Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENATAAN DAN PERAWATAN LABORATORIUM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengelolaan laboratorium IPA

Dosen Pengampu :
Dr. Afreni Hamidah, S.Pt., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Charolin Aprilia P2A521001


M. Helmi P2A521003
Mela Agustia P2A521013
Vera Yulanda P2A521008

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, nikmat kesabaran dan kesehatan serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penataan dan Perawatan Laboratorium”
dengan baik. Shalawat beriring salam dhadiahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW
sang inspirator sejati yang telah berjuang untuk ummat Islam dan menjadi teladan bagi
kehidupan. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium Program Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.

Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari literatur yang ada,
sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun baik mengenai isi maupun penulisan dari makalah ini. Semoga isi
dari makalah ini dapat memperluas wawasan kepada para pembaca.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi kebaikan di masa
mendatang. Demikianlah semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Jambi, Maret 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan ..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium .........3
2.2. Cara Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium ..................4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium merupakan tempat melakukan aktivitas untuk menunjang
proses pembelajaran yaitu, analisis, diskusi ilmiah, penelitian, pengabdian
masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui serangkaian debat
ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta pengembangan
metode, perangkat lunak, peraturan,dan prosedur praktikum.
Keberadaan laboratorium berperan sangat penting terutama dalam bidang
pendidikan. Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta
mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Dengan adanya
laboratorium, bukan hanya pendidik saja yang mendapatkan kemudahan dalam
prosesnya tetapi juga dirasakan oleh peserta didik. Laboratorium menjadi ruang
bagi para siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan berbagai alat dan bahan
dalam mengobservasi dan membuktikan sendiri teori yang telah dipelajarinya.
Sedangkan bagi para guru, laboratorium dapat menjadi sumber belajar dalam
menyampaikan materinya agar lebih dimengerti dan dipahami oleh para peserta
didik.
Laboratorium berkaitan hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari disiplin ilmu
eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga hubungannya antara praktek dan
teori sangat erat. Dari laboratorium, tujuan pembelajaran Fisika yang dengan
banyak variasi dapat digali dan dikembangkan sekaligus sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran Fisika secara praktek yang memerlukan
peralatan dan bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat
berlangsung dengan baik.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium
selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi
kecelakaan. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka waktu yang
panjang maka perlu dilakukan penataan, perawatan, dan perbaikan (reparasi) alat
laboratorium.
Penataan alat-alat laboratorium sangat diperlukan. Tetapi pada kenyataannya
masih banyak laboran atau praktikan yang kurang memahami bagaimana cara
penataan,perawatan dan reparasi alat-alat laboratorium. Akibat dari kurang
memahami tentang penataan, perawatan dan reparasi alat-alat laboratorium
menyebabkan praktikan meletakan alat sembarangan dan tidak merawatan alat-alat
yang ada dilab dengan baik. Hal ini menyebabkan kurang efisiensinya penggunaan
alat-alat laboratorium dengan baik. Bukan hanya pada penataan dan perawatan
tetapi juga pada reparasi alat atau perbaikan alat-alat laboratorium. Dimana pada
alat-alat labaoratorium yang mengalami kerusakan dibiarkan tetap rusak atau
diganti yang baru tanpa diperbaiki terlebih dahulu. Maka dari itu kami mengangkat
makalah tentang “Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Penataan dan Perawatan Alat-Alat
Laboratorium?
2. Bagaimana Cara Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Penataan dan Perawatan
Alat-Alat Laboratorium.
2. Dapat mengetahui bagaimana cara Penataan dan Perawatan Alat-Alat
Laboratorium.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium


2.1.1 Pengertian Penataan Alat-Alat Laboratorium
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat
dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam
pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu,
tentu memerlukan cara tertentu agar petugas laboratorium (teknisi dan
laboran) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja
laboratorium, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya.
Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut
tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam
pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan
lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari
kehilangan (Amien, 1984: 78).
Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor
yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor
tersebut antara lain :lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada
arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan
lokasi sumber air. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan
dan mempermudah tindakan lainnya.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang
utama, dan ruang-ruang pelengkap.Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa
atau mahasiswa melakukan praktikum.Ruangan pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan.Ruang persiapan digunakan untuk
menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum. Ruang
penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk
bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaanya tidak setiap saat. Selain ruangan

3
tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan
spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan
administrasi/staf.

