Anda di halaman 1dari 63

RG-FT-100

LAPORAN PENELITIAN RESEARCH GROUP

Judul:

ANALISIS MANAJEMEN PERALATAN BENGKEL DAN LABORATORIUM


DI PENDIDIKAN VOKASIONAL

Diusulkan Oleh

Aan Ardian, S.Pd., M.Pd./NIP. 19780131 200312 1 002


Prof. Dr. Sudji Munadi, M.Pd./NIP. 19530310 197803 1 003
Drs. Jarwopuspito, MP./NIP. 19630108 198901 1 001
Ganang Tri Faisal/NIM. 13503244004

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019

i
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas limpahan
rahmad dan barokah-Nya sehingga laporan penelitian Research Group ini dapat
kami selesaikan dengan baik. Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada
beberapa pihak, diantaranya:
1. Rektor UNY
2. Dekan Fakultas Teknik
3. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
4. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian
Kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi peneliti, pembaca, dan institusi, sehingga bisa mendukung terlaksananya
program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan vokasional.

Yogyakarta, Juli 2019

Tim Peneliti

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GROUP

1. Judul Penelitian : Analisis Manajemen Peralatan Bengkel dan


Laboratorium di Pendidikan Vokasional
2. Ketua Peneliti :
a. Nama lengkap : Aan Ardian, S.Pd., M.Pd.
b. Jabatan : Lektor
c. Program Studi : Pend. Teknik Mesin - S1
d. Alamat : Sanggrahan UH I/497 Yogyakarta 55166
e. Telepon : +628156804942
f. e-mail : aan_ardian@uny.ac.id
3. Nama Research Group : Penjaminan Mutu Pendidikan Teknologi dan Vokasional
Teknik Mesin
4. Tim Peneliti :

No Nama, Gelar NIP Bidang Keahlian


1. Prof. Dr. Sudji Munadi, M.Pd. 19530310 197803 1 003 Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan
2. Drs. Jarwopuspito, MP. 19630108 198901 1 001 Teknik Mesin
5. Mahasiswa yang terlibat :

No Nama NIM Prodi


1. Ganang Tri Faisal 13503244004 Pend. Teknik Mesin
6. Lokasi Penelitian : FT UNY
7. Waktu Penelitian : 24 Januari 2019 s/d 30 Mei 2019
8. Dana yang diusulkan : Rp. 18.000.000,00

Mengesahkan, Yogyakarta, 15 Juli 2019


Dekan FT, Ketua Pelaksana

Dr. Widarto, M.Pd. Aan Ardian, S.Pd., M.Pd.


NIP 19631230 198812 1 001 NIP 19780131 200312 1 002

iii
ANALISIS MANAJEMEN PERALATAN BENGKEL DAN
LABORATORIUM DI PENDIDIKAN VOKASIONAL
Oleh
Aan Ardian, Sudji Munadi, Jarwopuspito

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen peralatan bengkel dan


laboratorium di pendidikan vokasional. Manajemen peralatan ini terutama yang
berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Subyek penelitian adalah ketua jurusan, kepala bengkel, dosen dan toolman
bengkel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan dianalisis secara kualitatif.
Sedangkan keabsahan pemeriksaan data menggunakan teknik trianggulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen peralatan bengkel, yaitu:
Perencanaan peralatan bengkel dilaksanakan melalui beberapa tahapan prosedur
yang pertama analisis kebutuhan berdasarkan kurikulum, menentukan skala
prioritas, dan menentukan anggaran. Perencanaan ini melibatkan seluruh personil
yang ada dalam struktur organisasi. Pelaksanaan yang ada di bengkel berupa
penyiapan bahan dan peralatan, peminjaman alat, dan penggunaan bengkel.
Penyiapan bahan praktik dilaksanakan setiap awal semester dengan mengikuti
kurikulum yang ada. Peminjaman peralatan dilaksanakan dengan diberikan kartu
peminjaman peralatan yang diisi sebelum dan sesudah praktik. Pengawasan
peralatan di bengkel menggunakan kartu peminjaman dan pemakaian peralatan
serta dilakukan pengecekan peralatan sebelum dan sesudah praktik. Hasil akhir
pengawasan ini berupa laporan tahunan yang diberikan kepada sekolah sebagai
evaluasi untuk perencanaan yang akan datang.

Kata kunci: analisis manajemen peralatan, peralatan bengkel dan laboratorium,


pendidikan vokasional

iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ……….............…………….......................... i
PRAKATA ........... ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………............................... iii
ABSTRAK ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............……………………………………............. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN ...…………..………………................ 1


A. Latar Belakang .Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 3
E. Luaran Penelitian ....................................................... 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................... 4


A. Kajian Teori .................................................................... 4

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................... 14


A. Jenis Penelitian ..…………...…....................................... 14
B. Subyek dan Oblek Penelitian ...................................... 23
C. Teknik Pengambilan Data dan Pengolahan Data …........ 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 17


A. Perencanaan Peralatan Bengkel Teknik Mesin di SMK... 17
B. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Mesin di SMK ….. 20
C. Pelaksanaan Manajemen Peralatan Bengkel
Teknik Mesin di SMK ……………………….............… 23

v
D. Pengawasan dan Pemeliharaan di Bengkel
Teknik Mesin di SMK .......................................……….. 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 38


A. Kesimpulan ..…………...…............................................ 38
B. Saran ............................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 40


LAMPIRAN ...................................................................................... 41

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Diagram manajemen Peralatan dan Bahan. ………………. 5


Gambar 2. Alur Perencanaan Peralatan dan Bahan Praktik ………… 8
Gambar 3. Layout Bengkel Las ..................................................………. 18
Gambar 4. Bengkel Pengelasan................................................................ 18
Gambar 5. Struktur Organisasi Program Teknik Mesin .................…….. 20
Gambar 6. Penyimpanan Bahan .......................................................…… 24
Gambar 7. Penyimpanan Peralatan ................…………………………. 25
Gambar 8. Rak Peralatan Tangan............................................................. 25
Gambar 9. Kartu Peminjaman Alat Praktik............................................. 27
Gambar 10. Kartu Perawatan .................................................................. 27

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Informan Penelitian …………………………………… 15
Tabel 2. Jenis, Ratio dan Standar Prasarana Ruang Praktik...................... 19
Tabel 3. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur ......... 19

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Biodata Peneliti …………………………………………… 41
Lampiran 2. Kontrak Penelitian ………………………………………… 52

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era revolusi industri 4.0 saat ini pembangunan nasional dihadapkan
pada tantangan yang lebih komplek. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Peluang untuk
memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dari suatu negara
akan semakin besar jika didukung oleh SDM yang memiliki beberapa aspek yaitu
pengetahuan dan kemampuan dasar untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
dinamika pembangunan yang tengah berlangsung, karakter yang unggul beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, jenjang pendidikan semakin tinggi,
keterampilan keahlian yang berlatarbelakang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting dalam majunya suatu
negara. Pendidikan merupakan pembentuk karakter bangsa oleh karena itu, setiap
warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan
dapat membuat kehidupan menjadi lebih sejahtera. Perkembangan zaman saat ini
telah menuntut setiap negara untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat
bersaing dalam kancah global.
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003).
Pada penjelasan UUSPN Pasal 15 dinyatakan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan yang diselenggarakan
ialah pendidikan menengah kejuruan dengan nama Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pada pasal 20 UUSPN
dikemukakan bahwa pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program
akademik, profesi dan/atau vokasi. Sesuai dengan UUSPN di atas pendidikan
kejuruan diselenggarakan di pendidikan menengah dan vokasi di pendidikan tinggi.
Pada dasarnya pendidikan vokasi meliputi pendidikan di sekolah menengah dan di
pendidikan tinggi, karena tujuan dan proses pembelajarannya identik

1
Pendidikan vokasi di Indonesia telah mengimplementasikan kurikulum
berbasis kompetensi sesuai dengan Kepmendiknas no. 232/U/2000. Lulusan
dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan vokasi sampai
saat ini belum memuaskan hasilnya karena pada saat pelaksanaan pengembangan
kurikulum menggunakan asumsi bahwa kompetensi yang direncanakan tidak
berubah selama peserta didik mengikuti pendidikan. Pada kenyataannya standar
kompetensi yang diterapkan oleh dunia kerja sebagai pengguna lulusan pendidikan
vokasi, selalu berubah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan vokasional adalah salah satu bentuk dari pendidikan di
Indonesia yang terus dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga
kerja terampil. Lembaga pendidikan vokasional ini mempunyai tugas mendidik dan
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki serta meniti karirnya di dunia kerja.
Pendidikan vokasional merupakan lembaga khusus yang menekankan proses
pembelajarannya pada upaya memberikan ketrampilan kepada anak didik
sehingga mempunyai kemampuan untuk mempertahankan eksistensi dirinya dalam
kehidupan di dunia kerjanya.
Manajemen adalah sistem pengelolaan yang meliputi perencanaan
(planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengontrolan (controlling) untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan memanfaatkan sumber
daya yang ada, serta dapat dilaksanakan dimana saja termasuk dalam lembaga
Pendidikan.
Beberapa ada yang berpendapat bahwa manajemen peralatan hanya akan
dilakukan untuk menghitung berapa peralatan bengkel yang masuk dan keluar atau
dipakai. Manajemen peralatan dianggap suatu tindakan yang membuang-buang
waktu, tenaga, dan biaya. Pengadaan pelaratan bengkel ini tidaklah murah dan
memerlukan biaya yang besar sehingga manajemen peralatan adalah langkah yang
harus ditempuh, bisa dengan manajemen manual yang dilakukan ditulis dibuku
ataupun terprogram dengan komputerisasi dan terjadwal sebagai upaya
berlangsungnya pembelajaran yang produktif. Apabila manajemen peralatan dan
bahan bengkel di pendidikan vokasional berjalan sesuai dengan tujuan yang

2
direncanakan, maka diharapkan pengelola mampu mengelola dengan baik
bengkel yang tersedia.

B. Batasan Masalah
Oleh karena luas dan kompleksnya permasalahan yang dapat
dikembangkan, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada pembahasan bagian
dari manajemen sarana dan prasarana, yaitu manajemen peralatan bengkel dan
laboratorium di pendidikan vokasional. Pembatasan ini didasarkan bahwa
manajemen peralatan adalah salah satu faktor penting (Urgent) dalam proses
pencapaian tujuan lembaga pendidikan serta mampu meningkatkan efisiensi baik
dari segi biaya, waktu maupun proses.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
diangkat adalah:
1. Seperti apakah perencanaan kebutuhan peralatan bengkel dan
laboratorium di pendidikan vokasional?
2. Seperti apakah pengorganisasian peralatan bengkel dan laboratorium di
pendidikan vokasional?
3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan peralatan bengkel dan laboratorium
di pendidikan vokasional?
4. Sejauh mana pengawasan peralatan bengkel dan laboratorium di
pendidikan vokasional?
.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu dan
pengetahuan tentang manajemen peralatan untuk peningkatan mutu pendidikan
pada umumnya di pendidikan vokasional.

E. Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang diharapkan adalah buku ajar untuk pembelajaran
manajemen perawatan perbaikan di bengkel dan laboratorium.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peralatan dan Bahan Praktik


Peralatan di dunia pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (1988:262-
263) adalah:
“Unit atau peralatan yang dapat bergerak maupun yang tidak, berupa
perkakas, mesin aparatus, kit atau seperangkat barang yang mempunyai
persyaratan kondisi sebagai berikut: (a) dalam bentuk asli sesuai dengan
kegunaannya; (b) tidak dapat diperbesar atau diperkecil, tetapi apabila
mengalami kerusakan dapat diganti beberapa bagian saja tidak perlu
mengganti keseluruhannya; (c) mencerminkan sesuatu yang cukup
berarti yang membuatnya dapat digunakan kapan saja diperlukan; dan
(d) tidak kehilangan identitas walaupun dilepas-lepas atau disatukan
dengan yang lain”.

Sedangkan menurut Setiawan (1981:207), alat perkakas ialah barang


yang dapat digunakan untuk mengerjakan, membentuk atau mengolah bahan
menjadi barang berguna. Lebih lanjut alat perkakas dapat digolongkan
dalam dua golongan: (a) alat perkakas yang lekas habis seperti gergaji, kikir,
pahat dan sebagainya; dan (b) alat perkakas atau mesin yang jangka waktu
pemakaiannya lama biasanya diatas 10 tahun, misalnya: mesin bubut, mesin
frais dan sebagainya.
Menurut Setiawan (1981:214) bahan adalah semua keperluan macam-
macam materi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1990:265) bahan adalah
sesuatu yang digunakan dan habis di dalam praktik pada waktu pembelajaran
sedang berlangsung atau bahan praktik habis dipakai satu kali. lebih lanjut
dijelaskan bahwa peralatan atau instrumen yang tidak begitu mahal harganya yang
wujudnya kecil-kecil seperti misalnya alat-alat tangan, juga dimasukkan ke
dalam daftar bahan.
Dengan mengacu pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
peralatan praktik adalah seperangkat peralatan yang digunakan untuk
praktik dalam pencapaian tujuan pembuatan barang jadi. Standar sarana dan
prasarana praktik bengkel diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun

4
2008, sedangkan untuk detail standar jumlah dan kondisi peralatan
menggunakan instrumen verifikasi lembaga pendidikan penyelenggara ujian
praktik kejuruan untuk yang dikeluarkan oleh BNSP.
B. Manajemen Peralatan
Dari pengertian sebelumnya bahwa manajemen adalah sistem
pengelolaan yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating),
pengontrolan (controlling) untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan sumber daya adalah 6 M yang salah
satunya adalah machine (mesin atau peralatan) dan bahan.
Soenarto (Alfisah, 2005:22) lebih khusus mengelompokan pengelolaan
peralatan dan bahan praktik meliputi: (a) perencanaan peralatan bahan; (b)
penyimpanan dan pengaturan peralatan dan bahan; (c) sistem administrasi
penggunaan peralatan dan bahan; (d) perawatan peralatan dan bahan; (e) laporan
kondisi peralatan; dan (f) jadwal perbaikan peralatan.
Dengan demikian manajemen peralatan dan bahan praktik adalah sistem
pengelolaan yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating),
pengontrolan (controlling) terhadap peralatan bahan yang digunakan untuk
praktik guna pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dari uraian di atas, maka diagram manajemen peralatan dan bahan
adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram manajemen Peralatan dan Bahan. (Alfisah, 2005:22)

5
C. Fungsi Manajemen Peralatan
Fungsi manajemen peralatan dan bahan praktik yang digunakan sesuai
dengan pendapat Terry dikutip Hasibuan (2002:3) yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengkoordinasian
(coordinating), pengontrolan (controlling). Penjelasan lebih mendalam dalam
fungsi manajemen peralatan dan bahan praktik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) pengadaan peralatan dan bahan praktik
Perencanaan peralatan dan bahan praktik pada dasarnya perlu memperhatikan
beberapa aspek antara lain (1) Apa yang akan dilakukan, dalam hal ini adalah
kebutuhan akan peralatan dan bahan praktik. (2) Siapa yang melaksanakan,
menurut Bustami Achir (1986) yang berhak untuk merencanakan kebutuhan
praktik adalah instruktor, dosen dan calon yang akan mengajar di ruang
praktik tersebut, P engelolaan bengkel dan laboratorium termasuk di dalamnya
perencanaan dan pengembangan, pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana adalah tanggung jawab Pimpinan dalam hal ini adalah Kepala Sekolah
dibantu satu atau lebih Wakil Kepala Sekolah. (3) Kapan dilakukan, perencanaan
peralatan dan bahan yang baik dilakukan pada awal tersebut melaksanakan
kegiatan yaitu diawal berdirinya dan diawal tahun pembelajaran. (4) Bagaimana
melaksanakan, dalam merencanakan sesuatu termasuk peralatan dan bahan
praktik menurut Suharsimi Arikunto (1990:39), dilaksanakan dengan sistematis
yang dimulai dari penjabaran tujuan yang telah dirumuskan dengan cermat
dan rinci, diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan, dibuat petunjuk
pelaksanaan. (5) Apa saja yang diperlukan, menurut Suharsimi Arikunto
(1990:39), yang diperlukan agar perencanaan tersebut baik adalah kualitas
personal yang baik, pengidentifikasian sumber daya yang akan digunakan untuk
semua kegiatan, penunjukan skala prioritas, penetapan tujuan yang jelas.

2. Pengorganisasian (organization) peralatan dan bahan praktik


Dalam pengelolaan peralatan dan bahan suatu lembaga atau organisasi,
akan timbul penyusunan atau penempatan personel dalam hubungan kerja

6
untuk mengurus peralatan dan bahan bengkel. Dalam pengorganisasian peralatan
praktik yang baik, harus ada pembagian tugas yang jelas tentang perencanaan,
pengadaan, pengelolaan, dan pengawasannya. Pembagian ini didasarkan pada
wewenang, tanggungjawab, serta kualifikasi dari set iap anggota organisasi atau
lembaga yang bersangkutan. Menurut Pardede (2005:75) keputusan tentang pihak
mana yang akan bertanggungjawab atas perencanaan dan pengawasan bahan
dipengaruhi oleh salah satu dari tiga kecenderungan berikut:
(a) Mengelompokkan seluruh kegiatan perencanaan dan pengawasan bahan
di bawah satu bagian atau departemen. (b) Memberikan kebebasan kepada
setiap bagian untuk melakukan perencanaan dan pengawasan sendiri atas bahan
yang dibutuhkan. (c)Membentuk satu bagian yang terpisah atau sendiri yang
khusus bertanggungjawab untuk mengurus bahan-bahan.
Siswa sebagai pengguna alat, juga mempunyai tanggungjawab terhadap
pemakaian dan keawetan alat. siswa seharusnya berpakaian praktik ketika praktik
sedang dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja, membersihkan ruang, mesin
ataupun alat sehabis digunakan untuk pelaksanaan praktik, dan melapor kepada
instruktur jika ada kerusakan dan kesulitan menggunakan alat. Dengan menyadari
akan tugas dan tanggungjawab terhadap peralatan praktik oleh warga lembaga
pendidikan, maka proses praktik dapat berjalan dengan baik.

3. Pelaksanaan (actuating) pengelolaan peralatan dan bahan praktik


Dalam tahap ini, proses berlanjut dengan memfungsikan masing-masing
sesuai dengan deskripsi tugas yang telah direncanakan. Dalam bagian ini akan
dijabarkan pelaksanaan peralatan dan bahan yang meliput i beberapa hal, antara
lain:
a. Pengadaan Peralatan dan Bahan Praktik
Pengadaaan peralatan dan bahan praktik ini meliputi perencanaan dan
pengadaan. Sebelum peralatan dan bahan pelajaran dipilih dan diadakan dengan
cara membeli, membuat sendiri, memanfaatkan lingkungan, dan mengembangkan
peralatan, perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan langkah sebagai
berikut: (a) mempelajari isi kurikulum dengan maksud mengidentifikasi hubungan

7
antara kemampuan yang akan dicapai siswa, jenis kegiatan yang akan dilakukan,
dan peralatan atau bahan pelajaran yang diperlukan; (b) mengidentifikasi
kebutuhan peralatan dan bahan pelajaran yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran; (c) menginventarisasi peralatan dan bahan pelajaran yang
ada dan memeriksa kelengkapannya; dan (d) merencanakan pembuatan atau
pembelian peralatan dan bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan
(Depdiknas, 2002:6-7).

Gambar 2. Alur Perencanaan Peralatan dan Bahan Praktik.


(Depdiknas, 2002:7).

Dalam pengadaan peralatan dan bahan praktik diadakan langkah-langkah


pemilihan dan pembelian sehingga perlu diingat apakah telah sesuai dengan daftar
kebutuhan yang direncanakan. Daftar perencanaan ini digunakan sebagai
pedoman dalam pengadaan sehingga tujuan perencanaan peralatan dan bahan
tidak menyimpang. Peralatan yang telah dibeli dan telah tiba di lembaga
pendidikan sebaiknya ditempatkan atau disimpan di ruang peralatan, begitu juga
dengan bahan. Sedangkan untuk mesin baru sebaiknya ditempatkan sesuai
dengan ruang yang telah direncanakan. Bahan merupakan salah satu komponen
praktik yang sangat penting. Kekurangan bahan yang tersedia dapat berakibat
terhentinya proses praktik, oleh karenanya manajemen persediaan bahan sangat
diperlukan untuk mengetahui stock atau persediaan bahan.
b. Penyimpanan Peralatan dan Bahan Praktik
Dalam menyimpan bahan praktik di bengkel batu di sebuah lembaga
pendidikan harus memperhatikan keteraturan, keamanan, pengontrolan, dan

8
harus memadai. Terdapat dua tipe penyimpanan, yaitu: (a) tertutup, dengan
menggunakan fasilitas: gudang (termasuk gudang bawah tanah), almari, bangku
kerja, kotak, dan rak. (b) terbuka, dengan menggunakan panel permanen
maupun portable (Dikmenjur, 1997:7).
Banyak variasi cara yang diambil oleh bengkel untuk melakukan
penyimpanan terhadap alat dan bahan tetapi kesemuanya itu harus menggunakan
pertimbangan yaitu sebagai berikut: (a) alat-alat dan perkakas yang sering
digunakan hendaknya ditempatkan berdekatan dengan tempat kerja; (b) alat-
alat dan perkakas yang sering digunakan hendaknya disusun dan ditempatkan
secaraurut berdasarkan kemudahan untuk dilihat; dan (c) alat-alat yang mudah
dibawa dan jarang digunakan, hanya diperlihatkan kepada siswa pada awal
periode praktik. Sedangkan penyimpanan alat dapat dilakukan dengan cara:
(a) papan panel terbuka dan tidak terkunci yang digunakan pada dinding atau
papan; (b) gudang tempat penyimpanan alat-alat dan perkakas; (c) ruang pusat
penyimpanan berbagai alat bengkel untuk sekelompok kejuruan; dan (d) alat-
alat yang berisi dengan seperangkat alat lengkap. (Suharsimi Arikunto, 1988:272-
273)
Penyimpanan akan lebih mudah dilakukan apabila pada setiap rak atau
setiap lemari ditempel daftar inventaris alat atau bahan yang akan diletakkan.
Selain pemberian kode tempat juga diperlukan pemberian kode inventaris pada alat
yang dimaksudkan untuk mempermudah pencarian kembali setelah alat
tersebut digunakan (Suharsimi Arikunto, 1987:47)
Pemberian kode inventaris baik di rak maupun di alat harus tetap
memperhatikan kriteria dan pola tertentu, penyimpanan, tata tertib pemakaian.
Peralatan yang diberi kode harus disimpan ditempat yang mudah dalam
pengambilan serta pengembalian, sehingga dalam pelaksanaannya peserta
pelatihan akan mudah untuk melaksanakan praktik karena peralatan telah tertata
dengan rapi. Pemakaian oleh peserta pelatihan juga harus mengikut i tata tertib
yang salah satunya adalah pengembalian peralatan yang dipakai harus kembali
pada posisi semula sesuai dengan kode yang telah diberikan.

9
c. Pemanfaatan Peralatan dan Bahan Praktik
Pemanfaatan dan penggunaan peralatan praktik khususnya di
lembaga pendidikan hendaknya memperhatikan : (a) jumlah dan jenis peralatan;
(b) jumlah regu kerja/siswa; (c) pelaksanaan praktik secara bergilir-rotasi
(pararel/seri pararel); (d) efisiensi pemakaian, yang ditentukan oleh: jumlah siswa,
alokasi waktu siswa menggunakan, jumlah alat dalam bengkel, alokasi jam
(lama alat dipakai); (e) jenis pekerjaan perorangan dan beregu, (f) tingkat
pekerjaan; dan (g) penandaan dan inventarisasi (Dikmenjur, 1997:6).
Pemanfaatan alat sebaiknya mempertimbangkan efisiensi pemakaiannya. Efisiensi
penggunaan alat dipengaruhi oleh: jumlah siswa di bengkel, waktu siswa memakai
alat, jumlah alat dalam bengkel dan lamanya alat dapat dipakai. Untuk mencukupi
kebutuhan akan peralatan, maka penyajian pelajaran praktik dilakukan secara
berkelompok demi tercapainya tujuan pendidikan.
d. Pemeliharaan Peralatan dan Bahan Praktik
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan untuk mengusahakan peralatan dan
bahan serta perlengkapan bengkel lainnya tetap berfungsi sesuai dengan
fungsinya. Pemeliharaan yang baik adalah dilaksanakan oleh semua civitas
akademik yang ada di bengkel tersebut. Menurut Dikmenjur (1997:7-8)
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas berfungsi agar penggunaan yang
dilakukan dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga memiliki unsur teknis
dan umur ekonomi yang panjang. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui sistem
: (a) berkala, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan secara
teratur sesuai dengan program yang direncanakan: (1) dibuat program
pemeliharaan, harian, mingguan, bulanan, dan tahunan; dan (2) dalam
penggunaan peralatan peralatan praktik agar terpelihara dan tetap utuh
keberadaannya pada saat melaksanakan praktik, siswa hendaknya mempunyai
kartu untuk peminjaman alat tersebut; (b) insidental, yaitu kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan dilakukan secara spontanitas tanpa direncanakan
terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih
parah.

10
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1988:277-282), secara garis
besar mengklasifikasi pemeliharaan menjadi dua, yaitu: pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan rutin (routine maintenance)
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Kegiatan ini
meliputi: pembersihan secara menyeluruh, pengawasan terhadap alat-alat yang
sudah terpasang, menyediakan blangko-blangko atau kartu-kartu perbaikan kecil
seperti pelumasan dan pengawasan terhadap kebersihan alat-alat. Bagian yang
paling penting dari pemeliharaan rutin adalah memenuhi pengaturan suku cadang
dan bahan-bahan yang diperlukan.
Dalam pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance),
merupakan kegiatan secara teratur yang dijadwalkan untuk mengawasi dan
mengatur prosedur pelayanan. Pelayanan yang dimaksudkan adalah mencegah
terjadinya kerusakan dengan cara mengadakan deteksi dan remidisasi yang
disebabkan karena kegagalan pelayanan.
Dengan melaksanakan pemeliharaan pencegahan akan mendapatkan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut: (a) telah melalukan penanganan terhadap
peralatan untuk program pengajaran jauh hari sebelum peralatan tersebut
digunakan; (b) mengurangi biaya reparasi karena sudah dideteksi kemungkinan
terjadinya kerusakan; dan (c) memperpanjang daya pakai alat-alat dan
peningkatan keamanan untuk peserta didik.
Pemeliharaan pencegahan dalam bengkel meliputi: (a) pemeriksaan
peralatan secara periodik; (b) pengawasan secara terus-menerus selama
pelayanan dilakukan; (c) mengganti suku cadang dan peralatan secara periodik;
dan (d) mencatat dan melaporkan hasil pengamatan. Untuk melaksanakan
kegiatan terakhir yaitu pencatatan tentang alat-alat biasanya dilakukan dengan
membuat dokumen yang rapi (dokumen catatan alat-alat ini biasanya disebut
dengan inventaris).

4. Pengawasan (controlling) Peralatan dan Bahan Praktik


Pengawasan pada hakekatnya merupakan usaha memberi petunjuk
kepada para pelaksana agar mereka selalu bert indak sesuai dengan rencana.

11
Diharapkan agar para pelaksana membatasi tindakan-tindakannya mencapai tujuan
sedemikian rupa sehingga tidak menyimpang dari yang diperbolehkan (Rekso
Hadiprodjo, 2000:63). Pengawasan peralatan dan bahan terdiri dari pengawasan
pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan. Pengawasan pengadaan dimaksudkan
untuk menjamin kesesuaian proses dan anggarannya. Pengawasan persediaan
untuk menjamin tersedianya bahan dalam jumlah, harga, waktu yang tepat
sehingga proses praktik tidak terganggu. Pengawasan pemanfaatan dilakukan
untuk mengendalikan bahwa peralatan dan bahan telah dimanfaatkan sesuai
dengan rencana. Pengawasan dilakukan dengan observasi langsung ke bengkel,
pelaporan baik lisan maupun tertulis.
Menurut Suharsimi Arikunto (1988:45), laporan merupakan tugas
bawahan kepada atasan untuk meyampaikan hal-hal yang berhubungan
dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu.
Pada lembaga pendidikan yang berhak melaporkan kondisi alat adalah tool man
yang diteruskan kepada kepala bengkel kemudian dilanjutkan kepada lembaga
pendidikan. Dengan adanya laporan kondisi alat setiap saat, dapat diketahui
tingkat efektifitas penggunaan alat tersebut. Alat dan bahan yang dilaporkan
rusak atau habis, selanjutnya dapat dianalisa penggunaannya apakah digunakan
dengan baik, hilang, rusak, atau habis.

D. Bengkel
(Sukardi & Siti Nurjanah, 2015) Bengkel merupakan fasilitas lembaga
pendidikan yang digunakan untuk membina dan meningkatkan ilmu pengetahuan
keterampilan, sehingga mencapai ke tingkat profesional. Semua komponen
bengkel harus dikelola sebaik mungkin sesuai dengan karakteristik alat dan
kelengkapan peralatan yang ada. Terdapat tiga jenis bangkel yang telah didesain
untuk penyelenggaraan lembaga pendidikan kejuruan: (1) Unit laboratory, untuk
memberikan pengalaman yang luas sifatnya spesifik dan mendalam yang
melingkupi cakupan kejuruan; (2) General unit laboratory, lebih luas dari pada unit
laboratory sifatnya mencakup semua kegiatan yang ada di bidang industri; (3)
General laboratory, didesain lebih luas, lebih umum, dan diarahkan untuk

12
pengembangan, karakteristiknya paling tidak melingkupi tiga jenis industri sebagai
kelengkapan alat-alatnya, misalnya kombinasi anatara logam, kayu, dan listrik atau
lainnya. (Brown, 1979:17)
Bengkel digunakan sebagai tempat pelatihan keterampilan para siswa.
Secara garis besar bengkel dapat diartikan sebagai tempat pelatihan, penelitian,
perawatan dan perbaikan peralatan atau tempat produksi. Namun apapun
kegiatannya penggunaan bengkel harus dikonsep dengan baik terlebih daulu
sehingga bengkel menjadi efektif sebagai sarana mencapai tujuan. Untuk mencapai
efektivitas bengkel para pengelola bengkel haruslah menerapkan manajemen
bengkel. Oleh karena itu fungsi-gunsi manajemen juga harus diterapkan pada
pengelolaan bengkel.
Fungsi manajemen bengkel meliputi hal berikut :
1. Perencanaan bengkel, termasuk didalamnya penataan bengkel.
2. Pengorganisasian bengkel (struktur orgnaisasi).
3. Penempatan staf bengkel.
4. Mekanisme pengeloalaan bengkel meliputi administrasi bengkel, prosedur
penggunaan mesin/peralatan, perawatan dan perbaikan mesin.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Menurut Yin (2013, p.1), studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok
digunakan untuk penelitian yang pokok pertanyaannya berkenaan dengan how atau
why. Selain itu, studi kasus digunakan bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang diselidiki, dan bila fokus penelitian
terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.
Pada penelitian ini, kasus yang diteliti adalah keberhasilan manajemen peralatan
bengkel dan laboratorium di pendidikan vokasional sebagai upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan di bengkel dan laboratorium Jurusan
Teknik Mesin di SMK. Adapun pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2019
sampai dengan bulan Juli 2019.

B. Subyek dan Oblek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah guru SMK beserta keseluruhan bagian dan
personal yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di bengkel dan laboratorium.

C. Teknik Pengambilan Data dan Pengolahan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang
berasal dari hasil pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yang
sudah disiapkan. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah
peneliti sendiri. Peneliti adalah sebagai instrumen kunci yang dilengkapi dengan
instrumen pendukung lainnya seperti panduan observasi, pedoman wawancara,
serta panduan dokumentasi.
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan pada
subjek penelitian, mengamati dan mencatat gedung dan sarana prasarana bengkel,
sumber daya manusia, serta instrumen dan peralatan teknologi informasi dan

14
komunikasi yang dimanfaatkan dalam manajemen peralatan bengkel dan
laboratorium di Jurusan Teknik Mesin di SMK.
Informan/nara sumber digunakan sebagai pengumpul data utama. Penentuan
informan disesuaikan dengan fokus penelitian yang akan digali dan informan
yang menguasai permasalahan tersebut. Penentuan informan dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling yakni teknik penentuan
narasumber untuk tujuan tertentu saja. Pengambilan narasumber bukan
untuk mewakili populasi melainkan pada relefansi dan kedalaman
informasi serta didasarkan pada tema yang muncul dilapangan.
Tabel 1 Daftar Informan Penelitian
NO INFORMAAN KODE JUMLAH
1 Ketua Jurusan Program KJ 3 Orang
2 Korbeng dan Korlab KB 14 Orang
3 Guru D 10 orang
4 Toolman T 6 Orang

Sesuai dengan pendapat Nasution (1992:32) yang mengatakan bahwa


sampel berupa hal, peristiwa, situasi yang diobservasi. Sampel berupa responden
yang dapat diwawancarai, sampel dipilih secara purposive bertalian dengan purpose
atau tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini karena dianggap responden paling
memahami tentang apa yang diharapkan.
Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini
adalah yang berhubungan dengan manajemen perawatan dan perbaikan peralatan
yang ada di jurusan teknik pemesinan
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi. Kriteria yang dapat digunakan untuk
meningkatkan dan menentukan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability),ketergantungan (dependability) dan
kepastian (confirmability). Pada penelitian ini peneliti menggunakan derajat
kepercayaan dengan teknik triangulasi, baik pada metode pengumpulan data
maupun sumber data. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui
pemeriksaan data terhadap metode pengumpulan data, yaitu data hasil observasi

15
berupa catatan lapangan, data hasil dokumentasi berupa surat-surat dan dokumen
tertulis lainnya, serta data hasil wawancara berupa transkrip wawancara.
Trianggulasi juga dilakukan dengan pengecekan data kepada sumber informasi
dalam wawancara, membandingkan hasil wawancara dari Ketua jurusan dan dosen.
Selain itu, untuk menjamin keabsahan data wawancara dilakukan konfirmasi antara
hasil wawancara dengan informan untuk memastikan kebenaran hasil wawancara
(confirmability). Caranya adalah dengan memberikan transkrip hasil wawancara
kepada informan untuk diberikan catatan, tambahan informasi, dan diberikan
pengesahan/paraf.
Analisis induktif dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh akan
lebih bermakna. Dalam penelitian ini digunakan analisis induktif untuk menarik
suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang bisa ditarik ke
arah kesimpulan umum. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalan
analisis model interaktif dengan kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi
secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhaaan,
pemusatan perhatian pada data yang relevan sesuai fokus penelitian. Hal ini
dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisir data sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Penyajian Data dengan mengorganisasikan data yang
sudah direduksi. Data tersebut disajikan terpisah antara satu tahap dengan tahapan
yang lain. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu. Dengan
melihat penyajian data, maka dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan. Penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan selama dan sesudah
penelitian. Penarikan kesimpulan tersebut berdasarkan pada fenomena dan pola-
pola hubungan antar fenomena. Jika belum ditemukan atau belum jelas hubugan
yang terjadi antar fenomena, peneliti akan kembali ke lapangan untuk melakukan
klarifikasi melalui verifikasi data. Data tersebut kemudian disajikan untuk ditarik
kesimpulan sementara, kemudian disempurnakan menjadi kesimpulan akhir.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Perencanaan Peralatan Bengkel Teknik Mesin di SMK
Perencanaan merupakan sebuah hal yang penting dalam
melaksanakan kegiatan praktik di bengkel. Perencanaan bertujuan agar
praktik dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya kendala yang tentunya akan
mengganggu. Perencanaan yang kurang merupakan sebuah awal dari gagalnya
kegiatan maka dari itu perencanaan harus disiapkan sebaik mungkin. Perencanaan
yang baik tentunya didapat dari hasil kesepakatan bersama antara pihak yang
terlibat. Pihak yang terlibat dalam perencanaan ini tentunya semua yang terlibat
dalam pembelajaran praktik antara lain ketua jurusan, bendahara, kepala bengkel,
guru, toolman, dan peserta didik.
Prosedur perencanaan peralatan bengkel Teknik Mesin di SMK
dilaksanakan dengan diawali menganalisa kebutuhan peralatan yang didapat dari
rapat jurusan dengan menganut kurikulum yang diajarkan. Hasil dari rapat jurusan
tersebut lalu disesuaikan dengan anggaran tentunya dengan mempertimbangkan
prioritas kebutuhan berdasarkan kurikulum yang ada. Pengadaan peralatan bengkel
terlaksana setiap triwulan atau menyesuaikan pemerintah. Pengadaan dilaksanakan
dengan alur membuat daftar kebutuhan peralatan dan disesuaikan dengan anggaran
yang ditetapkan. Daftar kebutuhan peralatan tersebut lalu diberikan ke dinas, dari
pihak dinas kemudian mengadakan lelang ke beberapa tender, setelah didapatkan
tender dengan harga yang disetujui pihak SMK tinggal menunggu hasil lelang
peralatan ini dikirim ke SMK. Sumber pendanaan untuk pengadaan ini berasal dari
pemerintah, dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan komite. Semua
pengadaan akan didokumentasikan dalam inventaris peralatan.
Bengkel Teknik Mesin di SMK terdiri dari 3 bengkel yang mana bengkel
pemesinan, bengkel fabrikasi, dan laboratorium CNC.

17
Gambar 3. Layout Bengkel Las

Desain ventilasi dan pintu yang lebar dan besar di bengkel sangat membantu
memberi penerangan sehingga dari semua bengkel ini memiliki lampu sudah
cukup. Ditiap bengkel sudah terdapat papan tulis serta tempat sampah, dan alat
kebersihan. Berikut adalah salah satu gambaran layout bengkel Teknik Mesin di
SMK.

Gambar 4. Bengkel Pengelasan

Sesuai permendiknas no 40 tahun 2008 terdapat berbagai aturan tentang


standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada
setiap lembaga pendidikan SMK/MAK secara umum. Sarana dan prasarana ruang
praktik/bengkel di SMK diidentifikasi sebagai berikut luas ruang praktik program
keahlian Teknik Mesin adalah 324 m2 untuk menampung 32 peserta didik,

18
berdasarkan standar yang ada seluas 256 m2 untuk 32 peserta didik tentu ini sudah
memenuhi standar. Luas ruang praktik ini meliputi area kerja bangku seluas 96 m2
yang sudah cukup memenuhi standar yaitu 64 m2, area kerja las oksi-asetilin seluas
96 m2 yang sudah cukup memenuhi standar yaitu 96 m2, area kerja las busur 96
m2 yang sudah memenuhi standar yaitu 48 m2, ruang penyimpanan dan instruktur
seluas 36 m2 yang sudah cukup memenuhi standar 48 m2.
Berdasarkan data yang ada sarana dan prasana di bengkel Teknik Mesin
di SMK sudah memenuhi permendiknas no 40 tahun 2008 yang dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 2. Jenis, Ratio dan Standar Prasarana Ruang Praktik

No Jenis Rasio Deksripsi Hasil

1 Area bengkel pemesinan 8 m2/peserta Kapasitas untuk 32 Sudah cukup sesuai


didik peserta didik. Luas 96 m2. memenuhi standar.
Lebar 8m.

2 Area kerja fabrikasi 6 m2/peserta Kapasitas untuk 32 Sudah cukup


didik peserta didik. Luas 96 m2. memenuhi standar.
Lebar 8m.

3 Area kerja lab CNC 6 m2/peserta Kapasitas untuk 32 Sudah memenuhi


didik peserta didik. Luas 96 m2. standar.
Lebar minimum adalah
8m.

4 Ruang penyimpanan 4 m2/instruktur Kapasitas untuk 1 Sudah memenuhi


dan instruktur instruktur. Luas 36 m2. standar.
Lebar 6m.

Tabel 3. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

No Jenis Rasio Deskripsi Hasil


1 Perabot
1.1 Meja kerja 1 set/area Untuk 1 instruktur. Sudah memenuhi
standar.
1.2 Kursi kerja/stool 1 set/area Untuk 1 instrktur. Sudah memenuhi
standar.

19
1.3 Lemari simpan alat 1 set/area Tersedia 4 lemari untuk Sudah memenuhi
dan bahan menyimpang segala standar.
kebutuhan peralatan
maupun bahan praktik.
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk 1 set/ruang Untuk 1 instruktur. Sudah memenuhi
ruang standar.
penyimpanan dan
instruktur
3 Media pendidikan
3.1 Papan data 1 buah/ruang Untuk pendataan Sudah memenuhi
kemajuan siswa dalamstandar.
pencapaian tugas praktik
dan jadwal.
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung Sudah memenuhi
buah/ruang operasionalisasi standar.
peralatan yang
memerlukan daya listrik
tersedia 4 kotak kontak.
4.2 Tempat sampah Minimum 1 Tersedia 1 buah. Sudah memenuhi
buah/area standar.

2. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Mesin di SMK


Manajemen tidak dapat berlangsung tanpa adanya organisasi, maka dari itu
struktur organisasi merupakan hal yang penting. Struktur organisasi menjelaskan
mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab pada program keahlian Teknik
Mesin. Tujuan dibuat struktur organisasi adalah memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada tiap personil agar dapat menjalankan organisasi secara
terstruktur dengan jelas dan memberikan gambaran mengenai tanggung jawab tiap
pekerjaan yang ditangani setiap anggota. Berikut adalah gambaran struktur
organisasi di SMK seperti pada gambar 6.

Gambar 5. Struktur Organisasi Program Teknik Mesin

20
Berdasarkan hasil observasi di program keahlian Teknik Mesin di SMK
yang terlibat dalam struktur organisasi ini ketua jurusan (KKK TP), kepala UPJ,
bendahara, kepala bengkel, guru, toolman, dan peserta didik. Struktur organisasi
dibentuk berdasarkan SK (Surat Kerja) dari kepala sekolah, dipilih berdasarkan
kompetensi tiap guru, dan tentunya yang memiliki inisiatif serta motivasi. Masa
jabatan dalam organisasi di program keahlian Teknik Mesin di SMK idealnya 4
tahun, namun apabila ada pergantian kepala sekolah biasanya ada pergantian
jabatan dalam organisasi ini.
Pembagian tugas dalam struktur ini dilakukan dengan pemahaman masing-
masing personil itu sendiri. Setiap personil diharapkan memahami posisinya dan
tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi tanpa adanya pembagian
tugas yang jelas itu tidak baik. Struktur organisasi dibentuk bukan hanya untuk
menentukan jabatan, namun juga berfungsi untuk membagi tanggung jawab.
Orang-orang yang terpilih dalam struktur organisasi tentunya harus memiliki sikap
kerja disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Tanggung jawab masing-masing
personil di program keahlian Teknik Mesin adalah:
a. Ketua Jurusan
Ketua Jurusan merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam struktur
organisasi bengkel Teknik Mesin di SMK. Ketua jurusan merupakan penanggung
jawab atas semua yang terlaksana di bengkel Teknik Mesin di SMK. Ketua
jurusan berhak memberi tugas kepada kepala bengkel, guru, dan toolman. Orang
yang berhak menyetujui atau tidak mengenai perencaan peralatan bengkel Teknik
Mesin di SMK adalah ketua jurusan.
Tugas ketua jurusan menyusun program kerja, mengkoordinir kebutuhan bahan dan
peralatan pembelajaran, mampu berkoordinasi dengan ketua jurusan program lain,
mengembangkan sistem pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan
dunia kerja, mengelola sumber daya manusia yang meliputi kepala bengkel, guru,
dan toolman, ,merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan belajar mengajar
praktik di program studi keahlian Teknik Mesin, menginventarisasi peralatan
yang ada di program studi keahlian Teknik Mesin, dan melaporkan hasil
evaluasi program kerja.

21
b. Kepala Bengkel
Kepala bengkel merupakan orang yang berperan penting terhadap segala sesuatu
yang ada dalam bengkel Teknik Mesin di SMK. Semua peralatan dan bahan yang
digunakan untuk praktik merupakan tanggung jawab kepala bengkel. Tugas kepala
bengkel membangun budaya kebersihan, ketertiban dan keselamatan kerja,
menyusun rencana pengembangan bengkel, merencanakan pengelolaan bengkel,
mengembangkan sistem administrasi bengkel, mengkoordinasikan kegiatan
praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan bengkel, memantau
pelaksanaan kegiatan bengkel, mengevaluasi kegiatan bengkel, menyusun laporan
kegiatan bengkel, merumuskan rincian tugas toolman, menentukan jadwal kerja
toolman, dan mengkoordinasikan ketersediaan bahan dan peralatan.
c. Bendahara
Bendahara disini bertugas sebagai seorang yang bertugas mengenai keuangan di
bengkel Teknik Mesin di SMK. Bendahara merupakan orang yang bekerja atas
dasar perintah dan persetujuan dari ketua jurusan. Tugas bendahara menyimpan
dokumen, rekening giro atau keuangan sekolah, mengajukan pembayaran,
membuat laporan penggunaan keuangan BOPS, BOS, komite sekolah dan
sumber lainnya, melaksanakan pengambilan dan pengembalian serta
pembayaran keuangan negara sesuai prosedur yang ada, menyimpan arsip/dokumen
dan SPJ keuangan, membuat laporan keuangan, dan melaporkan hasil laporan
keuangan.
d. DU/DI
Dunia usaha atau dunia industri merupakan komponen yang penting dalam
pembelajaran di jenjang SMK. Siswa yang belajar di SMK diharapkan lulus
langsung dapat bekerja, dengan adanya DU/DI para siswa dapat merasakan
bekerja selagi sekolah yaitu dengan magang. Pengalaman magang para siswa ini
diharapkan agar mampu membuat para siswa sadar akan kehidupan mendatang
dan membantu para siswa mencari pekerjaan.
e. Guru
Guru merupakan orang yang sangat penting dalam berjalannya pembelajaran. Guru
merupakan orang langsung terjun kedalam pelaksanaan pembelajaran. Guru

22
bekerja dibantu oleh toolman untuk keperluan penyiapan bahan maupun
penyiapan peralatan.
Tugas guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, membuat kelengkapan mengajar
dengan baik dan lengkap, melaksanakan kegiatan penilaian proses pembelajaran,
melaksanakan analisis hasil ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program
perbaikan atau pengayaan, mengisi daftar nilai, membuat catatan tentang hasil
kemajuan belajar peserta didik, membuat alat peraga, mengikuti kegiatan
pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum, dan mengumpulkan serta
menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat.
f. Toolman
Toolman merupakan orang yang sangat penting dalam bengkel. Tugas utama
seorang toolman adalah menyiapkan peralatan dan bahan untuk praktik agar saat
praktik berlangsung dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kendala.
Penginventarisasian peralatan juga merupakan tugas seorang toolman.
Tugas toolman menjaga kebersihan, ketertiban, dan keselamatan kerja (K3),
mempersiapkan peralatan dan bahan praktik, mengecek kelayakan peralatan dan
bahan praktik, melayani peminjaman alat dan pengambilan bahan, merawat
peralatan bengkel, memastikan peralatan semuanya kembali seperti sebelum
digunakan, dan menginventarisasi peralatan bengkel.
Evaluasi terhadap struktur organisasi ini dilaksanakan setiap rapat tahun ajaran baru
dan setiap pergantian masa jabatan atau tiap 4 tahun. Evaluasi ini dilaksanakan
untuk mengetahui hasil kerja yang telah terlaksana dan kekurangan apa saja yang
sekiranya perlu diperbaiki. Sosialisasi mengenai struktur organisasi ini sendiri juga
dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi.

3. Pelaksanaan Manajemen Peralatan Bengkel Teknik Mesin di SMK


Pelaksanaan yang ada di bengkel Teknik Mesin di SMK ada banyak ragam seperti
penyiapan bahan, peminjaman alat, dan praktik pembelajaran. Beberapa program-
program yang ada di bengkel Teknik Mesin sudah berjalan dengan baik
seperti pengadaan peralatan, pengorganisasian sdm, perawatan peralatan, dan

23
penginventarisasian. Walau ada yang tidak sepenuhnya berjalan sesuai rencana,
tetapi itu sudah diusahakan semaksimal mungkin.
Pelaksanaan pembelajaran praktik di bengkel Teknik Mesin di SMK tentunya
harus dilaksanakan secara baik-baik. Pelaksanaan yang baik- baik disini
dilaksanakan menganut 2 hal yaitu pembelajaran dan penyimpanan. Pedoman
pembelajaran ini berupa kurikulum digunakan agar pelaksanaan pembelajaran
praktik berlangsung sesuai dengan target yang diharapkan. Pedoman penyimpanan
ini berguna untuk usia pakai peralatan dan bahan praktik yang digunakan agar tetap
dalam kondisi yang baik saat digunakan. Gambaran penyimpanan bahan praktik
yang ada di bengkel Teknik Mesin di SMK.

Gambar 6. Penyimpanan Bahan

Semua yang terlaksana di bengkel Teknik Mesin di SMK tidak mungkin dapat
terlaksana dengan sendirinya tentu ada pihak yang terlibat. Pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan ini antara lain kepala bengkel, guru, toolman, dan peserta didik.
Kepala bengkel bertanggung jawab atas apa yang terlaksana di bengkel dibantu
oleh guru dan toolman.
Penginventarisasian barang selalu dilaksanakan saat ada barang masuk oleh teknisi
atau toolman. Penyimpanan peralatan yang belum terpakai disediakan rak, lalu
peralatan diletakkan sesuai ukuran dari yang paling besar dibawah dan tidak boleh
tumpang tindih, adapun gambarannya dibawah. Penginventarisasian peralatan
merupakan tugas kepala bengkel dan teknisi.

24
Penyiapan bahan praktik dilaksanakan sejak awal semester menganut
kurikulum yang berlaku. Penyiapan bahan praktik dilaksanakan oleh teknisi atau
toolman mengikuti permintaan dari guru praktik. Bahan praktik yang sudah
disiapkan disimpan berdasarkan klasifikasi bahan tersebut agar saat akan digunakan
nantinya dalam kondisi yang baik.

Gambar 7. Penyimpanan Peralatan


Mesin yang ada di bengkel Teknik Mesin di SMK berdasarkan
penggunaannya sebagian sudah cukup, namun sebagian juga masih kurang.
Penggunaan mesin ini menyesuaikan bahan karena pengadaan bahan menunggu
hasil lelang, sehingga menjadi dilema saat akan menggunakan mesin banyak
nantinya akan membuat persediaan bahan boros, namun bila menggunakan sedikit
siswa akan mengantri. Praktik pembelajaran yang ada terlaksana dengan
menyesuaikan persedian peralatan dan bahan.

Gambar 8. Rak Peralatan Tangan

25
Peralatan pembantu atau peralatan tangan dibengkel merupakan kebutuhan
yang harus ada setelah mesin. Setiap bengkel di program Teknik Mesin di SMK
telah tersedia rak untuk menyediakan peralatan tangan sebagai peralatan praktik
seperti yang terlihat dalam gambar 9. Tersedianya peralatan pembantu atau
peralatan ini diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan praktik pembelajaran.

4. Pengawasan dan Pemeliharaan di Bengkel Teknik Mesin di SMK


Pengawasan adalah sebuah hal yang penting, demi keberlangsungan
pemakaian peralatan juga pemeliharaannya. Pengawasan dilaksanakan dengan
harapan dapat memperpanjang usia pakai peralatan. Usia pakai peralatan yang
panjang tentunya akan membantu meminimalisir biaya pengadaan.
Pedoman pengawasan yang dilaksanakan di bengkel Teknik Mesin di SMK yaitu
dengan memastikan peralatan yang ada digunakan sesuai fungsinya. Penggunaan
peralatan yang sesuai fungsinya tentunya akan memperkecil kemungkinan
kerusakan peralatan. Pengawasan yang dilakukan untuk mengontrol peralatan
juga dilaksanakan dengan menggunakan kartu peminjaman alat.
Peralatan yang digunakan terus menerus tentunya akan mengalami
kerusakan, tetapi apabila dilakukan pemeliharaan kerusakan dapat dikurangi.
Pemeliharaan atau perawatan yang dilaksanakan diharapkan dapat memperpanjang
usia pakai peralatan. Perawatan dilakukan oleh siswa, toolman, maupun guru.
Perawatan dilakukan oleh siswa saat selesai praktik dengan membersihkan
peralatan yang telah digunakan. Perawatan yang lebih lanjut dilakukan oleh
guru maupun toolman.
Pengawasan dilaksanakan tentunya setelah adanya pelaksanaan, secara tidak
langsung personil yang terlibat dalam pelaksanaan juga terlibat dalam pengawasan.
Personil yang terlibat dalam pengawasan ini ketua jurusan, bendahara, kepala
bengkel, guru, dan toolman. Alur dalam pengawasan ini dapat dicontohkan
dengan toolman melapor ke guru lalu guru melapor kepada kepala bengkel, dan
kepala bengkel melapor ke ketua jurusan baik secara non-formal maupun formal.

26
Gambar 9. Kartu Peminjaman Alat Praktik

Pengontrolan pemakaian peralatan tangan sangat penting, karena kedisiplinan,


kejujuran, dan tanggung jawab merupakan sikap yang harus yang dimiliki setiap
pribadi. Pengontrolan pemakaian peralatan di bengkel ini dengan melakukan
pengecekan jumlah peralatan sebelum dan setelah selesai praktik dicatat kedalam
kartu peminjaman alat. Peserta didik diharapkan memiliki sikap kerja yang baik
dengan kebiasaan yang seperti ini.

Gambar 10. Kartu Perawatan

Berdasarkan hasil observasi dilapangan terlihat kartu peminjaman peralatan


diisi secara tertib setiap sebelum dan selesai pembelajaran praktik berlangsung,
sehingga pengawasan untuk peralatan praktik ini terlaksana secara rutin dan tertib..
Berbeda dengan kartu peminjaman peralatan, kartu perawatan di bengkel Teknik
Mesin di SMK terlihat kosong dan terakhir diisi pada tahun 2018 tentu saja hal

27
ini kurang baik untuk perawatan peralatan yang ada. Pengawasan dan
pemeliharaan yang baik haruslah seimbang, kondisi yang ada di bengkel
Teknik Mesin di SMK masih kurang baik.
Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya perawatan dengan dilakukan evaluasi
pada akhir tahun maupun awal tahun ajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk
melakukan perbaikan, sehingga ada efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan
bengkel. Laporan hasil evaluasi dilaporkan kepada kepala sekolah untuk membuat
perencanaan kegiatan berikutnya.

B. Pembahasan
1. Perencanaan Peralatan Bengkel Teknik Mesin di SMK
Perencanaan peralatan bengkel Teknik Mesin di SMK seperti yang
dijelaskan oleh ketua jurusan dan kepala bengkel dalam wawancara bahwa
dilaksanakan dengan melalui prosedur yang memiliki beberapa tahapan. Tahapan
yang pertama yaitu analisis kebutuhan berdasarkan kurikulum, tahapan yang kedua
yaitu menentukan skala prioritas, tahapan ketiga menentukan anggaran.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan berdasarkan kurikulum
merupakan tahapan pertama dalam perencanaan peralatan bengkel Teknik
Mesin di SMK. Analisis dilakukan dengan mengadakan rapat antara ketua jurusan,
kepala bengkel, guru praktik, dan teknisi. Kebutuhan peralatan dianalisis
berdasarkan lembar kerja praktik yang sesuai kurikulum, lalu dihitung apa saja yang
dibutuhkan, dan didapatkan apa saja kebutuhannya. Rapat ini dilaksanakan tidak
selalu formal seperti yang dikatakan Kepala Bengkel “Rapat jurusan
dilaksanakan tidak secara formal atau bisa dikatakan rapat harian”. Rapat yang
seperti ini sebenernya kurang baik karena data yang didapat dari hasil rapat non-
formal ini tidak dicatat secara rapi dan ketika suatu saat akan membahasnya
kembali harus mengulang pembahasan tersebut yang tentunya akan membutuhkan
waktu.
Setelah menganalisis kebutuhan kemudian menentukan skala prioritas.
Skala prioritas dibuat dengan mementingkan keberlangsungan praktik, jangan
sampai praktik berhenti ditengah jalan karena kekurangan peralatan maupun bahan.

28
Prioritas ini nantinya dibuat urutan. Urutan priotitas ini sudah jelas mengikuti
kurikulum yang ada, sehingga yang berada dalam urutan prioritas teratas tentunya
menyesuaikan KI KD yang ada di awal-awal tahun ajaran. Penyesuaian anggaran
harus dilakukan sebelum pengadaan berlangsung. Anggaran yang terlalu besar
tentu akan muncul, namun dengan melihat skala prioritas pengadaan bisa
dilakukan secara bertahap dengan mengadakan pengadaan sesuai urutan
prioritas. Perencanaan ini dilakukan setiap awal semester atau tahun ajaran baru.
Menurut Hadari Nawawi (1989 : 16) aspek perencanaan meliputi (a) apa
yang dilakukan; (b) siapa yang harus melakukan; (c) kapan dilakukan; (d)
dimana dilakukan; (e) bagaimana melakukannya; (f) apa saja yang diperlukan
agar tercapai tujuan secara maksimal. Berdasarkan teori tersebut maka dapat
diberikan uraiakan (a) apa yang dilakukan dalam perencanaan merupakan unsur
yang sudah terpenuhi dalam bengkel program keahlian Teknik Mesin. Unsur ini
berkaitan dengan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik yang ada di
bengkel. Unsur ini merupakan hal utama yang harus ada dalam perencanaan
peralatan bengkel Teknik Mesin di SMK dan sudah terpenuhi. Unsur yang sama
pentingnya dengan unsur yang lainnya. (b) siapa yang harus melakukan dalam
perencanaan semua orang yang ada dalam organisasi ketua jurusan, kepala
bengkel, bendahara, guru, dan toolman tentunya sudah ada pembagian tugasnya.
Perencanaan harus jelas tujuan dan darimana datangnya rencana tersebut agar dapat
diketahui siapa yang bertanggung jawab atas perencanaan tersebut. Waktu yang
tepat harus bisa diambil untuk perencanaan agar perencanaan yang direncanakan
dapat berjalan optimal dan bermanfaat. (c) kapan dilakukan perencanaan peralatan
ini dilakukan dalam forum formal dan non-formal yang dilaksanakan hampir setiap
hari, walaupun kurang optimal karena dalam forum non-formal pastinya tidak ada
buku agenda atau catatan hasil forum yang mempersulit saat akan melakukan
pembahasan lanjutan. Forum formal biasanya dilaksanakan saat akhir tahun ajaran.
Penempatan perencanaan haruslah dilakukan dengan sangat berhati-hati, karena
ditakutkan perencanaan yang dilaksanakan bisa saja menjadi sia-sia. (d) dimana
dilakukan perencanaan peralatan dilaksanakan di bengkel Teknik Mesin
ada 3 bengkel sudah dibagi setiap bengkel dan penggunaannya sehingga

29
penempatan perencanaan bisa dilaksanakan lebih mudah. Setiap perencanaan pasti
tidak akan terjadi begitu saja ada beberapa proses yang dilaksanakan. (e)
bagaimana melakukannya, perencanaan peralatan bengkel program keahlian
Teknik Mesin di SMK dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu tahapan yang
pertama analisis kebutuhan berdasarkan kurikulum, tahapan yang kedua yaitu
menentukan skala prioritas, dan tahapan ketiga menentukan anggaran. Banyak hal
yang perlu dilaksanakan agar perencanaan berjalan dengan baik. (f) apa saja yang
harus dilakukan agar tercapai tujuan yang maksimal, tentunya hal baik itu dimulai
dari sendiri maka dari itu setiap orang yang terlibat perencenaan peralatan bengkel
program keahlian Teknik Mesin di SMK harus memiliki sikap yang jujur, disiplin,
dan bertanggung jawab.
Berdasarkan triangulasi data perencanaan dilaksanakan tidak hanya
melaksanakan prosedur perencanaan namun juga membahas persoalan anggaran.
Anggaran untuk perencanaan ini harus jelas mengingat anggaran dalam praktik
pembelajaran di bengkel Teknik Mesin di SMK tidak sedikit. Sumber anggaran ini
didapat dari pemerintah, dana BOS, dan komite.
2. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Mesin di SMK
Struktur organisasi bengkel Teknik Mesin di SMK terlihat masih kurang
baik, meskipun sudah berjalan bertahun-tahun. Terlihat dari gambaran struktur
organisasi yang terpampang di dinding sangat lah sederhana tanpa adanya
pembagian tugas atau job description. Pembagian tugas yang jelas tentunya akan
membantu tiap personil untuk memahami dan melaksanakan tanggung jawab
mereka masing-masing.
Struktur organisasi bengkel Teknik Mesin di SMK dibuat tentunya
menggunakan pertimbangan khusus. Pertimbangan ini dibuat berdasarkan Surat
Kerja (SK) dari kepala sekolah seperti yang dikatakan kepala bengkel bahwa
“Orang-orang yang ada dalam struktur organisasi bengkel dipilih berdasarkan surat
kerja dari kepala sekolah”. Menurut ketua jurusan pemilihan personil yang ada
dalam organisasi ini dipilih berdasarkan kompetensi sesuai dengan hasil
wawancara.

30
Pertimbangan yang dibuat dalam memilih personil struktur organisasi tidak
dilaksanakan tanpa tujuan, tentunya memiliki tujuan. Tujuan ini sudah jelas yaitu
untuk membangun struktur organisasi yang berkembang dan diperlukan sikap
kerja yang baik yang harus dimiliki setiap personil. Adapun sikap kerja yang
harus dimiliki oleh personil dalam organisasi ini yaitu jujur, disiplin, dan
bertanggung jawab.
Pengorganisasian mencakup pembagian tugas, koordinasi, dan wewenang.
Pembagian tugas dalam struktur organisasi bengkel Teknik Mesin di SMK N
1 Pundong ditunjukkan dengan adanya struktur organisasi kerja seperti ketua
jurusan, kepala bengkel, bendahara, DU/DI, Guru, dan Toolman. Berikut
pembagian tugas setiap orang yg terlibat dalam struktur organisasi:
a. Ketua Jurusan
Ketua Jurusan merupakan orang yang bertugas paling penting dan
berkekuasaan paling tinggi dalam struktur organisasi bengkel Teknik Mesin di
SMK. Ketua jurusan merupakan penanggung jawab atas semua yang terlaksana di
bengkel Teknik Mesin SMK. Ketua jurusan berhak memberi tugas kepada kepala
bengkel, guru, dan toolman. Orang yang berhak menyetujui atau tidak mengenai
perencaan peralatan bengkel Teknik Mesin di SMK adalah ketua jurusan.
Tugas ketua jurusan menyusun program kerja, mengkoordinir kebutuhan
bahan dan peralatan pembelajaran, mampu berkoordinasi dengan ketua jurusan
program lain, mengembangkan sistem pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum
dan kebutuhan dunia kerja, mengelola sumber daya manusia yang meliputi kepala
bengkel, guru, dan toolman, ,merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan
belajar mengajar praktik di program studi keahlian Teknik Mesin,
menginventarisasi peralatan yang ada di program studi keahlian Teknik
Mesin, dan melaporkan hasil evaluasi program kerja.
b. Kepala Bengkel
Kepala bengkel merupakan orang yang berperan penting terhadap segala
sesuatu yang ada dalam bengkel Teknik Mesin di SMK. Semua peralatan dan bahan
yang digunakan untuk praktik merupakan tanggung jawab kepala bengkel. Tugas
kepala bengkel membangun budaya kebersihan, ketertiban dan keselamatan kerja,

31
menyusun rencana pengembangan bengkel, merencanakan pengelolaan bengkel,
mengembangkan sistem administrasi bengkel, mengkoordinasikan kegiatan
praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan bengkel, memantau
pelaksanaan kegiatan bengkel, mengevaluasi kegiatan bengkel, menyusun laporan
kegiatan bengkel, merumuskan rincian tugas toolman, menentukan jadwal kerja
toolman, dan mengkoordinasikan ketersediaan bahan dan peralatan.
c. Bendahara
Bendahara disini bertugas sebagai seorang yang bertugas mengenai
keuangan di bengkel Teknik Mesin di SMK. Bendahara merupakan orang yang
bekerja atas dasar perintah dan persetujuan dari ketua jurusan. Tugas bendahara
menyimpan dokumen, rekening giro atau keuangan sekolah, mengajukan
pembayaran, membuat laporan penggunaan keuangan BOPS, BOS, komite sekolah
dan sumber lainnya, melaksanakan pengambilan dan pengembalian serta
pembayaran keuangan negara sesuai prosedur yang ada, menyimpan arsip/dokumen
dan SPJ keuangan, membuat laporan keuangan, dan melaporkan hasil laporan
keuangan.
d. DU/DI
Dunia usaha atau dunia industri merupakan komponen yang penting dalam
pembelajaran di jenjang SMK. Siswa yang belajar di SMK diharapkan lulus
langsung dapat bekerja, dengan adanya DU/DI para siswa dapat merasakan
bekerja selagi sekolah yaitu dengan magang. Pengalaman magang para siswa ini
diharapkan agar mampu membuat para siswa sadar akan kehidupan mendatang
dan membantu para siswa mencari pekerjaan.
e. Guru
Guru merupakan orang yang sangat penting dalam berjalannya
pembelajaran. Guru merupakan orang langsung terjun kedalam pelaksanaan
pembelajaran. Guru bekerja dibantu oleh toolman untuk keperluan penyiapan
bahan maupun penyiapan peralatan. Tugas guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran, membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap,
melaksanakan kegiatan penilaian proses pembelajaran, melaksanakan analisis hasil
ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program perbaikan atau pengayaan,

32
mengisi daftar nilai, membuat catatan tentang hasil kemajuan belajar peserta didik,
membuat alat peraga, mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum, dan mengumpulkan serta menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkat.
f. Toolman
Toolman merupakan orang yang sangat penting dalam bengkel. Tugas
utama seorang toolman adalah menyiapkan peralatan dan bahan untuk praktik agar
saat praktik berlangsung dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kendala.
Penginventarisasian peralatan juga merupakan tugas seorang toolman. Tugas
toolman menjaga kebersihan, ketertiban, dan keselamatan kerja (K3),
mempersiapkan peralatan dan bahan praktik, mengecek kelayakan peralatan dan
bahan praktik, melayani peminjaman alat dan pengambilan bahan, merawat
peralatan bengkel, memastikan peralatan semuanya kembali seperti sebelum
digunakan, dan menginventarisasi peralatan bengkel
Evaluasi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan, karena sebaik-
baiknya manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Evaluasi terhadap struktur
organisasi ini dilaksanakan setiap rapat tahun ajaran baru seperti yang dikatakan
kepala bengkel dalam wawancara “Evaluasi struktur organisasi ada dan
dilaksanakan setiap rapat jurusan yang dilaksanakan tiap ajaran tahun baru atau
minimal tiap semester”. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil kerja
yang telah terlaksana dan kekurangan apa saja yang sekiranya perlu diperbaiki.
Struktur organisasi tentunya memiliki waktu atau biasa disebut masa
jabatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua jurusan “Masa jabatan dalam
struktur organisasi bengkel Teknik Mesin di SMK idealnya selama 4 tahun atau
apabila ada pergantian kepala sekolah dan kepala sekolah baru menghendakinya,
saat itu juga dilaksanan sosialisasi untuk struktur organisasi”. Sosialisasi mengenai
struktur organisasi ini sendiri juga dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi.

3. Pelaksanaan di Bengkel Teknik Mesin di SMK


Pelaksanaan di bengkel Teknik Mesin di SMK merupakan penerapan dari
rencana yang telah dibuat. Pelaksanaan ini berkaitan dengan penginventarisasian

33
alat dan bahan, penyiapan bahan, dan penggunaan peralatan. Pelaksanaan ini juga
bertujuan untuk ke efektifitasan serta efisiensi penggunaan bengkel.
Berdasarkan hasil wawancara dengan toolman penginventarisasian alat dan
bahan dilaksanakan oleh kepala bengkel dan dibantu oleh seorang toolman.
Penginventarisasian dilaksanakan setiap ada barang masuk dan keluar.
Penginventarisasian ini juga merupakan laporan untuk evaluasi di akhir tahun.
Data inventaris juga digunakan untuk mengajukan anggaran perawatan. Data
inventaris ini diawasi oleh wakasarpras sebagai perwakilan dari sekolah.
Penginventarisasian peralatan dilaksanakan agar diketahui jumlah peralatan yang
tersedia dan siap digunakan. Peralatan yang sudah diinventarisasi tidak semuanya
langsung digunakan ada beberapa alat yang masih disimpan.
Penyimpanan peralatan tentunya memiliki kebijakan tersendiri. Kebijakan
mengenai penyimpanan yang ada di bengkel Teknik Mesin ini dengan
disediakannya rak bersekat, lalu ditata sesuai ukuran yang besar berada di bawah
lalu semakin keatas semakin kecil. Hasil lapangan yang ada berbeda masih ada
peralatan yang belum terpakai disimpan dan ditumpuk langsung tanpa diletakkan
di rak bersekat dan ini kurang baik karena bisa saja merusak peralatan yang ada
ditumpukan paling bawah.
Penyiapan bahan praktik itu sangat penting untuk dilakukan. Penyiapan
bahan praktik disini dilakukan setiap awal tahun ajaran dengan mengikuti lembar
kerja yang disesuaikan dengan kurikulum. Bahan yang sudah siap digunakan lalu
disimpan menyesuaikan bahan tersebut agar saat akan digunakan dalam kondisi
yang baik. Penyiapan bahan tidak selesai saja disini masih berlanjut ke
penyimpanan bahan. Penyiapan bahan yang baik itu bukan hanya sekedar
menyiapkan lalu diletakkan ditempat seadanya. Penempatan yang seadanya dapat
merusak bahan praktik yang sudah siap pakai, bahan praktik harus diberi perlakuan
khusus agar bahan praktik tetap dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan
secara optimal. Hasil observasi lapangan yang ada menunjukkan bahwa
penyimpanan bahan praktik dilakukan dengan diletakkan di bengkel praktik.
Penyimpanan bahan praktik akan lebih baik jika dibuatkan ruangan sendiri yang

34
dekat dengan ruang toolman agar memudahkan toolman saat menyiapkan bahan
praktik.
Bahan praktik ini tentunya disiapkan dan dihitung sesuai jumlah siswa
yang ada. Jumlah siswa memang lebih banyak dari jumlah mesin yang ada, ini
menyebabkan saat praktik beberapa siswa harus mengantri, namun apabila diberi
jumlah mesin yang lebih dikhawatirkan persediaan bahan akan lebih cepat habis.
Apabila bahan habis harus menunggu untuk pengadaan bahan, sehingga akan
memakan waktu lagi.
Pengontrolan penggunaan dilaksanakan untuk mengetahui perawatan
yang harus dilakukan terhadap peralatan yang digunakan. Penggunaan peralatan
dikontrol menggunakan kartu pemakaian alat yang diisi sebelum dan setelah
selesai praktik. Kartu pemakaian alat yang diisi secara rutin tentunya akan
memberi gambaran optimal terhadap pemakaian peralatan yang ada. Berdasarkan
hasil observasi kartu pemakaian alat ini sudah lama tidak diisi terlihat trakhir diisi
di tahun 2018. Hal seperti ini tentunya tidak baik untuk perawatan peralatan
nantinya.
Peminjaman peralatan merupakan hal yang terjadi setiap hari dalam praktik
pembelajaran. Peminjaman peralatan yang baik haruslah terkontrol seperti yang
ada di bengkel Teknik Mesin di SMK dengan adanya kartu peminjaman peralatan.
Kartu peminjaman peralatan akan membantu melacak siapa saja yang
meminjam peralatan, dengan demikian peminjam akan bertanggung jawab
terhadap peralatan yang dipinjam tentunya ini melatih sikap kerja siswa untuk
disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil triangulasi data seorang toolman dalam proses
pelaksanaan ini sangat berperan penting. Penginventarisasian dilakukan oleh
seorang toolman dan kepala bengkel setiap ada barang masuk maupun keluar.
Penyiapan bahan dan peralatan yang digunakan untuk praktik juga disiapkan oleh
toolman. Saat praktik pembelajaran berlangsung pengawasan dilaksanakan oleh
guru. Secara tidak langsung pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ini kepala
bengkel, guru, dan toolman.

35
4. Pengawasan dan Pemeliharaan Peralatan Bengkel dan Laboratorium
Pengawasan dilaksanakan agar dapat melihat sejauh mana perencanaan
yang ada berjalan, sudahkah sesuai, atau justru tidak berjalan sama sekali. Tujuan
pengawasan itu sendiri yaitu mencegah adanya kesalahan, penyimpangan, dan
kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana yang ada.
Pengawasan dapat dilaksanakan setiap hari atau dalam jangka waktu
tertentu. Pengawasan yang dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih intens
tentunya lebih baik dibandingkan pengawasan yang dilaksanakan dalam jangka
waktu lama. Pengawasan yang dilaksanakan secara intens memang lebih
memerlukan usaha, namun sudah pasti memiliki data yang lebih akurat.
Pedoman pengawasan yang dilaksanakan di bengkel Teknik Mesin di
SMK yaitu dengan memastikan peralatan yang ada digunakan sesuai fungsinya.
Penggunaan peralatan yang sesuai fungsinya tentunya akan memperkecil
kemungkinan kerusakan peralatan. Pengawasan penggunaan yang terlihat jelas di
bengkel Teknik Mesin di SMK yaitu saat istirahat semua mesin dimatikan untuk
memberi jeda terhadap penggunaan mesin. Pengawasan yang dilakukan untuk
mengontrol peralatan juga dilaksanakan dengan menggunakan kartu peminjaman
alat.
Berdasarkan triangulasi hasil observasi dan dokumentasi yang
ada. Pengawasan yang ada di bengkel Teknik Mesin di SMK ada beberapa
pengawasan yang tidak berjalan intens, untuk pengawasan penggunaan peralatan
bantu praktik yang telah tersedia di rak yang ada di bengkel memang terlaksana
setiap hari. Berbeda dengan pengawasan penggunaan mesin praktik yang tidak
berjalan intens atau bisa dikatakan tidak berjalan karena terakhir diisi di tahun
2018. Pengawasan ini tentunya tidak baik karena data dari pengawasan ini
merupakan landasan untuk melaksanakan perawatan.
Pengawasan berhubungan dengan pemeliharaan atau perawatan. Perawatan
ini dilaksanakan dengan harapan didapatkan usia pakai yang lebih lama. Perawatan
pada peralatan di bengkel Teknik Mesin di SMK dilakukan oleh toolman maupun
siswa setiap setelah praktik dengan cara membersihkan peralatan, perawatan seperti
ini sebenarnya sudah baik namun akan lebih baik lagi apabila dilaksanakan

36
perawatan berkala agar kondisi peralatan yang digunakan untuk praktik mempunyai
usia pakai yang lebih panjang lagi.
Perawatan untuk mesin yang tidak berfungsi dengan cara disingkirkan
dahulu dan dikumpulkan, saat ada anggaran perawatan turun baru dibenarkan, atau
jika memungkinkan dibenarkan tanpa menunggu anggaran. Perawatan mesin yang
seperti sebenarnya bisa diantisipasi dengan metode preventife maintenance,
sehingga mesin-mesin yang digunakan bisa memiliki usia pakai yamg lebih panjang
jika dibanding melakukan perawatan saat mesin sudah tidak bisa dipakai. Memang
tidak bisa dipungkiri perawatan berkala akan memakan waktu, namun akan
membantu untuk usia pakai peralatan.
Perawatan atau pemeliharaan pada bengkel dan laboratorium di SMK
ini sudah berjalan bertahun-tahun. Kepala bengkel merupakan orang yang
bertanggung jawab atas peralatan yang ada dibengkel. Kerusakan biasanya
ditangani oleh kepala bengkel dan teknisi. Mesin yang sudah tidak bisa diperbaiki
atau biaya perbaikannnya terlalu besar maka disingkirkan lalu menunggu untuk
penghapusan.
Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya perawatan dengan harapan
dapat memberi hasil yang lebih baik dari yang telah terlaksana. Evaluasi bengkel
Teknik Mesin di SMK dilaksanakan pada awal tahun ajaran. Hasil evaluasi ini
berupa laporan yang digunakan untuk melakukan perbaikan, sehingga ada
efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan bengkel kedepannya. Laporan hasil
evaluasi dilaporkan kepada kepala sekolah untuk membuat perencanaan peralatan
bengkel Teknik Mesin di SMK berikutnya. Pelaporan ini dilakukan saat rapat awal
tahun ajaran.

37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Perencanaan peralatan bengkel Teknik Mesin di SMK sudah berjalan
dengan terstruktur. Perencanaan peralatan bengkel melibatkan ketua
jurusan, kepala bengkel, guru, dan toolman melalui musyawarah mengenai
kebutuhan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Pengadaan peralatan
dilakukan setiap triwulan, mengikuti anggaran dari pemerintah.
2. Struktur organisasi di bengkel diketuai oleh ketua jurusan yang membawahi
kepala bengkel, guru, dan toolman. Pemilihan personil organisasi dilakukan
oleh kepala sekolah berdasarkan kompetensi. Pergantian struktur organisasi
idealnya setiap 4 tahun, namun mengikuti kepala sekolah karena
biasanya saat kepala sekolah ganti, struktur organisasi juga ganti.
3. Pelaksanaan yang ada di bengkel Teknik Mesin di SMK yaitu
penginventarisasian alat dan bahan, penyiapan bahan, peminjaman alat, dan
penggunaan peralatan dilaksanakan menggunakan kartu-kartu yang
berfungsi sebagai sumber data untuk mengevaluasi pelaksanaan yang ada.
4. Pengawasan di bengkel Teknik Mesin di SMK berbentuk perawatan atau
pemeliharaan dan evaluasi. Pemeliharaan dilaksanakan oleh setiap setiap
selesai praktik dengan membersihkan peralatan. Evaluasi dilaksanakan
setiap akhir tahun atau awal tahun pelajaran, bisa juga insidental, dan saat
rapat jurusan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Memperbanyak pengadaan bahan sehingga ketika praktik berlangsung
siswa yang mengantri bisa lebih sedikit atau mungkin tidak ada lagi.
2. Tiap bengkel diberi layout untuk pejalan kaki, area praktik, dan garis
batas.

38
3. Kartu perawatan dan pemakaian mesin diisi secara berkala untuk
memenuhi data evaluasi, dan diharapkan bisa memberi hasil evaluasi
yang lebih baik.
4. Pengadaan bahan praktik dilakukan mengutamakan skala prioritas,
dengan mengutamakan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk materi
praktik yang akan dilaksanakan diawal tahun ajaran sesuai kurikulum
yang ada.

39
Daftar Pustaka

Bustami Achir. 1995. Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2007. Pedoman Analisis Kebutuhan
Sarana Pendidikan SMK ProgramKeahlian Teknik Mesin Perkakas.
Jakarta: Dikmenjur.
Hasibuan, M. S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.Bumi
Aksara.
Pontas M Pardede. (2005). Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta. Rekso
Hadiprodjo. (2000). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta.
Setaiawan dan Harun. (1981). Keselamatan Kerja dan Tata Laksana
Bengkel.Jakarta. Dikmenjur.
Setiawan dan Harun. 1981. Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel.
Jakarta. Dikmenjur
Soenarto, Organisasi dan Manajemen Pendidikan Teknologi danKejuruan,
PTK, UPI Bandung
Suharsimi Arikunto. (1988). Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud.
Suharsimi Arikunto. (1990). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.
Sukardi. (1992). Statistik Pendidikan. Yogyakarta:.
Sukardi. Thomas. Dkk. 2013, Penelitian ini berjudul: “Pengembangan Model
Running Maintenance Pada Proses Pemesinan di Jurusan Mesin SMK
Rumpun Teknologi se-DIY”, Yogyakarta, UNY

40
Lampiran 1
Curriculum Vitae Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap dan Gelar : Aan Ardian, S.Pd, M.Pd.
2 Jenis Kelamin : L
3 Jabatan Fungsional : Asisten ahli
4 NIP : 19780131 200312 1 002
5 NIDN : 0031017802
6 Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 31 Januari 1978
7 E-mail : ardmesin@yahoo.com & aan_ardian@uny.ac.id
8 No Telp/HP : 08156804942
9 Alamat Kantor : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Karangmalang, Yogyakarta 55281
10 Telepon/Faks : (0274) 520327
11 Lulusan yang telah dihasilkan : S-1= 22 orang; S-2= .... orang; S-3= .....orang
12 Mata kuliah yg diampu : 1. Praktek SMAW
2. Praktek OAW
3. Praktek Pembentukan Bahan
4. Praktek Konstruksi
5. Perancangan Konstruksi Fabrikasi
6. Perawatan dan Perbaikan Mesin

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Universitas Negeri Universitas Negeri Yogyakarta
Tinggi Yogyakarta
Bidang Ilmu Pendidikan Teknik Mesin Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Tahun Lulus 2002 2014
Judul Analisis Pemeliharaan Pengaruh Strategi Pembelajaran
Skripsi/Tesis/Disertasi Peralatan di Bengkel Student Centered Learning Dan
Permesinan SMK di Kota Kemampuan Spasial Terhadap
Yogyakarta Kreativitas Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Perancangan Konstruksi
Fabrikasi
Nama Prof. Dr. Thomas Sukardi Prof Dr. Sudji Munadi
Pembimbing/Promotor

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (juta Rp)
3 2008 Pengaruh Strategi Pengorganisasian Elaborasi DIKTI Rp. 10 juta
Dan Gaya Kognitif Spasial Mahasiswa Terhadap
Hasil Belajar Gambar Mesin

41
4 2014 Implementasi Lesson Study Pada Pembelajaran DIPA Rp. 4,5 juta
Praktek Pembentukan Bahan Sebagai Upaya UNY
Peningkatan Kualitas Pembelajaran

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (juta Rp)
1 2010 IbPE Kelompok Usaha Kerajinan Enceng Gondok DIKTI Rp. 100 juta
2 2011 IbPE Kelompok Usaha Kerajinan Enceng Gondok DIKTI Rp. 100 juta
3 2012 IbPE Kelompok Usaha Kerajinan Enceng Gondok DIKTI Rp. 100 juta
4 2012 IbM Kerajinan Tempurng Kelapa di Bantul DIKTI Rp. 50 juta
5 2013 IbM Kelompok Industri Kecil Pengrajin Emping DIKTI Rp. 50 juta
Mlinjo Di Beji, Pajangan Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
6 2014 IbPE Kerajinan Tempurng Kelapa di Bantul DIKTI Rp. 100 juta
7 2014 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) DIPA Rp. 5 juta
di UKM Wilayah Kabupaten Bantul UNY
8 2015 IbPE Kerajinan Tempurung Kelapa di Bantul DIKTI Rp. 100 juta
9 2015 IbPE Industri Gula Semut di Kabupaten DIKTI Rp. 100 juta
Kulonprogo
10 2015 Pelatihan Manajemen dan Teknik Pemeliharaan DIPA Rp. 6 juta
di UKM Wilayah kecamatan Pajangan UNY
Kabupaten Bantul
11 2016 IbPE Kerajinan Tempurung Kelapa di Bantul DIKTI Rp. 100 juta
12 2016 IbPE Industri Gula Semut di Kabupaten DIKTI Rp. 100 juta
Kulonprogo

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/No
mor/Tahun
1 2008 Pengembangan Model Pembelajaran Jurnal Pendidikan Vol. 17, No.
Brainstorming untuk Meningkatkan Teknologi dan 1, Mei 2008
Kreativitas Mahasiswa Pada Mata Kejuruan,
Kuliah Praktik Fabrikasi
2 2013 Peningkatan Produktivitas Usaha INOTEK, Jurnal Vol. 17, No.
Kegiatan Tempurung Kelapa Melalui Inovasi dan 1, Februari
Konsep Proses Produksi Terpadu Aplikasi Teknologi, 2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No Nama Temu Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1

42
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Tahun Jumlah Penerbit
halaman
1 Karya Teknologi 2016 195 K Media, Yogyakarta
2 Karya Tenologi (Alat bantu 2017 201 K Media, Yogyakarta
fleksibel)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Yogyakarta, 14 Januari
2019
Yang menyatakan,

(Aan Ardian, M.Pd.)


NIP. 19780131
200312 1 002

43
Lampiran 2
Curriculum Vitae Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan
1 Drs. Jarwo Puspito, M.P.
gelar)
2 Jenis Kelamin L/P
3 Jabatan Fungsional Lektor
NIP/NIK/No. Identitas
4 19630108 198901 1 001
lainnya
5 NIDN 0008016303
Tempat dan Tanggal
6 Lumajang, 8 Januari 1965
Lahir
7 E-mail jarwopuspito@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 0822 2014 9766
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT
9 Alamat Kantor UNY
Kampus Karangmalang – Yogyakarta
10 Nomor Telepon/Faks 0274 520327/0274 520327
Lulusan yang Telah S1 = 30 orang (5 tahun: 2013 – 2017)
11
dihasilkan D3 = 20 orang (5 tahun: 2013 – 2017)
1. Perancangan Produk Sem Genap
2. Rekayasa
Sem Genap
Permesinan
3. Gambar Mesin Sem Genap
12 Mata kuliah yang diampu 4. CAD Sem Genap
5. Pemesinan Bubut Sem Genap
6. Kerja Bangku Sem Ganjil
7. Gambar Teknik Sem Ganjil
8. Elemen Mesin Sem Ganjil

B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
UNY UGM
Tinggi

Bidang Ilmu Pendidikan Teknik Mesin Mekanisasi Pertanian

Tahun Masuk – Lulus 1983-1988 1993-1997

Pengaruh Minat Pada Identifikasi Parameter


Ketrampilan Pengerjaan Rancang Bangun Bajak
Judul Skripsi/Tesis/
Logam Dengan Prestasi Lorong (Mole Plough)
Desertasi
Hasil Belajar Mapel Untuk Memprediksi
Praktek Dasar Kejuruan Kebutuhan Daya Penarikan
Nama Pembimbing Prof. Dr. Pardjono, M.Sc. Dr. Ir. Abdul Rozaq

44
Drs. Subiyono, M.P. Ir. Handoyo, M.Eng.

C. Pengalaman Penelitian
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Juta Rp)
Pengembangan Mulmed Interaktif
1. 2009 Untuk Mendukung Penerapan Atam Di FT UNY 5
Jurusan Diknik Mesin
Implementasi Program Terpadu Praktek
2. 2013 Industri Dan Proyek Akhir Untuk FT UNY 10
Percepatan Lulusan
Analisis Kesalahan Esensial Hasil
3. 2014 FT UNY 10
Perancangan Proyek Akhir Mahasiswa
Penjaminan Mutu Implementasi
4. 2015 LPPM UNY 20
Program Praktek Industri Dan Proyek
Akhir Terpadu
5. 2016 Evaluasi Pelaksanaan E-Monev PBM FT UNY 5
Rekayasa Aplikasi Data Base Produk
6. 2016 LPPM UNY 15
Inovasi Dan HKI

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

45
Pendanaan
No. Tahun Judul Pegabdian kepada Masyarakat Jumlah
Sumber
(Juta Rp)
Perancangan Dan Pembuatan Mesin
1 2006 DIKTI 10
Pembuat Tutup Botol
Perancangan Dan Pembuatan Mesin
2 2006 Pembuat Kancing Baju Berbahan DIKTI 10
Tempurung Kelapa
Pelatihan Pembuatan Tungku Arang Hemat
3 2008 FT UNY 5
Energi Dengan Bahan Baku Kaleng Bekas

4 2009 Pengembangan Usaha Perikanan Air Tawar DIKTI 10

Rancang Bangun dan Pembuatan Kompor


5 2015 FT UNY 7,5
Bioetanol Sederhana Untuk Karang Taruna

Rancang Bangun dan Pembuatan Kompor


6 2016 FT UNY 7,5
Bioetanol Sederhana Untuk Ibu-Ibu PKK

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal


No
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Tahun
.
Jurnal Pendidikan Teknologi
Peranan Analisis Dimensional
1. dan Kejuruan FPTK IKIP 1999
Pada Penelitian Eksperimen
Yogyakarta
2. Perontok Padi Mobil (Mobile
Jurnal Inoteks Lembaga PPM
Threser) Yang Mampu Ke Lokasi 2001
UNY
Pemanenan.
Meningkatkan Efisiensi Termis
Kompor Minyak Tanah Dengan Jurnal Penelitian Saintek
3. 2002
Menerapkan Prinsip Efek Rumah Lemlit UNY
Kaca
Model Empiris Lenturan Balok Jurnal Dinamika Jurusan
4. 2003
Cantilever Diknik Mesin FT UNY
Pembuatan Mesin Ketam Untuk
Jurnal PPT DPPPM Dirjen
5. Pengrajin Kayu Glugu Sebagai 2003
Dikti Depdiknas
Penunjang Ekspor Non Migas
Rancang Bangun dan Pembuatan
Meja Putar Keramik untuk Jurnal Inoteks Lembaga PPM
6. 2004
Pengrajin Gerabah di Pundong UNY
Bantul Yogyakarta

46
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
-
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
1. Perhitungan Dasar Elemen Mesin, K-Media, Yogyakarta, 2015
2. Diktat Perancangan Produk
3. Diktat Rekayasa Permesinan

H. Pengalaman Perolehan HKI


Drafting Paten: Kompor Minyak Rumah Tangga Dengan Menerapka Efek
Rumah Kaca

I. Pengalaman Perumusan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


1. Sekretaris Jurusan Diknik Mesin |FT UNY
2. Kaprodi D3 Teknik Mesin FT UNY
3. Anggota Sentra HAKI UNY
4. Anggota Divisi Monev UNY
5. Anggota Senat FT UNY

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian.
Yogyakarta, 14 Januari 2019
Yang menyatakan,

(Drs. Jarwo Puspito, M.P.)


NIP. 19630108 198901 1 001

47
Lampiran 3
Curriculum Vitae Anggota Peneliti

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Prof. Dr. Sudji Munadi, M.Pd.
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Jabatan Fungsional : Guru Besar
4. NIP/NIK/Identitas : 19530310 197803 1 003
5. NIDN : 0010035307
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Muara Enim, 10 Maret 1953
7. E-mail : sudji.munadi@yahoo.co.id.
8. Nomor Telepon/Hp : (0274) 4333816 / 08164267383
9. Alamat Kantor : Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281
10. Nomor Telepon/Faks : (0274) 520327

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan IKIP Yogyakarta IKIP Jakarta Universitas Negeri
Tinggi Yogyakarta
Bidang Ilmu Pendidikan Teknik Penelitian dan Penelitian dan Evaluasi
Mesin Evaluasi Pendidikan Pendidikan
Tahun Masuk- 1973 – 1978 1982 – 1987 2000 – 2006
Lulus
Judul Skripsi/Tesis/ Evaluasi Pengaruh Sifat Ingin Konstruk Alat Ungkap
Disertasi Pengajaran Pompa Tahu, Motivasi Orientasi Pilihan
Kompresor Kelas 3 Praktek, dan Bidang Keahlian Siswa
STM Negeri 2 Kreativitas terhadap SMP dan Faktor-
Jetis, Yogyakarta Prestasi Praktek Faktor yang
Mahasiswa S1 mempengaruhinya
Pendidikan Teknik
Mesin FPTK – IKIP
Yogyakarta
Nama Drs. Suyata, M.Sc. Moh. Amin, Ph.D. Prof. Djemari Mardapi,
Pembimbing/Prom Drs. Djoemadi Sukamto, Ph.D. Ph.D.
otor Prof. Sukardi, Ph.D.
Prof. Slamet, P.H.,
Ph.D.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber
(Juta Rp)
1 2007 Orientasi Pilihan Karir Mahasiswa DIPA 5
UNY

48
D-3 Program Studi Teknik Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
2 2008 Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil DIPA 5
Belajar pada Pelaksanaan Program UNY
Pembelajaran di Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta
3 2008 Pengembangan Modul Pembelajaran DPPM 30
Konstruktivistik Kontekstual Berbantuan
Komputer (Modul Elektronik) pada Mata
Diklat Pemesinan
4 2009 Pemetaan Guru SMK: Studi Eksploratif di DPPM 90
Wialayah Provinsi DIY, Kalsel,dan Kaltim
5 2010 Pengembangan Model Penyiapan dan DPPM 35
Penjaminan Mutu Guru Pasca Sertifikasi.
6 2011 Analisis Kinerja FT-UNY dalam DIPA 8
Pelaksanaan Pembelajaran UNY
7 2012 Profil Kompetensi Asesmen Pembelajaran DIPA 25
Mahasiswa PPL-KKN FT-UNY Di SMK UNY
Kelompok Teknologi dan Rekayasa Daerah
Istimewa

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Jml
Sumber
(Juta Rp)
1 2007 Rancang Bangun Mesin Pres Polibag untuk DPPM 15
Pembibitan Jamur Kuping dan Tiram
Kapasitas 600 Pcs/Jam.
2 2007 Penerapan Teknologi Pengujian Geometrik DIPA 7,5
Mesin untuk Peningkatan Kualitas PBM UNY
Praktik Kerja Mesin Perkakas bagi Guru
SMK Swasta di Kabupaten Sleman DIY.
3 2008 Pelatihan Pengembangan dan Implementasi DIPA 10
Media Pembelajaran Berbantuan Komputer UNY
bagi Guru SMK Kelompok Teknologi
Industri
4 2009 Pelatihan Teknologi Pengujian Geometrik DIPA 10
Mesin bagi Guru SMK Swasta untuk UNY
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Praktik Kerja Mesin.
5 2012 Pengembangan Perangkat Komputer DIPA 10
Pelatihan Penentuan Analisis Butir bagi UNY
Guru-Guru SMP Kabupaten Gunung Kidul.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

49
Volume/No/T
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
ahun
1. Orientasi Pilihan Karir oleh Mahasiswa D- Jurnal Kependidikan 16/2/2008
3 Program Studi Teknik Mesin FT UNY Teknologi Kejuruan
2 Analisis Daya Prediksi Tes Seleksi Masuk Jurnal Pendidikan 18/2/2009
Program D-3 Reguler Fakultas Teknik Teknologi Kejuruan
Universitas Negeri Yogyakarta terhadap
Prestasi Akademik Mahasiswa D-3 Teknik
FT UNY
3 Pemetaan SMK: Studi Eksploratif di Jurnal Kependidikan 40/1/2010
Provinsi DIY, Kalsel, dan Kaltim
4 Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil Cakrawala 30/1/2011
Belajar pada Pelaksanaan Program Pendidikan
Pembekajaran di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1 Seminar Internasional Transformasi Teknologi Pada Universitas Negeri
tentang Peran Pendidikan Pendidikan Kejuruan Padang, tanggal 3
Teknologi dan Kejuruan s.d. 6 Juni 2008
2 Seminar Nasional tentang Implementasi Transformasi Universitas Negeri
Pendidikan Vokasi Teknologi dalam Yogyakarta,
Meningkatkan Kualitas tanggal 18 Mei
Pembelajaran Kejuruan 2009
Bidang Teknik
3 Seminar International The Development of a Modul Yogyakarta, 18
Vocational Education and for Computer Aided May 2010
Training Contextual Constructivism
Learning in the Subject of
Machining
4 Workshop dan Penyusunan Analisis Kualitas Soal untuk Universitas Negeri
Instrumen Evaluasi Afektif Penilaian Aspek Afektif. Yogyakarta,
Mata Kulilah tanggal 11 Juni
Pengembangan 2008
Kepribadian (MPK)

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1 Pengembangan Ilmu Universitas Negeri
Humaniora Teori dan 2010 150 Yogyakarta
Aplikasi.

50
2 Dasar- Dasar 2011 268 .ISBN: 978-602-
Pengukuran Geometris 8429-38-2. 2011
Produk Permesinan Penerbit Fakultas
IlmuKeolahragaan
UNY
3 Memahami Orientasi 2012 90 ISBN: 979-8418-73-
Pilihan Bidang Keahlian 5. Penerbit UNY
Siswa SMP Press

H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 5 Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis/Rekayasa
Tempat Respon
No Sosial Lainnya yang Telah Tahun
Penerapan Masyarakat
Diterapkan
1 Sebagai Anggota Tim Ahli 2008 Semua Positif
Panduan Pengendalian Mutu Jenjang
Soal Ujian Nasional Sekolah
2 Sebagai anggota tim 2010 LPTK Positif
pengembang soal uji penyelenggara
kompetensi sertifikasi guru PLPG
bidang teknik Mesin PLPG

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Yogyakarta, 14 Januari
2019
Yang menyatakan,

(Prof. Dr. Sudji Munadi)


NIP. 19530310
197803 1 003

51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai