Dosen Pengampu :
Dr. Afreni Hamidah, S.Pt., M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, nikmat kesabaran dan kesehatan serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penataan dan Perawatan Laboratorium”
dengan baik. Shalawat beriring salam dhadiahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW
sang inspirator sejati yang telah berjuang untuk ummat Islam dan menjadi teladan bagi
kehidupan. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium Program Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.
Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari literatur yang ada,
sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun baik mengenai isi maupun penulisan dari makalah ini. Semoga isi
dari makalah ini dapat memperluas wawasan kepada para pembaca.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi kebaikan di masa
mendatang. Demikianlah semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan
spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan
administrasi/staf.
4
disekelilingnya laboratorium hendaknya diberi selokan yang luas lebih kurang 20%
dari luas seluruh laboratorium (Nyeneng, 2010).
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum laboratorium
maupun peralatan. Beberapa contoh penataan fasilitas umum laboratorium sudah
dikemukakan sebelumnya, pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada
penataan alat. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai
penyimpan bahan kimia saja
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3. Keperangkatan
4. Nilai atau harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot atau berat alat
Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat
digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan
sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek
tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di atas dalam menentukan
penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti fisika
dan biologi. Dalam laboratorium fisika penataan alat seringkali dikelompokkan atas
dasar jenis percobaan seperti alat-alat untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas,
cahaya dst. Upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas
dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
a. Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada:
1. Keadaan laboratorim yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium,
dan keadaan alat dan bahan.
5
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan
digapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.
c. Langkah-langkah penyimpanan:
1. Bersihkan ruang dan penyimpanan alat dan bahan.
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada.
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan
bahan.
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
laboratorium, keadaan alat dan bahan.
6
f. Penyimpanan alat dan bahan :
1. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa
dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah.
2. Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan
percobaannya
3. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan
tersendiri ditempat khusus.
4. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul
percobaan atau dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat
7
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan
bahan di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok
bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya,
seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke
dalam kelompok bahan yang banyak digunakan :
1. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci .
2. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti: logam, kaca, porselen, plastik dan karet
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan
dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap
kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca
lengan dan beaker glass.
8
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang
tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun
menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat
kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan
ventilasi yang baik.
9
dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan
menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat
elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang
besar.gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan
matahari secara langsung.Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika
terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari
tertutup.Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai
segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang
cukup tinggi, dan adanya oksigen.Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan
laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran
tersebut.
10
pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-
out) sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya.
a. Jenis Perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak
terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.
1. Perawatan Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan
menjadi dua, yakni:
a) Perawatan Terencana yang Bersifat Perawatan Preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan,
adalah sistemperawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan
atau kerusakan peralatan laboratorium.
b) Perawatan Terencana yang Bersifat Korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
sistemperawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium
pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.
11
1. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
2. Memperpanjang umur pemakaian
3. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
4. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
5. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
7. Menghindari terjadinya kerusakan fatal.
12
6. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar
menjaga kestabilan alat tersebut.
7. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika
alat tersebut tidak di gunakan kembali.
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat
praktikum:
1. Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan
alat itu.
2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
3. Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat
tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.
Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
4. Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐
alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat
praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan
kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/
logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat tersebut
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan
atau sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan
13
kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga memerlukan kemampuan
profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar.
Misalnya, untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang
konstruksinya sangat rumit, untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat
melibatkan siswa praktikan.Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat
praktik, menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan peralatan,
untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan
pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat
peraturan dan tata tertip penggunaan peralatan di laboratorium.
2. Biaya Perawatan (Money)
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan
untuk berbagai hal, antara lain:
a. Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol,kain
lap, perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
b. Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik,
mouse komputer, dan sebagainya.
c. Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas,
solder, tang, obeng, gunting, dan sebagainya.
d. Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan
terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.
e. Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan
anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara
rutin.