2.1.2 Pengertian Perawatan Alat-Alat Laboratorium


Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap
pakai.Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan
dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak
atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga
dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan
laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan
untuk kegiatan praktikum para siswa (Moejadi, 2002: 115).
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana
penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pasal 42 ayat (2) serta pasal 43 ayat (1) dan ayat (3). Laboratorium merupakan
tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji
coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

2.2 Tata Cara Penataan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium


2.2.1 Tata Cara Penataan Alat-Alat Laboratorium
Penyimpanan alat-alat di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan bahan
kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelastidak boleh disatukan dengan
alat-alat yang terbuat dari logam.Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran
ruangan persiapan. Contohnya apabila luas lantai 100 m2, 70-80 m2 digunakan
sebagai ruang utama praktikum.
Suatu laboratorium yang perlu diingat adalah bahwa ruang-ruang penunjang
laboratorium tersebut tidak mutlak harus ada atau tempat serta fasilitas-fasilitas
lainnya.Supaya cahaya matahari langsung tidak masuk secara langsung ke dalam
ruangan laboratorium dan untuk mencegah masuknya air hujan, maka

4
disekelilingnya laboratorium hendaknya diberi selokan yang luas lebih kurang 20%
dari luas seluruh laboratorium (Nyeneng, 2010).
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum laboratorium
maupun peralatan. Beberapa contoh penataan fasilitas umum laboratorium sudah
dikemukakan sebelumnya, pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada
penataan alat. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai
penyimpan bahan kimia saja
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3. Keperangkatan
4. Nilai atau harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot atau berat alat
Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat
digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan
sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek
tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di atas dalam menentukan
penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti fisika
dan biologi. Dalam laboratorium fisika penataan alat seringkali dikelompokkan atas
dasar jenis percobaan seperti alat-alat untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas,
cahaya dst. Upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas
dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
a. Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada:
1. Keadaan laboratorim yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium,
dan keadaan alat dan bahan.

5
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan
digapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.

b. Keadaan alat dan bahan berdasarkan keadaannya:


1. Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat,
seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
2. Bahan atau zat tersebut dapat dikelompokkan pada jenis bahan (fasa,wujud
zat,sifat asam basa dari zat), seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa
sering bahan tersebut digunakan.

c. Langkah-langkah penyimpanan:
1. Bersihkan ruang dan penyimpanan alat dan bahan.
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada.
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan
bahan.
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
laboratorium, keadaan alat dan bahan.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penyimpanan alat yaitu:


1 Bahan dasar pembuatan alat.
3. Bobot alat.
4. Kepekaan alat terhadap lingkungan.
5. Pengaruh alat yang lain.
6. Kepekaan perangkat alat dalam suatu set.

e. Dasar dari penyimpanan alat, yaitu :


1. Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu
2. Jenis bahan pembuat, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu
3. Percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dll
4. Seberapa sering alat digunakan :
- Sering digunakan misalnya : gelas kimia
- Jarang digunakan misalnya: lumpang & alu

6
f. Penyimpanan alat dan bahan :
1. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa
dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah.
2. Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan
percobaannya
3. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan
tersendiri ditempat khusus.
4. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul
percobaan atau dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat

g. Perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti :


1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
3. Menjaga kebersihan alat
4. Menyimpan alat

h. Tata letak dan pengaturan perabot laboratorium :


1. Prinsip Keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada
lemari terkunci.Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat
dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu
diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia.
Langkah-langkah Penyimpanan :

7
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan
bahan di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok
bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya,
seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke
dalam kelompok bahan yang banyak digunakan :
1. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci .
2. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti: logam, kaca, porselen, plastik dan karet

Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan
dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap
kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca
lengan dan beaker glass.

8
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang
tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun
menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat
kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan
ventilasi yang baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila


alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah
diambil. Alat – alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru
pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah
meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja
demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan
meliputi hal – hal berikut :
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan
ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam
lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut
terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta
melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan
bahan kimia bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru,
terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak
berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
2. Air dan Asam – Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh
dari air, asam dan basa.Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan
alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya.Bahan kimia yang bereaksi

9
dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan
menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat
elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang
besar.gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan
matahari secara langsung.Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika
terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari
tertutup.Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai
segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang
cukup tinggi, dan adanya oksigen.Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan
laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran
tersebut.

2.2.2 Tata Cara Perawatan Alat-Alat Laboratorium


Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk
menjalankannya. Untuk memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah
terdapat berbagai personil yaitu: kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek
bidang kurikulum, penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator
laboratorium, dan laboran.
Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkat-
perangkat apa yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini
jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang
baik. Dengan demikian manajemen laboratorium itu adalah suatu tindakan

10
pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-
out) sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya.
a. Jenis Perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak
terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.
1. Perawatan Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan
menjadi dua, yakni:
a) Perawatan Terencana yang Bersifat Perawatan Preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan,
adalah sistemperawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan
atau kerusakan peralatan laboratorium.
b) Perawatan Terencana yang Bersifat Korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
sistemperawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium
pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.

2. Perawatan Tidak Terencana


Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan
terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya.Pekerjaan perawatan ini
tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan.Umumnya tingkat kerusakan yang
terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat.Karena tidak direncanakan
sebelumnya, maka juga disebutperawatan darurat.

b. Tujuan Perawatan Laboratorium


Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:

11
1. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
2. Memperpanjang umur pemakaian
3. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
4. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
5. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
7. Menghindari terjadinya kerusakan fatal.

c. Sistem Perawatan Laboratorium


Dalam perawatan Laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana
kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:
1. Obyek laboratorium yang akan dirawat.
2. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
3. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya
perawatan.

d. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium


Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar
dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi
kecelakaan yang timbul secara lebih dini.
Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan
laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih
terlebih dahulu.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang
memerlukan perbaikan.
5. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut
dalam kondisi buruk.

12
6. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar
menjaga kestabilan alat tersebut.
7. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika
alat tersebut tidak di gunakan kembali.

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat
praktikum:
1. Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan
alat itu.
2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
3. Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat
tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.
Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
4. Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐
alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat
praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan
kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/
logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat tersebut
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan
atau sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan

e. Sumber Daya sistem perawatan Laboratorium


1. Tenaga Perawat ( Man )
Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat
laboratorium yang dikelolanya.Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah
melaksanakan perawatanlaboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga,
menyimpan, membersihkan, memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan
bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan penggantian dan perbaikan komponen
peralatan laboratorium yang rusak, untuk peralatan khusus dengan tingkat

13
kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga memerlukan kemampuan
profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar.
Misalnya, untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang
konstruksinya sangat rumit, untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat
melibatkan siswa praktikan.Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat
praktik, menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan peralatan,
untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan
pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat
peraturan dan tata tertip penggunaan peralatan di laboratorium.
2. Biaya Perawatan (Money)
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan
untuk berbagai hal, antara lain:
a. Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol,kain
lap, perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
b. Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik,
mouse komputer, dan sebagainya.
c. Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas,
solder, tang, obeng, gunting, dan sebagainya.
d. Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan
terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.
e. Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan
anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara
rutin.
3. Bahan Perawatan (Materials)
Bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium.Bahkan untuk
pekerjaanperawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, Karena bahan
ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua
peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan
peralatan laboratorium, antara lain:

14
a) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti: sabun, carbol, kain lap, tinner,
bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik,
dan bahan pembersih lainnya.
b) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan
pelapis, bahan pelindung, pembungkus, dan sebagainya.
c) Suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse
komputer, dan sebagainya.
4. Peralatan Perawatan (Machines)
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila
laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung
terlaksananya program perawatanperalatan laboratorium. Peralatan untuk
pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta
jenis kegiatan perawatannya. Peralatan perawatanlaboratorium antara lain meliputi:
a) Peralatan penyimpanan, misalnya lemari, rak
b) Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
c) Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
d) Peralatan penyetelan kembali
e) Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki
oleh setiap laboratorium.
5. Cara Perawatan (Methodes)
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan
laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui
gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna
laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.
b. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar
dari kerusakan.

15
c. Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang
dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan
terjadinya korosi.
d. Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi
makan hewan percobaan.
e. Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk
mengetahui adanya gejala kerusakan.
f. Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan
dalam kondisi normal atau standar.
g. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan
laboratorium pada batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin
dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum mahasiswa.
h. Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang
sudah rusak.
6. Waktu Perawatan (Minutes)
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya
kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan
pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan
kegiatanperawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan
perawatanlaboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
a. Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat
yang sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk
melakukanperawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa
menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah
berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan laboratorium
akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal
perawatan.
b. Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan
laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan
praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut
akancepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan
menghindari kerusakan, mestinya jadwalperawatannya harus dibuat tinggi

16
frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan
perawatan.
c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki
laboratorium. Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik
dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara
serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai
sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.

