Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

“ PENGENALAN ALAT LABOR PEMBUATAN,


PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
DAN PENGENCERAN “

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Carolin e Agustine Rianti 211110006
Putri 211110019
Randy Fadrian 211110024
Rival Junaidi 211110029
Selvi Silvana Vardius 211110034
Syakilla Wahyuni 211110035
Tedy Surya Fathin 211110036
Viona Febbiola 211110037
Yashica Euginie Beatrice 211110038
Yoga Afrianda 211110039

Dosen Pembimbing :
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Sari Arlinda, SKM, MKM

Instruktur :
Mustafa Ashabil Firdaus, Amd.Kes

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Mata Kuliah Kimia Lingkungan Dengan Materi ”
Pengenalan Alat Labor Pembuatan, Penentuan Konsentrasi Larutan dan
Pengenceran”. Pada Hari Senin, Tanggal 24 Januari 2022, Pukul 09.45 – 12.00
WIB di Laboratorium pengendalian vektor dan binatang penggganggu Poltekkes
Kemenkes Padang, telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Instruktur

Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si


Mustafa Ashabil Firdaus, Amd.Kes
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan peraktek Kimia
Lingkungan yang berjudul “Pengenalan Alat Labor, Pembuatan, Penentuan
Konsentrasi Larutan dan Pengenceran” ini dengan baik. Dan tidak lupa pula
shalawat beserta salam kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
membawa umat nya dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu pengetahuan
yang sama-sama kita rasakan saat sekarang ini.

Dalam penulisan laporan ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin


untuk menyelesaikannya dengan baik. Namun, kami menyadari masih terdapat
kekurangan dan kelemahan dalam melakukan pembuatan laporan ini. Untuk itu,
sangat diharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan selanjutnya dalam
tulisan laporan yang akan datang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan praktek ini tidak


terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada
kami, terutama kepada Dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan praktikum dan laporan ini. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada instruktur Bapak Mustafa Ashabil Firdaus,
Amd.Kes , serta teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan praktikum
dan penulisan laporan. Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini mempunyai
arti dan manfaat bagi pembaca semuanya.

Padang, 29 Januari 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Pengenalan Alat dan Bahan..........................................................................3
B. Jenis-jenis Alat..............................................................................................3
B. Mekanisme Alat-alat.....................................................................................4
C. Konsentrasi Larutan....................................................................................10
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................12
A. Waktu dan Tempat......................................................................................12
B. Alat dan Bahan Dalam Pemeriksaan Kuantitatif Analisa Kimia................12
C. Hasil............................................................................................................16
BAB IV PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
1. Bagi Mahasiswa.....................................................................................17
2. Bagi Kampus..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia lingkungan  adalah studi ilmiah terhadap
fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat
didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat
kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia
terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan

iii
ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia
analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penelitian ataupun
praktikum. Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu, pengenalan alat
praktikum juga bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-
alat tersebut.
Alat-alat labor dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat labor agar penggunaan
alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,
sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini
penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang
tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Dalam praktikum pengenalan alat-alat labor akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Pada umumnya
kegiatan praktik laboratorium diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut
untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang
sudah dijelaskan oleh dosen, instruktur atau buku teks. Ada juga percobaan yang
dirancang oleh dosen atau instruktur adalah mahasiswa/i disuruh melakukan
percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa/i
kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris
yang mereka kumpulkan dari hasil percobaan. Perhatian terhadap penggunaan alat
bengkel kerja harus di perhatikan guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau
penelitian.

iv
2

Untuk itu sebelum praktik dilaksanakan, penting mengenali alat-alat apa


saja yang akan digunakan dalam praktikum kimia lingkungan serta memahami
langkah-langkah dalam pengerjaan praktik tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa saja alat dan bahan dalam pemeriksaan
kuantitatif analisa kimia.
2. Tujuan Khusus
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui Alat dan bahan pemeriksaan kuantitatif analisa
kimia.
b. Untuk mengetahui Kegunaan alat dan bahan pemeriksaan
kuantitatif analisa kimia.
C. Manfaat
Manfaat dari praktek ini adalah Praktikan menjadi bisa untuk
Mengenali Alat Labor Pembuatan , Penentuan Konsentrasi Larutan Dan
Pengenceran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengenalan Alat dan Bahan
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus BesarBahasa
Indonesia, 2005, hal :30). Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari
alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum.
Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-
zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum (Wanmustaf,
2016)
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian
dan penggunaan alat- alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat
yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikandengan tujuan penelitian.
Agar penelitian berjalan lancar (Khasani, 2009).
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses
penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alat
laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai
fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha
untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak diinginkan (soetarto,
dkk).
B. Jenis-jenisAlat
1. Labu Ukur

2. Timbangan Analitik

3
3. Botol Pijit/BotolSemprot

4. Gelas Kimia

4
5

5. Pipet Ukur

6. Pipet Tetes

7. Batang Pengaduk/Spatula/Sendok

8. Karet Hisap

9. Corong
B. Mekanisme Alat-alat
1. Labu Ukur
Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari
kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai
dari 1 mL -2 L. Digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakannya dengan
mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi,
homogenkan kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu,
pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu
sampai larutan homogen.
Cara menggunakan labu ukur :

a. Siapkan semua bahan yang akan dilarutkan, mulai dari zat, aquades,
hingga labu ukur.
b. Setelah semua bahan siap, maka ambillah labu ukur yang sudah Anda
siapkan sesuai dengan ukuran dan kebutuhannya.
c. Masukkan lah zat yang akan Anda encerkan ke dalam labu ukur yang
sudah Anda sisakan tadi.
d. Tambahkan Air bersih atau aquades kedalam labu ukur hingga air
tersebut sampai ke tanda batas yang ada pada skala labu ukur di
bagian luarnya.
e. Setelah itu, campurkan larutan dengan cara mengocoknya. Pastikan
bahwa larutan tersebut bisa bercampur sampai merata.
f. Larutan sudah selesai dilarutkan dan siap untuk digunakan.
6

g. Jika sudah, masukkan larutan yang sudah dibuat tadi ke tempat yang
sudah disesuaikan. Jangan lupa simpan di tempat yang benar.

2. Timbangan Analitik

Timbangan analitik atau juga sering disebut neraca analitik


adalah salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk menimbang
massa sejumlah bahan kimia hingga ukuran miligram.Keunggulan dari
timbangan ini adalah tingkat ketelitiannya yang sangat tinggi. Bahkan,
timbangan ini mempunyai ketelitian hingga 3 atau 4 digit di belakang
koma.
Cara menggunakan timbangan analitik :

a. Letakkan piringan di atas timbangan.

b. Tekan tombol “tare” agar bobot piringan nol.

c. Buka salah satu kaca pada timbangan.

d. Letakkan bahan kimia akan diukur bobotnya di atas piringan


tersebut. Gunakan alat bantu saat meletakkan bahan kimia tersebut
karena meletakkan dengan tangan, debu yang ada pada tangan akan
mempengaruhi berat bahan tersebut.
e. Tekan tombol yang ada pada timbangan dan unggu angka yang
tertera hingga 4 digit di belakang koma.
f. Bersihkan timbangan dengan sikat pembersih agar sisa bahan kimia
tidak tertinggal yang akan mempengaruhi keakuratannya saat
melakukan timbangan berikutnya.

3. Botol Pijit

Biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan


untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam
air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan
peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakannya
dengan menekan botol maka aquades akan keluar.
7

Cara menggunakan botol bijit/botolsemprotdengan


memberikan tekanan pada badang botol dan selanjutnya cairan akan
terdesak dan keluar melalui selang plastik yang ada pada penutupnya.

4. Gelas Kimia

Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang


dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 oC (pyrex). Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL
dan 2 L. Memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia,
memanaskan cairan, media pemanasan cairan.

Cara menggunakan gelas kimiadengan tuang cairan ke dalam


gelas; tuangkan perlahan untuk menghindari percikan cairan. Gunakan
garis pengukur pada gelas kimia untuk memperkirakan volume cairan
dalam gelas kimia, aduk cairan di dalam gelas dengan sendok atau
pengaduk.

5. Pipet Ukur

Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan cairan atau larutan ke


dalam wadah dalam berbagai ukuran volume dan skala terbesar adalah
50ml.Pipet ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan yang pekat,
hal ini ditujukan untuk keselamatan di laboratorium, karena jika
mengambil bahan yang pekat menggunakan gelas beker/gelas kimia
tentu sangat berisiko ketika menuangkan atau saat mencampurkannya.
Oleh sebab itu diciptakanlah alat ini untuk mempermudah pemidahan
larutan pekat dan juga untuk mengambil larutan dengan jumlah yg tepat
dan akurat. Pipet ukur ini lebih teliti dari pada gelas kimia, dan gelas
ukur sehingga untuk laboratorium analisa biasanya menggunakan alat ini
dalam kesehariannya.
Cara menggunakan pipet ukur :

a. Pasang rubber bulb ke pipet ukur.


8

b. Sedot cairan yang dibutuhkan ke dalam pipet ukur dengan dibantu


filler hingga memiliki volume yang diinginkan.
c. Keluarkan cairan dengan mengikuti skala yang tersedia

d. Samakan tekanan filler dengan udara sekitar.

6. Pipet tetes

Prinsip pipet tetes adalah penerapan tekanan udara dalam tabung


yang besarannya diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian karet di
ujung pipet tetes. Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes dengan
cara memperkecil tekanan di dalam badan pipet. Lalu, lanjutkan dengan
memencet karet tersebut.

Cara menggunakan pipet tetes dengan bagian bola karet yang ada
diatas pipet tetes dipencet dan tahan kemudian dimasukkan ke dalam
cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan dan
angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain.

7. Batang Pengaduk/Spatula/Sendok

Batang pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari


kaca dan berfungsi sebagai pengaduk dalam suatu metode kimia. Sekilas
jika kita melihat bentuknya, batang pengaduk hampir sama seperti
sendok namun terbuat dari kaca.Batang pengaduk umumnya terbuat dari
material kaca borosilikat atau juga dapat terbuat dari plastik
polipropilena. Alat ini umumnya memiliki panjang 10 hingga 40 cm
dengan diameternya 0.5 cm. Kaca dibentuk silindris memanjang dan
pada bagian bawah umumnya dibuat seperti bentuk ujung sendok atau
hanya dibuat melingkar. Hal itu bertujuan untuk mencegah terjadinya
goresan ketika digunakan dan bergesekan dengan alat gelas
lainnya.Fungsi dari batang pengaduk secara umum adalah sebagai
pengaduk zat kimia baik itu larutan maupun padatan, untuk pemisahan
suatu campuran yang terdiri dari zat padat dan zat cair yang heterogen
atau tidak larut, dan membuat larutan. Pembuatan larutan umumnya
9

menggunakan labu ukur yang telah diketahui volumenya secara pasti.


Namun sebelum kita menggunakan labu ukur, sebaiknya kita
menggunakan gelas beaker dan juga batang pengaduk dalam pembuatan
larutan.

Setelah kita menghitung massa zat dan juga volume akhir dari
larutan. Maka kita tidak langsung melarutkan zat dalam labu ukur,
melainkan kita akan memasukkannya ke dalam gelas beaker dan
kemudian melarutkannya dengan pelarut yang digunakan.Gunakan
pelarut dengan volume sedikit mungkin hingga diperoleh zat padat yang
larut. Gunakan batang pengaduk untuk mengaduk larutan dan
mempercepat proses pelarutan zat padat tersebut.

Adanya pengadukan akan mempercepat proses pelarutan karena


pengadukan akan memungkinkan masing masing partikel untuk
mengalami tumbukan sehingga proses pelarutan akan terjadi lebih cepat.
Setelah diperoleh

zat padat yang larut, baru pindahkan larutan tersebut ke labu


ukur. Bilas gelas beaker tersebut dengan pelarut dan tambahkan ke
dalam labu ukur hingga mencapai batas volume pada labu ukur.
Cara menggunakan batang pengaduk/spatula :

a. Siapkan bahan kimia yang ingin dilarutkan dalam suatu


wadah, biasanya wadah yang digunakan adalah gelas
beaker.
b. Campurkan kedua bahan kimia ke dalam gelas beaker.

c. Larutkan atau homogenkan larutan dengan mengaduk


campuran menggunakan batang pengaduk.
d. Selesai, Cuci batang pengaduk dengan akuades jika
sudah tidak digunakan lagi.

8. Karet Hisap
Karet penghisap atau juga dikenal dengan pipet
ball atau dragball merupakan sebuah alat dari karet yang berfungsi
10

untuk menghisap atau mengambil zat cair dengan menggunakan pipet


ukur dan pipet volume. Karet penghisap ini tidak dapat digunakan jika
tidak ada pipet ukur ataupun pipet volume.Prinsip kerja dari karet
penghisap ini hampir sama dengan pipet tetes yakni dengan
memanfaatkan tekanan udara yang ada dalam karet untuk menaikkan
zat cair menuju pipet. Dalam karet penghisap kita dapat membuat
tekanan ataupun melepaskan tekanan melalui bola karet dan beberapa
kontrol yang tersedia.
Cara menggunakan karet hisap:

d. Pertama kempeskan bola karet penghisap dengan


menekan katup A (Aspirate) pada ujung atas sambil
menekan udaranya hingga kempes.
e. Kemudian pasangkan ke dalam pipet ukur atau pipet volume.

f. Siapkan larutan pengujian yang ingin dipipet dan


masukan mulut pipet ke dalamnya.
g. Tekan katup S (Suction) yang ada pada bagian tengah
untuk menyedot larutan. Larutan akan tersedot kedalam
pipet secara perlahan.
h. Tepatkan larutan yang ada di pipet pada garis miniskus.
Apabila larutan di dalam melebihi garis miniskus, kalian
bisa mengeluarkannya dengancara menekan
katup E (Exhaust) pada pipet filler.
i. Jangan lupa untuk menera bagian luar pipet sebelum
memindahkannya kedalam wadah lainnya. Caranya
cukup lap bagian luar pipet dengan tisu bersih.
j. Jika sudah tepat volume yang dipipet, keluarkan larutan
dengan menekan katup E atau bisa juga melepaskan
karet penghisap dengan pipet yang digunakan.
11

9. Corong

Secara umum, alat laboratorium ini terbagi menjadi 2 jenis


yakni corong yang terbuat dari karet atau plastik serta yang
menggunakan gelas. Sementara untuk bentuknya kedua jenis corong
ini sama, yakni terdiri dari bagian mulut dan batang corong.Corong
gelas juga mempunyai ukuran yang beragam, mulai dari yang terkecil
sampai yang terbesar. Panjang batang corongnya akan disesuaikan
dengan ukuran diameter atas corong. Untuk ukuran diameternya ada 50
mm, 75 mm, 100 mm, 150 mm dan 200 mm.
Fungsi dari alat corong gelas adalah untuk alat bantu
memindahkan atau memasukkan larutan ke dalam wadah atau tempat
yang memiliki dimensi memasukkan sampel bahan berukuran kecil,
membantu proses pemindahan cairan atau larutan ke dalam wadah
dengan tempat input kecil, memasukkan atau memindahkan larutan air
dari satu wadah ke wadah lain, menyaring campuran kimia dengan
gravitasi.
Cara menggunakan batang pengaduk/spatula :

b. Ambil corong kemudian posisikan pada wadah baru yang


digunakan untuk mentransfer atau memindahkan larutan.
Pastikan corong terpasang pada bagian inputnya dengan
sempurna/tidak goyang.
c. Selanjutnya tuangkan larutan atau cairan dari wadah lain
ke bagian dalam corong. Sebaiknya lakukan secara
perlahan menyesuaikan volume yang dikeluarkan dari
batang corong.

C. Konsentrasi Larutan
1. Molaritas
Molaritas adalah suatu cara menyatakan konsentrasi atau kepekaan
larutan. Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 liter larutan.
Molaritas dilambangkan dengan M dan memiliki satuan mol/L atau mmol/mL
12

2. Normalitas
Normalitas adalah salah satu cara mengungkapkan konsentrasi
larutan dengan menggambarkan jumlah mol ekuivalen zat terlarut (solute)
dalam 1 liter larutan.Satuan normalitas adalah normal (N) yang sama dengan
mol ekivalen/liter.Normalitas yang dilambangkan dengan simbol (N) sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan

3. Persentase (B/V, V/V)

Persen massa adalah banyaknya massa zat (gram) dalam 100 gram
campurannya, sedangkan persen volume adalah banyaknya volume zat (mL)
dalam 100 mL campurannya.

4. PPM (Parts per Million)

Ppm merupakan singkatan dari ppm = parts per million yang artinya
ppm merupakan besaran konsentrasi yang encer yang dilarutkan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin, 24 Januari 2022
Pukul : 09.45 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Pengendalian Vektor dan
Binatang
Pengganggu Poltekkes kemenkes Padang
Materi Praktikum : Pengenalan Alat Labor Pembuatan, Penentuan
Konsentrasi Larutan Dan Pengenceran

B. Alat dan Bahan Dalam Pemeriksaan Kuantitatif Analisa Kimia


1. Alat
Tabel 3.1
Alat Pemeriksaan Kuantitatif Analisa Kimia
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Neraca Analitik Digunakan untuk
menimbang bahan-
bahan kimia yang akan
digunakan

2 Batang Pengaduk Digunakan untuk


mengaduk larutan dan
suspense yang terdapat
pada gelas kimia

13
14

3 Botol Reagen Digunakan untuk


meletakkan/menyimpan
larutan

4 Botol Pijit Digunakan sebagai


wadah aquadest

5 Karet Penghisap Digunakan sebagai alat


bantu untuk menghisap
larutan melalui pipet
ukur

6 Pipet Gondok Digunakan untuk


mengambil larutan
dengan volume tertentu

7 Labu Ukur Digunakan untuk


mengukur larutan
dengan keakuratan
yang tinggi

8 Spatula Digunakan untuk


15

mengambil bahan

9 Pipet Tetes Digunakan untuk


memindahkan cairan
dengan volume kecil

10 Gelas Kimia Digunakan sebagai


tempat mereaksikan
bahan

11 Buret Digunakan untuk


meneteskan sejumlah
reagen cair

12 Corong Digunakan sebagai alat


bantu untuk
menuangkan cairan dari
suatu tempat ke tempat
lain

13 Erlenmeyer Digunakan sebagai


16

tempat bahan yang


akan direaksikan

14 Kaca Arloji Sebagai penutup gelas


kimia dan tempat untuk
mengeringkan padatan
dalam desikator dan
sebagai tempat benda
yang tengah berada
dalam proses
pengamatan

2. Bahan
Tabel 3.2
Bahan Pemeriksaan Kuantitatif Analisa Kimia
No Nama Bahan Gambar Fungsi
1 Label Nama Untuk memberi
keterangan pada
sampel

2 Aquadest Digunakan
sebagai cairan
pembersih alat
yang digunakan
17

C. Hasil
Telah dilaksanakan praktikum Pengenalan Alat Labor Pembuatan,
Penentuan Konsentrasi Larutan Dan Pengenceran, Alat yang digunakan
dalam pemeriksaan kuantitatif Analisa kimia yaitu, Neraca analitik, batang
pengaduk, botol reagen, botol pijit, karet penghisap, pipet gondok, labu
ukur, spatula, pipet tetes, gelas kimia, buret, corong, Erlenmeyer, kaca
arloji. Adapun bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kuantitatif
Analisa kimia adalah, kalium dikromat, asam klorida, natrium hidroksida,
aquades.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Pengenalan


Alat Labor Pembuatan, Penentuan Konsentrasi Larutan Dan Pengenceran
yaitu cara penggunaan alat dan bahan yang harus dilakukan dengan benar
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan tentang praktikum
Pengenalan Alat Labor Pembuatan, Penentuan Konsentrasi Larutan Dan
Pengenceran, dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan kuantitatif Analisa kimia


yaitu,Neraca analitik, batang pengaduk, botol reagen, botol pijit, karet
penghisap, pipet gondok, labu ukur, spatula, pipet tetes, gelas kimia, buret,
corong, Erlenmeyer, dan kaca arloji.
2. bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kuantitatif Analisa kimia
adalah, label nama dan aquades.
3. Cara penggunaan alat – alat tersebut digunakan dengan tepat, supaya tidak
terjadi kesalahan – kesalahan yang dapat mengakibatkan hal – hal yang
tidak diinginkan

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Perhatikan langkah-langkah prosedur kerja dengan baik pada saat
praktikum.
b. Sebelum mengadakan praktikum sebaiknya kita menyusun jadwal
dan pembagian tugas dengan baik, agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar.
c. Sebaiknya praktikum dilakukan dengan teliti dan dilakukan dengan
tepat waktu agar hasil praktikum dapat lebih akurat.

2. Bagi Kampus
Diharapkan kampus bisa memaksimalkan penyediaan alat-alat dan
bahan-bahan di Laboratorium yang lebih canggih dan jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan agar tidak terjadi kekurangan alat serta
bahan sehingga praktikum dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Faperta untidar. 2017. Pedoman praktikum kimia. Diakses pada


https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/PEDOMAN-
PRAKTIKUM-KIMIA.pdf tanggal 29 januari 2022 pukul 16.30 WIB
Suksmerri. 2016. Analisa Kimia Kuantitatif, Air, Udara, Tanah, dan Makanan.
Padang : Suksmerri.
Anonim. 2021. Normalitas. Diakses pada http://thinkco.com/definition-of-
normality-in-chemistry- 605419 hari Sabtu Tanggal 29 januari 2022 Pukul
16.40 WIB.
Anonim. 2021. Molaritas. Diakses pada https://learniseasy.com/pengertian-rumus-
molaritas- contoh-soal-molaritas/ hari Sabtu Tanggal 29 januari 2022
Pukul 17. 00WIB.
Anonim. 2021. Molaritas. Diakses pada https://academia.co.id/pengenceran/ hari
Sabtu Tanggal 01 Februari 2022 Pukul 17.10 WIB.

19

Anda mungkin juga menyukai