Anda di halaman 1dari 14

Alfiana Arindiah P

Bagaskara Gumilang
Fiora Khalida A
SEJARAH INDONESIA Hanin Lestari
Tangguh Gitya Hadiyanto
PETA KONSEP

PROGRAM
KEJATUHAN
KABINET KERJA
KABINET
WILOPO KABINET
WILOPO
WILOPO

SUSUNAN
KABINET
WILOPO

PEMBENTUKA Hambatan Dan


BIODATA Kesulitan Yang
N KABINET Dihadapi Kabinet
WILOPO
WILOPO Wilopo
PETA
KONSEP
KABINET WILOPO
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Negara
Indonesia masih belum stabil tentang
pemerintahnnya, Setelah kemerdekaan 1945,
sebenarnya sudah digelar pemilu untuk pertama kali
di Indonesia. Pemilu pertama kali di Indonesia
tersebut digelar pada tahun 1955 sehingga sampai
sekarang sangat populer dengan
sebutan Pemilu1955.Namun, Pertikaian masih sering
terjadi, mulai dari para elit yang berebut kekuasaan
sampai pada pemberontakan yang terjadi di beberapa
pelosok daerah. Bahkan, meski sudah dibentuk
Kabinet, namun tetap saja kabinet belum bisa
menjalankan program kerjanya dengan maksimal
karena ada nya masalah atau konflik baik dari luar
maupun dari dalam kabinet sendiri. Kebinet pun
sering berganti-ganti, ada Kabinet Natsir, ada
Kabinet Ali Sosroamidjojo I dan ada juga Kabinet
Djuanda. Selain itu, ada juga Kabinet Wilopo yang
masa kerjanya adalah mulai dari 1955 sampai 1959.
BIODATA WILOPO
Wilopo (lahir di Purworejo, 21 Oktober
1909 – meninggal di Jakarta, 20 Januari
1981 pada umur 71 tahun) adalah
Perdana Menteri Indonesia ke-7 yang
menjabat pada 3 April 1952 - 30 April
1953 dan memimpin kabinet yang
dikenal dengan nama Kabinet Wilopo.
Kabinetnya pun pada akhirnya jatuh —
sebagai akibat Peristiwa 17 Oktober
1952, karena ketidakpuasan kalangan
militer terhadap debat berkepanjangan
dalam parlemen sehingga tokoh-tokoh
Angkatan Darat memaksa Presiden
membubarkan kabinetnya
Riwayat Karir :
· Menteri muda perburuhan kabinet Amir Syarifudin 1 dan kabinet Amir Syarifudin II (1947-1948)
· Menteri Perburuhan Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949-1950)
· Menteri Perdagangan dan Perindustrian kabinet Sukirman-Suwiryo (1951-1952)
· Menteri Luar Negeri Kabinet Wilopo (1952)
· Perdana Menteri Kabinet Wilopo (1952-1953)
· Ketua Konstituante (1955-1959)
· Ketua Dewan Pertimbangan Agung Indonesia (1968-1978)
· Anggota Komite Empat Tim Pemberantasan Korupsi (1970)

Jabatan dalam kabinet :


· Menteri Muda Perburuhan dalam kabinet Amir Syarifudin I masa kerja 3 Juli 1947-11 November
1947
· Menteri Muda Perburuhan dalam kabinet Amir Syarifudin II masa kerja 11 November 1947-29
Januari 1948
· Menteri Perburuhan dalam kabinet RIS masa kerja 20 Desember 1949-6 Septembern1950
· Menteri Luar Negeri dalam kabinet Wilopo masa kerja 3 April 1952-29 April 1952
PETA
KONSEP
PETA

