Anda di halaman 1dari 17

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Praktek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Akhir Semester II

Disusun oleh
Bagaskara Gumilang (P1337434319026)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis yang dapat menyusun Standar
Operasional Prosedur (SOP) laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang,sebagai tugas praktek Ujian Akhir Semester II. penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) ini.
Akhir kata, penulis berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan semua berkat kepada
semua pihak tersebut di atas, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 11 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................................1
BAB 1.........................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
2.1 Dasar Teori..................................................................................................................3
2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang............................................................................4
2.2.1 Persyaratan Laboratorium....................................................................................4
2.2.2 Tata Ruang Laboratorium....................................................................................5
2.2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium............................................6
2.2.4 Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat dan Bahan.................................................9
2.2.5 Pengelolaan Limbah di Laboratorium Kimia Dasar..........................................11
BAB III.....................................................................................................................................13
3.1 Simpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
ABSTRAK
Bagaskara Gumilang.Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Kimia
Dasar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang. Paper. Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Analis Kesehatan Program Studi
Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis 2020.
Penyusunan paper ini bertujuan untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur
(SOP) di laboratorium kimia dasar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang.
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptif,
berupa penjelasan suatu pokok masalah yang dibahas. Data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik literatur. Analisis pembahasan yang dilakukan yaitu dengan
pengumpulan sumber, penelaahan, dan penarikan simpulan.
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. (Permenpan RB
No. 03, 2010).
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya (Moekijat,2008). Standar Operasional Prosedur
(SOP) di laboratorium mencakup : persyaratnan labpratorium, kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium, penyimpanan alat dan bahan, pengelolaan limbah, dan prosedur
kecelakaan.
Kata kunci : laboratorium, kimia, SOP, K3

1
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Laboratrium merupakan sarana penting bagi keberlangsungan pendidikan di
setiap institusi pendidikan kesehatan di seluruh Indonesia. Laboratorium digunakan
sebagai wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas ilmu, teori, dan
penelitian yang menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan. Maka dari itu,
laboratorium harus aman dengan fasilitas yang memadai bagi penggunanya. Kegiatan
praktikum sehari-hari di laboratorium memerlukan protokol dan syarat-syarat dalam
menggunakan laboratorium agar kegiatan dapat terlaksana dengan aman dan baik.
Untuk menunjang keberlangsungan kegiatan di laboratorium perlu dibuat
Standar Operasional Prosedur (SOP).Standar Operasional Prosedur (SOP) ini terdiri
dari: Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, peminjaman dan
pengembalian alat laboratorium, pengelolaan alat, keamanan penggunaan bahan
kimia, penyimpanan bahan kimia, pemberian label bahan kimia, pengelolaan bahan
kimia, pembuangan limbah medis, dan penanganan limbah.
Standar Operasional Prosedur (SOP) tersebut harus dipatuhi, dipenuhi, dan
dipahami oleh seluruh pengguna laboratorium. Apabila belum dapat memenuhi,
mematuhi, dan memahaminya, pengguna harus mendapat pengawasan dari
pembimbing dan laboran di laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.

1.2 Rumusan masalah


Hal yang akan dibahas adalah bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP)
Laboratorium kimia dasar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang yang baik?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) di laboratorium kimia dasar
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.

1.4 Manfaat
Menunjang kegiatan di laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang agar dapat terlaksana dengan baik dan aman,
mengurangi risiko terjadinya kecelakan di laboratorium, serta meningkatkan
kesadaran pengguna laboratorium tentang keselamatan kerja di laboratorium.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Dasar Teori


Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu,
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat. (Permenpan RB No. 03, 2010). Sehingga laboratorium baiknya dikelola
oleh teknisi/laboran. Laboratorium adalah ruangan khusus yang dilengkapi dengan
alat-alat dan fasilitas yang diperlukan sehingga memenuhi syarat untuk melaksanakan
serangkaian percobaan-percobaan dan penyelidikan dengan aman (Soemanto Imam
Khasani, 1990: 2).
Laboratorium dalam pendidikan IPA berarti suatu tempat dimana guru dan
siswa melakukan percobaan dan penelitian. Dalam pengertian ini laboratorium dapat
berbentuk suatu ruangan ataupun terbuka. Laboratorium sebagai ruang yang tertutup
contohnya: kelas, laboratorium di sekolah-sekolah dan rumah kaca. Laboratorium
sebagai ruang terbuka contohnya: kebun sekolah, atau lingkungan lain yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar (Djupri Padmawinata, dkk, 1983: 2). Di dalam
konteks kegiatan perkuliahan, laboratorium digunakan oleh dosen dan mahasiswa
melakukan percobaan dan penelitian.
Laboratorium Kimia adalah sebuah ruang laboratorium yang berfungsi sebagai
tempat dilaksanakannya praktikum kimia yang dilengkapi berbagai instrumen ,
peralatan, dan bahan kimia. Laboratorium Kimia di Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Semarang dibagi menjadi laboratorium kimia dasar dan kimia
klinik. Laboratorium kimia dasar merupakan laboratorium yang kegiatannya meliputi
penerapan dasar praktikum kimia, yaitu penimbangan, pemipetan, pelarutan,
pembuatan larutan standar, dan identifikasi bahan/produk secara fisik dan kimia.
Kegiatan praktikum sehari-hari di laboratorium membutuhkan protokol /
aturan tertentu bagi pemakai laboratorium sehingga memenuhi syarat dalam
menggunakan laboratorium. Setiap pengguna laboratorium wajib melaksanakan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diberlakukan di laboratorium. Menurut
Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah
(atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan,
berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana
melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Sedangkan
menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan. Intinya adalah Standar Operasional Prosedur (SOP)
dibuat agar kegiatan di dalam laboratorium dapat tertata dengan baik dan aman.

3
2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Kimia Dasar Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Laboratorium kimia dasar merupakan laboratorium yang kegiatannya meliputi
penerapan dasar praktikum kimia, yaitu penimbangan, pemipetan, pelarutan, pembuatan
larutan standar, dan identifikasi bahan/produk secara fisik dan kimia. Semua kegiatan di
dalam lanoratorium kimia dasar harus mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang berlaku.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya (Moekijat,2008). Tujuan disusunnya
Standar Operasional Laboratorium (SOP) adalah untuk membantu memperlancar
pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta
semua sumber daya yang ada di dalamnya, sehingga dapat membantu terselenggaranya
kegiatan praktikum yang berkualitas. Kegiatan yang ada dalam lingkup laboratorium
antara lain, praktikum, penggunaan peralatan laboratorium, dan penggunaan laboratorium
untuk penelitian. Tujuan yang lain adalah untuk menjamin kesehatan dan keselamatan
kerja para pengguna laboratorium kimia dasar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
Yang wajib melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini adalah :
a. Kepala Laboratorium adalah seorang staff yang ditugaskan menjadi pimpinan
tertinggi dalam organisasi laboratorium serta membawahi staff yang lain yang
bertugas di laboratorium.
b. Dosen pembimbing adalah tenaga pendidikan yang bertugas membimbing jalannya
praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa sesuai dengan mata kuliahnya.
c. Mahasiswa adalah praktikan yang melakukakan kegiatan praktikum di dalam
laboratorium yang bertanggungjawab melaksanakan praktikum dengan baik
d. Laboran adalah staf laboratorium yang bertanggungjawab membantu pelaksanaan
kegiatan dan teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan alat dan
bahan.
Selain yang disebutkan di atas, semua orang yang masuk ke dalam laboratorium kimia
dasar jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang wajib memahami dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur yang
ada di laboratorium.

2.2.1 Persyaratan Laboratorium


Agar laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien, harus
memperhatikan hal- hal berikut :
1. Jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada
kompetensi yang akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dengan
peserta didik

4
2. Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/instruktur dapat melihat semua
peserta didik yang bekerja di dalam laboratorium itu tanpa terhalang oleh
perabot atau benda-benda lain yang ada di dalam laboratorium tersebut.
3. Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/simulasi dari jarak maksimal
2 m dari meja praktikum
4. Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan. Dan tahan
terhadap tumpahan bahan-bahan kimia.
5. Alat-alat atau benda-benda yang dipasang di dinding tidak boleh menonjol
sampai ke bagian ruang tempat peserta didik berjalan dan sirkulasi alat.
6. Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau
keamanan.
7. Tersedianya buku referensi praktik
8. Tersedianya air mengalir
9. Meja praktikum tidak tembus air, tahan asam dan basa, terbuat dari porselin
10. Tersedia ruang dosen/pembimbing
11. Tersedianya aliran listrik
12. Adanya sistem pelaporan dan dokumentasi setiap kegiatan praktikum di
laboratorium kimia dasar.

