KIMIA PERTANIAN
Disusun Oleh:
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
B. Tujuan....................................................................................................... 3
B. Pembahasan ............................................................................................ 20
A. Kesimpulan............................................................................................. 47
B. Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 49
LAMPIRAN ...................................................................................................... 50
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 53
ii
A. Latar Belakang ....................................................................................... 53
B. Tujuan..................................................................................................... 54
B. Pembahasan ............................................................................................ 65
A. Kesimpulan............................................................................................. 81
B. Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 83
LAMPIRAN ...................................................................................................... 85
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 87
B. Tujuan..................................................................................................... 90
iii
A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 94
B. Pembahasan ............................................................................................ 97
A. Kesimpulan........................................................................................... 113
iv
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA PERTANIAN
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Praktikan harus mengetahui alat-alat yang diperlukan serta jumlah alatnya. Prinsip
kerja dan fungsi alat. Alat laboratorium harus diketahui mahasiswa agar tidak
dari alat-alat laboratorium harus diperhatikan agar terjaga kualitasnya. Maka dari
itu alat-alat laboratorium dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu alat-alat ringan
dan alat-alat berat. Alat ringan biasanya terbuat dari gelas, plastik, karet,logam.
Sebagian besar alat-alat Laboratorium terbuat dari gelas. Alat gelas yang
terbuat dari kuarsa / silikat oksida berkualitas tinggi, boron oksida, aluminium
oksida, dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan
mempunyai angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu
tinggi dan dapat direndam didalam air dingin atatu es tanpa terjadi keretakan atau
pecah. Selain itu gelas boroksilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang
didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan
dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan
serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum
di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam
2
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat - alat dan
bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan
kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam
B. Tujuan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam
integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi
mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara
teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-
hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah,
misalnya dalam bidang sains (science), biologi, kimia, fisika, teknik, dan
kegiatan (kerja) ilmiah dalam suatu tempat yang dilakukan oleh mahasiswa atau
4
A laboratory is a facility that provides controlled conditions in which
for scientific research take many forms because of the differing requirements of
specialists in the various fields of science. A physics lab might contain a particle
for casting or refining metals or for testing their strength. A chemist or biologist
might use a wet laboratory, while a psychologist's lab might be a room with one-
of data collected elsewhere. Scientists in other fields will use still other types of
laboratories. Despite the great differences among laboratories, some features are
conditions for the cabinets for the storage of laboratory equipment is quite
laboratory notebook, but modern labs almost always contain at least one computer
workstation for data collection and analysis. Scientific laboratories can be found
even aboard ships and spacecraft. A laboratory might offer work space for just
one to more than thirty researchers depending on its size and purpose. Recently, a
new type of laboratory called Open Laboratory has emerged. Its format allows the
sharing of space, equipment, support staff between different research groups and
5
also fosters information exchange through communications across fields
(Kitchen.2004).
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga
sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil
cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
1998).
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga
perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan
porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat
gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat
timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi
6
masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada
yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita
sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa
yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka
dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca
yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis.
Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan
tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah
yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi
dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer
paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau
labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-
benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam,
mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat
7
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air
dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan
gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang
dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit
1994).
mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada
percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan
Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat
dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk.
Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari
8
III. METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang dipakai dalam percobaan atau analisis meliputi
beberapa alat yang terbuat dari gelas,alat-alat yang terbuat dari porselin,alat-alat
terbuat dari gelas yaitu: Buret, Pipet seukuran, Pipet tetes, Volumetric Flask (Labu
ukur ), Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Labu Didih ( Labu Kjeldah ), Labu destilasi,
Kuvet ( Cuvet ), Eksikator atau Desikator, Tabung reaksi, Gelas Arloji. Alat-alat
yang terbuat dari poorselin yaitu Cawan porselin, Mortir, Sendok porselin. Alat
yang terbuat dari Karet yaitu Filter, prop. Alat-alat yang terbuat dari Logam yaitu
Bahan yang digunakan adalah Comercial grade atau kemikalia antara lain
B. Prosedur Kerja
2. Nama alat dan kegunaannya ditulis sesusi dengan nomer alat yang ada
minimal 20
9
4. Hasil pengamatan ditulis dalam bentuk tabel
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a. Alat-alat Kimia
N
Nama Alat Merk Kegunaan Gambar
o
Terbuat dari gelas
digunakan untuk
Assistent
1 Buret menitrasi
ditempatkan dalam
buret
Pipet yang memiliki
skala digunakan
untuk mengambil
Pipet seukuran larutan dengan
2 Goldline
volume tertentu
Digunakan untuk
mengambil bahan
berbentuk larutan
3 Pipet tetes dalam jumlah kecil
Ukur mengukur
volume zat kimia
Volurimetric dalam bentuk cair
4 flask (Labu alat ini mempunyai
ukur) skala tersedia
bermacam-macam
ukuran
Untuk mengukur
volume zat kimia
dalam bentuk
5 Gelas ukur cair.alat ini
bermacam-macam
ukuran
11
Digunakan untuk
tempat zat yang akan
dititrasi kadang-
6 Labu erlenmeyer
kadang boleh juga
digunakan untuk
memanaskan larutan
Labu didih Pyrex Dapat digunakan
(Labu kjeldahl) untuk keperluan
memanaskan zat cair
7 dengan set penangas
air,Minyak ataupun
penangas pasir
12
Cawan porselin _ Alat ini digunakan
untuk wadah suatu
13 zat yang akan
diuapkan dengan
pemanasan
Mortir Untuk
menghancurkan dan
mencampurkan
14 padatan
13
Alat-alat terbuat dari Logam
14
Spectrofotometer Milton roy Digunakan untuk
company mengukur energi
secara relatif jika
energi tsb
25 ditransmisikan,
direfleksikan
diremisikan sbg
fungsi dari panjang
gelombang.
Flamefotometer Melton roy Digunakan untuk
company pengukuran besaran
emisi sinar
26
monokromatis secara
spesifik,pada panjang
gelombang
Shaker Koterman Unt mengocok suatu
campuran bahan
kimia memerlukan
nakantemperatur dan
27 kecepatan konstan
digunakan untuk
maserasi dan
inkubasi mikroba
15
Kompor listik Gerharat Untuk memanaskan
bahan yang akan
31 diuji coba
1 Ammonia
NH3 0,91 KG 55 % Cair
solution
Serbuk,
2 Magnesium 40,30 g/mol
Mgo PA berwarna
oxida heavy
putih
Serbuak,
Sodium
3 NaOH 40,00 g/mol PA berwarna
hydroxide
putih
Lunak,
Ammonium
4 NH4NO3 80,04 g/mol PA berwarna
Nitrate
putih
Sucrosa Padat
C12H120
5 (saccharose) 342,30 g/mol PA kristal,putih,
11
Extra pure serbuk
Kristal,
Sodium
6 berwarna
carbonate NA2CO3 105,99 g/mol PA
putih,
Anhydiaus
Hiroskopis
Kristal,
Potassium berwarna
8 KCL 74,55 g/mol PA
cloride putih
,hidroskopis
Serbuk,pada
CH3COO
9 Acetic Acid 60,05 g/mol PA t,berwarna
H
putih cair
16
Krital,
Ammonium
10 NH4F 37,04 g/mol PA berwarna
flouride
putih
Hidro cloric
acid fuming 37 %
11 HCL 1,19 g/mol Cair
(asam
klorida)
C2H204 Putih,
12 Asam oksalat 23,09 g/mol PA
H2O serbuk
17
18
19
B. Pembahasan
dalam analisis kimia yang Tersedia dalam bentuk padat maupun cair dan dikemas
dalam botol gelas atau botol plastik berwarna gelap. Bahan kimia yang dibuat
kemurnian bahan kimia yang dbuat dipabrik harus dicantmkan pada label botol
rendah. Pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang
terdapat dalam zat ini. Umumnya tidak digunakan dilaboratorium untuk analisis
Bahan kimia yang dimurnikan agar lulus dari tes-tes tertentu atau tidak
Zat kimia yang termasuk kelompok ini kemurniannya lebih rendah (90% -
95%). Pada label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan kemurnian dan
kadar maksimum kotoran yang terdapat di dalamnya. Bahan kimia dalam grade
ini mempunyai derajat kemurnian lebih tinggi dari pada USP grade.
20
Bahan kimia ini dihasilkan oleh prabrik dan tidak dimurnikan dan telah
diuji untuk meyakinkan bahwa kandungan zat-zat tertentu berada dibawah batas
Chemical Society. Zat kimia yang termasuk kelompok ini kemurniannya lebih
rendah (90% -95%). Pada label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan
5. Pro Analise (PA) atau Garanteed Reagent (GR) atau Analar (AR)
Zat kimia yang termasuk kelompok ini kemurniannya tinggi (99%). Label
pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurniannya zat itu dan kotoran-
kotoran yang dikandungnya. Zat kimia yang termasuk kelompok ini digunakan
untuk analisis dalam penelitian yang cermat dan banyak digunakan dalam
Dalam analisis kimia,air digunakan dalam jumlah relatif banyak. Oleh karena
itu adanya zat terlarut dalam air dapat menimbulkan kesalahan relatif besar dalam
harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang akan
21
guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat alat sesuai dengan
alat yang biasa digunakan pada saat pratikum serta fungsi dari masing-masing alat
melakukan penelitian data yang diperoleh akan benar pula.Data-data yang tepat
Alat sterilisasi adalah alat yang dipakai atau digunakan untuk membebaskan suatu
22
bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Setiap kegiatan
tertentu disamping untuk membantu berbagai konsep, pengertian dan kaidah serta
teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu praktikum ini juga bermaksud
tertentu. Serta prinsip dalam pengenalan alat laboratorium antara lain untuk
1. Ammonia Solution
senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau
amonia). Amonia merupakan senyawa nitrogen yang terpenting dan paling banyak
nutrisi di bumi, ammonia sendiri adalah senyawa kausatik dan dapat merusak
kesehatan. Ammonia adalah gas alkalin yang tidak berwarna dan mempunyai
23
daya iritasi tinggi yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik oleh
deaminasi. Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi/
kotoran ikan. Ammonia dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja, juga
dari oksidasi zat organis secara mikrobiologi, yang berasal dari air alam atau air
buangan industri dan penduduk. Secara fisik cairan amonia mirip dengan air
dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hydrogen. Tetapan elektriknya (-22
pada -34 oC ; kira-kira 81 untuk H2O pada 25 oC) cukup tinggi untuk membuatnya
sebagai pelarut pengion yang baik. (Cotton dan Wilkinson, 1989). NH3 dibentuk
dengan pemberian basa pada suatu garam amoniak. Pada bentuk cairan amonia
terdapat dalam dua bentuk yaitu amonia bebas atau tidak terionisasi (NH3) dan
a. Sifat-sifat Fisis :
Rumus Kimia : NH
3
o
Temperatur kritis : 207,5 C
24
3
Volume kritis : 72,5 cm /gmol
o
Spesifik gravity pada (-79 C) : 0,817
o
(15 C) : 0,617
b. Sifat-sifat Kimia :
kimia yang menyebabkan iritasi yang kuat pada kulit, mata dan
saluran pernapasan.
tinggi di atmosfer.
25
2. Magnesium Oxida heavy
Karena endapan putih fosfat dari kation lain juga dapat terbentuk maka
perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan dengan
26
Hidroksida tersebut akan bereaksi dengan pereaksi magnesium atau
3. Sodium Hydroxide
a. Sifat Fisika
Keasaman (p K a) : ~13
27
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
b. Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab.
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH
membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan
berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium
4. Ammonium Nitrat
Padatan granul atau hablur berwarna putih atau tidak berwarna transparan,
higroskopik, mudah mencair. Berat jenis 1,725. Suhu lebur 155 oC, terurai pada
suhu 210oC, rumus molekul NH4NO3, Berat molekul 80.0396, kelarutan 118%
pada 0 oC, titik lebur 170oC, sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan
dalam metanol.
28
Pemerian : Kristal tidak berwarna, tidak berbau, dan manis
A.Sifat Fisika :
29
5.Nama Dagang : Soda Hablur / Soda Cuci
B. Sifat Kimia :
2.Beracun
salah satu anggota dari asam kkarboksilat yang mempunyai rumus molekul
C2H2O4 . secara kormersial asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat
banyak antara lain bahan pencampur zat warna dalam industry tekstil dan
oksalat pada industry logam dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi
logam dari kerak, sedangkan dalam pabrik polimer dipakai sebagai inisiator. Sifat
30
- Densitas : 1,653 gr/cm3
- pH(0,1M) : 1,3
Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada
Dalam kimia dan fisika itu adalah standar yang sangat umum digunakan,
(ion) solusi, karena hati-hati dipersiapkan KCl solusi memiliki sifat terukur baik-
Kalium klorida dapat bereaksi sebagai sumber ion klorida. Seperti halnya
klorida ionik lainnya larut, maka akan mengendap garam klorida larut bila
31
Walaupun kalium lebih elektropositif dari natrium, KCl dapat dikurangi
dengan logam melalui reaksi dengan logam natrium pada 850 ° C karena kalium
Elektrolisis (digunakan untuk sodium) gagal karena kelarutan tinggi kalium dalam
KCl cair.Seperti dengan senyawa lain yang mengandung kalium, KCl dalam
Kalium klorida memiliki struktur kristal seperti garam lainnya. Struktur adalah
kubik berpusat muka. Kisi konstan adalah sekitar 630 picometers. Beberapa
properti lainnya
Transmittivity = 92% pada 450 nm dan naik secara linear menjadi 94% pada
16 pM
Kerusakan threshold (Newman & Novak): 4 GW/cm2 atau 2 J/cm2 (0,5 atau
1 ns (Hasan,2006)
32
1. Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat
memberikan sifat asam. asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai
pKa = 4.8. Basa konjungsinya adalah asetat (CH3COO-). Sebuah larutan 1.0 M
asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memilki pH
sekitar 2.4
2. Dimer Siklis
dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 0C. dimer juga terjadi pada
154-157 J Mol-1 k-1 .Sifat dimersiasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat
sederhana lainnya.
3. Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (Polar), mirip seperti air
dan etanol. asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2,
sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperti garam anorganik dan gula
maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan
iodin. asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. sifat kelarutan dan kemudahan
bercampur dari asam asetat. ini membuatnya berguna dalam industri kimia.
33
4. Reksi Kimia Asam Asetat dengan unsur lainnya.
magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat
dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue
(Natrium Bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut
dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah Kromium (II) asetat.
Contoh Reaksi
salah satu pereaksinya adalah logam yang akan menggantikan ion logam.
A. Sifat Fisik
34
b. Benzena berwujud cair pada suhu ruang (270C).
d. Benzena tidak dapat larut air tetapi larut dalam pelarut nonpolar
B. Sifat Kimia
c. Halogenasi
Asam klorida merupakan asam kuat, dan terbuat dari atom hidrogen dan
klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang
berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. Ini ikatan
kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah ditambahkan ke dalam air,
HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan akan melakat pada
molekul air) dan ion klorida (yang negatif).HCl bening dan tidak berwarna ketika
35
ditambahkan ke air. Namun, asam klorida memiliki bau yang kuat, dan
mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam klorida mudah
larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih sekitar 110
derajat Celcius.Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan
kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan
kotoranyang menempel pada permukaan logam yang akan di cat. Hal ini
36
- Densitas : 1.897 g/cm
- Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu 150°C tetapi jika dipanaskan lagi
1. Sentrifuge
37
1.Motor : kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang
tinggi
2. Speed control : untuk mengatur ecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan.
4. Break system : pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan
segera dihentikan
dasar tabung. Dengan cara yang sama, benda ringan akan cenderung bergerak ke
atas tabung (melayang di dalam tabung) . Gaya sentrifugal yang dihasilkan berasal
38
dari putaran motor listrik yang mendapat supply. Semakin tinggi putaran motor
maka semakin besar gaya sentrifugal yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
c. Menyalakan centrifuge.
secara bersilang berlawanan. Namu hal ini tidak perlu dilakukkan jika semua
lubang pada centrifuge terisi penuh oleh tabung larutan yang akan
dimurnikan.
h. Set atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan rotasi
j. Setelah pemurnian selesai, menekan tombol open dan ambil semua larutan
39
B. Cara Kalibrasi Alat
Pada refrigator centrifuge selain kalibrasi rpm dan waktu juga perlu
kalibrasi suhu.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk alat kalibrasi centrifuge :
1. Kalibrasi rpm
- Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dala, sedangkan
- Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer Ulangi beberapa
kali
2. Kalibrasi timer
40
- Pada waktu centrifuge berhenti matikan stopwatch, catat waktu yang
ditunjukkan stopwatch
C. Cara Perawatan
Biological Safety Cabinet merupakan kabinet kerja yang sterilkan untuk kerja
mikrobiologi. BSC memiliki suatu pengatur aliran udara yang menciptakan aliran
melalui filter.
BSC juga disebut biosafety hood, dan juga dikenal dengan Laminar
flow hood atau Class II vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan
aliran udara yang bersirkulasi didalam ruang kerja. Aliran udara diatur untuk
41
menghambat udara luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk mencegah
kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC. Udara yang keluar
disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas keluar ke
ruangan lain.
kerja. Udara dari meja kerja disedot dari depan meja kerja.
Kemudian udara kotor ini disaring oleh penyaring HEPA dan disirkulasikan
42
keluar kabinet atau kembali lagi ke meja kerja sebagai udara bersih. Bidang
dengan kesuburan tanah, yaitu petani dapat menetapkan tumbuhan atau tanaman
dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.Dalam aplikasi yang konkrit, ilmu kimia
adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
tanaman adalah :
43
4. Jadi seperti saya sebutkan di atas, bicara pertanian yang bicara ilmu kimia,
satupenyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini
sedang pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia Urea, TSP,
dan KCl (omest N, P, K saja), bahkan pada keadaan ekstrim hanya omest N lewat
pemberian pupu k Urea saja dan hanya sangat sedikit omest-unsur omesti yang
dekomposisi secara alami oleh mikrobia di dalam tanah. Hal ini dikarenakan sifat
bahan kimia an-organik yang lebih sukar terurai dari pada sisa bahan omesti. Jika
tanah semakin keras maka tanah semakin tidak omestic e terhadap pupuk kimia
44
yang pada gilirannya menurunkan produktivitas tanaman.Selain itu bahan kimia jg
menyebabkan:
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami
keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang
tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva
merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak.
hewan ada batasnya.Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
2) Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka
menjadi terganggu.
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan
atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah
45
dan erosi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah,
berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk
46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
praktikan kini telah mengenal alat-alat yang ada dilaboratorium dan telah
alat,prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada praktikum
2. Alat dan bahan yang dipakai dalam percobaan atau analisis meliputi
beberapa alat yang terbuat dari gelas,alat-alat yang terbuat dari porselin,alat-
alat terbuat dari gelas yaitu: Buret, Pipet seukuran, Pipet tetes, Volumetric
Flask (Labu ukur ), Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Labu Didih ( Labu
reaksi, Gelas Arloji. Alat-alat yang terbuat dari poorselin yaitu Cawan
porselin, Mortir, Sendok porselin. Alat yang terbuat dari Karet yaitu Filter,
prop. Alat-alat yang terbuat dari Logam yaitu Statif,Oven listrik, Waterbath
mengukur suhu.
47
4. Rumus kimia, bobot molekul dan derajat kemurnian bisa dianalisis dari
bahan-bahan kimia.
B. Saran
3. Alat-alat yang sudah tidak dipakai lagi sebaiknya dibersihkan agar tetap
bersih.
48
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Dhadang Wahyu & Teuku Nanda, S.S . (2012) Teknologi Sediaan
Farmasi. Laboratorium Farmasetika Unsoed: Purwokerto
Smith, J.M., 1981, Chemical Engineering Kinetics, 3 ed., Mc.Graw Hill Book
Company,Inc., New York.
49
LAMPIRAN
50
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA PERTANIAN
ACARA II
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Analisis kimia pada dasarnya merupakan Ilmu yang mempelajari cara – cara
penganalisaan zat kimia yang terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang
akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya, Analisis dapat bertujuan untuk
menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam suatu sampel
(kualitatif), dan juga menentukan berapa banyak komponen yang ada dalam suatu
sampel (kuantitatif). Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel
terlebih dulu dari unsur yang mengganggu. Karena itu cara-cara atau prosedur
pemisahan merupakan hal penting juga yang dipelajari dalam bidang ini.
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu: analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu
zat atau campuran yang tidak diketahui.analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia
yang menyangkut penetuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sample.
aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan idenitifikasi. Kedua
oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodic
prinsip-prinsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia
53
dasar pada analisis kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu, identifikasi dan
dengan melakukan uji sesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan warna yang
B. Tujuan
2. Mahasiswa dapat membuat larutan baku asam oksalat 0,1 M secara teliti
sebanyak 250 mL
54
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
zat kimia yang terdapat didalam sutu senyawa atau larutan yang akandianalisa
ion yang terdapat didalam suatu zat tunggal atau campuran (Sauri,2006).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk
zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan
dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi
semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi
cara basah Analisis kimia yang klasik menyangkut analisis gravimetri dan
55
titrametri. Dalam analisis gravimetri zat yang akan ditentukan diubah kedalam
Sedangkan analisis titrametri ang sering disbut juga analisis volumetri adalah zat
yang akan ditentukan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang diketahui
diperluhkan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut diukur. Selain kedua metode
analisis tersebut diatas. Dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat
kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak. Kation golongan
pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbel klorida sedikit
larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna
bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang
tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana
endapan dengan hidogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenic (III),
56
arsenic (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III) (IV). Keempat
ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir sub-
golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut
dalam amonium polosulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru dapat
Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini
amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II),
besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II) (Svehla, 1990).
Kation golongan IV tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan
ini adalah: kalsium, strontium, dan barium. Kation-kation yang umum, yang tidak
57
III. METODE PRAKTIKUM
gelas ukur, pipet tetes, pipet seukuran, timbangan, gelas piala, batang pengaduk,
labu takar, corong, botol semprot air, statif, labu takar dan tissue.
Bahan kimia yang digunakan dalam percobaan analisis kualitatif anion yaitu
larutan baking soda (NaHCO3), kapur tulis (CaCO3), larutan Ba(OH)2, larutan
garam dapur (NaCl), larutan AgNO3, larutan asam nitrat (HNO3), larutan
magnesium sulfat (MgSO4), larutan barium chloride (BaCl2), larutan KI, larutan
B. Prosedur Kerja
Baking soda
Kapur tulis
58
1. 1 mL larutan 10% larutan kapur tulis dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
terjadi diamati
diamati.
59
Pembuatan larutan baku asam oksalat
2. Asam oksalat dengan gelas piala 100 mL ditimbang, lalu diencerkan dengan
3. Labu takar dengan volume 250 mL disediakan, corong dipasang pada mulut
5. Gelas piala dan batang pengaduk dibilas dengan botol semprot minimal 5
kali sampai larutan asam oksalat tidak ada yang ada yang tertinggal dalam
gelas piala.
diangkat sambil dibilas dengan botol semprot yang berisi aquades ke dalam
labu takar.
8. Mulut dan leher labu takar dibilas dengan botol semprot air mendekati tanda
minisku.
9. Dinding leher labu takar dikeringkan dengan kertas saring dan larutan
10. Tetes demi tetes aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan bantuan
60
11. Labu takar ditutup, mulut labu takar dipegang dengan tangan kanan dan
dengan hati-hati.
buret dibuka dengan hati-hati dan titrasi dimulai sambil mengocok labu
Erlenmeyer.
5. Titrasi dihentikan jika larutan sudah menjadi merah muda karena sudah
asam oksalat dicatat. Titrasi dilakukan dua kali, lalu hasilnya dirata-rata.
61
Reaksi: HCl + NaOH → NaCl + H2O
62
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
pH Warna Endapan
– NaHCO3 + Ba(OH)2
BaCO3 + NaOH +
H2O
CaCO3 + Ba(OH)2
Ca(OH)2 + BaCO3
AgCl + NaNO3 + H+ +
NO2-
MgCl2 + Ba (NO3)2 +
H2SO4
63
Biru – hitam
Analisis Kuantitatif
( )
= 1 mol NaOH = 2 mol (COOH)2
, ,
Rata-rata = = = 0,094 M
, ,
Rata-rata = = = 0,1025 M
64
B. Pembahasan
(dalam ilmu sosial) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen
menetapkan berapa banyak unsur atau zat yang ada dalam senyawa campuran.
Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu
yang terkandung dalam suatu sampel, zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan
sebagai konstituen. Jika zat yang dianalisa tersebut menyusun lebih dari sekitar
1% dari sampel maka analisis ini dianggap konstituen utama zat itu. Hal itu dapat
dikatakan konstituen minor suatu zat jumlah berkisar 0,01% sampai 1% dari
sampel terakhir, serta apabila dikatakan konstituen trace jika suatu zat ada yang
suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis Kualitatif
mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang
terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Analisis
65
kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi
atau pun endapan yang merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis
keberadaan kandungan suatu unsur kimia pada suatu zat yang tidak diketahui
Penggunaan pereaksi ini bertujuan untuk mengetahui kation dan anion yang
menjadi reaksi spesifik, reaksi sensitif, dan reaksi selektif. Reaksi spesifik adalah
reaksi khas yang merupakan reaksi antara bahan tertentu dengan pereaksi spesifik
untuk bahan tersebut. Contoh reaksi ini adalah reaksi pada metode spot test.
Reaksi sensitif adalah reaksi peka yang mampu menunjukkan keberadaan bahan
yang hanya berjumlah sedikit sekali tetapi sudah tampak hasilnya dengan jelas.
Reaksi selektif adalah reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-
beda atas suatu pereaksi serta dapat berfungsi untuk memisahkan golongan yang
berbeda. Contoh dari reaksi selektif dapat dilihat pada uji golongan klorida
66
dimana reaksi selektif yang terjadi dapat memisahkan ion golongan klorida
identifikasi suatu zat atau campuran penentuan jumlah zat tertentu yang ada
Metode yang dipakai untuk tujuan ini Metoda klasik yang paling populer
bisa secara klasik atau instrumen, adalah titrasi (metoda volumetri) dan
analisis warna atau reaksi warna, ini paling banyak digunakan adalah
anion),atau juga untuk senyawa organik untuk logam – AAS masih menjadi
organoleptis
67
Dalam analisis kualitatif pengamatan Analisa kuantitatif instrumental
penting. Warna adalah hal yang dengan materi. Juga didasarkan pada
(Lukum, 2008)
misalnya selalu diinginkan perolehan hasil panen yang maksimal, oleh karena itu
diperlukan analisis komposisi tanah sehingga dapat memilih pupuk apa yang
panen dapat dilakukan secara kromatografi gas (Gas Chromatography / GC) atau
HPLC). Demikian pula dalam penetapan ratio kalium, natrium, dalam pupuk
68
dapat dilakukan secara spektroskopi serapan atom atau spektroskopi nyala·emisi
(Hargis, 1988).
sekitar daerah hidrofob dari permukaan protein yang berasosiasi dengan protein
2002).
karena gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air melalui
kelarutan protein dalam air berkurang. Alkohol juga mampu merusak ikatan
hidrogen di antara gugus amida yang terdapat dalam struktur sekunder protein
sehingga protein kehilangan air (terhidratasi) dan akhirnya mengendap. Pada uji
amino yang terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam
adanya endapan yang terbentuk. Protein akan terdenaturasi atau mengendap bila
berada pada titik isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah muatan positif sama
69
Pengendapan protein penting dalam rangka memisahkan protein dari
menjadikan albumin kehilangan daya larutnya. Selain itu, putusnya ikatan ionik
juga mengakibatkan hilangnya daya ikat air atau (Water Holding Capacity)
protein, dari akibat-akibat tersebut maka protein akan terpisah dari pelarutnya
Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam
basa (reaksi penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah
dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa
yang bereaksi. Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Asidimetri
dan alkalimetri.
Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi presipitimetri seperti pada
Argentometri.
b. Auto indikator.
c. Indikator Redoks
70
Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Bromatometri, Serimetri,
Kelatometri.
Menurut Purwani dan Suyanti (2015) asam nitrat (HNO3) disamping sebagai
pelarut juga berfungsi sebagai oksidator. Asam nitrat yang digunakan harus pekat,
karena Ce dan Th hanya akan larut dalam HNO3 pekat. Kedua unsur ini akan
sehingga Ce (IV) yang terbentuk juga semakin bertambah. Dilihat dari harga
sama, maka pada berbagai variasi volume HNO3, efisiensi pengendapan Nd juga
Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi
ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Dalam
titrasi asam dan basa akan terjadi kesetimbangan asam dan basa. Pada tahun 1923
71
brounsted lowry mempresentasikan suatu pandangan baru tentang asam dan basa
lebih banyak. Dalam pengertian brounsted lowry asam adalah segala zat yang
dapat memberikan proton dan basa adalah yang dapat menerima electron.Ion
hidroksida pastinya adalah suatu aspektor proton dank arena ini merupakan basa
brounsted tetapi ion itu tidak unik. Ion tersebut adalah salah satu dari banyak
proton sehingga merupakan suatu basa jadi dalam perlakuan brounsted kita
buret yang telah ditera. Yang menjadi titrannya NaOH. Zat yang dititrasi (titrat)
titran. Yang menjadi titernya campuran. Fungsi bahan yang digunakan NaOH
sebagai bahan dasar, HCl sebagai sampel, penolpthalin sebagai indikator. Analisa
pengolahan data dan perhitungan. Ada beberapa pendapat tentang asam dan basa.
bebas. Dan basa Lewis merupakan donor pasangan elektron bebas, spesies berupa
molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan pasangan elektron
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk
itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10.
72
Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah,
jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi
asam lebih besar dari 10- 4 .pH berubah secara drastis bila volume titrannya. Pada
reaksi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul ke molekul lain. Dalam air
proton biasanya tersolvasi sebagai H30. Reaksi asam basa bersifat reversibel.
test 3yaitu dengan penambhan reagen AgNO3. Warna dari larutan sample yaitu
beningdan setelah ditambahkan AgNO3 menjadi putih keruh dan terdapat endapan
terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan dari larutan tersebut telah
terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat,atau dapat ditulis
Qc>Ksp. Ksp dari AgCl yaitu sebesar 1x10-12. Larutan tersebut dikatakan pula
telah jenuh karena apabila larutan telah jenuh dengan zat yang bersangkutan maka
melarutkan endapan AgCl atau uji devinitif lebih lanjut diperolehlarutan menjadi
maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO3 encer. Selain itu AgCl
memiliki Ksp sangat kecil (1 x 10-12) maka tidak larut dengan penambahan HNO3
yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada uji ini penambahan HNO3 bertujuan
73
untuk menguatkan identifikasi bahwa adanya ionCl, dimana terbentuknya
endapan AgCl yang tidak larut dengan HNO3 encer. AgCl dapat larut dalam
Dalam percobaan ini sumber ion H- adalah Larutan NaOH encer dan ion H+
adalah larutan asam. Larutan NaOH tidak tersedia dalam keadaan murni dan
NaOH kebanyakan pada titrasi asam basa. Perubahan larutan pada titik equivalen
tidak jelas.Oleh karena itu untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan
indikator karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu secara
ideal.titik titrasi seharusnya seharusnya sama dengan titik titrasi seharusnya sama
dengan titik akhir titrasi (titik equivalen). Titrasi Asidimetri menggunakan larutan
standar asam yang digunakan untuk menentukan basa. Asam yang biasa
digunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat. Pada kedua jenis
titrasi diatas, dipergunakan indikator yang sejenis yaitu fenoftalen (PP) dan metil
orange (MO). Hal tersebut dilakukan karena jika menggunakan indikator yang
lain, misalnya TB, MG atau yang lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari
74
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui ini merupakan
reaksi asidi-alkalimetri asam basa antara asam oksalat dan basa NaOH. Asam
oksalat sebagai sebagai titrant yang diketahui berwarna bening dan NaOH sebagai
titer yang berwarna bening pula, sebelum dilakukan titrasi kita masukkan 3 tetes
indikator PP yang diketahui berwarna bening kedalam larutan oksalat agar pada
saat titrasi dapat terjadi perubahan warna ketika mencapai titik ekuivalen yaitu
titik dimana jumlah larutan asam oksalat sama dengan jumlah larutan pada NaOH
indikator PP karena fenol phenolptalein itu tergolong asam yang sangat lemah
dalam keadaan terionisasi lebih banyak dan dia akan memberikan warna yang
terang dan perubahan warnanya lebih mudah untuk diamati (Rivai, 1990).
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui yang diperlukan untuk bereaksi
a. Volumetri
Analisa volumetri juga dikenal sebagai trimetri, dimana zat yang akan
dianalisa dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan
dialirkan dari biuret dalam bentuk larutan (Khopkar, 1990). Analisis volumetri
berkaitan dengan pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
75
diketahui yang diperlukan untuk bereaksi dengan analit. Analisis volumetri adalah
analisis yang dilakukan dengan pengukuran volume yang akurat (Laird, 2009).
Salah satu contoh dari analisis volumetri adalah titrasi, dimana analat
direaksikan dengan suatu pereaksi sedemikian rupa sehingga jumlah zat-zat yang
direaksikan itu ekuivalen satu sama lain atau tepat saling menghasilkan sehingga
b. Gravimetri
Gafimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar dalam suatu larutan yang
biasa berupa garam – garam klorida. Dapat dilakukan dengan cara evaluasi,
sehingga yang dicari adalah banyaknya gas yang dicari. Cara pengendapan bahan
direaksikan, sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itu akan ditimbang.
Gavimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar dalam suatu larutan yang biasa
gravimetri jarang digunakan sebab memakan waktu yang lama dalam prosesnya.
Metode gravimetri memang memakan waktu lama tetapi cara ini cukup bagus
karena dapat menghitung kadar ketidak murnian dalam suatu larutan (Khopkar,
2004).
sampel logam dapat ditetapkan secara gravimetri, dengan cara mula mula
melarutkan sampel tersebut dalam asam nitrat kemudian ke dalam larutan tersebut
ditambahkan ion klorida secara berlebihan sehingga semua ion perak yang ada
76
dalam larutan mengendap sebagai perak klorida, Setelah dilakukan .pencucian,
c. Instrumental
lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga bermacam-macam menurut
anion golongan adalah NaCl, KI, Na2S2O4, dan CH3COOH. Pengujian dilakukan
dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang telah ditambahkan reagen akan
reagen yang berlebih. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kecocokan secara teoritis pada saat pengujian atau praktikum. Adapun reagen
yang digunakan adalah AgNO3, KMnO4, CuSO4, KI, BaCl2, H2SO4, FeCl3. Pada
endapan putih AgCl(s) dan warna larutannya putih susu, tapi pada saat berlebih
dan pemanasan perbedaan warna larutan terjadi disini dari yang tadinya berwarna
77
putih berubah menjadi bening. Anion ini termasuk golongan halida karena ada ion
larutannya berwarna ungu pekat, pada saat berlebih maupun pemanasan juga tidak
muncul endapan, sehingga dapat disimpulkan reaksi antara NaCl dan KMnO4
AgI dan warna larutannya juga berwarna putih susu, pada saat keadaan berlebih
dan pemanasan terjadi perubahan warna endapan menjadi putih kekuningan dan
warnanya bening. Apabila hasil reaksi itu diuraikan maka akan menghasilkan
reaksi penguraian seperti berikut: AgI → Ag+ + I-. Jika dilihat dari reaksi
penguraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ini termasuk anion golongan halida
endapan putih dan larutannya berwarna orange kecokelatan, pada saat berlebih
kuning kecokelatan, pada saat pemanasan endapan berwarna putih dan warna
78
menghasilkan I-. Maka dapat di identifikasi reaksi ini mengandung I- maka reaksi
larutannya bewarna bening, pada keadaan berlebihdan pemanasan pun sama tidak
ada yang berubah, maka dapat dikatakan bahwa reaksi ini tidak mengandung
endapan, begitupun pada saat keadaan berlebih, namun pada saat dipanaskan
muncul endapan hitam. Jika hasil reaksi itu diuraikan maka akan menghasilkan
BaSO4 → Ba2+ + SO42-. Dari identifikasi membuktikan reaksi ini merukan anion
pemanasan tidak terjadi perubahan, ini termasuk anion golongan sulfat karena
menghasilkan endapan warna larutannya bening, pada saat berlebih tidak ada yang
berubah, namun pada saat pemanasan muncul endapan hitam, dan warnanya abu-
79
abu. Dan ini termasuk anion golongan sulfat karena mengandung ion SO42- dalam
endapannya.
H2O(l) Tidak terdapat endapan, pada saat keadaan berlebih juga tidak terdapat
endapan, pada saat pemanasan muncul endapan putih sedikit dan warna
larutannya putih. Dan ini termasuk anion golongan halida karena terdapat ion S 2-
dalam endapannya.
endapan warna larutannya bening, pada keadaan berlebih dan pemanasanpun tak
ada perubahan. Dapat disimpulkan ini bukan termasuk anion karena tidak terjadi
pengendapan.
80
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dan endapan terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel
satunya dari kondisi alat dan bahan (sampel maupun reagent/pereaksi) yang
digunakan.
2. Pemakaian zat pereaksi yang terlalu benyak, mungkin tidak akan terjadi
B. Saran
lebih berhati hati dalam pengambilan bahan,praktikan juga harus lebih tertib
81
2. Amati segala perubahan yang terjadi pada saat melakukan percobaan,
ketempatnya.
82
DAFTAR PUSTAKA
Hargis, L.G. 1988. Analytical Chemistry. Principles and Techniques. New Jersey:
Prentice Hall, Inc
Khoppar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Organik. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Purwani dan Suyanti. 2015. Pengaruh HNO3 DAN KBrO3 Pada Pembuatan
Konsentrat Ce, La dan Nd Dari Pasir Monasit. Prosiding PPI – PDIPTN
Puslitbang Teknologi Maju – BATAN Jogjakarta, 12 Juli 2005.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi mikro
. PT Kalman Media Pusaka: Jakarta.
Vogel, A.I. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4. Jakarta: EGC
83
Winarno, F.G. 2002. Prinsip Uji Pengendapan Alkohol. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
84
LAMPIRAN
85
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA PERTANIAN
ACARA III
SPEKTROFOTOMETRI
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
interaksi energi dengan materi. Alat untuk analisis secara spektrofotometri disebut
dilakukan dengan cara memasukan sampel yang dianalisis ke dalam kuvet. Kuvet
yang yang digunakan terbuat dari kuarsa, dan gelas, selain itu ada kuvet yang dari
terbuat dari plastik yang dapat dipakai pada daerah pengukuran 380-1100 nm
kuvet. Metode yang digunakan merupakan metode in-vitro dimana sampel harus
dimasukkan kedalam tempat sampel (kuvet). Dalam beberapa kasus analisis in-
vitro tidak bisa dilakukan karena harus dilakukan analisis secara langsung dan ada
beberapa sampel akan berubah ketika dimasukkan kuvet. Apabila tidak bisa
dilakukan analisis secara in-vitro maka harus dilakukan secara in-situ, yang
berarti alat yang digunakan dimasukkan ke dalam larutan yang dianalisis, seperti
87
panjang gelombang 200-800 nanometer. Dimana sinar ultraviolet mempunyai
panjang gelombang 400-800 nm. Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan
energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spektra
uv-visible disebut spektra elektronik. Keadaan energi yang paling rendah disebut
meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat
radiasi elektromagnetik menembus suatu larutan yang berada dalam suatu bejana
gelas, maka sebagian cahaya akan diserap oleh larutan dan selebihnya akan
dilewatkan. Bagian yang diserap akan diukur dengan besaran asorban (A) atau
ekstingsi yang diberi lambang ε, dan yang diteruskan disebut tranmisi, hubungan
A = -Log T
Lambert-Beer, yaitu:
A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C
Dimana:
T = Transmitansi
88
I0 = Intensitas sinar masuk
ε = Serapan molar
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter berbagai
filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang
89
Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di
daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
B. Tujuan
spektrofotometri
90
II. TINJAUAN PUSTAKA
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
spektrofotometri (Basset,1994).
visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi
oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
91
580-595 Kuning Biru
radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760
mm. Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari
tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi (Ali,2005).
metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat
energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang
sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari
92
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang
13.000 – 10 cm-1.
2. Spektrofotometri Raman
0,01 A2) maka akan terjadi percikan radiasi dengan intensitas yang sangat lemah.
lebih besar daripada panjang gelombang radiasi yang diserap. Fenomena tersebut
disebut fotoluminensi yang mencakup dua jenis yaitu fluoresensi dan fosforesensi.
93
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan diantaranya filler, pipet ukur, tabung reaksi, kuvet,
akuades.
B. Prosedur Kerja
M1 : konsentrasi CuSO4 1M
Jadi untuk membuat larutan 0,02 M CuSO4 dipipet 0,2 mL larutan CuSO4
Y : absorbans
X : konsentrasi
94
a : konstanta
b : koefesien regresi
95
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
0 100 % 0
0,02 96 0,96 = 0,017
,
X Y x2 Xy
0 0 0
0,02 0,017 0,0004 0,000354
0,04 0,022 0,0016 0,00088
0,06 0,031 0,0036 0,00186
0,08 0,040 0,0064 0,0032
0,012 0,006294
y =bx
0,07 = 1,907
,
x= ,
∑ ,
b= ∑
= ,
= 1,907
96
GRAFIK KALIBRASI
0,08
0,06
TRANSMITAN
0,05
0,04
0,03 Kalibrasi
0,02
0,01
0
0,02 0,04 0,06 0,08
KONSENTRASI
B. Pembahasan
energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya
larutan dengan ketebalan db, maka penurunan intesitas sinar (dl) karena melewati
konsentrasi spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan lapisan larutan (db).
-dI = kIcdb
I = I0 e-kbc
dan bila persamaan di atas diubah menjadi logaritma basis 10, maka akan
diperoleh persamaan :
97
I = I0 10-kbc
dimana : k/2,303 = a ,
Dimana :
A= Absorban
a= absorptivitas
c = konsentrasi
Bila Absorbansi (A) dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka dapat
diperoleh A=log 1/T . Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak
tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai
larutan sampel. Tetapi tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan
Hukum lambeert-beer :
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
98
T= atau %T = x 100 %
A= - log T = -log
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
molar)
kepekatan pada sampel dan agar mudah dibaca oleh spektrofotometer. Pelarut
yang digunakan adalah aseton. Hal ini sesuai dengan pengenceran dilakukan
atau kurva kalibrasi sehingga nanti akan diperoleh panjang gelombang maksimum
dari larutan standar tersebut. Kenapa panjang gelombang maksimum yang dipilih,
hal ini karena di sekitar panjang gelombang maksimum tersebut, bentuk kurva
99
serapan adalah datar sehingga hukum Lambert-Beer akan terpenuhi dengan baik
3. Spektrofotometri UV-Vis
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat berwarna
putih, merah, biru, hijau, apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka sinar
tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible). Sumber sinar tampak yang
umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang
dikenal juga dengan nama Wolform merupakan unsur kimia dengan simbol W
dan nomor atom 74. Tungsten memiliki titik didih yang tinggi (34 22 oC)
100
dibanding logam lainnya. Karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber
lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki
harus benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar
stabil.
A. Prinsip kerja
penyebaran cahaya)
2.Dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel sampel
ini terjadi proses penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam sel sampel
(dimana cahaya yang masuk lebih terang dibandingkan cahaya setelah keluar)
sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat
101
oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah
lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan
unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih
yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia
digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini
hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari
metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent
harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar
stabil.
yaitu :
1. sumber radiasi
2. Monokromator
4. Detektor
5. Recorder
6. Read out
102
Gambar 1. Instrumen pada spektrofotometri UV-Vis
C. Prinsip Kerja
melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk
(monokromator). Monokromator radiasi UV, sinar tampak dan infra merah adalah
serupa yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan perisai atau grating.
103
Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet.Kuvet yang terbuat dari kuarsa
pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena
itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan”.
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna
untuk mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati
104
detektor diubah enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam
berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan
perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh
karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada
3. Spektofotrometer UV-Vis
105
Spektrometer UV-Vis merupakan suatu metode pengukuran dan interpretasi
gelombang dari sinar ultraviolet dan sinar visible atau tampak. Danmempunyai
energi sebesar 299 – 149 kj/mol. Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber
A. Prinsip kerja
dipisahkan menjadi komponen panjang gelombang oleh prisma atau kisi difraksi.
berkas intensitas yang sama dengan perangkat setengah cermin. Satu sinar
melewati bahan yang akan diteliti. Sinar lainnya melewatisebuah refrensi (blanko.
lebih besar dari energi cahaya tampak. Sehingga, energi uv mempunyai transisi
106
4. Spektrofotometri Inframerah
panjang gelombang 25-1000 µm. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk
A. Prinsip Kerja
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan
oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang
107
inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C =
5. Spektroskopi Massa
digunakan untuk :
dengan jumlah konsentrasi tertentu. Larutan dengan konsentrasi yang rendah akan
108
dilakukan karena keterbatasan waktu. Panjang gelombang maksimum yang
kurvanya pada bagian atas. Akan tetapi, pengukuran kurva kalibrasi ini didasarkan
pada konsentrasi yang dihasilkan dari metode iodimetri dan panjang gelombang
dikaitkan atau ditelusur sampai ke standar yang lebih teliti atau tinggi (standar
terputus, dalam artian standar ukur itu akan lebih baik apabila berupa standar yang
(Gandjar, 2007).
menghasilkan nilai-nilai transmittan dari 5 buah tabung reaksi yang berisi larutan
CuSO4 yang diencerkan dengan aquades. Tabung reaksi yang berisi penuh
menghasilkan angka 0. Tabung reaksi kedua yang berisi 0,02 M CuSO4 dan
reaksi ketiga yang berisi larutan CuSO4 sebanyak 0,04 M dan diencerkan dengan
109
dengan nilai absorbansinya yaitu 0,031. Tabung reaksi keempat dengan larutan
menghasilkan nilai transmittanya 91% dan nilai absorbansinya 0,040. Dan tabung
reaksi yang terakhir berisi 0,08 M CuSO4 dan diencerkan dengan aquades sampai
X Y x2 Xy
0 0 0
0,02 0,017 0,0004 0,000354
0,04 0,022 0,0016 0,00088
0,06 0,031 0,0036 0,00186
0,08 0,040 0,0064 0,0032
0,012 0,006294
Dari persamaan yang didapat maka dibuatlah kurva kalibrasi yang tujuannya
110
Pada saat pengukuran nilai transmittan dengan menggunakan
oleh larutan sampel yaitu biru metilen. Panjang gelombang maksimum ditentukan
(biru metilen) terhadap sinar. Dari percobaan ini diperoleh data bahwa dari
kisaran panjang gelombang maksimum yang dari 600 nm sampai dengan 680 nm,
dimiliki oleh sampel. Hal itu dikarenakan pada panjang gelombang tersebut nilai
sebesar 660 nm, namun pada percobaan ini nilai absorbansinya lebih rendah yaitu
2,082 . Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pada saat
harus mengkalibrasi alat untuk presisi yang lebih tinggi. Selain itu, pada
percobaan tersebut larutan yang ada diukur nilai absorbansinya pada setiap
panjang gelombang harus diganti (tidak boleh menggunakan larutan sampel yang
111
sama). Hal itu akan mengakibatkan ketelitian nilai absorbansinya berkurang,
sebab larutan tadi telah dilewati oleh berkas cahaya monokromatik secara radiasi
absorbansi dapat kita lihat dari hasil percobaan yang telah dilakukan yaitu
metilen, nilai absorbansinya semakin menurun. Hal itu terlihat pada data yang
(sumbu y adalah nilai absorbansi dan sumbu x adalah konsentrasi sampel). Dari
nilai R2 yang bernilai 0,8387 ini kita dapat mengetahui nilai presisi dari percobaan
ini ialah sebesar 83,87 %. Beer menemukan hubungan antara konsentrasi dari
suatu konstituen berwarna yang terdapat dalam larutan dengan transmisi cahaya.
tembus pada sampel tersebut secara eksponensial. Hal itu akan membuat nilai dari
112
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foto
hampa.
kecil
3. Semakin besar nilai absorbansi maka semakin besar pula konsentrasi sampel
yang didapat.
4. Semakin pekat larutan maka semakin besar konsentrasi zat pada larutan
tersbut.
B. Saran
1. Praktikan harus teliti dan berkonsentrasi pada praktikum ini karena jika tidak
teliti maka hasil yang diperoleh akan salah dan tidak benar
lebih berhati hati dalam pengambilan bahan,praktikan juga harus lebih tertib
113
dalam menjalankan praktikum tersebut seperti bersuara jika penting,dan tidak
114
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS.Surakarta
115
LAMPIRAN
116
BIODATA PRAKTIKAN
NIM : A1D015184
Rombongan : 18
Prodi : Agroteknologi
Hobi : Fotografi
blok K9
117