Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN LABORATORIUM FISIKA

COVER

LECTURER:
Mukti Hamjah Harahap,S.Si.,M.Si.

CREATED BY :
GRACE DITA MARIA NAIBAHO (4183121055)
KHAIRINA RANGKUTI (4183121048)
LASMA ENITA SIAHAAN (4182121010)
CLASS:
BILINGUAL PHYSICS EDUCATION 2018

DEPARTMENT OF PHYSICS
FACULTY OF MATEMATICS AND NATURAL SCIENCE
STATE UNIVERSITY OF MEDAN 2020

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................4
PERENCANAAN................................................................................................................................4
1.1 Perencanaan jangka panjang..................................................................................................4
1.1.1 VISI...............................................................................................................................4
1.1.2 MISI :...................................................................................................................................4
1.1.3 Menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Laboratorium Fisika........................4
1.1.4 Desain Laboratorium.....................................................................................................5

1
1.2 Perencanaan jangka menengah........................................................................................11
Menyusun Rencana Pengembangan Laboratorium................................................................11
1.3 rencana pengembagan laboratorium jangka pendek (tahunan)..........................................12
BAB II................................................................................................................................................12
PENGELOLAAN..............................................................................................................................12
2.1 STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................................12
2.2 TUGAS DAN FUNGSI KOMPONEN STRUKTUR ORGANISASI...................................13
2.2 SISTEM PENGADAAN ALAT DAN BAHAN...............................................................13
2.3 SISTEM PENGARSIPAN ALAT DAN BAHAN............................................................15
2.4 SISTEM PNGGUNAAN DAN PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN.........................18
2.5 SISTEM KONTROL ALAT DAN BAHAN....................................................................20
2.6 SISTEM PENGELOAAN WAKTU DAN PENGGUNAAN ALAT DAN BAHAN......21
2.7 PERATURAN LABORATORIUM.....................................................................................24
a. Peraturan Dasar....................................................................................................................24
b. Peraturan Saat Praktikum.....................................................................................................24
2.8 SISTEM KESELAMATAN KERJA......................................................................................25
BAB III...............................................................................................................................................26
PENJAMINAN MUTU.....................................................................................................................26

2
3
BAB I
PERENCANAAN
1.1 Perencanaan jangka panjang
1.1.1 VISI
Menjadikan laboratorium fisika sebagai sarana yang dapat membantu siswa belajar menggunakan
metoda ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian.
1.1.2 MISI :
1. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin tahu para siswa terhadap suatu gejala
atau fenomena fisis.
2. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin menemukan sendiri mengenai
keteraturan dari suatu gejala atau fenomena fisis.
3. Mengembangkan keterampilan siswa dalam mengamati dan mengambil data.
4. Mendidik dan membiasakan siswa untuk bekerja dengan sabar dan teliti.
5. Melatih siswa menganalisis data dan menyusun laporan.
6. Melatih siswa menggunakan metoda ilmiah dan mengembangkan sikap ilmiah.
7. Melatih siswa untuk terbiasa meneliti.

1.1.3 Menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja Laboratorium


Fisika
Supaya semua kegiatan di laboratorium Fisika dapat berjalan dengan baik dan benar,
maka Kepala Laboratorium harus mampu mengembangkan Prosedur Operasioanl Standar
(POS) untuk setiap kegiatan di dalam laboratorium Fisika. Untuk setiap alat-alat
praktikum yang penggunaannya terstruktur juga harus dilengkapi dengan Instruksi Kerja
agar dalam penggunaannya tidak salah yang dapat membahayakan pengguna dan alat
sendiri.
Prosedur Operasional Standar (POS) adalah prosedur baku yang harus
diterapkan dalam suatu kegiatan yang diikatnya. POS yang dapat dikembangkan di dalam
laboratorium FISIKA antara lain:
1. POS pengadaan bahan penunjang praktikum Fisika
2. POS pelaksanaan praktikum oleh guru Fisika
3. POS memasuki ruang praktikum (mengatur guru dan siswa)
4. POS penggunaan alat praktikum Fisika
5. POS perawatan alat praktikum Fisika
6. POS penggunaan laboratorium
7. POS monitoring dan evaluasi pemanfaatan laboratorium
Prosedur operasional standar (POS) ini perlu dikembangkan untuk mencegah terjadinya
kesalahan prosedur yang memungkinkan terjadinya kecelakaan yang akan merugikan
siswa, guru, dan sekolah.
Format POS dapat beragam-ragam. Pada prinsipnya SOP mempunyai identitas
kelompok yang mengikat, judul kegiatan yang diatur, nomor dokumen, edisi, revisi,