PEMBENTUKAN
KONSEP

KABINET WILOPO
Pada awal pembentukan Kabinet Wilopo ini, pada awalnya adalah Presiden Soekarno menunjuk dua
orang untuk menjadi formatur dalam membentuk Kabinet. Kedua orang tersebut adalah Sidik Joyosukarto
dari Partai PNI dan Prawoto Mangkusasmito dari Partai Masyumi. Soekarno meminta kepada kedua orang
tersebut untuk membentuk dan menyususn sebuah kabinet yang kuat dan mendapatkan dukungan yang
cukup dari parlemen. Namun sayang, usaha ini menemui jalan buntu karena tidak ditemukan kesepakatan
siapa saja yang akan didudukkan dalam kabinet pengganti Kabinet Sukiman ini. Akhirnya, karena kedua
formatur menemui jalan buntu dalam membentuk kabinet, maka pada tanggal 19 Maret, kedua formatur
mengembalikan mandat kepada Presiden Soekarno yang kemudian menunjuk Mr. Wilopo dari PNI sebagai
formatur baru. Dan tidak lama kemudian pada tanggal 30 Maret, Mr. Wilopo mengajukan susunan daftar
kabinetnya yang baru yang tersusun atas PNI dan Masyumi masing-masing mendapat jatah 4 orang, PSI 2
orang, PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai
Indonesia Raya). Kemudian disusul dengan Partai Buruh dan PSII masing-masing 1orang dan golongan
orang tak berpartai 3 orang. Dalam menyusun kabinetnya kala itu, Wilopo membentuk tim kabinetnya
dengan mengusahakan adanya satu tim yang dianggap sebagai Zaken Kabinet atau kabinet yang ahli pada
bidangnya yang bukan tunjukan atau representative dari Partai Politiknya. Dalam iklim politik saat itu,
partai-partai kecil tetap diperhitungkan kehadirannya untuk bisa mencapai mayoritas di dalam parlemen.
Kabinet ini mulai bekerja sejak tanggal 30 Maret 1952
Akhirnya, karena kedua formatur menemui jalan buntu dalam membentuk kabinet,
maka pada tanggal 19 Maret, kedua formatur mengembalikan mandat kepada
Presiden Soekarno yang kemudian menunjuk Mr. Wilopo dari PNI sebagai formatur
baru. Dan tidak lama kemudian pada tanggal 30 Maret, Mr. Wilopo mengajukan
susunan daftar kabinetnya yang baru yang tersusun atas PNI dan Masyumi masing-
masing mendapat jatah 4 orang, PSI 2 orang, PKRI (Partai Katholik Republik
Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai Indonesia Raya).
Kemudian disusul dengan Partai Buruh dan PSII masing-masing 1orang dan
golongan orang tak berpartai 3 orang. Dalam menyusun kabinetnya kala itu, Wilopo
membentuk tim kabinetnya dengan mengusahakan adanya satu tim yang dianggap
sebagai Zaken Kabinet atau kabinet yang ahli pada bidangnya yang bukan tunjukan
atau representative dari Partai Politiknya. Dalam iklim politik saat itu, partai-partai
kecil tetap diperhitungkan kehadirannya untuk bisa mencapai mayoritas di dalam
parlemen. Kabinet ini mulai bekerja sejak tanggal 30 Maret 1952

PETA
KONSEP
PETA

PROGRAM KERJA KABINET


KONSEP

WILOPO
Dalam menjalankan pemerintahan, tentunya setiap Kabinet memiliki program kerja
masing-masing yang berbeda. Kabinet yang merupakan koalisi antara PNI dan
Masyumi ini menerapkan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet terdiri atas menteri-
menteri yang ahli dalam bidangnya .Ada beberapa hal pokok yang menjadi program
kerja dari Kabinet Wilopo, seperti persiapan penyelenggaraan Pemilu, kemakmuran,
pendidikan rakyat, dan masih banyak lagi yang lainnya, selengkapnya seperti di
bawah ini.
a. Organisasi Negara
- Melaksanakan pemilu untuk konstituante dan dewan dewan daerah
- Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
- Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat
b. Kemakmuran PETA
KONSEP
- Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan mempertinggi produksi nasional,
terutama bahan makanan rakyat
- Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
- Usaha memperbaiki bidang pendidikan
 
c. Keamanan
- Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah keamanan dengan
kebijaksanaan sebagai Negara hukum dan menyempurnakan organisasi alat-alat
kekuasaan Negara
- Memperkembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan
ketentraman
 
d. Perburuhan
Melengkapi perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan derajat kaum buruh guna
menjamin proses nasional
 
e. Pendidikan dan Pengajaran
Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan pengajaran
 
f. Luar Negeri
- Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan aktivitas yang sesuai dengan kewajiban kita
dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan dengan kepentingan nasional menuju perdamian
dunia
- Menyelesaikan penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan Nederland ( Belanda)
- meneruskan perjuangan menggabungkan Irian Barat dalam wilayah kekuasaan Indonesia
secepatnya
PETA
KONSEP

SUSUNAN KABINET WILOPO


Kabinet Wilopo ini tersusun atas 19 anggota beserta Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri.
Dari keanggotaan Menteri pada Kabinet Wilopo tersebut, tentu dipilih dari orang-orang yang
memiliki kapasitas yang mumpuni dan ahli pada bidangnya. Hal ini tentu saja bertujuan untuk bisa
segera menyeelsaikan masalah bangsa yang sangat penting dan sangat mendesak.

1. Perdana Menteri : Mr. Wilopo dari partai PNI


2. Wakil Perdana Menteri : Prawoto Mangkusasmito dari partai Masyumi
3. Menteri Luar Negeri : Mr. Wilopo dari partai PNI
4. Menteri Dalam Negeri : Mr. Moh. Roem dari partai Masyumi
5. Menteri Pertahanan : Sri Sultan Hamengku Bowono IX
6. Menteri Kehakiman : Mr. Lukman Wiriadinata dari partai PSI
7. Menteri Penerangan : Mr. Arnold Mononutu dari partai PNI
8. Menteri Keuangan : Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dari partai PSI
9. Menteri Petanian : Moh. Sardjan dari partai Masyumi
10. Menteri Perekonomian : Mr. Sumanang dari partai PNI
11. Meneteri Perhubungan : Ir. Djuanda
12. Menteri Pekerjaan Umum : Ir. Suwarta dari partai Katolik
13. Menteri Perburuhan : Ir. Iskandar Tedjasukmana dari partai Buruh
14. Menetri Sosial : Anwar Tjokroaminoto dari partai PSII
15. Menteri P & K : Prof. Dr. Bader Djohan
16. Menteri Agama : K.H Faqih Usman dari partai Masyumi
17. Menteri Kesehatan : Dr. Johanes Leimena dari partai Parkindo
18. Menteri Urusan Pegawai Negeri : R.P. Suroso dari partai Parindra
19. Menteri Urusan Umum : M.A. Pallaupessy dari partai Demokrat
Dalam setiap pemilihan Kabinet yang
dilakukan, selalu saja ada pihak-pihak
yang merasa kurang berkenan. Pada
kabinet Wilopo ini, yang merasa kurang
berkenan dan sakit hati adalah NU.
Karena NU saat itu mengusulkan
menteri Agama berasal dari NU, untuk
nama wakil yang diajukan adalah K.H.
Wahid Hasyim. Namun ternyata yang
menjadi Menteri Agama waktu itu
adalah K.H Faqih Usman dari
Muhammadiyah yang kemudian
membuat NU sakit hati. Sehingga waktu
itu di dalam intern Masyumi sendiri
terjadi konflik internal yang cukup
tajam karena masalah pembagian
menteri ini. Sehingga akibatnya adalah
NU marah dan akan keluar dari
Masyumi karena tidak mendapat jabatan
kursi Menteri Agama.
HAMBATAN DAN KESULITAN PETA
KONSEP

YANG DIHADAPI KABINET


WILOPO
1. Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan jatuhnya harga barang-barang
eksport Indonesia, sementara kebutuhan impor terus meningkat
2. Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang banyak
3. Munculnya gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa
4. Munculnya sentimen kedaerahan akibat ketidakpuasan terhadap pemerintahan
5. Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yakni konflik dalam tubuh TNI Angkatan
Darat
6. Munculnya peristiwa Tanjung Morawa
PETA
KONSEP

KEJATUHAN KABINET WILOPO


Puncak dari berbagai masalah yang kemudian mengantar kepada kejatuhan Kabinet
Wilopo adalah ketika Kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah
perusahaan asing yang berada di Sumatera Utara. Kebijakan yang diambil Kabinet
Wilopo saat itu ternyata mendapatkan tentangan dari wakil-wakil partai oposisi.
Tentangan dari wakil partai oposisi di DPR itulah yang kemudian mengantar kabinet
Wilopo jatuh pada tanggal 2 Juni 1953 dalam usia yang masih sangat muda yaitu 14
bulan.

Anda mungkin juga menyukai