ACARA 1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN, PEMBUATAN
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DAN
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Semester:
Genap 2023
Oleh:
Rika Herlinda Putri Nurjanah
A1D022010
Rombongan 1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Teknik Dasar
Laboratorium” ini tepat pada waktunya. Adapun laporan praktikum ini penulis
susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Teknik Dasar Laboratorium.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada bapak
Ir. Budi Prakoso, M.Sc., D.Tech.Sc., ibu Dr. Ir. Endang Warih Minarni, M.P., dam
bapak Ir. Wiyanto, M.Si., sebagai dosen pengampu jalannya praktikum, serta Kak
Rika Novianti dan Kak Ma’rif Nur Rochman sebagai asisten praktikum ini. Terima
kasih juga disampaikan kepada teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini. Tiada manusia yang sempurna
karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya.
Penulis selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah
dapat dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis dengan sangat terbuka menerima
kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 1
II.TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
III. METODE PRAKTIKUM ................................................................. 6
A. Bahan dan Alat ................................................................................... 6
B. Prosedur Kerja .................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 7
A. Hasil ................................................................................................... 7
B. Pembahasan ........................................................................................ 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 25
A. Kesimpulan ........................................................................................ 25
B. Saran ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................ 28
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
1. Mengenal dan mengetahui alat dan bahan yang ada di Laboratorium
Perlindungan Tanaman.
2. Megetahui apa itu SOP dan dapat membuat SOP.
3. Mengetahui pentingnya menjaga keselamatan kerja untuk menghindari
kesalahan atau kegagalan dalam bekerja di laboratorium.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
5. Pipet,
6. Pinset,
7. Tabung reaksi,
8. Termometer, dan lain-lain.
Sedangkan peralatan kategori II adalah peralatan yang pengoperasian dan
perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi atau kecermatan
pengukurannya sedang, dan sistem kerja yang tidak begitu rumit serta dalam
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus (Noer & Ritonga, 2021). Alat
yang termasuk ke dalam kategori II:
1. Spektrofotometer,
2. Water Bath,
3. Autoklaf,
4. Centrifuge,
5. Oven,
6. pH Meter, dan lain-lain.
Bahan merupakan zat atau benda yang digunakan untuk membuat sesuatu.
Bahan laboratorium berarti suatu zat atau bahan yang ada di laboratorium yang
digunakan untuk menunjang proses pendidikan, penelitian serta percobaan dalam
membuat atau menciptakan sesuatu.
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan perangkat yang
mengarahkan setiap individu dan unit kerja suatu organisasi atau perusahaan untuk
menjalankan aktivitasnya secara konsisten, efektif, efisien, sistematis dan terkelola
dengan baik (Soemohadiwidjojo, 2014). Menurut Sinurat dkk. (2020), SOP
Laboratorium merupakan pedoman tertulis, suatu patokan pencapaian tingkat, suatu
pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik atau sebagai model untuk
dilakukan. SOP meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasikan proses-proses
dan hasilnya sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.
Penerapan SOP membutuhkan keterlibatan pekerja didalamnya agar dapat
berfungsi secara efektif dikarenakan sangat penting diperlukannya kerjasama dan
kedisiplinan pengguna laboratorium untuk memperhatikan serta mematuhi
peraturan dan standar yang telah ada (Cahyaningrum dkk., 2019). Hal ini dapat
4
dilakukan dengan cara memahami serta mematuhi tata tertib yang telah ada pada
setiap laboratorium supaya peranan fungsi SOP dapat dicapai secara maksimal.
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan tidak
terduga yang dapat mengakibatkan kerugian baik waktu, harta benda, peralatan dan
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan kerja. Menurut Cahyaningrum dkk.
(2019), Keselamatan kerja di laboratorium adalah upaya pencegahan dan
pertolongan terhadap kecelakan yang diakibatkan oleh desain, sistem, proses dan
kegiatan di laboratorium.
Faktor-faktor penyebab sering terjadinya kecelakaan dilaboratorium yaitu
para pengguna laboratorium yang kurang memahami serta mentaati prosedur yang
berlaku ataupun kurang memeperhatikan tata tertib yang ada sehingga
menyepelekan hal-hal kecil yang harus diperhatikan dan menyebabkan kecelakaan
di laboratorium. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium yaitu
biasanya diakibatkan kurang berhati-hati pada bahan berbahaya yang digunakan
pada saat melakukan percobaan atau pengujian, seperti terkena tumpahan bahan
kimia, pusing ketika menghirup bahan kimia serta bersentuhan dengan panas
(Cahyaningrum dkk., 2019).
5
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada saat praktikum pengenalan alat dan bahan,
pembuatan Standard Operating Procedure (SOP), dan keselamatan kerja di
laboratorium yaitu bunsen, gelas L, pipet, gelas beaker, rubber bulb, labu pemisah,
tip, pinset, mikro pipet, tabung reaksi, TDS/EC, termometer, jangka sorong, labu
erlemeyer, cawan petri, jarum ose, inkubator, mikroskop, colony counter, magnetic
stirrer, autoclave, timbangan analitik, vortex, centrifuge, spektrofotometer, water
bath, orbital shaker, kloroform, formalin, yeast extract, pepton, asam laktat,
magnesium sulfat, dan asam asetat.
Alat yang digunakan pada saat praktikum pengenalan alat dan bahan,
pembuatan Standard Operating Procedure (SOP), dan keselamatan kerja di
laboratorium yaitu pensil, penghapus, bopoin, kertas HVS, penggaris, dan jas
laboratorium
B. Prosedur Kerja
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
7
6. Untuk memisahkan A: upper layer
zat cair yang tidak B: lower layer
memiliki daya C: nylon nut
larut. D: rubber o-ring
E: stop cock
8
13. Mengukur Jangka sorong
ketebalan, diameter memiliki bagian
dalam, diameter rahang tetap bawah,
luar, dan mengukur rahang geser bawah,
kedalaman suatu rahang tetap atas dan
benda. rahang geser atas.
14. Sebagai tempat A: mulur erlemeyer
titrasi larutan B: skala
dengan C: dasar erlemeyer
pengocokan.
9
e) Nyalakan inkubator
dan tunggu hingga
suhu sesuai.
f) Masukkan bahan
atau alat.
g) Matikan inkubator
apabila telah selesai.
h) Tunggu sampai suhu
dingin.
2. Mengamati benda a) Bersihkan lensa
yang berukuran objektif dengan
snagat kecil. menggunakan tisu.
b) Pasang lensa okuler.
c) Sambungkan listrik
ke mikroskop dan
tekan tombol on.
d) Atur perbesaran
lensa.
e) Letakkan sampel
pada meja
mikroskop.
f) Atur fokus dengan
memutar
makrometer atau
mikrometer.
g) Putar revolver untuk
mendapatkan
gambar yang
diinginkan.
3. Menghitung jumlah a) Sambungkan kabel
koloni bakteri yang power ke sumber
tumbuh setelah listrik.
inokulasi. b) Tekan tombol ‘on’
untuk
menghidupkan alat.
c) Tekan tombol
‘lamp’ untuk
menyalakan lampu.
d) Tekan tombol merah
untuk menghitung
(kiri).
e) Tombol ‘reset’
untuk
mengembalikan
hitungan ke awal.
10
f) Jika akan
menggunakan pena
hitung, masukan
pena berkabel ke
‘pen jack’
4. Mencampurkan atau a) Sambungkan kabel
menghomogenkan power ke sumber
larutan dengan cara listrik.
di aduk. b) Masukkan stik
magnet ke wadah
bahan yang akan di
strirrer.
c) Masukkan bahan ke
dalam wadah
tersebut.
d) Putar tombol
pengatur kecepatan,
putar sesuai
kebutuhan.
e) Setelah selesai ambil
bahan dan wadah.
f) Matikan alat dengan
memutar tombol ke
‘off’.
g) Lepaskan kabel
power dari sumber
listrikk.
5. Sterilisasi alat a) Isi autoclave dengan
dengan uap dan air hingga batas
tekanan tinggi. indikator.
b) Masukkan peralatan
yang akan
disterilisasi dengan
rapi.
c) Tutup autoclave
dengan baik dan
rapat.
d) Tekan tombol ‘on’.
e) Setelah selesai dan
shuhu dingin
keluarkan alat dari
autoclve.
