Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN UMUM SAFETY DI LABORATORIUM IPA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengelolaan Laboratorium IPA

Dosen Pengampu:
Dr. Afreni Hamidah, S.Pt., M.Si.
Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D.
Dr. Yusnaidar, S.Si, M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 1
Nova Andriani (P2A522005)
Muhammad Tommy (P2A522008)
Sendi Okta Saputra (P2A522014)
Uci Fatonah (P2A522023)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Pedoman Umum Safety di Laboratorium IPA” ini tepat pada waktunya.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium IPA.
Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan makalah
ini, namun dengan motivasi dan dorongan yang telah diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mungucap terimakasih
kepada:

1. Ibu Dr. Afreni Hamidah, S.Pt., M.Si., Bapak Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D. dan
Ibu Dr. Yusnaidar, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium IPA;
2. Teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penulis buat tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jambi, 15 April 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1 Pengertian, Peran dan Fungsi Laboratorium ................................ 3
2.2 Dasar-dasar K3 diLaboratorium................................................... 4
2.3 Upaya Terciptanya K3 ............................................................... 10
2.4 Hasil Observasi .......................................................................... 17
2.5 Desain Laboratorium .................................................................. 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 25
3.2 Saran ........................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar
mengajar, sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus
mempunyai sifat yang nyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman
artinya selalu kebutuhan atau keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia
ditempat yang semestinya atau mudah diakses bila digunakan. Sedangkan
laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material berbahaya
dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan keamanannya.
Laboratorium merupakan jantung dari kegiatan pembelajaran sains, khususnya
pembelajaran IPA, karena laboratorium merupakan tempat untuk melihat,
mencoba, menguji, menilai konsep-konsep sains yang dipelajari hingga siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sains. Belajar sains yang hanya
dilakukan melalui membaca buku maupun mendengarkan dari penjelasan guru
(sabda) tidaklah lengkap tanpa disertai dengan melakukan kegiatan sains yang
sebagian besar dilaksanakan di laboratorium. Melalui kegiatan laboratorium peserta
didik dapat mengkaji kebenaran konsep yang dipelajari secara teroretis melalui
analisis kritis berdasarkan kemampuan intelektualnya.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf professional yang terampil belum tentu
dapat berfungsi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen aboratorium adalah suatu
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari (Gusti
Lanang Wiratma, 2015).
Kesehatan dan keselamatan kerja sanagat penting bagi kita untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, tetapi juga dapat
mengganggu proses praktikum secara menyeluruh.

1
Keadaan aman dapat diciptakan dari internal diri untuk menjaga dan melindungi
diri sendiri. Kecelakaan dapat terjadi dengan membawa akibat bagi diri sendiri
maupun orang lain serta lingkungannya sehingga kesadaran untuk menjaga dan
melindungi diri merupakan tanggungjawab moral dalam keselamatan kerja dan
berperan penting dalam pencegahan kecelakaan. Di samping itu, setiap
laboratorium selalu membuat aturan tentang bagaimana seharusnya bekerja di
dalamnya. Disiplin diri terhadap aturan yang berlaku turut memegang peran penting
dalam keselamatan kerja. Dua faktor di atas merupakan faktor manusia, yang
merupakan faktor terbesar kecelakaan di dalam laboratorium
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka disusun makalah yang
berjudul “Pedoman Umum Safety di Laboratorium IPA” agar pembaca dapat
mengetahui keselamatan kerja selama berada dilaboratorium.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah berikut ini:
1. Apa peran dan fungsi laboratoium?
2. Bagaimana dasar-dasar tentang kesehatan dan keselamatan kerja
dilaboratoium?
3. Bagaimana upaya terciptanya keselamatan kerja laboratorium?
4. Bagaimana hasil observasi disekolah apakah sudah sesuai dengan standar K3?
5. Bagaimana desain laboratorium IPA?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah:
1. Mengetahui peran dan fungsi laboratorium.
2. Mengetahui dasar-dasar tentang kesehatan dan keselamatan kerja
dilaboratoium.
3. Mengetahui upaya terciptanya keselamatan kerja laboratorium
4. Mengetahui hasil observasi disekolah apakah sudah sesuai dengan standar K3
5. Mengetahui desain laboratorium IPA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Peran dan Fungsi Laboratorium


Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan dan
dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, laboratorium merupakan
tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian
ujicoba peneltian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat
ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar tau ruangan terbuka.
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan
yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain (Emda,
2017)
Menurut Emda (2017) Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian,
percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu:
- Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan
praktik
- Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan
siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium
tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga
menuntut seseorang untuk melakukan eksperimentasi.
- Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan
dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
- Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat
media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan

3
kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi
yang akan dilakukan.
- Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari
kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.
- Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat
dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
- Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai
masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran,
masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat yamg
membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
- Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang
masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata
2.2 Dasar-dasar Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja diLaboratoium
Keselamatan dalam bekerja di laboratorium merupakan hal yang penting dan
harus diperhatikan. Karena sedikit saja kita bekerja tanpa memperhatikan segala
aturan yang telah ditetapkan di laboratorium, itu dapat berakibat fatal pada diri
sendiri maupun bagi orang lain yang berada disekitar kita sehingga mulai hal-hal
kecil yang merupakan persyaratan bekerja di laboratorium sampai hal-hal yang
besar menyangkut keselamatan bekerja di laboratorium, harus diketahui dan ditaati
oleh semua orang yang bekerja di laboratorium. Kecerobohan seseorang dan tidak
mematuhi aturan yang telah ditentukan dalam bekerja di laboratorium, dapat
mencelakakan orang orang tersebut, bahkan dapat mematikan.
Mengenali Potensi Bahaya
Kecelakaan kerja didalam laboratorium kimia dapat disebabkan oleh zat-zat
kimia maupun kecelakaan yang disebabkan oleh alat-alat yang ada didalam
laboratorium seperti alat-alat gelas. Zat kimia dapat masuk kedalam tubuh manusia
melalui tiga cara yaitu melalui organ pernafasan, oral atau mulut, dan kulit. Masing-
masing dari hal tersebut mempunyai penanganan yang berbeda-beda.

4
Berikut merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan
kerja:
- Faktor manusia
- Faktor material/bahan/peralatan.
- Faktor bahan/sumberdaya
- Faktor yang dihadapi (pemeliharaan/perawatan)

Adapun sumber bahaya umumnya terjadi pada saat praktikum dilaboratorium


adalah sebagai berikut
- Aliran listrik
- Keracunan
- Api

Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan
dalam:
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit
Menurut Adisendjaja (2004) terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh
banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal
berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium:
- Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
prosesproses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan laboratorium.
- Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.

5
- Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan laboratorium.
- Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
pelindung kegiatan laboratorium.
- Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
- Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
- Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan
Menurut Redjeki (2016) sebelum menggunakan labor perlu pengetahuan
tentang simbol yang ada di laboratorium. Simbol-simbol ini biasanya ditemukan
pada bahan kimia. Tujuannya yaitu untuk menjaga peneliti atau siapa saja yang ada
di lab tersebut tetap aman.

Simbol-simbol keselamatan kerja dilaboratorium


Simbol Keterangan
Irritant Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
Contoh : kloroform, natrium hidroksida, butalon, uap
bromin, hidrogen peroksida, dan gas klorin
Toxic Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian jika tertelan atau terhirup
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, Hindari
kontak langsung dengan kulit
Contoh : merkuri, sianida, fenol, dan gas asam sulfida
Corrosive Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kuit, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan kulit mengelupas
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari
dari benda-benda bersifat logam
Contoh : oksida dan klor

6
Simbol Keterangan
Flammable Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas
atau loncatan bunga api
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api
Contoh : Minyak terpentin, alkohol dan gas etuna
Oxidizing Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat
kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor
Contoh : Hidrogen proksida, Kalium perklorat
Explosive Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan
Tindakan : Hindarkan pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik
Contoh : Amonium nitrat dan nitroselulosa
Radioaktive Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara
spontan
Contoh : Uranium, Tritium

Dangerous for enviromental Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan
Contoh : tetraklorometan

7
Simbol-simbol Keamanan Fisik
Simbol Keterangan

Diperlukan sarung tangan

Diperlukan sepatu boots

Diperlukan pakaian pelindung

Diperlukan kacamata pengaman

Diperlukan masker gas

Diperlukan pelindung wajah

Diperlukan pelindung telinga

Bahan Kimia yang Berbahaya


Sifat Contoh
Asam Sulfat
Korosif
Asam Klorida
Timbal
Beracun Raksa
Karbon Monoksida
Asam Asetat
Astaldehida
Aseton
Pelarut yang mudah terbakar Benzena
Karbon Disulfida
Etil Alkohol
Hidrogen Sulfida
Oksigen
Gas yang mudah terbakar
Hidrogen

