Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI TANAH
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN BIOTEKNOLOGI
TANAH”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Bioteknologi Tanah

Disusun oleh:
Nama : Elsa Cahya Amalia
NIM 4442210131
Kelas : VI D

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, karunia-
Nya, serta nikmat sehat sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum yang
berjudul “Pengenalan Alat dan Bahan Bioteknologi Tanah”. Sehingga sayadapat
melaksanakan praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.
Dengan selesainya laporan praktikum ini, tidak lupa saya sampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan
praktikum ini, khususnya:
1. Dr. Dewi Firnia, S.P., M.P., Endang Sulistyorini, S.P., M.Si., dan Dr. Abdul
Hasyim Sodiq, S.P., M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi
Tanah.
2. Nabila Kesuma Pratiwi sebagai Asisten Praktikum Bioteknologi Tanah.

Demikian laporan praktikum yang telah saya buat. Saya sangat menyadari bahwa
laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat
berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun apabila terdapat
ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan praktikum ini. Saya berharap laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan juga saya selaku penulis.

Serang, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bioteknologi Tanah ...................................................................2
2.2 Alat Laboratorium ...................................................................................2
2.3 Bahan Laboratorium ................................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................4
3.3 Cara Kerja ................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................5
4.2 Pembahasan ...........................................................................................11
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................19
5.2 Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat-alat Laboratorium Bioteknologi Tanah ..............................................5


Tabel 2. Bahan-bahan Laboratorium Bioteknologi Tanah .....................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, bidang bioteknologi
pun ikut mengalami kemajuan, termasuk bidang bioteknologi tanah. Dalam
pengembangan bidang bioteknologi tanah banyak dipelajari mengenai pemanfaatan
mikroorganisme tanah, seperti cendawan, bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya
yang dalam prosesnya dibutuhkan kondisi yang steril.
Dalam kegiatan bioteknologi tanah yang umumnya dilakukan di laboratorium
didukung dengan metode-metode dan fasilitas laboratorium yang memadai. Fasilitas
laboratorium tersebut dapat berupa kelengkapan alat dan bahan yang digunakan yang
masing-masing alat dan bahan tersebut memiliki fungsi dan cara penggunaan yang
berbeda (Seprianto et al., 2022).
Selain nama alat dan bahan, fungsi, dan cara penggunaan masih terdapat
beberapa hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat dan
bahan laboratorium. Berdasarkan uraian tersebut, maka penting dilakukan praktikum
mengenai pengenalan alat dan bahan bioteknologi tanah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui jenis, fungsi, dan cara
penggunaan beberapa peralatan yang ada di Laboratorium Tanah dan
Agroklimatologi, Mata Kuliah Bioteknologi Tanah, sehingga benar dan aman dalam
proses penggunaannya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bioteknologi Tanah


Bioteknologi tanah (soil biotechnology) adalah ilmu dan cara memanipulasi
mikroorganisme tanah dan proses metabolismenya dengan memanfaatkan bantuan
teknologi untuk perbaikan sifat tanah yang dapat memperbaiki pertumbuhan dan
meningkatkan produktivitas tanaman, serta untuk menjaga struktur dan kesehatan
tanah (bioremediasi) (Samekto, 2008).
Dalam bidang pertanian, bioteknologi tanah memiliki beberapa tujuan,
diantaranya yaitu untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara, melindungi tanaman
dari cekaman fisiologis, mempercepat proses dekomposisi bahan organik,
membersihkan tanah dari polutan melalui bioremediasi dan membantu perbaikan
pertumbuhan serta meningkatkan produksi tanaman (Samekto, 2008).

2.2 Alat Laboratorium


Alat laboratorium adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
yang dapat digunakan untuk membantu dalam kegiatan di laboratorium agar dapat
berjalan secara efektif dan efisien (Widayanti dan Yuberti, 2018).
Menurut Vendamawan (2015), alat laboratorium tergolong menjadi 3 kategori.
Adapun kategori peralatan laboratorium tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Peralatan kategori 3 merupakan sekumpulan alat yang penggunaan dan
perawatannya tergolong sulit dengan risiko dan tingkat akurasi pengukurannya
tinggi, serta memiliki sistem kerja yang rumit dan diperlukan pelatihan khusus
serta bersertifikat.
2. Peralatan kategori 2 merupakan sekumpulan alat yang penggunaan dan
perawatannya tergolong sedang dengan risiko dan tingkat akurasi
pengukurannya sedang, serta memiliki sistem kerja yang tidak terlalu rumit dan
diperlukan pelatihan khusus/tertentu.
3. Peralatan kategori 1 merupakan sekumpulan alat yang penggunaan dan
perawatannya tergolong mudah dengan risiko dan tingkat akurasi

2
pengukurannya rendah, serta memiliki sistem kerja yang sederhana dan teknis
penggunaannya dapat dilakukan berdasarkan buku panduan.

