatan putar impeller = rpm = rps
Da = cm

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 14
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

ρNaCl = 3
g/cm
μNaCl = g/cm.s
n  D 2 
NRe = a NaCl

 NaC l

=
Analog dengan perhitungan di atas maka didapat :
Tabel 15. Hasil Perhitungan Bilangan Reynold NaCl untuk Tangki tanpa Baffle pada
Penentuan Power Consumption
Da ρNaCl μNaCl
n (rps) 3 NRe
(cm) (g/cm ) (g/cm.s)

5. Menghitung daya pengadukan


a) Tangki berbaffle
Kecepatan impeller rpm = rps
Nre =
P0 =(dari fig. 477 Brown, 1950)
Da =cm
3
ρNaCl = g/cm
gc =1 (untuk system SI atau cgs)
P n 3 D 5  ρ
0 a NaCl
P = = W
g c
D Z  D Z 
Pr = P  t
 t   t  t 

D a
 D 
  a desired
  
 Da   Da graph

Dt = cm
Zt = cm
Da = cm
 D 
 t = (Brown, hal 507)

 Da  graph
Z t 
  = (Brown, hal 507)
 
D
 a graph

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 15
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Pr = W

Analog dengan perhitungan di atas maka didapat :


Tabel 16. Hasil Perhitungan Daya Pengadukan untuk Tangki Berbaffle
n Da NaCl P Pr
P0 NRe 3
(rps) (cm) (g/cm ) (W) (W)

b) Tangki tanpa baffle


Kecepatan impeller rpm = rps
Nre =
P0 = (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = cm
3
ρNaCl = g/cm
gc =1 (untuk system SI atau cgs)
3 5
P n D ρ
0 NaCl
a
P = =W
g
c

 D  Z   D  Z 
Pr = P   t 

t 



t 

t 

 D a  D a desired  D a  D a graph

Dt = cm
Zt = cm
Da = cm
D 
 t
 = (Brown, hal 507)
 
D
 a graph
Zt 
  = (Brown, hal 507)
 
D
 a graph
Pr = W
Analog dengan perhitungan di atas maka didapat :

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 16
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Tabel 17. Hasil Perhitungan Daya Pengadukan untuk Tangki tanpa Baffle
n Da NaCl P Pr
P0 NRe 3
(rps) (cm) (g/cm ) (W) (W)

Tabel18. Hubungan antara tT dengan NRepada Tangki Berbaffle


Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Waktu Pengadukan Sempurna (tT) dengan


Bilangan Reynold (NRe) pada Tangki Berbaffle

Tabel 19. Hubungan antara tT dengan NRepada Tangki tanpa Baffle


Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 17
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Gambar 2. Grafik Hubungan antara Waktu Pengadukan Sempurna (tT) dengan Bilangan
Reynold (NRe) pada Tangki tanpa Baffle

Tabel 20. Hubungan antara Pr dengan NRepada Tangki Berbaffle

NRe Pr ( W )

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Daya Pengadukan (Pr) dengan Bilangan Reynold
(NRe) pada Tangki Berbaffle

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 18
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN I
TAHUN AJARAN 2022/2023 MIXING

Tabel 21. Hubungan antara Pr dengan NRepada Tangki tanpa Baffle


NRe Pr ( W )

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Daya Pengadukan (Pr) dengan Bilangan


Reynold (NRe) pada Tangki tanpa Baffle

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 19
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

PERCOBAAN 2
DINAMIKA PROSES

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui dinamika (perilaku) proses tidak tunak (unsteady state) melalui sistem fisik
sederhana.
2. Mengetahui keadaan tunak dan tidak tunak untuk sistem-sistem fisik sederhana.
3. Mengetahui model matematika untuk sistem-sistem fisik sederhana yang berada dalam
keadaan tidak tunak.
4. Menentukan parameter-parameter model matematika di atas dari rangkaian data
percobaan, seperti tanggapan sistem terhadap gangguan fungsi tangga.

Diskripsi

Praktikum dinamika proses mengajarkan tentang pengamatan, pengambilan keputusan dan


analisis data pada fenomena-fenomena yang biasa terjadi pada proses pengosongan tangki
dengan mengalirkan fluida melalui pipa.

Landasan Teori

Dalam bidang Teknik Kimia sangat dibutuhkan suatu kemampuan untuk mengkuantifikasikan
dari kelakuan suatu elemen proses atau proses itu sendiri. Kemampuan tersebut dikenal
dengan pemodelan. Untuk melakukan pemodelan digunakan prinsip reaksi kimia, proses
fisika, dan matematika untuk memperoleh suatu persamaan. Dengan mempergunakan
persamaan tersebut dapat diperkirakan suatu kejadian pada suatu hasil (produk) dengan
mengubah suhu, tekanan, ukuran alat dan sebagainya.

Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah dengan melakukan analisa dari proses
tersebut. Tujuan analisa adalah mendapatkan gambaran dari kejadian secara fisik,
memprediksi kelakuan proses, membandingkan dengan kelakuan sebenarnya mengevaluasi

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 20
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

terhadap keterbatasan dari model yang telah dibentuk, dan kemudian dapat diteruskan dengan
perancangan alat atau unit proses yang diperlukan.

Dasar teori ini akan ditinjau contoh pemodelan suatu proses sederhana seperti terlihat pada
gambar yaitu suatu tangki dengan luas penampang tetap (A), diisi dengan air pada ketinggian
awal (h0). Kemudian tangki tersebut dikosongkan dengan cara mengalirkan air melalui
lubang kecil (orifice) dibagian dasar tangki dengan luas penampang orifice (Ao).

ρ = densitas air
h0

Dimana :
3 3
q : Laju alir volume cairan dari tangki (ft /detik, liter/detik, m /detik)
2 2
A: Luas penampang tangki (m , ft )
2 2 2
A0 : Luas penampang lubang kecil atau orifice (m , cm , ft )
h0 : Ketinggian cairan pada t = 0 (cm, m, ft)
h : Ketinggian cairan dalam tangki terhadap perubahan waktu (ft, m, cm)
3
ρ : Densitas cairan (lb/ft , kg/liter)
t : Waktu (detik)

“Massa cairan yang keluar tangki sama dengan perubahan massa di dalam tangki”. Massa
cairan adalah ρ . A . h jadi perubahan massa tersebut adalah d . [ρ . A . h]/dt.

Perubahan massa dalam tangki = - (laju air massa keluar tangki)

Tanda negatif menyatakan bahwa aliran menghasilkan pengurangan massa dalam tangki,
dimana ρ dan A adalah tetap (konstanta).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 21
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Dinamika proses adalah variasi unjuk kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu sebagai
respon terhadap gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan terhadap proses tersebut.
Dinamika proses menunjukkan adanya kondisi tidak unak dalam setiap proses/ sistem teknik
kimia setelah diberi gangguan untuk mencapai keadaan tunak baru. Ketidaktunakan ini
diakibatkan adanya gangguan pada sistem yang telah tunak. Pada praktikum ini, dinamika
proses diamati pada percobaan profil ketinggian air dalam tangki terhadap waktu serta
perubahan temperatur terhadap waktu pada sebuah termometer.

Dalam dinamika proses ada dua keadaan yang ditinjau dari dinamika proses yang terjadi,
yaitu:
a. Keadaan tunak (steady state)
Kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem tidak berubah dengan berjalannya waktu
(konstan). Pada beberapa sistem, keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu
setelah sistem dimulai, kondisi awal ini sering disebut keadaan trannen.
b. Keadaan tidak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompeks dari non linier diubah menjadi
bentuk linier diseputar kondisi tunak.

Kedinamisan tangki air diuji coba dengan pengosongan tangki dan pemberian gangguan pada
tangki berisi air yang tenang dengan ketinggian tunak. Luas penampang tangki dikalibrasi
dengan mengalurkan grafik volume terhadap penurunan ketinggian air dalam tangki (h).
Volume tangki dihitung dengan persamaan:

.
.h

.
dimana adalah luas penampan tangki. Dengan demikian A adalah gradien dari grafik V-

h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir volumetrik dari valve yang digunakan
(dengan bukaan tertentu) dapat diketahui.

Pada percobaan ini digunakan 3 valve. Dua valve untuk mengalirkan air dari reserviar, dan
satu valve lain sebagai saluran keluaran tangki. Masing-masing valve mempunyai
karakteristik dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan dengan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 22
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

mengukur volume keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung dengan
mencari gradien grafik. Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan adalah:

Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve. Makin besar
bukaan valve, makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air ini dilakukan untuk
memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat percobaan simulasi
gangguan.

Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter laju volumeterik


keluaran (k dan n). Laju volumetrik keluaran tangki merupakan fungsi dari ketinggian air
dalam tangki.

Dasar percobaan ini adalah persamaan Bernoulli:

. g.h . g.h

Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga, persamaan
tersebut menjadi:

.[ ] g . [h h]

2 2
Selanjutnya digunkan asumsi v1 dapat diabaikan terhadap v2 karena dianggap luas
penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran sehingga,

. [ ] g . [h h ]

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 23
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Persamaan tersebut disederhanakan:


√ . g . [h h ]
√ .g. h

2
v adalah laju linear, sedangkan debit adalah A . v2 = A . √ . g . h , dari persamaan ini diketahui bahwa debit adalah fungsi h,

n
Q=k.h

pada kondisi ideal n = 0,5.

Pada proses pengosongan tangki ini, neraca massa dalam tangki adalah:

akumulasi air = massa air masuk – massa air keluar

Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga:

akumulasi air = - massa air keluar

d
dt out

dh n
A . dt k.h

n
dh k
dt A .h

Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian air dalam tangki
bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n merupakan parameter yang
menunjukkan keidelan tangki.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 24
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n bisa dicari dengan linearisasi persamaan
neraca massa:

n . ln h ln ( k)
ln dt
dt A
dimana ( ) adalah gradien garis.

Cara lain yang lebih akurat adalah dengan metoda numerik dengan menggunakan bantuan
program komputer. Simulasi gangguan pada tangki dilakukan dengan mengguangg sistem
tangki yang sudah tunak. Gangguan diberikan dengan menambahkan air masuk masuk secara
tiba-tiba atau mengurangi jumlah air yang sudah tunak degan memperbesar bukaan valve
keluaran.

Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tangki, neraca massa tangki
akan menjadi:

akumulasi air = massa air masuk – massa air keluar

dh
A
dt (
) out

Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya mencapai
keadaan tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian terhadap waktu.
Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan tangki dengan
luas permukaan relatif besar untuk mencapai kondisi tunak yang sempurna. Waktu untuk
mencapai kondisi tunak dipengaruhi besar kecilnya debit pada tiap-tiap valve, yang
mempengaruhi parameter k dan n.

Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat terjadinya kondisi
tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan ketinggian air pada setiap variasi
bukaan akan sangat lambat, walaupun mempunyai kecenderungan untuk berubah pada jangka
waktu yang lama.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 25
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Alat yang Digunakan

1. Rangkaian alat dinamika proses


2. Gelas ukur 1000 mL
3. Stopwatch

Bahan yang Digunakan

1. Air

Rangkaian Alat

Rangkaian Alat Dinamika Proses


Keterangan:
1. Pompa
2. Valve

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 26
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Prosedur Pelaksanaan

Penentuan Luas Penampang Tangki


a. Diisi air sebanyak 1000 mL dengan menggunakan gelas ukur pada tangki 1 yang mula-
mula telah diisi air setinggi 1 cm
b. Dicatat tinggi air pada tangki setiap penambahan volume tangki 1000 mL
c. Diulangi percobaan diatas sebanyak 10 kali
d. Dibuat kurva antar volume air terhadap ketinggian air didalam tangki dari data yang
diperoleh
e. Diulangi langkah a sampai e untuk tangki 2

Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki


a. Diisi air ke dalam tangki 1 sampai ketinggian 30 cm (pada saat t = 0).
b. Dicatat tinggi air pada tangki pada t = 0
c. Dibuka valve keluaran tangki dengan bukaan 2 dan 2 ½ putaran
d. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk setiap penurunan isi tangki setiap 2 cm hingga
tangki kosong
e. Digunakan prosedur a sampai c untuk tangki nomor 2

Penentuan Nilai k dan n pada Tangki


a. Diisi air ke dalam tangki 1 dengan ketinggian 30 cm (pada saat t = 0)
b. Dicatat tinggi air pada tangki pada t = 0
c. Dibuka valve keluaran tangki dengan bukaan 2 dan 2 ¾ putaran
d. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk setiap penurunan isi tangki setiap 2 cm, hingga
tangki kosong.
e. Digunakan prosedur a sampai d untuk tangki nomor 2

Simulasi Gangguan pada Tangki


a. Diisi air ke dalam tangki 1 sampai mencapai ketinggian 30 cm
b. Ditentukan bukaan valve input sebesar ¾ putaran dan valve output sebesar 1 putaran
c. Dicatat tinggi air pada tangki pada t = 0
d. Dibuka valve input dan keluaran tangki dengan bukaan yang telah ditentukan
e. Dicatat ketinggian air didalam tangki setiap 10 detik

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 27
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

f. Dilakukan percobaan ini hingga mencapai keadaan tunak


g. Setelah tunak diberi gangguan pada tangki selama 2 menit dengan bukaan valve input
sebesar 1 putaran, kemudian tutup bukaan valve gangguan tersebut
h. Dicatat ketinggian air dalam tangki setiap 10 detik
i. Dilakukan percobaan ini hingga mencapai keadaan tunak

Pembahasan

1. Grafik dan Perhitungan Penentuan Luas Penampang pada Tangki 1 dan Tangki 2

Penentuan luas penampang tangki 1 dan tangki 2 menggunakan data yang terdapat pada
Tabel 4.1 beriku ini :

Tabel 4.1 Data Penentuan Luas Penampang Tangki 1 dan Tangki


No. Volume (mL) Tangki 1 h (cm) Tangki 2 h (cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2, untuk menempattkan luas penampang tangki maka
dibuat kurva dengan sumbu x = h (cm) dan sumbu y = V (mL) seperti pada Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2 dan menghasilkan persamaan dengan menggunakan regresi linier y = ax + b .
Sehingga a = hasil luas penampangnya.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 28
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Tangki 1

y = ax - b
R² = ...
(mL)Volume

Tinggi (cm)

Gambar 4.1 Kurva Penentuan Luas Penampang pada Tangki 1

Tangki 2

y = ax - b
R² = ...
(mL)Volume

Tinggi (cm)

Gambar 4.2 Kurva Penentuan Luas Penampang pada Tangki 2

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa luas penampang tangki 1
2 2
adalah cm dan luas penampang tangki 2 adalah cm .

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 29
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

2. Grafik dan Perhitungan Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 1

Laju alir keluaran tangki dapat ditentukan dengan menghitung volume tiap tangki dengan
mencari terlebih dahulu nilai r (jari-jari) tangki berdasarkan luas permukaan tangki dengan
rumus:
2
A=. . , maka D = √ , r =

Untuk tangki 1,
D =
r = Untuk
tangki 2,
D =
r=

Dari masing-masing nilai r tangki yang didapat, kemudian dihitung masing-masing volume
berdasarkan ketinggian air pada tangki dengan rumus:

2
V= .r .h

Pada percobaan yang dilakukan untuk menentukan laju alir keluaran tangki 1 diperlukan
variasi bukaan valve yaitu 2 dan 2,5 putaran dan waktu penurunan ketinggian tangki dicatat
setiap 1 cm. Setelah didapat data ketinggian dan waktu masing-masing tangki, kemudian
dihitung nilai volume berdasarkan ketinggian air. Hasil perhitungan volume masing-masing
tangki dapat dilihat pada Tabel 4.2.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 30
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Berdasarkan Tabel 4.2 maka kurva penentuan laju alir keluaran tangki 1 dapat dilihat pada
Gambar 4.3 dibawah ini.

Laju Alir Tangki1


Volume (mL)

2 PUTARAN
2.5 PUTARAN
y = ax+ b Linear (2 PUTARAN)
R² = ....
Linear (2.5 PUTARAN)
y = ax + b
R² = ...
Waktu (s)

Gambar 4.3 Kurva Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 1

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa laju alir keluaran tangki 1 pada bukaan

m m
⁄s dan pada bukaan valve 2,5 putaran adalah ⁄s.
valve 2 putaran adalah

Tabel 4.2 Data Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 1


Tangki 1
No Bukaan valve: 2 Putaran Bukaan valve: 2,5 Putaran
h (cm) t (s) V (mL) h (cm) t (s) V (mL)
1 30 0 14953,50 30 0 14953,50
2 29 4,88 14455,05 29 1,86 14455,05
3 28 5,73 13956,60 28 4,68 13956,60
4 27 7,09 13458,15 27 6,20 13458,15
5 26 9,01 12959,70 26 7,40 12959,70
6 25 11,51 12461,25 25 9,93 12461,25
7 24 13,30 11962,80 24 11,18 11962,80
8 23 14,71 11464,35 23 13,20 11464,35
9 22 23,08 10965,90 22 14,66 10965,90
dst 21 25,33 10467,45 21 16,25 10467,45

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 31
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

3. Grafik dan Perhitungan Penentuan Nilai k dan n pada Tangki 1

Harga k dan n didapatkan dari hasil linierisasi persamaan:


dh k n
dt = A . h
dh k
ln dt = n . ln h - ln A

dh
Nilai ⁄dt dapat dicari dari regresi non linier grafik h terhadap t dengan memasukkan nilai t sebagai variabel bebas. Hasil
integrasi persamaan tersebut adalah garis lurus dengan intersep
k
– ln ( ⁄A) dengan gradien n. Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan ini maka dilakukan simulasi
pengosongan tangki.

dh
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 maka kurva t terhadap h untuk menentukan nilai ⁄dt dapat dilihat pada Gambar 4.4
dan Gambar 4.5 dibawah ini.
ln(-A.dh/dt)

y = ax + b
R² = ...

ln h

Gambar 4.4 Kurva Penentuan Nilai k dan n pada Tangki 1 dengan Bukaan 2 Putaran

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 32
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

ln( -A.dh/dt)
y = ax + b
R² = .....

ln h

Gambar 4.5 Kurva Penentuan Nilai k dan n pada Tangki 1 dengan Bukaan 2,75 Putaran

dh
Berdasarkan Gambar 4.4 maka dapat diketahui nilai ⁄dt. Sedangkan berdasarkan Gambar 4.5 maka dapat
dh dh dh dh
diketahui nilai ⁄dt. Setelah nilai ⁄dt didapatkan maka dapat dihitung nilai A . - ⁄dt , ln (- A . ⁄dt )
dan ln h. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.3 Data Perhitungan Penentuan Nilai k dan n pada Tangki 1


Bukaan valve: 2 Putaran
No
h (cm) t (s) ⁄ A.- ⁄ ln (-A. ⁄ ) ln h

1 30 0 -0,522 259,99 5,56 3,40


2 28 4,15 -0,510 254,20 5,54 3,33
3 26 8,49 -0,498 248,14 5,51 3,26
4 24 12,13 -0,488 243,06 5,49 3,18
5 22 16,59 -0,475 236,84 5,47 3,09
6 20 20,53 -0,464 231,34 5,44 3,00
7 18 24,76 -0,452 225,43 5,42 2,89
8 16 29,30 -0,440 219,10 5,39 2,77
9 14 34,03 -0,426 212,50 5,36 2,64
10 12 38,55 -0,414 206,19 5,33 2,48
dst 10 43,55 -0,400 199,21 5,29 2,30

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 33
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Tabel 4.4 Data Perhitungan Nilai k dan n pada Tangki 1 (lanjutan)


Bukaan valve: 2,75 Putaran
No
h (cm) t (s) ⁄ A.- ⁄ ln (-A. ⁄ ) ln h

1 30 0 -0,58 285,94 5,66 3,40


2 28 3,53 -0,57 279,31 5,63 3,33
3 26 7,47 -0,55 271,92 5,61 3,26
4 24 10,47 -0,54 266,29 5,58 3,18
5 22 14,60 -0,52 258,54 5,56 3,09
6 20 18,50 -0,51 251,22 5,53 3,00
7 18 22,36 -0,49 243,98 5,50 2,89
8 16 26,66 -0,48 235,91 5,46 2,77
9 14 30,45 -0,46 228,80 5,43 2,64
10 12 35,36 -0,44 219,58 5,39 2,48
Dst 10 40,07 -0,43 210,74 5,35 2,30

Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 maka dapat dilihat kurva linierisasi untuk simulasi pengosongan
tangki 1 pada bukaan 2 dan 2,75 putaran seperti Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 dibawah ini.

Gambar 4.6 Kurva Linierisasi Pengosongan Tangki 1 pada Bukaan 2 Putaran

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 34
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Gambar 4.7 Kurva Linierisasi Pengosongan Tangki 1 pada Bukaan 2,75 Putaran

Dari Gambar 4.6 maka diperoleh persamaan,


dh
ln (- A . dt)

Dari Gambar 4.7 maka diperoleh persamaan,


dh
ln (- A . dt)
jika dianalogikan dengan persamaan hasil penurunan neraca massa
dh
ln (- A . dt) = n . ln h – ln k

Maka diperoleh nilai k dan n pada bukaan 2 putaran,


k =
n=

Maka diperoleh nilai k dan n pada bukaan 2,75 putaran,


k =
n=

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 35
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

4. Grafik dan Perhitungan Simulasi Gangguan pada Tangki 1

Pada tangki yang telah tunak, langsung diberikan gangguan secara mendadak dengan
menambah bukaa valve input sebanyak 1 putaran. Karena gangguan tersebut maka sistem
didalam tangki menjadi tidak stabil dan profil ketinggian berubah.

Tabel 4.5 Data Simulasi Gangguan Pada Tangki


Pada Keadaan Tunak Diberi Gangguan
No.
h (cm) t (s) h (cm) t (s)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dibuat grafik perbedaan profil ketinggian tangki
sebelum diberi gangguan dan setelah diberi gangguan seperti pada Gambar 4.8 dan Gambar
4.9 dibawah ini.

Keadaan Tunak

y = ax + b
Tinggi (cm)

R² = ...

Waktu (s)

Gambar 4.8 Kurva Simulasi Tangki 1 pada Keadaan Tunak

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 36
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

Diberi Gangguan

y = ax + b

Tinggi (cm)
R² = ...