2.2.2 Tata Ruang Laboratorium


1. Laboratorium kimia dasar memiliki ruangan sebagai berikut :
a. Ruang pengelola laboratorium;
b. Ruang praktik;
c. Ruang kerja dan persiapan dosen;
d. Ruang penyimpanan alat;dan ruang penyimpanan bahan.
2. Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati
bujursangkar atau bisa juga berbentuk persegi panjang
3. Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. 1 orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m²
b. Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1.7
muntuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat danpeserta
didik di laboratorium
c. Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang
dari 1.5 m sehingga peserta didik dapat bergerakleluasa pada waktu
bekerja dan pada waktu pindah ataumemindahkan alat (bahan) dari
satu tempat ke tempat lain.

5
d. Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya peserta didik dan jenis
pendidikan.
e. Luas ruang penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan
jenisalat/bahan yang ada di setiap jenis pendidikan.

2.2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium kimia dasar
riperlukan pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium adalah
sebagai berikut :
A. Aturan Umum
1. Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan.
2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye
shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan
darurat (P3K).
6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan
dihapalkan saja
7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga
untuk laboran dan kepala Laboratorium.
8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika
bekerja di laboratorium
9. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain
dari atas meja kerja.
10. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia,
sepatu safety yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus
menggunakan sepatu safety yang memenuhi standar. Bagi wanita juga
harus menggunakan sepatu safety khusus wanita.
11. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena
dapat tersangkut pada alat yang berputar.
12. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan
baik meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak
nyaman.

6
13. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui
letak keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik
14. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, sepertitabung
pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan
api
15. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah
terbakar dan berbahaya lainnya.
16. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung
terkena cahaya matahari.
B. Ketika berhadapan dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
2. Hindari menghirup bahan kimia
3. Dilarang mencicipi bahan kimia kecuali ada perintah khusus
4. Ketika memindahkan bahan kimia, Baca label bahan sekurang
kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan
bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
5. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
6. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihanJangan
mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi
7. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
8. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
9. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi.
10. Hindari satu sendok untuk bermacam macam keperluan
11. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segeradibersihkan
karena dapat menimbulkan kecelakaan.
12. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-
banyaksampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar
ataumasuk kedalam badan melalui kulit
C. Peralatan dan cara kerja
1. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada
telapak tangan .
2. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca.
Bila memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan
sebagai pelindung.

7
3. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai
tumpah di meja
4. karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang
apakah masih baik atau tidak.
5. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang
dituang sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.
D. Bila terkena bahan kimia
1. Jangan panik dan segeralah meminta bantuan rekan yang ada paling
dekat.
2. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan
tersebut, bilas dengan air bersih.
3. Bila terkena kulit , jangan digaruk.
4. Bawa korban keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen
5. Segera hubungi petugas laboratorium
Ada beberapa bahan kimia yang apabila tercampir akan berpotensi
menimbulkan kecelakaan, bahan tersebut antara lain :
1. Natrium atau Kalium dengan air
2. Amonium nitrat, serbuk seng dengan air
3. Kalium Nitrat dengan natrium asetat
4. Nitrat dengan ester
5. Peroksida dengan magnesium, seng atau alumunium
6. Benzena atau alkohol dengan api
E. Bila terjadi kebakaran
1. Jangan panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya
3. Identifikasi bahan yang terbakar, padamkan dengan kelas pemadam
yang sesuai
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup
hidung dengan sapu tangan
5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat
7. Cari bantuan pemadam kebakaran.