4
tanggal mulai SOP diberlakukan, jumlah halaman SOP, Tujuan SOP, ruang lingkup yang
diatur SOP, definisi istilah yang digunakan, referensi, prosedur kegiatan yang diatur,
skema kegiatan, riwayat perubahan dan pengesahan SOP.
1.1.4 Desain Laboratorium
Menurut Kertiasa (2013: 33-34) Sekolah atau laboratorium baru yang ingin
dibangun, beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam menempatkan laboratorium
sekolah. Beberapa faktor terpenting adalah Letak relatif terhadap ruang-ruang yang
lain dan letak berkaitan dengan arah detangnya cahaya matahari.
Sutrisno (2010: 7-10) menyatakan bahwa terdapat 5 ruangan yang semestinya
ada di laboratorium fisika sekolah yakni: 1. Ruang Praktikum Ruang praktikum
merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika yakni :
1. Ruang Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika
sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran
fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peraga atau demonstrasi, praktikum
perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaan di ruang praktikum
menuntut tempat yang lebih luas daripada proses pembelajaran klasikal di dalam
kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan
bergerak selama melakukan proses pembelajaran.
Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru
yang akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang
praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Agar
kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan baik,
maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas utama sebagai berikut:
a. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi penerangan dan lain-lain), instalasi
air dengan bak cucinya, instalasi gas dan instalasi limbah.
b. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi
air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
c. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja
demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan
alat-alat praktikum.
d. Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya
ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup
rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
b. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
c. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta
dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
d. Kotak P3K.
e. Fasilitas pemadam kebakaran.

2. Ruang Persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan
perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
a. Bila laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan laboratorium.

5
b. Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan
ruang ruang penyimpanan atau gudang.
c. Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding
berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini dosen atau
laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
d. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
e. Memiliki fasilitas mebeler seperti:
 Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat
laboratorium.
 Lemari atau rak alat-alat.
 Loket peminjaman alat-alat.
f. Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan
alat- alat laboratorium seperti:
 Memeriksa jumlah kelengkapan
 Memeriksa keadaan.
 Memperbaiki.
 Membersihkan.
 Mengkalibrasi ulang.
g. Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-
alat yang akan digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti:
 Pemeliharaan dan perawatan.
 Setting.
 Uji coba.

3. Ruang Penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang
laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
yang sedang tidak digunakan.
a. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang
persiapan.
b. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat,
ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk
dan keluar melalui ruang persiapan.
c. Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi
udara yang baik.
d. Memiliki fasilitas mebeler seperti : Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-
bahan serta bermacam-macam rak untuk alat-alat.

4. Mebeler
1. Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi,
meja persiapan dan meja tulis.
a. Meja praktikum
1) Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di
laboratorium.
2) Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh
dua sampai 4 orang siswa.
3) Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau
misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.

6
4) Dilengkapi dengan instalasi listrik.
5) Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang
lainnya.
b. Meja demonstrasi
1) Untuk dosen melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran di
laboratorium.
2) Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
3) Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi
yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm. 20
4) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak. 5) Di samping meja
demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
c. Meja persiapan
1) Untuk dosen dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk proses pembelajaran.
2) Dipasang di ruang persiapan.
3) Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
4) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
d. Meja tulis
1) Untuk dosen.
2) Di pasang di ruang dosen di laboratorium.
3) Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan
lacinya

2. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk dosen dan kursi
praktikum untuk mahasiswa melakukan percobaan atau mengikuti
pembelajaran di laboratorium.
a. Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.
b. Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm
dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar
25 cm.
c. Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik
ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi
plastik, kayu atau karet.

3. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku,
dan lemari administrasi.
a. Lemari Alat
1) Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium.
2) Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di
ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang
praktikum.
3) Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat
digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang
menggunakan instalasi gas..
4) Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan
yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel
blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis

7
5) Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa
pintu geser.
6) Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca,
agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
7) Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan
alat-alat di dalamnya.
8) Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk
memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang
tersedia.
b. Lemari Administrasi
Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala
format administrasi laboratorium.
1) Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
2) Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan
jumlah lemari alat.
3) Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.
c. Lemari Buku
1) Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan laboratorium.
2) Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap
pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di
dalamnya.

d. Rak
1) Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan
alat-alat.
2) Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang
memiliki Kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan
perlindungan dari cuaca dan debu.
3) Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan
di ruang guru.

f. Loker
1) Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus
untuk menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
2) Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang
praktikum.
3) Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa Kotak-Kota dari
sekat- sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
4) Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk
siswa.
5) Sebaiknya di sediakan satu Kotak untuk tiap satu siswa.
Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang
laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio
minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar
dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2 . Lebar ruang laboratorium fisika
minimum 5 m. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Ruang

8
laboratorium fisika dilengkapi sarana (Permen Nomor 24 tahun 2007 sarana dan
prasarana).