2.3 Bahan Laboratorium


Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan untuk
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Bahan yang digunakan
dalam laboratorium umumnya memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda-beda,
sehingga harus disimpan ditempat yang aman, mudah dicari, dan mudah diambil atau
dijangkau dengan memperhatikan aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko
bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage
facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information) (Vendamawan, 2015).
Menurut Vendamawan (2015), bahan laboratorium terbagi menjadi dua jenis,
yaitu bahan khusus dan bahan umum. Bahan khusus adalah bahan yang penanganan
dan penggunaannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus, sedangkan
bahan umum adalah bahan yang penanganan dan penggunaannya tidak memerlukan
perlakuan dan persyaratan khusus.

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2024 pukul 11.20 – 12.50
WIB yang bertempat di Laboratorium lt.1 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur plastik, gelas
ukur kaca, gelas beaker, cawan petri, mikropipet, pipet tetes, pipet volume, Rubber
Bulb Filler, botol semprot, bunsen, laminar air flow, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pH meter, erlenmeyer, autoklaf, alu dan mortar, kaca preparat dan kaca penutup
preparat, pinset, spatula, jarum ose, Tips blue dan Tips yellow, inkubator, oven,
shaker, dan batang pengaduk.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu nutrient agar, agar powder,
minyak imersi, aquadest, alkohol 70%, dan aluminium foil.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2. Diperhatikan penjelasan mengenai nama dan fungsi alat-alat laboratoriun dan
bahan yang digunakan.
3. Dicatat nama, fungsi dan cara kerja alat dan bahan.
4. Didokumentasikan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
5. Dibuat hasil dalam bentuk laporan

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
Tabel 1. Alat-Alat Laboratorium Bioteknologi Tanah
No Jenis Alat Spesifikasi Fungsi Gambar Alat

1. Glass Berbentuk Persegi Sebagai wadah


panjang dan terbuat untuk melihat objek
dari bahan kaca berukuran mikro di
mikroskropis.

Kaca Preparat
2. Non-glass Berbentuk kotak Untuk memanaskan
dan terbuat dari dan mengeringkan
besi. sampel, serta
melakukan proses
sterilisasi.

Oven
3. Glass Variatif ukurannya Untuk melakukan
diantaranya, 150 ml pemanasan atau
dan 250 ml. Pada pembakaran pada
bagian atas yang suatu sampel.
tertutupi terdapat
sumbu untuk
pembakaran Bunsen
4. Glass Diameter cawan Sebagai tempat
petri biasanya perkembangbiakan
berkisar 15 cm dan mikroba, untuk
dapat menampung menimbang bahan
media 15-20 ml. atau sampel, dan
membiakan sel
dengan menyediakan Cawan petridish
ruang penyimpanan
dan mencegahnya
terkontaminasi.
7. Glass Berbentuk Untuk mengukur
menyerupai gelas, volume larutan,
terdapat beberapa menampung at-zat
ukuran diantarnya kimia, dan
50 ml, 100 ml, dan memanaskan cairan.
2 liter.
Gelas Beaker

5
8. Non-glass Bahannya terbuat Untuk mengukur
dari plastik volume larutan.

Gelas Ukur
9. Instrumen Berbentuk Kotak Untuk memanaskan
Penunjang seperti kompor. wadah tertentu,
biasanya mencairkan
bahan yang berasal
dari freezer.

Hot Plate
10. Instrumen Berbahan plastik Untuk melakukan
pendukung dengan bagian penyemprotan yang
ujungnya terdapat berisikan bahan
bagian untuk liquid.
mengeluarkan
liquid dalam bentuk
butiran lebih halus.
Sprayer
11. Instrumen Berbahan plaastik Untuk memgambil
Pendukung dan memindahkan
sampel berukuran
kecil.

Suntikan
12. Non-glass Bentuk ujungnya Untuk
menyerupai menginokulasi
bulatan. Jarum ose mikrobia dari suatu
ini memiliki 2 media ke media
ukuran yaitu 125 lainnya.
mm dan 230 mm.

Jarum Ose
13. Instrumen Berwarna Sebagai penutup
Pendukung mengkilap dan Erlenmeyer atau
bentuknya tabung reaksi.
lembaran yang
mudah dibentuk.

