KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Penuntun Praktikum Mekanika Fluida dan Partikel untuk
Program S-1 dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan pembuatan buku penuntun ini
adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Operasi
Teknik Kimia Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Penuntun praktikum ini berisi tata cara praktikum dan teori singkat yang
bertujuan membantu praktikan untuk memahami percobaan yang akan dilakukan.
Dengan adanya buku penuntun ini diharapkan kegiatan praktikum dapat berjalan
dengan baik dan memenuhi Standard Operational Procedure (SOP) Laboratorium
Operasi Teknik Kimia yang telah ditetapkan oleh Departemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utara.
Kritik dan saran demi kesempurnaan penuntun ini sangat diharapkan dan
penyusun berharap penuntun praktikum ini dapat dipahami dengan mudah dan dapat
bermanfaat. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
ATURAN DAN PENGENALAN LABORATORIUM
OPERASI TEKNIK KIMIA ........................................................................................ 1
Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan ................................................. 1
Buku Catatan Praktikum & Laporan ......................................................... 2
Aturan Keselamatan .................................................................................. 3
MODUL 1 SALURAN DENGAN PENAMPANG BERUBAH
(ADJUSTABLE BED FLOW CHANNEL) ................................................. 8
1.1 Tujuan Percobaan ................................................................................ 8
1.2 Landasan Teori .................................................................................... 8
1.3 Tata Kerja .......................................................................................... 11
1.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 16
MODUL 2 SEDIMENTASI (SEDIMENTATION) .................................................... 18
2.1 Tujuan Percobaan .............................................................................. 18
2.2 Landasan Teori .................................................................................. 18
2.3 Tata Kerja .......................................................................................... 22
2.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 22
MODUL 3 PERALATAN PENCAMPURAN FLUIDA
(FLUID MIXING APPARATUS) ............................................................. 23
3.1 Tujuan Percobaan .............................................................................. 23
3.2 Landasan Teori .................................................................................. 23
3.3 Tata Kerja .......................................................................................... 28
3.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 30
LEMBAR BUKTI RESPONSI DOSEN.................................................................... 32
LEMBAR BUKTI RESPONSI ASISTEN ................................................................ 33
LEMBAR PENUGASAN .......................................................................................... 34
ii
ATURAN&PENGENALANLABORATORIUM
OPERASITEKNIKKIMIA
Laboratorium Operasi Teknik Kimia merupakan salah satu laboratorium yang
ada di Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan merupakan bagian dari
praktikum Mata Kuliah Mekanika Fluida dan Partikel. Akurasi, Ketelitian data,
dan kedisiplinan praktikum adalah komitmen dan upaya dari setiap pengguna
laboratorium.
Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari Kamis dan Sabtu dalam tiap
minggu sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan. Terdapat 8 orang asisten
laboratorium yang mengawas dan memastikan kegiatan praktikum di laboratorium
berjalan dengan baik.
Kronologis kegiatan:
Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
melalui pintu depan Laboratorium Operasi Teknik Kimia dengan tertib, tidak
boleh memakai sandal, tidak boleh memakai kaos oblong dan harus sudah
langsung memakai jas laboratorium, dan perlengkapan perlindungan pribadi
(masker dan sarung tangan) dan membawa kartu presensi.
Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
Setelah itu, segera ke tempat kerja masing-masing. Pada dasarnya, setiap
mahasiswa/praktikan akan bekerja sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
Sebelum memulai praktikum, siapkan dan periksalah peralatan dan bahan yang
akan digunakan. Mintalah izin asisten pada saat menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan. Pastikan praktikan mengisi lembar peminjaman alat dan
bahan. Jika sudah sesuai, mintalah persetujuan peminjaman alat dan bahan dari
asisten.
Setiap laporan percobaan akan terdiri dari: judul percobaan, pendahuluan (lembar-
lembar yang wajib terlampir), bahan dan peralatan, cara kerja dan pertanyaan-
pertanyaan tugas persiapan praktikum (jika ada).
Aturan Keselamatan
Aturan Umum
Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan
yang akan dilakukan.
Jangan bekerja sendirian di laboratorium, harus disertai asisten atau instruktur
laboratorium, sesuai dengan jadwal yang diberikan.
Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas
laboratorium lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup
(bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda sendiri.
Selalu dipelihara kebersihan meja kerja dan sekitarnya. Buanglah sampah pada
tempatnya!
Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan Asam pekat, ada caranya sendiri.
Zat padat dan logam-logam dibuang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak).
Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan
sekali-kali dibuang ke washbak!
Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah menggunakan
masker gas jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
Laboratorium Operasi Teknik Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk
belajar dan bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman, dan
keluar-masuk Laboratorium tanpa izin. Janganlah membuang-buang waktu
percuma.
Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu
kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data.
Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang
diajukan asisten dengan sopan, singkat, dan jelas.
Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium
adalah tempat yang terdapat banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun
kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama
harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot
langsung dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan
tangan, apa lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk
minta pengobatan darurat.
Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan air
kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup lain di bagian yang
kena zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan selanjutnya.
Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia,
pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apalagi
membanting gelas yang terbakar.
Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak ada yang
menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah, biarkan
mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar,
lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah pada
petugas/asisten.
Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama
adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi
akibat kecerobohan pengambilan.
Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia
dan konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum Anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
MODUL 1
SALURAN DENGAN PENAMPANG BERUBAH
(ADJUSTABLE BED FLOW CHANNEL)
Gambar 1.1 menunjukkan suatu sistem aliran sederhana di mana fluida masuk
ke bagian (section) 1 dengan kecepatan rata-rata u1 m/s dan densitas ρ1 kg/m3. Luas
penampang A1 m2 . Fluida meninggalkan bagian (section) 2 dengan kecepatan rata-rata u2 m/s.
E = U + u2/2 + zg
Massa yang ditambahkan atau dipindahkan dari sistem membawa energi dalam,
kinetik dan potensial. Selain itu, energi akan ditransfer ketika masa mengalir kedalam
dan keluar dari sistem. Kerja netto dilakukan oleh fluida ketika mengalir masuk ke dan
keluar dari sistem. Kerja tekanan volume per satuan massa fluida adalah PV. Suku PV
dan U digabungkan menjadi suatu besaran lain entalpi, H.
H = U +PV
Dengan demikian energi total yang dibawa oleh suatu satuan massa adalah:
(H = u2/2 + zg)
Neraca energi menyeluruh sistem aliran keadaan mantap (steady state) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 1.2:
1
𝑯 −𝑯 + (𝑢2 − 𝑢2) + g (𝑧 − 𝑧 ) = 𝑄 − 𝑊𝑠 (4)
𝟐 𝟏 2𝛼 2 1 2 1
suku akumulasi dapat diabaikan karena aliran mantap. Harga α = ½ untuk aliran
laminar di dalam pipa, sedangkan untuk aliran turbulen, α = 1.
Persamaan (5) adalah neraca energi mekanik yang berlaku untuk cairan yang tak
termampatkan. Pada kasus khusus di mana tidak ada energi mekanik yang
ditambahkan (WS = 0) dan tidak ada friksi (ΣF = 0) maka pers. (5) menjadi persamaan
Bernoulli, yaitu persamaan (6) yang berlaku untuk aliran turbulen:
𝑢21 𝑃 𝑢2 𝑃
𝑧1 g + + 𝜌1 = 𝑧2 g + 2 + 1
𝜌
(6)
2 2
10
dan orifis meter. Dalam percobaan ini digunakan tabung pitot sebagai alat ukur
kecepatan fluida. Kecepatan yang diukur tabung pitot adalah kecepatan lokal pada
suatu titik tertentu bukan kecepatan rata-rata dalam pipa atau saluran. Hal ini
ditunjukkan dalam percobaan B.
11
sepanjang aliran setinggi y dari atas unggun dapat dihubungkan dengan kolom
piezometer oleh persamaan:
𝑃1 𝑃
= + (𝑦 − 𝑦1)
𝜌g 𝜌g
Energi terkait adalah jumlah energi tekanan, potensial dan kinetik dari fluida di
dalam aliran persamaan Bernoulli menyatakan jumlah tersebut dalam bentuk energy,
H per satuan berat fluida, yaitu:
𝑃1 𝑢2
𝐻= + (𝑦1 − 𝑧) + (7)
𝜌g 2g
Masing-masing suku dianggap sebagai suatu bentuk head karena mempunyai
dimensi panjang. Dengan demikian H dikenal sebagai head total, P1/ρg head tekanan,
(𝑦1 − 𝑧) head potensial dan u2/2g head kecepatan. Jumlah head tekanan dan head
potensial dikenal sebagai head piezometer.
Di sekitar ujung bagian horizontal tabung pitot aliran di sepanjang alur aliran
tertahan sebentar yang mana dikenal sebagai titik stagnasi. Tekanan statistik lokal
disebut tekanan stagnasi, Ps dan head total yang diukur oleh tabung pitot dinyatakan
dalam bentuk:
𝑃𝑠
+ (𝑦1 − 𝑧)
𝜌g
Dengan menganggap tidak ada kehilangan head total sepanjang alur aliran,
persamaan Bernoulli menyatakan bahwa:
𝑃1 𝑢2 𝑃𝑆
+ (𝑦1 − 𝑧) + = + (𝑦1 − 𝑧)
𝜌g 2g 𝜌g
atau 𝑢2
ℎ+ =𝐻
2g
dan 𝑢 = √2 g (𝐻 − ℎ) (8)
Untuk aliran nyata (real) kecepatan dan head total tidak konstan ketika melewati
suatu bagian dari saluran tetapi tabung pitot masih dapat digunakan dengan
memuaskan untuk mengukur kecepatan dimana distribusi tekanan adalah hidrostatik.
12
14
10. Aplikasikan persamaan kontinuitas pada section 1 dan 2 dan buktikan secara
teoritik bahwa:
y1 (H h)2
y2 (H h)1
untuk aliran satu dimensi yang tidak terjadi kehilangan head total.
11. Bandingkan prediksi secara teoritik dengan hasil pengukuran.
15
16
17
MODUL 2
SEDIMENTASI
(SEDIMENTATION)
Cairan berat
Debu
Settler untuk dispersi
cair-cair Dust-settling chamber
19
Slurry Fluida
masuk keluar
Gravity-settling classifier
Slurry
masuk
Umpan masuk
Pengaduk
rake
Zona kompresi
kental
Continuous thickener
20
Mekanisme Sedimentasi
Gambar 2.2 menunjukkan hasil pengujian sedimentasi secara batch. Pada
gambar 2.2 (a). semua partikel mengendap secara bebas di zona suspensi B. Pada
mulanya partikel-partikel di zona B mengendap dengan laju yang seragam dan muncul
suatu zona jernih A di Gambar 2.2 (b). Ketinggian z menurun dengan laju yang
konstan. Zona D juga mulai muncul, zona ini mengandung partikel-partikel yang telah
mengendap di dasar silinder. Zona C adalah lapisan transisi yang kandungan
padatannya berada diantara zona B dan zona D. Setelah settling lebih jauh zona B dan
zona C menghilang seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2 (c). Kemudian muncul
kompresi (pemadatan) I; saat ini disebut critical point. Selama kompresim cairan
keluar menuju keatas dari zona D dan ketebalan zona D berkurang.
z
z
z
z
z z
21
22
MODUL 3
PERALATAN PENCAMPURAN FLUIDA
(FLUID MIXING APPARATUS)
23
(a) (b)
Gambar 3.1 Tangki Bersekat dan Agitator Propeller 3 Bilah dengan Pola Aliran
Aksial (a) Tampak Samping, (b) Tampak Dasar
24
25
Pola Aliran
Gambar 3.3 Pola Aliran yang Dihasilkan oleh Agitator Jenis (a) Propeller dan (b)
Turbin di dalam tangki bersekat
Keperluan Daya
Dalam merancang tangki berpengaduk, keperluan daya merupakan suatu factor
yang penting. Konsumsi daya dihubungkan dengan densitas fluida ρ, viskositas fluida
µ, kecepatan rotasi N dan diameter impeller oleh suatu plot bilangan daya Np vs NRe.
Bilangan daya :
P
Np =
ρ N3D5a
Dimana :
P = daya, J/detik atau W
NRe = bilangan Reynold = D2aNρ/μ
Gambar 3.4 adalah suatu korelasi untuk impeller yang sering digunakan untuk
cairan Newtonian yang terdapat dalam tangki silinder yang bersekat.
Kurva-kurva dalam gambar 3.4 dapat digunakan untuk impeller yang sama
dalam tangki tanpa sekat jika NRe ≤ 300. Jika NRe > 300, konsumsi daya untuk tangki
tanpa sekat adalah lebih kecil dari tangki bersekat.
26
Keterangan :
H = tinggi cairan
Dt = diameter tangki
Da = diameter impeller
J = lebar sekat
C = jarak dasar agitator dari dasr tangki
W = tinggi bilah agitator
L = lebar bilah agitator
Kurva 1 : turbin datar 6 bilah dengan disk, (lihat gambar 3.2) Da/W = 5; 4 sekat, Dt/J
= 12.
Kurva 2 : turbin datar terbuka 6 bilah, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12.
Kurva 3 : turbin terbuka 6 bilah miring 45o, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12.
Kurva 4 : propeller (lihat gambar 3.2), pitch = 2Da; 4 sekat, Dt/J = 10.
Kurva 5 : propeller ; pitch = Da; 4 sekat, Dt/J = 10.
27
Scale Up
Pada industri proses, data percobaan system agitasi seringkali tersedia dalam
skala laboratorium atau skala pilot. Biasanya diinginkan untuk memperbesar hasil
yang diperoleh agar dapat merancang unit dengan skala penuh. Karena proses-proses
yang akan diperbesar (scale-up) sangat beragam, maka tidak ada metoda tunggal yang
dapat menangani semua masalah scale-up sehingga terdapat berbagai pendekatan
scale-up. Beberapa diantaranya :
1. Menyamakan kecepatan ujung untuk mendapatkan laju geser sama.
N1Da1 = N2Da2
2. Menyamakan bilangan Reynolds untuk mendapatkan pola aliran dan kualitas
pencampuran yang sama
D2 N1ρ1 D2 N2ρ2
a1
= a2
µ1 µ2
Untuk cairan yang sama, kecepatan pencampur besar :
D2 N2ρ2
N 2= a2
µ2
3. Menyamakan bilanagn Froude untik mendapatkan gelombang-gelombang
permukaan yang sama
N2Da1 N2Da2
1 2
=
g g
Daya untuk pencampur besar :
D3a2
P2 = P1 x
D3a1
28
5. Ditambahkan sedikit air zat warna untuk melihat pola lairan yang terbentuk.
Ketika kecepatan ditingkatkan, udara akan terseret dan gelembung-
gelembung menjadi terdispersi di dalam air.
6. Percobaan diulangi dengan jenis impeller lain dan pemasangan sekat di dalam
bejana.
7. Gerakkan zat warna dan pelet untuk tiap variasi diamati.
B. Dispersi Padatan
Prosedur kerja percobaan ini adalah :
1. Bejana diisi dengan air hingga ketinggian tertentu.
2. Ke dalam bejana dimasukkan 25 gr pasir halus.
3. Impeller bilah datar dipasang pada ujung poros. Jarak pusat impeller ke datar
bejana 2 cm.
4. Kecepatan impeller dinaikkan dengan tambahan yang kecil misalnya 25 rpm
dan kemampuan pengangkatan, kawasan mati dan gerakan partikel pasir
diamati.
5. Percobaan diulangi untuk variasi jarak impeller dari dasar bejana, jenis
impeller dan pemasangan sekat.
6. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan seragam pada berbagai
variasi percobaan dicatat.
29
30
B. Dispersi Padatan
Waktu
Kecepatan N Jenis Jarak Impeller C Sekat
pencampuran
(rpm) Impeller (m) (ada/tanpa)
(menit)
Kesimpulan:
Konfigurasi terbaik =
Kecepatan yang direkomendasi =
Kesimpulan:
Konfigurasi terbaik =
Rentang kecepatan untuk tiap konfigurasi =
31
Medan, ......................................2021
Dosen Pembimbing
(................................................................ )
(................................................ )
MODUL PRAKTIKUM :
................................................................
KELOMPOK :
................................................................
NAMA/NIM :
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ................................................................
(...…………………………..)