1.2Perencanaan jangka menengah


Menyusun Rencana Pengembangan Laboratorium
Rencana pengembangan laboratorium Fisika mencakup pengembangan semua sumber
daya yang dimiliki oleh laboratorium fisika, yaitu:
1. Sumberdaya manusia yaitu teknisi dan laboran
2. Sumberdaya alat yaitu semua peralatan praktikum dan penunjang praktikum
3. Sumberdaya pendukung, yaitu sarana dan prasarana
Rencana pengembangan yang direncanakan adalah:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas teknisi dan laboran
2. Jenis praktikum yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan dari
peralatan yang layak pakai
3. Jenis praktikum yang memerlukan pengadaan alat dan bahan
4. Anggaran biaya yang perlu diusulkan untuk pengadaan alat dan bahan
praktikum yang diperlukan
5. Tata ruang praktek dan ruang penyimpanan alat di laboratorium
6. Pembagian tugas antara seluruh personil di laboratorium (Kepala
Laboratorium, teknisi dan laboran)
7. Penyusunan dan peningakatan Prosedur Operasional Standar (POS)
untuk berbagai aktivitas di laboratorium.

1.3 Perencanaan jangka pendek (tahunan)


program kerja laboratorium berdasarkan analisis keadaan dan kebutuhan yang sudah teridentifikasi.
Perencanaan kegiatan laboratorium hendaknya melibatkan semua personil dan guru yang terlibat
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan laboratorium. Semua personil dan guru yang terlibat
dalam perencanaan kegiatan laboratorium hendaknya memahami betul program kerja yang
direncanakan serta peran dan kewajibannya masing-masing. Beberapa hal penting dalam
perencanaan kegiatan laboratorium adalah seperti yang akan dikemukakan berikut ini.
1. Perencanaan kegiatan laboratorium dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali setiap
sebelum satu semester dan satu tahun ajaran baru.
2. Perencanaan kegiatan laboratorium harus sesuai dan mendukung program kerja sekolah.
3. Perencanaan kegiatan laboratorium harus didahului dengan evaluasi dan analisis keadaan
serta peluang dan hambtan yang dimiliki laboratorium.
4. Perencanaan kegiatan laboratorium dikembangkan berdasarkan hasil analisis keadaan
pada semester berjalan atau yang lalu.
5. Perencanaan kegiatan laboratorium harus menyebutkan secara eksplisit segala kebutuhan
yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

9
6. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit frekuensi dan
jadwal kegiatan yang akan dilakukan.
7. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit wewenang,
kewajiban dan tugas serta tanggung jawab setiap personalia dan guru yang terlibat dalam
kegiatan laboratorium, jika perlu sampai kepada hak-hak yang dapat diperoleh oleh setiap
individu tersebut.
8. Perencanaan kegiatan laboratorium harus disampaikan kepada pihak sekolah sebagai
proposal kegiatan laboratorium untuk semester atau tahun ajaran yang akan datang.
9. Setelah proposal perencanaan kegiatan laboratorium itu disetujui oleh pihak sekolah,
hendaknya segera diinformasikan kembali kepada semua pihak yang terlibat sebagai
program kerja laboratorium yang resmi akan dilaksanakan.
10. Semua pihak yang terlibat hendaknya dapat mentaati dan malaksanakan segala yang
sudah direncanakan secara maksimal.

BAB II
PENGELOLAAN
2.1 STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA SEKOLAH

KA. BAG
KURIKULUM

KOORD. LAB

KETUA
LAB. FISIKA

GURU
FISIKA

SISWA

2.2 TUGAS DAN FUNGSI KOMPONEN STRUKTUR ORGANISASI

1. Kepala Sekolah
2. Wakasek kurikulum
3. Ketua laboratorium
 Tugas utama pengelola laboratorium adalah
 mengkoordinir semua kegiatan laboratorium
 melaksanakan inventarisasi dan administrasi alat-alat dan fasilitas
laboratorium.

10
 serta menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman dan
kondusif
 menjamin keselamatan kerja di laboratorium.
4. Guru