8
F. Alat Keselamatan kerja di laboratorium kimia dasar
1. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan,
masker, alas kaki
2. APAR (Alat pemadam kebakaran)
3. Perlengkapan P3K
4. Sarana instalasi pengolahan limbah

2.2.4 Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat dan Bahan


A. Pemeliharaan alat dan bahan
1. Menjaga kebersihan alat dan tempat menyimpan bahan
2. Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan
memperhatikan jenis, bentuk, dan bahan dasarnya
3. Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan
bahan praktik, serta membersihkan peralatan pada waktu tidak
digunakan atau sehabis dipergunakan untuk praktik
4. Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian alat yang sudah tidak
layak
5. Melakukan kalibrasi secara berkala
6. Alat yang terbuat dari kaca dibersihkan dengan deterjen, apabila
kurang bersih dapat di rendam dalan larutan kalium bikromat
7. Ruang pemeliharaan alat seharusnya ber-AC
8. Tersedia lemari asam di laboratorium kimia dasar
B. Penyimpanan alat dan bahan
1. Alat-alat yang terbuat dari logam diletakkan di tempat yang kering,
tidak lembab, dan bebas dari uap korosif
2. Alat-alat dan bahan yang tahan korosif seperti stainless steel
ditempatkan di tempat yang tidak terlalu lembab
3. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon
ditempatkan pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas
4. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan di tempat yang kering
5. Alat yang berat dan bahan yang berbahaya disimpan di tempat yang
mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah.
6. Bahan kimia yang berbahaya diberi label peringatan yang tidak
mudah lepas
7. Alat yang terbuat dari gelas disimpan berdasarkan jenis alat

9
8. Alat-alat yang bekerja menggunakan arus listrik seperti neraca
digital, vortex, hotplate, dan waterbath diletakkan di tempat yang
datar dan jauh dari zat-zat kimia serta bahan korosif
9. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadaan berdiri
10. Penyimpanan bahan kimia diatur berdasarkan tingkat bahayanya dan
ditata secara alfabetis.
11. Bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan ditempat yang
tidak langsung terkena sinar matahari
12. Gunakan lembaran data keamanan bahan (MSDS) untuk mendapat
informasi yang lebih lengkap
Untuk mempermudah penyimpanan, bahan kimia dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Bahan kimia yang mudah terbakar seperti aceton, ethanol dan ether
ditempatkan di rak palng bawah dan terpisah dari bahan kimia yang
mudah teroksidasi
2. Bahan yang tidak mudah terbakar seperti karbon tetraklorida dan
glikol ditempatkan di dekat bahan kimia lain kecuali bahan kimia
yang mudah teroksidasi
3. Bahan kimia asam ditempatkan pada lemari khusus yang tidak
mudah terbakar, wadah bahan kimia asam yang sudah dibuka
disimpan di lemari khusus bila perlu diberi alas seperti nampan
plastik, botol reagen diberi alas sebelum ditempatkan di lemari, asam
pengoksidasi dipisahkan dari asam organik dan bahan yang mudah
teroksidasi, seluruh bahan kimia asam dipisahkan dari bahanbahan
yang mudah teroksidasi
4. Bahan kimia kaustik seperti amonium hidroksida, natrium
hidroksida, dan kalium hidroksida ditempatkan pada daerah yang
kering, dan dipisahkan dari asam.
5. Bahan kimia yang reaktif dengan air ditempatkan ditempat dingin
dan kering dan mempunyai ventilasi
6. Bahan kimia beracun dan korosif harus disimpan dalam ruangan
sejuk, jauh dari bahaya kebakaran dan tidak terkena sinar matahari
langsung
7. Bahan kimia yang mudah meledak disimpan jauh dari sumber api
dan di dekatnya harus ada alat pemadam kebakaran
8. Bahan kimia oksidator disimpan pada ruangan sejuk dan jauh dari
sumber api atau bahan kimia yang mudah terbakar
9. Bahan kimia gas bertekanan disimpan di ruang yang sejuk dan tahan
api, jauhkan dari saluran pipa panas

10
10. Bahan kimia radioaktif disimpan di tempat yang mempunyai proteksi
radiasi, tidak dicampur dengan bahan yang lain
11. Bahan kimia iritasi disimpan terpisah dari bahan kimia yang lain dan
jika mengambil harus menggunakan APD yang lengkap