Alumunium Foil

6
14. Non-glass Bulb nya bterbuat Untuk menyedot
dari bahan karet larutan ke dalam
dan batang pipet pipet dan
terbuat dari batang mengeluarkannya,
kaca serta membantu
proses pemipetan.
Pipet Bulb
15. Npn-glass Beragam ukuran, Untuk mengambil
diantaranya:(1 larutan ke wadah
ml,28 cm), (2 ml,28 dengan tempat kecil.
cm), (5 ml, 34 cm),
(10 ml,33.9 cm)

Pipet Tetes
16. Instrumen Berbentuk seperti Sebagai meja kerja
Pendukung meja dengan steril untuk kegiatan
ditutupi kaca untuk inokulasi atau
memper-mudah penanaman.
pengawasan

Laminar Air Flow


(LAF)
17. Instrumen Berbahan stainless Untuk menyebarkan
Pendukung steel dengan permukaan agar
ujungnya berbentuk suoaya bakteri
segitiga. tersuspensi rata pada
sisi yang diinginkan

Batang Spreader
18. Non-glass volume yang sangat Untuk memindahkan
kecil (di bawah 1,0 larutan atau cairan
ml). dari satu tempat ke
tempat yang lainnya.

Mikrtopipet
19. Non-glass Berbahan keramik, Untuk menghaluskan
berbentuk sampel pengujian
mangkok. dan mencampurkan
beberapa bahan
menjadi satu dengan
cara ditumbuk secara
bersamaan.

Mortar dan Alu


7
20. Instrumen Berbahan stainless Untuk menjepit atau
penunjang steel mengambil dan
memindahkan benda
atau bahan
berukuran padatan
kecil.

Pinset
21. Non-glass Mikroskop yang Untuk melihat
digunkan bahan-bahan yang
mempunyai lensa berukuran mikro.
okuler dengan
perbesaran 10x dan
lensa obyektif
bermacam-macam,
biasanya 10x, 40x,
100x. Mikroskop
22. Instrumen Berupa kertas Untuk mengukur
penunjang persegi panjang tingkat asam basa
dengan warna suatu larutan dan
seperti pada mengukur derajat
gambar. keasaman (pH) suatu
larutan.

pH Meter
23. Non-glass Terbuat dari bahan Untuk meletakan
besi, berebentuk tabung reaksi.
balok namun
dipermukaan
atasnya berlubang.

Rak Tabung Reaksi


24. Non-glass Terbuat dari bahan Untuk mengambil
stainless steel objek berukuran
kecil.

Spatula
25. Non-glass Bentuknya Untuk mensterilkan
menyerupai oven suatu benda
dan terbuat dari menggunakan uap
besi. bersuhu dan
bertekanan tinggi
selama kurang lebih
15 menit.
8
Autoklaf
26. Instrumen Terbuat dari bahan Untuk mengocok
Penunjang besi berbentuk atau mencampur
kotak dibagian atas sampel, baik bahan
dan ditadahi bagian maupun larutan
bawah. kimia satu sama lain
sampai homogen.
Shaker
28. Non-glass Berbentuk seperti Untuk mengukur pH
remote untuk pada suatu bahan
menunjukan hasil laboratorium dengan
pengukuran. pemanfaatan
teknologi.

PH Meter Digital
30. Instrumen Berbentuk kotak Untuk menimbang
Penunjang dengan berbahan bahan-bahan padatan
dari kaca agar berukuran kecil dan
mudah untuk ringan.
diamati.

Timbangan Analitik
31. Non-glass kuning (yellow tip), Untuk mengambil
digunakan untuk larutan dalam ukuran
mikropipet dengan mikro.
volume 20-200 µL
dengan ketelitian
hingga 0,1 µL. biru
(blue tip),
digunakan untuk Tip Biru dan Kuning
mikropipet dengan
volume maksimal
1.000 µL dengan
ketelitian hingga 1
µL.

Tabel 2. Bahan-Bahan Laboratorium Bioteknologi Tanah


No Nama Bahan Fungsi
1.
Sebagai pembeda terhadap zat
warna kristal violet pada bakteri
yang akan diuji.

Safranin

9
2.
Sebagai antiseptik atau disinfektan
ataupun sterilisasi untuk praktikan
dan beberapa alat yang
memerlukan tingkat steril yang
cukup tinggi.

Alkohol 70%
3.
Untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakan bakteri.

Nutrient Agar
4.
Berfungsi untuk memberi warna
ungu pada permukaan sel bakteri.

Kristal Violet
5. Untuk fiksasi yang dapat
memperlambat pergerakan
protozoa dan sebagai pewarna
sehingga bagian-bagian dari
penyusun sel (organel) protozoa
dapat terlihat dengan jelas.

Lugol
8.
Sebagai agen pembentuk gel,
pengental, stabilizer, dan agen
kontrol viskositas.

Bubuk Agar
9.
Untuk memperjelas objek dan
melindungi lensa perbesaran
mikroskop agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri.

Minyak Imersi
10
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan mengenai alat dan bahan yang
terdapat di laboratorium. Hal ini penting dilakukan sebab untuk meminimalisasi
terjadinya kecelakan kerja, terlebih lagi pada laboratorium terdapat beberapa alat
yang mudah pecah dan bahan yang mudah terbakar serta berbahaya. Hal tersebut
selaras dengan pernyataan Juvitasari et al., (2018) yang menyatakan bahwa
pengenalan penggunaan alat laboratorium dilakukan guna menghindari kecelakaan
yang terjadi di laboratorium akibat kelalaian dalam menggunakan alat dan
ketidaktahuan dalam mengenal alat, sehingga praktikum dapat terhambat.
Dalam laboratorium bioteknologi tanah, terdapat beberapa alat dan bahan yang
digunakan seperti yang telah dituliskan dalam tabel 1 dan 2. Alat merupakan suatu
benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. Pada praktikum ini terdapat 24
jenis alat yang diperkenalkan yang umumnya digunakan dalam laboratorium
bioteknologi tanah.
Gelas ukur dapat dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu gelas ukur
plastik dan gelas ukur kaca. Gelas ukur plastik berfungsi untuk mengambil cairan
dalam jumlah banyak, sedangkan gelas ukur kaca berfungsi untuk mengatur volume
larutan atau zat cair dengan ketelitian yang lebih tepat dibandingkan dengan gelas
ukur plastik. Gelas ukur memiliki prinsip kerja yang berupa mengukur cairan secara
tidak teliti dan tidak masuk ke dalam perhitungan dengan menghitungan skala
cairannya yaitu dengan mensejajarkan mata dengan lengkungan zat cair yang ada di
dalam gelas ukur. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Juvitasari et al., (2018)
yang menyatakan bahwa fungsi dari gelas ukur yakni untuk mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi yang dapat digunakan dengan cara
memasukkan larutan yang akan diukur dan dibaca skalanya dengan cara melihatpada
permukaan air dengan arah mendatar dan horizontal.
Gelas beaker atau dikenal juga dengan gelas kimia merupakan sebagai wadah
untuk menampung bahan kimia baik yang berupa padatan atau cairan, serta untuk
memanaskan dan melarutkan bahan. Gelas beaker memiliki prinsip kerja yangberupa
melakukan pengukuran secara tidak teliti dengan skala pengukurannya terdapat pada
badan gelas. Hal tersebut bersesuaian dengan hasil penelitian Juvitasari

11
et al., (2018) yang menunjukkan bahwa fungsi dari gelas beaker yaitu untuk
menamupung zat kimia (padatan/cairan) dan sebagai media pemanasan yang dapat
digunakan dengan menuangkan atau memasukkan zat cairan atau padatan ke dalam
gelas beaker.
Cawan petri atau petridish merupakan alat yang digunakan sebagai tempat untuk
menumbuhkan mikroba. Cawan petri umumnya terbuat dari kaca gelas atau kaca
yang tahan terhadap panas. Cawan petri memiliki prinsip kerja yang harus
disterilisasi terlebih dahulu, kemudian mikroba baru bisa diletakkan di cawan petri
dan ditutup dengan penutup yang memiliki diameter lebih besar. Hal tersebut
diperjelas kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan bahwa cawan petri
merupakan wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata yang digunakan
sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media yang memiliki prinsip
kerja berupa menuangkan medium ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas
sebagai penutup.
Mikropipet adalah alat untuk suspensi yang berfungsi untuk mengambil atau
memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Mikropipet bekerja dengan
prinsip air cushion atau positive displacement yang merupakan prinsip dengan
mempertahankan aliran fluida yang konstan pada kecepatan tetap tanpa dipengaruhi
oleh perubahan tekanan. Penjelasan mengenai fungsi mikropipet selaras dengan
pernyataan Rohmatningsih (2021) yang menyatakan bahwa mikropipet berfungsi
untuk memindahkan larutan atau cairan dari satu tempat ke tempat yang lainnya
dalam volume kecil (hingga ukuran mikroliter) yang dapat diatur volumenya sesuai
dengan keinginan sampai batas skala volume pipet tersebut.
Pipet tetes merupakan alat yang digunakan untuk mengambil cairan dalam
jumlah sedikit. Alat ini digunakan dengan cara memencet bagian karet pada ujung
atas pipet secara perlahan dan masukkan bagian ujung yang runcing ke dalam cairan
atau larutan yang akan diambil. Hal tersebut diperjelas kembali oleh Eliyarti et al.,
(2020) yang menyatakan bahwa pipet tetes adalah jenis pipet kecil yang terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawah meruncing dan ujung atas ditutupi dengan
karet yang berfungsi untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil atau bahan
yang diperlukan jumlahnya tidak terlalu besar.

12
Pipet volume merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan. Alat
ini dapat memindahkan cairan atau larutan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Hal
tersebut bersesuaian dengan pernyataan Udaibah (2014) yang menyatakan bahwa
pipet volume berfungsi untuk mengambil sejumlah tertentu larutan dengan tingkat
ketelitian yang tinggi karena memiliki ukuran tertentu bahkan hingga mikroliter.
Rubber Bulb Filler merupakan alat yang digunakan untuk menyedot larutan yang
dipasang pada pangkal pipet volume. Rubber Bulb Filler memiliki 3 saluran yang
masing-masing memiliki katup. Katup yang bersimbol A (Aspirate) berguna untuk
mengeluarkan udara dari gelembung. Katup S (Suction) berguna untuk menyedot
cairan dari ujung pipet menuju ke atas. Katup E (Exhaust) berguna untuk
mengeluarkan cairan dari pipet ukur. Hal tersebut selaras dengan pernyataan
Mubarak et al., (2009) yang menyatakan bahwa rubber bulb filler berfungsi untuk
mengambil bahan atau larutan melalui pipet volume.
Botol semprot merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk menyimpan
aquadest atau alkohol 70%. Alat ini bekerja dengan memberi tekanan pada badan
botol sehingga cairan dalam botol akan terdesak dan keluar melalui selang plastik
yang ada pada penutupnya. Hal tersebut bersesuain dengan pernyataan Juvitasari et
al., (2018) yang menyatakan bahwa fungsi dari botol semprot yaitu untuk
menyimpan aquadest dan mengaliri air untuk membersihkan cairan atau padatan
yang dapat digunakan dengan cara menekan badan botol untuk mengeluarkan air dan
diarahkan ke tempat yang akan dialiri air.
Bunsen merupakan alat yang digunakan sebagai alat untuk mensterilisasi alat
lainnya yang akan disterilisasi kembali di Laminar Air Flow. Alat ini bekerja dengan
api yang menyala untuk membakar agar alat-alat laboratorium yang terbuat dari gelas
tidak terkontaminasi saat dilakukan pemindahan. Hal tersebut diperjelas kembali oleh
Andriani (2016) yang menyatakan bahwa pembakar bunsen berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril dengan membakar bagian sumbu hingga api menyala
yang dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Laminar Air Flow merupakan alat yang digunakan untuk mensterilisasi dengan
menggunakan udara steril yang digerakkan oleh blower. Alat ini memiliki pola
pengaturan dan penyaring aliran udara, serta aplikasi sinar UV yang digunakan

13
beberapa jam sebelum digunakan untuk membuat kondisi yang steril. Hal tersebut
diperjelas kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan bahwa Laminar Air Flow
berfungsi untuk pengerjaan yang dilakukan secara aseptis dengan mengatur alat dan
bahan yang telah dimasukkan ke dalam laminar air flow sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang steril. Setelah selesai bekerja, biarkan
selama 2 – 3 menit agar kontaminan tidak keluar dari laminar air flow.
Tabung reaksi merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan larutan atau
suspensi yang dibuat untuk pertumbuhan mikroba, sedangkan rak tabungreaksi
merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk meletakkan tabung reaksi.
Tabung reaksi dibuat dari kaca yang tahan terhadap panas. Hal tersebut diperjelas
kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan bahwa tabung reaksi berfungsi
sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan yang memiliki prisip kerja
ketika waktu dipanaskan, media yang ada di dalam tabung reaksi harus berada dalam
keadaan miring. Tabung reaksi membutuhkan rak tabung reaksi yang terbuat dari
kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi.
pH Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH. pH meter terdiri
dari pH meter digital dan kertas indikator pH. Pada pH meter digital memiliki prinsip
kerja dengan mengukur tegangan diantara dua elektrode dan mengkonversi hasilnya
menjadi kadar pH, sedangkan pada penggunaan kertas indikator pH cukup
dicelupkan ke dalam larutan atau cairan yang ingin diketahui kadar pH nya,
kemudian dicocokan dengan kertas indikator pH. Wasito et al., (2017) menyatakan
bahwa pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter, namun
harganya relatif mahal dan penggunaannya dibutuhkan keahlian khusus. Alat lain
yang dapat digunakan untuk mengukur kadar pH yaitu kertas indikator pH yang
dilengkapi dengan kertas berbentuk strip.
Erlenmeyer merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk menyimpan
larutan biakan mikroba. Cairan atau larutan dimasukkan melalui mulut erlenmeyer
yang kemudian dilapisi dengan aluminium foil dan disterililisasi di autoklaf. Hal
tersebut selaras dengan dengan pernyataan Udaibah (2014) yang menyatakan bahwa
erlenmeyer berfungsi sebagai wadah untuk mencampurkan sampel dengan bahan
lain, dan sebagai wadah untuk menampung larutan yang akan digunakan pada proses
titrasi.

14
Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk menstrilisasi dengan tekanan
120°C selama 20 menit. Proses sterlisasi pada autoklaf menggunakan panas dan
tekanan uap air yang tinggi untuk membunuh mikroba, kotoran dan kontaminan
lainnya. Hal tersebut diperjelas kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan
bahwa autoklaf merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
dengan menggunakan uap air panas bertekanan sekitar 15 psi atau 2 atm dengan suhu
121°C.
Alu dan mortar merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan bahan atau
partikel yang akan dibuat. Alu dan mortar terbuat dari porselin atau keramik yang
dipakai untuk menumbuk bahan secara bersamaan. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan Pebrina dan Astuti (2023) yang menyatakan bahwa mortar dan alu
digunakan untuk menggerus bahan hingga menjadi halus.
Kaca preparat merupakan alat yang digunakan untuk meletakkan bahan atau
partikel yang akan diamati, kemudian akan ditutup dengan menggunakan kaca
penutup preparat. Kaca preparat dan kaca penutup preparat digunakan secara
bersamaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Panjaitan (2014) yang
menyatakan bahwa kaca preparat berfungsi untuk meletakkan objek yang akan
diamati yang kemudian diberi warna dan ditutup dengan kaca penutup preparat.
Pinset merupakan alat yang digunakan untuk mengambil bahan atau partikel
yang digunakan untuk proses sterilisasi. Alat ini digunakan dengan cara menjepit
bahan atau partikel yang akan diambil. Hal tersebut selaras dengan pernyataan
Andriani (2016) yang menyatakan bahwa pinset merupakan alat-alat non gelas yang
berfungsi untuk mengambil benda dengan menjepit.
Spatula merupakan alat yang digunakan untuk mengambil bahan yang akan
digunakan yang perlu ditimbang terlebih dahulu di neraca analitik. Alat ini memiliki
prinsip kerja yang berupa memindahkan bahan yang akan digunakan. Hal tersebut
diperjelas kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan bahwa spatula merupakan
alat yang terbuat dari stainless steel atau aluminium yang berbentuk seperti sendok
panjang dengan ujung atasnya datar yang digunakan untuk mengambil objek atau
bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Jarum ose merupakan alat yang digunakan untuk mengambil isolat bakteri yang
tumbuh di cawan petri untuk diremajakan. Pada bagian pegangan jarum ose terbuat

15
dari kaca, sedangkan bagian lainnya terbuat dari kawat. Hal tersebut diperjelas
kembali oleh Andriani (2016) yang menyatakan bahwa jarum ose merupakan alat
berupa batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang dengan bentuk lurus atau
bulat yang berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba ke
media yang akan digunakan kembali. Alat ini memiliki prinsip kerja yang berupa
disentuhkan ke bagian mikroba yang kemudian menggosokan pada cawan petri untuk
diamati.
Tips merupakan alat yang digunakan untuk mengambil larutan suspensi dalam
jumlah kecil. Pada praktik di laboratorium bioteknologi digunakan tips blue dan tips
yellow. Hal tersebut bersesuaian dengan pernyataan Arini (2017) dalam
penelitiannya yang menyatakan bahwa tips berwaran biru dapat mengambil larutan
berkisar 100 – 1000 𝜇𝑙, sedangkan pada tips berwarna kuning dapat mengambil
larutan berkisar 20 – 200 𝜇𝑙.
Inkubator merupakan alat yang digunakan sebagai media untuk menumbuhkan
kultur mikroba. Alat ini dapat diatur tekanan suhunya sesuai dengan biakan yang
akan diinkubasi. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Ayuni et al., (2018) yang
menyatakan bahwa inkubator berfungsi untuk fermentasi dan menumbuhkan media
kultur mikroba.
Oven merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan dan mengeringkan
sampel, serta untuk melakukan sterilisasi. Sterilisasi dengan oven menggunakan suhu
yang tinggi sehingga dapat membunuh mikroba. Hal tersebut diperjelas kembali oleh
Andriani (2016) yang menyatakan bahwa oven berfungsi untuk mensterilisasi alat-
alat gelas yang tahan terhadap panas dengan menggunakan udara kering hingga alat-
alat gelas terbebas dari mikroba. Adapun prinsip kerja dari alat ini yaitu dengan
memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas ke dalam oven dan
menyusunnya pada rak, kemudian dipanaskan di atas api.
Shaker merupakan alat yang digunakan sebagai mesin pengguncang yang
digunakan dalam proses sterilisasi luar laminar air flow. Shaker bekerja dengan
memanfaatkan getaran satu arah dan gerakan yang memiliki kecepatan relatif lambat.
Hal tersebut diperjelas kembali Istiana et al., (2020) oleh yang menyatakan bahwa
shaker digunakan untuk mengaduk bahan atau larutan hingga menjadi bahan atau
larutan yang homogen.

16
Batang pengaduk merupakan alat yang digunakan untuk menyebarkan bakteri
yang telah dibiakkan. Alat ini digunakan dengan cara mengaduk atau menyebarkan
bahan atau larutan. Hal tersebut bersesuaian dengan pernyataan Juvitasari et al.,
(2018) yang menyatakan bahwa batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk,
menyebarkan, menyampurkan, dan membantu proses penuangan larutan dalam
proses penyaringan.
Selain terdapat alat-alat, di laboratorium bioteknologi tanah juga terdapat
beberapa bahan yang digunakan. Bahan adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan
untuk pengujian atau kalibrasi atau produksi dalam skala kecil. Dalam praktikum ini
dikenalkan enam jenis bahan yang biasa digunakan dalam laboratorium bioteknologi
tanah.
Nutrient agar (NA) merupakan bahan yang digunakan sebagai media untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Media ini berbentuk padatan yang
paling umum digunakan sebab hampir seluruh jenis mikroba dapat tumbuh di media
ini. Hal tersebut diperjelas kembali oleh Fatmariza et al., (2017) yang menyatakan
bahwa nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat yang terbuat
dari campuran ekstrak daging dan pepton karena mengandung banyak protein,
vitamin, dan karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh
dan berkembang.
Agar powder merupakan bahan tambahan untuk NA yang digunakan sebagai
perekat. Hal tersebut diperjelas kembali oleh Fatmariza et al., (2017) yang
menyatakan bahwa agar powder digunakan sebagai bahan tambahan yang berfungsi
sebagai pemadat sebab nutrient bersifat mudah membeku dan mengandung
karbohidrat galaktan yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga
membutuhkan agar powder sebagai pemadat atau perekat.
Minyak imersi merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan yang dapat
membantu pengamatan secara mikroskopis dengan mikroskop. Minyak imersi
bekerja dengan cara memperbanyak cahaya menuju lensa objektif yang dapat
membantu objek pengamatan menjadi terlihat lebih jelas. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan Melanika et al., (2018) yang menyatakan bahwa minyak imersi
digunakan pada saat akan melakukan pengamatan dengan mikroskop yang berguna

17
untuk memperjelas objek dan melindungi lensa pembesaran mikroskop agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri.
Aquadest merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan larutan dan
pembersih alat-alat di laboratorium. Aquadest dapat digunakan denganmenggunakan
botol semprot. Aquadest juga dapat disimpan dalam sebuah wadah besar dan tertutup
agar tidak tercampur dengan bahan kimia lainnya yang dapat mempengaruhi hasil
kerja di laboratorium. Hal tersebut bersesuaian dengan pernyataan Adani dan Yunita
(2017) yang menyatakan bahwa aquadest merupakan pelarut yang bebas dari zat-zat
pengotor yang digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari zat
pengotor.
Alkohol 70% adalah bahan yang digunakan untuk membunuh dan menghambat
pertumbuhan mikroba, serta untuk membersihkan alat-alat di laboratorium. Alkohol
70% dapat digunakan dengan menggunakan botol semprot. Alkohol 70% baiknya
disimpan pada suhu ruangan yang tidak terpapar cahaya matahari secara langsung
dan tempat yang lembab. Hal tersebut bersesuaian dengan hasil penelitian Megawati
dan Mimma (2017) yang menunjukkan bahwa alkohol 70% umumnya digunakan
untuk sterilisasi. Selain itu, alkohol 70% yang berperan sebagai antimikroba efektif
untuk membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, serta jamur.
Aluminium foil adalah bahan yang digunakan untuk menutup erlenmeyer atau
tabung reaksi yang berguna untuk mengurangi kontaminasi. Aluminium foil bersifat
fleksibel, tidak tembus cahaya, ringan, dan tahan terhadap suhu tinggi, sehingga
dapat digunakan pada saat proses sterilisasi. Hal tersebut selaras dengan pernyataan
Rosmania dan Fitri (2020) yang menyatakan bahwa erlenmeyer yang berisi larutan
yang ingin disterilisasi atau dihomogenkan pada bagian mulut erlenmeyer ditutup
dengan aluminium foil.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dalamlaboratorium bioteknologi terdapat berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan. Alat adalah benda yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan di
laboratorium, sedangkan bahan yaitu segala sesuatu yang diolah atau digunakan
untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Alat-alat dan
bahan yang ada di laboratorium bioteknologi tanah memiliki jenis yang berbeda-
beda, ada alat yang terbuat dari plastik, kaca atau gelas, kawat, porselin, keramik, dan
bahan lainnya. Selain itu, alat-alat dan bahan tersebut juga memiliki fungsi dan cara
penggunaan yang berbeda-beda. Maka dari itu, perlu diketahui dan dipahami fungsi
dan cara penggunaannya agar aman dalam proses penggunaannya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu praktik penggunaan alat dan bahan
tersebut pun diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar penggunaan alat danbahan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adani, S.I, Yunita Ali P. 2017. Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi Pada Proses
Destilasi untuk Pengolahan Aquades di Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Jurnal Chemurgy. Vol. 01 (1): 31 – 35.
Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. Vol. 1 (1): 1 – 7.
Arini, Liss Dyah D. 2017. Pengaruh Pasteurisasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri
pada Susu Segar dan UHT Sebagai Upaya Menjaga Kesehatan. IJMS:
Indonesian Journal on Medical Science. Vol. 4 (1): 119 – 132.
Ayuni, N.P.B, Meifiqih Z, Rezti Dwi O, Nina Kristinah, Safira Yuliyati. 2018.
Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi tentang Peralatan
Laboratorium Biologi. Nectar: Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 1 (1): 1 – 7.
Eliyarti, Chichi Rahayu, Zakirman. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat
Praktikum Materi Koloid dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. Vol. 3 (1): 14 –
25.
Fatmariza, M, Nurul Inayati, Rohmi. 2017. Tingkat Kepadatan Media Nutrient
Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Analis
Medika Bio Sains. Vol. 4 (2): 69 – 73.
Istiana, S., Jumaeri, Agung Tri Prasetya. 2020. Preparasi Arang Aktif Termbesi
Magnetik Adsorpsi Senyawa Tannin dalam Limbah Cair. Indonesian
Journal of Chemical Science. Vol. 9 (1): 17 – 23.
Juvitasari, P.M., Husna Amalya M, Ira Lestari. 2018. Deskripsi Pengetahuan Alat
Praktikum Kimia dan Kemampuan Psikomotorik Siswa MAN 1 Pontianak.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol. 7 (7): 1 – 13.
Megawati, M, Mimma Fatmala. 2017. Gambaran Proses Dekontaminasi
Termometer dengan Menggunakan Alkohol 70% serta Metode Larutan
Klorin, Air Sabun, dan Air DTT pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan
Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Periode Nopember-

20
Desember Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol. 17 (1):
123 – 132.
Melanika, L.R.I, Hurriyatul Fitriyah, Gembong Edhi S. 2018. Sistem Deteksi dan
Perhitungan Otomatis Bakteri Salmonella dengan Pengolahan Citra
Menggunakan Metode Object Counting. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2 (12): 6401 – 6408.
Mubarak, A.S., Diah Trie R.T., Laksmi Sulmartiwi. 2009. Pemberian Dolomit Pada
Kultur Daphinia spp. Sistem Daily Feeding Pada Populasi Daphnia spp.
dan Kestabilan Kualitas Air. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 1
(1): 67 – 72.
Panjaitan, R. 2014. Tungau Pada Daun Mangga (Mangifera indica). Jurnal Natural.
Vol. 13 (1): 1 – 8.
Pebrina, D., Astuti. 2023. Sintesis dan Karakterisasi Sifat Optik Nanokomposit
Fe₃O₄@ZnO: C. Jurnal Fisika Unand (JFU). Vol. 12 (2): 297 – 302.
Rohmatningsih, R.N. 2021. Perbandingan Waktu Pengukuran Pipet Ukur Glasfirn
Pi Pump dan Micropipet Socorex pada Uji TPC Acetobacter xylinum.
Indonesian Journal of Laboratory. Vol. 4 (1): 1 – 7.
Rosmania, Fitri Yanti. 2020. Perhitungan Jumlah Bakteri di Laboratorium
Mikrobiologi Menggunakan Pengembangan Metode Spektrofotometri.
Jurnal Penelitian Sains. Vol. 22 (2): 76 – 86.
Samekto, Riyo. 2008. Bioteknologi dan Keharaan Tanaman. Innofarm: Jurnal
Inovasi Pertanian. vol. 7 (1): 66 – 85.
Seprianto, Henny Saraswati, Febriana Dwi W, Titta Novianti, Adri Nora, Aroem
Naroeni, Putri Handayani. 2022. Workshop Isolasi DNA dan Pengenalan
Alat Laboratorium Bioteknologi Bagi Guru Biologi SMA/MA Se Jakarta.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 2 (3): 2798 – 2912.
Udaibah, W. 2014. Analisis Pengetahuan Calon Guru Kimia tentang Peralatan
Laboratorium dan Fungsinya. Jurnal Pendidikan MIPA. Vol. 4 (1): 1 – 21.
Vendamawan, Rico. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Metana. Vol. 11 (02):
41 – 46.
Wasito, H., Eva Karyati, Charlina Detty V, Ilmi N. Hafizah, Hamidah R.U, Medi
Khairun. 2017. Test Strip Pengukur pH dari Bahan Alam yang Diimobilisasi

21
dalam Kertas Selulosa. Indonesian Journal of Chemical Science. Vol. 6 (3):
223 – 229.
Widayanti, Yuberti. 2018. Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Sebagai
Media Praktikum Mahasiswa. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan
Riset Ilmiah). Vol. 2 (1): 21 – 27.

22
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai