Bagaskara Gumilang
Fiora Khalida A
SEJARAH INDONESIA Hanin Lestari
Tangguh Gitya Hadiyanto
PETA KONSEP
PROGRAM
KEJATUHAN
KABINET KERJA
KABINET
WILOPO KABINET
WILOPO
WILOPO
SUSUNAN
KABINET
WILOPO
PEMBENTUKAN
KONSEP
KABINET WILOPO
Pada awal pembentukan Kabinet Wilopo ini, pada awalnya adalah Presiden Soekarno menunjuk dua
orang untuk menjadi formatur dalam membentuk Kabinet. Kedua orang tersebut adalah Sidik Joyosukarto
dari Partai PNI dan Prawoto Mangkusasmito dari Partai Masyumi. Soekarno meminta kepada kedua orang
tersebut untuk membentuk dan menyususn sebuah kabinet yang kuat dan mendapatkan dukungan yang
cukup dari parlemen. Namun sayang, usaha ini menemui jalan buntu karena tidak ditemukan kesepakatan
siapa saja yang akan didudukkan dalam kabinet pengganti Kabinet Sukiman ini. Akhirnya, karena kedua
formatur menemui jalan buntu dalam membentuk kabinet, maka pada tanggal 19 Maret, kedua formatur
mengembalikan mandat kepada Presiden Soekarno yang kemudian menunjuk Mr. Wilopo dari PNI sebagai
formatur baru. Dan tidak lama kemudian pada tanggal 30 Maret, Mr. Wilopo mengajukan susunan daftar
kabinetnya yang baru yang tersusun atas PNI dan Masyumi masing-masing mendapat jatah 4 orang, PSI 2
orang, PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai
Indonesia Raya). Kemudian disusul dengan Partai Buruh dan PSII masing-masing 1orang dan golongan
orang tak berpartai 3 orang. Dalam menyusun kabinetnya kala itu, Wilopo membentuk tim kabinetnya
dengan mengusahakan adanya satu tim yang dianggap sebagai Zaken Kabinet atau kabinet yang ahli pada
bidangnya yang bukan tunjukan atau representative dari Partai Politiknya. Dalam iklim politik saat itu,
partai-partai kecil tetap diperhitungkan kehadirannya untuk bisa mencapai mayoritas di dalam parlemen.
Kabinet ini mulai bekerja sejak tanggal 30 Maret 1952
Akhirnya, karena kedua formatur menemui jalan buntu dalam membentuk kabinet,
maka pada tanggal 19 Maret, kedua formatur mengembalikan mandat kepada
Presiden Soekarno yang kemudian menunjuk Mr. Wilopo dari PNI sebagai formatur
baru. Dan tidak lama kemudian pada tanggal 30 Maret, Mr. Wilopo mengajukan
susunan daftar kabinetnya yang baru yang tersusun atas PNI dan Masyumi masing-
masing mendapat jatah 4 orang, PSI 2 orang, PKRI (Partai Katholik Republik
Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai Indonesia Raya).
Kemudian disusul dengan Partai Buruh dan PSII masing-masing 1orang dan
golongan orang tak berpartai 3 orang. Dalam menyusun kabinetnya kala itu, Wilopo
membentuk tim kabinetnya dengan mengusahakan adanya satu tim yang dianggap
sebagai Zaken Kabinet atau kabinet yang ahli pada bidangnya yang bukan tunjukan
atau representative dari Partai Politiknya. Dalam iklim politik saat itu, partai-partai
kecil tetap diperhitungkan kehadirannya untuk bisa mencapai mayoritas di dalam
parlemen. Kabinet ini mulai bekerja sejak tanggal 30 Maret 1952
PETA
KONSEP
PETA
WILOPO
Dalam menjalankan pemerintahan, tentunya setiap Kabinet memiliki program kerja
masing-masing yang berbeda. Kabinet yang merupakan koalisi antara PNI dan
Masyumi ini menerapkan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet terdiri atas menteri-
menteri yang ahli dalam bidangnya .Ada beberapa hal pokok yang menjadi program
kerja dari Kabinet Wilopo, seperti persiapan penyelenggaraan Pemilu, kemakmuran,
pendidikan rakyat, dan masih banyak lagi yang lainnya, selengkapnya seperti di
bawah ini.
a. Organisasi Negara
- Melaksanakan pemilu untuk konstituante dan dewan dewan daerah
- Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
- Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat
b. Kemakmuran PETA
KONSEP
- Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan mempertinggi produksi nasional,
terutama bahan makanan rakyat
- Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
- Usaha memperbaiki bidang pendidikan
c. Keamanan
- Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah keamanan dengan
kebijaksanaan sebagai Negara hukum dan menyempurnakan organisasi alat-alat
kekuasaan Negara
- Memperkembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan
ketentraman
d. Perburuhan
Melengkapi perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan derajat kaum buruh guna
menjamin proses nasional
e. Pendidikan dan Pengajaran
Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan pengajaran
f. Luar Negeri
- Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan aktivitas yang sesuai dengan kewajiban kita
dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan dengan kepentingan nasional menuju perdamian
dunia
- Menyelesaikan penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan Nederland ( Belanda)
- meneruskan perjuangan menggabungkan Irian Barat dalam wilayah kekuasaan Indonesia
secepatnya
PETA
KONSEP