2.2.5 Pengelolaan Limbah di Laboratorium Kimia Dasar


Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber limbah padat, cair, dan gas,
limbah laboratorium berasal dari berbagai sumber:
1. bahan baku yang sudah kadaluarsa;
2. bahan habis pakai (misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai);
3. produk proses di dalam laboratorium (misalnya sisa spesimen);
4. produk upaya penanganan limbah (misalnya jarum suntik sekali
pakaisetelah diotoklaf).
Limbah dapat dipisahkan menurut sifatnya yang sebagai berikut:
1. Buangan bahan berbahaya dan beracun
2. Limbah infeksius
3. Limbah radioaktif
4. Limbah umum
Berbgai bentuk limbah adalah sebagai berikut;
1. Limbah cair yang berupa pelarut organik, bahan kimia sisa praktikum,
air bekas penucucian, sisa spesimen
2. Limbah padat yang berupa peralatan habis pakao seperti alat suntik,
sarung tangan, kaps, botol spesimen, dan medium pembiakan
3. Limbah gas yang berupa gas yang dihasilkan dari sterilisasi dan dari
alat yang menghasilkan gas
Berikut adalah langkah langkah penanganan limbah :
1. Pemisahan dan pengurangan volume llimbah dengan pemisahan limbah
B3 dan non-B3, diusahakan menggunakan bahan kimia non-B3, memberi
label dan dikemas dengan jelas dari berbagai jenis limbahnya
2. Limbah ditampung di tempat khusus dan dipisahkan menurut jenis
limbah dengan menggunakan kantong berkode warna. Berikut adalah
tabel kode warna limbah :
Warna hitam Limbah rumah tangga biasa
Warna kuning Semua jenis limbah yang akan
dibakar
Kuning dengan strip hitam Limbah yang sebaiknya dibakar
11
tetapi bisa juga dibuang di sanitary
landfill bila dilakukan pengumpulan
terpisah dan pengaturan
pembuangan
Biru muda atau transparan dengan Limbah untuk autoclaving sebelum
strip biru tua pembuangan akhir
3. Limbah padat diletakkan di dalam wadah dengan dipisahkan dengan
jenisnya, limbah cair dikumpulkan dengan botol dengan label yang jelas,
limbah gas dikeluarkan lewat penyaring udara
4. Limbah Buangan berbahaya dapat diolah dengan beberapa metode
diantaranya
a. Pengendapan, koagulasi, dan flokulasi
b. Oksidasi-reduksi
c. Penukaran ion
5. Limbah infeksius harus diolah dengan cara disinfeksi, dekontaminasi,
sterilisasi dan insinerasi
6. Limbah Radioaktif
Masalah pengelolaan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai
radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disipiin kerja yang ketat dan
menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.
Ada 2 sistem pengelolaan limbah radioaktif:
a. Dilaksanakan seluruhnya oleh pemakai secara perorangan
denganmemakai proses peluruhan, penguburan atau pembuangan.
b. Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah
radioaktif seperti Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

BAB III
Penutup

3.1 Simpulan
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
12
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. (Permenpan
RB No. 03, 2010).
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya (Moekijat,2008). Standar Operasional
Prosedur (SOP) di laboratorium mencakup : persyaratnan labpratorium, kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium, penyimpanan alat dan bahan, pengelolaan limbah, dan
prosedur kecelakaan.

3.2 Saran
Sebaiknya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah disusun ini dapat
dipahami dan dipatuhi dengan baik oleh seluruh pengguna laboratorium sehingga
kegiatan yang terlaksana dapat berlangsung dengan baik dan lancar.

Daftar Pustaka
Kemenkes.2010.Standar Laboratorium Analis Kesehatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan.Jakarta.6-14.
Mardiana, Ira Gusti Rahayu.2017.Pengantar Laboratorium Medik.Jakarta:Badan
PPSDM Kemenkes RI.

13
PPRI.2001. Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.
Manis, S.2019. Pengertian SOP : Tujuan, Fungsi, Prinsip, Jenis Cara Membuat dan
Contoh Standar Operasional Prosedur (SOP).
https://www.pelajaran.co.id/2019/27/pengertian-sop.html (diakses
tanggal 9 Mei 2020)
Osha,Dr.2017. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia.
https://www.safetyshoe.com/tag/keselamatan-kerja-di-laboratorium-
kimia-beserta-gambarnya/ (diakses tanggal 10 Mei 2020).
Sujiatno.2013. Bahan Kimia Beracun, Penggunaan, Klasifikasi, Bahayanya,
Penyimpanan. https://www.slideshare.net/sfarmasi/b3-klasifikasi-
penyimpanannya (diakses tanggal 10 Mei 2020)

14

Anda mungkin juga menyukai