f. Cara Merawat Alat-Alat Laboratorium


Beberapa cara merawat alat-alat laboratorium, yaitu sebagai berikut:
1. Merawat Alat Gelas yaitu Simpan di tempat aman, terpisah dari alat lain,
tersusun sesuai jenis. Jangan memanaskan alat yang bukan terbuat dari gelas
tahan api (pyrex, Yena, durex)Jangan memanaskan alat-alat ukur
gelas.Simpan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Merawat Alat Logam yaitu Lindungi dari karat, dengan cara dicoating, dicat,
atau dibungkus plastik bila tidak digunakan. Usahakan selalu kering, simpan
ditempat kering.Jauhkan dari bahan kimia korosif. Bersihkan dan kering
setelah digunakan
3. Merawat Alat dari Kayu yaitu Usahakan kering agar tidak cepat rapuh,
Dicat.Disemprot dengan bahan insektisida.Simpan ditempat yang kering.
4. Merawat Alat dari Bahan Porselen yaitu Simpan ditempan yang aman,
hindarkan dari benturan
5. Merawat Alat dari Karet/Plastik yaitu Jauhkan dari panas, asam, basa atau
garam dan Hindarkan dari bahan/pelarut organic
6. Merawat Alat Listrik yaitu Gunakan kabel yang baik.Kontrol selalu
sekeringnya secara berkala.Jangan menumpuk steker listrik.Gunakan
stabilisator untuk menghindari fluktuasi tegangan. Putuskan hubungan alat
dengan sumber listrik bila tidak digunakan
7. Merawat Alat Optik yaitu Alat optik umumnya mahal. Perlu dirawat
seksama.Gunakan bahan pengaman higroskopis untuk menjaga agar alat
selalu kering.Simpan diruang ber-AC dan kering.Bersihkan alat-alat dengan
cara yang benar sesuai SOP alat.

17
8. Cara Merawat Lemari yaitu Asam Dinding dalam lemari dicat tahan asam/
uap pelarut organik/panas Bagian kaca dibersihkan berkala.Botol bahan
kimia ditutup rapat.Cek blower secara berkala. Gunakan switch : 110-220
volt. Bagian lantai lemari asam terbuat dari bahan tahan asam, tahan pelarut
organik dan tahan panas.
Rusaknya alat-alat kadang-kadang disebabkan karena salah menangani alat
itu, misalnya, baterai karena arus pendek, amperemeter rusak karena arus terlalu
tinggi. Oleh karena itu, sebelum siswa menggunakan alat yang mudah pecah atau
rusak harus diberi perhatian khusus cara penggunaan alat itu.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Didalam laboratorium tidak hanya jenis dari alat-alatnya saja yang perlu
diketahui, tetapi juga bagaimana cara Penataan dan Perawatan alat-alat
laboratorium. Penataan alat-alat laboratorium bertujuan untuk memudahkan
praktikan dalam pengambilan alat dan lebih mudah dalam pendataan alat. Selain itu
ada juga perawatan alat-alat aboratorium yang bertujuan untuk merawat alat-alat
laboratorium dari kerusakan dini, sehingga penggunaan alat-alat laboratorium lebih
maksimal.
Dengan adanya Penataan dan Perawatan alat-alat laboratorium ini maka alat-
alat yang ada di laboratorium akan lebih efisien dan maksimal dalam
penggunaanya. Alat-alat laboratorium lebih terawat dan terjaga sehingga apabila
ada alat yang rusak akan cepat dtanggani dan meperkecil kecelakaan di
laboratorium akibat kesalahan alat.

3.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, pengguna
laboratorium sebaiknya mengikuti peraturan dan asas-asas yang telah ditetapkan,
karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada proses pembelajaran. Selain itu,
dalam proses penataan dan perawatan hendaknya dapat memperhatikan aspek-
aspek dalam penataan dan perawatan laboratorium seperti laboran dan praktikan
dapat membantu untuk merawat laboratoium sehingga akan tercipta laboratorium
yang baik dan nyaman. Kesadaran akan pentingnya keselamatan di dalam
laboratorium sangat penting untuk ditanamkan dan juga penataan dan perawatan
alat laboratorium penting untuk dilaksanakan demi menjaga alat-alat laboratorium
agar tetap bagus dan baik ketika digunakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Muhammad. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual Laboratorium


Pendidikan IPA Umum (General Science). Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Departemen Pendidika Nasional. 2002. SPTK-21. Jakarta
Moejadi. 1985. Petunjuk Pengelolaan Laboratorium Fisika Untuk SMA. Jakarta:
Depdibud.
Nyeneng, I Dewa Putu. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: Unit
Penerbitan FKIP UNIB.

20

Anda mungkin juga menyukai