2.2 SISTEM PENGADAAN ALAT DAN BAHAN


Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang,
atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat /
bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat /
bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana /
anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5)
pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 :
32).
Langkah perencanaan dapat dilaksanakan dalam tahapan berikut
1. Identifikasi
Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi alat dan
bahan apa saja yang dibutuhkan oleh setiap mata pelajaran yang akan
melaksanakan praktek  laboratorium. !angkah ini idealnya dilakukan bersama
guru-guru yang akan menggunakan laboratorium untuk kegiatan praktek. (Guru
penanggungjawab praktek mempelajari kurikulum, kemudian menentukan topik-
topik praktek yang akan dilakukan. Berdasarkan topik praktek yang akan
dilaksanakan, maka disusunlah manual atau petunjuk praktikum untuk setiap
topik. )engan demikian usulan mengenai kebutuhan alat dapat bersumber dari
setiap guru mata pelajaran yang akan menggunakan laboratorium sebagai sarana
praktek atau diidentifikasi sendiri oleh laboran berdasarkan manual atau petunjuk
praktikum yang diberikan oleh guru.
2 Pemilihan Alat
Dari hasil identifikasi peralatan dan bahan untuk kegiatan praktek
laboratorium baru dapat ditentukan mengenai jenis alat yang dibutuhkan, tetapi
karakteristik alat dan bahan yang dimaksud belum dapat ditentukan secara tepat.
Apabila sudah mendapat masukan mengenai peralatan yang dibutuhkan maka
selanjutnya adalah menentukan spesifikasi alat yang tepat untuk kegiatan. Namun
demikian berdasarkan pengalaman dapat ditentukan mengenai karakteristik
beberapa alat. Peralatan di pasaran sangat beragam dalam hal bentuk, ukuran dan
kualitas bahan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan
memilih spesifikasi peralatan yang tepat. Spesifikasi alat umumnya berhubungan
dengan bentuk , ukuran,dimensi, akurasi, batas-batas.
3 Membuat daftar usulan alat
Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi alat yang diperlukan maka selanjutnya a

DAFTAR USULAN ALAT LABORATORIUM

Sekolah/Madrasa :

Tahun ajaran :

NO. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Harga satuan Harga total


1. Mikroskop Monokuler 5 Rp 1.600.000 Rp
8.000.000
Okuler : 10x wide field11
tiga tempat lensa,
dengan objektif 10x,
20x, dan 45x
dalah menyusun daftar usulan alat laboratorium. usulan daftar alat laboratorium
dimaksudkan untuk memudahkan dalam meneliti dan menentukan anggaran. usulan alat
laboratorium harus menyatakan spesifikasi yang jelas mengenai alat yang diusulkan,
serta  jumlah satuan yang diperlukan dan harga satuan sehingga memperkecil kesalahan
dalam  proses.
2.3 SISTEM PENGARSIPAN ALAT DAN BAHAN
 Inventaris alat dan fasilitas laboratorium Daftar inventaris alat dan fasilitas
laboratorium adalah catatan atas semua alat-alat dan fasilitas laboratorium.
 Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium dapat dibuat dalam bentuk buku
catatan dengan tulisan tangan, file cetakan, ataupun dalam bentuk file elektronik
seperti dalam disket, hardisk, CD, dan flashdisk.
 Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium memuat nama dan berbagai
atribut alat-alat dan fasilitas laboratorium.
 Yang dimaksud dengan atribut alat-alat dan fasilitas laboratorium dalam daftar
inventaris adalah catatan keterangan mengenai nama alat, nomor kode alat,
spesifikasi, jumlah, keadaan baik atau rusak, tanggal pembelian atau penerimaan,
pabrik pembuat, nomor seri/tipe/model, tempat penyimpanan bahkan mungkin
juga sumber dana pembelian atau pengadaan serta keterangan lain yang dianggap
perlu sesuai dengan kondisi dan sistem manajemen di laboratorium sekolah yang
bersangkutan
 Perhatikan mungkin ada dan biasanya ada aturan resmi dari pemerintah, dinas
pendidikan atau sekolah mengenai tatacara pembuatan daftar inventaris dan
pemberian berbagai atribut alat dan fasilitas laboratorium.
 Daftar inventaris selalu diperbaharui setiap dalam batas perioda tertentu, sehingga
daftar inventaris selalu sesuai dengan keadaan alat dan fasilitas laboratorium
dalam perioda waktu yang bersangkutan.
 Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium sebaiknya dapat dibaca oleh
semua pihak yang berhak dan dianggap memerlukan, tetapi jangan sampai bisa
diberi perubahan oleh siapapun kecuali yang berwenang.
 Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium harus memudahkan penyimpanan
dan pengambilan serta pemeriksaan alat dan fasilitas laboratorium.

12
DAFTAR INVENTARIS LABORATORIUM FISIKA

(NAMA SEKOLAH )

(ALAMAT SEKOLAH)

Tgl Tempat
Nama Juml No.
No. Asesories Kode Spesifikasi Diter Pabrik Penyimp
Alat ah Seri
(1) (3) (4) (5) ima (8) anan
(2) (6) (9)
(7) (10)

Medan.....................20......

Kepala lanoratorium

Ttd

Keterangan dari setiap judul kolom pada daftar inventaris di atas adalah sebagai berikut
ini.
1) No. adalah nomor urut masuknya alat ke dalam daftar inventaris.
2) Nama adalah nama alat, nama ini biasanya sama dengan nama yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya. Nama alat dapat juga diberikan sesuai dengan konsep
materi fisika.
3) Asesoris adalah kelengkapan kecil atau bagian-bagian alat yang dapat dibuka dan
dipasang pada alat yang bersangkutan.
4) Kode atau nompor kode adalah nomor yang diberikan oleh pembuiat daftar
inventaris kepada setiap alat yang termasuk di dalam daftar inventaris.
Pengkodean ini hendaknya mengacu (jika ada) kepada peraturan pemerintah
mengenai pengkodean inventaris barang-barang negara. Biasanga dua angka
terakhir menyatakan nomor urut dari jumlah alat sejenis, misalnya
……/……/……/2/6, berarti alat itu adalah alat yang ke 2 dari jumlah 6 yang ada.
5) Spesifikasi adalah data-data teknis alat baik dari tampilannya seperti bentuk,
massa, ukuran panjang x lebar x tinggi, warna, bahan utama, ataupun data-data.
pengukuran jenis besaran yang diukur (jika listrik misalnya ac, dc, atau ac-dc)
seperti batas ukur, skala makasimum, skala terkecil, ketelitian dan sebagainya.

13
6) Jumlah adalah banyaknya alat yang ada dan terdaftar dalam daftar inventaris,
biasanya dinyatakan pada angka terakhir dari kode (lihat keterangan kolom 4).
7) Tanggal penerimaan adalah tanggal bulan dan tahun alat itu diterima.
viii) Pabrik pembuat adalah pabrik atau perusahaan atau pihak yang memproduksi
alat.
ix) Nomor seri adalah nomor produk yang diberikan oleh pabrik pembuat berkaitan
dengan serial atau model produksinya.
x) Tempat Penyimpanan adalah nomor lemari, laci atau rak tempat alat disimpan.

2.4 SISTEM PNGGUNAAN DAN PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN


Peminjaman alat-alat dapat dilakukan dengan menggunakan bon atau bukti
peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat-alat, seperti contoh di bawah
ini

LABORATORIUM FISIKA
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)

BUKTI PEMINJAMAN ALAT

Pada hari ini ............, tanggal ................................., telah dipinjam alat-alat yang tercantum
dalam tabel berikut ini.

No. Nama alat kode jumlah

Bandung...............................

Mengetahui

Kepala Laboratorium peminjaman

Nama Nama

NIP NP/NIS

Bon pinjaman tersebut di atas diisi dengan jelas oleh peminjam. Peminjaman
harus mendapat persetujuan paling tidak dari kepala/ketua/penanggung jawab
laboratorium. Peminjaman di catat dalam buku pinjaman alat-alat dan bon/bukti
14
peminjaman ditahan oleh petugas laboratorium yang melayani peminjaman itu.
Bon peminjaman diserahkan kembali kepada peminjam pada saat peminjam
mengembalikan alat-alat yang dipinjamnya dalam keadaan utuh. Selama bon
peminjaman masih berada di tangan petugas laboratorium, berarti peminjam
belum mengembalikan alat yang dipinjamnya.

2.5 SISTEM KONTROL ALAT DAN BAHAN


Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan laboratorium yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar alat-
alat laboratorium dapat digunakan sesuai dengan batas usia pakainya. Kegiatan
memelihara dan merawat alat-alat laboratorium dapat meliputi kegiatan-kegiatan
membersihkan alat-alat, memeriksa hasil kerja dan unjuk kerja alat, memperbaiki
bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian-bagian alat yang hilang,
menyimpan alat-alat sesuai dengan daftar inventaris, memeriksa ketersediaan dan
kebutuhan sehingga memeberikan informasi bagi pengadaan alat-alat.
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan itu sebaiknya dijadwalkan dan dicatat
sehingga dapat memberikan informasi tentang riwayat alat sejak dari pembelian,
pemakaian, pemeliharaan sampai habis usia pakainya. Catatan pemeliharaan dan
perawatan alat-alat itu misalnya adalah seperti pada contoh format isian untuk
pemeliharaan dan perawatan alat-alat seperti di bawah ini

2.6 SISTEM PENGELOAAN WAKTU DAN PENGGUNAAN ALAT DAN


BAHAN

LABORATORIUM FISIKA
(NAMA SEKOLAH)
(Alat Sekolah)
CATATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT-ALAT
N0. Tgl Nama pembersiha perbaikan penggantia keterea
alat n ngan
Suda belo bagi suda belu bag sudah belum
h m an h m ian

Bandung....................
Mengetahui

Kepala Laboratorium peminjaman

Nama Nama

NIP NP/NIS

15
Kegiatan laboratorium dapat dibedakan atas kegiatan rutin dan kegiatan non
rutin atau insidental. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan
jadwal teratur dan berkala menurut perioda tertentu, sedangkan kegiatan non ruitn
atau insidental adalah kegiatan yang dilaksanakan sewaktu-waktu jika diperlukan.
Walaupun hanya dilaksanakan sewakltu-waktu jika diperlukan saja, kegiatan non
rutin tetap harus direncakan dengan baik hingga pada saatnya dapat dilaksanakan
dengan lancar. Untuk kegiatan rutin maka perencanaannya harus melibatkan
semua guru yang terlibat didalamnya dengan pembagian tugas dan penjadwalan
yang disepakati bersama. Jadwal kegiatan rutin harus menunjukkan dengan jelas
hari, tanggal dan jam serta jenis kegiatan, peserta dan guru penanggung jawabnya.
Untuk kegiatan pembelajaran yang rutin menggunakan laboratorium serta alat-alat
laboratorium, jadwalnya dapat dibuat misalnya seperti pada contoh di bawah ini.

LABORATORIUM FISIKA
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM

No. Hari Jam Kelas Guru

Medan.....................20......

Kepala lanoratorium

Ttd

Nama

NIP.

Untuk pelaksanaan semua kegiatan rutin dan kegiatan non rutin, administrasi
penggunaan laboratorium dan alat-alat laboratorium dapat dilakukan misalnya
dengan menggunakan tabel di bawah ini.

16
LABORATORIUM FISIKA
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM
No. Tgl Jam Pemakai Jumlah Kegiata Alat yg Tanda
(1) (2) (3) (4) peserta n dipaka tangan
(5) (6) (7) pemakai
(8)

Keterangan :
 No. adalah nomor urut pemakai, dimulai dengan nomor satu untuk
pemakai pertama, nomor dua , tiga dan seterusnya secara berurutan.
 Tanggal adalah tanggal bulan dan tahun pemakai melaksanakan kegiatan
Jam adalah waktu pelaksanaan kegiatan.
 Pemakai atau pengguna adalah personal/individu guru, siswa atau pihak
penanggung jawab kegiatan yang menggunakan laboratorium dan atau
alat-alat laboratorium termasuk bahan habis.
 Jumlah peserta adalah banyaknya perserta yang memngikuti kegiatan.
 Kegiatan adalah nama atau jenis kegiatan yang dilaksanakan dengan
menggunakan laboratorium dan atau alat-alat laboratorium, misalnya
adalah kegioatan pembelajaran, demonstrasi, praktikum atau yang
lainnya..
 Alat yang dipakai adalah nama dan jumlah bahan habis dan atau alat-alat
yang digunakan.

17
2.7 PERATURAN LABORATORIUM
a. Peraturan Dasar
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium.
b. Dilarang melakukan keributan saat berada di dalam laboratorium
c. Dilarang merokok,karena mengandung potensi berbahaya seperti kebakaran.
d. Dilarang berlari-larian di dalam laboratorium.
e. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium yang belum diketahui
cara penggunaanya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang sudah tahu atau
pada teknisi ataupun asisten laboratorium yang ada.
f. Didalam laboratorium diwajibkan memakai baju laboratorium berwarna
putih,pakaian kemeja berkerah,celana keper panjang/ rok panjang tidak
dibenarkan untuk memakai kaos dan celana oblong,serta menggunakansepatu
yang tertutup dan kaos kaki juga bagi perempuan wajib mengikat rambut.
g. Untuk peralatan laboratorium yang spesifik yang sudah ada manual dari
pabriknya,dilarang membuat sendiri peraturan penggunaan alat tersebut
apabila bertentangandengan manual yang telah ada.

b. Peraturan Saat Praktikum


A. Tata Tertib Sebelum Praktikum
1. Praktikan harus sudah hadir 10 (sepuluh) menit sebelum praktikum dimulai
2. Praktikan harus mengenakan seragam praktikum dan tidak dibenarkan
memakai sandal.
3. Praktikan harus mengikuti pretest.
4. Praktikan yang tidak lulus pretest dan tidak mengumpulkan tugas pendahuluan,
tidak dibenarkan mengikuti praktikum.

B. Tata Tertib Saat Praktikum


1. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan merokok dalam ruangan.
2. Praktikan harus melakukan praktikum dalam kelompoknya dan tidak
diperkenankan dalam kelompok lain.
3. Setiap kelompok harus meminjam alat atau sebagian alat yang akan
digunakan dengan mengisi bon peminjaman yang sudah ditandatangani oleh
asisten yang ditunjuk.
4. Setelah alat dirangkai mintalah asisten untuk memeriksa sambungannya
sebelum dihubungkan ke PLN.
5. Tulislah data yang diperoleh dalam kertas laporan sementara dan harus
diketahui oleh asisten yang bertugas pada saat itu dengan memberikan tanda
tangan pada laporan sementara.

C. Tata Tertib Setelah Praktikum


1. Setelah pengambilan data selesai peralatan harus dikembalikan kepada
Laboran, bersihkan meja dan tinggalkan meja kerja dalam keadaan rapi dan
bersih.
2. Kerusakan alat menjadi tanggung jawab peminjam (praktikan).
3. Laporan ditulis dengan format yang telah disediakan.
4. Setiap laporan disertakan hasil perhitungan yang dilengkapi perhitungan
ralat, kesimpulan dan jawaban tugas yang diberikan.
5. Praktikan yang tidak hadir sebanyak dua kali tanpa keterangan akan dianggap
gagal dan semua praktikum yang telah dilakukan dianggap batal.

18
2.8 SISTEM KESELAMATAN KERJA

Berdasarkan Permen Nomor 24 tahun 2007 sarana dan prasarana hal 18 adapun
tunjauan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan ruang di laboratorium fisika yakni:
1. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah
proses evakuasi dengan lebar selasar lab. minimal 1,8 m bagi pergerakan horisontal
antar ruang.
2. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengah ruang praktek, rata dengan lantai
dan dilengkapi sekering untuk menghindari hubungan arus pendek.
3. Bukaan ventilasi cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari
luas ruang perpustakaan, untuk sehatnya kondisi ruang dengan penerangan alami,
sirkulasi udara dan kelembaban normal.
4. Alat pemadam ringan tersedia di laboratorium

BAB III
PENJAMINAN MUTU

Indonesia telah mengadopsi ISO / IEC 25 menjadi BSN-101 tentang persyaratan


umum kemampuan Laboratorium Kalibrasi dan laboratorium penguji. BSN-101
difokuskan pada kegiatan laboratorium kalibrasi dan laboratorium pengujian dengan
memperhatikan persyaratan kemampuan laboratorium tercantum dalam Organisation for
economic Cooperation Development (OECD) tentang Good Laboratory practice (GLP).
Elemen-elemen dalam GLP adalah :
1. Sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman yang baik
2. Kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat
3. Sistem jaminan mutu yang sesuai
4. Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi
5. Mampu telusur pengukuran dan sitem kalibrasi ke standar nasional/ Internasional
6. Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian
7. Sarana dan lingkungan pengujian.
Idealnya, lab sekolah sebagai unit atau organisasi yang berorientasi pada pencapaian
proses dan produk, hendaknya menganut system manajemen mutu yang telah terstandar
secara nasional/ internasional, yaitu system manajemen mutu ISO 9000; 2008. Meskipun
demikian karena berbaga keterbatasan, paling tidak lab sekolah, memiliki manajemen mutu
mendekati system mutu tersebut agar dapat mengorganisasikan kegitan lab secara
menyeluruh, dan semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan praktikum
terkendali. Yang penting, system manajemen mutu lab harus mampu memenuhi kebutuhan
lab dan kebutuhan siswa.
Dalam mengembangkan system mutu lab sekolah, hal yang pertama kali harus dilakukan oleh
pimpinan lab adalah menetapkan kebijakan mutu, tujuan mutu, struktur organisasi serta
peraturan untuk:
a. Memastikan bahwa semua personil lab memahami vsi dan misi lab

19
b. Memastikan bahwa semua personil lab dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan
baik dan terkendali
c. Memastikan bahwa semua kegiatan, sumberdaya, sarana, prasarana serta peralatan dan
bahan di lab teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik
d. Menjamin bahwa siswa dapat melakuakn kegitan praktikum sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.

Sistem manajemen mutu lab terdiri atas:


1. Organisasi Laboratorium
Laboratorium memiliki struktur organisasi yang setiap anggotanya memiliki tugas pokok dan
fungsi masing-masing. Kepala sekolah dalam organisasi laboratorium memiliki tugas dan
fungsi sebagai penanggungjawab. Kepala sekolah dan kepala laboratorium memiliki
hubungan hierarki dalam struktur organisasi laboratorium. Dalam struktur organisasi
laboratorium juga ada teknisi dan laboran yang masing-masing memiliki tugas pokok dan
fungsi dalam laboratorium.
2. Personal
Aspek personal dalam manajemen mutu berkaitan dengan kompetensi dari setiap tenaga yang
ada di laboratorium. Kompetensi yang harus dimiliki setiap kepala laboratorium, teknisi, dan
laboran mengacu pada standar pemerintah No. 26 Tahun 2008. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki antara lain:
 kompetensi kepribadian
 kompetensi sosial
 kompetensi manajerial
 kompetensi administratif
 kompetensi profesional
3. Equipment
Equipment dimaksud disini adalah peralatan yang ada di laboratorium. Adapun peralatan di
laboratorium yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, pengaduk, gelas ukur, spiritus, dan
segala alat yang biasa dipakai dalam praktikum.
4. Information management
Informasi dibedakan berdasarkan sifatnya ada 2 yaitu akuntabilitas dan responsibilitas.
Informasi yang bersifat akuntabilitas adalah informasi yang arahnya vertikal (keatas).
Informasi yang bersifat akuntabilitas dapat dikatakan administratif. Informasi yang bersifat
responsibilitas adalah informasi yang arahnya horizontal (kiri-kanan dan bawah). Informasi
yang responsibilitas ini dapat dikatakan bersama. Saat memanajemen informasi yang ada di
laboratorium harus bisa membedakan antara informasi yang bisa dibagikan ke publik dengan
informasi yang tidak bisa dibagikan ke publik. Sebagai contoh, kita tidak boleh
memberitahukan informasi tentang dimana membeli zat-zat kimia yang sifatnya terlarang
karena dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan kriminal. Selain
itu, kita sebaiknya melaporkan aliran dana yang ada di laboratorium kepada anggota
organisasi laboratorium saja.

20
5. Proses Pengendalian
Proses pengendalian lebih menekankan pada penggunaan bahan yang berbahaya terhadap
praktikum terutama limbah. Setiap laboratorium harus memiliki tempat pembuangan limbah
hasil praktikum. Sebaiknya limbah dibuang di tempat sampah yang berbeda-beda sesuai jenis
limbahnya agar tidak terjadi kontaminasi ataupun kecelakaan yang dapat membahayakan
keselamatan orang-orang yang ada di laboratorium. Terkait penggunaan bahan yang
berbahaya dalam praktikum sebaiknya diganti dengan bahan yang lebih aman bagi
keselamatan praktikan akan tetapi fungsinya sama.
6. Purchasing and Inventory
Sebelum membeli barang untuk laboratorium sebaiknya di data dahulu alat dan bahan yang
ada di laboratorium. Alat dan bahan yang ada dicek kelayakannya dan jumlahnya. Apabila
stok alat atau bahan tinggal sedikit sebaiknya cepat-cepat dibeli atau dipesan sebelum
praktikum dilaksanakan agar tidak menghambat keterlaksanaan praktikum. Inventarisasi alat
dan bahan harus terus dilakukan dan dicatat sebagai laporan kepada kepala laboratorium.
Inventarisasi yang baik dapat menunjang kemajuan laboratorium.
7. Document and Record
Dokumen yang ada di laboratorium meliputi berita acara serta dokumen-dokumen kegiatan
yang ada di laboratorium. Perekaman berkaitan dengan alat yang dipakai di laboratorium.
Setiap kegiatan di laboratorium harus terdokumentasi dengan baik sebagai
pertanggungjawaban dalam mengelola laboratorium.
8. Occurred Management
Manajemen terkait penyimpangan di laboratorium ditekankan pada antisipasi. Keamanan dan
keselamatan di laboratorium harus dibuat standar operasional prosedur (SOP).
9. Assesment
Penilaian merupakan target ketercapaian untuk setiap jenis layanan yang ada di laboratorium.
Setiap kegiatan yang ada di laboratorium haruslah dievaluasi atau dimonitoring.
10. Facility and Safety
Fasilitas yang mendukung keselamatan kerja di laboratorium antara lain: ventilasi, lemari
asam, alat pemadam kebakaran, aliran listrik, aliran air, dan sebagainya. Selain itu,
gunakanlah baju lab, masker dan sarung tangan saat praktikum guna perlindungan diri dari
bahaya zat ataupun alat.
11. Customer service
Kerja customer service adalah piket terhadap kebersihan dan pelayanan yang ada di
laboratorium. Sekolah yang laboratoriumnya tidak memiliki customer service bisa meminta
siswa untuk membantu saat ada praktikum akan tetapi tidak mengganggu aktivitas belajar
siswa tersebut.
12. Process improvement
Proses kemajuan terhadap laboratorium dapat dilakukan dengan cara merefleksi setiap
kegiatan yang ada di laboratorium. Refleksi ini sangat penting dilakukan guna kemajuan
laboratorium.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hamid Abu.2011.Sistem Manajemen Laboratorium MIPA.Yogjakarta : UNY


Imran,Alif.2017. Studi Tata Letak dan Tata Ruang Laboratorium Fisika Berdasarkan
Standar
Sarana dan Prasarana di SMAN Wilayah Timur Kota Makassar: UIN Alauddin
Makassar
Sutrisno,2011.Laboratorium Fisika Sekolah.Bandung :UPI

22

Anda mungkin juga menyukai