Waktu (s)

Gambar 4.9 Kurva Simulasi Tangki 1 pada Saat Diberi Gangguan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 37
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA

Hari/ Tanggal :
Kelompok :
Anggota :

Penentuan Luas Penampang Tangki 1 dan Tangki


Tabel 1 Data Penentuan Luas Penampang Tangki 1 dan Tangki
No. Volume (mL) Tangki 1 h (cm) Tangki 2 h (cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 1 dan Tangki 2


Tabel 2 Data Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 1
Tangki 1
No Bukaan valve: 2 Putaran Bukaan valve: 2,5 Putaran
h (cm) t (s) V (mL) h (cm) t (s) V (mL)
1 30 0 14953,50 30 0 14953,50
2 29 4,88 14455,05 29 1,86 14455,05
3 28 5,73 13956,60 28 4,68 13956,60
4 27 7,09 13458,15 27 6,20 13458,15
5 26 9,01 12959,70 26 7,40 12959,70
6 25 11,51 12461,25 25 9,93 12461,25

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 38
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

7 24 13,30 11962,80 24 11,18 11962,80


8 23 14,71 11464,35 23 13,20 11464,35
9 22 23,08 10965,90 22 14,66 10965,90
10 21 25,33 10467,45 21 16,25 10467,45
Dst 20 29,78 9969,00 20 18,56 9969,00

Tabel 3 Data Penentuan Laju Alir Keluaran Tangki 2


Tangki 2
No Bukaan valve: 2 Putaran Bukaan valve: 2,5 Putaran
h (cm) t (s) V (mL) h (cm) t (s) V (mL)
1 30 0 14953,50 30 0 14953,50
2 29 4,88 14455,05 29 1,86 14455,05
3 28 5,73 13956,60 28 4,68 13956,60
4 27 7,09 13458,15 27 6,20 13458,15
5 26 9,01 12959,70 26 7,40 12959,70
6 25 11,51 12461,25 25 9,93 12461,25
7 24 13,30 11962,80 24 11,18 11962,80
8 23 14,71 11464,35 23 13,20 11464,35
9 22 23,08 10965,90 22 14,66 10965,90
10 21 25,33 10467,45 21 16,25 10467,45
Dst 20 29,78 9969,00 20 18,56 9969,00

Penentuan Harga k dan n Tangki 1 dan Tangki 2


Tabel 4 Data Penentuan Harga k dan n Tangki 1 dan Tangki 2
Tangki 1 Tangki 2
No Bukaan valve: 2 Putaran Bukaan valve: 2,75 Putaran
h (cm) t (s) h (cm) t (s)
1 30 0 30 0
2 29 4,88 29 1,86
3 28 5,73 28 4,68

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 39
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN II
TAHUN AJARAN 2022/2023 DINAMIKA PROSES

4 27 7,09 27 6,20
5 26 9,01 26 7,40
6 25 11,51 25 9,93
7 24 13,30 24 11,18
8 23 14,71 23 13,20
9 22 23,08 22 14,66
10 21 25,33 21 16,25
dst 20 29,78 20 18,56

Simulasi Gangguan Pada Tangki


Tabel 5 Data Simulasi Gangguan Pada Tangki
Pada Keadaan Tunak Diberi Gangguan
No.
h (cm) t (s) h (cm) t (s)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 40
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

PERCOBAAN 3
FILTRASI

1.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikan melakukan percobaan filtrasi adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengetahui karakteristik filtrasi (penyaringan), khususnya hubungan
waktu dengan perolehan filtrat.

b. Mahasiswa dapat menganalisa kinerja pada proses filtrasi yang dilakukan..

1.2 Sasaran
Berkaitan dengan tujuan praktikum, praktikan diharapkan dapat:
a. Menentukan persamaan penyaringan pada tekanan tetap.
b. Menghitung tahanan medium penyaring dan tahanan spesifik padatan saring.
c. Menentukan pengaruh tekanan terhadap tahanan spesifik padatan dan kekeringan
padatan.

Diskripsi
Praktikum filtrasi mengajarkan tentang pengamatan, pengambilan keputusan dan analisis data
pada fenomena-fenomena yang biasa terjadi pada proses penyaringan menggunakan peralatan
filtrasi berjenis filter press.

Proses Filtrasi merupakan proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair dengan driving
force berupa perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan fasa cair melewati
medium filter sedangkan padatan akan tertinggal pada medium filter. Filtrasi banyak
digunakan dalam proses-proses industri seperti industri makanan-minuman yang
menggunakan filtrasi untuk memisahkan produk makanan dan minuman yang diinginkan,
maupun pada industri lainnya sebagai proses pengolahan air bersih atau limbah.

Proses filtrasi akan menghasilkan “cake” padatan yang terbentuk pada media filter seiring
dengan bertambahnya waktu. Cake pada media tersebut akan terus terakumulasi dan
memberikan hambatan/tahanan lain pada proses filtrasi yang perlu diperhitungkan selain
hambatan dari media. Untuk itu, sekarang ini telah banyak modifikasi pada teknologi filtrasi
yang diterapkan di industri kimia untuk memperbaiki sifat dan karakteristik fisika dan
kimiawi cake yang terakumulasi, salah satunya adalah dengan menggunakan filter aid.
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 41
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Metode filtrasi konvensional mudah untuk dipelajari dalam melihat resistansi spesifik medium
maupun resistansi cake yang terakumulasi. Praktikum ini akan dilakukan menggunakan salah satu
metode filtrasi konfensional yaitu metode plate and frame filter press. Filter terdiri atas plate and
frame yang tersusun secara selang-seling, dimana frame dipisahkan dari plate dengan
menggunakan filter cloth (media penyaring). Penempatan plate and frame harus tepat dan rapat
untuk mencegah kebocoran dalam proses filtrasi. Oleh karena itu, plate and frame yang digunakan
dipress menggunakan putaran hidrolik manual untuk memastikan kerapatan. Slurry padatan yang
ingin dipisahkan didorong menggunakan udara tekan memasuki lubang pada frame-frame yang
kemudian tersaring pada media filter pada jalan keluarnya. Slurry yang tertinggal dalam ruang
penyaringan antara media filter pada frame akan menjadi cake sedangkan fasa cair yang telah
bersih akan keluar melewati media filter.

Landasan Teori
Untuk memisahkan partikel padat dari suatu larutan suspensi atau slurry dapat dilakukan
dengan cara filtrasi, diantaranya dengan menggunakan filter press. Filter press terdiri dari
seperangkap pinggan atau lempeng (plate) yang dirancang untuk memberikan sederetan ruang
tempat zat padat dapat ditahan. Lempeng (plate) itu ditutup dengan medium penyaring (filter)
atau kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-masing komponen itu dengan tekanan,
cairannya lewat melalui kanvas dan keluar melalui pipa pengeluaran dan meninggalkan zat
padat basah di dalam ruang itu. Pinggan yang digunakan berbentuk plate dan frame (pinggan
dan bingkai).

Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dalam suatu fluida (cairan) menggunakan
suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk memisahkan sebanyak mungkin zat padat
halus yang tersuspensi maupun koloid dalam fluida tersebut. Hal yang paling utama dalam
filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya
gaya dorong, misalnya gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Pada beberapa proses media
filter membantu balok berpori (cake) untuk menahan partikel-partikel padatan di dalam
suspensi sehingga terbentuk lapisan berturut turut pada balok sebagai filtrat yang melewati
balok dan media tersebut.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 42
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium penyaring


yang baik. Untuk memaksa cairan melewati medium pada tahap filtrasi diperlukan gaya
pendorong dalam bentuk gaya berat (gravity filtration), vakum (vacuum filtration), tekanan
(pressure filtration), gaya sentrifugal (centrifugal filtration). Pemilihan filter ditentukan oleh,
sifat campuran, tingkat produksi besar atau kecil, kondisi proses, hasil yang diinginkan,
bahan konstruksi yang diperlukan.

Menurut prinsip pengalirannya filtrasi dapat dikelompokkan menjadi:


1. Gravity Filtration : Filtrasi yang cairannya dapat mengalir karena gaya gravitasi.
2. Pressure Filtration : Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
3. Vacum Filtration : Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan prinsip hampa
udara (penghisapan).

Filter Gravitasi (Gravity Filter) merupakan tipe yang paling tua dan sederhana. Filter ini
tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-
pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminer. Filter ini digunakan untuk proses fluida
dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya pada pemurnian air.

Prinsip kerja metode filter gravity atau filtrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi antara
lain:
1. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa
digunakan beton.
2. Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi
dengan pintu atau keran agar memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk
menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi.
3. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 kaki atau
lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai
media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang
dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur biasanya
digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi.
4. Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar (batu
atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan materi-materi
kecil yang ada di atasnya (pasir dan lain-lain).
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 43
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

5. Materi yang berbeda ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan


sehingga dapat bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk
menyediakan pori-pori dan kemampuan yang maksimal.

Pressure Filtration adalah suatu metode filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan
sebagai pengaruh utama dalam penyaringannya, contohnya adalah pada tipe plate and frame
filter. Alat ini akan bekerja berdasarkan driving force, yaitu perbedaan tekanan. Alat ini
dilengkapi dengan kain penyaring yang disebut filter cloth, yang terletak pada tiap sisi
platenya. Plate and frame filter digunakan untuk memisahkan padatan cairan dengan media
berpori yang meneruskan cairannya dan menahan padatannya. Larutan yang lolos dari filtrasi
disebut pula dengan filtrat, sedangkan padatan yang tertahan pada pelat disebut juga dengan
cake.

Vacum filtration merupakan teknik pemisahan zat padat dari pelarut atau suatu campuran.
Umpan dilewatkan melalui suatu filter dalam corong buchner. Udara dipompa keluar,
sehingga umpan tertekan ke bawah, zat padat tertinggal di corong buchner sedangkan, pelarut
terdorong ke penampung.

Selain itu adapun bagian-bagian dari alat filtrasi tersebut terdiri dari:
1. Press filter
Press filter terdiri atas elemen-elemen filter (hingga mencapai 100 buah) yang berdiri
tegak atau terletak mendatar, disusun secara berdampingan atau satu di atas yang lain.
Elemen-elemen ini terbuat dari pelat-pelat beralur yang dilapisi kain filter dan
disusun pada balok-balok luncur sehingga dapat digeser-geser. Dengan suatu sumbu
giling atau perlengkapan hidraulik, pelat-pelat itu dipres menjadi satu diantara bagian
alat yang diam (bagian kepala) dan bagian yang bergerak. Saluran masuk dan saluran
keluar terdapat dibagian kepala (untuk sistem tertutup) atau saluran keluarnya di
samping pelat-pelat (untuk sistem terbuka).
2. Filter putar
Filter putar terdiri atas sebuah tromol ayak yang berputar lambat dan terbagi dalam
sel-sel. Kain filter direntangkan pada permukaan tromol dan bagian bawah tromol
tercelup di dalam bak berisi suspensi yang harus dipisahkan. Putaran dikontrol oleh
bagian pengendali yang tidak bergerak di pusat. Dalam satu kali putaran, pada setiap
sel berlangsung berturut-turut:
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 44
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

a. penghisapan suspensi dan pembentukan kue filter


b. pencucian kue filter
c. penghilangan kelembaban dari kue filter
d. pelepasan dan penyapuan bersih kue filter
e. pembilasan kue filter
3. Sentrifugasi filtrasi
Alat-alat sentrifugasi filtrasi yang paling sederhana dan bekerja secara tidak kontinu,
terdiri atas sebuah keranjang ayak yang berputar cepat di dalam sebuah rumah.
Keranjang tersebut dapat terpasang vertikal (alat sentrifugasi ayun) atau horizontal
(alat sentrifugasi kupas) dan sisi dalamnya dilapis dengan media filter. Keranjang
dapat digerakkan dengan listrik atau secara hidraulik, secara langsung atau melalui
sebuah kopling penggerak awal.

Kriteria Pemilihan alat pada metode pemisahan filtrasi dapat di pengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
1. Jenis campuran, campuran gas-padat memerlukan ruang filtrasi dan luas permukaan
filter yang lebih besar daripada campuran cair-padat. Hal ini disebabkan volume gas
lebih besar dari pada cairan. Disamping itu pada campuran gas-padat hanya mungkin
digunakan beda tekanan yang kecil.
2. Jumlah bahan yang lolos dan tertahan, semakin besar jumlah campuran yang harus
difiltrasi, semakin besar daya filtrasi yang diperlukan dan dengan demikian juga
semakin besar luas permukaan total filter. Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat
berupa luas permukaan filter yang sebesar mungkin dengan ruang filter yang sekecil
mungkin.
3. Tekanan filtrasi (beda tekanan), tekanan filtrasi mempengaruhi jenis konstruksi dan
ukuran alat filtrasi.
4. Jenis operasi, konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang kontinue atau
yang tidak kontinue.
5. Pencucian, bila kue filter harus dicuci , diperlukan tambahan perlengkapan untuk
mencuci. Tergantung pada jenis cairan pencuci yang digunakan, yaitu apakah
mengandung air, mudah terbakar atau beracun, maka alat filtrasi harus dikonstruksi
dengan cara yang berbeda-beda (misalnya terbuka, tertutup, dengan perangkat
penghisap, dengan ruang-ruang terpisah).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 45
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

6. Sifat bahan yang di filtrasi, baik konstruksi maupun bahan yang dipakai untuk
membuat alat filtrasi tergantung pada bahan yang difiltrasi, apakah bersifat asam, basa,
netral, mengandung air, mudah terbakar, tahan api, peka terhadap oksidasi, steril, panas
atau dingin. Konstruksi dapat terbuka, tertutup atau dalam lingkungan gas inert.
7. Sifat filtrasi, apakah kue filter yang terbentuk dapat ditekan atau tidak dapat ditekan,
tergantung pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat. Sifat kue filter itu selanjutnya
mempengaruhi luas permukaan filter, tebal kue, beda tekanan, dan juga ukuran pori dari
media filter.

Pada proses filtrasi tentunya terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
keberhasilan proses itu sendiri, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1. Debit filtrasi (dimana debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya
filter secara efisien).
2. Konsentrasi (konsentrasi sangat memepengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi air
yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media ata akan
jadi clogging).
3. Temperatur (adanya perubahan suhu dari air yang akan di filtrasi, akan menyebabkan
massa jenis , viskositas akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan
memepengaruhi daya tarik menarik dianatara partikel halus, sehingga terjadi perbedaan
dalam ukuran besar partikel yang akan disaring.
4. Kedalaman media, ukuran dan material (pemilihan media dan ukuran merupakan
keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan
menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya
mempunyai daya saring yang sangat tinggi,tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang
lama).

Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan (keadaan tinggi muka air di atas media
berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air
yang cukup tinggi di atas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam
pori. Dengan muka pori yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 46
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Gambar 1. Skema Alat (Sumber: www.medicinescomplete.com)

Pinggan disusun silih berganti, diletakan secara vertikal pada rak logam dan kain dipasang
menutupi setiap bingkai dan dirapatkan dengan bantuan skrup atau ram hidrolik. Slurry
mengalir melalui saluran yang terpasang memanjang pada salah satu sudut rakitan. Dari
bidang ini, melalui saluran tambahan mengalir ke dalam masing-masing bingkai. Di sini zat
padat itu dapat melalui alur pada muka pinggan, sampai keluar dari filter press. Emulsi
(slurry) umpan dipompakan dari tangki pada tekanan 3 – 10 atm. Filtrasi dioperasikan hingga
tidak ada lagi zat cair yang keluar dan tekanan filtrasi akan naik dengan tajam. Hal ini dapat
terjadi bila bingkai sudah penuh dengan zat padat, sehingga emulsi tidak dapat lewat lagi.
Proses selanjutnya adalah pencucian, dengan cara mengalirkan cairan pencuci untuk
membersihkan.

Prinsip kerja filter press yaitu berdasarkan tekanan, bubur umpan masuk kedalam masing-masing
komponen dengan tekanan. Sehingga cairannya lewat melalui kanvas dan keluar melalui pipa
pengeluar dan meninggalkan ampas basah didalam ruang. Filtrasi sering dilakukan pada keadaan
bertekanan tetap dengan rumus :
t Cs Rm
 2 V
V 2 A (P) A(P) ................................ (2.1)

t
 Kp.V  B
V ........................................... (2.2)
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 47
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

(McCabe, 1993).

Dasar teori proses filtrasi batch pada tekanan konstan:

= V+ = Kp + B ........................ (2.3)

Dimana : Kp dalam (s/m6) (SI) dan B dalam (s/m3) (SI)

Kp = ...…….....…...………..…………(2.4)

B= ...………...…………..…………(2.5)

Cs = ...………..........….………..…………(2.6)

Keterangan:
t = waktu filtrasi ( s )
V = volume filtrat yang dihasilkan saat t ( m3 )
W = berat cake (kg)
 = koefisien tahanan cake (m/kg)
Rm = koefisien medium filter ( m-1)
μ = viskositas filtrat (Pa s atau kg/m s )
A = luas total medium filter ( m2)
ΔP = perbedaan tekanan ( N/ m2 atau kg/m s2 )
Cs = konsentrasi slurry ( kg/m3 )
(Geankoplis, 1993)

Keuntungan dari plate and frame filter press yaitu pekerjaannya mudah hanya memerlukan tenaga
terlatih biasa karena cara operasi alatnya sederhana, dapat langsung melihat hasil penyaringan yaitu
keruh atau jernih, dapat digunakan pada tekanan yang tinggi, penambahan kapasitas mudah cukup
dengan menambah jumlah plate dan frame tanpa menambah unit filter press, dapat digunakan untuk
penyaringan larutan yang mempunyai viskositas yang tinggi, dan dapat dipakai untuk penyaringan
larutan yang mengandung kadar koloid (kotoran) relatif rendah (Geankoplis, 1993).

Kerugian dari plate and frame filter press ini adalah kemungkinan bocor banyak dan operasinya
tidak kontinyu. Kerugian lain dari plate and frame filter press adalah tenaga kerja yang dibutuhkan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 48
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

banyak karena dibutuhkan untuk membongkar dan memasang filter, selain itu membutuhkan waktu
yang lama (Geankoplis, 1993).

Tahanan spesifik cake (α), selam proses berlangsung tebal cake akan bertambah dan laju filtrasi akan
menurun atau dapat juga dikatakan pertambahan volume cake sebanding dengan pertambahan
volume filtrat. Nilai tahanan medium penyaring (Rm) biasanya bernilai konstan, tidak bergantung
pada jumlah cara yang dihasilkan, sedangkan tekanan cake (Rc) bervariasi bergantung pada volume
cake yang telah di filtrasi. Untuk hubungan antara perbedaan tekanan dengan nilai α berdasarkan
teori yang telah ada pada filtrasi tekanan tetap, dimana persamaaannya adalah :

α= ...……………………...…………(2.7)

yang artinya disaat tekanan dinaikan maka nilai α akan naik, supaya tetap dapat mencegah padatan
terbawa dalam filtrat. Dan untuk hubungan antara perbedaan tekanan dengan nilai Rm pada filtrasi
tekanan tetap, dimana persamaannya :

Rm ...……………………...…………(2.8)

artinya disaat tekanan dinaikan, nilai Rm akan semakin besar agar dapat menyaring/memisahkan
padatan dengan sempurna (Chandra, 2014).
Untuk tekanan konstan, α konstan dan cake yang tidak dapat dimampatkan (incompressible), maka
variabelnya hanya V dan t, sehingga integrasi:

∫ ∫ ...……………………...…(2.9)

t= V2 + B V ...……………………...………(2.10)

= V + B ...……………………...…………(2.11)

Laju alir filtrat dapat ditentukan dengan persamaan dasar :

...……...............…………......(2.12)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 49
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Variabel-variabel yang mempengaruhi laju filtrasi :


1. Perbedaan Tekanan aliran umpan masuk dan tekanan filtrat keluar (-∆P)
2. Viskositas cairan (µ)
3. Luas media filter / frame (A)
4. Tahanan cake (Rc) dan tahanan medium filter (Rm)
(Geankoplis, 1993).

Sifat fisik dan kimia kapur (CaCO3) adalah berbentuk serbuk, berwarna putih tidak berbau, tidak
memiliki rasa. Titik lebur adalah 1517-2442 oF, pH adalah 8-9 ketika dalam air. Penguapan 0% larut
dalam asam asetat, asam sitrat, dan alumunium klorida. Menyebabkan iritasi kulit dan mata. Dapat
diperburuk oleh paparan bahan yaitu pada gangguan sistem darah, saluran pencernaan, hormonal,
ginjal, dan metabolik (Reyhan, 1998).

Air adalah senyawa kimia dengan rumus H2O tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kondisi standar pada tekanan 100 kPa dan suhu 0 oC. Dapat melarutkan banyak zat kimia, air akan
berbahaya jika mengandung bahan kimia beracun (Oxtoby, 2001).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 50
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Alat Yang Digunakan :

1. Rangkaian alat filter press


2. Filter cloth
3. Neraca analitik
4. Timbangan
5. Ayakan
6. Viscometer
7. Bulb
8. Picnometer 25 mL
9. Oven
10. Penggaris
11. Beaker glass 1000 mL
12. Gelas ukur 50 mL
13. Selang
14. Ember
15. Corong
16. Kompresor
17. Stopwatch
18. Kunci pas

Bahan yang Digunakan


1. CaCO3
2. Air

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 51
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Rangkaian Alat

Gambar 3. Rangkaian Alat Filtrasi


Keterangan:
A. Motor pengaduk
B. Tangki berpengaduk
C. Kran udara tekan
D. Manometer
E. Kran recycle
F. Kran drainase
G. Kran feed
H. Saluran keluar filtrat
I. Plate dan frame

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 52
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

Berikut ini alur percobaan yang akan dilakukan

Gambar 4. Diagram Alir Percobaan

Prosedur Pelaksanaan
a. Disiapkan rangkaian alat filtrasi
b. Ditimbang piknometer kosong dan piknometer yang berisi aquadest
c. Diukur viskositas aquadest dengan menggunakan viskometer
d. Ditimbang filter cloth dengan neraca analitik
e. Ditimbang padatan CaCO3 sebanyak 300 gram
f. Dimasukkan air sebanyak 10 liter kedalam tangki berpengaduk
g. Dimasukkan padatan CaCO3 sebanyak 300 gram yang telah ditimbang
h. Ditutup rapat tangki berpengaduk hingga tidak ada celah untuk udara keluar
i. Dinyalakan motor pengaduk sampai padatan CaCO3 dan air tercampur rata selama 2 – 3
menit
j. Dinyalakan kompresor untuk menambah tekanan di dalam tangki berpengaduk sebesar 2
bar
k. Dimatikan motor pengaduk dan kompresor
l. Dibuka kran agar fluida yang ada dalam tangki berpengaduk mengalir ke arah plate dan
frame dengan menjaga tekanan tetap konstan sebesar 0,6 bar
m. Ditampung filtrat dan dihitung debit filtrat setiap 1 liter (dalam satuan per detik) hingga air
di dalam tangki berpengaduk habis

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 53
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

n. Dikosongkan tekanan di dalam tangki berpengaduk


o. Diukur densitas dan viskositas dari filtrat yang tertampung
p. Dibuka plate dan frame lalu diambil filter cloth yang berisi cake
q. Diratakan cake dan dihitung ketebalannya
r. Dibungkus cake dengan menggunakan filter cloth
s. Dikeringkan cake beserta filter cloth di dalam oven pada suhu 100 oC selama 12 jam
t. Ditimbang cake beserta filter cloth yang telah kering
u. Diulangi langkah d – t dengan tekanan konstan yang berbeda yaitu 0,8 bar dan 1,0 bar

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 54
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, C.J., (1993), Transport Process and Unit Operations, 2nd Edition, Boston: Allyn
and Bacon Inc.
Larian, M.G., 1958, Fundamentals of Chemical Engineering Operations: Prentice Hall, Inc. Mc
Cabe, W.L., (1993), Unit Operation of Chemical Engineering, 5th Edition, Singapore:Mc-Graw
Hill Book Co.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 55
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH

Pada lampiran ini ditunjukkan contoh tabel data praktikum yang dapat diisi beberapa variasi
yang mungkin dilakukan, namun variasi ini bersifat tidak tetap bergantung pada penugasan
dari dosen yang terkait.
Tabel 1. Variasi Percobaan
Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run ..
Jenis media penyaring Jeans Jeans Jeans Jeans
% padatan (W/W) 3 3 5 5
Putaran motor (RPM) 300 300 500 500
 P (psig) 3 3 5 5
Jumlah Plate & Frame 3 3 5 5
Luas Frame (m2)
Massa cawan kosong (g)
Massa cawan + cake basah (g)
Massa cawan + cake kering (g)

Tabel 2. Data Pengamatan


Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run …
t (s) V t (s) V t (s) V t (s) V t (s) V
(mL) (mL) (mL) (mL) (mL)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 56
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN

Semua Perhitungan yang dilakukan ditampilkan dibagian ini


Menghitung ρ (densitas) filtrat
Dari tabel Geankoplis A.2-3 (density of liquid water)
ρ air pada ……oC = ………gr/cm3
massa aquadest = (Massa pikno + aquadest) – (massa pikno kosong)
= ( ….....–…….) gr = …….gr
massa filtrat = (Massa pikno + filtrat – (massa pikno kosong)
= (……–……..) gr = ……gr
volume pikno = volume aquadest
m
= aquadest =
aquadest
= ............... cm3
mfiltrat
ρ filtrat = =
vpiknometer
= ............... gr/cm3

2. Menghitung µ (viskositas) filtrat


Dari tabel Geankoplis A.2-4 Viscosity of Liquid Water
µ aquadest pada ……. oC = ……..cP = ............... kg/m.s
Waktu turun aquadest pada viskometer = .......... s
Waktu turun filtrat pada viskometer =… .......... s
 filtrat  t filtrat  aquadest
µ filtrat =
aquadest  taquadest
= .......................... kg/m.s

3. Menghitung data percobaan


a. Data Percobaan I
Tabel.3 Data perhitungan filtrasi percobaan I
Volume filtrat (m3) Waktu t/V
No. X.Y X2
(X) (s) (Y)
1
2
3
4
5
6
7
8
9

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 57
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

10
11
12
13
14
15
16
17
18

Persamaan regresi data percobaan I


t Cs  Rm
 2 
V 2 A (P) A(P)
t
misal  Kp.V  B
V
dengan
n(xy)  xy
Kp 
nx 2  (x)2
= …………….
y  Kpx
B
n
= ………………
t
Persamaan regresi menjadi : = ……………….V + …………….
V
Dengan :
∆Р = .............. Pa
L = ……….cm = ............. m
D = ………. cm = .............. m
A = ¼ π D2 = .............m2
V = ............. m3
µ = ............. kg/m.s
W = ……….gr = ............. kg

a) Menghitung harga Cs
W ………. kg
Cs  =  ………. kg/m3
V ……….m3
b) Menghitung harga α
Cs
Dari gradien grafik Kp 
2A 2 (P)
Kp  2A 2 (P)

Cs
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 58
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

α = .............. m/kg

3) Menghitung Rm
Rm
Dari intercept grafik =B
A(P)
B  A(P)
Rm = 

Rm = .............. m-1

Data Percobaan II
Tabel.3 Data perhitungan filtrasi percobaan II
Volume filtrat (m3) Waktu t/V
No. X.Y X2
(X) (s) (Y)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Persamaan regresi data percobaan II


t Cs  Rm
 2 
V 2 A (P) A(P)
t
misal  Kp.V  B
V
dengan
n(xy)  xy
Kp 
nx 2  (x)2
= ……….
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 59
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

y  Kpx
B
n
= ……….

t
Persamaan regresi menjadi : = ……….V + ……….
V
Dengan :
∆Р = .............. Pa
L = ……….cm = ............. m
D = ………. cm = .............. m
A = ¼ π D2 = .............m2
V = ............. m3
µ = ............. kg/m.s
W = ……….gr = ............. kg

1. Menghitung harga Cs
W kg
Cs  = ............. 3  ............. kg/m3
V .............m

2. Menghitung harga α
Cs
Dari gradien grafik Kp 
2A 2 (P)
Kp  2A 2 (P)

Cs

α= m/kg

3. Menghitung Rm
Rm
Dari intercept grafik =B
A(P)
B  A(P)
Rm = 

Rm = m-1
Data Percobaan III
Tabel.4 Data perhitungan filtrasi percobaan III
Volume filtrat (m3) Waktu t/V
No. X.Y X2
(X) (s) (Y)
1
2
3
4
5
6
7
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 60
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Persamaan regresi data percobaan III


t Cs  Rm
 2 
V 2 A (P) A(P)
t
misal  Kp.V  B
V
dengan
n(xy)  xy
Kp 
nx 2  (x)2
=
y  Kpx
B =
n
t
Persamaan regresi menjadi : = V+
V
Dengan :
∆Р = .............. Pa
L = ……….cm = ............. m
D = ………. cm = .............. m
A = ¼ π D2 = .............m2
V = ............. m3
µ = ............. kg/m.s
W = ……….gr = ............. kg

1. Menghitung harga Cs
W .............. kg
Cs  =  ............ kg/m
3
3
V .............m
2. Menghitung harga α
Cs
Dari gradien grafik Kp 
2A 2 (P)
Kp  2A 2 (P)
 = m/kg
Cs
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 61
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

3. Menghitung Rm
Rm
Dari intercept grafik =B
A(P)
B  A(P)
Rm = 

Rm = m-1

P Α

Grafik Hubungan antara α dengan Tekanan (-P)

P Rm

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 62
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

GRafik Hubungan antara Rm dengan Tekanan (-P)

Grafik Hubungan antara t/V dengan Volume Filtrasi

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 63
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN III
TAHUN AJARAN 2022/2023 FILTRASI

LAMPIRAN C
DATA SPESIFIKASI DAN LITERATUR

Tabel 3. Densitas dan Viskositas Air pada Berbagai Temperatur


Temperatur (oC) Densitas (kg/m3) Viskositas (kg/m.s)
23 997.62 0.000933
24 997.38 0.000911
25 997.13 0.000891
26 996.86 0.000871
27 996.59 0.000852
28 996.31 0.000833

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 64
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

PERCOBAAN 4
SEDIMENTASI

Tujuan Praktikum

1. Memahami proses sedimentasi.


2. Membuat kurva hubungan antara kecepatan pengendapan dengan konsentrasi padatan
pada operasi sedimentasi

Diskripsi

Praktikum sedimentasi mengajarkan tentang pengamatan, pengambilan keputusan dan analisis


data pada fenomena-fenomena yang biasa terjadi pada proses pengendapan berdasarkan
pengaruh konsentrasi padatan terhadap kecepatan pengendapan.

Landasan Teori

Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan/mengendapkan zat-zat


padat atau tersuspensi non koloid dalam air. Pengendapan material yang dibawa oleh angin,
air, atau gletser. Semua hasil erosi akan diendapkan disuatu tempat, baik di sungai, lembah,
lereng pegunungan ataupun dasar laut yang dangkal. Kadang kala hasil sedimentasi kembali
mengalami erosi (Dunbar, 1957).

Prinsip percobaan sedimentasi pemisahan secara mekanik menjadi dua bagian, yaitu slurry
(endapan) dan supernatant (beningan). Memanfaatkan gaya grafitasi dengan mendiamkan
suspense hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).

Kecepatan sedimentasi didefinisikan sebagai laju pengurangan atau penurunan ketinggian


daerah batas antara slurry (endapan) dan supernatant (beningan) pada suhu seragam untuk
mencegah pergeseran fluida karena Konveksi. Pada keadaan awal, konsentrasi slurry seragam
di seluruh bagian tabung. Kecepatan sedimentasi konstan, terlihat pada grafik hubungan
antara ZL dan tL membentuk garis lurus untuk periode awal (dZ/dt=V=konstan ). Periode ini

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 65
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

disebut free settling, dimana padatan bergerak turun hanya karena gaya gravitasi. Kecepatan
yang konstan ini disebabkan oleh konsentrasi di lapisan batas yang relatif masih kecil,
sehingga pengaruh gaya tarik-menarik antar partikel, gaya gesek dan gaya tumbukan antar
partikel dapat diabaikan. Partikel yang berukuran besar akan turun lebih cepat, menyebabkan
tekanan ke atas oleh cairan bertambah, sehingga mengurangi kecepatan turunnya padatan
yang lebih besar. Hal ini membuat kecepatan penurunan semua partikel (baik yang kecil
maupun yang besar) relatif sama atau konstan (McCabe, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan


a. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan meningkatnya suhu
maka pembentukkan endapan akan berkurang disebabkan banyak endapan yang berada
pada larutannya.
b. Sifat Alami Pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti
alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat
dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki
kapasitas yang bebeda dalam melarutkan suatu zat,begitu juga dengan zat yang berbeda
memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
c. Pengaruh Ion Sejenis
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion
sejenis dibandingkan dalam air saja.
d. Pengaruh pH
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh
pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya.
e. Pengaruh Hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan
+
konsentrasi H dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami
hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
f. Pengaruh Ion Kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 66
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :


1. Cara Batch
Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch paling
mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah. Mekanisme sedimentasi
batch pada suatu silinder / tabung bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1 . Mekanisme Sedimentasi Batch


Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan

Gambar di atas menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan
partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap
dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona D yang
terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada zona
transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah
dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B
adalah daerah konsentrasi seragam, dengan komsentrasi dan distribusi sama dengan
keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A yang merupakan cairan bening.

Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar 2. b, c,


d). Zona A dan D bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C dan
transisi hilang, semua padatan berada di zona D. Saat ini disebut critical settling point,
yaitu saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan endapan (Foust, 1980)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 67
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

2. Cara Semi-Batch
Pada sedimentasi semi-batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk saja.
Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan yang
keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Mekanisme Sedimentasi Semi-Batch


Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 68
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

3. Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan secara
kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme
sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Mekanisme Sedimentasi Kontinyu


Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan

Selama proses ini berlangsung, terdapat tiga gaya yang berpengaruh :


a. Gaya Gravitasi
Gaya ini bisa dilihat pada saat terjadi endapan atau mulai turunya pertikel padatan
menuju kedasar tabung untuk membentuk endapan. Hal ini terjadi karena massa jenis
partikel padatan lebih besar dari massa jenis fluida.
Fg = m . g
b. Gaya Apung
Gaya apung terjadi jika massa jenis partikel lebih kecil dari massa jenis fluida. Sehingga
partikel padatan berada pada permukaan cairan,
Fa = Mf . g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 69
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

c. Gaya Dorong
Gaya dorong terjadi pada saat larutan dipompakan ke dalam tabung. Larutan ini akan
terdorong pada ketinggian tertentu. Gaya dorong dapat juga kita lihat pada saat mulai
turunya partikel padatan karena adanya gaya Gravitsi, maka fluida akan memberikan
gaya yang besarnya sama dengan berat padatan itu sendiri. Gaya inilah yang disebut
gaya dorong dan juga gaya yang memiliki arah yang berlawanan dengan gaya gravitasi
F=K= =

Aplikasi sedimentasi banyak digunakan, antara lain :


1. Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambil senyawa magnesium dari air laut.
2. Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada pabrik
gula.
3. Pengolahan air sungan menjadi boiler feed water.
4. Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip
perbedaan terminal velocity.

Percobaan sedimentasi dapat dilakukan di laboratorium, seperti skema berikut:

Gambar 4. Skema Percobaan Sedimentasi

Kecepatan sedimentasi adalah kecepatan turunnya bidang batas A-B. Pada periode awal,
kecepatan sedimentasi mempunyai nilai maksimum dan kecepatan ini disebut sebagai free
settling velocity. Semakin pekat atau konsentrasi padatan semakin besar maka kecepatan
sedimentasi semakin lambat, karena ada saling pengaruh antar partikel, dan kecepatan ini
disebut hindered settling velocity.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 70
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Kalau ditinjau suatu titik dengan konsentrasi tetap = C, maka posisi titik itu makin lama
makin tinggi. Hal ini menunjukkan seolah-olah tinggi padatan naik dengan kecepatan VL.
Skema peristiwa ini dapat dilihat pada gambar 2.

Dimana :
V : Kecepatan partikel relatif terhadap tabung pada konsentrasi C
VL : Kecepatan naiknya padatan dalam zone
V + VL : Kecepatan pengendapan relatif terhadap tebal zone

Neraca massa padatan pada zone dengan konsentrasi C sampai dengan C + ΔC, A = Luas
penampang tabung
Input = Output
( +)
( +)
+)
( +)
C+(
(C + C)
+)
+ C C +) C
(
(

C+ C C

Untuk → 0 dan ΔC → 0 maka,


d
C dC

Oleh karena V = f (C) dan V adalah kecepatan pengendapan untuk konsentrasi slurry sebesar
C, maka nilai:
C = tetap
dV = tetap
dC
= tetap

Hubungan V = f ( C ) ditentukan berdasarkan data sedimentasi batch berupa tinggi bidang


batas jernih ( Z ) dan waktu sedimentasi (t).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 71
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Ditinjau pada kecepatan sedimentasi = VL, maka konsentrasi slurry pada kecepatan itu adalah
CL. Nilai VL merupakan slope kurva Z versus t pada posisi Z – ZL dan waktu t – tL. Secara
grafis ditunjukkan sebagai berikut:

Z0

Title Zi
Axis

ZL

tL Axis Title t

Gambar 10. Penentuan Kecepatan Sedimentasi Secara Grafis


i
( t )

Nilai CL dievaluasi dengan cara meninjau suatu zone dengan konsentrasi CL. bergerak ke atas dengan kecepatan . Mula-mula zone itu berada di dasar
tabung, maka:
t

Pada saat awal t = 0, semua partikel berada di atas zone dengan konsentrasi CL. Tetapi pada
saat t = tL, semua partikel berada di bawah zone itu.
C
(+)C t 0 0
Dimana :
Z0 : Tinggi slurry mula-mula
C0 : Konsentrasi slurry mula-mula

C
0 0
C
(
+
t

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 72
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Substitusi persamaan (3) dan (4) ke persamaan (6) sehingga diperolah persamaan (7)
C
0 0
C
i

Dimana :
Z0 : Tinggi slurry mula-mula
C0 : Konsentrasi slurry mula-mula
Zi : Tinggi slurry saat t

Alat yang Digunakan

1. Gelas ukur 500 mL


2. Beaker glass 500 mL
3. Batang pengaduk
4. Neraca analitik
5. Penggaris
6. Sendok
7. Stopwatch
8. Senter
9. Piknometer
10. Ayakan

Bahan yang Digunakan


1. CaCO3

2. Tawas
3. Pasir
4. Aquadest

Prosedur Pelaksanaan
a. Ayak kapur secukupnya dan dicatat diameter rata-ratanya.
b. Disiapkan gelas beaker 500 mL
c. Dibuat suspensi campuran kapur dan air dengan proporsi (konsentrasi) 15% berat tanpa
tawas
d. Dimasukkan larutan ke dalam gelas ukur 500 mL
e. Diaduk campuran hingga homogen
f. Diamati dan dicatat penurunan tinggi sedimentasi setiap 60 detik menggunakan stopwatch

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 73
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

g. Diulangi langkah a-f dengan menggunakan variabel CaCO3 proporsi 15% berat dengan

tawas 2% berat
h. Diulangi langkah a-g dengan menggunakan variabel pasir

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 74
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Analisa Perhitungan

1. Percobaan 1
Massa total =
= ….gram/mL x ….mL
= …. gram
Massa kapur 15%
%w =

w = …. gram

a. Menghitung konsentrasi mula-mula (Co)

…. gram/mL
b. Menghitung kecepatan sedimentasi (VL)
Untuk Zi = cm
ZL = cm
tL = detik
VL

= …. cm/s
c. Menghitung konsentrasi slurry pada kecepatanVL (CL)
CL =

= ….gram/mL
Untuk data yang lain analog dengan perhitungan tersebut, sehingga diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut :

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 75
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN IV
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEDIMENTASI

Tabel . 2 Harga VL dan CL untuk CaCO3 %w


tL ZL Zi VL CL
(detik) (cm) (cm) (cm/detik) (gram/mL)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 76
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

PERCOBAAN 5
EKTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fraksi NaOH dalam ekstrak dan air secara matematis.
2. Mengetahui fraksi CaCO3 dalam rafinat secara matematis.
3. Menghitung jumlah tahap yang terbentuk agar terjadi titik kesetimbangan
(konstan).

Deskripsi
Melalui praktikum ini maka praktikan dapat mengetahui cara pemisahan
menggunakan metode leaching (ektraksi padat-cair), khususnya pada operasi
campuran Na2CO3 dan CaO yang menghasilkan komponen ekstrak yang

mengandung CaCO3 yang merupakan inert. Selain itu praktikan juga dapat
menganalisa kandungan yang terdapat dalam campuran pada hasil pemisahannya
dan dapat menentukan jumlah tahap yang terbentuk hingga terjadi kesetimbangan.

Landasan Teori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisis hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan seemikian rupa hingga memenuhi standar baku yang
ditetapkan. Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antara
lain:
1. Kapasitas produksi mesin
2. Jenis bahan baku
3. Kandungan zat aktif bahan
4. Pelarut yang dipakai sesuai dengan kandungan zat aktif
(Firmansyah, 2010).

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 77
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah suatu proses pemisahan zat padat


yang solute dari suatu campurannya dengan padatan lain yang tidak larut (inert)
dengan menggunakan pelarut (solvent). Hingga kini teori tentang leaching masih
kurang, misalnya mengenai laju operasi yang belum banyak diketahui, sehingga
untuk merancang peralatannya sering hanya didasarkan pada hasil percobaan. Jadi
dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara penyelenggaraan leaching
(penyeduhan) dan menunjukkan pengaruh beberapa variabel operasi terhadap
kerja sistem operasi.

Menurut Coulson (1955), ada empat faktor penting yang secara dominan
mempengaruhi laju ekstraksi yaitu :
1. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran solute, akan semakin mudah mengekstraksinya selain
itu hendaknya ukuran butiran partikel tidak memiliki range yang jauh satu
sama lain, sehingga setiap partikel akan menghabiskan waktu ekstraksi yang
sama.
2. Pelarut (Solvent)
Pelarut harus mempunyai selektifitas tinggi, artinya kelarutan zat yang ingin
dipisahkan dalam pelarut harus besar, sedangkan kelarutan dari padatan
pengotor kecil atau diabaikan. Dan viskositas pelarut sebaiknya cukup rendah
sehingga dapat bersirkulasi dengan mudah.
3. Temperatur
Dalam banyak kasus, kelarutan material yang diekstraksi akan meningkat
dengan naiknya temperatur, sehingga laju ekstraksi semakin besar. Koefisien
difusi diharapkan meningkat dengan naiknya temperatur untuk memberikan
laju ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Agitasi fluida
Agitasi fluida (solvent) akan memperbesar transfer material dari permukaan
padatan ke larutan. Selain itu agitasi dapat mencegah terjadinya sedimentasi

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 78
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

Leaching ialah suatu perlakuan istimewa dalam satu atau lebih komponen
padatan yang terdapat dalam larutan. Dalam unit operasi, leaching merupakan
salah satu cara tertua dalm industri kimia, yang pemberian namanya tergantung
dari cara yang digunakan. Industri metalurgi ialah pengguna terbesar operasi
leaching ini. Dalam penggunaan campuran mineral dalam jumlah besar dan tak
terhingga, leaching dipakai sebagai pemisah. Contoh, tembaga yang terkandung
dalam biji besi dileaching dengan asam sulfat atau amoniak, dan emas dipisahkan
dengan larutan sodium sianida. Leaching memainkan peranan penting dalam
proses metalurgi aluminium, cobalt, mangan, nikel dan timah.

Operasi leaching melibatkan proses batch dan semi batch, sama baiknya
jika menggunakan operasi steady state. Dalam tiap operasinya, terdapat peralatan
yang berbeda-beda. Operasi unsteady state dimana padatan dan cairan berkontak
dalam sebuah bejana dimana padatan tersebut mengapung di atas cairan (metode
semi batch) partikel biasanya tercampur dengan menggunakan metode perkolasi,
dimana padatan tersebar merata dan dapat terdispersi sempurna dalam cairan
tersebut dengan bantuan pengaduk.

Menurut Treybal (1981), ada beberapa jenis metode operasi leaching,


yaitu:
1. Operasi dengan sistem bertahap tunggal
Dalam metode ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus
dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini
jarang ditemui dalam operasi industri, karena perolehan solute yang rendah.
2. Operasi sistem bertahap banyak aliran silang (cross current)
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam
tahap pertama. Kemudian aliran bawah dari tahap ini di kontakkan dengan
pelarut baru pada tahap berikutnya. Perhitungan untuk penambahan stages
merupakan pengulangan dari prosedur untuk single stage, dengan leached
solids dari stage sebelumnya menjadi umpan padat untuk berikutnya.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 79
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

3. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan


(countercurrent)
Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi
ini dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat, yang
merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada
tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru
dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini memungkinkan
didapatkannya perolehan solute yang tinggi, sehingga banyak digunakan di
dalam industri.

Menurut Geankoplis (1993), mekanisme ekstraksi padat-cair terbagi


menjadi:
1. Single Stage Leaching

V1, X1 V2, X2
slurry

L0, N0, Y0, B L, N, Y1, B

Gambar 6.1 Aliran Proses untuk Single-Stage Leaching


Persamaan neraca massanya hampir sama dengan ekstraksi cair-cair, yaitu:

L0 V2  L1 V1  M........ (6.1)


L0 Y0 V2 X2  L1 YA1 V X A1 M X AM........ (6.2)

BN0 L0 0 N1 L1 0 NM M........ (6.3)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 80
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

2. Countercurrent Multi Stage Leaching

exit overflow leaching solvent


Vn+1
V V V V V VN+1

X XN+1

Yo, N0, L0, X N, N N, L N,


L1 L2 Ln-1 LN LN+1
B0 B
feed solid underflow streams
leached solids

Gambar 6.2 Aliran Proses Countercurrent Multi Stage Leaching


Neraca massa keseluruhan dan neraca massa komponen solute A mulai
dibentuk pada n stage pertama:
Vn+1 + L0 = V1 +Ln ........ (6.4)
Vn+1 Xn+1 + L0 Y0 = V1 X1 +Ln Yn ........ (6.5)
1 VX LX
Xn+1 = Yn  1 1 0 0 ........ (6.6)
1(V L )/L LVL
1 0 N n 1 0

Alat dan Deskripsi Alat


- Beaker Glass 500 mL - Erlenmeyer 100 mL
- Buret 50 mL - Pipet mohr 5 mL
- Pengaduk - Neraca analitik
- Statif dan Klem - Gelas arloji
- Piknometer 25 mL - Cawan
- Gelas ukur 10, 100 dan 250 mL - Botol semprot
- Pipet tetes - Stopwatch
- Pipet volume 10 mL - Labu ukur 250 mL
- Bulb - Oven
- Buchner Funnel - Pompa Vakum
- Magnetic Stirrer - Hot Plate

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 81
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

Gambar 6.3 Mekanisme Percobaan Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Natrium Karbonat (Na2CO3)
- Kalsium Oksida (CaO)
- Asam klorida (HCl) 0,5 N
- Indikator Phenolphthelein (C20H14O4)
- Akuades

Prosedur Kerja
A. Membuat larutan HCl 0,5 N sebanyak 500 mL.
a. Memasukkan sedikit akudes ke dalam labu ukur 500 mL.
b. Mengambil larutan HCl pekat (37%) sebanyak 20,7245 mL, memasukkannya
ke dalam labu ukur 500 mL.
c. Menambahkan akuades sampai tanda batas.
d. Mengocok larutan sampai homogen.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 82
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

B. Proses Ekstraksi
a. Menimbang gelas piala, cawan porselin, dan piknometer dalam keadaan
kosong.
b. Menimbang Na2CO3 sebanyak 13 gram, memasukkan ke dalam gelas piala.
c. Menimbang CaO sebanyak 6,8656 gram, mencampurnya dengan Na2CO3 dan
menambahkan akuades sebanyak 2,2068 mL ke dalam gelas piala yang sama.
d. Menambahkan pelarut (air) sebanyak 300 mL.
e. Mengaduk larutan tersebut selama 10 menit.
f. Mendiamkan selama 7 menit.
g. Memisahkan ekstrak dan rafinatnya.

C. Proses Analisa
1) Ekstrak
a. Mengukur volume ekstrak dan mengambilnya sebanyak 25 mL dan
memasukkannya ke dalam piknometer.
b. Menimbang piknometer + ekstrak.
c. Menghitung densitas ekstrak.
d. Mengambil 10 mL ekstrak kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
e. Menambahkan 1 tetes indikator PP.
f. Menitrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah
muda menjadi bening dan mencatat volume titrannya.

2) Rafinat
a. Menimbang berat rafinat dalam gelas piala.
b. Mengambil sedikit rafinat dan memasukkannya ke dalam cawan porselin
kemudian menimbang kembali.
o
c. Mengeringkan ke dalam oven pada suhu 100 C selama 10 menit.
d. Mendinginkan rafinat di dalam desikator kemudian menimbang rafinat
tersebut.
e. Pada stage berikutnya, percobaan dilakukan sesuai mekanisme pada gambar
6.3

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 83
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

Analisa Perhitungan
1. Perhitungan Jumlah Umpan (Feed Fresh)
Diketahui : m Na2CO3 = gram
BM Na2CO3 = g/mol
BM CaO = g/mol
BM H2O = g/mol
ρ H2O = g/mL
Ditanya : Massa CaO dan volume H2O yang digunakan?
Jawab :
Reaksi : Na2CO3 + CaO + H2O 2NaOH + CaCO3
m NaCO g
mol Na2CO3 = 2 3  ........... mol
BM Na CO g / mol
2 3

1
mol CaO = x mol  mol
1
massa CaO = mol CaO x BM CaO
=……mol x……g/mol
= ……g

mol H2O 1 ..mol  ..mol


= x ..............................
1

massa H2O = mol H2O x BM H2O


=……mol x……g/mol
= ……g

Volume H2O= massa H2O  g ................ mL


 H2O g / mL

2. Perhitungan Volume HCl


Diketahui : HCl 37%
N2 = ……N
V2 =……mL
ρHCl =……g/mL

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 84
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

BM HCl =……g/mol
Ditanya : Volume HCl yang digunakan (V1)?
Jawab :
 HCl x % HCl x1000 mL g / mL x .......x .......... mL
N1
=  ........ g / mol  .mol
BM HCl ........
N1
.V N .V
1 2 2
N .V
V122
N1
V  ......mol . ..........mL
1
mol
...........
V  .................. mL
1

3. Analisa Ekstrak dan Rafinat pada Setiap Stage


Stage 1: F
(Na2CO3+CaO+H2O)

P1(H2O) 1 E1 (ekstrak)

A. Analisa Ekstrak R1 (Rafinat)

Diketahui: V2 = mL
N1 = N
V1 = mL
VP = mL
ρ H2O = g/mL
Vekstrak = mL
Berat = g
ρ ekstrak = g/mL
R1 = g
Rbasah = g
Rkering = g
F (H2O) = g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 85
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

 
Perhitungan Konsentrasi NaOH

Konsentrasi NaOH (N2) = V1 x N1  .........mL x ......... N ........... N


V2 .........mL


Berat Ekstrak (E1)= Vekstrak x ρekstrak
= mL x g/mL
= g
P1 (H2O) = VP x ρ H2O
= mL x g/mL
= g

R1(H2O) R 1
=R x Berat H 2O dalamRafinat
basah

........ g
= .......... ...g x .......... .g

= g


Neraca Massa
P1 (H2O) + F (H2O) = E1(H2O) + R1(H2O)
E1(H2O) = P1 (H2O) - R1(H2O)
= g+ g– g
= g

 
Berat NaOH dalam Ekstrak
E1(NaOH) = E1 - E1(H2O)
= g– g
= g
 
Fraksi Berat NaOH dalam Ekstrak
E1 (NaOH) ............g
X1 (NaOH) = E  ..........g 
1

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 86
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

B. Analisa dalam Rafinat


 
Berat CaCO3 dalam Rafinat
R1(CaCO3) = R1 - R1(H2O)
= g– g
= g

Fraksi Berat CaCO3 dalam Rafinat
R1(CaCO )  ........g 
X2 (CaCO3) = 3
R1 .........g

Stage 2:
R1

E
P2(H2O) 2 2

R2
A. Analisa Ekstrak
Diketahui : VP = mL
ρ H2O = g/mL
Vekstrak = mL
R2 = g
Rbasah = g
Rkering = g
Berat (H2O) = g

P2 (H2O) = VP x ρ H2O
= mL xg/mL
= g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 87
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

R2(H2O) R 2
=R x Berat H 2O dalamRafinat
basah

= ........ g x ..........g
........ g
= g


Neraca Massa
P2 (H2O) + R1 (H2O) = E2(H2O) + R2(H2O)
E2(H2O) = P2 (H2O) + R1 (H2O) – R2(H2O)
= g+ g– g
= g
B. Analisa Rafinat

Berat CaCO3 dalam Rafinat
R2(CaCO3) = R2 – R2(H2O)
= g– g
= g
C. Analisa Fraksi Berat

Fraksi Berat CaCO3 dalam Rafinat
X2 (CaCO3) = R2 (CaCO3 )  g .............
R ..........g
2

Stage 3:
F

E E
2 3 3

R3
A. Analisa Ekstrak
Diketahui : V2 = mL
N1 = N
V1 = mL
E2 (H2O) = mL

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 88
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

ρ H2O = g/mL
Vekstrak = mL
ρ ekstrak = g/mL
R3 = g
Rbasah = g
Rkering = g
Berat (H2O) = g
F (H2O) = g

 
Perhitungan Konsentrasi NaOH
V x N  .........mL x ....... N  N
Konsentrasi NaOH (N2) = 1 1
V ........mL
2


Berat Ekstrak (E3) = Vekstrak x ρekstrak
= mL x g/mL
= g

R3(H2O)
R 3 x Berat H O dalamRafinat
=
R 2
basah

= .....g x ......g
.....g
= g

Neraca Massa
E2 (H2O) + F (H2O) = E3(H2O) + R3(H2O)
E3(H2O) = E2 (H2O) + F (H2O) – R3(H2O)
= g+ g– g
= g
 
Berat NaOH dalam Ekstrak
E3(NaOH) = E3 - E3(H2O)
= g– g
= g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 89
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

B. Analisa Rafinat

Berat CaCO3 dalam Rafinat
R3(CaCO3) = R3 – R3(H2O)
= g– g
= g
C. Analisa Fraksi Berat

Fraksi Berat NaOH dalam Ekstrak
E (NaOH)  ..........g 
X3 (NaOH) = 3
E ..........g
3


Fraksi Berat CaCO3 dalam Rafinat
R (CaCO )  .........g 
X3 (CaCO3) = 3 3
R .......... g
3

Stage 4:
R2 (H2O)

E
P4 4 4

R4
A. Analisa Ekstrak
Diketahui : VP = mL
ρ H2O = g/mL
R4 = g
Rbasah = g
Rkering = g
Berat (H2O) = g
P4 (H2O) = VP x ρ H2O
= mL xg/mL
= g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 90
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

R4(H2O) R 4 x Berat H O dalamRafinat


=
R 2
basah

.......g
= x ........g
........g
= g

Neraca Massa
P4 (H2O) + R2 (H2O) = E4(H2O) + R4(H2O)
E4(H2O) = P4 (H2O) + R2 (H2O) – R4(H2O)
= g + g –g
= g
B. Analisa Rafinat

Berat CaCO3 dalam Rafinat
R4(CaCO3) = R4 – R4(H2O)
= g– g
= g
C. Analisa Fraksi Berat

Fraksi Berat CaCO3 dalam Rafinat
R (CaCO )  ........g 
X4 (CaCO3) = 4 3
R .......g
4

Stage 5:
R3

E4 5 E5

R
5

A. Analisa Ekstrak
Diketahui : E4(H2O) = g
R3(H2O) = g
R5 = g
Rbasah = g

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 91
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

Rkering = g
Berat (H2O) = g

R5(H2O) R 5
=R x Berat H 2O dalamRafinat
basah

.......... g
= .......... g x ......... g

= ........... g

Neraca Massa
E5 (H2O) + R5 (H2O) = R3(H2O) + E4(H2O)
E5(H2O) = R3(H2O) + E4(H2O) – R5(H2O)
= g+ g– g
= g
B. Analisa Rafinat

Berat CaCO3 dalam Rafinat
R5(CaCO3) = R5 – R5(H2O)
= g– g
= g
C. Analisa Fraksi Berat

Fraksi Berat CaCO3 dalam Rafinat
R (CaCO )  ..........g 
X5 (CaCO3) = 5 3
R ...........g
5

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 92
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN V
TAHUN AJARAN 2022/2023 LEACHING

DAFTAR PUSTAKA

Coulson. 1955. Chenical Engineering Particle Technology and Separation


Processes volume 2 p-503. Butterworth-Heinemann. New York.
Firmansyah, Bayu. 2010. Prinsip Ekstraksi/(Maceration).
th
Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Process and Unit Operation 3 Edition p-
730;732;733. Prentice-Hall,Inc. New Jersey.
rd
Treyball, Robert E. 1981. Mass Transfer Operation 3 Edition p-748; 749.
Mc.Graw-Hill Book. New York.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 93
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

PERCOBAAN VI
KONTAKTOR GAS CAIR

6.1. TUJUAN PERCOBAAN


Adapun tujuan percobaan kontaktor gas cair antara lain:
1. Mempelajari hubungan antara debit cairan, debit gas, perbedaan tekanan dan liqid hold up
2. Menentukan nilai konstanta Burke-Plummer dan Blake-Kozeny

6.2. DASAR TEORI


Pada berbagai industri proses kimia, kolom jejal adalah salah satu sistem pemroses yang
sangat luas penggunaannya. Sistem yang pada dasarnya berfungsi sebagai sarana pengontakan
gas-cair ini dioperasikan uuntuk berbagai tujuan. Di antara tujuan-tujuan ini yakni absorpsi
solut dari fasa gas. Desorpsi solut dari fasa cair (stripping), distilasi, reaksi. Scrubbing bahan
partikulat pada sistem pengendalian pencemaran dan sebagainya.

Berbagai tujuan di atas tentunya menuntut rancangan fisik kolom yang berbeda-beda. Modul
percobaan kontaktor gas cair ini berintikan sebuah kolom jejal (packed column) dari bahan
gelas dengan packing jenis raschig ring. Melalui perangkat percobaan ini, diharapkan mula-
mula pengguna dapat mempelajari karakteristik hidronamik sebuah kolom jejal. Pengetahuan
mengenai karakteristik ini sangat diperlukan dalam analisis dan evaluasi kolom dalam
penerapan selanjutnya, yakni sebagai sarana proses humidifikasi udara.

Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang dilengkapi dudukan anggun berbentuk
pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom. Pada dudukan ini diletakkan unggun jejalan
(packing) yang berfungsi menyediakan antarmuka konak gas cair yang memadai. Unggun jejalan
dapat tersususn dari jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan tertentu.

Pada saat operasi, cairan masuk dari bagian puncak kolom sedangkan gas masuk melalui dasar kolom.
Saluran masuk cairan umumnya dilengkapi dengan distributor yang berfungsi memberikan penyebaran
cairan yang rata pada penampang kolom. Kontak gas cair berlangsung di dalam ruang-ruang lowong
antar jejalan ang terdapat dalam unggun. Pada jalur alir cairan yang rendah, sebagian besar permukaan
jejalan tidak terbasahi oleh cairan. Seiring dengan bertambahnya laju alir cairan fraksi permukaan
jejalan yang terbasahi akan meningkat pula. Pada suatu harga laju alir cairan kritik, seluruh permukaan
jejalan terbasahi.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 94
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

Liquid Hold Up merupakan kuantitas cairan yang selama pengoperasian kolom tertahan pada
runag ruang lowong diantara packing dan pada permukaan packing. Ini dinyatakan sebagai
volume cairan yang tertahan tiap satuan volume unggun :

β= (1)

Dengan :
β = liquid hold up
VL = volume cairan yang tertahan dalam unggun selama operasi
VB = volume unggun (volume jejalan + volume ruang lowong)

Berdasarkan definisi di atas, batas atas harga liquid hold up adalah sama dengan harga fraksi
lowong unggun yang pada prakteknya terjadi pada atau di sekitar flooding point.

Pada praktek industrial umumnya diupayakan agar harga liquid hold up minimum. Ini
disebabkan oleh beberapa alasan, yakni :
1. Hold-up yang besar akan menambah berat kolom pada saat beroperasi
2. Hold-up yang besar akan memperpanjang waktu untuk drainase kolom
3. Hold-up yang besar akan meningkatkan penurunun tekanan kolom

6.3. BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kontaktor gas cair, antara lain:
1. Air

6.4. ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan kontaktor gas cair, antara lain:
1. Rangkaian alat kontaktor gas cair 1 buah
2. Gelas ukur 1000 mL 1 buah
3. Penggaris 1 buah
4. Kompressor gas 1 buah
5. Stopwatch 1 buah

6.5. PROSEDUR KERJA

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 95
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

A. Menentukan dimensi kolom dan packing


1. Mengukur tinggi kolom dan diameter kolom
2. Mengukur panjang dan diameter packing

B. Prosedur Co-Current
1. Mengatur bukaan valve pada alat untuk prosedur co-current
2. Atur debit aliran menjadi 1, 2, dan 3 LPM hingga air memenuhi kolom
3. Membuka aliran gas 1, 2, dan 3 LPM
4. Mencatat perbedaan tinggi manometer saat kedua aliran menjadi tunak
5. Menutup semua aliran ke kolom, hingga tersisa liquid hold up di dalam kolom
6. Mengukur liquid hold up pada kolom kemudian dicatat hasilnya.

C. Prosedur Counter Current


1. Mengatur bukaan valve pada alat untuk prosedur counter-current
2. Atur debit aliran menjadi 1, 2, dan 3 LPM hingga air memenuhi kolom
3. Membuka aliran gas 1, 2, dan 3 LPM
4. Mencatat perbedaan tinggi manometer saat kedua aliran menjadi tunak
5. Menutup semua aliran ke kolom, hingga tersisa liquid hold up di dalam kolom
6. Mengukur liquid hold up pada kolom kemudian dicatat hasilnya.

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 96
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

LAPORAN SEMENTARA
KONTAKTOR GAS CAIR
Hari/ Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 3.
2. 4.

Data Percobaan
Dimensi Kolom Dimensi Packing
Tinggi Kolom (L) : cm Panjang Packing (Lp) : cm
Diameter Inside (DI) : cm Diameter Inside Packing (DPI) : cm
Diameter Outside (DO) : cm Diameter Outside Packing (DPO) : cm

Tabel 6.1. Data Pengamatan Prosedur Co-Current

Debit Cairan, QL Debit Gas, QG


No ∆h (cm) Liquid Hold Up (mL)
(LPM) (LPM)
1. 1 1
2. 1 2
3. 1 3
4. 2 1
5. 2 2
6. 2 3

Tabel 6.2. Data Pengamatan Prosedur Counter Current

Debit Cairan, QL Debit Gas, QG


No ∆h (cm) Liquid Hold Up (mL)
(LPM) (LPM)
1. 1 1
2. 1 2
3. 1 3
4. 2 1
5. 2 2
6. 2 3

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 97
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

Samarinda, ... ............. 2022

Asisten Praktikum, Praktikan,

...................... ......................
NIM. NIM.

Menyetujui,
Pembimbing Praktikum

......................
NIP.

PERHITUNGAN

1. Luas Penampang
Akolom = ¼ π DI2

Dimana : Akolom = Luas penampang (m2)


DI2 = Diameter Inside (m)

2. Volume kolom
Vkolom = Akolom L

Dimana : Akolom = Luas penampang (m2)


L = Tinggi kolom (m)

3. Volume packing
Vpacking = ¼ π DPO2 LP

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 98
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

Dimana : Vpacking = Volume packing (cm3)


DPO = Diameter packing outside (cm)
LP = Panjang packing (cm)

4. Volume pori packing


Vpori = ¼ π DPI2 LP

Dimana : Vpori = Volume pori (cm3)


DPI = Diameter packing inside (cm)
LP = Panjang packing (cm)

5. Perhitungan porositas

ε= x 100%

6. Fluks Massa Gas

G=

Dimana : G = Fluks massa gas (kg/m2s)


ρG = Densitas gas (kg/m3)
QG = Debit gas (m3/s)
Akolom = Luas penampang (m2)

7. Fluks Massa Cairan


L=

Dimana : L = Fluks massa cairan (kg/m2s)


ρL = Densitas cairan (kg/m3)
QL = Debit cairan (m3/s)
Akolom = Luas penampang (m2)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 99
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

8. Perbedaan tekanan
∆P = ρL g ∆h

Dimana : ∆P = Perbedaan tekanan (kg/ms2)


ρL = Densitas cairan (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
∆h = Debit cairan (m3/s)

9. Hold Up Cairan

%HU =

Dimana : %HU = Hold Up Cairan (%)


Liquid HU = Liquid Hold Up (m3)
Vkolom = Volume kolom (m3)

10. Kecepatan superfisial


v = QL/Akolom

Dimana : v = Kecepatan superfisial (m/s)


QL = Debit Cairan (m3/s)
Akolom = Luas penampang kolom (m2)

11. Perhitungan nilai hb dan hk dengan pemodelan


Membuat grafik hubungan dengan menggunakan pemodelan sebagai berikut :
a. Persamaan Burke-Plummer

= hB ( )( )

b. Persamaan Blake-Kozeny

= hK ( )( )

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 100
PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 PERCOBAAN VI
TAHUN AJARAN 2022/2023 KONTAKTOR GAS CAIR

Dimana : P0 - PL = ∆P = Perbedaan tekanan (kg/ms2)


L = Tinggi kolom (m)
ρ = Densitas cairan (kg/m3)
vo = Kecepatan superfisial (m/s)
DP = Diameter packing (m)
ε = Porositas
μ = Viskositas (kg/ms)

12. Perhitungan nilai α dan β dengan pemodelan


Hubungan penurunan tekanan gas dengan laju alir massa gas untuk kolom packing acak
dapat dinyatakan dengan persamaan empiris yang memiliki bentuk umum berikut :

∆P = α 10βL ( )

Dimana : ∆P = Perbedaan tekanan (m H2O/m kolom)


G = Fluks massa gas (kg/m2s)
ρG = Densitas gas (kg/m3)
L = Fluks massa cairan (kg/m2s)
α, β = Parameter yang dipengaruhi ukuran, jenis packing dan fraksi

log ∆P = βL log 10( ) + Log α

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MULAWARMAN | 101

Anda mungkin juga menyukai