8
Sifat Contoh
Metana
Aluminium
Magnesium
Padatan dan serbuk yang
Seng
mudah terbakar
Kalium
Natrium

Bahan Biologis yang Berbahaya


Bahan Keterangan
Terdapat sejumlah mikroorganisme yang patogen ataupun
tidak patogen yang dihasilkan dari kegiatan biologi. Secara
langsung atau tidak langsung, mikroorganisme patogen dapat
Mikroorganisme
menginfeksi tubuh. Biakan mikroorganisme pada cawan petri
atau tabung reaksi harus disegel dengan baik dan diberi label
keterangan
Hewan yang digunakan untuk kegiatan biologi harus benar-
benar sehat dan tidak mengidap penyakit yang dapat menular
pada manusia, seperti salmonellosis, cacing gelang, dan
Hewan Percobaan beberapa infeksi lainnya. Selain itu, juga harus diketahui
hewan beracun atau tidak bila menggigit atau menyengat.
Resiko lain yang ditimbulkan yaitu mengakibatkan alergi, baik
pada kulit maupun pernapasan.
Beberapa tanaman ada yang beracun, misalnya minyak kastroli
yang dihasilkan yang dihasilkan oleh biji tanaman jarak
(Ricinus communis). Bahkan, beberapa tumbuhan sangat
Tanaman Beracun
beracun bila termakan. Serbuk sari, duri, dan beberapa jenis
daun dapat menimbulkan alergi pada kulit dan saluran
pernapasan

Bahaya dalam Laboratorium Fisika


Sumber Keterangan
Peralatan listrik mempunyai resiko korsleting hingga
kebakaran jika terkena air. Selain itu, peralatan listrik juga
Peralatan Listrik rentan terhadap goncangan atau benturan. Selain peralatan,
instalasi listrik seperti kabel, saklar, dan stop kontak perlu
diperiksa secara rutin
Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi bahaya
radiasi eksternal (sumber radiasi berada di luar tubuh) dan
Bahan Radioaktif bahaya radiasi internal (sumber radiasi berada di dalam tubuh).
Pengaturan waktu kontak, jarak, dan pemakaian pelindung
sangat membantu untuk menekan dosis radiasi yang diterima.

9
2.3 Upaya Terciptanya Keselamatan Kerja Laboratorium

Pelaksanaan keselamatan kerja dilaboratorium merupakan salah satu bentuk


upaya untuk mewujudkan tempat kerja yang aman, sehat, bebas polusi guna
mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Ruang laboratorium yang
memenuhi standar merupakan salah satu faktor untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja. Persyaratan tersebut antara lain kondisi ruangan, penataan
ruangan, kelengkapan alat keselamatan, nomor telepon penting (pemadam
kebakaran, petugas medis) dan lain sebagainya. Ada sistem ventilasi yang baik di
ruang laboratorium. Proses aliran udara yang stabil. sirkulasi udara segar di dalam
ruangan. Keduanya harus dilihat dengan hati-hati. Semakin baik sirkulasi udara,
semakin sehat kondisi laboratorium (Rahmantiyoko, 2019).
Aturan umum menyangkut hal - hal sebagai berikut :
- Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan;
- Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya
bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya;
- Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium;
- Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain;
- Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K);
- Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja;
- Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran
dan kepala Laboratorium;
- Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium;
- Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas
meja kerja.

10
Adapun peraturan atau tata tertib siswa (praktikan) selama berada didalam
laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Sebelum Praktikum
- Praktikan wajib datang tepat waktu.
- Praktikan tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa izin
- Praktikan diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium setelah semua peralatan
siap dan dalam kondisi layak digunakan.
- Praktikan yang terlambat kurang dari 15 menit diperkenankan memasuki
Laboratorium setelah mendapat izin.
- Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki
Laboratorium (kecuali alasan tertentu).
- Praktikan tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang
Laboratorium, kecuali untuk praktikum
2. Selama Proses Praktikum
- Tidak diperkenankan bekerja menurut kemauan sendiri
- Tidak diperkenankan bersendau gurau dan mengganggu teman lain yang sedang
bekerja.
- Mencoba-coba alat atau bahan praktikum yang membahayakan diri sendiri atau
orang lain.
- Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
- Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan atau sesuai anjuran guru.
- Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang secukupnya.
- Jika dalam praktikum praktikan merusakkan/ memecahkan alat, maka yang
bersangkutan wajib menggantinya
- Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar, tertusuk,
tertelan bahan kimia) harap segera melapor.
- Dilarang mencicipi/ memakan sesuatu dalam praktikum kalau tidak disuruh
untuk melakukannya.
- Bertanyalah apabila kurang paham tentang praktikum yang akan dilaksanakan.
- Label/ etiket bahan yang rusak/ hilang harap segera dilaporkan.

11
- Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya.
- Jagalah bermain-main selama praktikum berlangsung.
- Menggunakan alat-alat / bahan-bahan kimia diluar petunjuk praktikum tanpa
izin pembimbing
- Mencoba-coba mencampurkan zat -zat kimia yang tersedia tanpa seizin
pembimbing atau yang tidak sesuai dengan buku petunjuk praktikum
- Membuang sampah yang tidak larut dibak cuci sebab akan menyumbat saluran.
Buanglah sampah ditempat sampah.
3. Setelah Praktikum
- Cuci tangan setelah praktikum berakhir.
- Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat
semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai.
- Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam
keadaan bersih, kursi diletakkan diatas meja, kran air dan gas ditutup rapat,
kontak listrik dicabut.
- Dilarang membawa alat-alat dan bahan laboratorium ke luar laboratorium tanpa
seijin petugas.
- Membuat laporan sementara (data percobaan) dan di paraf oleh laboran
- Membuat laporan lengkap seminggu setelah percobaan dan menyerahkan
kepada pembimbing, sebelum pelaksanaan praktikum selanjutnya.

Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium


1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum
2. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata;
jas laboratorium untuk melindungi pakaian; pelindung lengan, tangan, dan jari
untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lainnya; dan sepatu
tertutup untuk melindungi kaki
3. Dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum.

12
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan keran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan keran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan
sesudah praktikum selesai

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja untuk Menjamin


1. Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium
2. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan

Menurut Nugroho (2020) pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan


terhadap penggunaan bahan-bahan kimia adalah sebagai berikut:
1. Bahan kimia beracun
- Lakukan percobaan yang menghasilkan gas beracun di dalam lemari asam.
- Sebelum percobaan dilakukan, pastikan sirkulasi udara yang memadai di
laboratorium.
- Gunakan alat pelindung pernapasan, seperti masker.
- Tidak makan dan minum di dalam laboratorium.
2. Bahan kimia korosif
- Hindari kontak dengan tubuh, dengan memakai pelindung/proteksi, seperti
sarung tangan dan kacamata pelindung.
- Simpan zat-zat tersebut di tempat yang aman
3. Bahan kimia mudah terbakar
- Jauhkan dari percikan atau sumber api.
- Pahami Teori Segitiga Api, yaitu ada bahan mudah terbakar, ada panas dan
energi yang cukup, serta oksigen yang cukup.

13
- Kenali tempat dan alat pemadam kebakaran.
4. Bahan kimia reaktif terhadap air
- Jauhkan dari air.
- Simpan pada tempat kering.
- Simpan pada tempat yang terlindung dari air.
5. Teknik Percobaan
- Lakukan percobaan sesuai petunjuk dan penuntun praktikum.
- Jangan lalai dan bersikap ceroboh.
- Selalu perhatikan petunjuk penggunaan alat dan per- alatan, serta prosedur
kerja.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium, praktikan harus
menggunakan alat pelindung diri yang merupakan bagian penting dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. kecelakaan kerja dapat terjadi jika
tidak mengikuti prinsip (Solichin et al., 2014).
Berikut ini adalah Peralatan pelindung diri standart digunakan di
laboratorium:
1. Jas laboratorium : melindungi badan dari percikan bahan kimia berbahaya.
Pakaian pelindung harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila
terjadi kecelakaan atau pengotoran oleh bahan kimia
2. Kacamata keselamatan : melindungi mata dari percikan bahan kimia. Idealnya
setiap siswa memilikinya. Kacamata pelindung harus nyaman dipakai dan
cukup ringan. Kacamata pelindung perlu dipakai bila bekerja dengan asam,
bromin, ammonia, atau bila bekerja di bengkel seperti memotong logam
natrium, menumbuk, menggergaji, menggerinda dan pekerjaan sejenis yang
memungkinkan terjadinya percikan ke mata
3. Sepatu : melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia tumpah. Sepatu
khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya yang padat harus dipakai saat
bekerja di laboratorium atau bengkel. Jangan menggunakan sandal untuk
menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda
berat.
4. Pelindung muka : melindungi muka dari panas

