Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum ke-1

Praktikum Bioteknologi
PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT

OLEH:

Nama : Chery Pratiwi Irwan

Nim : M021201031

Kelas/Kelompok : Rekayasa Kehutanan/1

Asisten :1. Muh. Yusril Suryamsyah

2. Ade Firna

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN POHON

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Pengenalan Alat” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada dosen mata kuliah
Bioteknologi yang telah memberikan tugas ini kepada saya serta teman-teman
saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan
khususnya bagi saya untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
molekuler genomik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempuma. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 26 Februari 2022

Chery Pratiwi

DAFTAR ISI

ii
SAMPUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 Pengertian alat......................................................................................................3
2.2 Beberapa Bagian Laboratorium Molekuler.........................................................3
2.3 Peralatan Utama di Laboratorium Molekuler......................................................6
BAB III METODE.....................................................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................11
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................12
4.1 Hasil...................................................................................................................12
4.2 Pembahasan........................................................................................................14
BAB V PENUTUP.....................................................................................................17
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
5.2 Saran.................................................................................................................17
LAMPIRAN...............................................................................................................20

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Gambar dan Nama Alat12

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pengenalan Alat Hotplate19
Gambar 1.2 Pengenalan Alat Micropipette19
Gambar 1.3 Pengenalan Alat Kulkas
Gambar 1.4 Pengenalan Alat PCR
Gambar 1.5 Pengenalan Alat Centrifuge21
Gambar 1.6 Pengenalan Alat Timbangan Analitik21

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
mempelajari kimia. Dalam pembelajaran yang kita harapkan bahwa siswa tidak
hanya tahu, tetapi juga memahami subjek dengan sangat baik. Pengetahuan
tentang teori yang bersifat ilmiah dapat dibuktikan dengan melakukan beberapa
percobaan di laboratorium. Dengan adanya laboratorium, mahasiswa akan lebih
memahami materi dengan melakukan karya ilmiah. Oleh karena itu mahasiswa
akan memiliki pegangan yang baik pada langkah karya ilmiah dan pengetahuan
mereka akan bertahan lebih lama (Bibiana, 2007)
Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk
dimiliki oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung
maupun tidak. Laboratorium harus dikelola dan di manfaatkan dengan baik,
karena laboratorium merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap
cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Mengolah laboratorium dengan baik, adalah
menjadi tujuan utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan
dengan lancar (Bibiana, 2007)
Untuk menghindari kecelakaan dan gagalnya percobaan dalam kegiatan
praktikum maka perlu adanya pemahaman dan pengenalan terhadap alat-alat
praktikum yang digunakan, sehingga memudahkan dalam proses kegiatan. Alat-
alat praktikum biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Maka dari itu perlu adanya pemahaman terhadap alat
dan fungsi kerja dari alat tersebut sebelum mulai melakukan praktikum
dilaboratorium. Proses pembelajaran dikelas diperlukan kemampuan guru dalam
menguasai materi dan metode pembelajaran yang tepat sehingga tidak
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran (Yulita, 2012).
Maka dari itu, hendaknya kita harus memperhatikan dan memahami alat
dan bahan yang ada di laboratorium.

1
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat apa
saja yang akan digunakan selama proses praktikum molekuler beserta fungsi dan
cara kerjanya. Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk memahami salah
satu syarat penting dalam melaksanakan praktikum di dalam laboratorium yaitu
mengetahui alat-alat dalam praktikum molekuler agar mahasiswa Fakultas
Kehutanan prodi Rekayasa Kehutanan memiliki skill saat menggunakan alat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian alat


Alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan
praktikum. Mahasiswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka
mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat,
fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengenalan alat-alat laboratorium untuk
para mahasiswa sangat penting dilaksanakan agar dapat menunjang pengetahuan
dalam melaksanakan aktivitas di dalam laboratorium baik dalam melaksanakan
praktikum maupun penelitian. Untuk penggunaan alat-alat laboratorium para
mahasiswa harus mengetahui nama dan kegunaannya, agar dalam melaksanakan
praktikum maupun penelitian mahasiswa mampu meminimalisir kesalahan-
kesalahan dalam penggunaan alat-alat laboratorium tersebut . Pengetahuan alat
yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum, selama praktikum
mahasiswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia (Soetarto,
2008).
Kesalahan penggunaan alat merupakan salah satu penyebab tidak
akuratnya data yang dihasilkan. Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga
harus mengetahui fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium,dengan
mengetahui nama, bentuk, dan fungsi alat yang akan digunakan maka akan
mempermudah dalam melakukan praktikum. Mahasiswa yang menguasai alat
dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga mahasiswa
memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan. Oleh karena itu
pelaksanaan praktikum melibatkan alat-alat, maka perlu penguasaan tentang alat-
alat praktikum dengan baik sehingga dapat menunjang kelancaran praktikum
(Bua, 2012).
2.2 Bagian-Bagian Laboratorium Molekuler
a. Ruang bahan kimia atau almari bahan kimia
Bahan kimia merupakan salah satu barang yang sangat banyak ragamnya
dalam laboratorium molekuler. Cara dan tempat penyimpanan bahan kimia

3
molekuler harus disesuaikan dengan sifat masing-masing bahan kimia tersebut.
Bahan kimia yang dapat disimpan pada suhu ruang biasanya diletakkan langsung
pada almari bahan kimia. Akan tetapi, ada beberapa jenis bahan kimia yang harus
disimpan pada suhu 4°C maupun -20°C, sehingga tempat penyimpanan bahan
kimia tersebut selalu perlu dilengkapi dengan perlengkapan pendingin suhu,
seperti kulkas dan freezer. di laboratorium (Bibiana, 2007).
Selain bahan kimia yang utuh (masih dalam kemasan/botol yang asli), ada
pula bahan kimia yang disimpan dalam bentuk larutan stok. Informasi yang
lengkap perlu dicantumkan pada masing-masing botol larutan stok, yang meliputi:
jenis bahan kimia, konsentrasi stok, tanggal pembuatan, dan nama pembuat.
Almari tempat penyimpanan solusi harus dipisahkan dengan bahan kimia yang
masih utuh. Demikian pula, penyimpanan bahan berbahaya harus mendapatkan
perhatian khusus agar tidak membahayakan pengguna (Bibiana, 2007).
b. Ruang Steril
Berbagai aktifitas yang dilakukan pada kegiatan analisis molekuler
memerlukan kondisi sterilitas yang tinggi untuk mencegah terjadinya
kontaminasi. Ruang steril digunakan untuk melakukan pekerjaan yang
memerlukan sterilitas tinggi tersebut. Jika lokasi terbatas, maka fungsi ruang
steril dapat menggunakan kabinet aliran udara laminar. Dalam pemakaiannya,
harus dipisahkan antara laminar air flow cabinet yang berlaku bagi pekerjaan yang
memerlukan sterilitas tinggi (misalnya : kultur sel, kultur jaringan, preparasi
solusi atau bahan kimia, dan lain-lain) laminar air flow cabinet yang dan bagi
pekerjaan yang menggunakan mikroba (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) untuk
mencegah terjadinya kontaminasi (Bibiana, 2007).
c. Ruang Kerja dan Meja Kerja (Bench)
Ruang kerja dan meja kerja merupakan tempat yang digunakan oleh
peneliti untuk meletakkan berbagai peralatan utama di laboratorium, seperti:
mikroskop, pH meter, elektroforesis, mesin PCR (Polymerase Chain Reaction),
centrifuge, shaker, inkubator, shaker incubator, vortex, rotator, dan lain-lain.
Dalam ruang kerja selalu dilengkapi dengan meja kerja yang digunakan untuk
mempersiapkan segala sesuatu di laboratorium, misalnya: penulisan buku kerja,
persiapan media, pembuatan solusi stok, persiapan regensia PCR, persiapan