11
6. Menimbang a) Sambungkan kabel
zat/benda yang powe ke sumber
memiliki ketelitian listrik.
tinggi sebelum b) Tekan tombol ‘on’.
digunakan untuk c) Letakkan wadah
melakukan media yang akan
percobaan. ditimbang.
d) Tekan ‘tare’ untuk
menetralkan mesin
timbang.
e) Masukkan media
yang akan
ditimbang.
7. Untuk a) Nyalakan alat
mencampurkan dengan
larutan secara cepat memindahkan
dan menghancurkan tombol merah ke
substansi. posisi =
b) Letakkan wadah
sampel di atas
vortex.
c) Atur kecepatan
vortex dengan
memutar knop
berwarna hitam ke
kanan.
d) Posisikan knop ke
posisi mati agar
sampel tidak
berputar lagi.
e) Matikan power on
ke off.
f) Cabut kabel dari
sumber listrik.
8. Memisahkan pelet a) Tekan posisi on.
dengan substansi b) Tekan ‘power’ agar
dari sampel cair. lampu rotor stop
menyala.
c) Tekan ‘open lid’
untuk membuka
tutup centrifuge.
d) Ambil cuvet lalu isi
dengan cairan sama
tinnginya, apabila
tidak digunakan
semua cuvet harus di
12
isi dengan air yang
sama tingginya.
e) Tutup centrifuge
serta atur waktu
dengan memutar
tombol ‘time’ dan
kecepatan tombol
‘speed’.
f) Tekan tombol ‘start’
sehingga lampu pada
rotor menyala.
g) Setelah centrifuge
selesai bekerja
lampu akan mati.
h) Bukalah tutup
dengan menekan
‘open lid’.
9. Untuk mengukur a) Nyalakan
absorban suatu spektrofotometer
sampel pada dengan menekan
panjang gelombang tombol ‘on’
tertentu. b) Tampilan program
akan muncul ketika
proses selesai
dengan tanda warna
hijau
c) Biarkan selama 15
menit untuk
pemanasan, setelah
itu spektrofotometer
siap digunakan.
10. Menginkubasi a) Isi wadah water bath
sampel dalam air dengan aquades
pada suhu konstan dengan volume
selama periode minimal menutupi
waktu yang lama. alat water bath.
b) Hubungkan aklat
dengan arus listrik.
c) Tekan tombol power
untuk menyalakan
alat.
d) Putar tombol over
temperature hingga
limit untuk menjaga
kestabilan
pemanasan.
13
e) Tekan tombol atas
untuk mengelola
program dan tekan
tombol enter untuk
menetapkan
program.
f) Tekan tombol start
untuk memulai
proses pemanasan.
g) Masukkan media
atau alat gelas yang
ingin di panaskan.
11. Mengocok larutan a) Menyalakan shaker
atau campuran dengan
larutan menajdi menghubungkan alat
homogen. pada sumber listrik.
b) Aktifkan dengan
menekan tombol
‘on’
c) Letakkan sampai
pada bagian
platform.
d) Atur kecepatan
e) Ketika larutan sudah
menjadi homogen,
matikan.
Kloroform
2. CH2O Sifat: beracun.
Kegunaannya
sebagai cairan
pengawet pada
spesimen/awetan
basah dan untuk
Formalin
14
mensterilkan
ruangan.
3. C2H3OH Tidak memiliki
simbol karena bukan
bahan/campuran
yang berbahaya.
Gunanya sebagai
suplemen dalam
medium
Yeast Extract mikrobiologi karena
mengandung asam
amino, peptida dan
vitamin yang sangat
bermanfaat bagi
pertumbuhan.
4. C6H12O6 Sifat: mudah
teroksidasi.
Kegunaannya
sebagai sumber
karbon utama untuk
pertumbuhan
Glukosa mikroba .
5. H2N-O-NH=O=OH Tidak ada simbol
yang berbahaya.
Sifatnya sebagai
penyangga untuk
pertumbuhan
sehingga aman
dalam
Pepton penggunaannya.
Gunanya sebagai
sumber nitrogen
dalam medium
pertumbuhan
mikroorganisme.
6. C3H6O3 Sifat: korosif
Gunanya untuk
mendapatkan
biakkan murni jamur
yang ditumbuhkan
pada media agar
Asam Sulfat tabpa kontaminsi
bakteri.
15
7. MgSO4 Sifat: mudah
terbakar.
Gunanya sebagai
garam mineral untuk
bahan-bahan
pembuatan medium
Magnesium Sulfat mikroba.
B. Pembahasan
16
kerja yang sudah diatur, yaitu dengan membuka tutup bunsen terlebih
dahulu, bunsen dinyalakan dengan membakar ujung sumbu, kemudian alat
atau bahan yang ingin dipanaskan diletakkan di atas api bunsen, jika telah
selesai api bunsen dimatikan dan dilanjutkan dengan menutup penutupnya
menggunakan tutup bunsen.
2. Gelas L
Gelas L merupakan gelas yang berbentuk silinder lurus yang semakin
ke ujung berbentuk membelok seperti huruf L, dan terbuat dari kaca. Gelas
L berfungsi untuk meratakan suspensi mikrobia dalam media agar padat.
Cara kerja penggunaannya yaitu ujung gelas yang berbentuk L dikenakan
pada media atau mikroba kemudian digerakkan mengelilingi cawan atau
wadah media mikrobia hingga suspensi tercampur rata.
3. Rubber Bulb
Rubber Bulb adalah alat yang terbuat dari karet elastis yang tahan
terhadap bahan kimia, dan berfungsi untuk menyedot larutan yang dapat di
peras pada pangkal pipet ukur. Rubber Bulb memiliki tiga bagian saluran
yangn masing-masing salurannya memiliki katup. Katup pertama memiliki
fungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet, katup kedua memiliki fungsi
untuk menyedot cairan dari ujung pipet tersedot keatas, dan katup ketiga
memiliki fungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet. Untuk cara kerja
Rubber Bulb yang pertama adalah udara pada rubber bulb dikeluarkan
dengan cara bagian katup kedua dan katup pertama ditekan bersamaan.
Selanjutnya pipet diletakkan pada larutan dan bagian katup kedua ditekan
untuk mengisi volume sesuai yang diinginkan. Kemudian tekan bagian
katup ketiga dan katup pertama secara bersamaan untuk mengeluarkan
semua larutan.
4. Gelas Beaker
Gelas Beaker adalah wadah yang terbuat dari borosilikat yang
berbentuk silinder dengan alas datar serta memiliki ukuran yang bervariasi.
Gelas beaker memiliki fungsi sebagai wadah untuk menampung,
mencampur, mengaduk, dan memanaskan suatu larutan. Cara
17
penggunaannya yaitu sebelum menggunakan gelas bersihkan terlebih
dahulu, kemudian larutan yang akan dugunakan dimasukkan ke dalam
gelas. Pemanasan, pembakaran, dan pencampuran dilakukan sesuai dengan
kebutuhan praktikum.
5. Pinset
Pinset adalah alat yang terbuat dari stainless stell, terdiri dari dua sisi
yang ujungnya bisa bergerak. Pinset berfungsi untuk menjepit,
menggenggam dan menarik ojek yang kecil dan objek yang tidak bisa
dipegang secara langsung oleh tangan. Dalam pengoperasiannya sesuai
dengan cara kerja yaitu tubuh pinset bagian tengah dipegang, kemudiam
bahan yang akan diambil kemudian dijepit dengan diberi tekanan ditengah
pinset, setelah itu bahan yang telah terambil diletakkan ke tempat yang
diinginkan, dan yang terakhir pinset diletakkan dan tekanan pada pinset
dikurangi.
6. Jarum Ose
Jarum ose adalah jarum inoculum yang terbuat dari kawat nichrome
atau platinum, yang berbentuk batang kaca yang ujungnya terdapat kawat
panjang dan berbentuk bulat ujungnya. Jarum ose digunakan untuk
menginokulasi mikrobia dari suatu media ke media lainnya. Cara
pengoperasian jarum ose yaitu dengan memegang gagang jarum ose,
kemudian lubang yang ada pada ujung jarum diletakkan pada mikrobia yang
akan dibiakkan atau di amati dalam kegiatan pengamatan atau pengujian.
Sedangkan alat-alat kategori II yang terdapat pada Laboratorium
Perlindungan Tnaman, sebagai berikut:
1. Inkubator
Inkubator adalah adalah alat yang dugunakan untuk
mengembangbiakkan bakteri atau mengeringkan bahan serta alat. Dalam
pengoperasian inkubator dapat menetapi cara tata kerja penggunaannya
yaitu pertama pastikan terlebih dahulu apakah inkubator telah tersambung
aliran listrik. Buka inkubator dan bersihkan bagian dalamnya menggunakan
alkohol 70%, kemudian atur rak sesuai denga keperluan. Jika sudah tutup
18
kembali inkubator serta atur suhu dan waktu sesuai dengan kebutuhan
dilanjutkan dengan menyalakan inkubator. Tunggu hingga suhu sesuai
kemudian masukkan bahan atau alat yang ingin di inkubator. Setelah selesai
matikan inkubator dan tunggu sampai suhu dingin.
2. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk
mengamati benda yang berukuran sangat kecil. Cara pengoperasian
mikroskop sendiri yaitu, bersihkan lensa objektifdengan menggunakan tisu,
kemudian pasang lensa okuler. Sambungkan listrik ke mikroskop dan tekan
tombol on. Atur perbesaran lensa, kemudian letakkan sampel padaa meja
mikroskop. Atur fokus dengan memutar makrometer atau mikrometer dan
putar revolver untuk mendapatkan gambar yang diinginkan.
3. Autoklaf
Autoklaf merupakan alat yang berfungsi untuk mensterilisasikan alat
menggunakan uap dan tekanan tinngi. Menurut I.S. Kurniawansyah (2016),
Siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi
adalah selama 15 menit pada suhu 121 0C kecuali dinyatakan lain. Autoklaf
yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang
ditambahkan ke dalam autoklaf. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan
temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini
adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual selama
masa sterilisasi dilakukan. Dalam pengoperasiannya sendiri autoklaf
terdapat cara kerja yang aman, yaitu isi autoklaf dengan air hingga batas
indikator, kemudian masukkan peralatan yang akan disterilisasikan dengan
rapi. Tutup autoklaf dengan baik dan rapat dan tekan tombol on. Jika sudah
selesai dan suhu sudah dingin keluarkan alat dari autoklaf.
4. Vortex
Vortex merupakan salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk
mencampurkan larutan secara cepat dan untuk menghancurkan substansi.
Cara pengoperasian vortex yaitu yang pertama nyalakan vortex dengan
memindahkan tombol merah ke posisi =. Letakkan wadah sampel di atas
19
vortex dan atur kecepatan dengan memutar knop berwarna hitam ke arah
kanan. Posisikan knop ke posisi mati supaya sampel tidak berputar lagi. Jika
telah selesai matikan power ke off dan cabut kabel dari sumber listrik.
5. Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan salah satu alat timbang yang ada di
laboratroium yang berfungsi untuk menimbang zat atau benda yang
membutuhkan ketelitian tinggi yang akan digunakan sebelum melakukan
percobaan. Dalam pengoperasiannya pun tidak boleh asal dan harus sesuai
cara kerja yang ada, hal ini bertujuan untuk supaya hasil yang didapatkan
dapat presisi atau akurat. Adapun cara kerja penggunaan timbangan analitik
yaitu pertama sambungkan kabel power ke sumber listrik dilanjutkan
dengan menekan tombol ‘on’. Setelah itu letakkan wadah media yang akan
ditimbang. Untuk menetralkan mesin timbang tekan ‘tare’. Jika sudah
masukkan media yang akan ditimbang ke wadah yang ada di dalam
timbangan analitik.
Selain alat-alat yang ada di atas, laboratorium juga dilengkapi dengan bahan-
bahan yang pasti diperlukan dalam kegiatan penelitian atau percobaan, terutama
adalah bahan kimia. Dikarenakan bahan kimia merupakan bahan yang cukup
berbahaya sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia maupun
lingkungan, sehingga dalam penggunaan atau pereaksiannya dapat dilakukan secara
hari-hati supaya dapat tetap menjaga keamanan dan keselamatan kerja. Adapun
bahan-bahan yang terdapat pada Laboratorium Perlindungan Tanman yaitu sebagai
berikut:
1. Kloroform
Kloroform adalah bahan kimia yang sifatnya iritan (harmfull) serta
memiliki fungsi sebagai pelarut senyawa nonpolar dan juga sebagai
pembius serangga uji. Karakteristik yang dimiliki oleh kloroform yaitu yaitu
cairannya tidak berwarna, baunya khas, beracun, dan dapat menyebabkan
iritasi. Akibat yang ditimbulkan dari bahan ini jika tidak digunakan secara
hati-hati adalah iritasi, gatal-gatal, dan luka bakar pada kulit. Pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari iritasi yaitu hindari berkontak
20
langsung dengan kulit dan gunakan sarung tangan, masker, serta alat
pelindung diri lainnya.
2. Formalin
Formalin atau bisa disebut juga formaldehid adalah salah satu bahan
kimia di laboratorium perlindungan tanaman yang bersifat beracun.
Formalin memiliki fungsi sebagai cairan pengawet pada specimen atau
awetan basah. Karakteristik yang dimiliki formalin adalah cairannya tidak
berwarna, baunya menyengat, serta beracun. Formalin memiliki simbol
Toxic yang menunjukkan bahwa dapat menyebabkan sakit serius bahkan
dapat pula menyebabkan kematian jika tertelan. Untuk menghindari akibat
yang dapat ditimbulkan, usahakan ketika menggunakan formalin jangan
sampai tertelan atau terhirup sehingga dapat terhindar dari kontak langsung
serta gunakan masker dan alat perlindungan diri lainnya.
3. Yeast Extract
Yeast extract adalah bahan laboratorium yang berguna sebagai
suplemen dalam medium mikrobiologi karena mengandung asam amino,
peptida dan vitamin yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan. Selain itu
yeast extract juga sering digunakan sebagai bahan bahan aditif makanan
atau perasa atau, dan sebagai nutrisi untuk media kultur bakteri.
Karakteristik yang dimiliki oleh yeast extract yaitu bentuknya berupa
padatan bubuk, berwarna kuning kecoklatan, rasa yang sedikit asam dan
bersifat anti mikroba. Yeast extract tidak memiliki simbol dikarenakan
bukan bahan yang berbahaya.
4. Glukosa
Glukosa adalah bahan yang bersifat mudah teroksidasi. Glukosa
berfungsi sebagai sumber karbon utama untuk pertumbuhan mikroba.
Karakteristik yang dimiliki glukosa adalah bentuknya berupa padatan yang
tidak berwarna, tidak memiliki bau, memiliki rasa manis, dan dapat larut
dalam air. Glukosa tidak berbahaya bagi tubuh karena bahan ini biasanya
digunakan sebagai obat yang tersedia dalam injeksi melalui infus serta obat
21
minum berupa tablet. Kegunaan utama glukosa yaitu mengobati kadar gula
darah rendah atau hipoglikemia dan juga obat diberbagai penyakit lain.
5. Pepton
Pepton adalah hidrolisat protein yang banyak digunakan sebagai
sumber nitrogen dalam medium pertumbuhan mikroorganisme. Pepton
bersifat asam dan memiliki karakteristik berupa padatan yang memiliki
warna kuning, larut dalam air, dan memiliki bau yang khas.
6. Asam Laktat
Asam laktat merupakan bahan kimia yang memiliki sifat korosif dan
berguna untuk mendapatkan biakkan jamur yang ditumbuhkan pada media
agar tanpa kontaminasi bakteri. Karakteristik dari asam laktat yaitu berupa
cairan yang tidak berwarna dan beracun jika terhirup ataupun tertelan. Asam
laktat memiliki simbol irritant yang menunjukkan bahwa bahan ini dapat
menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dan luka bakar pada kulit. Pencegahannya
dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan cara
menggunakan sarung tangan, masker, atau alat pelindung lainnya.
7. Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat adalah bahan kimia yang memiliki sifat mudah
terbakar. Magnesium sulfat berfungsi sebagai garam mineral untuk bahan
pembuatan mikroba. Karakteristik yang dimiliki magnesium sulfat yaitu
berupa padatan yang berbentuk garam, tidak memiliki bau, memiliki rasa
asin dan pahit, serta mudah larut dalam air. Magnesium sulfat dapat
dimanfaatkan untuk mengobati hipimagnesemia, mencegah dan mengatasi
kejang pada eklamsia.
8. Asam Asetat
Asam asetat adalah bahan yang berguna sebagai penurun Ph medium.
Karakteristik yang dimiliki asam asetat yaitu berupa cairan yang tidak
berwarna, memiliki titik leleh 16°C, bersifat korosif serta memiliki bau
yang tajam. Asam asetat memiliki simbol corrosive yang berarti bahwa
bahan ini dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada
kulit, gatal-gatal, serta kulit mengelupas. Untuk menghindari terjadi akibat
22
tersebut dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan kulit
dan benda-benda logam di sekitar, serta gunakan sarung tangan, masker,
dan alat pelindung lainnya.
Laboratorium merupakan tempat atau ruang yang digunakan untuk
melakukan percobaan, penyelidikan dan sebagainya yang berhubungan dengan
ilmu fisika, kimia, biologi serta ilmu lain. Pada laboratoirum juga terdapat Standard
Operating Procedure (SOP) yang sangat berguna sebagai panduan bagi pengguna
laboratorium saat bekerja. SOP adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur
yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dan efisien. SOP juga
sebagai manajemen atau aturan tata kerja yang mengatur suatu pelayanan jasa atau
barang pada suatu organisasi atau lembaga.
Berikut adalah contoh Standard Operating Procedure (SOP) bekerja di
laboratorium:
Tata tertib yang berlaku di Laboratorium Universitas Jenderal Soedirman sebagai
berikut:
1. Mahasiswa atau Dosen wajib mengisi buku kunjungan laboratorium diluar
jadwal praktikum.
2. Mahasiswa atau Dosen yang meminjam peralatan laboratorium harus
memenuhi ketentuan peminjaman dan pengembalian.
3. Semua mahasiswa yang mengunjungi atau praktek di laboratorium wajib
merapikan kembali semua peralatan labaoratorium yang digunakan.
4. Semua pengunjung laboratorium harus menjaga keamanan inventaris
laboratorium.
5. Dilarang membawa pulang peralatan laboratorium.
6. Jika terjadi kerusakan dan kehilangan peralatan laboratorium, maka
pengunjung yang merusakkan atau menghilangkan wajib melapor ke
petugas laboratorium dan mengganti alat tersebut.
7. Jika tidak ada yang melapor telah menghilangkan atau merusakkan alat
laboratorium, maka semua pengunjung yang mengunjungi laboratorium
wajib mengganti dua kali lipatnya.
23
8. Dilarang membawa peralatan laboratorium keluar ruang laboratorium tanpa
izin dari Laboran dan Ketua Laboratorium.
9. Semua pengunjung laboratorium wajib menjaga kebersihan laboratorium
dan membuang sampah pada tempatnya.
10. Mahasiswa dilarang membuat gaduh di dalam laboratorium.
11. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
Selain tata tertib di laboratorium, juga ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika bekerja di laboratorium. Hal ini gunanya untuk menghindari
kesalahan atau kecelakaan yang terjadi ketika bekerja di laboratorium seperti
memperhatikan serta memahami cara penggunaan alat yang digunakan seperti yang
telah dijelaskan di atas. Juga memperhatikan bahan-bahan berbahaya yang harus
dihindari berkontak langsung.
24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Sinurat, B., Ginting, T., & Hartono, M. I. S. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Petugas Laboratorium Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)
26
Dengan Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja. J Kesmas Prima Indones
p-ISSN, 2(2).
27
LAMPIRAN
28
29
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum
30
Lampiran 3. Sampul Sumber Rujukan
31
32
33
34