3. Bahan Perawatan (Materials)
Bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium.Bahkan untuk
pekerjaanperawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, Karena bahan
ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua
peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan
peralatan laboratorium, antara lain:
14
a) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti: sabun, carbol, kain lap, tinner,
bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik,
dan bahan pembersih lainnya.
b) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan
pelapis, bahan pelindung, pembungkus, dan sebagainya.
c) Suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse
komputer, dan sebagainya.
4. Peralatan Perawatan (Machines)
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila
laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung
terlaksananya program perawatanperalatan laboratorium. Peralatan untuk
pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta
jenis kegiatan perawatannya. Peralatan perawatanlaboratorium antara lain meliputi:
a) Peralatan penyimpanan, misalnya lemari, rak
b) Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
c) Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
d) Peralatan penyetelan kembali
e) Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki
oleh setiap laboratorium.
5. Cara Perawatan (Methodes)
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan
laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui
gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna
laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.
b. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar
dari kerusakan.
15
c. Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang
dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan
terjadinya korosi.
d. Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi
makan hewan percobaan.
e. Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk
mengetahui adanya gejala kerusakan.
f. Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan
dalam kondisi normal atau standar.
g. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan
laboratorium pada batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin
dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum mahasiswa.
h. Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang
sudah rusak.
6. Waktu Perawatan (Minutes)
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya
kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan
pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan
kegiatanperawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan
perawatanlaboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
a. Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat
yang sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk
melakukanperawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa
menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah
berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan laboratorium
akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal
perawatan.
b. Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan
laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan
praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut
akancepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan
menghindari kerusakan, mestinya jadwalperawatannya harus dibuat tinggi
16
frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan
perawatan.
c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki
laboratorium. Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik
dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara
serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai
sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.
17
8. Cara Merawat Lemari yaitu Asam Dinding dalam lemari dicat tahan asam/
uap pelarut organik/panas Bagian kaca dibersihkan berkala.Botol bahan
kimia ditutup rapat.Cek blower secara berkala. Gunakan switch : 110-220
volt. Bagian lantai lemari asam terbuat dari bahan tahan asam, tahan pelarut
organik dan tahan panas.
Rusaknya alat-alat kadang-kadang disebabkan karena salah menangani alat
itu, misalnya, baterai karena arus pendek, amperemeter rusak karena arus terlalu
tinggi. Oleh karena itu, sebelum siswa menggunakan alat yang mudah pecah atau
rusak harus diberi perhatian khusus cara penggunaan alat itu.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didalam laboratorium tidak hanya jenis dari alat-alatnya saja yang perlu
diketahui, tetapi juga bagaimana cara Penataan dan Perawatan alat-alat
laboratorium. Penataan alat-alat laboratorium bertujuan untuk memudahkan
praktikan dalam pengambilan alat dan lebih mudah dalam pendataan alat. Selain itu
ada juga perawatan alat-alat aboratorium yang bertujuan untuk merawat alat-alat
laboratorium dari kerusakan dini, sehingga penggunaan alat-alat laboratorium lebih
maksimal.
Dengan adanya Penataan dan Perawatan alat-alat laboratorium ini maka alat-
alat yang ada di laboratorium akan lebih efisien dan maksimal dalam
penggunaanya. Alat-alat laboratorium lebih terawat dan terjaga sehingga apabila
ada alat yang rusak akan cepat dtanggani dan meperkecil kecelakaan di
laboratorium akibat kesalahan alat.
3.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, pengguna
laboratorium sebaiknya mengikuti peraturan dan asas-asas yang telah ditetapkan,
karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada proses pembelajaran. Selain itu,
dalam proses penataan dan perawatan hendaknya dapat memperhatikan aspek-
aspek dalam penataan dan perawatan laboratorium seperti laboran dan praktikan
dapat membantu untuk merawat laboratoium sehingga akan tercipta laboratorium
yang baik dan nyaman. Kesadaran akan pentingnya keselamatan di dalam
laboratorium sangat penting untuk ditanamkan dan juga penataan dan perawatan
alat laboratorium penting untuk dilaksanakan demi menjaga alat-alat laboratorium
agar tetap bagus dan baik ketika digunakan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20