4
proses elektroforesis, dan sebagainya. Harus diingat, bahwa meja kerja harus
selalu dibersihkan baik sebelum melakukan pekerjaan maupun setelah
menyelesaikan pekerjaan. Kebersihan meja kerja menjadi tanggung jawab seluruh
pengguna laboratorium. Adanya bahan berbahaya yang tertinggal di meja kerja
sangat membahayakan pengguna laboratorium. Dalam setiap kegiatan, seorang
peneliti biasanya menggunakan meja kerja yang terpisah dengan peneliti lain. Hal
ini perlu dilakukan untuk mencegah tercampurnya bahan kimia, peralatan yang
digunakan. grip pekerjaan yang dilakukan (Bibiana, 2007).
d. Ruang Analisis
Ruang analisis adalah ruangan yang digunakan untuk penempatan
peralatan laboratorium yang berguna untuk keperluan analisis. Beberapa peralatan
yang biasanya ditempatkan pada ruang analisis antara lain: spektrofotometer,
mikroskop, gass chromatografi, komputer, dan lain-lain (Bibiana, 2007.).
e. Almari Alat
Almari alat adalah almari yang digunakan untuk penyimpanan berbagai
jenis gelas dan peralatan kecil di laboratorium, seperti: gelas ukur, tabung reaksi,
gelas beaker, erlenmeyer, cawan petri, pipet, labu takar, corong kaca, botol-botol
sampel, dan sebagainya. Penyimpanan alat-alat gelas yang sudah steril harus
dipisahkan dari peralatan yang belum steril. Biasanya penyimpanan alat
dipisahkan berdasarkan macam alat, ukuran atau volumenya, dan sterilitas alat
(Bibiana, 2007).
f. Tempat Pencucian Alat Gelas
Tempat pencucian alat digunakan untuk mencuci dan digunakan dalam
pekerjaan laboratorium. Setiap pengguna laboratorium harus bersiap untuk segera
mencuci segala peralatan yang kotor yang digunakannya. Tempat cuci alat-alat
gelas yang telah terkontaminasi mikroba harus dipisahkan dengan tempat cuci
peralatan yang tidak terkontaminasi. Untuk peralatan yang mengandung bahan-
bahan kimia berbahaya (misalnya: fenol, ethidium bromide, acrylamide, silver
nitrate, dan lain-lain) merusak tempat yang terpisah (Bibiana, 2007).
g. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah harus diatur sedemikian rupa terutama untuk limbah
berbahaya. Limbah fenol, ethidium bromide, acrylamide, silver nitrate, tidak

5
boleh dibuang langsung di tempat cucian, tetapi limbah tersebut harus ditampung
terlebih dahulu di suatu tempat atau dalam botol penampungan khusus. Gel
elektroforesis yang mengandung limbah berbahaya boleh dibuang ke tempat
sampah, tetapi harus air bersih terlebih dahulu kemudian dimasukkan plastik
bersama segala bahan yang terkontaminasi (kertas tissue, sarung tangan, dan lain-
lain). Limbah berbahaya tersebut ditampung di suatu tempat khusus sebelum
dimusnahkan (Bibiana, 2007).
2.3 Peralatan Utama di Laboratorium Molekuler
Adapun beberapa peralatan utama yang terdapat di laboratorium (Wetherel,
2008) :
a. Centrifuge
Centrifuge merupakan suatu alat yang digunakan untuk memisahkan
larutan, mengendapkan suatu zat terlarut (seperti DNA, RNA, sel dengan
komponen-komponen penyusunnya dalam suatu suspensi, dan lain-lain atau untuk
mengumpulkan larutan yang terdapat di dinding tabung (Eppendorf) atau tabung
reaksi) ke dasar tabung. Dalam penggunaan sentrifus persyaratan utama yang
harus diperhatikan adalah "kesetimbangan" dari bahan dan alat yang akan
disentrifugasi.
Dalam pekerjaan molekuler yang dikenal berbagai macam dan ukuran
sentrifus. Untuk cairan yang jumlahnya sedikit (kurang dari 1,5 ml) dapat
digunakan sentrifus mikro (microcentrifuge). Sentrifus mikro dapat dibedakan ke
dalam sentrifus yang berpendingin berpendingin. Selain itu, sentrifus berbeda
berdasarkan kecepatan putaran rotornya. Semakin cepat putarannya maka
kemampuan suatu partikel untuk mengendap akan semakin mudah. Suatu putaran
(khususnya sentrifus) diukur dalam kecepatan gravitasi atau kecepatan putaran per
detik (rpm). Untuk sentrifugasi cairan dengan volume lebih dari 10 ml maka
dikenal adanya ukuran sentrifus yang lebih besar.
Untuk sentrifus yang berukuran besar ini juga ada yang (refrigerated
microcentrifuge) dan tidak mikro juga dapat berpendingin maupun tidak
berpendingin. Kecepatan putaran maksimum rotornya juga berbeda beda seperti
sentrifus mikro. Ultracentrifuge yang biasanya dilengkapi dengan pendingin.
Selain itu Sentrifus dengan kecepatan tinggi.

6
b. Elektroforesis
Perangkat elektroforesis terdiri dari: power supply, mesin elektroforesis,
beton gel dan sisir. Saat ini dikenal ada dua jenis perangkat elektroforesis, yang
dikenal dengan nama: elektroforesis horizontal dan elektroforesis vertikal.
Elektroforesis horizontal biasanya dilaksanakan dengan menggunakan gel
agarosa, sedangkan elektroforesis vertikal dilaksanakan dengan menggunakan gel
akrilamid. Molekul DNA bermuatan negatif sehingga jika molekul DNA
ditempatkan pada medan listrik maka akan berpindah dari kutub negatif menuju
kutup. Prinsip elektroforesis adalah perpindahan partikel-partikel yang
dipengaruhi karena pengaruh medan listrik.
c. PCR (Polymerase Chain Reaction)
PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan suatu alat yang digunakan
untuk menggandakan atau menggandakan- untaian basa-basa DNA yang dibatasi
oleh pasangan primer pengapitnya melalui teknik pengaturan suhu dan
penggunaan enzim tahan panas tinggi. Dalam proses amplifikasi tersebut, mesin
PCR akan bekerja secara otomatis sesuai permintaan berapa suhu yang diperlukan
untuk tahap denaturasi, annealing, maupun elongasi, serta berapa siklus yang
diperlukan sampai dengan proses PCR selesai.
d. Vortex
Vortex adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu pencampuran
larutan dalam proses ekstraksi DNA, sehingga segala bahan padat dapat tercampur
dengan pelarutnya secara sempurna.
e. UV Crosslinker
UV Crosslinker Dipergunakan untuk memindahkan potongan DNA dari
gel ke membran. Peralatan UV crosslinker digunakan pada proses analisis
Shoutern Blot maupun atau memfiksasi Western Blot.
f. Gel Documentation
Gel Documentation (Geldoc) dengan UV Transiluminator digunakan
untuk membantu mendeteksi pita-pita DNA hasil pemisahan (running)
elektroforesis, sehingga pita DNA yang diamati dengan sinar UV dapat langsung
direkam melalui koneksi langsung dengan komputer.

7
g. Waterbath
Waterbath adalah suatu alat yang dipergu akan memanaskan solusi yang
ditempatkan dalam alat gelas, tabung reaksi, maupun tabung masing-masing tipe
waterbath memiliki kisaran suhu pemanasan tertentu.
h. Hotplate
Hotplate merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghangatkan
suatu solusi dalam proses pembuatan media. Untuk membantu agar homogenitas
solusi tersebut cepat tercapai, maka perangkat ini dilengkapi dengan pengaduk
yang akan bekerja sebagai pengaduk.
i. Microwave
Microwave dan oven merupakan suatu alat pemanas yang dapat digunakan
dalam proses pembuatan gel atau untuk atau mengencerkan gel yang telah
dismpan dalam kulkas. Sedangkan Oven dipergunakan untuk mengeringkan alat-
alat gelas dan mikrotip pada suhu 60°C. Oven dapat juga dipergunakn untuk
mensterilkan alat gelas pada suhu 120 °C.
j. Timbangan analitik
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang
dibutuhkan pada proses pembuatan media, pembuatan larutan stok, dan lain-lain
kapasitas dan tingkat ketelitiannya. Timbangan analitik dengan tingkat ketelitian
tinggi biasanya memiliki kapasitas maksimum yang rendah, sebaliknya,
timbangan analitik dengan kapasitas maksimum memiliki tingkat ketelitian lebih
rendah. Sebelum dan setelah penimbangan, alat penimbang harus analitik adalah
suatu peralatan yang kimia biasanya dikelompokkan berdasarkan keadaan bersih.
Penimbangan bahan kimia sebaiknya diletakkan di atas aluminium foil atau kertas
minyak yang bersih, memulai secara langsung bahan-bahan kimia di atas alat
timbang. Gunakan kertas pelapis atau aluminium foil yang baru pada setiap
penimbangan bahan. Alat pembantu yang diperlukan untuk mengambil bahan dari
kemasannya (misalnya spatula / senduk plastik) harus selalu dibersihkan setiap
akan digunakan, untuk menghindari kontaminasi dari bahan kimia.
k. Freeze dryer
Freeze dryer dalam beberapa jenis pekerjaan di laboratorium sering kali
diperlukan peningkatan dalam suhu dingin yang terkontrol. Alat freeze dryer

8
dapat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, masing-masing tipe freeze dryer
memiliki kisaran suhu maksimal-minimal yang berbeda-beda, sehingga perlu
disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium dan analisis aktivitas yang
dilaksanakan.
l. Autoclave
Autoclave di laboratorium molekuler digunakan untuk sterilisasi alat gelas,
mikrotip, aneka mikrotube, air, larutan, dan sebagainya. Prinsip sterilisasi
autoclave adalah menggunakan uap panas yang bertekanan tinggi, biasanya
dengan sterilisasi menggunakan peralatan ini dilakukan pada suhu (120°C) 15-20
menit. Kapasitas volume autoclave sangat beragam. Sumber panas untuk
autoclave dapat berasal dari listrik dan ada pula yang berasal dari sumber lain
seperti LPG.
m. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu yang dipergunaan untuk mengamati
benda dengan ukuran sangat kecil/mikro (seperti: mikroorganisme, jaringan
tanaman, jaringan hewan, dll). Setiap tipe mikroskop khusus, kekuatan suatu
mikroskop dapat diatur sesuai keperluan. Pada saat ini banyak sekali modifikasi
yang telah dilakukan pada alat mikroskop, misalnya: penambahan kamera,
penambahan lampu UV, dan sebagainya, dimana pemanfaatannya dapat dipilih
sesuai kebutuhan memiliki spesifikasi lensa dan kekuatan pengguna.
n. Pipet mikro
Pipet mikro pada analisis molekuler diperlukan untuk mengambil solusi
atau suspensi dengan ketepatan yang sangat tinggi dan volume yang relatif kecil.
Beberapa merk pipet mikro yang terdapat di pasaran antara lain Eppendorff, HTL,
dll. Merk Ependorff dan Gilson relatif lebih banyak digunakan daripada merk
dagang lainnya. Dalam pemakaian pipet mikro perlu diperhatikan kisaran volume
yang sesuai dengan pipet yang bersangkutan. Pipet dimaksudkan untuk mengambl
larutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam jumlah tertentu secara akurat.
Angka yang tercantum dalam pipet menunjukkan volume maksimum
(dalam pl) yang dapat diambil. Pemilihan ukuran dan tip pipet mikro tergantung
pada volume yang akan diambil. Misalnya untuk mengambil volume 80 ul, kita
gunakan pipet mikro dengan kisaran 10-100 pl. Pengambilan memang dapat

9
dilakukan dengan pipet mikro ukuran 1000 pl, tetapi kurang akurat. Demikian
pula dapat dilakukan dengan pipet ukuran 0-10 pl, tetapi harus diulang beberapa
kali. Hal ini juga akan mengakibatkan kesalahan yang cukup besar, karena
pengambilan yang berulang kali, maka setiap melakukan pemipetan sebenarnya
tidak ada kesalahan walaupun sangat kecil. Mengingat volume larutan yang
diambil biasanya berukuran sangat kecil (satuan mikroliter) maka alat tersebut
diharapkan dirancang sedemikian rupa sehingga tingkat ketepatannya sangat
tinggi.
Ada berbagai cara dalam penggunaan pipet yang harus diikuti sehingga
kekurang-tepatan dalam pengambilan dapat dihindari. Ukuran Tip yang
digunakan juga harus sesuai dengan kriteria yang dibatasi volume pada pipet yang
akan digunakan. Dalam pemakaiannya, pipet mikro dilengkapi dengan ujung pipet
(tip) yang dibedakan berdasarkan volume yang dapat ditampungnya. Untuk
memudahkan pengguna, biasanya setiap ukuran memiliki warna tersendiri. Untuk
menghindari terjadinya kontaminasi dari satu larutan ke dalam larutan yang lain
maka setiap pengambilan harus menggunakan ujung pipet yang baru dan steril.
Sterilisasi hanya dilakukan pada ujung pipet dan bukan pada pipet mikro itu
sendri. Ujung pipet dapat disterilisasi dengan autoclave pada suhu 120°C selama
20 menit. Seluruh pipa tertentu harus disterilisasi. Akan tetapi, harus
diperhatikan bahwa kebanyakan jenis pipet mikro tidak dapat disterilisasi dengan
autoclave. Umumnya masing-masing merek kode warna yang berbeda pada tip
yang diproduksi sesuai dengan kisaran volume tip yang bersangkutan (Wetherel,
2008).

10
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 24 februari 2022 pukul 13.00-
14.40 WITA di laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon, Fakultas
Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada kegiatan pengenalan alat yaitu :
a. Tip
b. Mikropipet
c. Mikrotube
d. Mortar
e. Pestle
f. Timbangan analitik
g. Spindow mini centrifuge
h. Vortex mixer
i. Centrifuge
j. PCR
k. Elektroforesis
l. Gel doc
m. Alkohol 70%
n. Akuades steril

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Gambar dan Nama Alat

No Gambar Nama alat


.
1.

Micropipette

2.

Tip

3.

Microtube

4.

Mortar dan Pestle

12
5.

Timbangan analitik

6.

Spindow mini
centrifuge

7.

Vortex mixer

8.

Centrifuge

9.

PCR

10.

Eletroforesis

13
Gel doc

12.

Alkohol 70%

13.

Aquades Steril

4.2 Pembahasan
Pengenalan alat merupakan suatu langkah utama sebeum kita melakukan
suatu percobaan dan penelitian, karena dengan mengenal alat kita dapat
mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat serta cara penggunaan dalam
percobaan. Selain pengetahuan alat yang kita gunakan, hal tersebut juga
dibarengi dengan keltelitian dalam melakukan sesuatu percobaan sehingga
didapat fungsi yang maksimal (Triwibowo, 2005).
Selain kita mengenal alat-alat di laboratorium, kita juga dapat
mengetahui berbagai alat yang terdapat di laboratorium dan dapat
meminimalisir resiko kesalahan kerja pada percobaan. Alat-alat memiliki
prinsip dan cara kerja yang berbeda sehingga pengguna harus mengikuti hal

14
tersebut agar tidak ada kerusakan ataupun hal-hal yang berbahaya (Zulkarnain,
2005).
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan/reagen
dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan dengan
pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat tersebut, dilakukan kalibrasi
terlebih dahulu. Mikropipet digunakan berpasangan dengan tip. Tip adalah alat
yang digunakan pada mikropipet ketika proses pipeting akan dimulai. Setiap tip
mikropipet memiliki kapasistas tertentu diataranya skala 2 sampai 20 mikroliter,
skala 21 sampai 200 mikroliter, dan 201 sampai 1000 mikroliter. Fungsi dari
mikropipet yaitu hampir sama dengan pipet biasa hanya saja mikropipet
memindahkan sejumlah volume larutan sangat kecil dan memiliki akurasi alat
yang sangat tinggi. Selain itu alat tersebut bisa disesuaikan berdasarkan volume
larutan yang diinginkan. Satuan dari alat ini atau mikroliter.
Mikrotube adalah wadah untuk menyimpan sampel, larutan atau buffer
dalam jumlah yang kecil. Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan untuk
menghancurkan suatu bahan atau sample seperti daun, akar, seedling, biji, dan
lain-lain, untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein. Mortar adalah bagian
wadahnya, sedangkan pestle adalah bagian batang yang dipegang. Lama
penggerusan sangat tergantung jenis bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian
menggunakan alat tersebut.
Timbangan Analitik adalah sebuah instrument laboratorium yang
digunakan untuk mengukur massa suatu zat. Timbangan analitik memiliki
beberapa nama lain seperti analytical balance, neraca analitik, timbangan gram
halus atau timbangan laboratorium. Spindown mini centrifuge adalah alat
laboratorium yang digunakan untuk memisahkan bahan dengan menggunakan
prinsip gaya sentrifugas. Vortex Mixer adalah perangkat sederhana yang biasa
digunakan di laboratorium untuk menghomogenkan/mencampur botol cairan
kecil.
Centrifuge adalah alat laboratorium yang digunakan untuk proses
pemisahan molekul (partikel) suatu larutan antara yang terlarut (filtrate) dengan
organel yang mengendap (substrat) melalui proses pemutaran melingkar
(sentripetal) berkecepatan tinggi. Polymerase chain reaction (PCR) adalah alat

15
untuk menciptakan jutaan hingga miliaran salinan dari segmen asam
deoksiribonukleat tertentu, yang memungkinkan ilmuwan untuk melipatgandakan
sampel DNA yang sangat sedikit hingga mencapai jumlah yang cukup untuk
dipelajari secara detail.
Elektroforesis adalah gerakan partikel terdispersi relatif terhadap fluida di
bawah pengaruh medan listrik yang seragam secara spasial. Gel Doc juga dikenal
sebagai sistem dokumentasi gel, sistem citra gel, atau citra gel, mengacu pada
peralatan yang banyak digunakan di laboratorium biologi molekuler untuk
pencitraan dan dokumentasi asam nukleat dan protein yang tersuspensi dalam gel
poliakrilamida atau agarosa. Alkohol 70% adalah bahan yang banyak digunakan
dalam kegaitan laboratorium seperti, sterilisasi selama masa pengerjaan, larutan
tambahan dan lain- lain. Aquades Steril air dari hasil penyulingan (diuapkan dan
disejukan kembali) dan memiliki kandungan murni H 2O, sedangkan air mineral
tidak murni H2O.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu pemahaman tentang
penggunaan alat-alat sangat membantu memproses praktikum. Jenis alat
mikropipet, tip, mikrotube, mortal, pestle, timbangan analitik, spindow mini
centrifuge, vortex mixer, centrifuge, PCR, eletroforesis, gel doc.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih mendalami tentang fungsi alat dan cara
kerjanya agar nantinya tidak terjadi kesalahan saat memakai alat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bibiana, W. Lay, 2007. Bioteknologi. Jakarta : Rajawali pers.

Biotechnology Laboratorium. 2002. University Of California Dav-IS. California.

Bua, A. T. 2012. Laporan Praktikum Instrumentasi Pengenalan Alat


Laboratorium dan Pembuatan Reagen.

Choudhary, M.I, 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Jakarta:


Yudhistira.

Daniel Lantang, Arsyam Mawardi. 2019. Pengenalan dan Pelatihan Dasa Teknik
Biomolekuler bagi Mahasiswa S2 Biologi Universitas Cenderawasih di
kota.

Hapzah dan Yulita, R. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi
terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri pada Siswi Kelas III di SMA
Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Media Gizi Pangan.13
(1) :20-25.

John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Erlangga. Jakarta

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. Vol. 1, No. 1, Juni 2019

Suharni Tri, Theresia, S. J. Nastiti dan A. E. S. Soetarto 2008. Mikrobiologi


Umum. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Triwibowo, Y. 2005 Biologi Molekuler. Penerbit Universitas Erlangga, Surabaya.

Wetherel, D.F, 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. New Jersey: Avery
Publishing Group Inc.

Zulkarnain. 2005, Pertumbuhan dan Hasil Selada pada Berbagai Kerapatan


Jagung dalam Pola Tumpang Sari, Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas
Jambi, Vol. 1,No. 2, hal. 94-101, ISSN : 1858-1226.

18
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Pengenalan Alat Hotplate

Gambar 1.2 Pengenalan Alat Micropipette

19
Gambar 1.3 Pengenalan Alat kulkas

Gambar 1.4 Pengenalan Alat PCR

20
Gambar 1.5 Pengenalan Alat centrifuge

Gambar 1.6 Pengenalan Alat timbangan analitik

21

Anda mungkin juga menyukai