14
5. Masker gas : agar gas berbahaya tidak terhirup
6. Kaos tangan : melindungi tangan dari ceceran larutan kimia. Sarung tangan
karet diperlukan untuk menangani bahan-bahan korosif seperti asam dan alkali.
Sarung tangan kulit digunakan untuk melindungi tangan dan jari dari
bendabenda tajam seperti pada saat bekerja di bengkel. Sarung tangan asbes
diperlukan untuk menangani bahan-bahan panas. Sarung tangan karet perlu
disimpan dengan baik dan perlu ditaburi talk agar tidak lengket saat disimpan
7. Pelindung telinga : melindungi telinga dari bising peralatan tertentu

Upaya Terciptanya Keselamatan Kerja dalam Praktikum


1. Peralatan kerja ditempatkan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu
pekerjaan. Penataan peralatan yang menggangu kerja dapat mengakibatkan
kecelakan yang dapat merusakan peralatan tersebut dan juga membahayakan
diri sendiri
2. Penataan lampu dan sumber cahaya sedemikian rupa sehingga seluruh ruangan
berpotensi mendapat penerangan yang memadai. Jika suatu bagian ruangan
terlalu gelap, dapat mengakibatkan seseorang menabrak atau menyenggol
peralatan praktikum.
3. Mesin atau peralatan yang berputar yang mengakibatkan getaran pada meja,
jangan dipasang berdekatan dengan peralatan praktikum. Hal ini supaya
peralatan aman dari getaran yang dapat menyebabkan peralatan goyang ataupun
jatuh ke lantai.
4. Jenis lantai dan permukaan meja hendaknya terbuat dari bahan yang tahan
kimia. Permukaan meja dan lantai yang tidak tahan bahan kimia akan cepat
rusak dan dapat menyebabkan peralatan-peralatan praktikum tidak dapat
diletakkan dengan baik.
5. Ventilasi atau fasilitas sirkulasi udara harus terjamin dan berfungsi dengan baik.
Udara yang segar adalah udara yang sehat. Jika sirkulasi udara kurang maka
uap bahan kimia tidak dapat segera keluar dari ruangan yang memungkinkan
praktikan menghirup bahan kimia berbahaya.

15
6. Pada setiap ruangan laboratorium tempat praktikun hendaknya selalu tersedia
peralatan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja minimal adalah : alat
pemadam api ringan (APAR), peralatan pencuci muka, dan mata (eye wash),
dan peralatan mandi guyur (shower)

Penanganan Pertama Saat Terjadi Kecelakaan di Laboratorum


Pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) dimaksudkan untuk
memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut
diberikan oleh dokter. Tindakan yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan
untuk memberikan pertolongan sampai selesai. Hal-hal yang belum dapat
diselesaikan harus diserahkan kepada dokter. Namun demikian usaha yang
dilakukan dalam PPPK harus semaksimal mungkin dan ditujukan untuk : (1).
Menyelamatkan jiwa korban (2). Meringankan penderitaan korban serta mencegah
terjadinya cedera yang lebih parah (3). Mempertahankan daya tahan korban sampai
pertolongan yang lebih pasti dapat diberikan.
Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak siap menghadapinya.
Kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat
akibatnya membuat orang cepat panik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan tindakan PPPK, yaitu:

1. Jangan panik, tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap
tenang.
2. Tempatkan di ruang yang terbuka.
3. Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti, segera kerjakanlah pernafasan
buatan dari mulut ke mulut.
4. Jika mengeluarkan darah, hentikan pendarahan.
5. Jika kecelakaannya parah, segera bawa ke rumah sakit.

Penanganan Kebakaran di Laboratorium


Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran
dilaboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang

16
mudahterbakar atau kertas yang berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk
menghindari hal tersebut lakukan hal berikut:
1. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak
2. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar
3. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan
yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa perempuan yang
berambut panjang untuk diikat
4. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran diitinjau dari aspek
kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang berlangsung “hebat” sambil
melepaskan energi yang cukup besar sehingga gas yang bereaksi tersebut
memancarkan cahaya.

2.4 Hasil Observasi


Observasi dilakukan di Laboratorium SMP Negeri 11 Kota Jambi. Dari hasil
observasi didapatkan hasil pedoman safety laboratorium sebagai berikut :
NO PERLENGKAPAN SAFETY ADA TIDAK ADA
1 Kotak P3K V
2 APAR V
3 Bak Cuci Tangan V
4 Tempat Limbah B3 V
5 Ventilasi Udara V

Pada laboratorium di SMP N 11 Kota Jambi sudah memiliki alat safety yang
sangat diperlukan dilaboratorium, dari hasil yang didapatan hanya tempat limbah
B3 yang belum ada dikarenakan adanya kendala pada lahan dan juga anggaran
biaya. Pada alat seperti p3k, bak cuci tangan, APAR, dan Vnetilasi Udara masih
bisa digunakan dengan baik oleh guru dan siswa. Tetapi dalam kegiatan
dilaboratorium siswa belum menggunakan perlengkapan perlindungan diri seperti
jas lab, sarung tangan, masker dan sepatu. Bahkan saat dilakukan praktikum siswa
wajib melepaskan sepatu agar tetap menjaga kebersihan ruangan. Padahal hal ini
berbahaya dilakukan karena kaki tidak terlindungi jika terjadinya kecelakaan.

17
Namun mengingat ditingkatan SMP belum dilaksanakannya praktikum yang berat,
maka hal ini masih bisa dimaklumi oleh guru karana keterbatasan ruang dan juga
menjaga kebersihan laboratorium.
Pada laboratorium ini belum memiliki ruang alat dan bahan kimia yang
mana pada ruangan laboraorium hanya di sekat dengan lemari sebagai penganti
ruang alat dan bahan, hal ini dikarenakan keterbatasan biaya dan juga lahan
Kawasan SMP 11 Kota Jambi, maka untuk sementara ruang alat dan bahan kimia
maupun biologi disekat didalam ruangan praktikum. Pada safety yang lain ruang
labortaorium ini juga terletak di lantai 2 dan berdekatan dengan ruang kelas sebagai
tempat belajar maka secara optimalnya untuk meminimalisir kegiatan kecelakaan
dilaboratorium seharusnya di letakan saja dilantai 2, dan pihak guru juga
menyampaikan hal ini dikarenakan kurang koordinasi antara pimpinan pendidikan
kepada guru.
Akan tetapi untuk setingkat SMP menurut kami sudah cukup baik karena
masih terdapat alat-alat dasar untuk persiapan jika ada kecelakaan dilaboratorium
sebagai langkah meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

2.5 Desain Laboratorium


Desain suatu laboratorium harus memenuhi tiga sayarat, yaitu kesehatan
dan keamanan kerja, rasa nyaman dan efisien energi (TSI Incorporated, 2010).
Laboratorium harus didesain untuk memenuhi keamanan dan kesehatan kerja bagi
orang-orang yang bekerja di laboratorium tersebut. Banyak bahan-bahan kimia atau
bahan bahan biologi yang berbahaya dan digunakan dalam kegiatan laboratorium.
Oleh karena itu keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama.
Kenyamanan laboratorium juga harus menjadi perhatian karena laboratorium yang
pengap dan panas karena kurang udara juga dapat mengganggu kesehatan para
pekerja disamping tidak membuat betah para pekerja. Oleh karena itu laboratorium
harus memiliki ventilasi yang baik sehingga membuat para pekerja menjadi
nyaman. Standar laboratorium berikut dapat digunakan sebagai referensi dalam
mendesain laboratorium sains.

18
1. Ukuran dan Lokasi Laboratorium
Ruangan laboratorium sebaiknya berbentuk persegi empat atau yang
mendekati dengan ukuran tertentu. Standar yang berlaku di Inggris menyebutkan
bahwa setiap siswa membutuhkan ruang seluas sekitar 3 m2. Oleh karena itu ukuran
standar laboratorium yang diperuntukkan bagi 30 siswa seluas 90 m2 dengan rasio
perbandingan panjang dan lebar antara 1: 0,8 atau 1: 1,1 (Piggott, 2011).
Departemen pendidikan Hong Kong mewajibkan setiap laboratorium sains
memiliki ukuran sekitar 120 m2 dengan lebar minimal dari 7 m di setiap sisinya
(Education Department, 1995).
Ruang laboratorium sebaiknya tidak memiliki pilar (tiang) di tengahnya
sehingga pemandangan guru tidak terganggu. Setiap laboratorium wajib memiliki
ruang persiapan (preparation room) yang dapat digunakan untuk menyiapkan
kegiatan praktikum, perbaikan peralatan maupun penyimpanan alat dan bahan. Satu
ruang persiapan dapat digunakan untuk satu atau dua laboratorium yang berdekatan.
Ruang persiapan disarankan memiliki ukuran sekitar 45 m2 (Education
Department, 1995).

Lokasi laboratorium sangat disarankan untuk berdekatan satu dengan yang


lain sehingga memudahkan administrasi dan pengelolaannya. Apabila bangunan

19
laboratorium bertingkat, maka tempat penyimpanan bahan kimia atau laboratorium
kimia perlu mendapat perhatian khusus. Laboratorium tersebut harus ditempatkan
pada bagian paling atas untuk menjaga bahaya gas atau debu yang keluar dari bahan
kimia atau lemari asam.

2. Pintu Masuk
Setiap laboratorium sebaiknya memiliki dua pintu masuk yang berlokasi di ujung
ruangan (Education Department, 1995). Salah satu pintu tersebut harus berfungsi
sebagai pintu darurat yang harus bisa dibuka dari dalam. Semua pintu dan jalan
harus tidak terhalangi dari apapun seperti meja dan kursi sehingga tidak
mengganggu jika terjadi kondisi darurat. Salah satu dari pintu masuk tersebut
sebaiknya merupakan pintu dengan dua daun pintu sehingga memudahkan akses
keluar masuk jika ada peralatan laboratorium yang berukuran besar.

3. Ventilasi
Laboratorium harus didesain untuk kenyamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja. Ruangan laboratorium yang terlalu pengap dan panas akan
menurunkan produktivitas para pekerja di laboratorium. Oleh karena itu ventilasi
yang menjadi tempat keluar masuknya udara ke dalam laboratorium memiliki peran
penting dalam menjaga suhu laboratorium agar tetap nyaman. Prinsip dasarnya
adalah jumlah udara yang masuk ke dalam laboratorium harus sama dengan jumlah
udara yang keluar dari laboratorium atau udara yang masuk ke dalam laboratorium
harus keluar sehingga volume udara di dalam laboratorium selalu tetap atau
konstant (TSI Incorporated, 2010).
4. Standar Ruang Laboratorium
Standar sarana dan prasarana sekolah SMA atau MA telah dijelaskan
dalam peraturan menteri pendidikan dalam Nomor 24 tahun 2007 yang
mencakup 3 aspek yaitu: Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar
atau madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah (SMP/MTS), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah
(SMA/MA) mencakup kriteria minimum. \

20
Standar sarana dan prasarana laboratorium dapat dikatakan sebagai
tempat pembelajaran, laboratorium mempunyai standar untuk sarana dan
prasarana yang mencakup: ruang laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-
alat laboratorium dan bahan-bahan laboratorium
a. Ruang administrasi atau staf
Ruang administrasi atau staf mempunyai standar yang mencakup
ukuran yang berkisar antara 15-20 m2 , merupakan ruangan yang digunakan oleh
para Pembina praktikum dimana ruangan ini dilengkapi dengan beberapa
perlengkapan seperti meja, lemari buku, meja computer, dan papan tulis dimana
dokumen laboratorium dan buku literature ditempatkan di ruangan ini.
b. Ruangan Persiapan
Ruangan persiapan merupakan ruangan yang digunakan untuk
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum, kalua ruangan
laboratorium mempunyai ukuran 100 m2, maka ruangan persiapan hanya 20%
sehingga ukurannya hanya 20 m2. ruangan ini secara khusus hanya digunakan oleh
pengelola laboratorium untuk mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh peserta didik.
c. Ruang Kegiatan Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan praktikum yang digunakan oleh peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dimana mencakup proses
belajar mengajar yang mempunyai ukuran 90 m2, tidak termasuk ruang persiapan
serta ruang gedung pada dinding terdapat papan tulis dan rak yang digunakan untuk
menyimpan, dimana papan tulis diletakkan/digantung berdekatan dengan ruangan
persiapan, didalam ruangan terdapat ruang ventilasi dan digunakan juga untuk
penerangan. Di dalam laboratorium terdapat meja yang digunakan untuk 2-4
praktikan, yang terbuat dari kayu yang keras. diruangan ini dilengkapi oleh tempat
yang digunakan untuk menyimpan alat laboratorium, terdapat meja demonstrasi
yang diletakkan di depan yang berguna untuk
mendemonstrasikan apa yang sudah dipraktikumkan, meja demontrasi ini
harus bisa dilihat oleh semua praktikan, pada meja demonstrasi tersebut
harus mempunyai tinggi 20-30 cm. pada ruangan eksperimen sering dilakukan

21
berbagai kegiatan praktikum yang berguna untuk menunjang pembelajaran dalam
IPA.
d. Ruang Penyimpanan Lemari
Ruang penyimpanan di laboratorium adalah ruangan yang berisi
alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pelaksanaan praktikum
berlangsung ruangan ini disediakan khusus untuk menyimpan alat dan
bahan.ruang penyimpanan merupakan tempat penyimpanan alat dan bahan
agar alat maupun bahan aman. penyimpanan alat laboratorium bergantung
pada fasilitas yang berada pada laboratorium karena di dalam laboratorium
biasanya ada beberapa perabotan yang digunakan untuk menyimpan alat
maupun bahan yang berada pada tempat penyimpanan berupa lemari,
lemari gantung, lemari di bawah meja,rak dan laci.

22
2.6 Perbandingan Laboratorium Standar dan Laboratorium Sekolah

Desain Laboratorium IPA SMP N 11 Kota Jambi

Ruang Kepala
Ruang Alat
Labor

Lemari Alat Lemari Alat


IPA
SO

Lemari Alat
P3K

BC
BC

PT

Keterangan :
BC : Bak Cuci
PT : Papan Tulis
SO : Struktur Organisasi

23
Ruang Laboratorium IPA 11 Kota Jambi
Laboratorium SMPN 11 Kota Jambi memiliki luas 18 m x 8 m dilengkapi
satu pintu masuk dan ventilasi dengan kapasitas 20 siswa. Di dalam laboratorium
terdapat ruang penyimpanan alat dan ruang kepala labor seluas 6 m x 8 m yang juga
digunakan sebagai ruang persiapan, terdapat bak cuci dan meja demonstrasi serta
meja dan kursi siswa. Namun pada laboratorium tersebut belum dilengkapi dengan
alat emergency lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium SMPN
11 Kota Jambi masih belum memenuhi standar laboratorium sains.

Tabel 1. Perbandingan standarisasi laoratorium SMPN 11 Kota Jambi


NO Standarisasi Ada Belum ada
1 Ukuran dan lokasi 
2 Peralatan (Meja dan kursi) 
3 Lemari Asam 
4 Lemari tas 
5 Listrik 
6 Air dan Bak cuci 
7 Fasilitas Emergency 

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian ujicoba penelitian, dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas
dan kualitas yang memadai. Fungsi laboratorium sendiri ialah sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan dikelas.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan
secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Manajemen Pengelolaan laboratorium meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengadministrasian, penataan, dan pengamanan.
Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium bertujuan agar petugas,
pengguna, dan lingkungan laboratorium saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pengguna maupun pelaksana
merupakan langkah yang penting untuk mewujudkan tujuan tersebut. Demikian
pula dengan pihak-pihak yang bekerja harus berpartisipasi secara aktif, bukan
hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Hal
utama yang perlu dilakukan adalah dengan mematuhi peraturan bekerja di
laboratorium dan bekerja dengan aman serta didukung oleh infrastruktur yang
memadai sesuai dengan prosedur yang ada. Melalui kegiatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, diharapkan pengguna laboratorium yang bekerja di
laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas dapat
dijalankan secara maksimal, baik itu untuk pendidikan maupun dalam hal
pelayanan publik.

25
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja. 2004. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium. Bandung: Pelatihan


Pengelolaan Laboratorium Guru-guru SMP
Emda, A. (2017). Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal, 5(1), 83. https://doi.org/10.22373/lj.v5i1.2061
Gusti Lanang Wiratma, I. (2015). Pengelolaan Laboratorium Kimia pada SMA
Negeri di Kota Singaraja: (Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti). JPI (Jurnal
Pendidikan Indonesia), 3(2), 425–436. https://doi.org/10.23887/jpi-
undiksha.v3i2.4459
Misdarpon, Fatori. 2013. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan.
Kemendikbud
Modul Kesehatan dan Keselamatan kerja. Insitut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Nugroho, et al. 2020. Panduan Cepat Keamanan Pekerja diLaboratorium Biologi
Molekuler. Jakarta: IAAD press
Permendiknas. No 24. Tahun 2007
Rahmantiyoko A., Sunarmi, S. and Rahmah, F. K. Keselamatan dan Keamanan
Kerja Laboratorium’, IPTEK Journal of Proceedings Series, no 4 (2019): 36–
38.
Redjeki, Sri. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta. Pusdik SDM
Kesehatan.
Solichin, Endarto FEW, Ariwinanti D. Penerapan Personal Protective Equipment
(Alat Pelindung Diri) Padalaboratorium Pengelasan. Jurnal Teknik Mesin 22,
no 1 (2014): 89 103.
EducationDepartment. (1995) Science Laboratories. Fixtures & Furniture.
Physical and Biological Science Section, Advisory Inspectorate. Education
Department, Wan Chai, Hong Kong.

27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai